Formulation and Evaluation of Perfume Type Eau de Toilette (EDT) "Senarai Jingga"
Formulation and Evaluation of Perfume Type Eau de Toilette (EDT) "Senarai Jingga"
Formulation and Evaluation of Perfume Type Eau de Toilette (EDT) "Senarai Jingga"
Article history Lack of research on formulation and evaluation of fragrance products (perfumes) in
Indonesia and the need to improve the publication and branding of Tanjungkarang Health
Received date Polytechnic (Polkestanka) can be done through the development of perfume products
02 Aug 2021 according to climate characteristics in Indonesia. This research with quantitative
experimental design aims to produce formulas and fragrance products (perfumes) type
Revised date Eau de Toilette (EDT) that has the equivalent or better quality of branded perfumes on
06 Aug 2021 the markets. The Intervention has done by formulating perfume "Orange List" type EDT
with 5 (five) series of fragrance ingredients 6-10% by Indonesian National Standard
Accepted date (SNI) 16-4949-1998 then compare it with positive control. The research was conducted
20 Aug 2021 from April 2020 until September 2020 at the Laboratory of Pharmaceutical Department
of Polkestanka Pharmacy. The results organoleptically showed the entire formula
produces 100% clarity, homogeneous 100%, particle-free 100%, and citrus smell. The
Keywords: density of all formulas meets the requirements, with the density largest in F5 of 0,86. The
fragrance resistance test of the entire formula still smelled at the 4th hour and with the
Eau de Toilette; spot largest test result in F2 with a diameter of 75,59 mm. The most preferred "Senarai
Perfume; Jingga" formula is F5 (60%). Kendall's W Test analysis obtained a significance of 0,016
Senarai Jingga. that showed respondents preferred "Senarai Jingga" Perfume over positive control by the
alignment of respondents judging the two perfumes to be significantly different. The later
research suggests is that a favorite level test between “Senarai Jingga" Perfume and
different positive controls (other brand perfumes) with citrus characteristics is required.
Kata kunci: Kurangnya penelitian tentang formulasi dan evaluasi produk pewangi (parfum) di
Indonesia, maka perlu peningkatan publikasi dan branding Politeknik Kesehatan
Eau de Toilette; Tanjungkarang (Polkestanka) dapat dilakukan melalui pengembangan produk parfum
Parfum; sesuai karakteristik iklim di Indonesia. Penelitian dengan desain eksperimental kuantitatif
Senarai Jingga. ini bertujuan untuk menghasilkan formula dan produk pewangi (parfum) tipe Eau de
Toilette (EDT) yang memiliki kualitas setara atau lebih baik parfum bermerek yang ada
di pasaran. Intervensi dilakukan dengan memformulasi Parfum “Senarai Jingga” tipe
EDT dengan 5 (lima) seri kadar bahan pewangi 6-10% sesuai Standar Nasional Indonesia
(SNI) 16-4949-1998 kemudian membandingkannya dengan kontrol positif. Penelitian
telah dilaksanakan pada bulan April 2020 sampai dengan September 2020 di
Laboratorium Farmasetika Jurusan Farmasi Polkestanka. Hasil penelitian menunjukkan
secara organoleptis seluruh formula menghasilkan kejernihan 100%, homogen 100%,
bebas partikel 100%, dan berbau khas jeruk (citrus). Bobot jenis seluruh formula
memenuhi persyaratan dengan bobot jenis terbesar pada F5 sebesar 0,86. Uji ketahanan
wangi seluruh formula masih tercium pada jam ke-4 dan hasil uji spot terbesar pada F2
dengan diameter 75,59 mm. Formula “Senarai Jingga” yang paling disukai adalah F5
(60%). Hasil analisis Kendall’s W Test didapatkan signifikansi sebesar 0,016 yang
menunjukkan responden lebih menyukai Parfum “Senarai Jingga” dibandingkan kontrol
positif dengan keselarasan responden menilai kedua parfum adalah berbeda nyata. Saran
penelitian selanjutnya adalah perlu dilakukan uji tingkat kesukaan antara Parfum “Senarai
Jingga” dan kontrol positif berbeda (parfum merek lain) dengan karakteristik citrus.
