Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Hubungan Lama Kerja Perawat Dengan Kepatuhan Pengisian Surgical Safety Checklist Di Instalasi Bedah Sentral

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Persatuan Perawat Nasional Indonesia: PPNI Jawa Tengah Journal

Hubungan Lama Kerja Perawat Dengan Kepatuhan Pengisian Surgical


Safety Checklist Di Instalasi Bedah Sentral

Maria Karolina Selano1, Yohanes Hendy Kurniawan2, Priyo Sambodo3


1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Elisabeth Semarang
2,3 Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang

Article Info Abstract


Article History: The use of the Surgical Safety Checklist reduces mortality and surgical
Accepted May 3rd 2019 complication. Nurse obedience in documenting the surgical safety checklist
is still low. It is showed that there is a lack of nurses awareness about the
Key words: importance of surgical safety checklist in an operation. This research aims
Length of work; Obedience; to know about the relationship between the years of service of the nurse
Surgical safety checklist and compliance with filling surgical safety checklist at Central Operating
Theatre. Design of this study uses cross-sectional approach. Sampling
technique uses total sampling technique, samples taken for study as many
as 23 respondents who met the inclusion and exclusion criteria. The data
are described in table form and a Fisher test was conducted with spss 21.
The highest work period are they who have light of work ≥ 3 years as many
as 15 respondent (65,2%) and respondents who have length of work < 3
years as many as 8 respondent (34,8%), for nurses obedience 18
respondents (78,3%) who did not complete the surgical safety checklist
while 5 respondents (21,7%) complete the surgical safety checklist
correctly. Fisher statistic test obtained p-value data is 0,586 > 0,05. There is
no relationship between the years of service of the nurse and compliance
with filling surgical safety checklist at Central Operating Theatre

PENDAHULUAN pelayanan yang telah diberikan. Pemerintah


mewajibkan program keselamatan pasien di
Rumah sakit adalah institusi pelayanan setiap rumah sakit dan akan dievaluasi
kesehatan yang menyelenggarakan melalui akreditasi oleh Komisi Akreditasi
pelayanan kesehatan perorangan secara Rumah Sakit ( T Bramantoro, 2017 )
paripurna yang menyediakan rawat inap,
rawat jalan dan gawat darurat. Salah satu Keselamatan pasien dan kualitas pelayanan
fasilitas pelayanan di rumah sakit adalah pasien adalah hal yang sangat penting dari
pelayanan pembedahan/operasi. Rumah penyampaian layanan kesehatan. Untuk
sakit mengutamakan keselamatan pasien setiap pasien, anggota keluarga dan
untuk meningkatkan mutu pelayanannya profesional kesehatan, keselamatan sangat
dan mendapatkan kepercayaan serta penting untuk penegakkan diagnosa,
kepuasan masyarakat terkait dengan tindakan kesehatan dan perawatan. Dokter,

Corresponding author:
Maria Karolina Selano
mariaselano100284@gmail.com
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 2 No 1, May 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.32584/jkmk.v2i1.267
e-ISSN 2621-5047
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 2 No 1, May 2019/ page 16-22 17

