Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Dentin Jurnal Kedokteran Gigi: Assessment Record)

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

91

DENTIN
JURNAL KEDOKTERAN GIGI
Vol II. No 1. April 2018

PERBANDINGAN NILAI INDIKATOR MALOKLUSI RINGAN DENGAN


MALOKLUSI BERAT BERDASARKAN INDEKS HMAR (Handicapping Malocclusion
Assessment Record)

Fitriani1, Fajar Kusuma Dwi Kurniawan2, Diana Wibowo3


1
Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin
2,3
Bagian Ilmu Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

ABSTRACT

Background: Malocclusions areithe third major problem in dental health after dental caries and
periodontal disease in Indonesia. HMAR (Handicapping Malocclusion Assessment Record) are an index that
can be use totmeasure security of malocclusion, introduced by Salzmann in 1986. The HMAR indexrcan be used
directly into patients and using a study model. Objective: To analyze the comparison of mild
malocclusionaindicator values with severe malocclusion based on HMAR index (Handicapping Malocclusion
Assessment Record) in triage patient on RSGM Gusti Hasan Aman. Method: This study use observational
analytic withncross sectional approach in October-November 2017. The sample of the research is patient who
cameifirst to RSGM Gusti Hasan Aman in triage stages with the range around 12-18 years old and all the oldest
teeth have been dated and never do the orthodontic treatment. The sample wasfselected by using simple random
sampling method as much as 82 respondents which is consisted of 41 respondents with malocclusion light and
41 respondents with mild malocclusion. Results: The results showedithat the most influential indicator for the
occurrence of mild malocclusion was the lower jaw anterior teeth and severe malocclusion was the maxillary
anterior teeth jointed on the (Intra Arch Deviation). Statistical analysis with Mann-Whitney test obtained
significancetvalue of p=0,000 (p<0.05). Conclusion: Based on the comparison of Handicapping Malocclusion
Assessment Record (HMAR) index value, it can be concluded that the mild malocclusion indicator is bigger than
the severe malocclusion indicator

Keywords: Handicapping Malocclusion Assessment Record (HMAR), Malocclusion

ABSTRAK

Latar Belakang: Maloklusi berada pada urutan ketiga yang cukup besar dalam masalah kesehatan gigi
dan mulut setelahikaries gigi dan penyakit periodontal di Indonesia. Indeks Handicapping Malocclusion
Assessment Record (HMAR) adalah indeks yang dapat mengukur tingkat keparahan maloklusi, yang
diperkenalkan oleh Salzmann pada tahun 1986. Indeks HMAR dapat digunakan secararlangsung pada pasien
dan ada juga menggunakan model studi. Tujuan: Menganalisis perbandingananilai indikator maloklusi ringan
dengan maloklusi berat berdasarkan indeks Handicapping Malocclusion Assessment Record (HMAR) pada
pasien triage RSGM Gusti Hasan Aman. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik
dengan pendekatanncross sectional pada bulan Oktober-November 2017. Sampel penelitian ini adalah pasien
yangipertama kali datang ke stase triage RSGM Gusti Hasan Aman dengan rentang usia 12-18 tahun dan gigi
sulung sudah tanggal semua serta belum pernah melakukan perawatan ortodonti. Sampel dipilih menggunakan
metodefsimple random sampling berjumlah 82 responden yang terdiri dari 41 responden maloklusi ringan dan
41 responden maloklusi berat. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan nilai indikator yang berpengaruh terhadap
terjadinya maloklusi ringaniadalah gigi berdesakan anterior rahang bawah dan maloklusi beratiadalah gigi
berdesakan anterior rahang atas pada indikator penyimpangan gigi dalam satu rahang (Intra Arch Deviation).
Analisis statistik dengan uji Mann-Whitney diperoleh nilai signifikasi sebesar p=0,000 (p<0,05). Kesimpulan:
Berdasarkan hasil perbandingan nilai indeks Handicapping Malocclusion Assessment Record (HMAR) dapat
disimpulkan bahwa indikator maloklusi berat lebih besar daripada indikator maloklusi ringan.

