Alexandrya Hening Widiastuty
Alexandrya Hening Widiastuty
Alexandrya Hening Widiastuty
Oleh
Skripsi
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRACT
By
ALEXANDRYA HENING W.
This study aims to analyze the risk of corn farming, productivity, and income of
corn farming during the normal season and El Nino season for farmers who
mitigate and do not mitigate in Natar District, South Lampung. The research
location was chosen purposively in three villages of Natar Subdistrict, namely
Krawang Sari Village, Negara Ratu Village, and Pancasila Village. Respondents
were selected using the simple random sampling method and quota sampling with
a total of 60 respondents from the three villages. This study compares between
normal and El Nino seasons using the T test analysis. The results showed that the
analysis of the level of risk, viewed from the side of production risks both farmers
who do mitigation and farmers who non mitigation when El Nino has a low risk.
On the price of risk side, both farmers who mitigate and farmers who non mitigate
have a low level of price risk. In the results of farm productivity analysis, the
normal season and El Nino season under normal conditions are greater than
during El Nino conditions. In the analysis of farm income, statistically the Test T
during the normal season and El Nino season and has a significant difference.
Oleh
ALEXANDRYA HENING W.
Oleh
Skripsi
pada
Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Sekolah Dasar (SD) di SD Fransiskus I Tanjung Karang pada tahun 2006, tingkat
tahun 2009, dan tingkat Sekolah Mengah Atas (SMA) di SMA Fransiskus Bandar
pada tahun 2012 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Kegiatan Mahasiswa Katolik (UKMK) pada tahun 2014, dan menjadi Anggota
Ekonomi Sumber Daya Alam pada Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016.
Kecamatan Negeri Besar, Kabupaten Way Kanan selama 40 hari pada bulan
Mitra Tani Parahyangan Cianjur, Jawa Barat pada Bulan Juli 2016. Pada tahun
Puji Syukur kepada Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus atas segala berkat, rahmat
dan perlindungan yang masih terus diberikan kepada penulis, sehingga penulis
Penulis menyadari skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya
dukungan, bimbingan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini dengan rendah hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada mereka yang penuh kesabaran dan dedikasi membantu penulis
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. selaku Dekan Fakultas
2. Bapak Dr. Ir. Zainal Abidin, M.E.S. selaku Pembimbing Pertama, atas
3. Bapak Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si. selaku Pembimbing Kedua dan
skripsi.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria M.S. selaku Penguji Bukan
masukan untuk perbaikan skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat menjadi
lebih baik.
5. Bapak Muhammad Ibnu, S.P., M.M., M.Sc., Ph. D., selaku Pembimbing
6. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis atas semua ilmu yang telah diberikan
perpanjangan di Agribisnis.
Tunjung, mas Boim, mas Bukhori), atas semua bantuan dan kerjasama
9. Bapak dan Ibuku yang luar biasa, untuk setiap doa, dukungan, nasehat,
materi, dan kasih sayang yang tiada henti dan tidak terbalas sehingga
Zidan H.S. yang telah banyak memberikan nasehat, motivasi, materi, dan
curahan kasih sayang yang tidak ada habisnya hingga penulis dapat
Marta, Winanti Puspa, Marietta Debora, Riki Arya, Irpan Rilpani yang
telah memberikan do’a, semangat, dan motivasi tiada henti kepada penulis.
Bayu, Nopralita, Audina dan teman – teman lain yang tidak dapat
selama ini.
13. Almamater tercinta, dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis,
Alexandrya Hening W.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.................................................................................................... i
DAFTAR TABEL............................................................................................ iv
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Tinjauan Pustaka................................................................................ 9
1. Fenomena El Nino ..................................................................... 9
2. Konsep Usahatani Jagung.......................................................... 13
3. Usahatani .................................................................................... 16
4. Risiko dan Ketidakpastian .......................................................... 17
5. Produktivitas Usahatani .............................................................. 21
6. Teori Pendapatan ........................................................................ 23
7. Penerimaan Usahatani................................................................. 28
8. Pengeluaran Usahatani................................................................ 29
9. Mitigasi ....................................................................................... 30
B. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 33
C. Kerangka Pemikiran........................................................................... 39
D. Hipotesis ............................................................................................ 41
Tabel halaman
1 Luas panen dan produksi jagung menurut kecamatan di
Lampung Selatan.................................................................................. 122
35 Hasil uji beda biaya pupuk usahatani jagung pada kondisi normal
dan kondisi El Nino di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Selatan .................................................................................................. 105
38 Hasil uji beda harga jual jagung di Kecamatan Natar pada musim
normal dan El Nino tahun 2016 ........................................................... 109
93 Regress Input uji beda Paired Samples t-Test biaya benih pada
saat kondisi normal dan kondisi El Nino ............................................ 241
94 Uji Beda Paired Samples t-Test biaya penggunaan benih pada saat kondisi
normal dan kondisi El Nino ........................................................................... 242
