Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Terbit

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 21

Educational Leadership

Volume 2, Nomor 2
Agustus – Januari 2023

STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN


MUTU PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM
KEPAHIANG

Ari Yanto, Aris Dianto, Dian Bastian, M. Effry Kurniawan


Pascasarjana, Institut Agama Islam Negeri Curup
Email: ariyantoazulgarana94@gmail.com, just.arisd@gmail.com,
dianbastiantito@gmail.com, Muhammad.effry1@gmail.com

Abstract: The Strategy of The School Principle in Improving The Quality of


Education at The Darussalam Kepahiang Islamic Boarding School
Quality education must have good and competent human resources. Principals
have an important role in improving the quality of education. The purpose of this
study was to find out the strategies used by school principals to improve the
quality of education. This research is a qualitative descriptive study conducted at
Darussalam Kepahiang Islamic Boarding School. Research data obtained
through interviews, observation, and documentation. From the results of the study
it can be concluded that the strategy of the head of the Darussalam Kepahiang
Islamic Boarding School in improving the quality of education is: (1)
Improvement and Strengthening from within, by providing material at monthly
coordination meetings. (2) Conduct Routine Supervision, by conducting class
visits and analyzing the lesson plan that the teacher will use. (3) Evaluation of
Teaching and Learning Activities (KBM), evaluation related to the ongoing
learning process. (4) Teacher Discipline Development, through monthly meetings
and direct reprimands. (5) Promotion on a regular basis, by distributing
brochures, holding outreach to various parties, related agencies and institutions
throughout Kepahiang Regency and its surroundings. (6) Improvement of
Facilities and Infrastructure, such as the creation of new classrooms, computer
laboratories, language laboratories, canteens, parking lots, sports fields. (7)
Contextual Approach, an approach in the internal environment of Islamic
boarding schools. (8) Selection of the right Principal with a complete
understanding of the environment. (9) Optimizing the Implementation and
Application of the Curriculum. (10) Stabilization of Environment and Schools and
Culture of Islamic Boarding Schools (11) Organizing classes.
Keywords: Principal Strategy, Education Quality Improvement, Islamic Boarding
Schools

Abstrak: Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di


Pondok Pesantren Darussalam Kepahiang
Pendidikan yang bermutu harus memiliki Sumber Daya Manusia yang baik dan
berkompeten. Kepala sekolah memiliki peran yang penting dalam meningkatkan
mutu pendidikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi yang dilakukan
kepala sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan. Penelitian ini merupakan

Educational Leadership, Volume 2, Nomor 1, Februari – Juli 2022 ║ 190


Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu …

penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Darussalam


Kepahiang. Data penelitian diperoleh melalui wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa strategi kepala sekolah
Pondok Pesantren Darussalam Kepahiang dalam meningkatkan mutu pendidikan
yaitu: (1) Peningkatan dan penguatan dari dalam dengan cara pemberian materi
ketika rapat koordinasi bulanan; (2) Melakukan supervisi rutin dengan melakukan
kunjungan kelas dan menganalisa RPP yang akan digunakan guru; (3) Evaluasi
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), evaluasi terkait dengan proses pembelajaran
yang sedang berlangsung; (4) Pembinaan kedisiplinan guru melalui rapat tiap
bulan dan teguran secara langsung; (5) Promosi secara berkala dengan cara
menyebarkan brosur, mengadakan sosialisasi ke berbagai pihak, instansi dan
lembaga terkait se-Kabupaten Kepahiang, dan sekitarnya; (6) Peningkatan sarana
dan prasarana seperti pembuatan ruang kelas baru, laboratorium komputer,
laboratorium bahasa, kantin, tempat parkir, dan lapangan olahraga; (7) Pendekatan
kontesktual yakni pendekatan di lingkungan internal pondok pesantren; (8)
Pemilihan kepala sekolah yang tepat dengan pemahaman yang utuh terhadap
lingkungan; (9) Optimalisasi implementasi dan penerapan kurikulum; (10)
Stabilisasi limgkungan dan sekolah dan budaya pondok pesantren; (11)
Melakukan pengorganisasian kelas.
Kata Kunci: Strategi Kepala Sekolah, Peningkatan Mutu Pendidikan, Pondok
Pesantren

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu dari sekian aktivitas yang senantiasa dan terus
menerus dilakukan oleh tiap-tiap manusia selama masa hidupnya, baik secara terencana
ataupun tidak (Suwantoro, 2018). Hal itu menjadi wajib dilakukan dalam konteks untuk
mengetahui, mengenal, dan sebagai sarana mempertahankan hidup dengan terus
mengasah atau mengolah pemikirannya serta memberdayakan dirinya dengan
mempelajari berbagai macam bidang ilmu pengetahuan. Pendidikan dimaknai juga
upaya sosialisasi, yakni memasyarakatkan nilai-nilai, ilmu pengetahuan, dan
keterampilan dalam kehidupan (Pratama & Zulhijra, 2019).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 menegaskan tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang telah mengamanatkan agar pendidikan
diselenggarakan dengan cara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif
dengan tetap menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai spiritual keagamaan, nilai
kultural kebudayaan, dan kemajemukan-kemajemukan dalam berbangsa yang menjadi
wajib diimplementasikan sebagai satu-kesatuan yang bersifat sistemik dengan sistem
yang terbuka dan multimakna.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bertujuan membentuk manusia yang
berkepribadian, dalam mengembangkan intelektual peserta didik dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan pemimpin yang efektif mempunyai ciri-
ciri yaitu mampu menepati janji dan melaksanakan komitmen, saling percaya dan

Educational Leadership, Volume 2, Nomor 2, Agustus – Januari 2023 ║ 191


Ari Yanto, Aris Dianto, Dian Bastian, M. Effry Kurniawan

terbuka, membantu orang lain untuk menjadi sukses, mendorong anggotanya untuk
berbuat lebih baik, serta menyadari akan kesalahan yang dilakukan diri sendiri.
Sebagai sebuah institusi, lembaga atau wadah, pendidikan dituntut agar terus
mampu menunjukkan dan meningkatkan kualitasnya dalam menjalankan tugas dan
kewajiban sebagaimana yang tertuang dalam tujuan pokok pendidikan nasional yaitu
berkomitmen total untuk mencerdasakan kehidupan bangsa dan negara. Berfokus pada
tujuan mulia tersebut tentu saja bisa berhasil secara optimal apabila didukung dan di
back-up oleh mutu pendidikan yang berkualitas tinggi (Nonsihai et al., 2022)
Usaha mengupayakan pengembangan sekolah tentu akan menemukan banyak
kendala, persoalan, dan faktor. Diantara dari sekian banyak faktor tersebut yang paling
dominan tampak adalah faktor finasial. Meskipun pemerintah telah menggelontorkan
anggaran khusus sebanyak 20% dari dana APBN untuk kepentingan pemberdayaan
pendidikan, tetap saja seringkali anggaran tersebut belum bisa memenuhi berbagai
macam kebutuhan-kebutuhan dalam berlangsungnya proses pendidikan.
Kepemimpinan menjadi barometer penentu terhadap baik atau tidaknya suatu
organisasi. Kesuksesan sebuah organisasi juga sangat dipengaruhi oleh faktor
kepemimpinan, dalam kepemimpinan terdapat pemimpin dan pengikut (Meilani et al.,
2022). Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan atau seni dalam mempengaruhi
seseorang agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut
dalam membimbing orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Dasar kenyataannya
harus dikatakan bahwa peningkatan kualitas pelayanan dan mutu lembaga pendidikan
membutuhkan kerja keras ekstra dari berbagai pihak tak terkecuali seorang pemimpin
(Hasri, 2014).
Berbicara tentang kepemipminan artinya berbicara tentang manajemen, dimana
manajemen berfungsi sebagai cara atau seni dalam mengatur sesuatu. Berdasarkan
makna etimologis, manajemen memiliki arti mengelolah, memeriksa, mengawasi, dan
mengurus. Sementara secara terminologi manajemen diartikan sebagai proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan terhadap usaha-usaha para
anggota organisasi guna mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Supriani et
al., 2022).
Kepala sekolah dalam perannya sebagai seorang pemimpin harus mampu
mengarahkan orang lain untuk melakukan tugas-tugas yang diinginkannya dan
menyenangkan bagi para guru dalam bekerja. Seorang pemimpin yang baik adalah
mereka yang mampu memperhatikan kebutuhan dan tujuan orang-orang yang bekerja
untuknya (bawahannya), seperti apa yang dinyatakan oleh Follet bahwa para pimpinan
seharusnya berorientasi pada kelompok dan bukan berorientasi pada kekuasaan. Kinerja
kepala sekolah selaku pemimpin dipengaruhi oleh faktor kualitas kepemimpinan,
fleksibilitas, prilaku gaya kepemimpinan, faktor pengikut, dan situasi yang ada
(Syaroni, 2007).