Kata kunci: Handicapping Malocclusion Assessment Record (HMAR), Maloklusi

Korespondensi: Fitriani, Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas kedokteran Gigi Universitas Lambung
Mangkurat, Jalan Veteran No 128B, Banjarmasin, Kalsel, email: fifitrianii@gmail.com
Fitriani: Perbandingan Nilai Indikator Maloklusi Ringan Dengan Maloklusi Berat 92

PENDAHULUAN dalam menangani masalah gigi dan mulut disertai


berbagai macam spesialistik. Studi pendahuluan
Dalam perkembangan kehidupan modern yang telah kami lakukan pada bulan Januari tahun
kebutuhan aspek fungsional oklusifgigi semakin 2017 dari 10 pasien yang dirujuk ke bagian
kurang berkembang. Rendahnya tingkat ortodonti terdapati9 orang mengalami kondisi gigi
pengetahuan mengenai oklusi membuat masyarakat berdesakan dan 1 orang mengalami gigitan silang.
kurang memperdulikan kondisi ronggaimulutnya. Kasus maloklusi seperti gigitan silang dan gigi
Oklusi merupakan hubungan antara permukaan berdesakantsering dilakukan rujukan pada bidang
oklusal gigi geligitrahang atas dan rahang ortodonti.
bawah.rPenyimpangan terhadap oklusi normal Perawatan ortodonti diperlukan bagi
disebut maloklusi.1,2 Maloklusi penderitafmaloklusi sedangkan untuk mengetahui
adalahipenyimpangan letak gigi atau malrelasi kondisi maloklusi seseorang digunakan indeks
lengkung rahang di luar rentang kewajaran yang maloklusi. Salah satu indeks yang digunakan untuk
dapat diterima.3 Maloklusi merupakan mengukur keadaan dari keparahan maloklusi adalah
masalahakesehatan gigi dan mulut yang cukup indeks Handicapping Malocclusion Assessment
besar di Indonesia, maloklusi berada pada urutan Record (HMAR) yang diperkenalkan
ketiga setelah karies gigi dan penyakit periodontal. 4 olehiSalzmann pada tahun 1986. Indeks HMAR
Penelitian maloklusi sudah banyak di dapat digunakan langsung pada pasien dan ada juga
lakukan di beberapa Kota di Indonesia dan menggunakan model studi.10 Indeks HMAR secara
menunjukan angkafyang terus meningkat. kuantitatif dan objektif memberikan penilaian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh terhadap ciri – ciri oklusi dan menentukan
Hariyanti (2011) pada pasieniRSGM-P FKG Unair kebutuhan perawatan ortodonti menurut keparahan
menunjukan maloklusi sebesar 40%.5 Penelitian maloklusi yangrdilihat dari besarnya nilai yang
yang dilakukan oleh Loblobly dkk (2015) tercatat, selain itu penilaiannya tidak memerlukan
padatsiswa SMAN 9 Manado menunjukan alatiyang khusus atau rumit seperti indeks lain.
prevalensi maloklusi sebesar 43%.6 Penelitian yang PenilaiannIndeks HMAR dilihat berdasarkan
dilakukan oleh Anggriani dkk (2017) tentang penyimpangan gigi dalam satu rahang, kelainan
hubunganrtingkat keparahan maloklusi dengan hubungan gigi kedua rahang dalam keadaan oklusal
resiko karies remaja di SMPN 2 Marga Bali dan kelainan dentofasial.11 Tujuan penelitian ini
menunjukan maloklusi sebesar 48,9%. 7 Data adalah untuk menganalisis perbandingan nilai
tersebut menunjukan angka maloklusi masihicukup indikator antara maloklusi ringan dengan maloklusi
tinggi. berat berdasarkan indeks Handicapping
Salah satufwilayah yang mempunyai Malocclusion Assessment Record (HMAR)ipada
masalah kesehatan gigi dan mulut yang cukup pasien RSGM Gusti Hasan Aman.
tinggi adalah Provinsi Kalimantan Selatan.
Berdasarkan hasil data riskesdasitahun 2013 di BAHAN DAN METODE
wilayah Kalimantan Selatam terdapat prevalensi
kasus maloklusi gigi berdesakan pada usia 12-14 Penelitian ini diawali dengan pembuatan
tahun sebesar 15,6%.8 Pada kelompok usiattersebut surat izin penelitian dan ethical clearance yang
merupakan usia tertinggi dibandingkan usia >15 diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran Gigi
tahun. Menurut Adzimah (2011) dalam Universitas Lambung Mangkurat No. 059/KEPKG-
penelitiannya tentang prevalensi maloklusi pada FKGULM/EC/IX/ 2017. Penelitian ini
siswa SMP Negeri 1 Paciran kabupaten Lamongan menggunakan metode penelitian observasional
menyatakan tingkat keparahan maloklusi yang analitik dengan pendekatan crossfsectional.
lebihrtinggi terjadi pada maloklusi ringan.4 Populasi yang dapat diambil untuk penelitian ini
Bertentangan dengan pernyataan dari Adzimah, adalah pasienfyang pertama kali datang dengan usia
berdasarkan penelitian oleh Kusuma (2014) 11-18 tahun dan gigi sulung sudah tanggal semua
menyatakan tingkatimaloklusi yang lebih tinggi serta belum pernah melakukan perawatan ortodonti
adalah maloklusi berat dengan kasus yang lebih di RSGM Gusti Hasan Aman pada bulan oktober
banyak terjadi pada usia 13-14 tahun.1 Data ini sampai november 2017. Populasi dipilih
sesuai dengan penelitian Feroza (2017) yang menggunakan metode simple random sampling.
menunjukan maloklusi beratalebih banyak terjadi Berdasarkan perhitungan rumus Slovin didapatkan
pada usia 13-14 tahun karena penderita merasa hasil minimal besar sampel adalah yang
tidak ada keluhan secara langsung terhadap kasus dibulatkan menjadi 81 orang. Agar bisa dibagi dua
maloklusi dan kurangnya tingkat pengetahuan kelompok maka ditetapkan besar sampel 82 orang
bahwa penderita memerlukan perawatan dengan rincian 41 orang pada kategori maloklusi
ortodonti.8,9 ringan dan 41 orang pada ketegori maloklusi berat.
Rumah Sakit Gigi dan Mulut Gusti Hasan Subjek penelitian yang memenuhi kriteria
Aman Banjarmasin merupakanfsalah satu sarana diberikanfpenjelasan, Selanjutnya sampel diminta
yang memadai dan merupakan tempat khusus untuk mengisi lembar informed consent beserta
93 Dentin (Jur. Ked. Gigi), Vol II. No 1. April 2018 : 91 - 96