96 Output uji beda Paired Samples t-Test biaya penggunaan pupuk pada
saat kondisi normal dan kondisi El Nino ............................................. 245
99 Regress Input uji beda Paired Samples t-Test produksi pada saat
kondisi normal dan kondisi El Nino .................................................... 249
100 Output uji beda Paired Samples t-Test produksi usahatani pada saat
kondisi normal dan kondisi El Nino..................................................... 250
101 Regress Input uji beda Paired Samples t-Test harga jagung pada
saat kondisi normal dan kondisi El Nino ............................................. 251
xi
102 Output uji beda Paired Samples t-Test harga jagung usahatani pada
saat kondisi normal dan kondisi El Nino ............................................. 252
103 Regress Input uji beda Paired Samples t-Test peneriman pada saat
kondisi normal dan kondisi El Nino .................................................... 253
104 Output uji beda Paired Samples t-Test penerimaan usahatani pada
saat kondisi normal dan kondisi El Nino ............................................ 254
105 Regress Input uji beda Paired Samples t-Test pendapatan pada saat
kondisi normal dan kondisi El Nino .................................................... 251
106 Output uji beda Paired Samples t-Test pendapatan usahatani pada
saat kondisi normal dan kondisi El Nino ............................................ 252
DAFTAR GAMBAR
Gambar hal
1 Data curah hujan daerah Lampung Selatan Tahun 2015 (mm) ......... 3
Pertanian merupakan salah satu jenis usaha yang berisiko tinggi karena
kegiatan pertanian sangat bergantung pada kondisi alam. Kondisi alam yang
pertanian baik dari aspek kuantitas maupun kualitas. Kondisi alam yang tidak
bersahabat pada petani, seperti iklim yang tidak menentu, banjir, kemarau,
serangan hama dan penyakit bisa menyebabkan kuantitas dan kualitas produk
Iklim selalu dapat berubah sehingga membentuk pola atau siklus tertentu, baik
iklim merupakan fenomena global yang dipicu oleh kegiatan manusia terutama
yang berkaitan dengan bahan bakar fosil (BBF) dan kegiatan alih guna lahan
iklim adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan
distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor
2
kehidupan manusia yang terjadi dalam kurun waktu yang panjang (Budianto,
2001). Penyimpangan iklim atau anomali iklim kadang bersifat ekstrim dan
berdampak kuat terhadap kegiatan pertanian dan salah satunya disebabnya oleh
karena umur tanaman pangan yang relatif pendek maka anomali iklim El nino
El Nino terjadi karena penurunan jumlah dan intensitas curah hujan akibat
nino juga pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1997, pada tahun tersebut
dan Kalimantan saat itu, memang bukan disebabkan oleh fenomena El nino
secara langsung. Namun kondisi udara kering dan sedikitnya curah hujan telah
membuat api menjadi mudah tersulut dan merambat dan juga sulit
Pada tahun 2015 Indonesia mengalami El nino kuat, seperti yang pernah terjadi
pada tahun 1997, berupa curah hujan di bawah normal yang melanda wilayah
Belitung, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat,
3
tenggara, Maluku dan sebagian Papua bahkan curah hujan hanya turun dalam
Oktober. Hal ini sesuai data curah hujan dari BMKG, curah hujan di
kecamatan Natar Lampung Selatan pada tahun 2011 sampai dengan 2015
terjadi penurunan curah hujan pada musim kemarau terjadi pada bulan Mei
350
300
250 2011
200 2012
150 2013
100 2014
50
2015
0
Bulan
Gambar 1. Data Curah Hujan Daerah Lampung Selatan (mm) Tahun 2015
semakin singkatnya musim hujan namun dengan curah hujan yang lebih besar.
Selain itu, kerusakan pertanian yang terjadi karena intensitas curah hujan yang
tinggi berdampak pada banjir, tanah longsor dan angin. Fluktuasi suhu dan
dibudidayakan dalam dua musim tanaman yaitu itu musim hujan (MH) dan
Jagung merupakan salah satu hasil dari sektor pertanian yang penting dalam
ketahanan pangan, industri dan pakan ternak. Selain itu, jagung merupakan
salah satu sumber pangan lokal yang memiliki potensi untuk terus
Pertanian pada tahun 2015, setiap tahun permintaan akan kebutuhan jagung di
jagung bagi petani adalah untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi pada
waktu panen. Namun karena adanya dampak perubahan iklim yang tidak bisa
produksi jagung pipilan Indonesia pada tahun 2015 meningkat sebesar 0,60
juta ton menjadi sebesar 19,61 juta ton jagung pipil kering dibandingkan pada
tahun sebelumnya, pada tahun 2014 sebesar 19,03 juta ton pipilan kering.
5
Peningkatan produksi ini diikuti tidak diikuti dengan perluasan luas panen
jagung di Indonesia dimana, pada tahun 2015 luas panen jagung menurun
sebesar 0,5 ton/hektar menjadi 3,78 juta hektar. Jika dibandingkan tahun
Provinsi Lampung sebagai salah satu daerah penghasil jagung terbesar ketiga
dari lima daerah sentral produksi jagung di Indonesia, memiliki peluang untuk
jagung nasional, Pada tahun 2013, Badan Pusat Statistik mencatat bahwa,
produksi jagung di Provinsi Lampung sebesar 1,76 juta ton pipilan kering, naik
tiga ribu ton dibandingkan 2012, akibat kenaikan produktivitas sebesar 0,19 ton
menjadi daerah penghasil jagung utama di tingkat provinsi. Hal ini sesuai
dengan data dari BPS (2015) dari tujuh belas kecamatan yang ada di
jagung dengan luas lahan 16.270 ha, produktivitas sebesar 5.18 ton/ha dan
pada tahun 2013, hanya menghasilkan produksi jagung sebesar 79.167 ton.
6
Bandarejo, Mandah. Namun pada musim tanam tahun 2015 banyak petani
keadaan sawah atau ladang dengan irigasi dan tadah hujan terjadi musim
karena kekurangan pasokan air dan peningkatan salinitas tanah. Para petani
berpengaruh terhadap produksi jagung yang menurun tajam. Pada tahun 2014,
Dinas Pertanian Lampung mencatat bahwa pada bulan September hingga 2014
65.825 ton, dari jumlah produksi pada bulan januari sampai dengan agustus
namun sifatnya tidak mencegah. Kerugian yang sangat besar akibat kemarau
perlu adanya langkah atau upaya deteksi, delinasi, antisipasi, adaptasi dan
petani untuk menekan resiko produksi akibat kemarau agar para petani tetap
sumur bor, pompa air, embung, irigasi, dan menunda musim tanam untuk
menanam jagung.
