1 SM
1 SM
1 SM
Hal. 42-52
ABSTRACT
Microorganisms in nature have a rich diversity and have an important role in human lives,
especially in agriculture. Some types of bacteria live in the area of plant roots called rhizobacteria. Some
rhizobacteria has the ability to stimulate the growth of crops such as produce IAA (Indole Acetic Acid).
This study aims to find rhizobacteria in maize (Zea mays L.) which has the ability to produce IAA
(Indole Acetic Acid) that can be used as a reference in rhizobacteria resource utilization to increase
agricultural production in a sustainable and environmentally friendly.This study was conducted with
bacterial isolation, characterization of bacterial isolates in colony and cell morphology, The test of
rhizobacteria’s ability to produce IAA (Indole Acetic Acid), the molecular identification of the isolates
were able to produce IAA rhizobacteria and confirmatory tests. The results of isolation obtained
seventeen isolates of rhizobacteria where there is a one of isolate (J.6) is able to produce 20.5 ppm IAA in
TSB (Tryptic Soy Broth) supplemented with 100 ppm of L-tryptophan. The Result of the molecular
identification show that isolate which has the ability to produce IAA has 97% similarity with Bacillus
safensis Strain A-2. Isolate “J.6” have the same characteristic features with Bacillus safensis. They are a
gram-positive, rod-shaped, capable of forming endospores, motile, catalase positive, capable of
fermenting glucose and hydrolyzing a starch.
Key word : Rhizobacteria, Indole Acetic Acid, Bacillus safensis Strain A-2
ABSTRAK
Mikroorganisme di alam memiliki keanekaragaman yang berlimpah dan memiliki peranan yang
penting dalam kehidupan manusia, khususnya dalam bidang pertanian. Beberapa jenis bakteri hidup di
area perakaran tanaman yang disebut dengan rhizobakteri. Beberapa rhizobakteri mempunyai kemampuan
dalam memacu pertumbuhan tanaman seperti menghasilkan IAA (Indole Acetic Acid). Penelitian ini
bertujuan untuk mencari rhizobakteri pada tanaman jagung (Zea mays L.) yang mempunyai kemampuan
dalam menghasilkan IAA (Indole Acetic Acid) sehingga bisa dijadikan sebagai acuan dalam pemanfaatan
sumber daya rhizobakteri untuk meningkatkan produksi pertanian secara berkelanjutan dan ramah
lingkungan. Penelitian ini dilakukan dengan isolasi bakteri, karakterisasi isolat bakteri secara morfologi
koloni dan sel, uji kemampuan rhizobakteri dalam menghasilkan IAA (Indole Acetic Acid), identifikasi
secara molekuler isolat rhizobakteri yang mampu menghasilkan IAA dan uji konfirmasi. Hasil isolasi
diperoleh tujuh belas isolat rhizobakteri dimana terdapat satu isolat rhizobakteri (J.6) yang mampu
menghasilkan 20,5 ppm IAA pada medium TSB (Tryptic Soy Broth) yang disuplementasi dengan 100
ppm L-triptofan. Hasil identifikasi secara molekuler menunjukan isolat yang mampu menghasilkan IAA
tersebut mempunyai kemiripan 97% dengan Bacillus safensis Strain A-2. Isolat J.6 mempunyai ciri
karakteristik yang sama denganBacillus safensis yaitu merupakan bakteri gram positif, berbentuk batang,
mampu membentuk endospora, bersifat motil, katalase postif, mampu memfermentasi glukosa
sertamenghidrolisis pati.
didapatkan dipindahkan ke agar miring sebagai warna dari kuning menjadi menjadi merah.
kultur kerja. Absorbansi diukur dengan menggunakan
spektrofotometer dengan panjang gelombang 530
Karakterisasi Morfologi Koloni dan Sel nm. Jumlah IAA dihitung dengan menggunakan
Karakterisasi morfologi koloni kurva standar.