192 ║ Educational Leadership, Volume 2, Nomor 2, Agustus – Januari 2023


Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu …

Kepala sekolah harus memiliki dan memahami visi kerja secara jelas, mampu dan
mau bekerja keras, mempunyai dorongan kerja yang tinggi, tekun dan tabah dalam
bekerja, memberikan layananyang optimal, serta disiplin kerja yang kuat (Saifulloh et
al., 2012). Kepala sekolah merupakan figur pemimpin yang siap bekerja keras untuk
dapat memajukan sekolah serta meningkatkan produktivitas atau kinerja guru secara
intensif serta mampu membina dan membimbing para guru, harus senantiasa
menumbuhkan semangat dan motivasi agar tercipta harmonisasi hubungan antar
pemimpin dan yang dipimpin. Dengan demikian akan meningkatkan kualitas kerja yang
tinggi sehingga akan tercipta prestasi kerja yang baik.
Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala
sekolah dalam mengelola tenaga pendidik dan kependidikannya yang tersedia di
sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh
dalam meningkatakan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas
penyelenggaraan kegiatan, pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga
kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana
(Mulyasa, 2007). Pendidikan bermutu adalah pendidikan yang mampu melakukan
proses pematangan kualitas siswa yang dikembangkan dengan cara membebaskan siswa
dari ketidaktahuan dan ketidakmampuan (Baro’ah, 2020).
Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan
menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki
komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan kepala
sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui
program pembinaan kemampuan tenaga pendidik dan kependidikan. Oleh karena itu
dalam perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan
kebutuhan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga.
Sebuah organisasi lembaga pendidikan seperti sekolah, kepala sekolah sebagai
seorang pemimpin atau leadership yang memegang kendali manajemen dituntut untuk
mampu membawa sekolah ke arah yang lebih baik, maju, dan terdepan, baik dari sisi
mutu pendidikannya maupun dari sisi keberlangsungan sekolahnya (Murti, 2016).
Kepala sekolah merupakan seorang individu yang mempunyai tanggung jawab paling
besar dalam menjalankan fungsi manajemen, dimana dia diberikan otonomi khusus
untuk melaksanakan dan mengambil arah kebijakan terkait strategi peningkatan mutu
pendidikan sekolah yang dipimpinnya. Berbicara tentang strategi artinya berbicara
tentang kebijakan-kebijakan yang penting dari sebuah lembaga pendidikan untuk
mencapai tujuan dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan mutu pendidikan
(Noprika, Yusro, & Sagiman, 2020)

Educational Leadership, Volume 2, Nomor 2, Agustus – Januari 2023 ║ 193


Ari Yanto, Aris Dianto, Dian Bastian, M. Effry Kurniawan

KAJIAN TEORI
A. Pengertian Kepala Sekolah
Tugas yang harus diemban kepala sekolah dalam memimpin atau mengelola
sekolah yaitu meningkatkan mutu pendidikan. Sekolah yang telah menerapkan suatu
strategi dan bekerja secara sistematis berdasarkan strategi yang telah direncanakan
untuk membina rasa kepatuhan, komitmen, pemahaman, dan kepemilikan terhadap
sekolahnya yang dapat menghasilkan peserta didik yang sukses daripada sekolah-
sekolah yang tidak mempunyai identitas. Strategi adalah suatu rencana tentang
pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan
efektivitas dan efisien.
Strategi dalam Sistem penjaminan mutu pendidikan merupakan cara atau
pendekatan yang dilakukan dalam melakukan penjaminan mutu dalam menilai kualitas
proses dan kualitas hasil. Strategi merupakan penempatan misi suatu organisasi,
penempatan sasaran organisasi dengan meningkatkan kekuatan eksternal dan internal.
Perumusan kebijakan dan teknik tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan
implementasinya secara tepat sehingga tujuan dan sasaran utama dari organisasi akan
tercapai (Dimyati, 2014).
Secara sederhana kepala madrasah merupakan seseorang yang diberi tugas oleh
bawahannya untuk memimpin suatu madrasah, dimana dalam madrasah
diselenggarakan proses belajar-mengajar. Kepala sekolah merupakan personal sekolah
yang bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan sekolah. oleh karena itu, seorang
kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan untuk mempengaruhi, mengarahkan, dan
mengerakkan setiap sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan organisasi
(Wahjosumidjo, 2013).
Kepala sekolah dituntut untuk mampu memimpin sekaligus mengorganisir dan
mengelola pelaksanaan program belajar-mengajar yang diselenggarakan di sekolah yang
dipimpinnya. Kepala sekolah harus mampu menjadi supervisor tim yang terdiri dari
guru, staf, dan siswa dalam mewujudkan proses belajar-mengajar yang efektif dan
efesien sehingga tercapai produktivitas belajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan
mutu pendidikan. Pada peningkatan kualitas sekolah, kepala sekolah sebagai manajer
yang bertanggung jawab terhadap maju mundurnya satuan pendidikan yang menjadi
wilayah otoritasnya.

B. Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah


Kepemimpinan diterjemahkan dalam istilah sifat-sifat, perilaku pribadi, pengaruh
terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan kerjasama antar peran, kedudukan
dari satu jabatan administratif, dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh.
Kepemimpinan merupakan ilmu dan seni mempengaruhi orang atau kelompok untuk
bertindak seperti yang diharapkan dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan
efisien (Usman, 2011). Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi

194 ║ Educational Leadership, Volume 2, Nomor 2, Agustus – Januari 2023


Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu …

perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi
tertentu (Basri, 2013).
Kepala sekolah dituntut untuk mampu memimpin sekaligus mengorganisir dan
mengelola pelaksanaan program belajar-mengajar yang diselenggararakan di sekolah
yang dipimpinnya. Dalam hal ini, kepala sekolah harus mampu menjadi supervisor tim
yang terdiri dari guru, staf, dan siswa dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang
efektif dan efesien sehingga tercapai produktivitas belajar yang pada akhrinya dapat
meningkatkan mutu pendidikan.
Pada peningkatan kualitas sekolah, kepala sekolah sebagai manajer yang
bertanggung jawab terhadap maju mundurnya satuan pendidikan yang menjadi wilayah
otoritasnya, yang paling pertama harus dilakukannya adalah merumuskan visi
kepemimpinannya, mempersiapkan sekolah yang layak untuk penyelenggaraan
pendidikan dan pembelajaran. Kepala sekolah merupakan jabatan strategis dalam
penyelenggaraan pendidikan, baik yang berkaitan dengan pengelolaan maupun terkait
dengan pengembangan sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan komitmen para anggota suatu profesi
untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensi mereka yang bertujuan
agar keprofesionalan mereka dalam menjalankan dan memimpin segala sumber daya
yang ada di suatu sekolah dan mau bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.
Kesimpulannya bahwa kepala sekolah adalah seorang guru yang mempunyai
kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada di suatu sekolah, sehingga
dapat didaya gunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama.
Sehubungan dengan itu, kepala sekolah harus mampu melaksanakan peran dan
fungsi supervisor kepada guru untuk mengembangkan profesi. Kaitannya dengan
peningkatan kualitas pendidikan, kepala sekolah jangan bertindak sebagai manajer yang
mengatur segala sesuatu tentang proses belajar mengajar, tetapi harus terampil sebagai
instructional leader (pemimpin pengajaran), yang bertugas mengawasi jalannya
kegiatan belajar-mengajar di sekolah yang dipimpinnya.

C. Tanggung Jawab Kepala Sekolah


Tanggung jawab merupakan beban yang harus dipikul dan melekat pada seorang
kepala sekolah. Segala tindakan yang dilakukan oleh semua staf sekolah merupakan
tanggung jawab kepala sekolah. Memikul tanggung jawab adalah kewajiban seorang
pemimpin dalam berbagai situasi dan kondisi. Tanggung jawab juga berkaitan dengan
resiko yang dihadapi oleh seorang pemimpin, baik berupa sanksi dari atasan atau pihak
lain yang berhubungan dengan perbuatan yang dilakukan maupun yang dilakukan oleh
pihak kepala sekolah dan tenaga kependidikan
Pemimpin mempunyai tugas untuk memimpin dan mengendalikan hal-hal detail
dan spesifik, juga mengendalikan hubungan internal dalam kelompoknya karena pada
dasarnya dalam suatu kelompok selalu terjadi interaksi. Menurut Mulyasa (2011)

Educational Leadership, Volume 2, Nomor 2, Agustus – Januari 2023 ║ 195


Ari Yanto, Aris Dianto, Dian Bastian, M. Effry Kurniawan

pemimpin mempunyai tugas untuk menjadi pengamat dan pengendali kelancaran


hubungan-hubungan yang terjadi sehingga tugas dan tanggung jawab kepemimpinan
kepala madrasah dirumuskan:
1) Memahami misi dan tugas pokoknya.
2) Mengetahui jumlah bawahannya.
3) Mengetahui nama-nama bawahannya.
4) Memahami setiap tugas bawahannya.
5) Memperhatikan kehadiran bawahannya.
6) Memperhatikan peralatan yang dipakai bawahannya.
7) Menilai bawahannya.
8) Memperhatikan karir bawahannya.
9) Memperhatikan kesejahteraan bawahannya.
10) Menciptakan suasana kekeluargaan.
11) Memberikan laporan kepada atasannya.
12) Kepala sekolah harus mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
seorang pemimpin di sekolahannya dengan baik sehingga tercipta keharmonisan
dan tujuan sekolah dapat tercapai.

D. Fungsi Strategi Kepala Sekolah


Dunia pendidikan fungsi strategi kepala sekolah sangatlah menentukan kehidupan
organisasi. Kepala sekolah tidak hanya menguasai teori-teori pendidikan, namun harus
serta merta memahami dan mengimplementasikan kemampuannya secara nyata. Fungsi
yang penting dimiliki seorang pemimpin yaitu mendefinisikan misi dan penalaran
organisasi, seorang pemimpin merupakan orang yang bertanggung jawab dalam
pencapaian tujuan organisasi, mempertahankan keutuhan organisasi, dan
mengendalikan konflik internal yang terjadi dalam organisasi (Wahjosumidjo, 2010).
Hal yang dapat dilakukan untuk mendorong visinya dalam menigkatkan kualitas
tenaga kependidikan, maka kepala madrasah harus menjalankan strategi fungsinya
dalam suatu lemabaga pendidikan, yaitu :
a. Sebagai pendidik (educator) dengan meningkatkan keprofesionalisme tenaga
kependidikan di sekolahnya, menciptkan iklim sekolah yang kondusif,
memberikan nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada
seluruh tenaga kependidikan, melaksanakan model pembelajaran yang menarik,
serta melaksanakan program akselarasi bagi siswa yang cerdas di atas rata - rata.
b. Sebagai manajer dengan memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja
sama, memberi kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan
profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan.
c. Sebagai administrator dengan mengelola kurikulum, siswa, personalia, sarana
prasarana, kearsipan, dan keunngan.

196 ║ Educational Leadership, Volume 2, Nomor 2, Agustus – Januari 2023


Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu …

d. Sebagai supervisor dalam memperhatikan prinsip-prinsipnya, seperti hubungan


konsultatif, kolegial, dan bukan hierarkis yang dilaksanakan secara demokratis,
berpusat pada tenaga kependidikan, dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga
kependidikan, dan merupakan bantuan profesional.
e. Sebagai leader dengan memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan
kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, serta
mendelegasikan tugas.
f. Sebagai inovator dengan strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang
harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap
kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah, dan
mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif.
g. Sebagai motivator dengan strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada
para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya.
Ketujuh fungsi dan tugas ini akan mendorong kepala sekolah meningkatkan
kreatifitasnya dalam mengembangkan sekolah, sehingga mampu memberikan inspirasi
dan motivasi kepada jajaran bawahannya untuk bangkit mengejar ketinggalan dan
kemunduran pada segala bidang.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif adalah penelitian
yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik
atau cara kuantifikasi lainnya. Metode penelitian kualitatif yaitu suatu proses penelitian
dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena
sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini peneliti membuat suatu gambaran
kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci, dari pandangan responden, dan
melakukan studi pada situasi yang alami (Moleong, 1993).
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan informasi yang lebih
jelas, lengkap, serta memungkinkan dan mudah bagi peneliti untuk melakukan
penelitian observasi. Oleh karena itu, maka penulis menetapkan lokasi penelitian adalah
tempat dimana penelitian akan dilakukan. Lokasi penelitian terletak di Pondok
Pesantren Darussalam Kepahiang yang beralamat di jalan Merdeka Kelurahan Dusun
Kepahiang. Penelitian in dimulai pada tanggal 10 sampai dengan 15 Oktober 2022.
Pada penelitian ini sumber data primer diperoleh berupa kata-kata yang diperoleh
dari wawancara dengan para informan yang telah ditentukan yang meliputi berbagai hal
yang berkaitan dengan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di
Pondok Pesantren Kepahiang, Sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian ini
berupa program sekolah, visi misi, dan data-data yang berkaitan tentang objek
penelitian.
Kajian penelitian ini difokuskan pada strategi kepala sekolah dalam meningkatkan
mutu pendidikan di Pondok Pesantren Kepahiang yang meliputi strategi apa yang

