(JDS) Journal of Syiah Kuala Dentistry Society
(JDS) Journal of Syiah Kuala Dentistry Society
(JDS) Journal of Syiah Kuala Dentistry Society
[JDS]
JOURNAL OF SYIAH KUALA
DENTISTRY SOCIETY
Journal Homepage : http://jurnal.unsyiah.ac.id/JDS/
__________________________________________________________________________________
Abstract
Canine guidance is a form of mutually protected articulation in which the vertical and horizontal
overlap of the canine teeth disengage the posterior teeth in the excursive movements of the mandible.
The shorter distance to reach disclusion will have better impact to stomatognatic system. The aim of
this study is to see the distance of posterior teeth of working side disclusion with canine guidance
occlusal scheme. This study is a descriptive survey using crosssectional study desain with 28 total
subjects. Subject who has canine guidance occlusal scheme will be examinated the distance of
posterior teeth of working side disclusion clinically. The benchmark is made by marking the insisivus
central maxilla by marker pen. The result of this study on right working side there are 81,8% subject
had discluded second molar on 1mm, there are 50% subject had discluded first molar on 1 mm,
54,5% subject had discluded first and second premolar on 1 mm. The result of this study on left
working side there are 87% subject had discluded second molar on 1mm, there are 60,9% subject had
discluded first molar on 1 mm, 56,5% subject had discluded second premolar on 1 mm, 69,6%
subject had discluded first premolar on 1 mm. The conclusion of this study is distance of disclusion of
posterior teeth most often occurs on 1 mm for first and second molars, on 2 mm for second and first
premolar.
Keywords: disclusion, working side, canine guidance
__________________________________________________________________________________
PENDAHULUAN
Perawatan restoratif maupun rehabilitatif Berdasarkan Rodney dkk (2003), tujuan
seperti mahkota, gigi tiruan jembatan ataupun memeriksa skema oklusi untuk gigi tiruan
perawatan restoratif lainnya akan melibatkan lepasan adalah untuk menyeimbangkan dan
permukaan oklusal sehingga akan mempengaruhi mempertahankan hubungan yang harmonis
atau memberikan efek pada pada fungsi oklusi. dengan seluruh struktur oral dan menghasilkan
Skema oklusi dari hasil perawatan diperiksa bagian dari alat mastikasi yang efisien dan dapat
untuk melihat gangguan saat pergerakan diterima estetiknya.2
mandibula. Salah satu tanda kemungkinan adanya Oklusi merupakan kontak antar gigi yang
kesalahan adalah jika mahkota terlepas saat merujuk pada waktu dan lokasi kontak dan
pergerakan lateral dan protrusif mandibula.1 hubungannya bukan hanya pada gigi itu sendiri,
• Corresponding author dapat statis maupun dinamis.3 Semua posisi
Email address :gucidrg@gmail.com oklusi saat mengalami pergerakan mandibula
22
Ifwandi et al. J Syiah Kuala Dent Soc, 2018, 3 (1):22-28
diistilahkan juga dengan artikulasi.3 Cara efektif Selain berhubungan dengan rencana
yang digunakan untuk memeriksa oklusi adalah perawatan, waktu disklusi yang panjang pada
dari sudut pandang fungsionalnya. Faktanya, jika molar dan premolar saat pergerakan lateral akan
seseorang memiliki maloklusi Angle Klas I, II, mengaktivasi kontraksi otot mastikasi yang
atau III tidak menjadi masalah yang begitu besar berlebihan dan distribusi tekanan yang tidak
bila dibandingkan dengan tidak normalnya gigi normal pada disc condylus sehingga dapat
tersebut berkontak satu sama lain pada menimbulkan gejala Temporomandibular
pergerakan mandibula.1 Disorder (TMD).7 Pada beberapa penelitian
Ada empat arah utama pergerakan didapatkan rata-rata jarak disklusi dari