pencatatan identitas sampel dalam formulir status Tabel 2. Nilai indikator anterior rahang atas
yang dibimbing oleh peneliti. Kemudiantpeneliti Penyimpangan Gigi Dalam Satu Rahang (Intra Arch Deviation)
memakai jas lab, masker dan handscoon untuk
proteksi diri melakukan pencetakan gigi geligi Anterior Rahang Atas
rahang atas dan rahang bawah perorangan dengan Indikator Maloklusi Ringan Maloklusi Berat
sendok cetak dan bahan alginat yang telah Gigi missing 0 2,44
dicampur dengan air. Tatarcara mencetak gigi
Berdesakan 187,8 304,9
geligi harus dikuasai oleh peneliti karena pada
Rotasi 14,7 41,5
proses pencetakan dapat terjadi reaksi muntah.
Renggang terbuka 19,5 65,9
Pasien yang telah selesai dicetakIrongga mulutnya
Renggang tertutup 0 0
diberikan doorprize dan dipersilahkan untuk
melanjutkan perawatan ke stase berikutnya. Hasil
Tabel 3. Nilai indikator posterior rahang atas
cetakan akanadilakukan pengisian dengan air Penyimpangan Gigi Dalam Satu Rahang (Intra Arch
PDAM dan gips tipe IV dengan segera. Model gigi Deviation)
geligi sampel diukur tingkat keparahan Posterior Rahang Atas
maloklusinya secaranobservasional dengan sliding Indikator Maloklusi Ringan Maloklusi Berat
caliver. Hasil pemeriksaan dicatat dalam formulir, Gigi missing 9,8 17,1
kemudian data dikumpulkan dan akan dilakukan
Berdesakan 56,1 153,7
perbandingan nilai indikatorIantara kategori
Rotasi 17,1 36,6
maloklusi ringan dengan maloklusi berat.
Renggang terbuka 7,3 19,5
Renggang tertutup 0 0
HASIL PENELITIAN