Corresponding Author:
Indra Gunawan
Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Tanjungkarang, Indonesia
Email: indragunawan@poltekkes-tjk.ac.id
257
258 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2021, hlm 257-265
komposisi essential oil/fragrance oil. Evaluasi yang dihasilkan dengan kontrol positif
mutu fisik dibatasi pada uji organoleptis dan menggunakan program pengolah statistik.
bobot jenis (SNI 16-4949-1998), ketahanan Pengumpulan data penelitian dilakukan
wangi dan uji spot (Mustakim, et al., 2019) dan mengikuti tahapan yaitu:
uji kesukaan. 1. Melakukan pengumpulan data berupa
checklist tingkat kesukaan responden terhadap
Parfum Dolce & Gabbana Light Blue™ pour
METODE home EDT yang akan dijadikan kontrol positif
menggunakan 2 (dua) ketegori (tidak suka=0
Desain penelitian bersifat eksperimental dan suka=1) terhadap 100 responden. Parfum
kuantitatif yang bertujuan mengetahui suatu dapat dijadikan kontrol postif bila ≥80%
gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat responden menyukai parfum tersebut.
dari adanya perlakuan tertentu (Notoatmodjo, 2. Melakukan pengumpulan data hasil evaluasi 5
2010). Perlakuan yang dilakukan berupa formulasi (lima) produk parfum tipe EDT “Senarai
parfum tipe EDT (F1, F2, F3, F4, dan F5) dengan Jingga” yang sudah diformulasi dan dibuat di
kadar bahan pewangi 6-10% (SNI 16-4949-1998) Laboratorium Farmasetika Jurusan Farmasi
yang memiliki karakter citrus dengan tiga “note”, Polkestanka meliputi organoleptis dan bobot
yaitu: top note (bergamot, peach, banana, dan jenis (SNI 16-4949-1998), ketahanan wangi
aniseseed), middle note (lily, geranium, dan dan uji spot (Mustakim, et al., 2019) serta uji
cherry), dan base note (violet, musk, dan pine). kesukaaan.
Evaluasi mutu fisik meliputi organoleptis dan bobot a. Uji organoleptis
jenis (SNI 16-4949-1998), ketahanan wangi dan uji 1) Kejernihan
spot (Mustakim, et al., 2019) serta uji kesukaaan. Evaluasi kejernihan parfum dilakukan
Keseluruhan proses penelitian dilaksanakan secara visual oleh peneliti dengan cara
di Laboratorium Farmasetika Jurusan Farmasi mengambil sebanyak 1 ml sampel
Polkestanka pada bulan April-September 2020 masing-masing formula (F1, F2, F3, F4,
dengan target luaran penelitian adalah dan F5) dengan 5 kali pengulangan
mendapatkan formula dan produk parfum EDT menggunakan TopPette Pipettor 100-
“Senarai Jingga” terbaik yang memenuhi syarat 1000µl Dragon Lab™ dan Pipette Tip
mutu fisik (SNI 16-4949-1998) serta menjadi Eppendorf Volume 1000µl selanjutnya
produk khas unggulan Polkestanka. meneteskannya pada kaca arloji dan
Sampel pada penelitian adalah produk parfum diamati oleh peneliti dengan latar
tipe EDT dengan 5 (lima) formula sesuai SNI 16- belakang warna hitam.
4949-1998, yaitu F1 (6%), F2 (7%), F3 (8%), F4 2) Homogenitas
(9%), F5 (10%). Teknik penarikan sampel dilkukan Evaluasi homogenitas parfum dilakukan
menggunakan teknik total sampling yaitu secara visual oleh peneliti dengan cara
menjadikan seluruh obyek uji penelitian menjadi mengambil sebanyak 1ml sampel
sampel. Pengulangan perlakuan yang dilakukan masing-masing formula (F1, F2, F3, F4,
menggunakan rumus (Hanafiah, 2011). dan F5) dengan 5 kali pengulangan
(t-1) (r-1) ≥ 15 menggunakan TopPette Pipettor 100-
(5-1)(r-1) ≥ 15 1000µl Dragon Lab™ dan Pipette Tip
4r – 4 ≥ 15 Eppendorf Volume 1000µl selanjutnya
r ≥ 4,75 ~ 5 meneteskannya pada kaca arloji dan
Keterangan: t = jumlah perlakuan diamati oleh peneliti dengan latar
r = jumlah pengulangan belakang warna hitam.