mandibula, yaitu retrusif (belakang), protrusif intermaximal cuspation hingga puncak gigi
(depan), dan lateral (kiri dan kanan). Pada kaninus maksila dan mandibula berkontak saat
pergerakan lateral memiliki sisi yang disebut pergerakan lateral mendekati 3 mm.8 Pada
dengan working side dan lawannya disebut penelitian Narang, dkk (2012) mengenai jarak
dengan non working side. Ada tiga jenis kontak disklusi gigi posterior pada canine guidance
gigi posterior saat pergerakan lateral mandibula, didapatkan kebanyakan subjek penelitian
yaitu balancedarticulation (jika terdapat kontak mengalami progressive disclusion pada sisi
pada sisi non kerja), group function (sekelompok kanan dan secondary disclusion pada sisi kiri,
gigi pada sisi kerja berkontak) dan canine rerata jarak intermaximal cuspation hingga gigi
guidance (kontak hanya terjadi pada gigi posterior disklusi keseluruhan adalah 3-4 mm
kaninus). 1 pada laki-laki dan 2-3 mm pada perempuan.4
Canine guidance didefinisikan sebagai Berdasarkan pada uraian di atas, maka
bentuk proteksi artikulasi yang menguntungkan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
posisi vertikal maupun horizontal gigi kaninus mengenai gambaran jarak disklusi gigi posterior
memisahkan gigi posterior saat pergerakan working sidecanine guidance saat pergerakan
mandibula.4 Beberapa pendapat menyatakan lateral mandibula.
bahwa yang dimaksud dengan canine guidance
hanya ketika terjadi disklusi seluruh gigi METODE PENELITIAN
posterior sesaat setelah pergerakan lateral. Metode penelitian yang dipakai adalah
Sedangkan pihak lain menyatakan adanya fase penelitian deskriptif dengan desain cross
menunggu antara maximum intercuspation sectional.7Jenis data yang digunakan dalam
dengan pergerakan lateral eksentrik yang penelitian ini merupakan data primer dimana data
ekstrim.4 De Pietro (1979) juga mengatakan diperoleh secara langsung dari subjek penelitian
bahwa canine guidance tidak selalu terjadi secara yaitu Mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas
langsung, dapat juga terjadi saat selang 1 mm Syiah Kuala angkatan 2014-2017dengan cara
kontak gigi posterior (Secondery disclusion), atau melakukan pemeriksaan.
dalam rentang 1-2 mm kontak posterior
(Progressive disclusion). Dimana hal tersebut Alat dan Bahan Penelitian
akan menghasilkan pola disklusi geligi posterior Alat-alat yang digunakan dalam
saat pergerakan lateral mandibula. Pola disklusi penelitian sebagai berikut: baki/tray, probe, kaca
itu sendiri dapat terjadi pada pergerakan lateral mulut, cermin, artery clamp.
maupun protrusif, dan dapat didefinisikan Bahan-bahan yang digunakan dalam
sebagai jarak dari awal pergerakan mandibula penelitan sebagai berikut:Dental floss, marker
dari posisi maximum intercuspation ke arah pen, lembar informed consent, lembar seleksi
lateral maupun protrusif hingga hanya gigi subjek, borang penelitian,sarung tangan dan
kaninus atau insisivus yang berkontak.5 Saat masker, bahan sterilisasi alat (alkohol 70%,
posisi puncak cusp gigi kaninus maksila dan larutan Detol, kapas, tisu)
mandibula berkontak, keseluruhan gigi posterior
pada working side mengalami disklusi.6
23
Ifwandi et al. J Syiah Kuala Dent Soc, 2018, 3 (1):22-28
24
Ifwandi et al. J Syiah Kuala Dent Soc, 2018, 3 (1):22-28
25
Ifwandi et al. J Syiah Kuala Dent Soc, 2018, 3 (1):22-28
Dari Tabel 6. dapat dilihat distribusi working side kiri berdasarkan usia
subjek penelitian jarak disklusi gigi posterior
26
Ifwandi et al. J Syiah Kuala Dent Soc, 2018, 3 (1):22-28
disklusi keseluruhan saat 3 mm pergerakan pada jarak 3 mm, sebanyak 59,1% pada sisi
lateral ke arah kanan dan 2-3 mm ke arah kiri.4 kanan dan sebanyak 78,3% pada sisi kiri.
