Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Formulation and Evaluation of Perfume Type Eau de Toilette (EDT) "Senarai Jingga"

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Jurnal Kesehatan

Volume 12, Nomor 2, Tahun 2021


ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online)
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK

Formulasi dan Evaluasi Parfum Tipe Eau de Toilette (EDT) “Senarai


Jingga”

Formulation and Evaluation of Perfume Type Eau de Toilette (EDT)


"Senarai Jingga"

Indra Gunawan1, Pudji Rahayu2


Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Tanjung Karang, Indonesia

ARTICLE INFO ABSTRACT/ ABSTRAK

Article history Lack of research on formulation and evaluation of fragrance products (perfumes) in
Indonesia and the need to improve the publication and branding of Tanjungkarang Health
Received date Polytechnic (Polkestanka) can be done through the development of perfume products
02 Aug 2021 according to climate characteristics in Indonesia. This research with quantitative
experimental design aims to produce formulas and fragrance products (perfumes) type
Revised date Eau de Toilette (EDT) that has the equivalent or better quality of branded perfumes on
06 Aug 2021 the markets. The Intervention has done by formulating perfume "Orange List" type EDT
with 5 (five) series of fragrance ingredients 6-10% by Indonesian National Standard
Accepted date (SNI) 16-4949-1998 then compare it with positive control. The research was conducted
20 Aug 2021 from April 2020 until September 2020 at the Laboratory of Pharmaceutical Department
of Polkestanka Pharmacy. The results organoleptically showed the entire formula
produces 100% clarity, homogeneous 100%, particle-free 100%, and citrus smell. The
Keywords: density of all formulas meets the requirements, with the density largest in F5 of 0,86. The
fragrance resistance test of the entire formula still smelled at the 4th hour and with the
Eau de Toilette; spot largest test result in F2 with a diameter of 75,59 mm. The most preferred "Senarai
Perfume; Jingga" formula is F5 (60%). Kendall's W Test analysis obtained a significance of 0,016
Senarai Jingga. that showed respondents preferred "Senarai Jingga" Perfume over positive control by the
alignment of respondents judging the two perfumes to be significantly different. The later
research suggests is that a favorite level test between “Senarai Jingga" Perfume and
different positive controls (other brand perfumes) with citrus characteristics is required.

Kata kunci: Kurangnya penelitian tentang formulasi dan evaluasi produk pewangi (parfum) di
Indonesia, maka perlu peningkatan publikasi dan branding Politeknik Kesehatan
Eau de Toilette; Tanjungkarang (Polkestanka) dapat dilakukan melalui pengembangan produk parfum
Parfum; sesuai karakteristik iklim di Indonesia. Penelitian dengan desain eksperimental kuantitatif
Senarai Jingga. ini bertujuan untuk menghasilkan formula dan produk pewangi (parfum) tipe Eau de
Toilette (EDT) yang memiliki kualitas setara atau lebih baik parfum bermerek yang ada
di pasaran. Intervensi dilakukan dengan memformulasi Parfum “Senarai Jingga” tipe
EDT dengan 5 (lima) seri kadar bahan pewangi 6-10% sesuai Standar Nasional Indonesia
(SNI) 16-4949-1998 kemudian membandingkannya dengan kontrol positif. Penelitian
telah dilaksanakan pada bulan April 2020 sampai dengan September 2020 di
Laboratorium Farmasetika Jurusan Farmasi Polkestanka. Hasil penelitian menunjukkan
secara organoleptis seluruh formula menghasilkan kejernihan 100%, homogen 100%,
bebas partikel 100%, dan berbau khas jeruk (citrus). Bobot jenis seluruh formula
memenuhi persyaratan dengan bobot jenis terbesar pada F5 sebesar 0,86. Uji ketahanan
wangi seluruh formula masih tercium pada jam ke-4 dan hasil uji spot terbesar pada F2
dengan diameter 75,59 mm. Formula “Senarai Jingga” yang paling disukai adalah F5
(60%). Hasil analisis Kendall’s W Test didapatkan signifikansi sebesar 0,016 yang
menunjukkan responden lebih menyukai Parfum “Senarai Jingga” dibandingkan kontrol
positif dengan keselarasan responden menilai kedua parfum adalah berbeda nyata. Saran
penelitian selanjutnya adalah perlu dilakukan uji tingkat kesukaan antara Parfum “Senarai
Jingga” dan kontrol positif berbeda (parfum merek lain) dengan karakteristik citrus.