Jumlah sampel yang diambil sebanyak 25 sampel 3) Bebas partikel
parfum tipe EDT. Evaluasi bebas partikel parfum
Prosedur penelitian terdiri atas 3 (tiga) tahap dilakukan secara visual oleh peneliti
yaitu; 1) melakukan survei pra eksperimen untuk dengan cara mengambil sebanyak 1 ml
menentukan apakah karakter parfum yang akan sampel masing-masing formula (F1, F2,
dijadikan pembanding atau kontrol positif, 2) F3, F4, dan F5) dengan 5 kali
melakukan kegiatan eksperimen di laboratorium pengulangan menggunakan TopPette
meliputi; formulasi, pembuatan dan evaluasi Pipettor 100-1000µl Dragon Lab™ dan
mutu fisik produk (parfum) yang sesuai Pipette Tip Eppendorf Volume 1000 µl
persyaratan SNI 16-4949-1998, dan 3) selanjutnya meneteskannya pada kaca
melakukan uji paska eksperimen terhadap arloji dan diamati oleh peneliti dengan
responden untuk membandingkan produk parfum latar belakang warna hitam.
260 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2021, hlm 257-265
dalam menilai kedua parfum berbeda nyata eksipien tercampur seluruhnya membentuk 1
(Priyastama, 2017). (satu) fase larutan (homogen), tidak terdapat
Penelitian yang dilakukan telah memenuhi partikel asing dalam juice parfum (bebas
laik etik penelitian dengan sertifikat No. partikel), dan memiliki aroma khas citrus
310/KEPK-TJK/VIII/2020 yang dikeluarkan sehingga didapatkan formula akhir parfum
Komisi Etik Penelitian Kesehatan Politeknik “Senarai Jingga”.
Kesehatan Tanjung Karang. Berdasarkan tabel 2 komponen parfum
“Senarai Jingga” memberikan karakteristik
aroma citrus segar yang berasal bergamot (top
HASIL notes) yang terdeteksi pada 15 menit awal setelah
parfum disemprotkan pada paper test. Setelah itu
Tingkat Kesukaan Kontrol Positif dilanjutkan fase mulai terciumnya aroma buah
segar yang didominasi aroma cherry (middle
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat notes) selama 1 jam, dan ditutup dengan fase
Kesukaan Responden Terhadap parfum mengering sempurna (dry down) yang
Kontrol Positif berasal dari aroma kayu segar yang berasal dari
Variabel Frekuensi % pine (base notes).
Suka 96 96 Produk parfum “Senarai Jingga” yang
Tidak suka 4 4 dihasilkan memiliki volume juice sebanyak
100ml berwarna kuning jernih yang dimasukkan
Hasil penilaian kesukaan terhadap kontrol dalam wadah transparan. Kemasan parfum diberi
positif oleh 100 responden memberikan hasil 96 label berwarna orange yang berisi tulisan
orang (96%) memberikan penilaian suka “Senarai Jingga” serta tulisan dan logo
terhadap, dan 4 orang (4%) tidak menyukai Polkestankamenyelaraskan julukan sebagai
sehingga parfum untuk selanjutnya dibandingkan “kampus orange” (Gambar 1) dan olfactory
dengan parfum “Senarai Jingga”. system parfum “Senarai Jingga” (Gambar 2).
Evaluasi Mutu Parfum “Senarai Jingga” Tabel 4. Hasil Uji Spot Parfum “Senarai Jingga
Formula Diameter (mm)
Hasil evaluasi mutu produk parfum tipe F1 75,58
EDT “Senarai Jingga” meliputi organoleptis, F2 75,59
bobot jenis, ketahanan wangi, dan uji spot. F3 75,57
a. Organoleptis F4 73,91
F5 75,43
Persyaratan organoleptis menurut SNI 16-4949-
Rata-rata 75,22
1998 menyebutkan syarat mutu parfum non Keterangan:
aerosol meliputi; kejernihan, homogenitas, F1 = Konsentrasi eau de toilette 6%
bebas partikel, dan bau/aroma. Evaluasi F2 = Konsentrasi eau de toilette 7%
organoleptis seluruh parameter menunjukkan F3 = Konsentrasi eau de toilette 8%
hasil 100% telah memenuhi syarat. F4 = Konsentrasi eau de toilette 9%
F5 = Konsentrasi eau de toilette 10%
b. Bobot Jenis
Evaluasi persyaratan bobot jenis menurut SNI e. Formula Parfum “Senarai Jingga” yang Paling
16-4949-1998 menyebutkan syarat mutu
Disukai
parfum non aerosol adalah 0,7-1,2. Pengujian formula Parfum “Senarai Jingga”
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan yang paling disukai didapatkan hasil formula
bahwa rata-rata bobot jenis seluruh formula formula 5 (F5) adalah yang paling disukai
memenuhi persyaratan (Tabel 3). responden yaitu sebanyak 18 responden (60%)
(Tabel 5.)
