1 PB
1 PB
1 PB
1
Prodi Pendidikan Sendratasik, Universitas Negeri Padang, Padang, Indonesia.
2
Prodi Pendidikan Sendratasik, Universitas Negeri Padang, Padang, Indonesia.
(*)
(e-mail) chelinadewi48@gmail.com 1, indrayuda@fbs.unp.ac.id2
Abstract
The research aims to reveal, describe and analyze about the Form of Presentation of
Silek Axe as a Culture of Community Tradition in Kanagarian Padang Laweh District Koto
Tujuah Sijunjung Regency. This type of research is qualitative research with descriptive
methods of analysis. The data type uses primary data and secondary data. The main
instruments are the researchers themselves and are assisted with supporting instruments
such as stationery and cameras. Data collection techniques are conducted by way of
literature, observation, interview and documentation. The steps to analyze data are data
collection, data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results of this
study show that Silek Kapak is a tradition of Padang Laweh people. Silek Axe was
performed by 2 players, which was displayed in the courtyard of Rumah Gadang during the
day. The form of presentation of Silek Axe in Kanagarian Padang Laweh Sub-District Koto
Tujuah Sijunjung Regency is representative. Elements of Silek Axe Presentation Form as
follows: (1) opening greeting motion, amuak kapalo, amuak dado, pata tobu, klotiak and
closing greetings. (2) Silek Axe floor pattern uses a straight line pattern or horizontal line.
(3) Silek Axe's accompanying music consists of: talempong, drums, gongs. (4) the costume
used by the player in Silek Axe taluak balango in black, black pants, asamping and deta. (5)
In addition, Silek Axe uses the Original Axe property as supporting silek axe show.
149
Issn: 2302-3201
Bentuk Penyajian Silek Kapak – Chelina Dewi
adat-istiadat.Dalam hal ini, tradisi itulah yang menjadi pokok, sedangkan kesenian
adalah sarana penunjang. Lebih jauh, kesenian dapat merupakanalat penguat
tradisi. Dalam arti kedua, seni tradisi dapat dimaknakan sebagai bentuk-bentuk
kesenian yang memiliki tradisi dalam arti norma dan aturan-aturan penataan yang
telah menetap. Disini kesenian itulah sendiri yang menjadi pokok. Seni tradisi jadi
berarti seni yang memiliki tradisi dengan cara melihat yang kedua ini kesenian
dipandang sebagai kegiatan yang kurang lebih mandiri, punya kepentingan-
kepentingannya sendiri.
Minangkabau merupakan daerah yang kaya akan kesenian tradisional, salah satunya
adalah dari Kabupaten Sijunjung. Kabupaten Sijunjung merupakan salah satu kabupaten
yang ada di Sumatera Barat. Dimana masyarakat Kabupaten Sijunjung pada umumnya
bermata pencarian bertani dan berkebun. Dilihat dari latar belakang kehidupan masyarakat
Sijunjung, tepatnya di Kenagarian Padang Laweh Kecamatan Koto Tujuah melahirkan
beranekaragam bentuk kesenian tradisional, seperti randai, tari barombai, silek harimau,
dan silek kapak.
Kesenian tradisi yang ada di Nagari Padang Laweh ini tetap terjaga sampai sekarang
oleh masyarakat setempat. Banyak kesenian tradisi yang melibatkan alam sebagai
pedomannya dalam berkarya, seperti menari pada saat memanen padi yang dinamakan
dengan budaya “turun ka sawah”, “bakaua adat” dan “batagak gala”. Nagari Padang Laweh
juga mempunyai budaya yang menarik yaitu, menampilkan sebuah kesenian bela diri pada
saat Batagak Rumah Gadang di daerah tersebut. Kesenian bela diri yang ditampilkan itu
adalah Silek Kapak.