Rata–rata nilai indikator indeks HMAR Tabel 4. Nilai indikator anterior rahang bawah
Penyimpangan Gigi Dalam Satu Rahang (Intra Arch
(Handicapping Malocclusion Assessment Record) Deviation)
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Anterior Rahang Bawah

Tabel 1. Rata–rata nilai indikator indeks HMAR Indikator Maloklusi Ringan Maloklusi Berat
Indikator M. ringan M. berat Gigi missing 0 4,9
Penyimpangan gigi dalam Berdesakan 243,9 390,2
satu rahang (Intra Arch 9, 488 17,76 Rotasi 24,4 43,9
Deviation) Renggang terbuka 24,4 24,4
Kelainan hubungan gigi Renggang tertutup 0 0
kedua rahang dalam keadaan
0,488 0,732
oklusi (Inter Arch Deviation)
a. segmen anterior Tabel 5. Nilai indikator posterior rahang bawah
Penyimpangan Gigi Dalam Satu Rahang (Intra Arch
b. segmen posterior 0 0
Deviation)
0 0 Posterior Rahang Bawah
Kelainan dentofacial
Indikator Maloklusi Ringan Maloklusi Berat
9,976 18,392 Gigi missing 21,95 51,2
Jumlah nilai indikator
Berdesakan 60,97 129,3
Rotasi 17,1 36,6
Berdasarkan tabel 1.fNilai indikator Renggang terbuka 4,9 14,6
Penyimpangan gigi dalam satu rahang (Intra Arch
Renggang tertutup 0 0
Deviation) kategori maloklusi ringan lebih rendah
daripada kategori maloklusi berat. Nilai kelainan
hubungan gigi kedua rahang dalam keadaan oklusi Berdasarkan tabel 2. tabel 3. tabel 4. dan
(Inter Arch Deviation) segmen anterior tabel 5. diatas menunjukan nilai indikator pada gigi
kategoriImaloklusi ringan juga lebih rendah missing, gigi rotasi, gigi renggang terbuka dan gigi
daripada kategori maloklusi berat. Nilai indikator renggang tertutup tidak terdapat nilai yang
kelainan hubungan gigi kedua rahang dalam signifikan sedangkan pada gigi berdesakan
keadaantoklusi (Inter Arch Deviation) segmen mempunyaitnilai yang signifikan antara maloklusi
posterior dan nilai kelainanrdentofacial kategori ringan dan maloklusi berat.
maloklusi ringan dengan kategori maloklusi berat Nilai indikator kelainan hubungan gigi
tidak memiliki perbedaan nilai yang dapat kedua rahang dalam keadaan oklusi (inter arch
mempengaruhi maloklusi. deviation) segmen anterior dan posterior dapat
dilihat pada tabel 6 dan tabel 7.
Fitriani: Perbandingan Nilai Indikator Maloklusi Ringan Dengan Maloklusi Berat 94