perawat dan semua orang yang bekerja di 2008) Menurut penelitian Karlina tentang
sistem kesehatan berkomitmen untuk evaluasi kepatuhan tim bedah dalam
merawat dan membantu pasien dan penerapan surgical safety cheklist WHO
memiliki keunggulan dalam penyedia pada operasi bedah mayor di instalasi
layanan kesehatan untuk semua orang yang bedah sentral PKU Muhammadiyah Bantul
membutuhkan. Namun sistem kesehatan menyatakan pengisian surgical safety
diseluruh dunia, menghadapi tantangan checklist baik sign in, time out, maupun sign
dalam menangani praktik yang tidak aman, out di Instalasi Bedah Sentral RS PKU
profesional layanan kesehatan yang tidak Muhammadiyah Bantul termasuk dalam
kompeten, tata pemerintahan yang buruk kriteria kurang patuh (Karlina, 2018)
dalam pemberian layanan kesehatan,
kesalahan dalam diagnosis dan perawatan Menurut penelitian Efa Trisna tentang
dan ketidakpatuhan terhadap standar hubungan persepsi tim bedah dengan
keselamatan pasien (D, Madden 2018) kepatuhan penerapan Surgical Patient
Safety pada pasien operasi bedah rumah
Keselamatan pasien rumah sakit adalah sakit umum daerah Mayjend HM. Ryucudu
suatu sistem dimana rumah sakit membuat didapatkan hasil ada hubungan bermakna
asuhan pasien lebih aman yang meliputi antara persepsi tim bedah dengan
asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan kepatuhan penerapan Surgical Patient
hal yang berhubungan dengan risiko pasien, Safety (Trisna, 2016) Sedangkan Penelitian
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan menurut Apriana Rista tentang hubungan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya beban kerja dengan kepatuhan pengisian
serta implementasi solusi untuk surgical patient safety cheklist pada
meminimalkan timbulnya risiko dan perawat di ruang Instalasi Bedah Sentral
mencegah terjadinya cedera yang Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang
disebabkan oleh kesalahan akibat menyatakan bahwa ada hubungan antara
melaksanakan suatu tindakan atau tidak beban kerja dengan kepatuhan pengisian
mengambil tindakan yang seharusnya surgical safety checklist pada perawat di
diambil (Biyang, fanny. 2008) Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit St.
Permasalahan patient safety terus diteliti Elisabeth Semarang (Apriana, astuti, &
dan dikembangkan oleh berbagai pihak Dedy, 2018)
penyedia layanan kesehatan. Berdasarkan
Hasil penelitian Diah Pratiwi tentang Kamar bedah Rumah Sakit Swasta
Faktor- faktor yang berhubungan dengan Semarang mempunyai 32 perawat dengan
penerapan patient safety pada perawat lama kerja perawat kurang dari 3 tahun
menyatakan ada hubungan antara sebanyak 8 perawat (21%) dan lama kerja
pendidikan, pelatihan, pengetahuan dan lebih dari 3 tahun sebanyak 24 perawat
motivasi dengan penerapan patient safety (79%). Lama kerja adalah suatu kurun
di instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum waktu atau lamanya tenaga kerja itu
Pancaran Kasih GMIM Manado (Diah bekerja disuatu tempat. Instalasi Bedah
Pratiwi Renoningsih, n.d. 2016) Sentral Rumah Swasta Semarang
mempunyai Standar Prosedur Operasional
Keselamatan pasien menjadi pusat (SPO) mengenai surgical safety checklist
perhatian dari Organisasi Kesehatan Dunia yang terdiri dari tiga fase yaitu verifikasi
(WHO) termasuk indonesia, sejak tahun pertama pada pasien yang akan dilakukan
2002 WHO melakukan kampanye mengenai tindakan (fase sign in), verifikasi sebelum
keselamatan pasien dan pada tahun 2008 pasien dilakukan insisi pembedahan (fase
mencanangkan Safe Surgery Save Lives time out), verifikasi tahap akhir sebelum
untuk meningkatkan keselamatan pada operasi selesai dan pasien meninggalkan
pelayanan bedah di dunia bagi seluruh ruang operasi ( fase sign out).
negara negara anggotanya (Biyang, fanny, Prosedur ini selalu dilakukan pada setiap
Maria Karolina Selano - Hubungan Lama Kerja Perawat Dengan Kepatuhan Pengisian Surgical Safety Checklist Di
Instalasi Bedah Sentral
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 2 No 1, May 2019/ page 16-22 18

tindakan pembedahan. Perawat sirkuler pengambilan sampel menggunakan tehnik


dikamar bedah bertugas melaksanakan total sampling dengan kriteria sampel
setiap fase tersebut dan adalah perawat sirkuler di Instalasi Bedah
mendokumentasikannya dalam lembar Sentral Rumah Sakit Swasta Semarang yang
surgical safety checklist yang telah tersedia. berjumlah 23 responden. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 12 – 26 Januari
Hasil observasi di Instalasi Bedah Sentral 2019. Analisa data yang digunakan adalah
Rumah Sakit Swasta Semarang pada tanggal analisa univariat untuk mendeskripsikan
12 – 29 september 2018 terdapat 41 lama kerja dan kepatuhan pengisian
tindakan operasi. Kelengkapan surgical safety checklist dan analisa bivariat
dokumentasi pada lembar surgical safety untuk menganalisa hubungan antara lama
checklist hanya 5 dokumen (10%) yang kerja dengan kepatuhan pengisian surgical
lengkap dan 36 dokumen (90%) tidak safety checklist dengan menggunakan SPSS
lengkap. Dokumen yang tidak lengkap yaitu 21. Uji yang digunakan yaitu uji fisher.
pada fase time out dan fase sign out. Pada
fase time out yang sering terjadi adalah Etika penelitian yang dilakukan yaitu
tidak ada pengisian pemberian profilaksis peneliti menjaga kerahasiaan hasil
antibiotik atau salah penulisan dalam penelitian baik informasi maupun masalah
pengisiannya, tidak mengisi perkiraan lama lain yang menyangkut privasi responden
operasi dan perkiraan jumlah kehilangan serta peneliti memberikan jaminan kepada
darah selama operasi sedangkan pada fase responden dalam penelitian dengan tidak
sign out tidak mengisi konfirmasi nama mencantumkan nama responden pada
tindakan operasi serta pengisian lembar observasi tetapi memberikan kode
kelengkapan jumlah instrumen, kasa dan atau inisial. Setelah data diperoleh, peneliti
jarum operasi. melakukan pengolahan data dengan
menggunakan beberapa tahap. Tahap
Berdasarkan fenomena tersebut peneliti pertama dari penelitian ini adalah editing
tertarik untuk melakukan penelitian untuk memeriksa kembali kebenaran data
tentang hubungan lama kerja perawat yang diperoleh atau dikumpulkan dengan
dengan kepatuhan pengisian surgical safety melakukan pengecekkan kelengkapan
checklist di Instalasai Bedah Sentral Rumah lembar surgical safety checklist dan lembar
Swasta Semarang. observasi.