Educational Leadership, Volume 2, Nomor 2, Agustus – Januari 2023 ║ 197


Ari Yanto, Aris Dianto, Dian Bastian, M. Effry Kurniawan

digunakan dalam peningkatan mutu pendidikan sekolah dan bagaimana penerapan


strategi tersebut di sekolah.
Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah Field Research.
Adapun Filed Research adalah penelitian yang dilakukan pada suatu tempat atau lokasi
yang dipilih untuk meneliti atau menyelidiki sesuatu yang terjadi di tempat tersebut
(Fathoni, 2006). Selain itu teknik pengumpulan data juga lakukan dengan menggunakan
metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data
dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagi waktu. Dengan demikian
terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu (Sugiyono,
2008). Adapun uji keabsahan pada penelitian ini menggunakan teknik triangulasi
sumber. Triangulasi sumber adalah digunakan untk pengecekan data tentang keabsahan
nya dan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan
memanfaatkan berbagai sumber data informasi sebagai bahan pertimbaangan. Peneliti
membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara, dan juga
membandingkan hasil wawancara dengan wawancara lainnya.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik
analisis reduksi data. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemuatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang
muncul dari catatan lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai
dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, menulis memo, dan lain
sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak relevan dan
kemudian data tersebut diverifikasi

HASIL PEMBAHASAN
Deskripsi Data Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Darussalam Kepahiang
Bermula dari cita-cita ulama Kepahiang bapak Kayum Mahmud bersama istrinya
Hj. Zahara Kayum menginginkan serta berharap berdirinya pondok pesantren di
Kecamatan Kepahiang pada masa itu (Kabupaten Kepahiang pada saat ini), karena
bapak Kayum Mahmud adalah santri yang pernah mondok di Pondok Pesantern
Candung Parabek Padang Sumatera Barat selama ± 7 alumni tahun 1913 dan sejak
pulang kampung ke Kepahiang dari tahun 1914 beliau mulai berkiprah pada dunia
pendidikan agama bersama teman-temannya (guru agama pada masa itu) dari tahun
1914 sampai dengan 1973. Ada beberapa madrasah yang mereka dirikan diantaranya
Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), dan
PGA yang tersebar di desa dalam Kecamatan Kepahiang pada masa itu (Kabupaten
Kepahiang pada masa ini). Adapun madrasah yang masih hidup/masih berjalan yaitu
MTsN 02 Kepahiang dan MIN Nanti Agung, sementara gedung madrasah yang masih
ada diantaranya MI Mandi Angin, MI Perti Imigrasi Permu, dan MI Taba Santing. Pada

198 ║ Educational Leadership, Volume 2, Nomor 2, Agustus – Januari 2023


Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu …

tahun 1979 Kayum Mahmud meninggal dunia, namun cita-cita tersebut tetap
dilanjutkan oleh istrinya ibu Hj. Zahara Kayum pada tahun 1987. Setelah Drs. Saukani
menamatkan pendidikan di Pondok Pesantren Pancasila Bengkulu, ibunda Hj. Zahara
Kayum mengumpulkan ke 9 Orang anaknya yaitu:
1. H. Rusdi Kayum BSC
2. Nurmayalis Kayum
3. Suarti Kayum
4. M Kaprowi Kayum
5. Riyadatulljannah Kayum
6. Tarmizi Kayum
7. Ernawati Kayum
8. Saukani Kayum
9. Zuryatul Aini Kayum
Menyepakati bahwa ada amanah ayahanda untuk mewakafkan sebidang tanah
yang diperuntukan untuk kepentingan Yayasan Pendidikan Agama/Pondok Pesantren,
serta H. Rusdi Kayum juga menyatakan menambah mewakafkan tanahnya ± 1,5 Hektar.
Mengingat belum ada Tokoh Agama/Tokoh Masyarakat atau lembaga/badan yang mau
atau berminat mendirikan Yayasan Pendidikan Agama /Pondok Pesantren, maka tanah
tersebut sempat terbengkalai ± 12 tahun tidak dimanfaatkan kecuali area pertanian tahun
1999. Pada saat itu Drs. Saukani berupaya merealisasikan untuk tewujudnya cita-cita
tersebut, dengan berupaya untuk mendirikan yayasan yang diberi nama Yayasan Al-
Akhsyar dengan badan pendiri terdiri dari:
1. Hj Zahara Kayum
2. Drs Saukani 3. Rusdi Kayum
4. H darussalam Dalbadri
5. Tarmizi Kayum BA
Pada tanggal 14 Januari 2000 terbitlah Akta Notaris Yayasan Al-Akhsyar nomor
01 tahun 2000 dan mendapat pengesahan dari Pengadilan Negeri Curup Kabupaten
Rejang Lebong pada tanggal 20 Januari 2000 nomor pengesahan : 01/BH/2000 dengan
didukung masyarakat Kabupaten Kepahiang, maka pada bulan Maret 2000 dimulailah
peletakan batu pertama Pondok Pesantren Modern Darussalam Kabupaten Kepahiang.
Selama satu tahun pelaksanaan pembangunan, telah menghasilkan bangunan 3 lokal
permanen dengan kontreksi bertingkat. Selain itu juga telah dibangun 4 asrama semi
permanen 1 unit dapur umum, dan 1 unit kamar mandi, dengan mengharap ridho Allah
pada tanggal 16 juli 2001 dimulailah tahun pelajaran pertama Pondok Pesantren Modern
Darussalam Kepahiang dengan jumlah santri 33 orang (19 orang santri laki-laki dan 14
orang santri perempuan).
Disisi yang lain, kesadaran masyarakat akan adanya pergeseran nilai-nilai
keagamaan akibat dari pengaruh sosial budaya barat yang tidak menguntungkan bagi
umat manusia yang berbudaya dan beragama. Keadaan ini semakin hari semakin

Educational Leadership, Volume 2, Nomor 2, Agustus – Januari 2023 ║ 199


Ari Yanto, Aris Dianto, Dian Bastian, M. Effry Kurniawan

membuat masyarakat mengupayakan untuk mengantisipasi dengan mencari tempat yang


tepat untuk sebagai benteng bagi mereka setelah terjun di tengah-tengah masyarakat
nantinya, dimana tempat yang dimaksud itu adalah Pondok Pesantren. Lebih dari semua
itu Pondok Pesantren adalah sebagai wadah dari menciptakan Ulama yang
berkemampuan untuk berzikir dan berfikir.
Hal ini terlihat begitu tingginya kesadaran masyarakat Kepahiang terutama yang
berkemampuan untuk menyekolahkan anak-anaknya di Pondok Pesantren di luar
Provinsi Bengkulu diantaranya di Padang, Palembang, Lampung, Jambi, bahkan yang
lebih banyak diberbagai Pondok Pesantren di Pulau Jawa. Dibalik masyarakat yang
berkemampuan, kami yakin lebih banyak lagi masyarakat yang kurang berkemampuan
untuk menyekolahkan anak-anaknya di Pondok Pesantren. Oleh karenanya, salah satu
alternatif untuk menjawab tantangan dalam dunia Islam di Kabupaten Kepahiang ini
didirikanlah Pondok Pesantren Modern Darussalam ini.