Tabel 6. Nilai indikator segmen anterior anterior rahang bawah dan posterior rahang
Kelainan Hubungan Gigi Kedua Rahang Dalam Keadaan bawahrpada penyimpangan gigi dalam satu rahang
Oklusi (Inter Arch Deviation) (Intra Arch Deviation) menunjukkan gigi missing,
Segmen Anterior
gigi rotasi, gigi renggang terbuka dan gigi renggang
Indikator Maloklusi Ringan Maloklusi Berat
tertutup tidak terdapat perbedaan bermakna antara
Jarak gigit 7,3 2,4 maloklusi ringan dengannmalokusi berat. Hanya
Tumpang gigit 17,1 34,1
pada gigi berdesakan anterior rahang atas, posterior
Gigitan silang 0 0
Gigitang terbuka 0 0
rahang atas, anterior rahang bawah dan posterior
rahang bawah yang terdapat perbedaan bermakna
Tabel 7. Nilai indikator segmen posterior antara maloklusi ringan dengan malokusi berat.
Kelainan Hubungan Gigi Kedua Rahang Dalam Keadaan Perbandingan nilai indikator segmen anterior dan
Oklusi (Intra Arch Deviation) segmen posterior pada kelainan hubungan gigi
Segmen Posterior kedua rahang dalam keadaan oklusi (Inter Arch
Indikator Maloklusi Ringan Maloklusi Berat Deviation) menunjukkan tidak terdapatkperbedaan
Hubungan antero- yang bermakna antara maloklusi ringan
0 0
posterior denganimalokusi berat. Perbandingan nilai
Gigitan silang 0 0 indikator kelainan dentofacial menunjukkan juga
Gigitan terbuka 0 0 tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara
maloklusi ringan dengan malokusi berat.
Berdasarkan tabel 6. dan tabel 7. diatas
menunjukan nilai indikator kelainan hubungan gigi PEMBAHASAN
kedua rahang dalam keadaan oklusi (inter arch Maloklusi pada gigi dapat diakibatkan oleh
deviation) segmen anterior dan segmen posterior beberapa faktor yaitubfaktor secara langsung
tidak memiliki perbedaan nilai yang signifikan ataupun tidak langsung. Kedua faktor ini sangat
antara maloklusi ringan dan maloklusi berat. berpengaruh dalamoterjadinya kelainan susunan
gigi. Berdasarkan dari nilai indikator pada gigi
Tabel 8. Nilai indikator kelainan dentofacial anterior rahang atas ternyata ditemukan
lebihbbanyak pada gigi berdesakan. Indikator gigi
Kelainan Dentofacial berdesakan anterior rahang atas ini adalah sebagai
Maloklusi Maloklusi penyebabeutama dalam menentukan maloklusi
Indikator
Ringan Berat ringan dan maloklusi berat. Berdasarkan dari hasil
Celah bibir 0 0 penelitian, indikator gigitberdesakan anterior
Bibir bawah terletak dipalatal rahang atas yang paling seringeterjadi pada
0 0
insisivus atas
Gangguang sendi rahang 0 0
maloklusi berat karena indikator ini memiliki nilai
Asimetris wajah 0 0
yang paling tinggi dibandingkan nilai indikator
Gangguan bicara 0 0
anterior rahang atas yang lain. Kondisi tersebut
akan menimbulkan terjadinyaBtumpang tindih yang
Tabel 8. diatas menunjukan nilai indikator diakibatkan karena adanya kebiasaan buruk.
kelainan dentofacial tidak memiliki perbedaan nilai Bernafas melalui mulutAmerupakan kebiasaan
yang signifikan antara maloklusi ringan dan yang paling sering menimbulkan kelainan pada
maloklusi berat. struktur wajah dan oklusi gigi geligi. Kebiasaan
Data yang sudah didapat akan dianalisis bernafas melalui mulut yang berlangsung selama
secara statistik tetapi sebelumnya, terlebih dahulu masa tumbuh kembangNdapat mempengaruhi
dilakukaniuji normalitas data. Uji normalitas pertumbuhan dentokraniofacial.9 Menurut
dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov- penelitian yang dilakukan oleh Jefferson Y tahun
Smirnov pada perbandingan nilai indikator 2010, seseorang yang memiliki kebiasaan
penyimpangan gigi dalam satu rahang (Intra Arch bernafasamelalui mulut pertumbuhan maksila
Deviation) menunjukkan data tidak terdistribusi menjadi terhambat yang menyebabkan langit-langit
normal. Perbandingan nilai indikator pada kelainan menjadi lebih sempit sehingga pada orang
hubungan gigi kedua rahangndalam keadaan oklusi denganrkebiasaan bernafas melalui mulut
(Inter Arch Deviation) menunjukkan data juga tidak cenderung memiliki susunan gigi anterior rahang
terdistribusiInormal. Perbandingan nilai indikator atas yang berdesakan.9,12 Nilai indikator gigi
kelainan dentofacial antara data juga tidak missing, gigi rotasi, gigi renggang terbuka dan gigi
terdistribusi normal. renggang tertutup anterior rahang atasItidak
Data dari hasil penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan sehinggahtidak
tidakaterdistribusi normal sehingga uji analisis menjadi penentu maloklusi ringan atau maloklusi
selanjutnya dilakukan uji non-parametrik yaitu uji berat.
Mann-Whitney. Data hasil uji analisis pada Nilai indikator gigi posterior rahang atas
penelitian ini didapatkan perbandingan nilai terdapat perbedaan yangSsangat besar pada
indikator anterior rahang atas, posterior rahang atas, indikator gigi berdesakan. Indikator gigi
95 Dentin (Jur. Ked. Gigi), Vol II. No 1. April 2018 : 91 - 96