METODE Tahap kedua dari proses pengolahan data


yaitu coding. Kode yang digunakan pada
Penelitian ini menggunakan metode variabel lama kerja yaitu kode 1 : < 3 tahun
kuantitatif dengan desain penelitian dan kode 2 : ≥ 3 tahun. Untuk variabel
deskriptif menggunakan pendekatan cross kepatuhan yaitu : Kode 1 : Pengisian
sectional untuk mempelajari hubungan lengkap (bila semua checklist terisi lengkap
lama kerja dengan kepatuhan pengisian dan benar), kode 2 : Pengisian tidak lengkap
surgical safety checklist di Instalasi Bedah (cheklist ada yang tidak terisi atau terisi
Sentral Rumah Sakit Swasta di Semarang. plengkap tetapi pengisisan tidak benar).
Cara pengumpulan data dengan observasi, Tahap ketiga adalah memasukkan data
data yang digunakan adalah data sekunder menggunakan SPSS 21, Tahap keempat
berupa lembar surgical safety checklist adalah tabulating atau menggelompokkan
pasien yang dilakukan tindakan operasi. ke dalam suatu data tertentu berbentuk
grafik atau bagan dan pada tahap yang
Populasi dalam penelitian ini adalah terakhir peneliti mengecek kembali data
seluruh perawat ruang Instalasi Bedah untuk melihat kemungkinan adanya
Sentral di Rumah Sakit Swasta Semarang kesalahan – kesalahan kode atau
yang berjumlah 32 perawat. Teknik
Maria Karolina Selano - Hubungan Lama Kerja Perawat Dengan Kepatuhan Pengisian Surgical Safety Checklist Di
Instalasi Bedah Sentral
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 2 No 1, May 2019/ page 16-22 19

ketidaklengkapan, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.


Diagram Alir Penelitian

- Kriteria inklusi :
Menentukan sampel  Perawat yang bertugas sebagai
penelitian perawat sirkuler di instalasi bedah
sentral Rumah Sakit Swasta di
Semarang
- Kriteria Eksklusi :
 Perawat yang sedang menempuh
tugas pendidikan
 Perawat asisten senior yang tidak
pernah menjadi perawat sirkuler

Mengumpulkan Data - Pelaksanaan pengumpulan data dengan


melalui Lembar SSC melakukan pengecekkan kelengkapan
lembar surgical safety checklist
- Lembar observasi

Pengolahan Data Input data dalam program SPSS versi 21

Analisa Bivariat - Uji statistik uji fisher

HASIL Tabel 1 Karakteristik Perawat


Indikator f %
Gambaran umum yang diamati berdasarkan Jenis Kelamin
analisis data adalah jenis kelamin, usia, - Laki – laki 12 52,17
tingkat pendidikan, lama bekerja, - Perempuan 11 47,83
Usia/tahun
pelaksanaan pengisian surgical safety - 20 - 30 2 8,69
checlist. Didapatkan hasil bahwa dari 23 - 31 - 40 10 43,48
responden diperoleh, seperti dalam tabel - 41 - 50 8 34,79
dibawah ini : - > 51 3 13,05
Tingkat Pendidikan
- D III 14 60,87
- Ners 9 39,13
Lama Bekerja
- ˂ 3 tahun 8 34,8
- ≥ 3 tahun 15 65,2
Pengisian Surgical Safety
Checlist
- Lengkap dan Benar 5 21,7
- Tidak Lengkap 18 78,3