Corresponding Author:

Indra Gunawan
Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Tanjungkarang, Indonesia
Email: indragunawan@poltekkes-tjk.ac.id

257
258 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2021, hlm 257-265

PENDAHULUAN memiliki bau yang tidak sedap. Penggunaan


wewangian segar dari aroma buah-buahan tropis
Perkembangan industri parfum dunia akan cocok digunakan di iklim panas yang
belakangan ini cukup meningkat pesat. Bahkan kering. Contohnya seperti parfum aroma kelapa,
industri parfum di Indonesia diperkirakan dapat citrus, dan sea salt. Meski aromanya ringan, namun
memperoleh hasil penjualan sebesar 25-30 juta tetap tahan lama di kulit karena tingkat kelembaban
dollar per tahun (Burr, 2008 dalam Adli dan yang rendah pada iklim ini (Fauziah, 2018).
Pramudono, 2015). Hal tersebut menunjukkan Penelitian yang pernah dilakukan terkait
adanya kebutuhan masyarakat akan parfum yang formulasi dan pembuatan parfum yaitu
semakin hari semakin meningkat (Deliani dan Mustakim, et al. (2019) yang menggunakan
Zulkarnain, 2012). minyak biji kopi (Fine robusta toyomerto)
Penggunaan parfum menjadi salah satu sebagai middle note, lemon sebagai top note, dan
kebutuhan di tengah aktivitas kebanyakan orang. nilam sebagai base note yang memiliki beberapa
Parfum digunakan oleh berbagai kalangan mulai kekurangan seperti parfum hasil formulasi
dari dewasa, remaja, hingga anak-anak. memiliki warna yang gelap dan meninggalkan
Penggunaan parfum dapat memberikan suasana bekas warna pada kertas saring serta gradasi
positif dan membuat aktivitas lebih nyaman aroma yang terbentuk belum harmonis antara top
untuk dilakukan. Parfum yang digunakan dapat note dan middle note.
meningkatkan citra seseorang, mempengaruhi Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
suasana hati, dan berpengaruh pada kepribadian (Polkestanka) sejak tahun 2016 tepatnya pada
pengguna. Berbagai kesan dapat ditimbulkan dari acara kegiatan Dies Natalis Ke- XV (Lustrum III)
penggunaan parfum sehingga banyak orang mengukuhkan diri dengan julukan “kampus
memilih parfum karena kesukaan pada wanginya orange”. Upaya meningkatkan branding
(Setiyaningsih, 2014). Polkestanka sebagai “Kampus Orange” dapat
Bahan parfum atau pewangi yang dilakukan melalui produksi dan pengembangan
digunakan pada suatu produk dibagi menjadi dua produk yang digunakan secara luas, misalnya
jenis, yaitu pewangi sintetik dan pewangi alami. wewangian (parfum) yang sesuai dengan
Pewangi sintetik memiliki wangi yang lebih karakteristik iklim tropis di Indonesia yaitu
tajam, sehingga dapat menimbulkan rasa pusing, penggunaan menggunakan aroma citrus yang
sedangkan pewangi alami memiliki wangi yang memiliki karakteristik agar menyelaraskan
lebih lembut sehingga lebih nyaman digunakan dengan julukan tersebut.
(Surbakti dan Swadana, 2018). Masih kurangnya penelitian formulasi dan
Hampir 95% bahan kimia yang terkandung evaluasi parfum di Indonesia serta pentingnya
di dalam produk wewangian adalah bahan kimia strategi branding untuk meningkatkan daya saing
sintetik yang berbahan dasar petroleum yang Polkestanka di bidang penelitian, menimbulkan
merupakan turunan benzena, aldehid atau zat keinginan untuk berkontribusi di bidang
yang umumnya terkenal beracun. Terdapat 500 kefarmasian umumnya dan teknologi kosmetik
lebih bahan kimia berbahaya yang menjadi bahan khususnya, yaitu menghasilkan suatu formula
dasar pembuatan wewangian dalam parfum. dan produk parfum “Senarai Jingga” yang dapat
Kebanyakan berasal dari bahan kimia sintetis digunakan oleh masyarakat dengan biaya lebih
yang diperoleh dari bahan petrokimia dan telah ekonomis dibanding produk parfum bermerek
terbukti mengandung neurotoksin (racun yang yang beredar di pasaran.
bisa merusak pembuluh darah atau syaraf otak) Tujuan penelitian menghasilkan formula
serta terdapat juga kandungan karsinogenik atau dan produk pewangi (parfum) tipe eau de toilette
bahan yang dianggap sebagai penyebab kanker (EDT) yang memiliki kualitas setara atau lebih
(Iswara, et al., 2014). dari parfum bermerek yang telah ada di pasaran
Pewangi alami yang dihasilkan dari bahan serta dapat menjadi luaran produk khas
minyak atsiri memiliki pengaruh bagi manusia Polkestanka.
baik secara fisik maupun psikologis. Tidak Peneliti membatasi ruang lingkup
seperti wewangian sintetik yang hanya penelitian berupa formulasi parfum tipe eau de
mengeluarkan bau harum dan tidak memiliki efek toilette (EDT) sesuai dengan lingkup menurut
apapun, minyak atsiri yang merupakan ekstrak menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 16-
tumbuhan aromatik dapat memberikan 4949-1998, yaitu sediaan kosmetika berbentuk
rangsangan psikologis (Setiyaningsih, 2014). cair yang merupakan campuran bahan kimia dan
Berada di negara dengan cuaca panas atau bahan lainnya dengan kadar bahan pewangi
kerap menbuat kita tidak nyaman karena 6-10% dengan karakter aroma citrus segar yang
sengatan matahari sangat mudah membuat kita memiliki tiga notes, dengan masing-masing
Formulasi dan Evaluasi Parfum Tipe Eau de Toilette (EDT) “Senarai Jingga” 259

