Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Sebaran Nilai Daya Hantar Listrik Dan Salinitas Pada Sumur Gali Di Pesisir Pantai Kecamatan Padang Barat

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

JURNAL DAMPAK- VOL. 15 NO.

1 (2018) 43-50

Terbit online pada laman web jurnal :http://jurnaldampak.ft.unand.ac.id/

Jurnal Dampak
| ISSN (Print) 1829-6084 |ISSN (Online) 2597-5129|

Artikel Penelitian

Sebaran Nilai Daya Hantar Listrik dan Salinitas pada Sumur Gali di Pesisir Pantai
Kecamatan Padang Barat
Tivany Edwin, Rinda Andhita Regia, Fauzia Rahmi
Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas

ARTICLE INFROMATION A B S T R A C T
This study aims to determine the distribution of electrical conductivity and
Received: 1 Desember 2017 salinity values in dug well water as an indication of sea water intrusion.
Revised: 31 Desember 2017
The study was conducted on the coastal area of Padang Barat District with
Available Online: 31 Januari 2018
30 sample points and variation of 0-500 m distance from shore to the land.
Measurement of electical conductivity values is measured in the field
KEYWORDS
using conductivity meter while for salinity by argentometric method to
Sea water intrusion analyze chloride ions which are then converted to Knudsen Equation. The
Electrical conductivity range of conductivity values is 163.4-5260,8 μS / cm while the salinity
Padang barat beach value is 0.303-0.564 ‰. The relation of electrical conductivity and
Salinity salinity values shows a very strong correlation with a value of 0.9373. The
CORRESPONDENCE relation of the electrical conductivity value with the distance from the
shoreline and the depth of the well shows no correlation with values of
Phone: - 0.264 and 0.054. The salinity value with the distance from the shoreline
E-mail: tivany@eng.unand.ac.id and the depth of the well also showed no correlation with the values of
0.205 and 0.003. The comparison of measured values with groundwater
classification known as 2 points is slightly brackish water as an indication
of sea water intrusion found in Purus and Berok Nipah sub-districts.

PENDAHULUAN penyakit diare, gangguan metabolisme dan penyakit kulit,


kemudian penurunan kesuburan tanah, kerusakan bangunan
Akuifer daerah pesisir sangat sensitif terhadap gangguan dan lain sebagainya (Widada, 2007).
antropogenik seperti kegiatan industri, rumah tangga dan
pertanian. Air tanah di daerah tersebut rentan terhadap Indikator yang digunakan untuk mengetahui terjadinya
penurunan kualitas dan kuantitas karena faktor-faktor seperti intrusi air laut diantaranya peningkatan nilai daya hantar
intrusi air asin, penurunan muka tanah dan pencemaran air listrik (DHL) dan kadar salinitas air. DHL adalah gambaran
(Appelo dan Postma, 2005). Pengambilan air tanah yang numerik dari kemampuan air untuk meneruskan aliran listrik.
berlebihan menyebabkan banyaknya ruang kosong di dalam Semakin besar kemampuan air untuk menghantarkan listrik,
akuifer dan mengakibatkan tinggi muka air tanah lebih memperlihatkan semakin banyaknya garam-garam yang
rendah dari pada permukaan air laut, perbedaan tinggi terkandung di air sehingga mengindikasikan terjadinya
permukaaan air tanah dengan permukaan air laut ini intrusi air laut. Pengukuran DHL bertujuan mengukur
menyebabkan air laut yang mengandung unsur garam seperti kemampuan ion-ion dalam air untuk menghantarkan listrik
klorida (Cl-) merembes ke dalam air tanah sehingga serta memprediksi kandungan mineral dalam air. Kadar
menimbulkan pencemaran air tanah atau intrusi air laut salinitas merupakan tingkat keasinan atau kadar garam
(Abdullah, dkk, 2010). Intrusi air laut dapat menyebabkan terlarut dalam air. Penentuan kriteria keasinan dari air tanah
dampak yang sangat luas dalam berbagai aspek kehidupan, dapat dilakukan dengan cara menghitung tingkat salinitas
seperti gangguan kesehatan misalnya dapat menyebabkan (Sutrisno, 2006).

https://doi.org/10.25077/dampak.15.1.43-50.2018 Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved


EDWIN, ET AL. / JURNAL DAMPAK - VOL. 15 NO. 1(2018) 43-50

Wilayah pesisir pantai di Provinsi Sumatera Barat salah kepentingan korelasional dibutuhkan minimal sebanyak 30
satunya adalah Kota Padang. Kota Padang terdiri dari 11 sampel. 30 titik sampling yang mengacu pada jarak dari
Kecamatan dan salah satu wilayah pesisir di Kota Padang pesisir pantai yakni 0-500 m dengan jarak antar titik 10-100
adalah Kecamatan Padang Barat. Kecamatan ini memiliki 10 m yang berguna untuk pemetaan zonasi intrusi laut dari bibir
kelurahan dengan 5 kelurahan diantaranya berada di kawasan pantai yang tersebar pada seluruh kelurahan. Lokasi
pesisir pantai dengan pemukiman penduduk yang padat dan sampling di Kecamatan Padang Barat dapat dilihat pada
belum memiliki akses air minum yang memenuhi syarat. Gambar 1.
Jumlah rumah tangga (RT) di Kota Padang adalah 239.861
RT dengan 132.383 RT menggunakan PDAM dan 69.726 Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan SNI 03-7016-
RT menggunakan sumur sebagai sumber air bersih 2004 tentang Tata Cara Pengambilan Contoh dalam Rangka
(Bapedalda, 2015). Menurut data Bapedalda dalam laporan Pemantauan Kualitas Air pada Suatu Daerah Pengaliran
Status Lingkungan Hidup Daerah tahun 2015 di kawasan Sungai. Berdasarkan SNI 03-7016-2004 Frekuensi
pesisir Kecamatan Padang Barat sebanyak 1.743 rumah pengambilan sampel pada air tanah dilakukan setiap 12
tangga menggunakan sumur sebagai sumber air bersih. minggu atau satu kali dalam 3 bulan. Untuk kebutuhan
Berdasarkan uraian tersebut perlu dilakukannya penelitian variasi data maka pengambilan sampel dilakukan 3 kali
terkait studi intrusi air laut pada kawasan Kecamatan Padang dalam selang waktu 1,5 bulan, pengambilan sampel pertama
Barat Kota Padang berdasarkan sebaran nilai DHL dan pada bulan pertama kemudian 1,5 bulan selanjutnya untuk
salinitas pada sumur gali di daerah pesisir pantai Kecamatan pengambilan sampel kedua begitu juga dengan sampel
Padang Barat. ketiga.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis nilai daya
hantar listrik dan kadar salinitas air sumur gali di kawasan Pengambilan sampel air mengacu pada SNI 6989.58-2008
pesisir Kecamatan Padang Barat Kota Padang, serta tentang Metode Pengambilan Contoh Air Tanah. Alat untuk
menganalisis pengaruh jarak dari bibir pantai dan kedalaman pengambilan air pada sumur gali menggunakan vertical
terhadap nilai daya hantar listrik dan salinitas air sumur gali water sampler dan kemudian sampel air dimasukkan dalam
di kawasan pesisir pantai Kecamatan Padang Barat Kota botol sebanyak 100 ml. Untuk mendapatkan keakuratan data,
Padang. pengukuran daya hantar listrik (DHL) dilakukan langsung di
lapangan.
METODOLOGI
Analisis deskriptif dilakukan dengan menentukan nilai rata-
Tahapan penelitian dimulai dengan mengumpulkan data rata dari pengukuran DHL dan salinitas sampel air sumur.
sekunder dari instansi terkait, kemudian dilakukan penentuan Kemudian nilai DHL dibandingkan dengan klasifikasi air
lokasi sampling. Tahap selanjutnya dilakukan pengambilan menurut PAHIAA (1986) dan nilai salinitas dibandingkan
sampel air sumur penduduk dengan pengukuran daya hantar dengan tingkat salinitas air tanah menurut Todd (1980).
listrik dan salinitas di lokasi sampling, setelah itu dilakukan Berdasarkan nilai DHL, klasifikasi air yang disusun oleh
analisis regresi dan analisis korelasi parameter daya hantar Panitia Add Hoc Intrusi Air Asin Jakarta (PAHIAA) pada
listrik dan salinitas terhadap jarak dari bibir pantai yang tahun 1986 seperti padda Table 1.
kemudian dibuat zonasi intrusi air lautnya.
Tabel 1. Klasifikasi Air Berdasarkan Daya Hantar Listrik
Penelitian ini dilakukan pada air sumur yang terletak di 5 (DHL) Menurut PAHIAA
Kelurahan Kecamatan Padang Barat yaitu Kelurahan Sifat Air Daya Hantar Listrik (µS/cm)
Belakang Tangsi, Kelurahan Olo Kelurahan Berok Nipah, Air tawar <1.500
Kelurahan Purus, dan Kelurahan Flamboyan Baru. Pemilihan Air agak payau 1.500-5.000
ini berdasarkan kelurahan-kelurahan yang berada di pinggir Air payau 5.000-15.000
pantai. Pengukuran indikator intrusi air laut dilakukan di Air asin 15.000-50.000
Laboratorium Air Teknik Lingkungan Universitas Andalas. Brine (connate) >50.000
Sumber: PAHIAA, 1986
Pemilihan lokasi pengambilan sampel menggunakan metode
purposive sampling dengan mempertimbangkan daerah yang Tabel 2. Klasifikasi Air Tanah Berdasarkan Tingkat Salinitas
diperkirakan terindikasi intrusi air laut. Metode purposive Salinitas (‰) Sifat Air
sampling adalah metode penentuan sampel dengan <0,5 Air tanah tawar
pertimbangan tertentu yakni berupa unit sampel yang 0,5-30 Air tanah payau
disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan 30-40 Air tanah asin
tujuan yang ingin dicapai (Sugiyono, 2010). >40 Air tanah brines
Sumber: Todd, 1980
Penentuan jumlah titik sampling pada penelitian ini mengacu
pada buku Groundwater Monitoring, minimal sampel adalah Analisis regresi berfungsi untuk mengukur hubungan DHL
sebesar 30 buah titik. Jumlah ini sesuai dengan teori Gay dan dan salinitas air dengan jarak dari bibir pantai dan kedalaman
Diehl (1992) yang menyatakan ukuran sampel untuk sumur dan analisis korelasi berfungsi untuk melihat seberapa
44 https://doi.org/10.25077/dampak.15.1.43-50.2018
EDWIN, ET AL. / JURNAL DAMPAK - VOL. 15 NO. 1 (2018) 43-50