berdesakan posterior rahang atas juga menjadi gigi rotasi, gigi renggangaterbuka dan gigi
penyebab utamaUdalam menentukan maloklusi renggang tertutup posterior rahang bawah tidak
ringan dan maloklusi berat. Etiologi indikator ini terdapat perbedaan yang signifikan sehingga tidak
masih belumNdiketahui secara pasti. Peneliti menjadiapenentu maloklusi ringan atau maloklusi
menyatakan bahwa penyebab gigi berdesakan berat.
adalahtfaktor genetik (keturunan). Faktor genetik Hasil penelitian tentangKnilai indikator
yang diturunkan dariuorang tua karena tidak ada antara malokusi ringan dengan maloklusi berat
keharmonisan ukuran mesial-distal gigi yang lebih pada kelainan hubungan kedua rahang dalam
besar warisankdari ayah dan ukuran rahang yang keadaan oklusi segmen anteriorAdan segmen
kecil warisan oleh ibu atau sebaliknya. 6,13 Pada posterior menunjukkan nilainya sama tidak terdapat
indikator giginmissing, gigi rotasi, gigi renggang perbedaan yang signifikan sehingga tidak
terbukaydan gigi renggang tertutup posterior rahang menentukan antara maloklusi ringan dan maloklusi
atas tidak terdapat perbedaan yang signifikan berat. Hasil penelitian nilai indikator kelainan
sehingga tidak menjadi penentu maloklusi ringan dentofacial nilainya juga samadtidak terdapat
atauamaloklusi berat. perbedaan yang signifikan sehingga tidak
Hasil dari penelitian tentang nilai indikator menentukanasebagai pembeda antara maloklusi
gigi anterior rahangPbawah juga lebih banyak ringan dan maloklusi berat.
ditemukan pada indikator gigi berdesakan. Hasil Indikator yang lebih banyak mempengaruhi
penelitian ini serupaAdengan penelitian yang maloklusi ringan adalah gigi berdesakannanterior
dilakukan oleh Isnaniah di Klinik terpadu Fakultas rahang bawah dan indikator yang lebih banyak
Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran tahun mempengaruhi maloklusi berat adalahtgigi
2013 yang menunjukanrgigi berdesakan lebih berdesakan anterior rahang atas. Berdasarkan
banyak terjadi pada anterior rahang bawah.14 penjelasan diatas hasil perbandingan nilai indeks
Berdasarkan dari hasil penelitian, IndikatorAgigi Handicapping Malocclusion Assessment Record
berdesakan anterior rahang bawah yangkpaling (HMAR) dapat disimpulkan bahwa indikator
sering terjadi adalah maloklusi ringan karena maloklusi berat lebih besar daripada indikator
indikator ini mempunyai nilai paling banyak maloklusi ringan.
diantara nilai indikator indeks HMAR yang lain dan
juga memiliki nilai rata rata yang cukupGtinggi. DAFTAR PUSTAKA
keadaan tersebut akan menimbulkan terjadinya
tumpangItindih yang diakibatkan karena gigi 1. Kusuma R.H. Perbedaan Indeks Karies antara
desiduiLyang terlambat dicabut padahal gigi Maloklusi Ringan dan Berat Pada Remaja di
permanennya sudah tumbuh atau bisa juga karena Ponpes Darul Hijrah Martapura. Dentino
gigi desidui dicabut sebelum waktunya akibatnya (Jurnal Kedokteran Gigi). 2014; 2(1):13-17.
rahang kurang berkembang dan gigi 2. Koesoemahardja H. Tumbuh kembang
permanenAyang tumbuh kemudian kekurangan kraniodentofasial. Tesis. Jakarta : Fakultas
tempat untuk tumbuh dalam oklusi normal. 15 Nilai Kedokteran Gigi Trisakti; 2009. p.29-39.
indikator gigi missing, gigi rotasi, gigiBrenggang 3. Rahardjo P. Ortodonti dasar edisi 2. Surabaya:
terbuka dan gigi renggang tertutup anterior rahang Airlangga University Press. 2013. p.45-53.
bawah tidak terdapat perbedaan yang 4. Adzimah FS. Gambaran derajat keparahan
signifikanusehingga tidak menjadi penentu maloklusi menggunakan handiccaping
maloklusi ringanJatau maloklusi berat. malocclusion assesment record pada siswa
Nilai indikator gigi posterior rahang bawah SMPN 1 Paciran Kabupaten Lamongan.
juga banyakSditemukan pada gigi berdesakan. Orthodontic Dental Journal. 2011; 2(2): 19-
Indikator gigi berdesakanIposterior rahang bawah 24.
juga menjadi penyebab utama dalam menentukan 5. Hariyanti S.R.J. Gambaran Tingkat Keparahan
maloklusi ringan dan maloklusi berat. Kondisi gigi Maloklusi dan Keberhasilan Perawatan
tersebut akanNmenimbulkan terjadinya tumpang Menggunakan Index Of Complexity, Outcome
tindih gigi yang diakibatkan oleh gigi desidui yang and Need (ICON) di RSGM-P FKG Unair.
terlaluTdini mengalami karies. Secara alami gigi Orthodontic Dental Journal. 2011; 2(1):26-32.
desidui akanItanggal sebelum gigi permanen 6. Loblobly M. Gambaran Maloklusi
tumbuh, tetapi karenangigi desidui yang mengalami Berdasarkan Indeks Handiccaping
karies berpengaruh terhadap perkembangan Malocclusion Assessment Record (HMAR)
oklusiGdan penutupan ruang sehingga dapat pada siswa SMAN 9 Manado. Jurnal e-Gigi
menyebabkan gigi saling tumpang tindih atau (eG). 2015; 3(2):625-633.
berdesakan. Gigi desidui merupakan petunjuk bagi 7. Anggriani N.L.P.M. Hubungan Tingkat
erupsiNatau tumbuhnya gigi permanen sehingga Keparahan Maloklusi Berdasarkan ICON
apabila gigi sulung sudah dicabut (Index of Complexity, Outcome and Need)
sebelumYwaktunya maka dapat memperlambat dengan Resiko Karies Ditinjau Dari Lama
tumbuhnya gigi permanen.16 Indikator gigi missing, Perlekatan Plak Pada Remaja di SMPN 2
Fitriani: Perbandingan Nilai Indikator Maloklusi Ringan Dengan Maloklusi Berat 96