Maria Karolina Selano - Hubungan Lama Kerja Perawat Dengan Kepatuhan Pengisian Surgical Safety Checklist Di
Instalasi Bedah Sentral
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 2 No 1, May 2019/ page 16-22 20

Tabel diatas dari 23 responden diketahui pengisiannya sedangkan 5 dokumen (21,7


responden terbayak berjenis kelamin laki – %) terisi lengkap dan benar.
laki yaitu sebanyak 12 responden (52,17 Pendokumentasian yang tidak lengkap atau
%), berdasarkan usia terbanyak 31 – 40 salah dalam pengisiannya sering terjadi
tahun yaitu sebanyak 10 responden (43,48 pada fase time out meliputi item konfirmasi
%), dan berdasarkan tingkat pendidikan pemberian profilaksis antibiotik ada 14
terbanyak DIII yaitu 14 responden (60,87 dokumen, estimasi lama operasi dan
%), kemudian dilihat dari lama kerja dari 23 perkiraan kehilangan darah ada 4 dokumen,
responden lebih dari sama dengan 3 tahun sedangkan pada fase sign out meliputi item
15 responden (65,2 %). Dari 23 responden konfirmasi ulang nama tindakan operasi
diketahui yang mengisi lembar Surgical ada 2 dokumen. Hal ini sejalan dengan hasil
Safety Checklist dengan tidak lengkap penelitian Rosa tentang Pengisian Sign In
sebanyak 18 responden (78,3 %). dalam meningkatkan kepatuhan safe
surgery di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta II didapatkan
Tabel 2. Hubungan lama kerja dengan kepatuhan hasil pengisian sign in tidak patuh, karena
pengisian Surgical Safety Checklist di Indtalasi masih didapatkannya gelang identitas yang
Bedah Sentral Rumah Sakit Swasta
Kepatuhan Pengisian Surgical Safety Checklist
belum dipasang pada pasien yang akan
Lengkap Tidak P dioperasi dan pemberian tanda lokasi
Lama Kerja dan benar lengkap Value operasi yang jarang dilakukan (Rosa, 2015).
n % n %
˂ 3 tahun 2 40 % 6 33,3 0,586 Hal yang menyebabkan rendahnya
≥ 3 tahun 3 60 % 12 66,7 pengisian checklist ini menurut Melekie dan
Total 5 100 18 100 Getahun adalah kurangnya pelatihan
* Uji Fisher sebelumnya (45,1%) dan kurangnya
kerjasama diantara anggota tim operasi
Hasil penelitian menunjukkan kepatuhan (21,6 %). Keberhasilan penerapan surgical
pengisian Surgical Safety Checklist pada safety checklist tergantung pada pelatihan
kelompok lama kerja < 3 tahun dengan staf untuk meningkatkan pengetahuan dan
pengisian secara lengkap dan benar kepatuhan. Tidak dapat diasumsikan bahwa
sebanyak 2 responden (40%) dan pengisian pengenalan checklist secara otomatis akan
tidak lengkap sebanyak 6 responden mengarahkan pada hasil yang lebih baik.
(33,6%) sedangkan untuk kelompok lama Selain itu komunikasi dengan staf sangat
kerja ≥ 3 tahun dengan pengisian secara penting untuk memperbaiki kepatuhan
lengkap dan benar sebanyak 3 responden (Melekie & Getahun, 2015)
(60%) dan pengisian tidak lengkap
Pendokumentasian yang tidak lengkap atau
sebanyak 12 responden (66,4%)
salah dalam pengisian saat fase time out ini
Berdasarkan hasil uji fisher didapatkan p berkaitan dengan kesadaran evaluasi pasca
value yaitu 0,586 (> 0,05) maka Ho diterima operasi yang kurang dianggap penting.
Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan Meskipun telah melewati masa kritis pada
bahwa tidak ada hubungan lama kerja keselamatan pasien, namun operator dokter
perawat dengan kepatuhan pengisian bedah, dokter anastesi dan perawat
Surgical Safety Checklist di Instalasi Bedah seharusnya melakukan review masalah
Sentral Rumah Sakit Swasta Semarang. utama apa yang harus diperhatikan untuk
penyembuhan dan manajemen pasien
selanjutnya (Wangoo, Ray, & Ho, 2016)
PEMBAHASAN
Penerapan standar pelayanan keperawatan
kamar bedah di rumah sakit dilaksanakan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa 18 dalam upaya meminimalkan angka Kejadian
dokumen (78,3 %) tidak lengkap dalam
Maria Karolina Selano - Hubungan Lama Kerja Perawat Dengan Kepatuhan Pengisian Surgical Safety Checklist Di
Instalasi Bedah Sentral
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 2 No 1, May 2019/ page 16-22 21