2. Indetifikasi Pondok Pesantren Darussalam Kepahiang


a. Nama Pontren : Pondok Pesantren Modern Darussalam
Kepahiang
b. Nomor Statistik : 512017080001
c. Provinsi : Bengkulu
d. Kabupaten / Kota : Kepahiang
e. Kecamatan : Kepahiang
f. Desa / Kelurahan : Keluruhan Dusun Kepahiang
g. Jalan dan Nomor : Jl. Merdeka
h. Kode Pos : 39372
i. Telepon : 0732 392387
j. Fax : 0732 392387, 392488
k. Daerah : Kabupaten
l. Status Pontren : Swasta
m. Surat Keputusan : Kementerian Agama Kab. Kepahiang
n. Penerbitan SK : Kementerian Agama Kab. Kepahiang
o. Ditanda tangani oleh : Kepala Kementerian Agama Kab. Kepahiang
p. Tahun berdiri : 2001
q. Tahun : 2001
r. Kegiatan Belajar : Kombinasi
s. Bangunan Pesantren : Milik Sendiri
t. Lokasi Pesantren : Tengah Kota Kabupaten
u. Luas Lokasi Pesantren : 50.000 M2
v. Jarak ke Pusat Kota Kabupaten : 1 Km
w. Jarak ke Pusat Kota Propinsi : 65 Km
x. Terletak pada Lintas : Provinsi

200 ║ Educational Leadership, Volume 2, Nomor 2, Agustus – Januari 2023


Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu …

y. Organisasi penyelenggara : Yayasan Al-Akhsyar


3. Visi Misi Pondok Pesantren Darussalam Kepahiang
a) Visi
Terwujudnya Pondok Pesantren Modern Darussalam Kepahiang wadah
berdakwah tempat beramaliyah nyata.
Terwujudnya Pondok Pesantren Modern Darussalam Kepahiang yang
berprestasi dalam bidang akademis dan non akademis berdasarkan iman dan
taqwa serta akhlakul karimah.
b) Misi
Mencetak santri berilmu luas berpengetahuan tinggi berbudi pengerti islami
mampu berpatwa berkehidupan taqwa.

4. Program Pondok Pesantren Modern Darussalam Kepahiang


a. Mewujudkan Pondok Pesantren Modern Darussalam Kepahiang terdepan
dalam dakwah dengan amaliyah nyata.
b. Mewujudkan Pondok Pesantren sebagai sarana menggali dan mengkaji ilmu
pengetahuan.
c. Mewujudkan santri berilmu luas, berpengetahuan tinggi, berbudi pengerti
islami, dan siap mengabdi tanpa pamrih.
d. Mewujudkan santri yang berjiwa sehat, kereatif, produktif, dan mandiri
berbasis teknologi dengan bahasa arab dan inggris sebagai bahasa sehari-hari.
e. Mewujudkan santri berprestasi berdaya saing tinggi dengan berbagai kreasi.

5. Manajemen Pondok Pesantren Modern Darussalam Kepahiang


Pesantren Modern Darussalam Kepahiang Provinsi Bengkulu menerapkan
manajemen berbasis madrasah dengan implementasi bahwa masyarakat Kabupaten
Kepahiang provinsi Bengkulu seratus persen masyarakatnya memeluk agama islam.
Oleh karena itu, madrasah harus menjadi primadona dan favorit bagi masyarakat, orang
tua, dan anak-anak usia sekolah. Manajemen Pondok Pesantren Modern Darussalam
Kepahiang Provinsi Bengkulu meliputi:
a. Manajemen pengajaran menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) & Kurikulum 13 (K13).
b. Manajemen keuangan dengan menerapkan sistem transparansi dan amanah.
c. Manajemen ketenagaan dengan menerapkan sistem transparansi dan amanah.
d. Manajemen perkantoran dengan menerapkan sistem transparansi dan amanah.

6. Sarana Prasarana Pondok Pesantren Darussalam Kepahiang


a. Tanah Pondok Pesantren Darussalam Kepahiang terletak di atas tanah wakaf
milik Pondok Pesantren Modern Darussalam Kepahiang Provinsi Bengkulu ±5
Ha.

Educational Leadership, Volume 2, Nomor 2, Agustus – Januari 2023 ║ 201


Ari Yanto, Aris Dianto, Dian Bastian, M. Effry Kurniawan

b. Keadaan bangunan Pontren Darussalam Kepahiang:


Tabel 1. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Darussalam Kepahiang
KEADAAN
NO JENIS BARANG JUMLAH UKURAN
B S R

1 Lokal Belajar 60 Lokal 21 33 6 7 X 8 m2

2 Asrama Santri Putri 22 Lokal 17 5 - 8 X 8 m2

3 Asrama Santri Putra 16 Buah 13 3 - 8 X 8 m2

4 Kantor 5 Buah 4 1 - 12 X 12 m2

5 Kantor OSPPMD 2 Buah 2 - - 10 X 4 m2

6 Lab. Komputer 1 Buah 1 - - 10 X 8 m2

7 Dapur Umum 1 Unit - 1 - 10 X 10 m2

8 MCK 40 Unit 30 5 5 10 X 26 m2

9 Rumah Pimpinan 1 Buah 1 - - 12 X 12 m2

10 Rumah Dinas 14 Buah 10 4 - 12 X 42 m2

11 Unit Usaha 4 Buah 3 1 - 10 X 8 m2

12 Gudang 1 Buah - 1 - 10 X 8 m2

Tempat Praktek Tata


13 1 Buah 1 - - 10 X 8 m2
Busana (Konveksi)

14 Ruang Administrasi 2 Buah 2 - - 5X7

15 Ruang Tata Usaha 2 Buah 2 - - 8X7

16 Ruang Musik 1 Buah 1 - - 12 X 42 m2

17 Ruang Bahasa 1 Buah 1 - - 8X7

18 Pos Keamanan 1 Buah 1 - - 12 X 42 m2

19 Perpustakaan 2 Buah 1 - - 8X7

20 Aula 1 Buah 1 - - 12 X 42

202 ║ Educational Leadership, Volume 2, Nomor 2, Agustus – Januari 2023


Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu …

7. Kurikulum Ponpes Darussalam Kepahiang


a. Komponen Kelompok Mata Pelajaran
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Pondok Pesantren Modern Darussalam
Kepahiang, mata pelajaran dibagi menjadi dua kelompok:
1) Kelompok mata pelajaran umum.
2) Kelompok mata pelajaran agama dan pondok pesantren.
Kedua kelompok mata pelajaran tersebut di atas dipadukan secara utuh sehingga
muatannya sama yaitu 50%, untuk mata pelajaran agama dan pondok pesantren dan
50% pelajaran umum.
Berdasarkan dua kelompok mata pelajaran umum dan pondok pesantren tersebut
di atas maka struktur kurikulum Pondok Pesantren Modern Darussalam Kepahiang
berisikan kelompok mata pelajaran sebagai berikut :
a) Kelompok mata pelajaran pondok pesantren dan akhlakul karimah.
b) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
c) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
d) Kelompok mata pelajaran estetika.
e) Kelompok mata pelajaran bahasa.
f) Kelompok mata pelajaran olahrraga jasmani dan kesehatan.
Masing-masing kelompok mata pelajaran tersebut diimplementasikan dalam
kegiatan pembelajaran pada setiap mata pelajaran secara menyeluruh. Dengan
demikian, cakupan dari masing-masing kelompok itu dapat diwujudkan melalui mata
pelajaran yang relevan.