rhizobakteri dilakukan berdasarkan petunjuk
Cappucino & Sherman (1987) yaitu pengamatan Identifikasi Molekuler
koloni rhizobakteri yang meliputi warna koloni, Ekstraksi DNA dilakukan menggunakan
ukuran koloni , tepian koloni , bentuk koloni , dan metode Chelex (Walsh et al., 2013). Metode ini
elevasi . dilakukan dengan cara memasukkan 3 ose kultur
Pengamatan morfologi sel dilakukan bakteri ke dalam mikrotube yang telah berisi 100
dengan pewarnaan gram (Cappucino & Sherman, µL ddH2O kemudian ditambah 1 ml saponin 0,5
1987). Pewarnaan gram dilakukan dengan % dalam PBS 1 X kemudian diinkubasi selama 24
membersihkan gelas benda dengan alkohol jam pada suhu 4 0C. Setelah 24 jam, sel bakteri
sehingga bebas lemak, kemudian dipanggang di yang telah direndam dalam saponin kemudian
atas nyala bunsen. Preparat apusan bakteri dibuat disentrifugasi 12000 rpm selama 10 menit.
dengan mengambil secara aseptik 1 ose suspensi Supernatan dibuang kemudian natan ditambah
biakan bakteri lalu diratakan di atas permukaan 100 µL ddH2O dan 50 µL 20% chelex secara
gelas benda kira-kira seluas 1 cm2. Olesan bakteri aseptis. Suspensi dididihkan selama 10 menit dan
diberi 2-3 tetes pewarna Kristal violet (gram A) divorteks setiap 5 menit. Suspensi kemudian
dan dibiarkan selama 1 menit. Zat warna berlebih disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan
dicuci dengan air mengalir dan dikeringanginkan. 12.000 rpm. Supernatan yang mengandung DNA
Olesan bakteri digenangi dengan 2 tetes larutan diambil dan dipindahkan pada eppendorf bersih.
lugol iodin (gram B), dibiarkan selama 1 menit. Kuantitas DNA hasil ekstraksi diukur dengan
Zat warna berlebih dicuci dengan air mengalir dan menggunakan nanospektrofotometer. Supernatan
dikeringanginkan. Olesan dicuci dengan larutan merupakan DNA yang siap digunakan untuk
alkohol aseton (gram C) selama 30 detik. Zat proses PCR.
pewarna berlebih dibilas dengan air mengalir dan Amplifikasi PCR dengan 16S rRNA
dikeringanginkan. Olesan diberi cat safranin mengggunakan metode Lee et al. (2006). Volume
(gram D) selama 2 menit, dicuci dengan air formula yang diamplifikasi PCR adalah sebesar
mengalir dan dikeringanginkan. Preparat diamati 50 µL yang terdiri dari 3 µL DNA, 1,5 µL primer
dibawah mikroskop dengan perbesaran kuat 27F, 1,5 µL primer 1492R, 25 µL kit promega dan
(1000x) menggunakan minyak emersi. Bakteri 19 µL ddH2O. Perlakuan temperatur yang
gram negatif akan berwarna merah, sedangkan digunakan pada PCR ini adalah : pradenaturasi
gram positif akan berwarna ungu. yaitu memanaskan DNA supaya untai ganda DNA
terpisah pada 950C selama 3 menit, kemudian 30
Uji Kemampuan Rhizobakteri dalam siklus (denaturasi pada 950C selama 1 menit,
Menghasilkan IAA annealing pada 55 0C selama 1 menit, dan
extension pada 72 0C selama 1 menit), final
Pengukuran kemampuan rhizobakteri extension pada 72 0C selama 7 menit. Primer yang
dalam menghasilkan IAA menggunakan metode digunakan untuk PCR 16S rRNA adalah primer
Gordon dan Weber (Miliute dan Buzaite, 2011) universal 27F (5’-
dengan menggunakan reagen ferri klorida-asam AGAGTTTGATCMTGGCTCAG-3’) dan primer
perklorat (FeCl3-HCLO4) 1 ml isolat bakteri 1492R (5’-GGTTACCTTGTTACGACTT-3’).