Nyaris Cera (KNC), kejadian tidak Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Swasta
diinginkan (KTD) dan sentinel melalui Semarang.
peningkatan mutu pelayanan keperawatan.
Strategi dalam penerapan standar Menurut teori yang ada bahwa semakin
pelayanan keperawatan dimulai sebelum lama seseorang bekerja maka semakin baik
(pre) pembedahan, selama (intra) tingkat produktifitas yang dihasilkan.
pembedahan dan setelah (post) Namun terdapat banyak faktor yang
pembedahan. (Kemenkes RI, n.d.) Penelitian mempengaruhi pelaksanaan
yang dilakukan oleh Siagian tentang pendokumentasian surgical safety checklist.
Pelaksanaan surgical patient safety Faktor yang mempengaruhi kepatuhan
terhadap adverse events pascaoperasi penerapan surgical safety checklist antara
bedah digestif di Instalasi Bedah RSUP DR. lain belum adanya kebijakan sasaran
Sardjito didapatkan hasil pelaksanaan keselamatan pasien dan penerapan surgical
surgical patient safety belum konsisten safety checklist, kurang sosialisasi SPO
dilaksanakan dan pelaksanaan surgical untuk dokter dan perawat, kurangnya
patient safety berhubungan dengan pengetahuan tentang surgical safety
terjadinya Adverse Events pascaoperasi checklist, kurang kesadaran pentingnya
Bedah Digestif di Instalasi Bedah Sentral surgical safety checklist, jumlah perawat
RSUP DR. Sardjito (Siagian, 2011) kamar bedah kurang, merasa pengisian
Surgical Safety Checklist sebagai beban kerja
Lama bekerja merupakan faktor yang tambahan. (Sandrawati J. 2013).
sangat penting dalam keselamatan pasien di
rumah sakit. Lama kerja menunjukkan SIMPULAN
hubungan yang signifikan terhadap asuhan
keperawatan yang aman bagi pasien. Hasil Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada
penelitian Ni Luh Putu tentang analisis hubungan lama kerja perawat dengan
faktor – faktor yang mempengaruhi kepatuhan pengisian surgical safety
perawat didalam melaksanakan patient checklist di Instalasi Bedah Sentral Rumah
safety didapatkan hasil ada hubungan Sakit Swasta Semarang dengan nilai p value
antara lama bekerja dengan pelaksanaan yaitu 0,586 > 0,05. Hasil penelitian ini
patient safety di kamar bedah RS Telogorejo diharapkan dapat memberikan tambahan
Semarang (Ni Luh Putu, dkk 2013). Lama ilmu pengetahuan dalam bidang
kerja ini merupakan waktu dimana perawat manajemen keperawatan sehingga
mulai bekerja sebagai karyawan tetap menghasilkan penelitian yang lebih baik.
rumah sakit hingga saat ini. Masa kerja lama
(senior) akan mendapatkan pengalaman
yang lebih banyak dari pada yang memiliki REFERENSI
masa kerja yang pendek. Semakin lama
Bramantoro, 2017. Pengantar Klasifikasi dan
perawat bekerja, semakin banyak kasus
Akreditasi Pelayanan Kesehatan: Penjelasan
spesifik yang ditangani sehingga semakin Praktis ... - Google Buku. (n.d.). Retrieved from
meningkatkan pengalaman (pemikiran dan https://books.google.co.id/books?id=4UV7D
tindakan). Penelitian ini berbeda dengan wAAQBAJ&pg=PA11&dq=pengertian+rumah+
hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sakit&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiSyZaCusrh
AhUM7HMBHdlUBNQQ6AEIPDAE#v=onepag
dimana berdasarkan hasil analisis
e&q=pengertian rumah sakit&f=false
hubungan kedua variable dengan
menggunakan uji statistik fisher didapatkan D, Madden 2018. Building a Culture of Patient Safety
data p value yaitu 0,586 (> 0,05) maka Ho – Report of the Commission on Patient Safety
diterima Ha ditolak, sehingga dapat and Quality Assurance | Department of Health.
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan (n.d.). Retrieved from
https://health.gov.ie/blog/publications/build
lama kerja perawat dengan kepatuhan
ing-a-culture-of-patient-safety-report-of-the-
pengisian surgical safety checklist di
Maria Karolina Selano - Hubungan Lama Kerja Perawat Dengan Kepatuhan Pengisian Surgical Safety Checklist Di
Instalasi Bedah Sentral
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 2 No 1, May 2019/ page 16-22 22