komposisi essential oil/fragrance oil. Evaluasi yang dihasilkan dengan kontrol positif
mutu fisik dibatasi pada uji organoleptis dan menggunakan program pengolah statistik.
bobot jenis (SNI 16-4949-1998), ketahanan Pengumpulan data penelitian dilakukan
wangi dan uji spot (Mustakim, et al., 2019) dan mengikuti tahapan yaitu:
uji kesukaan. 1. Melakukan pengumpulan data berupa
checklist tingkat kesukaan responden terhadap
Parfum Dolce & Gabbana Light Blue™ pour
METODE home EDT yang akan dijadikan kontrol positif
menggunakan 2 (dua) ketegori (tidak suka=0
Desain penelitian bersifat eksperimental dan suka=1) terhadap 100 responden. Parfum
kuantitatif yang bertujuan mengetahui suatu dapat dijadikan kontrol postif bila ≥80%
gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat responden menyukai parfum tersebut.
dari adanya perlakuan tertentu (Notoatmodjo, 2. Melakukan pengumpulan data hasil evaluasi 5
2010). Perlakuan yang dilakukan berupa formulasi (lima) produk parfum tipe EDT “Senarai
parfum tipe EDT (F1, F2, F3, F4, dan F5) dengan Jingga” yang sudah diformulasi dan dibuat di
kadar bahan pewangi 6-10% (SNI 16-4949-1998) Laboratorium Farmasetika Jurusan Farmasi
yang memiliki karakter citrus dengan tiga “note”, Polkestanka meliputi organoleptis dan bobot
yaitu: top note (bergamot, peach, banana, dan jenis (SNI 16-4949-1998), ketahanan wangi
aniseseed), middle note (lily, geranium, dan dan uji spot (Mustakim, et al., 2019) serta uji
cherry), dan base note (violet, musk, dan pine). kesukaaan.
Evaluasi mutu fisik meliputi organoleptis dan bobot a. Uji organoleptis
jenis (SNI 16-4949-1998), ketahanan wangi dan uji 1) Kejernihan
spot (Mustakim, et al., 2019) serta uji kesukaaan. Evaluasi kejernihan parfum dilakukan
Keseluruhan proses penelitian dilaksanakan secara visual oleh peneliti dengan cara
di Laboratorium Farmasetika Jurusan Farmasi mengambil sebanyak 1 ml sampel
Polkestanka pada bulan April-September 2020 masing-masing formula (F1, F2, F3, F4,
dengan target luaran penelitian adalah dan F5) dengan 5 kali pengulangan
mendapatkan formula dan produk parfum EDT menggunakan TopPette Pipettor 100-
“Senarai Jingga” terbaik yang memenuhi syarat 1000µl Dragon Lab™ dan Pipette Tip
mutu fisik (SNI 16-4949-1998) serta menjadi Eppendorf Volume 1000µl selanjutnya
produk khas unggulan Polkestanka. meneteskannya pada kaca arloji dan
Sampel pada penelitian adalah produk parfum diamati oleh peneliti dengan latar
tipe EDT dengan 5 (lima) formula sesuai SNI 16- belakang warna hitam.
4949-1998, yaitu F1 (6%), F2 (7%), F3 (8%), F4 2) Homogenitas
(9%), F5 (10%). Teknik penarikan sampel dilkukan Evaluasi homogenitas parfum dilakukan
menggunakan teknik total sampling yaitu secara visual oleh peneliti dengan cara
menjadikan seluruh obyek uji penelitian menjadi mengambil sebanyak 1ml sampel
sampel. Pengulangan perlakuan yang dilakukan masing-masing formula (F1, F2, F3, F4,
menggunakan rumus (Hanafiah, 2011). dan F5) dengan 5 kali pengulangan
(t-1) (r-1) ≥ 15 menggunakan TopPette Pipettor 100-
(5-1)(r-1) ≥ 15 1000µl Dragon Lab™ dan Pipette Tip
4r – 4 ≥ 15 Eppendorf Volume 1000µl selanjutnya
r ≥ 4,75 ~ 5 meneteskannya pada kaca arloji dan
Keterangan: t = jumlah perlakuan diamati oleh peneliti dengan latar
r = jumlah pengulangan belakang warna hitam.
Jumlah sampel yang diambil sebanyak 25 sampel 3) Bebas partikel
parfum tipe EDT. Evaluasi bebas partikel parfum
Prosedur penelitian terdiri atas 3 (tiga) tahap dilakukan secara visual oleh peneliti
yaitu; 1) melakukan survei pra eksperimen untuk dengan cara mengambil sebanyak 1 ml
menentukan apakah karakter parfum yang akan sampel masing-masing formula (F1, F2,
dijadikan pembanding atau kontrol positif, 2) F3, F4, dan F5) dengan 5 kali
melakukan kegiatan eksperimen di laboratorium pengulangan menggunakan TopPette
meliputi; formulasi, pembuatan dan evaluasi Pipettor 100-1000µl Dragon Lab™ dan
mutu fisik produk (parfum) yang sesuai Pipette Tip Eppendorf Volume 1000 µl
persyaratan SNI 16-4949-1998, dan 3) selanjutnya meneteskannya pada kaca
melakukan uji paska eksperimen terhadap arloji dan diamati oleh peneliti dengan
responden untuk membandingkan produk parfum latar belakang warna hitam.
260 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2021, hlm 257-265