kuat hubungan DHL dan salinitas air dengan jarak dari bibir
pantai serta kedalaman sumur.

Kec. Padang Utara

Kec. Padang
Timur

Samudra
Indonesia

Kec. Padang Selatan

Gambar 1. Titik sampling pada area Pesisir Padang Barat


Keterangan: ( ○ = sampling points)

HASIL DAN PEMBAHASAN 193,8-2745,6 µS/cm dan pada bulan Oktober 2016 berkisar
antara 151,6-4983 µS/cm.
Data yang terkumpul dari analisis kualitas air sumur terdiri
dari data pengukuran terhadap kondisi umum pada masing- Daya Hantar Listrik (DHL) dapat memberikan informasi
masing titik sampling (koordinat, elevasi, jarak dari bibir mengenai air tawar, payau dan asin untuk mengetahui daerah
pantai, lebar sumur, kedalaman sumur, tinggi sumur dari yang terindikasi intrusi air laut, maka nilai DHL yang
permukaan tanah dan muka air sumur), dan data nilai DHL terukur dibandingkan dengan klasifikasi air menurut
serta salinitas. PAHIAA (1986). Klasifikasi ini menjelaskan tentang sifat air
yang mana jika nilai DHL melewati rentang <1500 µS/cm
Nilai DHL pada setiap titik sampling menunjukkan nilai air akan bersifat agak payau, payau dan asin. Jika air tidak
yang berbeda-beda untuk pengambilan bulan Juli 2016, lagi bersifat tawar, maka terjadi indikasi intrusi air laut. Nilai
bulan September 2016 dan bulan Oktober 2016. Pada bulan DHL pada titik sampling 28 berada pada klasifikasi air payau
Juli 2016, nilai DHL rata-rata berkisar antara 163,4-5260,8 pada bulan Juni 2016 dan air agak payau pada bulan
µS/cm, bulan September 2016, nilai DHL berkisar antara September dan Oktober 2016.