dinokulasikan pada 20 ml medium TSB yang Visualisasi produk PCR 16S rRNA
diperkaya dengan 100 ppm L-triptofan diinkubasi dilakukan mengguakan analisis elektroforesis
selama 2 hari dalam kondisi dishaker 120 rpm. 1,5 dengan cara memasukkan 5 µl produk PCR
ml kultur bakteri selanjutnya disentrifugasi dengan ditambahkan 1 µl loading dye ke dalam
dengan kecepatan 12000 rpm selama 5 menit. sumuran gel agarose 0,8 % yang telah direndam
Supernatan diambil dan ditambahkan reagen larutan buffer TAE 0,5 x, gel kemudian
salkowski dengan perbandingan (1:2) dan dielektroforesis dengan voltase sebesar 100 V
diinkubasi selama 25 menit pada suhu kamar. selama 30 menit. Gel kemudian direndam
Supernatan yang mengandung IAA akan berubah ethidium bromida selama 20 menit untuk
Jurnal Biologi, Volume 3 No 3, Juli 2014
Hal. 42-52
mewarnai pita DNA yang terperangkap pada gel. dapat dilihat dalam tabung durham (Pyar & Peh,
Terakhir, pita hasil PCR dilihat menggunakan alat 2014).
Gel Doc. Uji hidrolisis pati dilakukan dengan
Produk PCR yang diperoleh diuji untuk menggunkan medium agar pati. Medium dalam
penentuan sekuens 16S rRNA. Sekuens yang cawan petri yang telah diinokulasikan isolat
diperoleh dianalisis dengan menyejajarkan urutan bakteri dan diinkubasi pada suhu ruang selam 24
nukleotida dengan sekuens yang diduga terdapat jam. Setelah terlihat adanya pertumbuhan, larutan
dalam genbank menggunakan program MEGA 5, iodium/lugol diteteskan disekitar koloni.
kemudian daerah yang memiliki kesamaan urutan Terbentuknya zona bening disekitar koloni
sekuens dianalisis kembali menggunakan menandakan terkadinya hidrolisis pati oleh enzim
penyejajaran yang terdapat dalam fasilitas amilase (Cappuccino & Sherman, 1987).
penyejajaran Basic Local Alignment Search Tool Pengamatan spora menggunakan metode
(BLAST) untuk menentukan persentase kesamaan Klein (Bonang dan Koeswardono, 1982). Iisolat
pasangan basa dengan isolat referensi yang bakteri dibuat suspensi sehingga menyerupai air
terdapat di gen bank. susu. Suspensi kemudian ditambahkan dengan
fushin karbol dalam jumlah yang sama banyaknya
Uji Konfirmasi Karakteristik Isolat Penghasil dengan suspensi. Campuran suspensi dipanaskan
IAA dengan api selama 6 menit kemudian dibuat
Isolat penghasil IAA yang telah sediaan. Sediaan dikeringanginkan dan
diidentifikasi secara molekuler, kemudian diuji direkatkan. Sedian dicelupkan ke dalam larutan
beberapa karakteristik yang dimiliki. Uji yang H2SO4 1% selam 2-3 detik kemudian dicuci
dilakukan meliputi uji motilitas, uji katalase, uji dengan air. Sediaan ditetesi dengan larutan biru
fermentasi karbohidrat, uji hidrolisis pati, dan metilen selama 2-4 menitkemudian dicuci dengan
pewarnaan endospora. air dan dikeringkan.
Uji motilitas dilakukan dengan
diinokulasikanya ujung ose lurus yang HASIL DAN PEMBAHASAN
mengandung isolat bakteri kedalam medium TSB
yang mengandung agar 0,5 % (agar lunak). Diperoleh 17 isolat rhizobakteri dari
Selanjutnya diinkubasikan pada suhu ruang rhizosfer tanaman jagung di area pertanian semi
selama dua hari. Bila pertumbuhan menyebar, organik Desa Batur Kec. Getasan Kab. Semarang.
maka bakteri tersebut bergerak atau motil, dan Isolat yang diperoleh dikarakterisasi berdasarkan
bila pertumbuhan bakteri tidak menyebar, hanya kenampakan morfologi koloni dan sel (Lihat
berupa garis saja, maka bakteri tersebut bersifat Tabel 1). Semua isolat yang diperoleh termasuk
tidak bergerak (non motil) (Savitri, 2006). kelompok bakteri gram positif dan berbentuk
Uji katalase diamati dengan mengambil batang. Isolat yang diperoleh kebanyakan
sedikit biakan bakteri yang diletakan pada gelas berwarna putih dengan tingkat kecerahan yang
obyek kemudian diteteskan beberapa tetes larutan berbeda-beda dan berbetuk circuler.
