Khutbah Idul Adha 1434 H
Khutbah Idul Adha 1434 H
Khutbah Idul Adha 1434 H
َ ُالس ْع َي قَ َال يَابُيَنَّ إِيِّن أ ََرى يِف الْ َمنَ ِام أَيِّن أَ ْذحَب
[ك فَانْظُْر َما َذا َتَرى َّ ُ] َفلَ َّما َبلَ َغ َم َعه
“Maka tatkala anak itu telah sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: hai
anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa
pendapatmu” (TQS. ash-Shaffat: 102).
Terhadap perintah itu, Nabi Ibrahim mengedepankan kecintaan yang tinggi yakni kecintaan kepada Allah
Swt dan menyingkirkan kecintaan yang rendah, yakni kecintaan kepada anak, harta, dan dunia.
Perintah amat berat itu pun disambut oleh Ismail As dengan penuh kesabaran. Ismail pun mengukuhkan
keteguhan jiwa ayahandanya dengan mengatakan:
ِ َّ ت ا ْف َعل ما ُت ْؤمر ستَ ِج ُديِن إِ ْن َشاء اللَّهُ ِمن
ِ ]قَ َال يا أَب
َ الصاب ِر
[ين َ َ َ َُ َ ْ َ َ
Wahai Ayahanda, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk
orang-orang yang sabar” (TQS. ash-Shaffat: 102)
هللا أكبر َوهللِ ا ْل َح ْم ُد، هللاُ ْأك َب ُر،هللاُ ْأك َب ُر
Ma’asiral muslimin rahimakumullah,
Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail tersebut seharusnya menjadi teladan bagi kita saat ini. Tidak hanya
teladan dalam pelaksanaan ibadah haji dan ibadah qurban, namun juga teladan dalam berjuang dan
berkorban demi terwujudnya ketaatan kepada hukum-hukum Allah Swt secara kaffah. Sungguh, kini banyak
hukum Allah Swt yang diabaikan, khususnya syariah Islam yang berkaitan dengan pengaturan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara, baik dalam bidang pemerintahan, ekonomi, sosial, hukum pidana,
pendidikan, politik luar negeri dan sebagainya.
Belum diamalkannya syariah Islam secara kaffah dalam kehidupan kita inilah yang menyebabkan kehidupan
kaum Muslimin terpuruk dan terjajah. Saudara-saudara kita di Suriah, Mesir, Palestina, Iraq, Afghanistan,
Xinjiang, Chechnya, Rohingya, Thailand Selatan, Filipina Selatan dan lainnya, dijajah, disiksa, dibantai dan
banyak yang diusir dari negerinya, tanpa ada yang melindungi dan membelanya.
Sementara di Indonesia, rakyat terhimpit kemiskinan, harga-harga kebutuhan pokok terus membumbung
tinggi, pendidikan mahal tapi kualitasnya rendah, kekayaan alam kita dikeruk oleh korporasi asing, layanan
kesehatan makin mahal, budaya kufur seperti Miss World semakin marak, dan korupsi kian merajalela.
Kasus yang terakhir, Ketua Mahkamah Konstitusi tertangkap tangan oleh KPK dengan barang bukti uang
sekitar Rp 4 milyar. Korupsi ini melibatkan tiga pilar demokrasi sekaligus yakni yudikatif, legislatif, dan
eksekutif. Ini bukti yang ke sekian kalinya bahwa demokrasi melahirkan korupsi.
Sungguh, pangkal keterpurukan ini bersumber pada satu hal yakni penyimpangan terhadap aturan Allah
Swt. Ini karena kaum Muslim berpaling dari Al-Quran. Keadaan itu telah diterangkan oleh Allah Swt dalam
QS. Thaha 124:
[َعمى ِ ِ ِ
َ ِض َعن ذ ْك ِري فَِإ َّن لَهُ َمع
ْأ َ ضنكاً َوحَنْ ُشُرهُ َي ْو َم الْقيَ َامة
َ ًيشة َ ]و َم ْن أ َْعَر
َ
“Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit dan Kami akan
mengumpulkan dia pada Hari Kiamat nanti dalam keadaan buta…”.