Marga. Bali Dental Journal (BDJ). 2017;


1(2):63-75.
8. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Riset Kesehatan Dasar. Pokok-
pokok hasil Riskesdas dalam angka Provinsi
Kalimantan Selatan tahun 2013. Jakarta; 2013.
p.115-131.
9. Feroza N.A. Hubungan Kebiasaan Buruk
Bernafas Melalui Mulut Terhadap Tingkat
keparahan Maloklusi. Dentino (Jurnal
Kedokteran Gigi). 2017; 2(1):13-17.
10. Rahardjo P. Ortodonti dasar edisi 2. Surabaya:
Airlangga University Press. 2013. p.198-204.
11. Salzmann J.A. The Dental Plan For Husky
Health. Guidelines for the Scoring of
Orthodontic Cases September 2015.
Connecticut Dental Health Partnership. 2015.
p.1-9.
12. Jefferson Y. Mouth Breathing: adverse effect
on facial groeth, health, academy, and
behavior. East Hanover: Academy of General
Dentistry. 2010. p.18-23.
13. Iswary HS. Gigi supernumery dan perawatan
ortodonsi. Dental Jurnal FKG Prof DR
Moestopo. 2013; 1(1):27-38.
14. Isnaniah M. Distribusi Maloklusi di Klinik
Terpadu Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Padjajaran. Dentika Dental Journal. 2013;
2(1):67-68.
15. Asmawati, Adriana H., Nurhamidah. Indeks
Plak Antara Gigi berjejal dengan gigi tidak
berjejal setelah menyikat gigi pada siswa-
siswi SMP PAB 5 Patumbak tahun 2014.
Jurnal Ilmiah Pannmed. 2014; 9(2):103-106.
16. Suarniti L.P. Pencabutan dini gigi sulung
akibat karies gigi dapat menyebabkan gigi
crowding. Jurnal Kesehatan Gigi. 2014;
2(2):35-40.

You might also like