Menurut salah satu budayawan dari Padang Laweh, Indra (wawancara 5 September
2019) mengatakan asal mulanya Silek Kapak ini, pada zaman nenek moyang di nagari
Padang Laweh, masyarakat kenagarian ini saat mendirikan rumah gadang (Adat) pergi
bergotong royong ke hutan untuk mencari tonggak tua (kayu besar), dengan membawa
kapak sebagai alat untuk menebang pohon yang digunakan untuk mendirikan rumah
gadang. Di saat inilah terjadi percekcokan di antara masyarakat nagari Padang Laweh yang
sedang bergotong royong dihutan mengambil kayu (tonggak tuo) untuk mendirikan Rumah
Gadang. Percecokan ini terjadi karena ada di antara mereka berselisih paham, sehingga
terjadi pertengkaran di hutan yang menggunakan kapak, dan pada akhirnya peristiwa inilah
yang menjadi asal usul dari Silek Kapak.
Dimana Silek Kapak ini pada zaman dahulunya di tampilkan pada saat acara adat yaitu,
“batagak rumah gadang” (mendirikan rumah adat) oleh suku Tobo. Silek Kapak ini
ditampilkan di halaman depan rumah gadang di saat tonggak tuo (kayu besar) akan
didirikan. Akan tetapi pada saat ini Silek Kapak sudah ditampilkan dalam acara-acara adat,
alek nagari dan pertunjukan lainnya.
Pada tahun 1998 Silek Kapak ditampilkan bertepatan pada acara Batagak Rumah
Gadang suku Tobo Kenagarian Padang Laweh Kecamatan Koto Tujuah Kabupaten Sijunjung,
dan setelah itu Silek Kapak ini tidak pernah ditampilkan lagi. Salah seorang seniman yang
berada di Kanagarian Padang Laweh yang bernama Indra berkeinginan untuk melanjutkan
kembali Silek Kapak yang ada di Kanagarian Padang Laweh Kecamatan Koto Tujuah
Kabupaten Sijunjung. Tahun 2010 Silek Kapak mulai hidup kembali, dimana pada saat itu
Silek Kapak ditampilkan dalam acara yang berbeda, yaitu acara Alek Nagari dikanagarian
150
Jurnal Sendratasik Vol. 10 No. 1. Thn.2021
Padang Laweh. Semenjak tahun 2010 hingga saat ini Silek Kapak masih ditampilkan setiap
tahunnya pada acara Alek Nagari seperti acara turun ka sawah, bakaou adat, dan acara
ulang tahun Sijunjung. Dan pada 2018 Silek Kapak sudah dibawa keluar daerah dan
ditampilakan pada acara Fashion Haritage di Surabaya, dan selanjutnya tahun 2019 Silek
Kapak juga tampil pada acara Konaspi di Auditorium Universitas Negeri Padang, terakhir
pada acara Silek Art Festival 2019.
Silek Kapak hanya ditarikan oleh laki-laki yang berjumlah dua orang. Pemain Silek Kapak
adalah orang yang sudah berlatih dan mempunyai keberanian untuk melakukan Silek Kapak.
Properti yang digunakan dalam Silek Kapak adalah Kapak asli sebagai alat untuk membela
diri.
Gerak Silek Kapak terdiri dari 6 gerak yaitu gerak sambah pembuka, gerak Amuak
Kapalo, gerak Amuak Dado, gerak Pata Tobu, gerak klotiak, dan gerak sambah penutup.