https://doi.org/10.25077/dampak.15.43-50.2018 45
EDWIN, ET AL. / JURNAL DAMPAK - VOL. 15 NO. 1(2018) 43-50

6000
5500 Air payau
DHL (µS/cm)

5000
4500
4000
3500 Air agak payau
3000
2500
2000
1500
Air tawar
1000
500
0

13

26
10
11
12

14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

27
28
29
30
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Titik Sampling
Jul-16 Sep-16 Okt-16

Keterangan *menurut PAHIAA (1986)


Gambar 2. Nilai Daya Hantar Listrik di Pesisir Padang Barat
Nilai DHL yang tinggi pada titik sampling 28 disebabkan disebabkan oleh adanya percampuran antara air sungai
oleh beberapa faktor yaitu kepadatan penduduk yang tinggi dengan air laut sehingga terdapat sedikit kandungan air asin
yaitu di Kelurahan Berok Nipah, masyarakat yang umumnya pada air tanah di daerah ini (Putra, 2016).
menggunakan sumur sebagai sumber air bersihnya, dan titik Salinitas
sampling 28 yang berdekatan dengan sungai yang
memungkinkan untuk terjadinya intrusi air laut melalui Salinitas yang terukur di bulan Juli 2016, bulan September
sungai. Menurut Purba (2009) menyatakan intrusi air laut 2016 dan bulan Oktober 2016 menunjukkan hasil yang tidak
pada air sungai menyebabkan air berkadar garam tinggi ini terlalu memperlihatkan perbedaan. Pada pengukuran bulan
bergerak dan mengisi air tanah di sekitarnya, akibatnya air Juli 2016 nilai salinitas berkisar antara 0,303-0,564 ‰,
tanah di sekitar sungai berkadar garam tinggi. Air tanah pengukuran bulan September 2016 berkisar antara 0,301-
payau juga dapat ditemukan di daerah yang berdekatan 0,480 ‰ dan untuk bulan Oktober 2016 nilai salinitas
dengan sungai, kemungkinan rasa payau air di daerah ini berkisar antara 0,305-0,513 ‰.

0.6
Air tanah payau
Salinitas (‰)

0.5
Air tanah tawar
0.4

0.3

0.2

0.1

0
16

25
10
11
12
13
14
15

17
18
19
20
21
22
23
24

26
27
28
29
30
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Titik Sampling

Jul-16 Sep-16 Okt-16


Gambar 3. Grafik Nilai Salinitas Di Pesisir Padang Barat
Nilai salinitas yang terukur pada bulan Juli 2016, bulan yaitu dapat memberikan informasi mengenai kadar garam
September 2016 dan bulan Oktober 2016 pada Gambar 3 terlaut dalam air atau keasinan air.
secara umum terlihat tidak mengalami penurunan dan
peningkatan kecuali pada satu titik sampling yaitu titik Klasifikasi air menurut Todd (1980) menyebutkan bahwa
sampling 28. Salinitas memiliki peran serupa seperti DHL rentang air tanah yang bersifat tawar adalah sebesar <0,5 ‰.

46 https://doi.org/10.25077/dampak.15.1.43-50.2018
EDWIN, ET AL. / JURNAL DAMPAK - VOL. 15 NO. 1 (2018) 43-50