H2O2 3% diatas gelas obyek tersebut. Hasil positif Semua isolat yang diperoleh diuji
pada uji katalase ditunjukkan dengan munculnya kemampuanya dalam menghasilkan IAA (Indole
gelembung udara (O2) di dalam larutan H2O2 Acetic Acid) dengan menginokulasikan 1 ml
berarti bakteri memiliki enzim katalase kultur isolat rhizobakteri pada medium TSB yang
(Cappucino & Sherman, 1987). diperkaya dengan 100 ppm L-triptofan. . Hasil uji
Pengujian fermentasi karbohidrat dapat menunjukan isolat J.6 mampu menghasilkan
diamati menggunakan phenol red indicator. Uji IAA (Lihat Tabel 2). Isolat J.6 terbukti mampu
fermentasi karbohidrat dengan menggunkan menghasilkan IAA terlihat dari adanya perubahan
medium glukosa 0,1 %. 5 ml medium glucose warna dari kuning menjadi merah muda pada
broth ditempatkan dalam tabung reaksi dan sampel yang telah ditambah reagen salkowski
didalamnya terdapat tabung durham. Bakteri yang (Gambar 1).
diuji, diinokulasikan pada medium tersebut, Kemampuan isolat J.6 dalam
kemudian diinkubasi pada temperatur yang sesuai menghasilkan IAA dihitung dengan menggunakan
selama 48 jam. Bakteri yang mampu kurva standar yang sudah dibuat . Isolat J.6
memfermentasi dengan menghasilkan asam mampu menghasilkan 20,1 ppm IAA pada
ditunjukan dengan perubahan warna medium medium TSB yang diperkaya dengan 100 pmm L-
setelah diinkubasi menjadi kuning dan adanya gas
Jurnal Biologi, Volume 3 No 3, Juli 2014
Hal. 42-52
hasil penelitian Satomi, et al. (2006) dan katalase postif. Bacillus safensis mampu
Kothari, et al. (2013). Isolat J.6 mempunyai menghasilkan asam dari medium glucose
karakteristik yang sama dengan Bacillus broth tapi tidak mampu menghasilkan gas
safensis(Tabel 2).Satomi et al. (2006) pada medium yang sama. Menurut Kothari
menyebutkan bahwa Bacillus safensis et al. (2013) Bacillus safensis merupakan
merupakan berbentuk batang dan termasuk kelompok bakteri yang berpotensi sebagai
dalam kelompok bakteri gram positif. PGPR dan kuat dalam menghasilkan
Bacillus safensis bersifat motil dan mampu fitohormon.
membentmampu membentuk endospora.
Bacillus safensis mampu menghidrolisis
pati dan termasuk dalam kelompok bakteri
Jurnal Biologi, Volume 3 No 3, Juli 2014
Hal. 42-52
Karakteristik yang diamati Sifat J.6 Bacillus safensis (Satomi et al., 2006
dan Kothari et al., 2013)
Pewarnaan Gram + +
Bentuk Batang Batang
Motiltas + +
Membentuk Endospora + +
Fermentasi glukosa
Terbentuk Asam + +
Terbentuk Gas (-) (-)
Hidrolsis Pati + +
Katalase + +
Kemampuan Menghasilkan + +
Fitohormon
Keterangan: tanda + berarti postif
tanda (-) berarti negatif
Widiarta, A., Soeryo, A., dan Widodo. Widyawati, A. 2008. Bacillus sp. Asal
2011. Analisis Keberlanjutan Praktik Rhizosfer Kedelai Yang Berpotensi
Pertanian Organik Di Kalangan Petani. Sebagai Pemacu Pertumbuhan
Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Tanaman Dan Biokontrol Fungi
Komunikasi, dan Ekologi Manusia Patogen Akar. Thesis. Program Studi
5(1): 71-89. Biologi Sekolah Pascasarjana IPB,
Bogor.