5920-Article Text-23147-1-10-20230109
5920-Article Text-23147-1-10-20230109
5920-Article Text-23147-1-10-20230109
Abstract
This research focuses on the Implementation of Regional Spatial Planning Policy in Fulfillment
of Green Open Space in South Tangerang City. The aim of the research is to find out how the
Implementation of Regional Spatial Planning Policy in Creating Green Open Space in South
Tangerang City. The theory of policy implementation from Van Metter and Van Horn, namely
policy standards and objectives, resources, characteristics of implementing organizations,
inter-organizational communication, dispositions or attitudes of implementers and the social,
political and economic environment. The research method used is descriptive qualitative
method. The results of the research show that (1) the standards and policy objectives are not
optima, (2) the resources are quite optimal, (3) the characteristics of the organization
implementing the green open space policy are less than optimal, (4) the communication of
implementing organizations is good, (5) the disposition or attitude of the executors is still not
optimal, (6) the social, political and economic environment of green open space policies is less
than optimal marked by the lack of support from the political elite for regional spatial
planning policies in fulfilling green open spaces in South Tangerang City.
Keywords : Implementation of Regional Spatial Planning Policy, Green Open Space, South
Tangerang City Environment Service.
418
*) Corresponding Author
Email: muh.hafiz0707@gmail.com
JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK (JDKP) E-ISSN : 2722-5259
Vol. 03 No. 02 (September 2022)
DOI : 10.30656/jdkp.v3i2.5920
RTH privat dan 20% RTH publik partisipatif, antisipatif, dan strategik,
(Rasudin, 2012). yang mampu mengarahkan serta
RTH dapat dikelompokkan menampung aktivitas penduduk
berdasarkan banyak kriteria, secara secara ruang dan waktu. Penataan
fisik RTH dapat dibedakan menjadi ruang adalah suatu proses
RTH alami berupa habitat liar alami, perencanaan, pemanfaatan dan
kawasan lindung dan taman-taman pengendalian pemanfaatan ruang,
nasional serta RTH non alami atau yang bertujuan untuk memastikan
binaan seperti taman, lapangan terlaksananya perencanaan tata ruang
olahraga, pemakaman atau jalur hijau secara terpadu dan menyeluruh,
jalan dalam (Umum & Rakyat, 2014). terwujudnya tertib pemanfaatan
RTH sebagai fungsi ekologis penyerap ruang, serta terselenggaranya
air hujan adalah RTH suatu kawasan pengendalian pemanfataan ruang.
yang ditanami pepohonan maupun Pasca ditetapkannya Undang-Undang
rerumputan yang dapat memperbaiki Nomor 26 Tahun 2007 tentang
struktur tanah sehingga laju resapan Penataan Ruangan, urusan tata ruang
air hujan dapat dipertahankan seharusnya menjadi tanggung jawab
(Angelia & Santoso, 2019). Menteri yang membidangi urusan
Sebagai pusat pertumbuhan di penataan ruang.
wilayah Provinsi Banten, Kota Undang-Undang tersebut telah
Tangerang Selatan akan dipandang mengamanatkan lebih lanjut tentang
sebagai kota yang mampu pentingnya penerapan prinsip-prinsip
menyediakan berbagai fasilitas sosial pembangunan berkelanjutan,
ekonomi yang mungkin sulit ditemui pertimbangan untuk mengatasi
di wilayah sekitar yang cenderung bencana, persayaratan minimal Ruang
lebih kecil lingkup pelayanannya. Terbuka Hijau (RTH) 30% di kawasan
Seiring perkembangan, penduduk perkotaan, penegasan tentang
Kota Tangerang Selatan yang terus kawasan strategis dan adanya aturan
bertambah dari tahun ke tahun dan penerapan sanksi yang tegas. Dengan
diikuti oleh meningkatnya aktivitas demikian, Kedudukan Rencana Tata
sosial ekonomi Kota akan melahirkan Ruang Wilayah (RTRW) ini
konsekuensi berupa ekspansi diharapkan dapat mengakomodasi
penggunaan lahan. Bertambahnya kebutuhan ruang bagi pengembangan
jumlah penduduk tidak hanya Kota Tangerang Selatan dalam lingkup
disebabkan oleh pertumbuhan yang wilayah yang lebih luas secara
sifatnya alami, melainkan berkelanjutan.