Tabel 3. Hasil Uji Bobot Jenis Parfum
“Senarai Jingga”
Tabel 5. Formula Parfum “Senarai Jingga”
Pengujian Bobot Jenis
Formula yang Paling Disukai
Bobot Jenis Keterangan
F1 0,84 MS Jumlah
Formula %
F2 0,84 MS Responden
F3 0,85 MS F1 4 13
F4 0,85 MS F2 2 17
F5 0,86 MS F3 3 10
Keterangan: F4 3 10
F1 = Konsentrasi eau de toilette 6% F5 18 60
F2 = Konsentrasi eau de toilette 7% Total 30 100
F3 = Konsentrasi eau de toilette 8% Keterangan:
F4 = Konsentrasi eau de toilette 9% F1 = Konsentrasi eau de toilette 6%
F5 = Konsentrasi eau de toilette 10% F2 = Konsentrasi eau de toilette 7%
MS = Memenuhi Syarat F3 = Konsentrasi eau de toilette 8%
F4 = Konsentrasi eau de toilette 9%
c. Ketahanan Wangi F5 = Konsentrasi eau de toilette 10%
Hasil uji ketahanan wangi parfum berjenis
EDT (pewangi 6-10%) mempersyaratkan f. Uji Tingkat Kesukaan Parfum “Senarai
aroma harus dapat terdeteksi minimal 4 Jingga” dan Kontrol Positif
(empat) jam setelah parfum diaplikasikan Uji tingkat kesukaan melalui pembobotan nilai
pada papar test (Mustakim, et al., 2019). kedua parfum terhadap 30 responden
Berdasarkan pengujian didapatkan seluruh memberikan hasil parfum “Senarai Jingga”
formula masih tercium pada jam ke-4. memiliki tingkat kesukaan lebih baik dengan
d. Uji Spot nilai 88 dibandingkan kontrol positif dengan
Hasil uji spot pengukuran menggunakan nilai 67. Analisis bivariat menggunakan statistik
jangka sorong elektrik untuk menentukan non parametrik Uji Kendall’s W didapatkan
diameter spot yang dihasilkan masing-masing hasil Asymp. Sig sebesar 0,016 atau probabilitas
formula. Berdasarkan hasil pengujian lebih kecil dari 0,05 (0,016<0,05) sehingga
didapatkan diameter rata-rata seluruh formula dapat disimpulkan kesepakatan atau keselarasan
sebesar 75,22mm (Tabel 4). responden dalam menilai kedua parfum berbeda
nyata (Priyastama, 2017).
Formulasi dan Evaluasi Parfum Tipe Eau de Toilette (EDT) “Senarai Jingga” 263
dipengaruhi oleh bentuk dan diameter alat kontrol positif (F0). Karakteristik F0 cenderung
semprot yang digunakan. Semakin luas area berbau jeruk (citrus) dan kombinasi notes laut
spot parfum maka semakin baik parfum yang sedangkan Fx merupakan perpaduan antara bau
dihasilkan (Kementerian Kesehatan RI, 2012). jeruk (citrus), buah, dan kayu. Berdasarkan hasil
uji statistik. Secara umum responden lebih
5. Formula Parfum “Senarai Jingga” yang paling memilih Fx dibandingkan F0.
disukai Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam
Formula Parfum yang paling disukai oleh hal penggunaan seluruh parameter uji kesukaan
responden adalah F5 yang diplih oleh 60% parfum yang meliputi uji jejak yang ditinggalkan
responden. Hasil tersebut menggambarkan parfum (sillage), uji jarak deteksi parfum
responden menyukai parfum dengan bau yang (projection) dan uji daya tahan parfum di tubuh
kuat, karena semakin tinggi konsentrasi (longevity) yang dalam dunia parfum lazim
parfum maka bau yang dihasilkan semakin disingkat “SPL” serta kuantitas responden yang
kuat. Perbedaan pada setiap formula sedikit. Penelitian selanjutnya disarankan dapat
didasarkan pada seri konsentrasi. F1 memiliki melakukan pengujian parameter SPL dan
konsentrasi terendah sebesar 6% dan tertinggi menambahkan jumlah responden yang lebih
adalah F5 sebesar 10%. banyak agar didapatkan hasil yang lebih
komprehensif.