4) Uji bau/aroma akan dibandingkan tingkat kesukaannya


Evaluasi bau/aroma parfum dilakukan dengan kontrol positif.
menggunakan indra penciuman peneliti, 3. Melakukan pengumpulan data tingkat kesukaan
cara menyemprotkan pada paper test parfum “Senarai Jingga” terpilih dan kontrol
sebanyak 2 semprotan sampel masing- positif menggunakan lembar pengumpul data
masing formula (F1, F2, F3, F4, dan F5) dengan memberikan pembobotan 4 (empat)
dengan 5 kali pengulangan kemudian kriteria (sangat tidak suka=1, tidak suka=2,
didiamkan selama 1 menit selanjutnya suka=3, dan sangat suka=4) terhadap 30
dilakukan penialaian aroma/bau dengan responden. Kemudian dilakukan penjumlahan
menghirupnya melalui hidung. Hasil nilai total kedua parfum tersebut untuk
memenuhi persyaratan jika aroma parfum selanjutnya dianalisis secara statistik non
yang tercium karakteristik aroma citrus. parametrik Uji Kendall’s W (Priyastama, 2017)
b. Uji bobot jenis menggunakan program pengolah data statistik
Evaluasi bobot jenis parfum dilakukan Hasil penelitian selanjutnya dilakukan
dengan cara mengambil sebanyak 25ml analisis data yaitu :
juice parfum menggunakan labu ukur 25ml 1. Uji mutu fisik parfum menggunakan teknik
dimasukkan ke dalam piknometer 25ml analisis statistik univariat yang disajikan
kemudian ditimbang di neraca analitik. dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan
Selanjutnya dilakukan perhitungan persyaratan mengacu pada SNI 16-4949-1998
menggunakan rumus: dan penelitian Mustakim, et al. (2019):
a. Uji organoleptis
Keterangan : ρ = Bobot jenis parfum 1) Kejernihan
W2 = berat pinometer + parfum Hasil dikatakan memenuhi persyaratan
W1 = berat pinometer +aquadest jika penampakan juice parfum tidak
W0 = berat pinometer kosong keruh (jernih).
Persyaratan bobot jenis menurut SNI 16- 2) Homogenitas
4949-1998 pada halaman 2 menyebutkan Hasil dikatakan memenuhi persyaratan
syarat mutu parfum non aerosol adalah jika bahan pewangi dan eksipien
0,7-1,2. tercampur seluruhnya membentuk juice
c. Uji ketahanan wangi parfum 1 (satu) fase (homogen).
Evaluasi ketahanan wangi parfum dilakukan 3) Bebas partikel
dengan menyemprotkan juice parfum pada Hasil dikatakan memenuhi persyaratan
paper test kemudian dilakukan penilaian jika tidak terdapat partikel asing dalam
mulai dari jam pertama (ke-1) sampai jam juice parfum.
keempat (ke-4) (Mustakim, et al., 2019). 4) Uji bau/aroma
Hasil dikatakan memenuhi syarat bila setelah Hasil memenuhi persyaratan jika bau
jam keempat (ke-4) aroma parfum masih parfum yang tercium memiliki
dapat terdeteksi oleh indra penciuman karakteristik aroma citrus.
denagan jarak 10cm dari hidung. 2. Uji parfum “Senarai Jingga” yang paling
d. Uji spot disukai menggunakan teknik analisis statistik
Uji Spot parfum dilakukan dengan cara univariat yang disajikan dalam bentuk tabel
menyemprotkan juice parfum pada kertas distribusi frekuensi. Formula yang
berwarna kemudian dilakukan pengukuran mendapatkan nilai terbesar adalah parfum
menggunakan jangka sorong elektrik untuk yang paling disukai.
menentukan diameter spot yang dihasilkan 3. Uji perbandingan tingkat kesukaan parfum
(Mustakim, et al., 2019). Semakin luas tipe EDT “Senarai Jingga” terpilih dan kontrol
daya sebar parfum maka kualitas parfum positif dilakukan secara analisis univariat
semakin baik. yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi
e. Uji kesukaan parfum “Senarai Jingga” frekuensi. Parfum yang mendapatkan nilai
Evaluasi formula parfum yang paling disukai lebih besar adalah yang paling disukai.
dilakukan menggunakan lembar pengumpul Selanjutnya hasil tingkat kesukaan dianalisis
data dengan cara menyemprotkan masing- secara analisis bivariat menggunakan statistik
masing formula parfum (F1, F2, F3, F4, dan non parametrik Uji Kendall’s W. Jika Asymp.
F5) pada paper test kemudian dilakukan Sig atau probabilitas lebih kecil dari 0,05
penilaian oleh 30 responden. Formula yang maka hipotesis penelitian ditolak dengan kata
memiliki bobot nilai terbesar selanjutnya lain kesepakatan atau keselarasan responden
Formulasi dan Evaluasi Parfum Tipe Eau de Toilette (EDT) “Senarai Jingga” 261

