Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Article Info: Dinamika Teknik Mesin Dinamika Teknik Mesin 9 (2) (2019) 80-85

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Dinamika Teknik Mesin. Triadi dkk.

: Efek suhu sintering terhadap kekerasan


k bahan campuran Al/Cu/Sic melalui proses
metalurgi serbuk

Dinamika Teknik Mesin 9(2) (2019) 80-85

Efek suhu sintering terhadap sifat kekerasan dan kekuatan tekan


bahan campuran Al/Cu/Sic melalui proses metalurgi serbuk

Effect of sintering temperature on the hardness and compression strength


properties of AL/Cu/SiC mix
mixture material through powder metallurgy
A.A. Triadi, I.G.N.K. Yudhyadi, I.M
M. Suartika, N.H. Sari*
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
U Mataram, Jl. Majapahit No.
o. 62, Mataram, NTB,
83125, Indonesia. HP. 082235458894
35458894
*E–mail: n.herlinasari@unram.ac.id

ARTICLE INFO ABSTRACT

Article History: This study aims to investigate the hardness and


Received 08 January 2019 compression properties of materials made of a mixture of
Accepted 14 February 2019 aluminum (Al), copper (Cu),, and silicon carbide (SiC)
Available online 1 July 2019 powders. The content of Al, Cu, and SiC was 80; 15; 5
(% wt), respectively. Manufacture of the specimens was
conducted using a powder metallurgy. The dimension of
Keywords: the specimen was 25 mm in diameter and 4 mm in
Powder metalurgy thickness. The variations of the sintering temperature
o o o
Hardness properties were 320 C, 420 C, and 520 C for 40 minutes. The
Sintering hardness and compression properties have been
Silicon carbida analyzed using the Brinell method and universal testing
Copper machine (UTM).. The results show that at the
o
temperature range of 320-420 C, the hardness of the
specimen increase from 6.5 BHN to 15.2 BHN; it is due
to the bond of the component of between metal powders.
o
Conversely, at 520 C the hardness number is low
because most of SiC is bound weakly to other powders
metal.. It can be concluded that the selection of
temperature and sintering time greatly influence the
hardness and compression properties of materials made
of powder metallurgical.

Dinamika Teknik Mesin, Vol. 9, No. 2 Juli 201


2019, p. ISSN: 2088–088X, e. ISSN: 2502–1729

1. PENDAHULUAN
Pemanfaatanan bahan logam bekas atau geram untuk dibuat menjadi serbuk logam yang
selanjutnya dijadikan produk logam komersial menggunakan teknik metalurgi
metalurgi serbuk masih terus
dikembangkan dan diselidiki. Hal ini dikarenakan teknik metalurgi serbuk memiliki keunggulan
keunggulan seperti
proses pembuatan serbuk mudah, energi proses yang digunakan relatif rendah, mengurangi biaya
permesinan, produk akhir dapat disesuaikan langsung dengan dimensi yang diinginkan (Brian dan
Hoeganaes, 2015).

https://doi.org/10.29303/dtm.v9i2.277
80
Dinamika Teknik Mesin. Triadi dkk.: Efek suhu sintering terhadap kekerasan bahan campuran Al/Cu/Sic melalui proses
metalurgi serbuk