Menurut Imam Ibnu Katsir makna “berpaling dari peringatan-Ku” adalah: menyalahi perintah-Ku dan apa yang
Aku turunkan kepada Rasul-Ku, melupakannya dan mengambil petunjuk dari selainnya (Tafsir al-Quran al-‘Azhim,
V/323).
Sedangkan penghidupan yang sempit tidak lain adalah kehidupan yang semakin melarat, miskin, sengsara,
menderita, terjajah, teraniaya, tertindas dan sebagainya, sebagaimana yang terjadi di negeri-negeri Muslim
sekarang.
هللا أكبر َوهللِ ا ْل َح ْم ُد، هللاُ ْأك َب ُر،هللاُ ْأك َب ُر
Ma’asiral muslimin rahimakumullah,
Kondisi tersebut tak boleh dibiarkan dan didiamkan. Umat Islam harus bangkit dan siap berjuang untuk
mewujudkan perubahan besar dunia menuju penerapan syariah Islam secara kaffah, sebagaimana yang
diinginkan oleh Allah Swt melalui firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah: 208:
ِ الس ْل ِم َكآفَّةً والَ َتتَّبِعواْ خطُو
ِ َات الشَّيط ِ َّ
ٌ ِان إِنَّهُ لَ ُك ْم َع ُد ٌّو ُّمب
[ني ْ َ ُ ُ َ ِّ ين َآمنُواْ ْاد ُخلُواْ يِف
َ ]يَا أَيُّ َها الذ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kalian
menuruti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu”.
Untuk menerapkan syariah Islam secara kaffah dalam semua aspek kehidupan, baik individu, masyarakat,
dan negara, dibutuhkan institusi yang mewadahinya. Institusi tersebut tidak lain adalah Khilafah Islamiyah
yang berfungsi sebagaimunaffidzah al-syarî’ah atau pelaksana syariah. Hanya dengan Khilafah, Islam dapat
ditegakkan secara sempurna dan hukum-hukumnya dapat ditegakkan secara menyeluruh. Inilah yang
hilang dari dunia Islam karena Khilafah diruntuhkan pada tahun 1924 sehingga semua hukum Islam
ditelantarkan hingga sekarang.
Khilafah tersebut juga berfungsi sebagai penjaga (hârisah) bagi kaum Muslimin, baik agama, darah, harta,
maupun kehormatan mereka. Rasulullah Saw bersabda:
»«وإِمَّنَا ا ِإل َم ُام ُجنَّةٌ يُ َقاتَ ُل ِم ْن َو َرائِِه َويَُّت َقى بِِه
َ
Sesungguhnya seorang pemimpin itu adalah perisai, di belakangnya orang-orang berperang, dan kepadanya orang-
orang mencari perlindungan (HR. Bukhari-Muslim).
Kata Imam dalam hadits ini maksudnya adalah Khalifah. Imam an-Nawawi menyatakan, hadist itu bermakna
bahwa Imam/Khalifah merupakan benteng/tameng karena ia melindungi rakyat dari serangan musuh
terhadap kaum Muslimin, memelihara hubungan kaum Muslimin satu sama lain dan menjaga kekayaan
kaum Muslimin.
Urgensi negara sebagai penjaga bagi umat ini juga ditegaskan oleh al-Imam al-Ghazali. Beliau berkata:
) (االقتصاد يف االعتقاد. [ضائِ ٌع
َ َس لَهُ ف ِ
َ ُس لَهُ فَ َم ْه ُد ْو ٌم َو َما الَ َحار ٌ الس ْلطَا ُن َحا ِر
َّ س َو َما الَ أ ُّ ُس َو
ٌّ ]اَلدِّيْ ُن أ
Agama adalah pondasi, sedangkan kekuasaan adalah penjaga. Sesuatu tanpa pondasi akan roboh, dan sesuatu tanpa
penjaga akan hilang.