Untuk nilai salinitas yang melebihi rentang tersebut akan positif. Hubungan ini menjelaskan antara nilai DHL dan
bersifat payau (0,5-30 ‰) dan asin (30-40 ‰) sehingga salinitas yang saling mempengaruhi dimana peningkatan
dapat dikategorikan terjadi indikasi intrusi air laut. Nilai nilai DHL diikuti dengan peningkatan nilai salinitas.
salinitas yang tinggi pada titik sampling 28 karena nilai DHL Penelitian Indahwati (2012) menyebutkan air yang
dan salinitas yang saling mempengaruhi dimana peningkatan mengandung garam akan memiliki harga DHL yang tinggi.
nilai DHL diikuti dengan peningkatan nilai salinitas dan di Penelitian oleh Notji (2007) juga menjelaskan bahwa makin
dalam buku karangan Davis dan Wiest (1996) menjelaskan besar salinitas, makin besar pula DHLnya dan didalam buku
bahwa DHL bertambah dengan bertambahnya salinitas. karangan Davis dan West (1996) menjelaskan bahwa DHL
bertambah dengan bertambahnya salinitas.
Untuk melihat seberapa kuat hubungan antara nilai DHL
dengan salinitas, nilai DHL dan salinitas yang terukur Dari nilai DHL dan nilai salinitas yang telah dibandingkan
dianalisis untuk mendapatkan persamaan regresi dan dengan klasifikasi air menurut PAHIAA (1986) dan Todd
koefisien korelasi. Persamaan regresi dan koefisien korelasi (1980) dapat diketahui indikasi terjadinya intrusi air laut.
antara nilai DHL dan salinitas terukur ditunjukkan oleh Titik sampling yang terindikasi intrusi air laut yakni titik
Gambar 4. sampling 28 pada ketiga waktu pengukuran yaitu pada bulan
Juli 2016, bulan September 2016 dan bulan Oktober 2016.
Nilai koefisien korelasi didapatkan dari menarik akar kuadrat Pada bulan September 2016 juga terdapat 1 titik sampling
nilai R2 pada Gambar 4. Nilai koefisien korelasi yang yang terindikasi intrusi yakni titik sampling 07. Tabel 3
didapatkan adalah 0,9373. Hubungan antara nilai DHL dan menunjukkan daerah yang terindikasi intrusi air laut.
salinitas menunjukkan korelasi sangat kuat dengan nilai yang

0.6
y = 0,00005x + 0,2829
0.5 R² = 0,8786
0.4
Salinitas (‰)

0.3

0.2

0.1

0
0 2000 4000 6000

DHL (µS/cm)
Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Nilai DHL dan Salinitas
Tabel 3. Titik Sampling Indikasi Intrusi Air Laut

Titik Juli 2016 September 2016 Oktober 2016


Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan
Sampling
Nilai DHL Nilai Salinitas Nilai DHL Nilai Salinitas Nilai DHL Nilai Salinitas
07 - - Terintrusi - - -
28 Terintrusi Terintrusi Terintrusi - Terintrusi Terintrusi

Tabel 4. Nilai DHL dan Salinitas Titik Sampling Terintrusi Terhadap Curah Hujan dan Pasang Surut

Nilai Daya Hantar Listrik Nilai Salinitas


Curah Hujan Pasang Surut
Pengambilan Sampel
(mm3/bulan) (m)
Titik Sampling 07 Titik Sampling 28 Titik Sampling 28

1 (Juli) 112 0,724 295,0 5260,8 0,564


2 (September) 353 0,698 1563,2 2745,6 0,480
3 (Oktober) 140 0,706 160,6 4983 0,513

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa antara pengukuran nilai terintrusi yang sama. Pada pengukuran bulan Juli 2016,
DHL dengan nilai salinitas mengindikasikan daerah bulan September 2016 dan bulan Oktober 2016 terdapat titik

https://doi.org/10.25077/dampak.15.43-50.2018 47
EDWIN, ET AL. / JURNAL DAMPAK - VOL. 15 NO. 1(2018) 43-50