Beberapa peneliti telah mengembangkan teknik tersebut untuk menyelidiki sifat–sifat dari
produk logam menggunakan bahan baku berbeda. Cristofilini dkk. (2018) telah melaporkan bahwa
sifat fisik dan mekanik dari baja paduan rendah (low alloy steel) hasil metalurgi serbuk meningkat,
dikarenakan pengikatan partikel yang halus pada baja terjadi pada suhu di bawah temperatur kritis.
Montes dkk. (2018) melaporkan bahwa produk logam campuran cobalt (Co) dan tungsten (W) dengan
penambahan grafit melalui proses metalurgi serbuk dapat meningkatkan ikatan partikel dan kualitas
bantalan logam. Safrudin dkk. (2014) telah menyelidiki efek temperatur dan waktu tahan sintering
terhadap sifat kekerasan metal matric composite dari tungsten (W)-cuprum (Cu) melalui proses
metalurgi serbuk. Mereka melaporkan bahwa kekerasan tertinggi sebesar 34,7 HBN diperoleh pada
temperatur dan waktu sintering masing-masing 900°C dan 2 jam, serta kekuatan tekan paling tinggi
sebesar 156,71 MPa pada temperatur dan waktu sintering masing-masing 800°C dan 3 jam.
Sedangkan, Mustika dkk. (2011) telah membuat komposit dari serpihan AC8A cor sebagai matrik dan
partikel keramik SiC sebagai penguat dengan metode metalurgi serbuk dengan hot pressing. Mereka
melaporkan bahwa kekerasan dan kuat tekan dari ACS8/SiCP lebih tinggi dibandingkan ingot AC8A
hasil cor. Studi-studi sebelumnya ini menunjukkan bahwa pengembangan penyelidikan terkait
dengan kekerasan dari logam bekas dengan campuran Al/Cu/SiC belum diselidiki.
Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi sifat kekerasan dari bahan
campuran Al/Cu/SiC. Efek peningkatan temperatur sintering dengan waktu penahanan 40 menit telah
diselidiki. Sifat kekerasan dari produk telah dianalisa menggunakan uji kekerasan Brinell. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi pada peneliti dan industriwan dalam pemanfaatan bahan
baru dari logam bekas dalam aplikasi industri.

2. METODE PENELITIAN
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran serbuk Al, Cu, dan SiC masing-
masing sebesar 80%, 15%, dan 5% (% berat). Ukuran dari serbuk Al, Cu, dan SiC sebesar 12 µm.
Dalam proses ini, serbuk Al, Cu, dan SiC ditimbang dan dicampur menurut rasio komposisi
yang telah ditentukan menggunakan alat magnetic stirrer selama 30 menit dengan teknik wet mixing
(Safrudin dkk., 2014), hal ini disebabkan perbedaan densitas dari ketiga bahan yang digunakan.
Sebelum dikenakan tekanan (dengan pembebanan tetap sebesar 5000 kg) pada temperatur ruang,
cetakan spesimen diberikan zinc stearat (sebagai pelumas), hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
spesimen dikeluarkan dari dalam cetakan. Selanjutnya, spesimen uji dipanaskan (sintering) di dalam
o o o
oven dengan temperatur berbeda, yaitu: 320 C, 420 C, dan 520 C selama 40 menit, kemudian diikuti
dengan pendinginan udara.

Gambar 1. a) Mesin uji kekerasan Brinell, b) Spesimen dari uji kekerasan

Pengujian kekerasan spesimen dilakukan dengan metode Brinell seperti diperlihatkan dalam
gambar 1a. Sebelum pengujian kekerasan, spesimen dihaluskan permukaannya menggunakan mesin
polishing pada kertas gosok/amplas secara berturut–turut dengan grade 350, 500, 800, dan 1000.
Beban penekan yang digunakan pada alat uji kekerasan yaitu beban 60 kg dan indentasi pada
masing-masing spesimen sebanyak tiga titik. Spesimen uji kekerasan berukuran 18 mm dan
ketebalan 7 mm, seperti disajikan dalam gambar 1b. Pengukuran diameter indentasi digunakan
sebagai dasar untuk menghitung angka kekerasan permukaan spesimen dan masing–masing variasi
dilakukan pengulangan tiga kali.

https://doi.org/10.29303/dtm.v9i2.277
81
Dinamika Teknik Mesin. Triadi dkk.: Efek suhu sintering terhadap kekerasan bahan campuran Al/Cu/Sic melalui proses
metalurgi serbuk

Analisa kekuatan tekan ditentukan dengan Ultimate Tensile Machine (UTM) pada sebuah load
cell sebesar 100 kN. Semua sampel komposit diuji setelah sampel dikondisikan selama 24 jam
dalam atmosfer pengujian standar yaitu 29oC dan kelembaban relatif 64%. Spesimen memiliki ukuran
tinggi dan diameter yaitu 1 cm x 1 cm (Safrudin dkk., 2014).