b. Komponen Struktur Kurikulum


Pada struktur kurikulum Pondok Pesantren Modern Darussalam Kepahiang berisi
sejumlah mata pelajaran umum dan agama pada pondok pesantren yang harus
disampaikan kepada murid atau peserta didik. Mengingat perbedaan individu sudah
tentu keluasan dan kedalamannya akan berpengaruh terhadap peserta didik pada setiap
satuan pendidikan. Pada program pendidikan di Pondok Pesantren Modern Darussalam
Kepahiang jumlah jam pelajaran per ahad/per minggu untuk mata pelajaran umum 30
jam, sedangkan untuk mata pelajaran agama dan pondok pesantren 34 jam bahasa arab
dan bahasa inggris dijadikan sebagai bahasa resmi yang wajib digunakan dalam
kehidupan sehari-hari di Pondok Pesantren Modern Darussalam Kepahiang.
Pengaturan beban belajar menyesuaikan dengan alokasi waktu yang telah
ditentukan dalam struktur kurikulum. Setiap satuan pendidikan dimungkinkan
menambah jam pembelajaran di luar jam belajar yang telah diatur dalam jadwal
pelajaran per minggu. Hal ini disebabkan seluruh peserta didik bertempat tinggal di
asrama Pondok Pesantren Modern Darussalam Kepahiang. Pemanfaatan jam pengajaran
tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi,
disamping memanfaatkan mata pelajaran lain yang dianggap penting namun tidak

Educational Leadership, Volume 2, Nomor 2, Agustus – Januari 2023 ║ 203


Ari Yanto, Aris Dianto, Dian Bastian, M. Effry Kurniawan

terdapat di dalam struktur isi. Adanya tambahan waktu, maka satuan pendidikan
diperkenankan mengadakan penyesuaian-penyesuaian, misalnya mengadakan program
remedial bagi peserta didik yang belum mencapai standar ketuntasan belajar minimal.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Pondok
Pesantren Darussalam Kepahiang
Berangkat dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang telah
dideskripsikan penulis, bahwa strategi yang dilakukakan oleh kepala sekolah (pimpinan)
Pondok Pesantren Darussalam Kepahiang dalam upaya melakukan peningkatan mutu
pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Melakukan Penguatan dari Dalam
Penguatan atau peningkatan dari dalam (power internal) merupakan salah satu
strategi yang dilakukan kepala Pondok Pesantren Darussalam Kepahiang untuk
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dewan guru. Peningkatan dari dalam ini
berupa pemberian materi yang disampaikan oleh kepala sekolah atau pimpinan pondok
pesantren ketika melaksanakan kegiatan rapat koordinasi bulanan bersama guru dan
karyawan serta lingkungan pondok pesantren. Hal yang disampaikan berupa materi
seputar profesi sebagai seorang tenaga pendidik atau seputar keguruan dalam konteks
menumbuh dan mengembangkan pemahaman serta wawasan terhadap tantangan dunia
pendidikan yang semakin hari semakin kompleks, dimana menuntut seorang tenaga
pendidik yang profesional, cakap, dan memiliki kualitas yang mumpuni dibidang
keilmuannya masing-masing, sehingga dengan upaya itu akan melahirkan tameng bagi
Pondok Pesantren Darussalam Kepahiang dalam bersaing dengan sekolah lainnya.
Menurutnya, guru yang memiliki intelektualitas mumpuni akan memberikan dampak
secara langsung bagi pondok pesantren dalam hal mempertahankan dan meningkatkan
mutu pendidikan, sebab salah satu syarat lembaga pendidikan yang mampu bersaing
adalah lembaga yang tidak hanya kuat secara finansial tetapi juga kuat secara internal.
2. Melakukan Supervisi Rutin (Berkesinambungan)
Supervisi merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap kepala
sekolah sebagai seorang pemimpin. Kegiatan ini berupa kunjungan kelas terencana dan
tidak memiliki tujuan yang sama untuk mengetahui proses dan kegiatan pembelajaran di
dalam kelas. Kegiatan ini dilakukan oleh kepala sekolah/pimpinan pondok sendiri
dengan cara melakukan kunjungan ke dalam kelas ketika proses pembelajaran sedang
berlangsung. Supervisi juga bertujuan untuk melihat analisa Rencana Proses
Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru yang bertujuan mengetahui bagaimana nantinya
ketika guru mengajar, metode yang digunakan, dan materi apa saja yang akan
disampaikan. Menurut kepala sekolah MA Ponpes Darussalam Kepahiang dengan
melakukan supervisi yang rutin dan berkesinambungan artinya kepala sekolah telah
menutup celah-celah kesalahan dan ketidakdisiplinan dalam segala hal termasuk tidak

204 ║ Educational Leadership, Volume 2, Nomor 2, Agustus – Januari 2023


Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu …

disiplin dalam proses belajar, media yang dipakai, dan tidak disiplin dalam mengelola
manajemen waktu. Dengan demikian, adanya supervisi kesalahan dan kekurangan-
kekurangan akan dapat diperbaiki secara langsung.
3. Melakukan Evaluasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Evaluasi KBM sangat dibutuhkan dalam sebuah lembaga pendidikan formal,
seperti pondok pesantren. Tanpa adanya evaluasi KBM, maka mutu pendidikan yang
ada di sekolah tersebut tidak akan baik. Hal ini seperti yang dilakukan kepala/pimpinan
Pondok Pesantren Darussalam Kepahiang. Evaluasi ini berkaitan dengan bagaimana
seorang guru ketika mengajar di dalam kelas. Kekurangan dan kesulitan apa yang
dihadapi guru tersebut. Kepala sekolah dan pimpinan pondok tidak sungkan untuk
memberikan masukan dan pengarahan demi perbaikan guru kedepannya agar menjadi
guru yang profesional. Setiap guru diharuskan memiliki rasa kepekaan dengan
memahami kondisi psikologis anak didiknya, sebab dengan kepekaan akan memberikan
dorongan kepada seorang guru untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam hal
menemukan cara pembelajaran yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga dapat
diterima dengan mudah oleh siswanya (Warsah, Khair, et al., 2020). Indikator guru
yang profesional dalam proses kegiatan belajar mengajar adalah guru yang mampu
membuat rancangan pembelajaran dalam bentuk tertulis sebelum melakukan praktik
kegiatan belajar-mengajar di dalam kelas (Warsah & Nuzuar, 2018).
4. Melakukan Pembinaan Kedisiplinan Guru
Guru merupakan tenaga pendidik yang termasuk dalam sumber daya manusia
yang dituntut untuk mampu mengatur dan mengorganisir isi, proses, situasi, dan
kegiatan sekolah secara multikultur, dimana setiap siswa dari berbagai latar belakang,
suku, gender, dan ras memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri serta dapat
saling menghargai akan setiap perbedaan (Warsah, 2017). Kepala sekolah dalam
memberdayakan guru dan siswa dituntut untuk melakukan pembinaan kedisiplinan di
lingkungan pondok pesantren. Kedisiplinan dalam hal masuk kerja, disiplin dalam
administrasi, disiplin dalam mengelola manajemen waktu, tidak meninggalkan
pekerjaan sebelum waktu kerja selesai, mematuhi segala perintah, aturan-aturan internal
pondok pesantren, dan lain-lain. Pada pembinaan ini kepala sekolah terjun secara
langsung dalam upaya pembinaan disiplin para guru. Pembinaan ini dilakukan dengan
cara mengadakan rapat secara internal dengan memberikan teguran langsung secara
individual disertakan dengan perjanjian-perjanjian tertulis apabila pelanggaran
ketidakdisiplinan yang dilakukan sudah melebihi ketetapan aturan dasar pondok
pesantren. Melalui pembinaan yang dilakukan oleh kepala/pimpinan bahwa para guru di
Pondok Pesantren Darussalam Kepahiang sejauh ini sudah masuk kategori disiplin.
5. Melakukan Promosi Secara Berkala
Usaha untuk mengkomunikasikan peningkatan mutu dan keberhasilan pada
bidang pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan
melakukan promosi secara berkala (Wahid, 2017). Promosi merupakan salah satu