6. Uji Tingkat Kesukaan Parfum “Senarai
Jingga”
Kesepakatan atau keselarasan di antara SIMPULAN
panelis dalam menilai pewangi (parfum)
“Senarai Jingga” tipe EDT dan kontrol positif) Parfum “Senarai Jingga” telah memenuhi
adalah tidak sama atau berbeda secara nyata. persyaratan mutu menurut SNI 16-4949-1998
Responden lebih menyukai Parfum tipe EDT dan memiliki tingkat kesukaan lebih baik
“Senarai Jingga” (Fx) dibandingkan dengan dibandingkan kontrol positif.
DAFTAR PUSTAKA
Adli, KN., B Pramudono. (2015). Studi Campuran Iswara, Filasavita Prasasti., Dwiarso Rubiyanto.
Surfactant Untuk Menentukan Fungsi Tatang Shabur Julianto. (2014). Analisis
Solubilizer dan Fixative Pada Industri Senyawa Berbahaya Dalam Parfum Dengan
Parfum. Indonesia Journal of Mathematisc Kromatografi Gas-Spektrometri Massa
and Natural Science, 38(1) H57-67. Berdasarkan Material Safety Data Sheet
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/J (MSDS) Indonesian Journal of Chemical
M/article/download/5487/4371. Research, (2), 19-27.
BPOM RI. (2020). Notifikasi Produk Kosmetik Kementerian Kesehatan RI. (2012). Formula
[online]. https://bit.ly/2UZKTed. Kosmetika Indonesia. Jakarta: Direktorat
Deliani, Evy., Zulkarnain. (2012). Parfume Botle’s Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Design and Its Influenced to Purchsing Kesehatan.
Intention in Adolescents. Prosiding Seminar Miftah, A., Prakoeswa, C. R. S., & Sukanto, H.
Ilmiah Dies Natalis USU ke-60 (SI-Dies (2014). Uji Tempel Pasien Dengan Riwayat
2012). 618-625. Medan. Dermatitis Kontak Alergi Kosmetik di URJ
Fauziah, S. (2018). Jangan Asal Begini Trik Kesehatan Kulit Dan Kelamin RSUD Dr.
Memilih Aroma Parfum Sesuai Kondisi Soetomo Surabaya. Berkala Ilmu Kesehatan
Cuaca. [online]. https://bit.ly/2OR7dTq. Kulit dan Kelamin, 26(1), 1-7.
Hanafiah, Ali Kemas. (2011). Rancangan Mustakim, Muhamad Nur., et al. (2019)
Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Pemanfaatan Minyak Biji Kopi (Fine Robusta
Raja Grafindo Persada. Toyomerto) Sebagai Bahan Baku Pembuatan
Hardiyati, Iin., Partomuan Simanjuntak., Tisno Parfum Eau De Toilette. Agroindustrial
Suwarno. (2019). Pembuatan dan Evaluasi Technology Journal. (3)1, 20-28.
Parfum Padat dari Minyak Atsiri Vanilla Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodelogi
(Vanila planifola), Melati (Jasmine sambac Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
(L.), Jeruk Manis (Citrus sinensis (L) Priyastama, Romie. (2017). Buku Sakti Kuasai
dalam Kemasan Bros. Medika Tadulako: SPSS. Yogyakarta: Start Up.
Jurnal Ilmiah Kedokteran. (6)3, 101-106.
Formulasi dan Evaluasi Parfum Tipe Eau de Toilette (EDT) “Senarai Jingga” 265
Setiyaningsih, Anik. (2014). Aplikasi Sitronelal Melati Dengan Minyak Akar Wangi Sebagai
Minyak Sereh Wangi pada Produk Pengikat. Jurnal Farmasimed (JFM), 1(1),
Eau de Toilette dengan Bahan Pewangi 6-10.
Alami. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Zou, Z., & Buck, L. B. (2006). Combinatorial
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. effects of odorant mixes in olfactory
Surbakti, C. I., & Swadana, E. (2018). Formulasi cortex. Science, 311(5766), 1477-1481.
Sediaan Pengharum Ruangan Dari Minyak