Gambar 2. Universal Testing Machine (UTM) untuk pengujian tekan

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Analisa struktur mikro dari serbuk Al, Cu, dan SiC
Gambar 3a, 3b, dan 4 menunjukkan foto struktur mikro dari bahan baku serbuk Al, Cu, dan SiC.
Foto struktur mikro dari serbuk Al (warna putih) memperlihatkan sejumlah pori-pori (warna hitam) yang
cukup banyak terlihat seperti disajikan dalam gambar 3a. Sejumlah pori-pori juga terlihat dalam
serbuk Cu dan SiC seperti ditunjukkan pada gambar 3b dan 4. Adanya sejumlah besar pori-pori
tersebut diduga berkaitan dengan densitas dari masing–masing serbuk. Saprudin dkk. (2014)
menyatakan bahwa densitas sebuah bahan akan rendah ketika porositas dari bahan tinggi. Hal ini
juga menjawab alasan mengapa jumlah porositas dari serbuk Al terlihat lebih banyak daripada dua
bahan serbuk lainnya, dikarenakan densitas serbuk Cu lebih rendah daripada dua bahan yang
lainnya. Foto struktur dari serbuk SiC seperti disajikan pada gambar 4 ditemukan memiliki pori-pori
yang lebih sedikit dibandingkan dengan dua bahan lainnya, hal ini disebabkan serbuk SiC kuat dan
keras. Sari (2018) menyatakan bahwa adanya unsur SiC di dalam logam berkontribusi pada kekuatan
dan kekerasan bahan logam.

(a) (b)
Gambar 3. (a) Serbuk aluminium (Al), perbesaran 40x, (b) Serbuk tembaga (Cu), perbesaran 40x.

https://doi.org/10.29303/dtm.v9i2.277
82
Dinamika Teknik Mesin. Triadi dkk.: Efek suhu sintering terhadap kekerasan bahan campuran Al/Cu/Sic melalui proses
metalurgi serbuk

Gambar 4. Serbuk campuran silikon karbida (SiC) (perbesaran 40X)

3.2 Analisa kekerasan bahan campuran Al/Cu/SiC


Nilai kekerasan dari bahan Al/Cu/SiC ditunjukkan pada gambar 5. Harga kekerasan bahan
o
meningkat pada temperatur sintering kisaran 320-420 C dibandingkan bahan dengan sintering pada
520 C. Nilai kekerasan paling tinggi diperoleh dari bahan pada temperatur sintering 420oC sebesar
o

15,2 BHN, kemudian diikuti oleh bahan Al/Cu/SiC pada temperatur 320oC dan 520oC masing-masing
sebesar 14,1 BHN dan 6,5 BHN. Peningkatan ini diduga terjadi karena partikel–partikel dari serbuk
logam terikat satu sama lain dalam kondisi padat yang disebabkan kompaksi dan pemanasan,
sehingga kekerasan bahan menjadi tinggi. Hasil penelitian yang sama tetapi berbeda bahan juga telah
dilaporkan oleh Safrudin dkk. (2014) yang menyatakan bahwa interaksi antara partikel tungsten-
tembaga menjadi kuat dikarenakan kompaksi dan sintering.
o
Gambar 5 juga menyajikan bahwa spesimen dengan temperatur sintering 520 C memiliki nilai
kekerasan lebih rendah dibandingkan dengan spesimen lainnya yang dipelajari. Penurunan ini terjadi
dikarenakan ikatan antara partikel atau serbuk kurang kuat dan kurang padat yang menyebabkan
retakan pada bahan. Mustika dkk. (2011) menyatakan bahwa retakan pada bahan dapat terjadi
dikarenakan terlepasnya serbuk SiC pada saat proses kompresi dan sintering disebabkan serbuk SiC
bersifat rapuh. Selain itu, Asghar dkk. (2018) melaporkan bahwa pencampuran yang kurang
sempurna dan waktu yang digunakan untuk pencampuran partikel paduan Al-6061/B4C juga dapat
menyebabkan menurunnya nilai kekerasan dan kekuatan tekan dari bahan paduan.
Lebih lanjut, Supriyadi (2017) melaporkan bahwa ukuran partikel juga mempengaruhi nilai
kekerasan serbuk logam dan nilai kekerasan terendah dapat diperoleh dari serbuk dengan ukuran
250 µm sebesar 43 HV dan paling tinggi dengan ukuran serbuk 56 µm sebesar 63 HV. Fenomena
serupa juga disampaikan oleh Anggria dkk. (2016) bahwa ukuran serbuk kaca berpengaruh terhadap
nilai kekerasan dan keausan pada kampas rem sepeda motor dengan pengisi serbuk piston bekas
dan matrik resin fenolic melalui proses metalurgi serbuk. Pemilihan lamanya waktu (holding time)
selama 40 menit dan temperatur sintering 520oC memberikan efek rendahnya nilai kekerasan dari
bahan Al/Cu/SiC yang menyebabkan ketidakhomogenan campuran dan akibatnya perpindahan panas
antara strand dan dinding cetakan tidak terjadi secara merata (Davari dkk., 2017). Alasan ini juga
o
menjawab mengapa bahan campuran Al/Cu/SiC dengan suhu sintering 520 C memiliki nilai
kekerasan yang lebih rendah.
Nilai kekerasan yang dihasilkan dalam penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan nilai
kekerasan dari magnesium AZ31 yang telah dilaporkan oleh Supriyadi dkk. (2014). Ia melaporkan nilai
kekerasan magnesium AZ31 sebesar 43 HV. Namun, dengan pertimbangan pemanfaatan limbah
logam dengan biaya murah dan mengurangi pencemaran lingkungan maka bahan logam Al/Cu/SiC
dapat menjadi alternatif pengganti Mg AZ31 dan dapat diaplikasikan untuk soket dan baut.