Educational Leadership, Volume 2, Nomor 2, Agustus – Januari 2023 ║ 205


Ari Yanto, Aris Dianto, Dian Bastian, M. Effry Kurniawan

strategi yang dilakukan kepala sekolah untuk rekrutmen peserta didik baru di Pondok
Pesantren Darussalam Kepahiang. Peserta didik merupakan salah satu faktor yang juga
mempengaruhi mutu pendidikan di pondok pesantren. Sebagai salah satu komponen
pada sistem pondok pesantren, maka keadaan siswa harus dipertimbangkan sedemikian
rupa sehingga dapat diproses untuk meningkatkan kompetensinya. Melalui promosi
diharapkan masyarakat tahu keberadaan Pondok Pesantren Darussalam Kepahiang, serta
masyarakat tahu akan prestasi-prestasi dan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai
sehingga masyarakat dapat menyekolahkan putra-putrinya di Pondok Pesantren
Darussalam Kepahiang. Promosi yang dilakukan kepala madrasah yaitu melalui brosur,
sosialisasi ke sekolah-sekolah, masyarakat, serta gencar dalam melakukan koordinasi
dan MOU terhadap instansi dan lembaga terkait guna melakukan promosi dan menarik
minat peserta didik, termasuk melakukan promosi secara berkala dengan memanfaatkan
media digital (Facebook, Instagram, WhatsApp dan Website lainnya) dengan seoptimal
mungkin.
6. Melakukan Peningkatan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan sumber daya fisik yang terlihat secara langsung
dan termasuk salah satu indikator penilaian dalam meningkatkan mutu pendidikan pada
sebuah sekolah dan pondok pesantren. Sarana dan prasarana di pondok pesantren
meliputi bangunan fisik sekolah, ruang kelas, perpustakaan, dan sebagainya yang sangat
penting bagi kelangsungan pembelajaran. Kelayakan fasilitas ini tidak bisa dilepaskan
dari pertimbangan peningkatan mutu sekolah. Peranan sumber belajar sangat penting
dalam kegiatan peningkatan mutu pendidikan. Sumber belajar dalam hal ini tidak hanya
meliputi buku-buku pelajaran saja, tetapi juga meliputi sumber belajar manusia, uang,
peralatan, bahan, dan lingkungan yang dapat memberikan kontribusi penting bagi hasil
belajar siswa. Diantara sarana dan prasarana yang ditingkatkan oleh kepala
sekolah/pimpinan pondok yaitu pembuatan masjid utama terpadu, ruang kelas baru,
laboratorium komputer, laboratorium bahasa, kantin, tempat parkir, lapangan olahraga,
dan lain-lain.
7. Melakukan Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru dapat
mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendoronng siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pada
konsep ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa
mereka, dan bagaimana mencapainya. Siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka
pelajari berguna untuk hidupnya nanti sehingga akan membuat mereka memposisikan
sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya
nanti dan siswa akan berusaha untuk menanggapinya. Menurut kepala sekoah Pondok
Pesantren Darussalam Kepahiang pendekatan kontekstual harus diimplenetasikan oleh
setiap pimpinan yang ada pada setiap lembaga pendidikan.

206 ║ Educational Leadership, Volume 2, Nomor 2, Agustus – Januari 2023


Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu …

8. Pemilihan Kepala Sekolah yang Tepat


Menurut Kepala Sekolah MTs dan MA di Pondok Pesantren Darussalam
Kepahiang, kualitas dan mutu pendidikan dapat ditingkatkan jika kepala sekolah dan
pimpinan yang dipilih memimpin adalah orang yang tepat yang memiliki pengetahuan
dan pemahaman yang utuh tentang situasi atau keadaan lingkungan pondok pesantren.
Hal-hal yang mesti dimiliki dan dilakukan oleh seorang kepala sekolah adalah sebagai
berikut:
a. Kepala sekolah harus memiliki dan memahami visi kerja secara jelas, mampu dan
mau bekerja keras, mempunyai dorongan kerja yang tinggi, memberikan layanan
yang optimal, dan disiplin kerja yang kuat.
b. Menggali kompetensi, kemampuan peserta didik, serta meningkatkan kompetensi
dan profesi kerja guru dalam kegiatan seminar, workshop, dan lain-lain.
c. Adanya kurikulum yang tetap tetapi dinamis dan jaringan kerja sama yang baik
pada lingkungan sekolah.
d. Dengan beberapa strategi tersebut, apabila kepala sekolah memiliki kemampuan
untuk melaksanakan maka mutu pendidikan pada suatu sekolah (pondok
pesantren) dapat meningkat.
9. Mengoptimalkan Implementasi Kurikulum
Aspek kurikulum dan pembelajaran, implementasi kurikulum memiliki peranan
yang sangat penting dalam keberhasilan program peningkatan mutu pendidikan.
Kurikulum tidak hanya dianggap sebagai sebuah mata pelajaran dan proses belajar
mengajar, tetapi juga dilihat sebagai sesuatu yang terencana dengann sistem belajar
yang harus tertata dengan sistematis (Warsah et al., 2022). Kurikulum dapat diartikan
sebagai peraturan yang harus ditaati peserta didik sehingga mereka mampu mencapai
gelar atau bukti dari kelulusan dalam pembelajaran (Warsah, Imron, et al., 2020).
Kurikulum tidak hanya berupa dokumen tertulis yang memuat sejumlah mata pelajaran
yang diajarkan pada siswa, tetapi juga memuat rumusan tujuan-tujuan yang hendak
dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi pondok pesantren. Selain itu dalam
kurikulum juga dirumuskan strategi/metode dan teknik-teknik pembelajaran, sumber-
sumber, alat, dan media yang dibutuhkan bahkan pendekatan penilaian terhadap
keberhasilan dalam proses dan hasil dari pembelajaran tersebut.
10. Stabilisasi Lingkungan (Budaya Sekolah)
Lingkungan dan budaya sekolah (pondok pesantren) terhadap pencapaian tujuan
bagi peningkatan mutu pendidikan, dalam hal ini ditandai dengan adanya program
keamanan dengan prosedur dan jadwal tertentu, program keindahan lingkungan,
ketertiban, disiplin dalam berpakaian, penyelenggaraan kelompok belajar seperti
kelompok belajar bahasa Inggris, bahasa arab, kelompok ilmiah remaja, dan penerapan
budaya sekolah yang menjadi ciri khas pondok pesantren yang bersangkutan. Kunci
utama peningkatan mutu pendidikan adalah komitmen pada perubahan. Jika semua guru
dan staf sekolah serta lingkungan pondok pesantren telah memiliki komitmen pada

Educational Leadership, Volume 2, Nomor 2, Agustus – Januari 2023 ║ 207


Ari Yanto, Aris Dianto, Dian Bastian, M. Effry Kurniawan

perubahan, pimpinan dapat dengan mudah mendorong mereka menemukan cara baru
untuk memperbaiki produktivitas dan kualitas layanan pendidikan.
11. Melakukan Pengorganisasian Kelas
Pengorganisasian kelas merupakan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan
global. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dan aspek ekonomi,
budaya, bahasa, teknologi informasi, komunikasi dan lain-lain yang semuanya
bermanfaat bagi perkembangan kompetansi peserta didik. Kurikulum untuk semua
tingkat satuan pendidikan dapat memasukan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan
global. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari
semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal. Pendidikan
berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal
lain atau satuan pendidikan nonformal, dimana keduanya sangat memiliki pengaruh
bagi sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sebab dengan upaya-upaya
tersebutlah kompetensi siswa akan terlihat lebih muda untuk berkembang secara
individu maupun secara kelompok. Pengoranisasian kelas yang baik akan memberikan
kesempatan keberhasilan bagi para siswa dalam mengembangkan potensi dirinya
termasuk mengembangkan keunggulan lokal di daerahnya.