Pada penelitian ini didapatkan bahwa
semakin posterior gigi tersebut akan semakin DAFTAR PUSTAKA
cepat disklusi dibandingkan dengan gigi yang 1. Bernard GN Smith LCH. Planning and
lebih anterior. Hal tersebut sesuai dengan hasil Making Crowns and Bridges United
penelitian Ogawa (1998) yang menunjukkan gigi Kingdom: Informa Healthare; 2007. p. 77-
molar tiga paling cepat mengalami disklusi, 104
diikuti molar dua, molar satu, premolar dua dan 2. Phoenix RD. Stewarts's Clinical Removable
seterusnya hingga gigi kaninus mencapai edge-to Partial Prosthodontics 3rd ed. Cina:
edge.8 Quintessnce Publishing; 2003. p. 365
Pemeriksaan jarak disklusi merupakan 3. Thomson. Occlusion. Bristol: Jhon Wright
suatu hal yang penting dilakukan. Pengenalan and Son Limited; 1975. p. 2-3
pertama terhadap fisiologi oklusi dan rehabilitasi 4. Narang P, Shetty S, Prasad K. An In Vivo
oleh Posselt (1962), yang menyatakan bahwa Study to Determine the Range of Posterior
oklusi merupakan pondasi utama pada Teeth Disclusion on Working Side in Canine
kedokteran gigi.5 Oklusi merupakan gambaran Guided Occlusion. IJDR 2012;23.(6) : 814-8
kontak antara gigi maksila dan mandibula, dapat 5. Pameijer JHN. Periodontal and Occlusal
terjadi saat mandibula dalam keadaan statis Factors in Crown and Bridges Procedures.
maupun dinamis atau yang sering kita sebut Michigan University: Dental Center for
dengan skema oklusi.9 Perawatan dental pada Postgraduated Courses; 1985. p. 98
dasarnya dapat mengubah hubungan oklusi statis 6. DiPietro G, Fort B. A Study of Occlusion as
maupun dinamis, sehingga melakukan Related to the Frankkfort-Mandibular Plane
pemeriksaan oklusi baik sebelum maupun Angle. J Prosthet Dent 1977;38(4):452-58.
sesudah perawatan dental diperlukan untuk 38(4):452-58
mencapai oklusi yang ideal.10 Pemeriksaan jarak 7. Gopal S, Padma, Kumar M, Murugavel.
disklusi gigi posterior juga merupakan suatu hal Digital Evaluation of Functional Occlusion
yang penting Hal tersebut dikarenakan waktu Parameters Using T Scan In
disklusi yang panjang pada molar dan premolar Temporomandibular Disorder. IJCR
saat pergerakan lateral akan mengaktivasi 2017;9(2):46362-69.
kontraksi otot yang berlebihan dan distribusi 8. Ogawa T, Ogimoton T, Kohayo K. Pattern
tekanan yang tidak normal pada disc condyle of Occlusal in Lateral Posisitions : Canine
sehingga dapat menimbulkan gejala protection and Group Funtion Validity in
Temporomandibular Disorder(TMD).7 Classifying Guidance Pattern. JPD
1998;80(1).
SIMPULAN 9. Touzi S, Chakrown M, Abderrahmen SB, et
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan al. The Relathionship Between Satatic and
dapat disimpulkan bahwa: Dynamic Occlusion In Natural Permanent
1. Jarak disklusi gigi posterior baik sisi kanan Dentition: A Descriptive Epidemiological
maupun kiri yang paling banyak terjadi pada Study. IJHSR 2015;5(12):209-13.
penelitian ini yaitu, 1 mm pada molar dua dan 10. Al-Nimri KS, Bataineh AB, Abo-Farha S.
molar satu, dan 2 mm pada gigi premolar dua Functional Occlusal Patterns and Their
dan premolar satu. Relathionship to Static Occlusion. Angle
2. Pada penelitian ini didapatkan jarak Orthodontist 2010;80(1):65-71.
intermaximal cuspation hingga mencapai
kaninus edge-to-edge paling sering terjadi
27
Ifwandi et al. J Syiah Kuala Dent Soc, 2018, 3 (1):22-28
28