https://doi.org/10.29303/dtm.v9i2.277
83
Dinamika Teknik Mesin. Triadi dkk.: Efek suhu sintering terhadap kekerasan bahan campuran Al/Cu/Sic melalui proses
metalurgi serbuk

16

14

Nilai kekerasan Brinell, BHN


12

10

0
300 350 400 450 500 550
o o
Temperatur
tem ( C)
p eratu r, C

Gambar 5. Kekerasan rata-rata dari bahan campuran Al/Cu/SiC terhadap temperatur sintering

3.3 Analisa kekuatan tekan bahan campuran Al/Cu/SiC


o
Gambar 6 menunjukkan bahwa pada temperatur sintering 320-420 C kekuatan tekan dari
bahan mengalami peningkatan dibandingkan bahan dengan temperatur sintering 520oC mencapai
110,34 MPa. Peningkatan ini menunjukkan bahwa temperatur sintering memberikan efek terhadap
nilai kekuatan tekan dari bahan Al/Cu/SiC. Nilai kekuatan tekan tertinggi dimiliki oleh bahan Al/Cu/SiC
dengan temperatur sintering 420oC sebesar 110,34 MPa. Ikatan interface antara serbuk aluminium-
tembaga-silikon karbida terbentuk cukup kuat, menghasilkan kekuatan tekan yang cukup tinggi.
Fenomena serupa juga dinyatakan oleh Safrudin dkk. (2014) bahwa interface sebagai media transmisi
tegangan dengan interface yang kuat pada W-Cu menyebabkan proses transmisi tegangan semakin
baik, sehingga kekuatan yang dihasilkan semakin tinggi.

100
Kekuatan tekan, MPa

80

60

40

20

0
300 350 400 450 500 550
o
Tem peratur, C(oC)
Temperatur

Gambar 6. Kekerasan bahan dari campuran Al/Cu/SiC terhadap temperatur sintering

Abbaszadeh dkk. (2012) menyatakan bahwa peningkatan kekuatan mekanik dikaitkan dengan
meningkatnya densitas sebuah bahan. Semakin tinggi densitas maka kekuatan mekanik semakin
tinggi. Hal ini boleh jadi merupakan alasan kekuatan tekan bahan Al/Cu/SiC meningkat pada kisaran
temperatur sintering 320oC – 420oC. Sebaliknya, penggunaan temperatur sintering pada suhu 520oC
telah menurunkan ikatan interface antara serbuk Al-Cu-SiC. Interface yang lemah menyebabkan
proses transmisi tegangan juga lemah dan akibatnya kekuatan tekan yang dihasilkan menjadi rendah
(Safrudin dkk., 2014; Setiawan dkk., 2012).