Dahulunya Silek Kapak hanya di tarikan oleh Suku Tobo yang berada di kanagarian padang
laweh, akan tetapi saat sekarang ini sudah di mainkan oleh semua masyarakat yang berada
di kenagarian Padang Laweh Kecamatan Koto Tujuah Kabupaten Sijunjung. Dalam acara alek
nagari terdapat acara baarak (perpindahan masyarakat secara bersama- sama dari satu
tempat ke tempat yang lain) di dalam acara baarak inilah terdapat penampilan Silek Kapak,
yang memiliki daya tarik masyarakat untuk melihat pertunjukan Silek Kapak. Dalam hal ini
peneliti ingin melihat Bagaimana Bentuk Penyajian dari Silek Kapak di Kenagarian Padang
Laweh Kecamatan Koto Tujuah Kabupaten Sijunjung.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif analisis.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Moleong, (2012: 4) bahwa : “Penelitian yang bersifat
kualitatif deskriptif artinya data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambaran, dan
bukan angka-angka, dimana penelitian memberikan gambaran penyajian laporan sehingga
terlihat sebgaimana bentuk aslinya sesuai dengan keadaanya”. Objek penelitian adalah Silek
Kapak di Kanagarian Padang Laweh Kecematan Koto Tujuah Kabupaten Sijunjung. Jenis data
menggunakan data primer dan data sekunder. Instrumen utama adalah peneliti sendiri dan
dibantu dengan instrumen pendukung seperti alat tulis dan kamera. Teknik pengumpulan
data dilakukakn dengan cara kepustakaan, observasi, wawancara dan dokumentasi.
Langkah-langkah menganalisis data adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan.
151
Issn: 2302-3201
Bentuk Penyajian Silek Kapak – Chelina Dewi
kayu tersebut berhenti sejenak untuk beristirahat dilakukan pada tengah hari yang disebut
masyarakat kenagarian saat terbentang bayang-bayang. Tidak hanya beristirahat namun
masyarakat memanfaatkan waktu sambil bergurau dengan tujuan menghilangkan rasa
penat, namun ada salah satu dari sekumpulan masyarakat yang merasa penat atau lelah dan
tidak ingin melanjutkan gurauan karena menurutnya sudah berlebihan akan tetapi salah
satu dari mereka ada yang tidak mau diingatkan sehingga terjadilah perkelahian yang secara
tidak sadar mereka menggunakan perkakas yang dibawa tadi yaitu kapak sebagai alat untuk
berkelahi. Dari perkalahian yang menggunakkan kapak tersebut maka lahirlah Silek Kapak.
2. Perkembangan Silek Kapak
Silek kapak dahulunya hanya ditampilkan pada acara Adat di Nagari Padang Laweh
dalam acara Batagak Rumah Gadang. Jika tidak ada acara batagak rumah gadang maka silek
ini juga tidak akan ditampilkan. Seiring berjalannya waktu silek kapak mulai di pertunjukan
kembali tetapi tidak hanya pada acara batagak rumah gadang, akan tetapi saat ini sudah di
pertunjukan keluar dari daerah Padang Laweh. Silek Kapak sudah menjadi pertunjukan yang
menghibur masyarakat dalam berbagai acara adat seperti acara turun ka sawah, bakaou
adat, dan acara ulang tahun kabupaten Sijunjung.
Gerak silek kapak dari dulu hingga sekarang tetap sama tidak ada perubahan. Kostum
dan Musik pengiring dalam Silek Kapak juga sama hingga sekarang tidak memiliki
perubahan.
3. Struktur Pertunjukan Silek Kapak
Dalam pertunjukan silek kapak dimulai dengan pemain berada di tengah-tengah area,
musik iringan berbunyi pemain melanjutkan gerakan sambah, selah gerak sambah
dilanjutkan dengan gerak amuak kapalo, amuak dado, pata tobu, dan gerak terakhir klotiak.
Setelah semua selesai dilakukan, pemain melakukan gerak sambah penutup untuk
mengakhiri pertunjukan silek kapak.
4. Elemen Garapan Silek Kapak
Dalam seni pertunjukan dilengkapi dengan beberapa elemen-elemen pendukungnya,
dengan demikian begitu juga dengan Silek Kapak dikanagarian Padang Laweh kecamatan
Koto Tujuah Kabupaten Sijunjung antara lain elemennya yaitu : 1) gerak 2) musik 3) kostum
4) properti 5) tempat pertunjukan.