sampling 28 yang terintrusi berdasarkan nilai DHL. Apabila dilihat bahwa nilai DHL dan salinitas rendah pada saat surut.
dilihat dari nilai salinitasnya, titik sampling 28 sudah Hal ini sesuai dengan penelitian Dharmawan (2014) yang
melewati rentang air tanah tawar pada pengukuran bulan Juli menyatakan bahwa intrusi air laut tertinggi terjadi pada saat
2016 dan bulan Oktober 2016 yakni dengan nilai 0,564 ‰ pasang dan nilai intrusi rendah pada saat surut.
dan 0,513 ‰ dan berada dalam klasifikasi air tanah payau.
Tabel 4 menunjukkan kecenderungan nilai DHL dan salinitas Penelitian serupa dilakukan oleh Dibba (2015) yang
terhadap curah hujan dan pasang surut pada titik sampling mengkaji indikasi intrusi air laut dengan pengukuran nilai
yang terindikasi intrusi air laut. DHL dan salinitas di Kecamatan Padang Utara, Kota Padang
yang telah terindikasi intrusi air laut pada beberapa titik
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa adanya sumur yang sampling. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil yang
terintrusi pada ketiga periode pengukuran sampel dapat terukur di Kecamatan Padang Barat, Kota Padang yang
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu faktor belum terindikasi intrusi air laut karena secara umum hasil
curah hujan dan pasang surut air laut. Nilai curah hujan pengukuran nilai DHL dan salinitas di Kecamatan Padang
menurut Badan Pusat Statistik tahun 2016 pada bulan Juli, Barat belum melebihi standar air tawar kecuali pada satu titik
September dan Oktober adalah 112 mm/bulan, 353 sampling yakni titik sampling 28 di Kelurahan Berok Nipah.
mm/bulan dan 140 mm/bulan. Berdasarkan nilai DHL nya Data analisis regresi dan korelasi antara nilai DHL dan
terdapat satu titik sampling yang terindikasi intrusi hanya salinitas terhadap dengan jarak dari bibir pantai serta
pada pengukuran bulan September 2016 saja yaitu titik kedalaman sumur dapat dilihat pada Tabel 5 dan 6. Tabel 5
sampling 07. menunjukkan hasil analisis korelasi berupa koefisien korelasi
(r) yang didapatkan dengan menarik akar kuadrat dari nilai
Perubahan tersebut disebabkan pada saat sebelum sampling koefisien yang didapatkan (R2). Hasilnya nilai r
terjadi hujan dan pada daerah pantai air hujan yang ada menunjukkan korelasi yang rendah antara DHL dengan jarak
umumnya mengandung kadar garam yang tinggi titik sampling dari bibir pantai yaitu dengan nilai 0,264 pada
dibandingkan air hujan yang jatuh di daerah pedalaman bulan Juli 2016, 0,218 pada bulan September 2016 dan 0,279
((Hinterland), hal ini karena hujan di daerah pantai mendapat pada bulan Oktober 2016. Interpretasi nilai r menurut
pengaruh penguapan air laut. Pada kondisi ini titik sampling Sugiyono (2010) nilai 0,20-0,399 termasuk kategori tingkat
07 memiliki jarak yang cukup dekat dari bibir pantai. Nilai hubungan rendah. Penelitian ini serupa dengan penelitian
pasang surut menurut BMKG Kota Padang tahun 2016 pada (Edwin, Regia, & Dibba, 2016) yang menemukan bahwa
bulan Juli, September dan Oktober masing-masing adalah tidak ada korelasi antara kedalaman dan jarak dengan
0,724, 0,698 dan 0,706. Nilai DHL dan Salinitas mengalami parameter indikasi intrusi air laut ke dalam air tanah.
penurunan pada bulan dimana nilai pasang surut kecil, dapat

Tabel 5. Data Analisis Regresi dan Korelasi antara nilai DHL terhadap Jarak serta Kedalaman Sumur
dari Bibir Pantai di Pesisir Kecamatan Padang Barat
Korelasi DHL terhadap Jarak sumur dari bibir
Waktu (bulan) Korelasi DHL terhadap Kedalaman sumur
pantai
R2 R Korelasi R2 r Korelasi
Juli 0,0696 0,264 Rendah 0,0029 0,054 Sangat Rendah
September 0,0474 0,218 Rendah 0,0245 0,157 Sangat Rendah
Oktober 0,0783 0,279 Rendah 0,0027 0,052 Sangat Rendah

Tabel 6. Analisis Regresi dan Korelasi antara Nilai Salinitas terhadap Jarak dan Kedalaman Sumur
dari Bibir Pantai di Pesisir Kecamatan Padang Barat

Korelasi Salinitas dengan Jarak Sumur Korelasi Salinitas dengan Kedalaman Sumur
Jarak (Bulan) dari bibir pantai

R2 r Korelasi R2 r Korelasi

Juli 0,0421 0,205 Rendah 0,00001 0,003 Sangat Rendah

September 0,0586 0,242 Rendah 0,000005 0,002 Sangat Rendah

Oktober 0,0669 0,259 Rendah 0,002 0,045 Sangat Rendah

Tidak adanya korelasi antara DHL dan jarak titik sampling kedalaman sumur yaitu dengan nilai 0,054 pada bulan Juli
dari bibir pantai disebabkan oleh perbedaan karakteristik 2016, 0,157 pada bulan September 2016 dan 0,052 pada
tanah di lokasi sampling. Keragaman nilai DHL dan salinitas bulan Oktober 2016 dengan interpretasi ketiga sampel
sangat dipengaruhi oleh keragaman karakteristik tanah (Yan, termasuk kategori tingkat hubungan sangat rendah.
2007). Korelasi yang sangat rendah antara DHL dengan
48 https://doi.org/10.25077/dampak.15.1.43-50.2018
EDWIN, ET AL. / JURNAL DAMPAK - VOL. 15 NO. 1 (2018) 43-50