dalam menilai kedua parfum berbeda nyata eksipien tercampur seluruhnya membentuk 1
(Priyastama, 2017). (satu) fase larutan (homogen), tidak terdapat
Penelitian yang dilakukan telah memenuhi partikel asing dalam juice parfum (bebas
laik etik penelitian dengan sertifikat No. partikel), dan memiliki aroma khas citrus
310/KEPK-TJK/VIII/2020 yang dikeluarkan sehingga didapatkan formula akhir parfum
Komisi Etik Penelitian Kesehatan Politeknik “Senarai Jingga”.
Kesehatan Tanjung Karang. Berdasarkan tabel 2 komponen parfum
“Senarai Jingga” memberikan karakteristik
aroma citrus segar yang berasal bergamot (top
HASIL notes) yang terdeteksi pada 15 menit awal setelah
parfum disemprotkan pada paper test. Setelah itu
Tingkat Kesukaan Kontrol Positif dilanjutkan fase mulai terciumnya aroma buah
segar yang didominasi aroma cherry (middle
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat notes) selama 1 jam, dan ditutup dengan fase
Kesukaan Responden Terhadap parfum mengering sempurna (dry down) yang
Kontrol Positif berasal dari aroma kayu segar yang berasal dari
Variabel Frekuensi % pine (base notes).
Suka 96 96 Produk parfum “Senarai Jingga” yang
Tidak suka 4 4 dihasilkan memiliki volume juice sebanyak
100ml berwarna kuning jernih yang dimasukkan
Hasil penilaian kesukaan terhadap kontrol dalam wadah transparan. Kemasan parfum diberi
positif oleh 100 responden memberikan hasil 96 label berwarna orange yang berisi tulisan
orang (96%) memberikan penilaian suka “Senarai Jingga” serta tulisan dan logo
terhadap, dan 4 orang (4%) tidak menyukai Polkestankamenyelaraskan julukan sebagai
sehingga parfum untuk selanjutnya dibandingkan “kampus orange” (Gambar 1) dan olfactory
dengan parfum “Senarai Jingga”. system parfum “Senarai Jingga” (Gambar 2).

Formulasi Parfum “Senarai Jingga”

Tabel 2. Formula Parfum “Senarai Jingga”


Pewangi/ Eksipien Fungsi
Bergamot
Peach Bahan Pewangi
Banana (Top Note)
Aniseed
Lily
Bahan Pewangi
Geranium
(Middle Note)
Cherry
Violet
Bahan Pewangi
Musk
(Base Note)
Pine Gambar 1. Produk Parfum Senarai Jingga
Benzhopenone (2%) Fiksative
Aquadem (3%) Solvent
Propilenglikol (3%) Moisturizer
Polisorbate 20 (3%) Solubilizer
Phenoxyethanol (1%) Longlasting (Cherry, Pine,
Top Bergamot,
Ethanol 96% Solvent
Notes Geranium)

Formulasi parfum dilakukan secara trial


and error melalui aging process selama 2 (dua) (Musk, Violet,
minggu yang bertujuan mengoptimalkan mutu Middle Notes Lily)
fisik parfum dari sisi kejernihan, homogenitas,
bebas partikel, dan aroma notes yang dihasilkan (Aniseed,
Peach,
(SNI 16-4949-1998). Hasil observasi visual yang Base Notes
Banana)
dilakukan oleh peneliti terhadap sampel parfum
yang diletakkan pada kaca arloji menggunakan Gambar 2. Olfactory System Parfum “Senarai Jingga”
latar belakang warna hitam menghasilkan juice
parfum tidak keruh (jernih), bahan pewangi dan
262 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2021, hlm 257-265