commission-on-patient-safety-and-quality- the operating room of University of Gondar


assurance/ Hospital, Northwest Ethiopia. BMC Research
Notes, 8(1), 361.
Biyang, fanny. 2008. Panduan Nasional Keselamatan https://doi.org/10.1186/s13104-0151338-y
Pasien Patient Safety 2008. Retrieved from
https://www.academia.edu/9166399/Pandu Wangoo, L., Ray, R. A., & Ho, Y.-H. 2016. Compliance
an_Nasional_Keselamatan_Pasien_Patient_Safe and Surgical Team Perceptions of WHO
ty_2008 Surgical Safety Checklist; Systematic Review.
International Surgery, 101(1–2), 35–49.
Diah Pratiwi Renoningsih. 2016. 106-207-1- https://doi.org/10.9738/INTSURG-D-15-
SM.docx. Retrieved from 00105.1
https://www.scribd.com/document/4038073
86/106-207-1-SM-docx Kemenkes RI, Ta. 2011. (N.D.). Isi Standar Pelayanan
Keperawatan Kamar Bedah.Pdf. Retrieved
Karlina, S. 2018. Evaluasi Kepatuhan Tim Bedah From
Dalam Penerapansurgical Safety Checklist Https://Www.Scribd.Com/Doc/276590271/I
Who Pada Operasi Bedah Mayor Di Instalasi si-Standar-Pelayanan-Keperawatan-Kamar-
Bedah Sentral PKU MUHAMMADIYAH Bedah-Pdf
BANTUL. Retrieved from
http://repository.umy.ac.id/handle/1234567 Siagian, E. 2011. Pelaksanaan Surgical Patient Safety
89/22824 Terhadap adverse Events Pascaoperasi Bedah
Digestifdi Instalasi Bedah Rsup Dr. Sardjito
Trisna, E. 2016. Hubungan Persepsi Tim Bedah Yogyakarta. Retrieved
dengan Kepatuhan Penerapan Surgical Patient fromhttp://etd.repository.ugm.ac.id/index.ph
Safety pada Pasien Operasi Bedah Rumah p?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDeta
Sakit Umum Daerah Mayjend HM. Ryacudu. il&act=view&typ=html&buku_id=52033
Jurnal Kesehatan, 7(2), 341.
https://doi.org/10.26630/jk.v7i2.209 Ni Luh Putu, dkk 2013. Analisis Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Perawat Didalam
Apriana, R., astuti, W., & Dedy, Y. 2018. Hubungan Melaksanakan Patient Safety Didapatkan
Beban Kerja Dengan Kepatuhan Pengisian Hasil Ada Hubungan Antara Lama Bekerja
Surgical Patient Safety Checklist Pada Perawat Dengan Pelaksanaan Patient Safety Di Kamar
Di Ruang Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Bedah RS Telogorejo Semarang
St. Elisabeth Semarang. Jurnal Ners Widya
Husada Semarang, 3(1). https://s3.amazonaws.com/academia.edu.document
https://doi.org/10.33666/JNERS.V3I1.160 s/34012675/niluh_poster.pdf?AWSAccessKey
Id=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=155
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, A. F., & 5102442&Signature=L7e1V6It%2B9%2BCLp
Rosa, E. M. 2015. JMMR : jurnal G2Ljo3teYsdiQ%3D&response-content-
medicoeticolegal dan manajemen rumah disposition=inline%3B%20filename%3Dpost
Sakit. In JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan er_presentation.pdf
Manajemen Rumah Sakit) (Vol. 4). Retrieved
from Sandrawati J. 2013. Rekomendasi untuk
http://journal.umy.ac.id/index.php/mrs/artic menigkatkan kepatuhan penerapan surgical
le/view/687 safety checklist di kamar bedah. Buletin
penelitaan Sistem Kesehatan- volume 17, No.
Melekie, T. B., & Getahun, G. M. 2015. Compliance 1
with Surgical Safety Checklist completion in

Maria Karolina Selano - Hubungan Lama Kerja Perawat Dengan Kepatuhan Pengisian Surgical Safety Checklist Di
Instalasi Bedah Sentral

You might also like