PENUTUP
Berdasarkan paparan hasil penelitian dan pembahasan di atas, strategi yang
diimplementasikan atau dipakai oleh kepala sekolah di Pondok Pesantren Darussalam
Kepahiang dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan untuk menjadikan sekolah
yang dipimpinnya dapat meningkatkan mutu adalah sebagai berikut:
1) Melakukan Penguatan dari Dalam
2) Melakukan Suvervisi Rutin (Berkesinambungan)
3) Melakukan Evaluasi Kegiatan Belajar-Mengajar (KBM)
4) Melakukan Pembinaan Kedisiplinan Guru
5) Melakukan Promosi Secara Berkala
6) Melakukan Peningkatan Sarana dan Prasarana
7) Melakukan Pendekatan Kontekstual
8) Pemilihan Kepala Sekolah yang Tepat
9) Mengoptimalkan Implementasi Kurikulum
10) Stabilisasi Lingkungan (Budaya Sekolah)
11) Melakukan Pengorganisasian Kelas
Diharapakan para peneliti dan akademisi selanjutnya untuk lebih berfokus kepada
penelitian tentang strategi marketing pendidikan islam guna menjadikan lembaga
madrasah dan pondok pesantren menjadi lembaga yang maju, terdepan, dan terbuka
terhadap tuntutan zaman yang menuntut untuk tetap kreatif dan inovatif dalam upaya

208 ║ Educational Leadership, Volume 2, Nomor 2, Agustus – Januari 2023


Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu …

menarik minat pelanggan jasa pendidikan serta mampu bersaing terhadap lembaga-
lembaga pendidikan islam dan lembaga pendidikan konvensional lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Baro’ah, S. (2020). Kebijakan Merdeka Belajar sebagai Peningkatan Mutu Pendidikan.
Jurnal Tawadhu, 4(1), 1063–1073.
Basri, H. (2013). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung: Pustaka Setia.
Dimyati, H. (2014). Manajemen Proyek. Bandung: CV Pustaka Setia.
Fathoni, A. (2006). Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusun Skripsi. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Hasri. (2014). Madrasah Sebagai Lembaga Pendidikan Islam. Jurnal Tarbiyah STAIN
Palopo, 2(1), 69–84.
Meilani, H., Lubis, M. J., & Darwin. (2022). Implementasi Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) di dalam Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jurnal Basicedu, 6(3),
4374–4381. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.2840
Moleong, L. J. (1993). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2007). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2011). Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Murti, Y. (2016). Pengaruh Motivasi Kerja Guru, Iklim Kerja dan Kepemimpinan
Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Kota
Mukomuko. Universitas Terbuka.
Nonsihai, Indah Aldama, Daniel, S., Hendrowanto Nibel, & Alexandro, R. (2022).
Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Manajemen Berbasis Sekolah di SMP
Negeri Satu Atap 1 Kotawaringin Lama Kabupaten Kotawaringin Barat. Journal
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, 14(1), 52–57.
https://doi.org/10.37304/jpips.v14i1.4730
Noprika, M., Yusro, N., & Sagiman, S. (2020). Strategi Kepala Sekolah dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan. Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam Dan
Manajemen Pendidikan Islam, 2(2), 224–243.
https://doi.org/10.36671/andragogi.v2i2.99
Pratama, I. P., & Zulhijra. (2019). Reformasi Pendidikan Islam di Indonesia. Jurnal PAI
Raden Fatah, 1(2), 117–127. https://doi.org/10.19109/pairf.v1i2.3216
Saifulloh, M., Muhibbin, Z., & Hermanto. (2012). Strategi Peningkatan Mutu
Pendidikan di Sekolah. Jurnal Sosial Humaniora, 5(2), 206–218.
http://dx.doi.org/10.12962/j24433527.v5i2.619
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D (Cetakan 6). Bandung: Alfabeta.
Supriani, Y., Tanjung, R., Mayasari, A., & Arifudin, O. (2022). Peran Manajemen
Kepemimpinan dalam Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam. JIIP :Jurnal Ilmiah
Ilmu Pendidikan, 5(1), 332–338. https://doi.org/10.54371/jiip.v5i1.417

Educational Leadership, Volume 2, Nomor 2, Agustus – Januari 2023 ║ 209


Ari Yanto, Aris Dianto, Dian Bastian, M. Effry Kurniawan

Suwantoro. (2018). Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam Berbasis


Entrepreneuship. JALIE, 2(1), 127–146.
Syaroni. (2007). Pengaruh Kinerja Kemempimpinan dan Manajemen Kepala Sekolah
terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Universitas Ngeri Semarang.
Usman, H. (2011). Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan (Edisi III). Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Wahid, E. (2017). Strategi Marketing Jasa Pendidikan dalam Meningkatkan Image
Pendidikan di Lembaga Pendidikan Islam. Transformasi: Jurnal Studi Agama
Islam, 10(1), 1–20.
Wahjosumidjo. (2010). Kepemimpinan kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Wahjosumidjo. (2013). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Warsah, I. (2017). Kesadaran Multikultural sebagai Ranah Kurikulum Pendidikan.
Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, 6(2), 268–279.
https://doi.org/https://doi.org/10.29313/tjpi.v6i2.2845
Warsah, I., Destriani, Septian, R. Y., & Nurhayani. (2022). Implementasi Kurikulum
Tersembunyi pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1
Rejang Lebong. Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan, 9(1), 1–11.
https://doi.org/10.32505/ikhtibar.v9i1.632
Warsah, I., Imron, Siswanto, & Sendi, O. A. M. (2020). Strategi Implementatif KKNI
dalam Pembelajaran Pendidikan Islam di IAIN Curup. Jurnal Tarbiyatuna, 11(1),
77–90. https://doi.org/10.31603/tarbiyatuna.v11i1.3442
Warsah, I., Khair, U., & Krismawati. (2020). Implementasi Pendekatan Kontekstual
dalam Pembelajaran PAI di Sekolah Dasar. Jurnal Elementaria Edukasia, 3(2),
214–228. https://doi.org/10.31949/jee.v3i2.2262
Warsah, I., & Nuzuar. (2018). Analisis Inovasi Administrasi Guru dalam Meningkatkan
Mutu Pembelajaran (Studi MAN Rejang Lebong). EDUKASI: Jurnal Penelitian
Pendidikan Agama Dan Keagamaan, 16(3), 263–274.
https://doi.org/10.32729/edukasi.v16i3.488

210 ║ Educational Leadership, Volume 2, Nomor 2, Agustus – Januari 2023

You might also like