Evaluasi Mutu Parfum “Senarai Jingga” Tabel 4. Hasil Uji Spot Parfum “Senarai Jingga
Formula Diameter (mm)
Hasil evaluasi mutu produk parfum tipe F1 75,58
EDT “Senarai Jingga” meliputi organoleptis, F2 75,59
bobot jenis, ketahanan wangi, dan uji spot. F3 75,57
a. Organoleptis F4 73,91
F5 75,43
Persyaratan organoleptis menurut SNI 16-4949-
Rata-rata 75,22
1998 menyebutkan syarat mutu parfum non Keterangan:
aerosol meliputi; kejernihan, homogenitas, F1 = Konsentrasi eau de toilette 6%
bebas partikel, dan bau/aroma. Evaluasi F2 = Konsentrasi eau de toilette 7%
organoleptis seluruh parameter menunjukkan F3 = Konsentrasi eau de toilette 8%
hasil 100% telah memenuhi syarat. F4 = Konsentrasi eau de toilette 9%
F5 = Konsentrasi eau de toilette 10%
b. Bobot Jenis
Evaluasi persyaratan bobot jenis menurut SNI e. Formula Parfum “Senarai Jingga” yang Paling
16-4949-1998 menyebutkan syarat mutu
Disukai
parfum non aerosol adalah 0,7-1,2. Pengujian formula Parfum “Senarai Jingga”
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan yang paling disukai didapatkan hasil formula
bahwa rata-rata bobot jenis seluruh formula formula 5 (F5) adalah yang paling disukai
memenuhi persyaratan (Tabel 3). responden yaitu sebanyak 18 responden (60%)
(Tabel 5.)
Tabel 3. Hasil Uji Bobot Jenis Parfum
“Senarai Jingga”
Tabel 5. Formula Parfum “Senarai Jingga”
Pengujian Bobot Jenis
Formula yang Paling Disukai
Bobot Jenis Keterangan
F1 0,84 MS Jumlah
Formula %
F2 0,84 MS Responden
F3 0,85 MS F1 4 13
F4 0,85 MS F2 2 17
F5 0,86 MS F3 3 10
Keterangan: F4 3 10
F1 = Konsentrasi eau de toilette 6% F5 18 60
F2 = Konsentrasi eau de toilette 7% Total 30 100
F3 = Konsentrasi eau de toilette 8% Keterangan:
F4 = Konsentrasi eau de toilette 9% F1 = Konsentrasi eau de toilette 6%
F5 = Konsentrasi eau de toilette 10% F2 = Konsentrasi eau de toilette 7%
MS = Memenuhi Syarat F3 = Konsentrasi eau de toilette 8%
F4 = Konsentrasi eau de toilette 9%
c. Ketahanan Wangi F5 = Konsentrasi eau de toilette 10%
Hasil uji ketahanan wangi parfum berjenis
EDT (pewangi 6-10%) mempersyaratkan f. Uji Tingkat Kesukaan Parfum “Senarai
aroma harus dapat terdeteksi minimal 4 Jingga” dan Kontrol Positif
(empat) jam setelah parfum diaplikasikan Uji tingkat kesukaan melalui pembobotan nilai
pada papar test (Mustakim, et al., 2019). kedua parfum terhadap 30 responden
Berdasarkan pengujian didapatkan seluruh memberikan hasil parfum “Senarai Jingga”
formula masih tercium pada jam ke-4. memiliki tingkat kesukaan lebih baik dengan
d. Uji Spot nilai 88 dibandingkan kontrol positif dengan
Hasil uji spot pengukuran menggunakan nilai 67. Analisis bivariat menggunakan statistik
jangka sorong elektrik untuk menentukan non parametrik Uji Kendall’s W didapatkan
diameter spot yang dihasilkan masing-masing hasil Asymp. Sig sebesar 0,016 atau probabilitas
formula. Berdasarkan hasil pengujian lebih kecil dari 0,05 (0,016<0,05) sehingga
didapatkan diameter rata-rata seluruh formula dapat disimpulkan kesepakatan atau keselarasan
sebesar 75,22mm (Tabel 4). responden dalam menilai kedua parfum berbeda
nyata (Priyastama, 2017).
Formulasi dan Evaluasi Parfum Tipe Eau de Toilette (EDT) “Senarai Jingga” 263

PEMBAHASAN Evaluasi Mutu Parfum “Senarai Jingga”