https://doi.org/10.29303/dtm.v9i2.277
84
Dinamika Teknik Mesin. Triadi dkk.: Efek suhu sintering terhadap kekerasan bahan campuran Al/Cu/Sic melalui proses
metalurgi serbuk

4. KESIMPULAN
Kekerasan bahan campuran Al/Cu/SiC telah diselidiki secara eksperimen. Sifat kekerasan dan
kekuatan tekan bahan meningkat dengan meningkatnya temperatur sintering pada kisaran 320-420oC
mencapai 15,2 BHN daripada bahan yang disinter pada suhu 520oC. Kekerasan bahan menurun
o
ketika temperatur sintering 520 C dikarenakan lepasnya SiC dari partikel lainnya, sehingga
menimbulkan keretakan pada bahan. Selanjutnya, penelitian ini perlu dikembangkan lagi untuk
menyelidiki efek temperatur menggunakan suhu tinggi diatas 520oC dan waktu tahan sintering yang
lebih lama.

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
baik berupa materi maupun pikiran sehingga penelitian dan paper ini dapat terselesaikan. Yang
kedua penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Mataram atas bantuan dana penelitian
melalui program penelitian PNBP tahun 2018. Yang ketiga penulis mengapresiasi Jurusan Teknik
Mesin (JTM) UNRAM atas fasilitas yang dipergunakan dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Abbaszadeh H., 2012, Investigation on the characteristics of micro – and nano –struktured W –15 wt%
Cu composite prepared by power metallurgy route, International Journal Refractory Metal Hard
Materials, 30,145-151.
Anggria F., Nawangsari P., Masnur D., 2016, Analisis pengaruh ukuran serbuk kaca pada pembuatan
kampas rem sepeda motor dengan pengisi serbuk piston bekas, Jom F Teknik, 3.2.
Asghar Z., Latif M.A., Rafiuddin, Nazar Z., 2018, Effect of distribution of B4C on the mechanical
behavior of Al–6601/B4C composite, Powder Metallurgy Journal, 61(4), 293-300.
Brian J.W., Hoeganaes C., 2015, Powder metallurgy methods and applications, ASM Hand Book
Powder Metallurgy, 7.
Cristofilini I., Molinari A., Pederzini J., Rabelli A., 2018, From experimental data, the mechanics
relationships describing the behaviour of four different low alloyed steel powders during uniaxial
cold compaction, Powder Metallurgy Journal, 61(1), 10-20.
Davari H.M., Gholamzadeh H., Dehghan S.H., Paydar M.H., 2017, Effect of sintering parameters (time
and temperature) upon the fabrication process of organic binder–based metallic hollow sphere,
Powder Metallurgy Journal, 60(5), 363-370.
Montes J.M., Cuevas F.G., Cintas J., Ternero F., Cabalero S., 2018, On the compressibility of metal
powder, Powder Metallurgy Journal, 61(3), 219-230.
Mustika T.B., Sugiyono I.N., Jujur., 2011, Pembuatan komposit AC8A/SICP dengan metode hot press
metalurgi serbuk, Majalah Metalurgi, 26, 3.
Safrudin M., Yafiedan, Widyastuti, 2014, Pengaruh variasi temperatur sintering dan waktu tahan
sintering terhadap densitas dan kekerasan pada MMC W–Cu melalui proses metalurgi serbuk,
Jurnal Teknik Pomits, 3(1), 2337–3539.
Sari N.H., 2018. Material teknik, Edisi pertama, Deepublish, Yogyakarta. ISBN 9786024536718.
Setiawan I., Pramono A., Irawan M.B., 2012, Analisa cacat pengaruh kompaksi proses metalurgi
serbuk komposit Al/Al2O3 dari pemanfaatan limbah kaleng soft drink, Sainstek, 176-180.
Supriyadi S., 2017, Pengaruh ukuran serbuk logam hasil permesinan terhadap kualitas sintering
magnesium AZ31 untuk aplikasi baut tulang, skripsi, Universitas Lampung.
.

https://doi.org/10.29303/dtm.v9i2.277
85

You might also like