هللا أكبر َوهللِ ا ْل َح ْم ُد، هللاُ ْأك َب ُر،هللاُ ْأك َب ُر
Ma’asiral muslimin rahimakumullah,
Rasulullah Saw dan para shahabatnya telah menjadikan perjuangan dakwah untuk menerapkan syariah
dalam naungan Daulah Islam Madinah sebagai perkara hidup dan mati. Beliau Saw menegaskan bahwa
tidak akan mundur selangkah pun hingga kemenangan itu datang atau binasa dalam perjuangan. Rasulullah
bersabda:
.»ُك فِ ِيه َما َتَر ْكتُه ِ
َ َوالْ َق َمَر يِف يَ َسا ِري َعلَى أَ ْن أَْتُر َك َه َذا األ َْمَر َحىَّت يُظْ ِهَرهُ اللَّهُ أ َْو أ َْهل، س يِف مَيِييِن
َ َّم
ِ
َ «واللَّه لَ ْو َو
ْ ضعُوا الش َ
“Demi Allah, andai saja mereka bisa meletakkan matahari di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku, (lalu
mereka minta) agar aku meninggalkan urusan (agama) ini, maka demi Allah, sampai urusan (agama) itu dimenangkan
oleh Allah, atau aku binasa di jalannya, aku tetap tidak akan meninggalkannya.” (HR. Ibn Hisyam)
Karenanya wajib bagi kita kaum Muslimin untuk terus-menerus berjuang untuk menerapkan syariah Islam
dengan menegakkan Khilafah, sebagai bentuk ketaatan kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Tentu saja
dengan menanggung segala risiko hingga kita dimenangkan oleh Allah Swt atau kita binasa karenanya.
Memang perubahan besar dunia menuju tegaknya Khilafah tersebut tidak mudah, namun memerlukan
perjuangan dan pengorbanan yang besar dari segenap kaum Muslimin. Dengan pengorbanan itu, insya
Allah perjuangan yang sekilas tampak sulit itu akan menemukan hasilnya dalam waktu yang tidak lama lagi.
Sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah Swt:
ين ِمن َقْبلِ ِه ْم َولَيُ َم ِّكنَ َّن هَلُ ْم ِد َين ُه ُم ِ َّ َض َكم ا اس تخل
َ ف الذَ ْ َ ْ َ ِ َّهم يِف اأْل َْر
ِ ِ وع َد اللَّه الَّ ِذين آمنُوا ِمن ُكم وع ِملُوا َّ حِل ]
ُ الصا َات لَيَ ْستَ ْخل َفن ََ ْ َ َ ُ ََ
[اس ُقو َن ِ ك هم الْ َف ِ َ ِالَّ ِذي ارتَضى هَل م ولَيب ِّدلَنَّهم ِّمن بع ِد خوفِ ِهم أَمناً يعب ُدونَيِن اَل ي ْش ِر ُكو َن يِب َشيئاً ومن َك َفر بع َد ذَل
ُ ُ َ ك فَأ ُْولَئ َْ َ ََ ْ ُ ُْ َ ْ ْ ْ َ ْ َ ُ َُ َ ْ ُ َ ْ
“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih di antara kalian, bahwa Dia benar-benar
akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka
berkuasa; Dia benar-benar akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai untuk mereka; dan Dia
benar-benar akan menukar keadaan mereka —sesudah mereka berada dalam ketakutan— menjadi aman sentosa.
Mereka tetap menyembah Aku tanpa mempersekutukan Aku dengan sesuatu pun. Siapa saja yang kafir sesudah janji
itu, mereka itulah orang-orang yang fasik”. (QS. An-Nuur: 55)
هللا أكبر َوهللِ ا ْل َح ْم ُد، هللاُ ْأك َب ُر،هللاُ ْأك َب ُر
Ma’asiral muslimin rahimakumullah,
Akhirnya, marilah kita memohon kepada Allah, semoga Allah Swt mengabulkan seluruh permohonan kita.
Semoga Allah Swt memberi kita kesabaran dan keikhlasan, serta menguatkan kita untuk berperan penting
dalam upaya melakukan perubahan besar dunia menuju tegaknya Khilafah Islamiyah.