Tingkat Kesukaan Kontrol Positif 1. Organoleptis


Hasil evaluasi organoleptis menunjukkan
Menurut hasil penelitian Miftah, et al. keseluruhan parfum “Senarai Jingga” telah
(2014) terhadap 30 sampel pasien yang memenuhi persyaratan SNI 16-4949-1998.
mengalami dermatitis kontak alergi kosmetik Evaluasi organoleptis adalah evaluasi utama
(DKAK) di poli kosmetik dan poli alergi yang dipersyaratakan SNI menunjukkan
imunologi kesehatan kulit dan kelamin RSUD secara kualitas dapat dipasarkan. Pada
Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2010-2011 penelitian Mustakim, et al. (2019) pada
menunjukkan bahwa produk kosmetik parfum parfum kopi hasil formulasi menghasilkan
menyebabkan DKAK pada 4 pasien (13,4%). warna tidak jernih (keruh) yang disebabkan
Berdasarkan penelitian tersebut maka bahan-bahan yang terkandung di dalamnya
penggunaan kontrol positif yang digunakan harus tidak tercampur secara sempurna, sedangkan
memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan pada Parfum “Senarai Jingga”, peneliti
oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan menggunakan bahan pewangi yang seluruhnya
Republik Indonesia (BPOM RI, 2020). Bukti telah memiliki certificate of analysis (CoA) dan
sahih kemanan suatu produk parfum (kosmetik) menggunakan eksipien berupa solubilizer
adalah memiliki nomer registrasi kosmetik yang (polysorbate 20) untuk meningkatkan kelarutan
dikelaurkan oleh BPOM RI. Parfum Dolce & masing-masing komponen dalam parfum.
Gabbana Light Blue™ pour homme terdaftar
dengan nomor notifikasi NC14210600368. 2. Bobot Jenis
Kontrol positif disukai oleh mayoritas Hasil evaluasi bobot jenis menunjukkan
responden disebabkan memiliki karakter jeruk keseluruhan parfum “Senarai Jingga” telah
(citrus) segar dan sesuai suasana siang hari yang memenuhi persyaratan bobot jenis menurut
cenderung panas. Karakter fresh parfum yang SNI 16-4949-1998. Hal ini dikarenakan faktor
dijasikan kontrol positif dihasilkan oleh perpaduan pelarut yang digunakan adalah ethanol 96%
citrus notes yang berasal dari bergamot dan sensasi dengan bobot jenis rata-rata 0,8675g/mL
aroma laut dari sea notes. Hasil ini selaras dengan sedangkan bobot jenis bahan pewangi dan
penelitian Hardiyati, et al. (2019) yaitu wangi jeruk eksipien rata-rata tidak jauh berbeda (0,7-1,2).
sangat disukai oleh responden dengan persentase Bobot jenis berhubungan dengan kekentalan
kesukaan sebesar 28,3%. (viskositas) suatu fluida, semakin besar bobot
jenis maka semakin besar viskositasnya.
Formulasi Parfum “Senarai Jingga” Viskositas yang besar dapat mengakibatkan
parfum akan sulit dikeluarkan melalui alat
Parfum “Senarai Jingga” yang dihasilkan semprot serta mengakibatkan daya sebar
telah memenuhi persayaratan mutu SNI 16-4949- (spot) menjadi semakin sempit.
1998. Secara umum hal ini disebabkan
dominannya jumlah pelarut ethanol yang 3. Ketahanan Wangi
digunakan (78-82%) dapat melarutkan seluruh Hasil evaluasi ketahanan wangi
bahan pewangi (essential oil/fragrance oil). menunjukkan keseluruhan produk parfum
Faktor lain yang mempengaruhi mutu fisik “Senarai Jingga” masih tercium pada jam ke-4
parfum dari sisi bau/aroma adalah adalah aplikasi (empat). Berdasarkan SNI 16-4949-1998,
olfactory system. sediaan parfum tipe EDT tidak
Teknik pencampuran bahan pewangi mempersyaratkan durasi ketahanan wangi
(mixture of odour) pada parfum menghasilkan tertentu. Ketahanan wangi ≥4 jam mengindikasi
deskripsi bau baru yang dapat dideteksi oleh sel hasil yang sangat baik karena penggunaan bahan
saraf pada olfactory cortex (Zou dan Buck, pewangi pada parfum tipe ini sebesar 6-10%
2006). Mixture of odour pada parfum “Senarai dari keseluruhan formula (Kementerian
Jingga” didasari pada olfactory system Kesehatan RI, 2012).
menghasilkan karakteristik fresh citrus dapat
dideteksi dengan baik oleh responden dan 4. Uji Spot
memberikan diferensiasi yang berbeda dengan Hasil uji spot yang didapatkan rata-rata
kontrol positif yaitu terdapatnya perpaduan sebesar 75,22mm. Berdasarkan SNI 16-4949-
kombinasi notes buah dan kesegaran kayu yang 1998, sediaan parfum tipe EDT tidak
tidak terdapat pada kontrol positif. mempersyaratkan diameter dengan nilai
tertentu. Diameter daya sebar (spot) parfum
264 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2021, hlm 257-265