Tabel 6 menunjukkan hasil analisis korelasi berupa koefisien Appelo, CAJ., Postma, D., (2005). Geochemistry,
korelasi (r). Hasilnya nilai r menunjukkan korelasi yang Groundwater and Pollution, 2nd. Netherlands: CRC
rendah antara nilai salinitas dengan jarak titik sampling dari Press.
bibir pantai yaitu dengan nilai 0,205 pada bulan Juli 2016,
Badan Pusat Statistik Kota Padang. (2016). Padang Utara
0,242 pada bulan September 2016 dan 0,259 pada bulan
Dalam Angka Tahun 2016.
Oktober 2016. Interpretasi nilai r menurut Sugiyono (2010)
nilai 0,20-0,399 termasuk kategori tingkat hubungan rendah. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. (2015).
Penelitian ini sedikit berbeda dengan penelitian Damayanti Profil Daerah Kota Padang Tahun 2015.
(2015) yang menemukan bahwa jarak berpengaruh dengan
Bapedalda. (2015). Data Status Lingkungan Hidup Kota
salinitas dengan tingkat korelasi yang cukup/ moderat.
Padang tahun 2015. Padang: Bapedalda Kota
Padang.
Kondisi salinitas sangat ditentukan oleh ketinggian lahan,
permeabilitas tanah dan iklim. Korelasi yang sangat rendah Damayanti, A. D. (2015). Studi Salinitas Air Tanah Dangkal
antara nilai salinitas dengan kedalaman sumur yaitu dengan di Daerah Pesisir Bagian Utara Kota Makassar. Tugas
nilai 0,003 pada bulan Juli 2016, 0,002 pada bulan Akhir. Program Studi Teknik Lingkungan Jurusan
September 2016 dan 0,045 pada bulan Oktober 2016, dimana Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
ketiganyatermasuk kategori tingkat hubungan sangat rendah. Hasanuddin. Makassar.
Davis, S.N. dan Wiest, R.J.M. (1996). Hydrogeology. New
SIMPULAN
York: Jhon Willey & Sons, Inc.