Dalam pertunjukan Silek Kapak ada 6 macam gerakan yang dipakai dalam
pertunjukannya, yang masing-masinya dilakukan secara ber urutan, adapun macam geraka
silek kapak yaitu : sambah pembuka, amuak kapalo, amuak dado, pata tobu, klotiak dman
sambah penutup.
Desain lantai yang digunakan dalam Silek Kapak yaitu pola lantai berhadapan dari awal
sampai akhir, dengan arah hadap penari yang berbeda-beda seperti kekanan, kekiri dan
saling membelakangi pemain.
Pemain Silek Kapak dimaikan oleh laki-laki yang berjumlah 2 orang pemuda di
Kanagarian Padang Laweh yang sudah pernah berlatih di daerah padang laweh, dalam
pelatihannya dilaksanankan 3 kali dalam sebulan oleh masyarakat padang laweh, dalam
pertunjukan yang boleh melakukan silek kapak adalah pemuda yang sudah mahir
melakukan silek kapak baik orang tua, pemuda, dan pelajar tingkat sekolah menengah atas.
152
Jurnal Sendratasik Vol. 10 No. 1. Thn.2021
Dalam pertunjukan silek kapak di iringi dengan alat musik tradisional Minangkabau,
adapun alat musik yang digunakan untuk mengiringi silek kapak adalah talempong,
Gendang dan gong.
Kostum yang digunakan dalam Silek Kapak adalah baju Taluak Balango yang berwarna
hitam berlengan panjang dan longgar. Tujuan dari baju besar dan lengan longgar supaya
dalam melakukan gerak Silek Kapak, pemain silek lebih maksimal atau total dalam
melakukan gerakan. Celana yang dipakai dalam Silek Kapak juga berwarna hitam, yang mana
kaki besar dan longgar layaknya celana galembong. Tujuan celana panjang dan longgar
supaya dalam melakukan gerak Silek Kapak, pemain silek lebih maksimal atau total dalam
melakukan gerakan. Sesamping adalah kain yang di ikatkan ke pinggang pemain silek kapak,
kain tersebut berupa kain sarung yang biasa dipakai untuk beribadah. Deta adalah kain
persegi 4 yang memiliki motif, kain ini di pergunakan untuk menutupi baiagian kepala
pemain silek kapak. Cara pengunaanya di ikat kan ke kepala pemain silek kapak.
Properti dalam silek kapak ini mengunakan yaitu kapak. Kapak adalah sebuah benda
tajam yang di pergunakan sehari-hari oleh masyarakat, yang terbuat dari besi. Dalam
pertunjukan silek kapak dilaksanakan di halaman depan rumah gadang (Adat), pertunjukan
silek kapak dahulunya hanya di tampilkan pada acara batagak ruamah gadang namun pada
saat ini pertunjukan silek kapak sudah di perboleh kan tampil dalam berbagai acara yang di
adakan oleh kenagarian padang laweh, seperti alek nagari, festival silek di Pekanbaru.
5. Bentuk Penyajian Silek Kapak
Dalam pertunjukan Silek Kapak dimulai dari pemain dan masyarakat berkumpul
didepan Surau pada siang hari sekitar jam 2 siang, setelah semua berkumpul, barulah
berjalan menuju Rumah Gadang, dalam perjalanan menuju rumah gadang di iringi dengan
musik tradisional Minangkabau yang disebut musik Baarak, ada pun alat musik tradisional
yang digunakan adalah talempong, gendang, gong. sesampainya di Rumah Gadang suku
Tobo pemain dan masyarakat membentuk pola lingkaran dan pemusik duduk di luar
lingkaran sambil tetap memainkan musik. Setelah itu pemusik memberikan kode pada
musiknya yang berguna untuk memberikan tanda masuk untuk pemain Silek Kapak yang
berada diluar tempat pertunjakan, pemain silek kapak terdiri dari 2 orang pemain, setelah
pemain masuk ke dalam area pertunjukan barulah pemain memulai atau memberi
penghormatan kepada semua penonton agar pertunjukan Silek Kapak dapat berlangsung
dengan lancar samapai habis pertunjukan. Sebelum melakukan gerak inti silek kapak,
pemain mengambil kapak yang di selipkan di samping kanan pinggang pemain, Kemudian di
lanjutkan dengan gerak berikutnya.