dipengaruhi oleh bentuk dan diameter alat kontrol positif (F0). Karakteristik F0 cenderung
semprot yang digunakan. Semakin luas area berbau jeruk (citrus) dan kombinasi notes laut
spot parfum maka semakin baik parfum yang sedangkan Fx merupakan perpaduan antara bau
dihasilkan (Kementerian Kesehatan RI, 2012). jeruk (citrus), buah, dan kayu. Berdasarkan hasil
uji statistik. Secara umum responden lebih
5. Formula Parfum “Senarai Jingga” yang paling memilih Fx dibandingkan F0.
disukai Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam
Formula Parfum yang paling disukai oleh hal penggunaan seluruh parameter uji kesukaan
responden adalah F5 yang diplih oleh 60% parfum yang meliputi uji jejak yang ditinggalkan
responden. Hasil tersebut menggambarkan parfum (sillage), uji jarak deteksi parfum
responden menyukai parfum dengan bau yang (projection) dan uji daya tahan parfum di tubuh
kuat, karena semakin tinggi konsentrasi (longevity) yang dalam dunia parfum lazim
parfum maka bau yang dihasilkan semakin disingkat “SPL” serta kuantitas responden yang
kuat. Perbedaan pada setiap formula sedikit. Penelitian selanjutnya disarankan dapat
didasarkan pada seri konsentrasi. F1 memiliki melakukan pengujian parameter SPL dan
konsentrasi terendah sebesar 6% dan tertinggi menambahkan jumlah responden yang lebih
adalah F5 sebesar 10%. banyak agar didapatkan hasil yang lebih
komprehensif.
6. Uji Tingkat Kesukaan Parfum “Senarai
Jingga”
Kesepakatan atau keselarasan di antara SIMPULAN
panelis dalam menilai pewangi (parfum)
“Senarai Jingga” tipe EDT dan kontrol positif) Parfum “Senarai Jingga” telah memenuhi
adalah tidak sama atau berbeda secara nyata. persyaratan mutu menurut SNI 16-4949-1998
Responden lebih menyukai Parfum tipe EDT dan memiliki tingkat kesukaan lebih baik
“Senarai Jingga” (Fx) dibandingkan dengan dibandingkan kontrol positif.

DAFTAR PUSTAKA

Adli, KN., B Pramudono. (2015). Studi Campuran Iswara, Filasavita Prasasti., Dwiarso Rubiyanto.
Surfactant Untuk Menentukan Fungsi Tatang Shabur Julianto. (2014). Analisis
Solubilizer dan Fixative Pada Industri Senyawa Berbahaya Dalam Parfum Dengan
Parfum. Indonesia Journal of Mathematisc Kromatografi Gas-Spektrometri Massa
and Natural Science, 38(1) H57-67. Berdasarkan Material Safety Data Sheet
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/J (MSDS) Indonesian Journal of Chemical
M/article/download/5487/4371. Research, (2), 19-27.
BPOM RI. (2020). Notifikasi Produk Kosmetik Kementerian Kesehatan RI. (2012). Formula
[online]. https://bit.ly/2UZKTed. Kosmetika Indonesia. Jakarta: Direktorat
Deliani, Evy., Zulkarnain. (2012). Parfume Botle’s Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Design and Its Influenced to Purchsing Kesehatan.
Intention in Adolescents. Prosiding Seminar Miftah, A., Prakoeswa, C. R. S., & Sukanto, H.
Ilmiah Dies Natalis USU ke-60 (SI-Dies (2014). Uji Tempel Pasien Dengan Riwayat
2012). 618-625. Medan. Dermatitis Kontak Alergi Kosmetik di URJ
Fauziah, S. (2018). Jangan Asal Begini Trik Kesehatan Kulit Dan Kelamin RSUD Dr.
Memilih Aroma Parfum Sesuai Kondisi Soetomo Surabaya. Berkala Ilmu Kesehatan
Cuaca. [online]. https://bit.ly/2OR7dTq. Kulit dan Kelamin, 26(1), 1-7.
Hanafiah, Ali Kemas. (2011). Rancangan Mustakim, Muhamad Nur., et al. (2019)
Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Pemanfaatan Minyak Biji Kopi (Fine Robusta
Raja Grafindo Persada. Toyomerto) Sebagai Bahan Baku Pembuatan
Hardiyati, Iin., Partomuan Simanjuntak., Tisno Parfum Eau De Toilette. Agroindustrial
Suwarno. (2019). Pembuatan dan Evaluasi Technology Journal. (3)1, 20-28.
Parfum Padat dari Minyak Atsiri Vanilla Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodelogi
(Vanila planifola), Melati (Jasmine sambac Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
(L.), Jeruk Manis (Citrus sinensis (L) Priyastama, Romie. (2017). Buku Sakti Kuasai
dalam Kemasan Bros. Medika Tadulako: SPSS. Yogyakarta: Start Up.
Jurnal Ilmiah Kedokteran. (6)3, 101-106.
Formulasi dan Evaluasi Parfum Tipe Eau de Toilette (EDT) “Senarai Jingga” 265

Setiyaningsih, Anik. (2014). Aplikasi Sitronelal Melati Dengan Minyak Akar Wangi Sebagai
Minyak Sereh Wangi pada Produk Pengikat. Jurnal Farmasimed (JFM), 1(1),
Eau de Toilette dengan Bahan Pewangi 6-10.
Alami. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Zou, Z., & Buck, L. B. (2006). Combinatorial
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. effects of odorant mixes in olfactory
Surbakti, C. I., & Swadana, E. (2018). Formulasi cortex. Science, 311(5766), 1477-1481.
Sediaan Pengharum Ruangan Dari Minyak

You might also like