Pada bulan Juli 2016, nilai DHL rata-rata berkisar antara Dharmawan, A.A. (2014). Pemetaan Salinitas Air Laut
163,4-5260,8 µS/cm, bulan September 2016, nilai DHL Akibat Pasang Surut di Muara Saluran Jongaya.
berkisar antara 193,8-2745,6 µS/cm dan pada bulan Oktober Jurnal Teknik Sipil Universitas Hasanuddin:
2016 berkisar antara 151,6-4983 µS/cm. Titik sampling yang Makassar
terindikasi intrusi air laut yakni titik sampling 28 di Dibba, F. (2016). Studi Indikasi Intrusi Air Laut Dengan
Kelurahan Berok Nipah pada ketiga waktu pengukuran yaitu Pengukuran Daya Hantar Listrik Dan Salinitas Serta
pada bulan Juli 2016, bulan September 2016 dan bulan Hubungannya Dengan Penyakit Diare. Tesis S1 pada
Oktober 2016. Pada bulan September 2016 juga terdapat 1 Fakultas Teknik. Universitas Andalas. Padang.
titik sampling yang terindikasi intrusi yakni titik sampling 07
di Kelurahan Purus. Edwin, T., Regia, R. A., & Dibba, F. (2016). Indikasi Intrusi
Air Laut Dari Konduktivitas Air Tanah Dangkal di
Kecamatan Padang Utara. Seminar Nasional Sains
Korelasi antara nilai DHL dengan salinitas menunjukkan
Dan Teknologi Lingkungan II, 152–156.
hubungan yang sangat kuat dengan nilai koefisien 0,9373.
Korelasi antara masing-masing parameter uji dengan Indahwati, N. (2012). Studi Salinitas Air Tanah Dangkal di
kedalaman sumur dan jarak titik sampling dari bibir pantai Kecamatan Ulujami Kabupaten Pamalang.
menunjukkan rendah hingga sangat rendah nya hubungan Pendidikan Geografi. Surakarta.
korelasi, dengan nilai koefisien 0,264 untuk korelasi nilai Panitia Ad Hoc Intrusi Air Asin Jakarta (PAHIAA-Jakarta).
DHL dengan jarak titik sampling dan 0,054 untuk korelasi (1986). Klasifikasi Keasinan Perairan: Jakarta.
nilai DHL dengan kedalaman sumur. Korelasi dengan nilai
salinitas diperoleh nilai koefisien 0,205 untuk korelasi nilai Purba, D. F. (2009). Analisis Pencemaran Logam Berat Pada
salinitas dengan jarak titik sampling dan 0,003 untuk korelasi Air Sumur Bor dengan Metode Spektrofotometri
nilai salinitas dengan kedalaman sumur. Jarak titik sampling Untuk Dapat Digunakan Sebagai Air Minum di
dari bibir pantai lebih mempengaruhi indikasi intrusi air laut Kecamatan Medan Belawan. Tesis S1 pada Fakultas
jika dibandingkan dengan kedalaman sumur tetapi secara Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
umum jarak dari bibir pantai dan kedalaman tidak Sumatera Utara. Medan.
mempengaruhi nilai DHL dan salinitas. Putra, D. B. E. (2016). Pemetaan Air Tanah Dangkal Dan
Analisis Intrusi Air Laut, Penelitian Terhadap Air
REFERENSI Tanah Dangkal di Desa Bantan Tua, Kecamatan
Bantan, Kabupaten Bengkalis, Propinsi Riau. Tesis
Abdullah, M.H., Raveena, S.R., Aris A.Z. (2010). A S1 pada Fakultas Teknik Geologi. Universitas Islam
Numerical Modelling of Seawater Intrusion into an Riau. Riau.
Oceanic Island Aquifer, Sipadan Island, Malaysia.
Malaysia: Sains Malaysiana. Sahid. (2006). Analisis Data Statistiks dengan MS Excel.
Laboratorium Komputer Jurdik Matematika FMIPA.
American Public Health Association (APHA). (1998). Universitas Negeri Yogyakarta.
Standard Methods for examination of water and
wastewater. 20thed. Washington DC. Said, N.I. (2008). Teknologi Pengolahan Air Minum: Teori
dan Pengalaman Praktis. Jakarta: PTL-BPPT.

https://doi.org/10.25077/dampak.15.43-50.2018 49
EDWIN, ET AL. / JURNAL DAMPAK - VOL. 15 NO. 1(2018) 43-50

Sander, M. A., (2005). Hubungan Faktor Sosio Budaya Standar Nasional Indonesia 6989.58. (2008). Metoda
dengan Kejadian Diare di Desa Candinegoro Pengambilan Contoh Air Tanah. Badan Standarisasi
Kecamatan Wonoayu Sidoarjo. Jurnal Medika, Vol Nasional.
2, No.2, 163-193.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif &
Standar Nasional Indonesia 06-6989.19. (2004). Pengukuran RND. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Klorida Menggunakan Metode Argentometri. Badan
Sutrisno, T. (2006). Teknologi Penyediaan Air Bersih.
Standarisasi Nasional.
Jakarta: Rineka Cipta
Standar Nasional Indonesia 03-7016. (2004). Tata Cara
Todd, DK. (1980). Groundwater Hydrology. Jhon Willey &
Pengambilan Contoh Dalam Rangka Pemantauan
Sons. New York chichester Brisbane, Toronto.
Kualitas Air Pada Suatu Daerah Pengaliran Sungai.
Badan Standarisasi Nasional. Widada, S., (2007). Gejala Intrusi Air Laut di Daerah Pantai
Kota Pekalongan, Jurnal Ilmu Kelautan, Vol 12,
Standar Nasional Indonesia 06-6989.1. (2004). Cara Uji
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP.
Daya Hantar Listrik (DHL). Badan Standarisasi
Yogyakarta: Andi Offset.
Indonesia

50 https://doi.org/10.25077/dampak.15.1.43-50.2018

You might also like