Gerakan yang pertama dilakukan oleh pemain Silek Kapak adalah gerak amuak kapalo,
gerakan ini menggambarkan tentang salah satu dari pemain Silek Kapak ingin
mempertahankan bagian terpenting dari anggota tubuh yaitu kepala, sebagaimana kepala
merupakan pusat dari semua kegiatan termasuk dalam menyelesaikan masalah dengan
fikiran yang tenang, setalah melakukan gerak amuak kapalo dilanjutkan dengan gerak
amuak dado, gerak amuak dado menggambarkan salah satu pemain Silek Kapak yang
menggunakan Kapak Asli ingin menyerang dada dari lawan bersilatnya, selain itu gerak
amuak dado juga menggambarkan kehidupan kita dalam menjalani kehidupan bersosial
selalu berlapang dada, kemudian di lanjutkan dengan gerak ke 3 yaitu gerak pata tobu,
gerak patah tobuh menggambarkan pemain yang ingin mematahkan tangan dari lawan
153
Issn: 2302-3201
Bentuk Penyajian Silek Kapak – Chelina Dewi
bersilat, gerak pata tobu juga menggambarkan dalam kehidupan sehari-hari kita tidak
diboleh mengambil yang bukan milik kita, dan dilanjutkan dengan gerak terakhir yaitu gerak
klotiak, gerak klotiak menggambarkan pemaian yang ingin menghidar dari lawan bersilat,
dalam gerak klotiak ini terdapat gambaran bahwa dalam kehidupan sehari-hari jika sesuatu
yang di larang oleh ajaran dan aturan hendaknya harus menjauhi larangan tersebut, setelah
semua gerak inti dari silek kapak di lakukan, pemain Silek Kapak malakukan sambah
penutup sebagai penanda bahwa silek kapak telah selesai di pertunjukan.
Fungsi Tari Silek Kapak adalah sebagai hiburan bagi masyarakat Nagari Padang Laweh
dan digunakan sebagai tradisi dalam Acara Alek Nagari seperti acara ulang tahun
Kabupaten Sijunjung.
6. Pembahasan
Bentuk penyajian adalah wujud dari beberapa unsur penyajian yang digunakan sebagai
alat komunikasi untuk menyampaikan suatu pesan tertentu dari pencipta kepada
masyarakat dalam pertunjukannnya. Dengan demikian, untuk melihat bentuk penyajian tari
perlu dijelaskan beberapa komponen tersebut yang akan dianalisis melalui teori (La Meri
terjemahan Soedarsono 1986 : 19 – 113).
Silek Kapak merupakan kesenian tradisi yang ada di Nagari Padang Laweh yang masih
terjaga sampai sekarang oleh masyarakatnya.
Silek kapak ini dahulunya hanya ditampilkan pada acara Batagak Rumah Gadang, akan
tetapi pada saat ini Silek Kapak sudah ditampilkan pada acara-acara adat yang lainnya. Dan
Silek Kapak sudah bisa dikatakan sebagai media komunikasi dalam penyampaian pesan.
Seiring dengan itu elemen-elemen tari yang ditemukan dalam Silek Kapak yaitu pada
gerak tari Silek Kapak menggunakan gerak asli yang ada. Adapun nama gerak Silek Kapak
ada Enam (6) sambah pembuka, amuak kapalo, amuak dado, pata tobu, klotiak, dan sambah
penutup.
Selanjutnya dalam Bentuk Penyajian Silek Kapak ini sangatlah unik, karena sebelum
bersilat para pamain berkumpul didepan surau lalu berjalan menuju Rumah Gadang sambil
diiringi musik iringan tradisional minangkabau yang disebut dengan Baarak, dan sampai
Rumah Gadang pemain akan membentuk lingkaran dan memberi penghormatan untuk
tanda akan dimulainya pertunjukan Silek Kapak.
Musik yang Digunakan hanya musik tradisional yaitu alat musik Talempong, gong dan
Gendang, Kostum yang dipakai oleh para pemain Silek Kapak baju Taluak Balango berwarna
hitam, celana berwarna hitam, sarung yang dibuat sebagai sesamping dan terakhir
menggunakan deta di ikatkan ke kepala.
D. Simpulan
Dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Silek Kapak terdapat dikanagarian Padang Laweh kecamatan Koto Tujuah kabupaten
Sijunjung yang dulu hanya ditampilkan pada acara Batagak Rumah Gadang akan tetapai
pada saat sekarang ini sudah ditampilkan pada acara adat dan acara-acara lainnya.
154
Jurnal Sendratasik Vol. 10 No. 1. Thn.2021
2. Silek Kapak memiliki 6 macam motif gerak yaitu : a) Salam Pembuka b) Amuak Kapalo c)
Amuak Dado d) Pata Tobu e) Klotiak f) Salam Penutup
Empat gerakan inilah yang dilakukan berulang ulang mulai dari awal penampilan sampai
berakhirnya penampilan.
3. Silek Kapak hanya di tarikan oleh laki laki saja.
4. Properti yang digunakan yaitu kapak sebagai simbol dan alat dalam membela diri dalam
bersilat.
5. Kostum Silek kapak adalah baju yang berwarna hitam belengan panjang dan longgar.
Tujuan dari baju besar dan lengan longgar supaya dalam melakukan gerak Silek Kapak
6. Musik merupakan unsur terpenting dalam pertunjukan Silek Kapak. Musik pengiring
Silek Kapak menggunakan alat musik tradisional Minangkabau yang terdiri dari
talempong, gendang dan gong.
7. Orang yang mempelajari Silek kapak tidak terikat hanya untuk orang tua-tua saja, tetapi
anak-anak juga bisa mempelajari tetapi tidak menggunakan kapak asli melainkan hanya
kapak tiruan.
8. Silek Kapak merupakan kesenian yang ada di Kanagarian Padang Laweh dan merupakan
kebanggaan bagi masyarakat setempat.
Daftar Rujukan
A.A Navis. 1984. Alam Takambang Jadi Guru, Adat dan Kebudayaan Minangkabau. Jakarta:
Penerbit Grafitipers.
Indrayuda. 2013. Tari sebagai Budaya dan Pengetahuan, Padang: UNP Press.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1998). Jakarta: Pustaka Amani
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta. Djambata
La Meri. 1986. Dance Composition The, Basic Element. Diterjemahkan oleh Soedarsono.
Komposisi Tari: Elemen-elemen Dasar. Yogyakarta: Lagaligo untuk Fakultas Kesenian
Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Moleong, J. Lexy. 2012 Metode Penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Parani, Yulianti. (1986). Penari sebagai sumber daya dalam penataan tari. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sedyawati, Edi. 1981. Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Bandung : STSI Press.
____________. 1986. Pengetahuan Elementer Tari dan Beberapa Masalah Tari. Jakarta:
Direktorat Kesenian, Proyek Pengembangan Kesenian. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Soedarsono. 1977. Tari-Tarian Indonesia 1. Jakarta: Departement Pendidikan dan
Kebudayaan.
Soedarsono. 1986. Pengetahuan Elementer Tari dan Beberapa Masalah Tari. Jakarta.
Direktorat Kesenian Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
155
Issn: 2302-3201