7
berpengaruh besar pada ketahan pangan sehingga perlu diangkat menjadi topik
Selatan.
Selatan.
Selatan.
B. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
musim kemarau (El nino) pada kelompok petani yang melakukan mitigasi
dan musim kemarau (El nino) pada kelompok petani yang melakukan
8
Selatan
dan musim kemarau (El nino) pada kelompok petani yang melakukan
Selatan.
C. Manfaat Penelitian
menentukan kebijakan.
jagung.
4. Bagi peneliti lain, dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi penelitian
A. Tinjauan Pustaka
1. Fenomena El nino
permukaan laut samudra pasifik, dimana suhu normal lebih tinggi daripada
suhu normal, akibatnya musim kemarau lebih panjang dari biasanya, curah
hujan berkurang dan awal musim hujan mundur. Di Indonesia El Nino buka
faktor lain yaitu dipole mode (model interaksi antara atmosfer laut dan suhu
gelombang panas biasanya terjadi di wilayah yang beriklim sub tropis pada
El Nino tidak terjadi begitu saja proses perubahan suhu laut yang baisanya
bulan. Fenomena El Nino sudah terjadi sejak bulan Juni dan diperkirakan
sebagai :
bulan berturut-turut.
11
bulan berturut-turut.
berturut-turut.
Menurut BMKG (2015), kejadian El Nino pada tahun 2015 dalam kategori
intesitas sedang akan tetapi pada Bulan Agustus El Nino berpotensi berubah
Provinsi Lampung pernah terjadi El Nino kuat yaitu pada tahun 1997, pada
tahun 2005 dan 2009 juga terjadi El Nino kuat tetapi tidak separah tahun
1997. Pada tahun 2015 fenomena El Nino ini mirip dengan kejadian di
tahun 2009 dan 2010. El Nino tahun ini berlangsung lebih kuat
itu, mulai berlangsung pada akhir musim hujan atau awal hingga
Nino yang memiliki dampak paling kuat terjadi bencana kekeringan yang
curah hujan yang tidak memenuhi kebutuhan tanaman. Saat itu kekeringan
12
melanda 3,9 juta hektar lahan pertanian dengan total kerugian 466 juta
dollar AS. Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan terjadi pada 11,6 juta
hektar dengan total kerugian 2,75 miliar dollar AS. Dari luas total hutan
yang terdampak ketika itu, terdapat 1,45 juta lahan gambut yang kaya
karbon. Ini mengakibatkan emisi karbon dioksida sebesar 2,5 gigaton atau
setara 40 persen emisi global. Angka emisi karbon yang menggila tersebut
hutan.
tahun 1982/1983 dan tahun 1997/1998 adalah dua kejadian el-nino terhebat
yang pernah terjadi di era modern dengan dampak yang dirasakan secara
Indonesia yang dikenal sebagai benua maritim, maka tidak seluruh wilayah
(BMKG, 2015)
Jagung (Zea mays ssp. mays) adalah salah satu tanaman pangan
Pada masa kini, jagung juga sudah menjadi komponen penting pakan ternak.
dasar tepung maizena. Berbagai produk turunan hasil jagung menjadi bahan
Sejak awal abad ke-20, tanaman ini menjadi objek penelitian genetika yang
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Super Divis : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
1. Syarat tumbuh
jagung adalah tanaman dataran rendah dengan suhu hangat dan penyuka
bawah 10 °C.
Kebutuhan air jagung adalah rata-rata, namun kekurangan air pada masa
awal tumbuh, masa pembungaan, dan pengisian biji akan berakibat pada
Jagung dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah, asalkan ketersediaan air
dan hara tercukupi dan akar mampu tumbuh dengan baik. Perakaran
jagung tidak dalam, sehingga lapis olah tidak boleh terlalu keras.
normal. Tempat dengan curah hujan 85-200 mm per bulan, suhu udara
23-27°C (ideal), dan pH tanah 5,6-7,5 adalah tempat terbaik. Air yang
cukup pada fase pertumbuhan awal, dan fase pembungaan serta pengisian
populasi tanam yang biasa dipakai adalah 60 000 sampai 120 000
tanaman per ha, yang biasa diterjemahkan dalam jarak antarbaris (50-100
cm) dan jarak dalam baris (10-40 cm). Pemilihan jarak tergantung
dari ureaataupun ZA), fosfat, dan kalium untuk pertumbuhan dan hasil
biasanya diberikan dua sampai tiga kali. Unsur kalium penting bagi
pembungaan.
3. Usaha tani
bercocok tanam atau memelihara ternak. Ilmu usahatani adalah ilmu yang
faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga
alam, tenaga kerja, modal dan ketrampilan dengan tujuan berproduksi untuk
efektif pada suatu usaha pertanian agar diperoleh hasil maksimal. Sumber
daya itu adalah lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen (Shinta, 2011).
4. Risiko Usahatani
yang mengorganisisr lahan atau tanah, tenaga kerja dan modal yang
disebabkan oleh faktor alam seperti iklim, hama dan penyakit serta
Damaijati, 1993).
dari hasil yang diperoleh dengan hasil yang diharapkan. Pada risiko
berikut:
19
a. Risiko produksi
berubah secara regional dan tergantung pada jenis dan kualitas tanah,
b. Risiko biaya
c. Risiko teknologi
karena petani belum paham, belum cukup terampil atau gagal dalam
(Shinta, 2011).
diukur dengan koefisien variasi atau tingkat resiko terendah dan batas
dengan jumlah pendapatan yang akan diperoleh sebagai hasil dari sejumlah
Jika nilai koefisien variasi (CV) diketahui, maka kita akan dapat mengetahui
berbanding lurus dengan risiko yang dihadapi petani padi, artinya semakin
besar nilai CV yang didapat maka semakin besar pula risiko yang harus
21
diperoleh maka risiko yang harus ditanggung petani akan semakin kecil.
L=E–2σ
Keterangan :
jumah faktor produksi yang digunakan yatu: tenaga kerja, lahan, dan input
perolehan hasil usaha per satuan unit usaha saat ini (faktual) maupun potensi
dari satu kesatuan input, sedangkan kapasitas dari sebidang tanah tertentu
antara efisiensi usaha (produksi) dengan kapasitas (tanah) hal –hal yang
1995) yaitu :
terbukti dari besarnya balas jasa yang diterima oleh tanah dibandingkan
produks sama halnya modal dan tenaga kerja dapat pula dibuktikan dari
tinggi rendahnya balas jasa (sewa bagi hasil) yang sesuai dengan
Modal adalah barang atau uang yang bersam-sama faktor produksi tanah
dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru yaitu dalam hasil ini
hasil pertanian.
dan sebagainya. Pembedaan ini penting karena apa yang dikenal sebagai
23
keberhasilan pengelolaan.
pertanian juga tidak lepas dari faktor-faktor sosial ekonomi yang ada
Output
Produktivitas =
Input
6. Teori Pendapatan
antara pendapatan kotor (output) dan biaya produksi (input) yang dihitung
dalam per bulan, per tahun, per musim tanam. Pendapatan luar usahatani
a. Pendapatan Usahatani
sebagai balas jasa dan kerja sama factor-faktor produksi lahan, tenaga
yaitu :
rumahtangga (Soekartawi,2002).
produksi. Biaya produksi meliputi biaya riil tenaga kerja dan biaya riil
sarana produksi.
π = Y. Py – Σ Xi.Pxi - BTT
Keterangan :
π = Keuntungan (Rp)
Y = Hasil produksi (Kg)
Py = Harga hasil produksi (Rp)
Xi = Faktor produksi (i = 1,2,3,….,n)
Pxi = Harga faktor produksi ke-i (Rp)
BTT = Biaya tetap total (Rp)
R/C =
Keterangan:
R/C = Nisbah penerimaan dan biaya
PT = Penerimaan Total (Rp)
BT = Biaya Total (Rp)
26
Dalam pendapatan usahatani ada dua unsur yang digunakan yaitu unsur
hasil perkalian jumlah produk total dengan satuan harga jual, sedangkan
sektor pertanian (on farm) dan non pertanian (non farm). Sumber
tanah, air, iklim, tingkat teknologi, manajemen, tenaga kerja, modal, dan
jumlah tenaga kerja. Selain faktor internal juga terdapat faktor eksternal,
Pendapatan yang diperoleh dari balas jasa dan kerja serta pengelolaan
4) Pendapatan Keluarga
pokoknya.
buruh petani, menyewakan lahan dan bagi hasil. Sumber pendapatan dari
7. Penerimaan Usahatani
diperoleh dalam jangka waktu tertentu dan merupakan hasil perkalian antara
jumlah produksi toal dengan harga satuan dari hasil produksi tersebut.
usahatani seperti upah yang diperoleh dari luar usahatani, dan (3)
penerimaan dalam jangka waktu (biasanya satu tahun atau satu musim) baik
yang dijual (tunai) maupun yang tidak dijual (tidak tunai seperti
8. Pengeluaraan Usahatani
pengeluaran tidak tunai biaya tetap (fixed cost), dan biaya variable (variable
uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi usahatani baik
secara tunai ataupun kredit, sedangkan pengeluaran tidak tunai atau biaya
digunakan untuk menghitung pendapatan kerja petani jika bunga modal dan
yang selalu berubah dan besar kecilnya biaya dipengaruhi oleh jumlah
30
biaya yang relative tetap jumlah dan tidak berpengaruh pada besar kecilnya
Tenaga kerja keluarga dapat digolongkan pada biaya tetap bila tidak ada
imbangan alam pengunaannya, atau tidak ada penawaran untuk itu terutama
biaya variabel adalah biaya untuk pupuk, bibit, obat pembasmi hama dan
penyakit, buruh atau tenaga kerja upahan, biaya panen, biaya pengolahan
tanah baik yang berupa kontrak maupun upah harian dan sewa tanah
(Hernanto, 1994).
Menurut Hernanto (2005), biaya tunai dari biaya tetap dapat berupa air, dan
pajak tanah, biaya tunaiuntuk biaya variable dapat berupa biaya untuk
pemakaian bibit, pupuk, obat-obatan, dan tenaga luar keluarga, biaya tidak
tunai dari biaya tetap meliputi biaya untuk tenaga keluarga, dan biaya tidak
tunai dari biaya varibel adalah biaya panen, pengolahan tanah dari keluarga,
9. Mitigasi
baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia
gempa.
dan bencana lain yang mungkin akan terjadi. Tujuannya adalah untuk
32
bencana.
bencana.
semula. Pada tahap ini, fokus diarahkan pada penyediaan tempat tinggal
dan merupakan tanggung jawab bersama. Mitigasi dan adaptasi adalah dua
dan tidak tepat guna hanya akan merugikan kita di masa depan (Darwanto,
2012).
B. Penelitian Terdahulu
padi sawah yang diusahakan pada musim kemarau memiliki risiko produksi
yang lebih rendah dibandingkan pada musim hujan. Risiko produksi padi
sawah juga lebih tinggi pada lahan bukan milik dibandingkan lahan dengan
status milik sendiri. Hal ini mengindikasikan variasi produksi yang lebih tinggi
pada usahatani padi sawah diusahakan pada musim hujan dan status lahan
bukan milik. Faktor yang mempengaruhi risiko produksi usahatani padi sawah
antara lain luas lahan, pupuk organik dan pestisida. Sebagai implikasi
kebijakan dari penelitian ini, maka di sarankan beberapa hal sebagai berikut:
usahatani atau pola tanam optimal dan (3) upaya mengurangi risiko juga dapat
tinggi serta daya adaptasi yang luas terhadap berbagai cekaman lingkungan.
kondisi iklim ekstrim yang dirangsang oleh pemanasan global dan berpotensi
telah terjadi 11 tahun kejadian El Nino dan 11 tahun kejadian La nina. El Nino
musim kemarau cenderung semakin panjang dan musim hujan semakin pendek
dan curah hujan bulanan semakin rendah, sebaliknya pada kejadian La Nina.
Dengan demikian maka upaya antisipasi dampak negative El Nino dan peluang
penurunan produksi padi sebesar 4.09% dan sekitar 1.67% pada produksi
bawang merah sangat peka terhadap hujan dan kekeringan. Analisis yang
pendekatan koefisien variasi, baik risiko produksi pada musim hujan maupun
risiko produksi pada musim kemarau. Pada produksi usahatani bawang merah
merah, dimana menanam bawang merah pada musim hujan akan menghadapi
risiko lebih kecil daripada jika menaman bawang merah saat musim kemarau,
pengaruh itu beragam dari satu tempat ke tempat yang lain. Di kota
tentang dampak El Nino dan IOD terhadap curah hujan yang terjadi. dengan
indeks Dipole Mode dengan anomali curah hujan lebih tinggi dibandingkan
dengan indeks Nino 3.4. kondisi El Nino dan IOD positif mempunyai efek
Muhammad (2012) Penelitian ini mengkaji pengaruh ENSO (El Nino and
sebagai analisis transpor massa air laut, elevasi muka laut dan densitas laut.
Prediction (NCEP) Tahun 1980-2007, Salinitas (Levitus dan Boyer, 1994a) dan
Temperatur (Levitus dan Boyer, 1994b). Persamaan gerak air laut tersebut
elevasi muka air di Selat Malaka pada kondisi tahun El Niño lebih rendah
ini. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh ENSO lebih nyata terhadap curah
nyata ENSO dan El Nino dirasakan saat PMK dan AMH. Daerah dengan curah
produktivitas tanaman padi. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini
pemecahan masalah faktual. Intensitas hujan yang tinggi ketika terjadi La Nina
37
tanam sedangkan pada kondisi El Nino (2009) tidak terlalu berpengaruh karena
Utami, Jamhari, dan Hardyastuti (2011), menjelaskan bahwa Padi dan jagung
provinsi di Jawa digabungkan dan dianalisis bersama dengan data deret waktu
maupun tidak langsung akan berdampak terhadap perubahan iklim yang pada
curah hujan bulan Mei sangat mempengaruhi produktivitas kacang hijau yang
ditanam pada musim tanam ke dua (MT) pada lahan kering di Kabupaten Pati.
kali dan melakukan panen dua kali, namun jika dilihat dari presentasenya
petani menanam lebih banyak (87%) dari pada panen (85%). Hal ini
38
simpangan curah hujan dan korelasi, evaluasi tanggap produksi padi terhadap
anomali iklim (El Nino dan Lanina), pendapatan usahatani. Pada saat El Nino
di musim hujan kelayakan usahatani turun dari kondisi normal, pada saat La
produksi pangan akibat La Nina paling tinggi terjadi pada produksi jagung.
Hal ini menunjukkan bahwa produksi jagung paling sensitif terhadap peristiwa
komprehensif yang meliputi tiga upaya pokok yaitu : (1) pengembangan sistem
hujan.
Boer dan Subbiah (2005) melaporkan bahwa sejak tahun 1844 hingga 2009
perlemah atau diperkuat jika dalam waktu bersamaan juga terjadi fenomena
IOD. Fenomena IOD memengaruhi dinamika dan peredaran udara dan massa
uap air dari/ke Samudra Hindia daratan Asia Selatan dan Indonesia. IOD
suhu udara, banjir, kekeringan, intensitas serangan hama dan penyakit, serta
C. Kerangka Pemikiran
Pertanian merupakan salah satu jenis usaha yang berisiko tinggi karena
kegiatan pertanian sangat bergantung pada kondisi alam. Kondisi alam yang
pertanian baik dari aspek kuantitas maupun kualitas. Iklim selalu berubah
sehingga membentuk pola atau siklus tertentu, baik harian, musiman, tahunan
semakin singkatnya musim hujan namun dengan curah hujan yang lebih besar.
air atau kekeringan merupakan dampak El nino umum terjadi dan berdampak
langsung pada komoditas pangan seperti padi, jagung, dan kedelai umumnya
40
dibudidayakan dalam dua musim tanaman yaitu itu musim hujan (MH) dan
namun sifatnya tidak mencegah. kerugian yang sangat besar akibat kemarau
perlu adanya langkah atau upaya deteksi, delinasi, antisipasi, adaptasi dan
petani untuk menekan risiko produksi akibat kemarau agar para petani tetap
Jagung merupakan salah satu hasil dari sektor pertanian yang penting dalam
Lampung Selatan merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi sebagai
Pada musim tanam tahun 2015 banyak petani mengalami gagal panen karena
irigasi dan tadah hujan terjadi musim kemarau panjang akibat El nino
D. Hipotesis
H0 : Tidak ada beda yang signifikan antara tingkat risiko, produktivitas, dan
Lampung Selatan.
Lampung Selatan.
42
Petani Jagung
Input Produksi:
Luas lahan Output
DAMPAK Benih
EL NINO Produksi: Produktivitas
Pupuk Jagung
Pestisida Usahatani
pipilan
Tenaga kerja
Risiko
Peralatan
Kelembagaan
Risiko Harga
harga
Biaya Penerimaan
Pendapatan
Usahatani
mengenai variabel yang akan digunakan untuk memperoleh dan menganalisis data
beberapa pengertian yang berkaitan dengan konsep ini yakni sebagai berikut
permukaan laut samudra pasifik, dimana suhu normal lebih tinggi daripada suhu
normal, akibatnya musim kemarau lebih panjang dari biasanya, curah hujan
Musim adalah waktu yang berkaitan dengan iklim. Musim dibagi menjadi dua
jenis yaitu musim rendeng dan gadu. Musim rendeng adalah musim yang
mengalami intesitas hujan yang tinggi yang akan mendapatkan ketersediaan yang
yang berlimpah terjadi pada bulan November 2015- Maret 2016 sedangkan pada
musim gadu adalah musim yang mengalami intesitas hujan yang rendah yang akan
44
Petani adalah sebutan orang atau manusia yang melakukan kegiatan usaha
berbagai faktor sumberdaya alam, tenaga kerja, dan modal sesuai dengan kondisi
Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui
ancaman bencana.
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian
yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawahtanah, irigasi pompa
Sumur bor adalah salah satu jenis sumur buatan yang dibuat dengan bantuan alat
bor untuk mencapai kedalaman sumur yang cukup sehingga akan bertemu dengan
digunakan untuk mengatur dan menampung suplai aliran air hujan serta untuk
meningkatkan kualitas air di badan air yang terkait (sungai, danau). Embung
45
digunakan untuk menjaga kualitas air tanah, mencegah banjir, estetika, hingga
pengairan.
Sewa pompa adalah pelayana fasilitas yang diberikan oleh kelompok tani kepada
Risiko usahatani jagung adalah kemungkinan tidak diharapkan oleh petani jagung
Standar deviasi diukur dari akar kuadrat nilai varian. Semakin kecil standar deviasi
Koefisien variasi diukur dari rasio standar deviasi dengan return yang diharapkan
(expected return). Semakin kecil nilai koefisien variasi maka semakin rendah
jumah faktor produksi usahatani jagung yang digunakan yatu: tenaga kerja, lahan,
dan input lainnya. Produktivitas diukur dalam satuan kilogram per hektar (Kg/Ha).
yang digunakan dalam berusaha tani terdiri dari lahan, benih, pupuk, dan tenaga
kerja.
46
lahan, harga benih, harga pupuk urea, harga pupuk SP36, harga pupuk npk, harga
Harga produksi jagung adalah nilai tukar ditingkat petani dalam satu kali musim
Harga input jagung (benih, pupuk, pestisida) adalah harga input yang ditetapkan
oleh kios atau toko. Harga input diukur dalam satuan rupiah (Rp).
usahatani jagungi dalam satu kali musim tanam yang diukur dalam satuan rupiah
(Rp) per musim tanam. Biaya produksi terdiri dari biaya tetap dan biaya
variabel.
Lanjutan tabel 7
Lanjutan tabel 7.
Lanjutan tabel 7.
Lanjutan tabel 7.
Natar. Selain itu kecamatan Natar adalah kecamatan yang memiliki luas areal
wilayah yang memiliki sentra sumber air berdasarkan proses mitigasi adalah Desa
Pada penelitian ini metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian
pengambilan ini, yang diambil sebagai anggota sampel adalah populasi petani
jagung yang secara aktif melakukan mitigasi berjumlah 239 orang. Dari populasi
tersebut, ditentukan jumlah sampel penelitian yang mengacu pada Isaac dan
n=
keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah anggota dalam populasi
Z = Distribusi Z (95% = 1,96)
S2 = Varian sampel (5% = 0,05)
d = Simpangan baku (5% = 0,05
ni = N
sebanyak 45 orang dan di yang tidak melakukan mitigasi saat el nino sebanyak
sebagai target yang harus dipenuhi dalam pengambilan sampel dari populasi. Pada
quota sampling banyaknya sampel yang ditetapkan itu hanya sekedar perkiraan
akan relatif memadai untuk mendapatkan data yang diperlukan yang diperkirakan
52
2004).
Pada penelitian kali ini sampel yang diambil berjumlah 60 sampel yang meliputi
jumlah yang mewakili criteria dari petani yang menggunakan sumur bor, menyewa
pompa, irigasi, menunda musim tanam, dan tidak melakukan mitigasi. Pada
ukuran sampel ini ditentukan dari responden yang memiliki karakteristik wilayah
dan perlakuan yang sama. Jumlah ini diperoleh berdasarkan pengamatan peneliti
saat pra survey, dengan rata-rata yang menggunakan cara mitigasi oleh para
petani.
di pilih melalui sampel terpilih. Metode ini digunakan karena penelitian ini
53
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
(kuesioner) sebagai alat bantu pengumpulan data. Data yang dikumpulkan antara
lain data produksi, biaya produksi, dan pendapatan usahatani dan penyuluh
dengan penelitian ini, serta data produksi jagung, data curah hujan
Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah
Adapun analisis ini diigunakan untuk menjawab beberapa tujuan dari penelitian
1. Risiko Usahatani
Analisis ini dihitung dengan melihat data hasil produksi dan harga jagung antar
petani jagung dalam satu musim tanaman. Ukuran untuk hasil yang diharapkan
adalah hasil rata-rata atau mean (E) yang dikemukakan oleh Kadarsan (1995),
∑
=
Keterangan :
Ei = keuntungan yang didapat (Rp)
n = jumlah pengamatan (satu musim tanam)
∑ ( − )
=
( − 1)
Keterangan :
E = keuntungan rata-rata
Ei = keuntungan pada periode musim ke-i
N = jumlah periode pengamatan (satu musim tanam),
= akar dari ragam
Tingkat risiko usahatani yang paling rendah dalam memberikan suatu hasil
Risiko usahatani jagung dapat dilihat melalui hasil perhitungan atau nilai
koefisien variasi (CV). Jika nilai koefisien variasi (CV) > 0,5, maka risiko
yang harus ditanggung oleh petani jagung juga semakin besar. Begitu juga jika
nilai CV ≤ 0,5, maka risiko yang harus ditanggung oleh petani jagung juga
semakin kecil.
55
Batas bawah (L) menunjukkan nilai terendah produksi, harga, dan pendapatan
yang mungkin diterima oleh petani jagung. Batas bawah (L) dapat dihitung
= −2
Keterangan :
E = rata-rata
= Simpangan baku
produksi.
2. Produktivitas Usahatani
produksi jagung dengan luas lahan yang digunakan untuk usahatani jagung.
(2009) adalah:
( )
Produktivitas Jagung = ( )
rata produksi jagung selama setahun terakhir yang dihasilkan oleh petani
usahatani jagung pada musim normal dan musim kemarau saat El nino, hal ini
pada usahatani pada musim normal dan musim kemarau saat El nino.
Keterangan:
Pd = Pendapatan bersih usahatani
TR = Total penerimaan
Y = Produksi yang diperoleh dari usahatani
Py = Harga Y
TC = Total biaya
FC = Biaya tetap
VC = Biaya variabel
usahatani dan produktivitas usahatani jagung pada musim normal dan El Nino
digunakan Analisis Uji Beda Rata-rata Dua Sampel Saling Bebas (Paired
keputusan yang diambil dalam penelitian. Uji Paired Sample t-test adalah
pengujian yang digunakan untuk membandingkan selisih dua mean dari dua
berpasangan berasal dari subjek yang sama, setiap variabel diambil saat situasi
dan keadaan yang berbeda. Uji ini juga disebut Uji T berpasangan
Dimana :
t-hitung > t-tabel atau nilai signifikansi < 0,05 Hipotesis H1 diterima
Hipotesis :
1. Letak Geografi
105o14’ sampai dengan 105o45’ Bujur Timur dan 5o15’ sampai dengan 6o
2. Keadaan Demografi
2016 berjumlah 982.885 jiwa terdiri dari 504.498 penduduk laki-laki dan
Barat, Sumatera Utara, Aceh dan lain-lain. Dari semua suku tersebut, yang
spontan.
3. Keadaan Iklim
Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya
tempat tersebut dari permukaan air laut dan jaraknya dari pantai. Pada
tahun 2015, suhu udara berkisar antara 20,80C sampai 34,60C sedangkan
tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu mencapai 330,3 mm, sedangkan
1. Letak Geografi
2. Keadaan Demografi
laki adalah 90.311 jiwa, dan jumlah penduduk perempuan adalah 86.059
Tabel 10. Sebaran penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin
di Kecamatan Natar, tahun 2016
Mantra (2004), secara ekonomi umur dapat dibagi ke dalam tiga kelompok
3. Keadaan Pertanian
Luas Persentase
No Penggunaan lahan
(ha) (%)
1 Sawah Irigasi 412 1.53
2 Sawah non Irigasi 4.643 17.22
3 Lahan Pertanian non sawah 14.808 54.93
4 Lain-lain 7.095 26.32
Jumlah 438.546 100,00
Sumber : Kecamatan Natar dalam Angka, 2017
1. Letak Geografi
Natar. Luas Desa Krawang Sari sebesar 10,62 km2. Desa Krawangsari
Desa Negara Ratu merupakan salah satu desa di Kecamatan Natar yang
Negara Ratu memilliki luas areal sebesar 850 km2 yang terdiri dari 14
dusun dan 47 RT. Jarak Desa Negara Ratu dengan pusat pemerintahan
Batin.
Penelitian ini juga dilakukan di Desa Pancasila yang memiliki luas wilayah
dengan Desa Krawang Sari, sebelah barat berbatasan dengan Desa Muara
Agung.
Suhu udara di desa ini mencapai 25oC – 31oC dengan kelembaban rata-rata
60%.
3. Keadaan Demografi
Berdasarkan data BPS tahun 2017, jumlah penduduk menurut jenis kelamin
Jumlah penduduk di Desa Negara Ratu pada tahun 2016 menurut jenis
kelamin yang terdiri dari 6.769 jiwa adalah laki-laki dan 6. 434 jiwa adalah
3.432 KK.
64
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin yang terdiri dari 1. 498 jiwa adalah
4. Keadaan Pertanian
Tabel 12. Penggunaan lahan di Desa Krawangsari, Desa Negara Ratu, dan
Desa Pancasila tahun 2016
Desa Desa
Desa Pancasila
Penggunaan Krawang Sari Negara Ratu
lahan Luas Persen Luas Persen Luas Persen
(ha) (%) (ha) (%) (ha) (%)
Sawah Irigasi 0,00 0,00 98,00 8,45 578,25 34,70
Sawah non
330,00 31,07 330,00 28,45 500,00 30,01
Irigasi
Lahan Pertanian
617,00 58,10 617,00 53,19 334,00 20,05
non sawah
Lain-lain 115,00 10,83 115,00 9,91 254,00 15,24
Jumlah 1.062,00 100,00 1.160,00 100,00 1.666,25 100,00
Sumber : Natar Dalam Angka, 2017
Pada tabel 12, dapat dijelaskan bahwa Desa Krawangsari, Desa Negara
Luasan areal tanah kering di Desa Negara Ratu lebih besar dibanding areal
tanah sawah. Luas areal tanah kering di Desa Negara Ratu adalah 490
hektar, masing-masing terbagi atas 283 hektar tegalan dan 207 hektar
sistem sawah teknis seluas 115 hektar dan sistem sawah tadah hujan seluas
setengah teknis, dengan luas areal mencapai 578,25 hektar. Seluas 283,5
hektar merupakan areal tegalan yang ditanami berbagai tanaman pangan dan
hortikultur seperti jagung, kacang panjang, ubi kayu, ubi jalar, cabe,
5. Kelembagaan Pertanian
memiliki tujuan yang sama antar individu yaitu untuk memenuhi kebutuhan
sebagai suatu sarana penunjang bagi mobilitas pertanian, hal ini sangat
Desa Krawangsari berjumlah 418 petani yang terdiri dari petani jagung,
kelompoktani (Gapoktan).
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
berikut :
pada risiko produksi dan risiko harga memiliki nilai koefisien variasi (CV)
dibandingkan pada saat kondisi El nino, hal ini disebabkan oleh adanya
perbedaan pada jumlah produksi hasil usahatani jagung pada musim normal
petani pada saat kondisi normal dan kondisi El Nino pada kelompok petani
Natar Lampung Selatan pada saat kondisi normal lebih besar dibandingkan
dialirkan dari irigasi atau dengan tidak melakukan mitigasi dengan bertahan
B. Saran
El Nino dan langkah yang harus dilakukan agar petani tidak mengalami
waktu yang tepat untuk melakukan tanam jagung. Diharapkan untuk para
petani agar lebih aktif dalam mencari info dalam penanganan usahatani jika
3. Bagi peneliti lain, penelitian ini hanya terbatas pada perhitungan perbedaan
dua musim.
DAFTAR PUSTAKA
BPS (Badan Pusat Statistik). 2014. Statistik Luas Panen dan Produksi dan
Produktivitas Tanaman Jagung Propinsi Lampung Tahun 2014. BPS
Pusat. Jakarta.
_______. 2014 . Statistik Luas Panen dan Produksi dan Produktivitas Tanaman
Jagung Propinsi Lampung Tahun 2014. BPS Provinsi Lampung. Bandar
Lampung.
_______. 2015 . Statistik Luas Panen dan Produksi dan Produktivitas Tanaman
Jagung Propinsi Lampung Tahun 2015. BPS Pusat. Jakarta.
_______. 2017. Lampung Selatan dalam Angka tahun 2016. BPS Provinsi
Lampung. Bandar Lampung.
_______. 2017. Kecamatan Natar dalam Angka tahun 2016. BPS Provinsi
Lampung. Bandar Lampung.
Boer, R,. dan A.R. Subbiah. 2005. Agriculture drought in Indonesia.p. 330-344.
In V.S. Broken, A.P. Cracknell and R. L. Healthcote (Eds). Monitoring
and Predicting Agriculture Drought: A global Study. Oxford Univ.
Press.
Desa Pancasila. 2015. Profil Desa Pancasila Kabupaten Lampung Selatan. Natar
Lampung Selatan.
Dinata, A. S, dkk. 2014. Pendapatan Petani Jagung Anggota dan Non Anggota
Koperasi Tani Makmur Desa Natar Kabupaten Lampung Selatan. JIIA.
2(3): 206-207 . Jurusan Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas
Lampung.Bandar Lampung
Diakses pada 12 Juni 2017 pukul 12.45.
Doll dan Orazem, 1984. Production Economics. John Willey & Sons,Inc.
Canada.
Eprianda, Dian. 2017. Efisiensi Produksi Dan Analisis Risiko Budidaya Selada
Keriting Hijau Dan Selada Romaine Hidroponik Nft (Nutrient Film
Technique) Di PT XYZ, Provinsi Jawa Barat. JIIA 5(3) hal 247. Jurusan
117
Fadholi, A. 2013. Studi Dampak El Nino Dan Indian Ocean Dipole (Iod)
terhadap Curah Hujan di Pangkal Pinang. Jurnal Ilmu Lingkungan
Program Pascasarjana UNDIP 11(1) : 43-50. Univesitas Diponegoro.
Semarang. Diakses pada 21 Juni 2016 pukul 05.00 WIB.
Irawan, Bambang. 2006. Fenomena Anomali Iklim El Nino Dan La Nina Serta
Kecenderungan Jangka Panjang Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi
Pangan. Jurnal Litbang Pertanian Vol. 24 (1): 28 – 45. Litbang. Bogor.
Diakses pada 26 oktober 2015 pukul 16.36 WIB.
Muhammad, Syamsul Rizal, dan Junaidi M. Affan. 2012. Pengaruh ENSO (El
Niño And Southern Oscillation) terhadap Transpor Massa Air Laut di
118
Pappas JM. Hierschey, M. 1995. Ekonomi Managerial Edisi Keenam Jilid II.
Binarupa Aksara. Jakarta.
Santoso, Heru, Tatiek Koerniawati, Nur Layli R. 2011. Dampak Perubahan Iklim
Terhadap Produksi dan Pendapatan Usahatani Jagung (Zea Mays L).
Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Brawijaya, XI (3) 152-
162. https://agrise.ub.ac.id/article/view. Diakses pada 9 Maret 2016
pukul 17.56 WIB
Shinta, Agustina. 2011. Ilmu Usaha Tani. Universitas Brawijaya Press (UB
Press). Malang.