pertambahan non alami sebagai Rencana Tata Ruang Wilayah
akibat dari peningkatan status Kota (RTRW) Kota Tangerang Selatan yang
Tangerang Selatan yang modern ditetapkan dengan Undang- Undang
berdaya saing dan unggul yang akan Nomor 26 Tahun 2007 Tentang
menimbulkan daya tarik sebagai Penataan Ruangan, Peraturan Daerah
pusat aktivitas terutama yang Kota Tangerang Selatan Nomor 15
berkaitan dengan perekonomian dan Tahun 2011 Tentang Rencana Tata
jasa pelayanan. Ruang Wilayah Kota Tangerang
Kota Tangerang Selatan Selatan Tahun 2011 – 2031
menunjukkan perkembangan yang sebagaimana telah diubah menjadi
pesat baik secara fisik maupun fungsi, Peraturan Daerah Kota Tangerang
sehingga dibutuhkan perencanaan Selatan Nomor 09 Tahun 2019 dalam
penataan ruang wilayah yang pasal 1 ayat (17) menjelaskan
419
JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK (JDKP) E-ISSN : 2722-5259
Vol. 03 No. 02 (September 2022)
DOI : 10.30656/jdkp.v3i2.5920
420
JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK (JDKP) E-ISSN : 2722-5259
Vol. 03 No. 02 (September 2022)
DOI : 10.30656/jdkp.v3i2.5920
Tabel 1.2
Penggunaan Lahan Ruang Terbuka Hijau di Kota Tangerang Selatan pada
tahun 2018 dan 2021
421
JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK (JDKP) E-ISSN : 2722-5259
Vol. 03 No. 02 (September 2022)
DOI : 10.30656/jdkp.v3i2.5920
Ruang Terbuka Hijau (RTH), Dinas Hidup Kota Tangerang Selatan dapat
Tata Ruang sudah membuat melaksanakan sosialisasi kepada
perencanaan tata kota untuk masyarakat secara langsung, baik
pemenuhan kawasan Ruang Terbuka pelaksanaan sosialisasi melalui media
Hijau (RTH) dan Dinas Lingkungan sosial yang rutin atau pertemuan
Hidup Kota Tangerang Selatan telah formal dalam meningkatkan
melakukan pengelolaan Ruang kesadaran perawatan kawasan ruang
Terbuka Hijau, (5) disposisi atau sikap terbuka hijau (RTH) di Kota
para pelaksana kebijakan RTH masih Tangerang Selatan.
kurang optimal yang ditandai dari 3. Diharapkan Pemerintah
sikap pegawai yang kurang disiplin, Daerah Kota Tangerang Selatan
perawatan untuk taman-taman Kota membuat kebijakan prioritas untuk
masih minim serta pengawasan dan pengelolaan atau pemenuhan Ruang
penindakan bagi pelanggar yang Terbuka Hijau (RTH) di Kota
merusak area ruang terbuka hijau Tangerang Selatan untuk
(RTH), (6) lingkungan sosial, politik meningkatkan target–target
dan ekonomi kebijakan RTH kurang pemenuhan Ruang Terbuka Hijau
optimal yang ditandai oleh minimnya (RTH) di tahun berikutnya.
dukungan elite politik dalam
kebijakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Referensi
di Kota Tangerang Selatan sehingga Angelia, T., & Santoso, E. B. (2019).
ini mengakibatkan kurangnya Identifikasi Area Pengembangan
ketercapaian target yang telah RTH sebagai Fungsi Ekologis
ditetapkan oleh peraturan daerah dan Penyerap Air Hujan di Kecamatan
atau aturan pemerintah Rungkut Kota Surabaya. Jurnal
pusat.Conclusion states the answer of Planoearth, 4(1), 18–23.
the hypothesis and/or research Creswell, J. W. (2016). Pendekatan
objective or scientific finding. Metode Kualitatif. Kuantitatif Dan
Conclusion is not the repetition of Campuran: Yogyakarta: Pustaka
findings and discussion, but it is the Belajar.
summary of findings as expected in dalam Sugiyono, S. (2017). Metode
the objective or hypothesis. If Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
necessary, conclusion can also be dan R&D. Bandung: Alfabeta, CV.
ended with the next idea to be Moleong, L. J. (2006). A. Metode
implemented to the study. Penelitian. Bandung: PT
Pada penelitian ini, peneliti RemajaRosdakarya.
mencoba memberikan saran Negeri, K. D. (2007). Undang-undang
berkaitan dengan Implemetasi No. 26 Tahun 2007 tentang
Kebijakan RTRW dalam mewujudkan Penataan Ruang. Jakarta.
RTH publik di Kota Tangerang Selatan Kementrian Dalam Negeri.
sebagai berikut : Prastowo, A. (2011). Metode
1. Diharapkan Pemerintah penelitian kualitatif dalam
Daerah Kota Tangerang Selatan dapat perspektif rancangan penelitian.
memberikan regulasi yang jelas dalam Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
penindakan pelanggaran bagi perusak Rahmania, A., Rukhmana, D., &
area dan pembangunan bangunan Mappangaja, A. R. (2011).
illegal di kawasan ruang terbuka hijau Analisis Pelaksanaan
(RTH) Kota Tangerang Selatan. Pemanfaatan Ruang Terbuka
2. Diharapkan Dinas Lingkungan Hijau Kecamatan Bantaeng
428
JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK (JDKP) E-ISSN : 2722-5259
Vol. 03 No. 02 (September 2022)
DOI : 10.30656/jdkp.v3i2.5920
429