َحيَ ِاء ِ ِ ِِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ
ْ أَللّ ُه َّم ا ْغف ْر ل ْل ُم ْس لمنْي َ َوالْ ُم ْس ل َمات َوالْ ُم ْؤمننْي َ َوالْ ُم ْؤمنَ ات اَْأل،اللّ ُه َّم ا ْغف ْر لَنَ ا َول َوال َد ْينَا َو ْارمَحْ ُه َم ا َك َم ا َربَّيَانَ ا ص غَ ًارا
ِ
ِ ِمْنهم واْألَمو
ات َْ َ ْ ُ
ِ ِ َّ َّك أَنْت ِ ِ ِ ِ ِ
ب َعلَْينَ ا ْ ُالس مْي ُع الْ َعلْي ُم َوت َ َ اَللَّ ُه َّم َت َقبَّ ْل منَّا ُد َعا َئنَ ا إِن،َربَّنَ ا ظَلَ ْمنَ ا أَْن ُف َس نَا َوا ْن مَلْ َت ْغف ْرلَنَ ا َوَت ْرمَحْنَ ا لَنَ ُك ْونَنَّا م َن اخْلَاس ِريْ َن
.الر ِحْي ُم ِ
َّ اب ُ ت الت ََّّوَ َّْك اَن َ ان
صًرا َك َم ا مَحَْلتَ هُ َعلَى الَّ ِذيْ َن ِم ْن َقْبلِنَ ا َربَّنَ ا َوالَ حُتَ ِّم ْلنَ ا َم االَ طَاقَةَ لَنَ ا ِ ِ ِ ِ ِ
ْ َربَّنَا الَ تُ َؤاخ ْذنَا ا ْن نَّسْينَآ أ َْو اَ ْخطَأْنَا َربَّنَا َوالَ حَتْم ْل َعلَْينَآ ا
ص ْرنَا َعلَى الْ َق ْوِم الْ َكاِفِ ِريْ َن
ُ ْت َم ْوالَنَا فَان
ِ
َ ْف َعنَّا َوا ْغف ْرلَنَا َو ْارمَحْنَا اَن ُ بِه َو ْاع
ِ
ِ ِ ِ ِ ِ اب اِه ِزِم اْليه ود واَع وانَهم و ِ ِ
َ ص َار ُه ْم َو َرأْمُسَالِّينْي َ َوا ْخ َوانَ ُه ْم َوا ْش رِت َاكِّينْي َ ْص لْيبِِّينْي َ َواَنَ َ ْ ُ َ ْ َ َ ْ ُ َ ْ َح َز
ِ ْ اب وم ْه ِزم اْأل
َ ُ َ َاَللَّ ُه َّم يَ ا ُمْنـ ِز َل الْكت
اع ُه ْم ِ
َ ََو ُشُي ْوعِّينْي َ َواَ ْشي
ِِ ِ ِ هِب ِ ِ هِب ِ ك َد ْولَ ةَ اخْلِالَفَ ِة َعلَى ِمْن َه
َ اج َع ْلن اَ م َن الْ َع املنْيْ َو،ُاج النُُّب َّوة تُع ُّز َ ا اْ ِإل ْس الَ َم َواَ ْهلَ هُ َوتُ ذ ُّل َ ا الْ ُك ْف َر َواَ ْهلَ ه َ ُاَللَّ ُه َّم إِنَّا نَ ْس أَل
ِ ك يا اَرحم َّ مِح ِ ِِ ِ ِِ ِ ِ
َ الرا نْي َ َ ْ َ َ الْ ُم ْخلصنْي َ بإقَ َامت َها بإ ْذن
ِ ِ ِ ِّ ك ر ِ َ آلخر ِة َحس نَةً وقِنَ ا َع َذ ِ ُّ َربَّنَا آتِنَا يِف
َ ب الْع َّز ِة َع َّما يَص ُف ْو َن َو َس الَ ٌم َعلَى الْ ُم ْر َس لنْي َ َ ِّ َو ُس ْب َحا َن َرب،اب النَّار َ َ َ ْالد ْنيَا َح َسنَةً َويِف ا
. َ ب الْ َعالَ ِمنْي ِ واحْل م ُد
ِّ هلل َر َْ َ
ِ
اهللُ أَ ْكَب ْر اهللُ أَ ْكَبْر اهللُ أَ ْكَب ْر َوهلل احْلَ ْم ُد
والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته