Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

PENGOLAHAN AIR MINUM SUMUR GALI UNTUK RUMAH

TANGGA SECARA AERASI, FILTRASI DAN DESINFEKSI


Sri Puji Ganefati, Siti Hani Istiqomah dan Purwanto
Pengajar pada Politeknik Kesehatan, Departemen Kesehatan, Yogyakarta

Abstract
Water is the main needed for human being. The increasing effort of general
health and healthy life-environment is influenced by quality and quantity of water.
Therefore, we need to process water with some methods. In fact, the ADKL (Analisis
dampak kesehatan lingkungan / environmental health impact analysis) study held in
2001, indicate that water quality from dig-well in Moyudan, Sleman, Yogyakarta, was
below the standard of pure-water quality. It is important to complete the pure-water
needed from dig-well with simple model processing from local resources by
apropriate technologies in order to increase the water quality in household. Structure
of the process, consist of : aeration that principally give chemical oxidation, filtration
for filtering dirty material and disinfection for killing the microbes.
The aim for this research was to understand the increasing of water quality from dig-
well in Sumbersari, moyudan, sleman, yogyakarta on parameter of E. coli, nitrite,
nitrate and sulphate, after processed by aeration, filteration and disinfection model
with variation of debit : 1, 2 and 3 liter/minute.
The research was experimental type with pre-test and post-test group design.
Location of the research was in Sumbersari village, moyudan, sleman, yogyakarta.
The independent variable was dig-well processing using aeration, filtration and
disinfection model with variation of debit, while, the dependent variable were the
decreasing/increasing of E coli, Nitrite, nitrate and sulphate.
The result showed that after processed, E coli and nitrite was decreased, while
Nitrate and sulphate was increased. Value of the parameter was below the
standard. We suggest that, people of sumbersari vilage, Moyudan, Sleman,
Yogyakarta, use the simple dig-well processing to improve the water quality of their
dig-well

Keywords : Aeration, Filtration, desinfection, model water treatement.

1. PENDAHULUAN 1.1. Air dan Kehidupan


Upaya peningkatan kesehatan secara Air merupakan kebutuhan pokok bagi
umum dan peningkatan lingkungan hidup makhluk hidup, yang memiliki standar kualitas
yang sehat dipengaruhi oleh kualitas dan air berbeda antara kebutuhan satu dengan
kuantitas air. Penurunan kualitas dan lainnya tergantung pada jenis kegiatan atau
kuantitas air sumur gali terutama untuk keperluannya. Dengan demikian, kualitas air
parameter E. coli, Nitrit Nitrat dan Sulfat, akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan
dapat menimbulkan dampak negatif pada lain, sebagai contoh : kualitas air untuk
kesehatan manusia diantaranya timbulnya keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air
penyakit diare pada masyarakat. untuk keperluan air minum.
Secara umum kualitas air berhubungan
Untuk penyediaan air bersih
dengan kadar bahan terlarut didalamnya.
(peningkatan kualitas dan kuantitas air),
Besarnya kadar dari bahan tersebut akan
pemanfaatan teknologi tepat guna dengan
menentukan kelayakannya. Setiap mahluk
memanfaatkan sumber daya yang ada di
hidup memerlukan bahan terlarut dengan
lokasi, diharapkan dapat menjadi salah satu
kadar yang berbeda-beda, sehingga kualitas
solusi pemecahan permasalahan ini.
airpun bersifat relatif bagi satu mahluk hidup
ke mahluk hidup yang lain.
Dalam lingkup kesehatan masyarakat,
khususnya kebutuhan air bagi kebutuhan

262 Ganefati. S.P. 2005: Pengolahan Air Minum……….J. Tek. Ling. P3TL-BPPT. 6. (1): 262-267
rumah tangga pada umumnya dan kebutuhan Oleh karena itu, upaya membantu
air minum khususnya, air telah memiliki masyarakat didalam memperoleh air minum
standar baku mutu sebagaimana telah yang sehat sudah selayaknya menjadi
ditetapkan melalui Peraturan Menteri perhatian semua pihak. Hal ini sangat terkait
Kesehatan Republik Indonesia Nomor : dengan kebijakan Pemerintah didalam
907/Menkes/SK/VII/202.(1) mewujudkan Indonesia Sehat 2010, dimana
Namun demikian, sejalan dengan salah satu misinya adalah memelihara dan
kemajuan jaman dan lajunya industrialisasi, meningkatkan kesehatan individu, keluarga
hampir semua sumber air di kota-kota, dan masyarakat beserta lingkungannya.(4)
terutama kota besar di Indonesia tidak dapat Misi ini mengandung makna bahwa tugas
lagi dimanfaatkan sebagai sumber air minum utama sektor kesehatan adalah memelihara
karena tingginya kandungan pencemar dan meningkatkan kesehatan segenap warga
organik maupun anorganik. negaranya, yakni setiap individu, keluarga
Oleh karena itu, peran teknologi dan masyarakat Indonesia, tanpa
pengolahan air bersih menjadi sangat penting meninggalkan upaya menyembuhkan
bagi upaya penyediaan kebutuhan air minum penyakit dan atau pemulihan kesehatan.
yang sehat. Untuk terselenggaranya tugas ini
penyelenggaraan upaya kesehatan yang
1.2. Kualitas Sumber Air Minum di
harus diutamakan adalah yang bersifat
Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
promotif dan preventif yang didukung oleh
Berdasarkan studi ADKL tahun 2001, upaya kuratif dan atau rehabilitatif. Agar dapat
kualitas air minum dari sumur gali beberapa memelihara dan meningkatkan kesehatan
Kecamatan di Kabupaten Sleman, DIY telah individu, keluarga dan masyarakat diperlukan
menunjukkan adanya pencemaran sehingga pula terciptanya lingkungan yang sehat, dan
tidak memenuhi standar kesehatan yang oleh karena itu tugas-tugas penyehatan
ditetapkan. Hasil penelitian kualitas air sumur lingkungan harus pula lebih diprioritaskan.
gali di Kecamatan Moyudan, Kecamatan
1.3. Aerasi, Filtrasi dan Disinfeksi
Minggir, dan Kecamatan Sayegan, terhadap
beberapa parameter menunjukkan bahwa dari Rangkaian alat pengolah air minum
pemeriksaan 90 sampel, kandungan E.coli : untuk rumah tangga medel aerasi, filtrasi dan
2,0 ~ 2400 per 100 ml air, Nitrit : 0,02 ~ 2,86 desinfeksi ini terdiri dari 3 bak, yaitu bak
mg/lt air, Nitrat : 0,00 ~ 0,56 mg/lt air dan aerasi, bak filtrasi dan desinfeksi.
sulfat = 3,0 ~ 53 mg/lt air. Pengolahan air dengan aerasi
Pencemaran air sumur oleh tinja bertujuan untuk meningkatkan / mensuplay
dengan indikator adanya E. coli pada oksigen dalam air, sehingga bakteri aerobik
pemeriksaan air sumur tersebut, dan bahan mampu bekerja secara optimal dalam
lain seperti bahanorganik, dan bakteri merombak bahan organik yang ada. Prinsip
patogen lainnya yang berasal dari lambung. kerja pada bak aerasi ini adalah
Adanya bahan organik dalam air akan mengontakkan air dengan udara, sehingga air
mengalami proses dekomposisi menimbulkan dapat mengikat oksigen yang ada di udara.
meningkatnya nitrit, nitrat dan sulfat dalam air. Pengolahan air dengan filtrasi
Konsumsi air sumur gali yang tidak diolah bertujuan untuk menyaring material (bahan-
dengan baik dapat menimbulkan gangguan bahan kasar) serta bahan organik yang ada
kesehatan manusia, salah satunya terjadinya dalam air, sehingga air menjadi jernih. Media
diare pada masyarakat. penyaring yang ada dalam bak filtrasi ini
Dalam penelitian yang berbeda, dengan perbandingan sebagai berikut :
Muhajirin,(3) diketahui bahwa dari 143 KK Arang Aktif : Koral : Pasir Kuarsa = 1 : 1 : 1.
hanya 40 KK yang memiliki jamban dan Pengolahan air dengan desinfeksi
selebihnya sebanyak 103 KK buang air bertujuan untuk membunuh mikroorganisme
sembarangan tempat, baik di pekarangan dan yang ada dalam air, sehingga tidak
di sungai. Lebih lanjut, hasil pemeriksaan 40 menimbulkan gangguan kesehatan apabila air
sampel penduduk, menunjukkan bahwa 50 yang telah diolah dikonsumsi oleh manusia.
persen menderita diare. Hal ini dimungkinkan Desinfektan yang digunakan dalam penelitian
terkait dengan adanya pencemaran sumur ini adalah clor dengan kadar 0,1 ppm.
oleh bakteri E. coli yang besaral dari kotoran
manusia.
1.4. Maksud dan tujuan

263 Ganefati. S.P. 2005: Pengolahan Air Minum……….J. Tek. Ling. P3TL-BPPT. 6. (1): 262-267
Dengan mempertimbangkan
permasalahan diatas, maka penelitian ini
dimaksudkan untuk melakukan pengolahan a. Pengambilan sampel air sumur gali
air sumur gali untuk memenuhi kebutuhan air Pengambilan sampel air sumur gali
bersih rumah tangga masyarakat di Desa secara quota sampling (non random
Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten sampling) dari 3 sumur gali di Dusun
Sleman, DIY, dengan kualitas sesuai dengan Dakawon Desa Sumbersari masing-
standar dan kuantitas sesuai dengan masing sebanyak 1 m3 sample.
kebutuhan. Pengambilan sampel dilaksanakan dari
Adapun tujuan penelitian ini adalah bulan Juni ~ Oktober 2003.
mengetahui pengaruh model pengolah air
minum (Aerasi, Filtrasi dan Desinfeksi) untuk a. Pembuatan alat pengolah air sumur
sumur gali terhadap penurunan kadar bakteri gali
E. coli, Nitrit, Nitrat serta Sulfat dengan Alat pengolahan air sumur gali ini dibuat
berbagai variasi debit. secara sederhana terdiri dari rangkaian
2. METODE PENELITIAN bak aerasi, filtrasi dan desinfeksi dengan
menggunakan bahan arang aktif, koral,
2.1 Jenis dan rancangan Penelitian pasir kuarsa dan klorin.
Jenis penelitian ini adalah Eksperimen Sebelum digunakan, koral, pasir kwarsa
dengan rancangan Pre-Test and Post-Test dan karbon aktif dicuci dan dikeringkan
group design, yang dapat digambarkan dalam dengan pengeringan matahari (dijemur),
diagram sebagai berikut : yang selanjutnya dimasukkan kedalam
bak filtrasi (diameter 6 inchi) dengan
Kelompok Perlakuan urutan dari bawah adalah carbon aktif
O -------------- X a ---------------- O 1a setebal 10 cm, pasir kuarsa setebal 50
O -------------- X b ---------------- O 1b cm dan koral setebal 10 cm.
O -------------- X c ---------------- O 1c
Keterangan : b. Pelaksanaan penelitian
O = Kadar E. coli, Nitrit, Nitrat dan Dalam penelitian ini digunakan 3 (tiga)
Sulfat sebelum perlakuan (Pre- rangkaian peralatan, dengan variasi
Test) pengaturan debit alir masing-masing :
Xabc = Pengolahan air sumur gali peralatan I yaitu 1,0 lt/menit, peralatan II
menggunakan model Aerasi, 2,0 lt/menit dan peralatan III 3,0 lt/menit.
Filtrasi dan Desinfeksi dengan Pengambilan sample pada masing-
variasi debit a, b, c. masing peralatan dilakukan pengulangan
O1abc = Kadar E.coli, Nitrit, Nitrat dan sebanyak 3 kali, untuk dilakukan
Sulfat setelah perlakuan pemeriksaan kandungan bakteri E. coli,
dengan variasi debit a, b, c Nitrit, Nitrat dan Sulfat. Pemeriksaan
(Post-Test) bakteri E. coli dilaksanakan di
O2abc = Kadar E.coli, Nitrit, Nitrat dan laboratoium Jurusan Kesehatan
Sulfat kelompok kontrol dengan Lingkungan Poltekkes Depkes
variasi debit a, b, c (Post-Test) Yogyakarta sedangkan pemeriksaan
Nitrit, Nitrat dan Sulfat di Balai Tekhnik
2.2 Variabel Penelitian Kesehatan Lingkungan Yogyakarta.
Dalam penelitian ini digunakan 2 (dua)
variabel untuk pengujian, yaitu variabel bebas
dan variabel terikat. Variabel bebas penelitian 2.4 Analisis Data
adalah pengolahan air sumur gali 1). Analisis Deskriptif
menggunakan model Aerasi, Filtrasi dan
Desinfeksi. Sedangkan variabel terikat Analisis deskriptif digunakan untuk
adalah penurunan E. coli, Nitrit, Nitrat dan membandingkan hasil pemeriksaan
Sulfat sebagai selisih kandungan sebelum kualitas air untuk parameter kimia dan
dilakukan pengolahan dan sesudah dilakukan mikrobiologis dengan standar dalam
pengolahan. Permenkes No.: 907/Menkes/Per/VII/2002.
Dari analisis ini diketahui apakah air yang
2.3 Prosedur Kerja Penelitian air yang dihasilkan dari pengolahan telah
Langkah-langkah penelitian ini adalah :

264 Ganefati. S.P. 2005: Pengolahan Air Minum……….J. Tek. Ling. P3TL-BPPT. 6. (1): 262-267
memenuhi syarat sebagai air minum aatau C
Standar
0.010
10
0.006 1.144
10
0.042 99.1

belum.
Sulfat
A 12.33 3.51 70.00 2.00 82.4
B 12.33 3.51 64.00 0.00 80.7
C 12.33 3.51 61.33 2.31 79.9
2). Analisis Statistik Standar 400 400
Sebelum dilakukan uji statistik, hasil Keterangan :
pemeriksaan specimen dari semua
a. Perlakuan A : debit 1 liter/menit, perlakuan B : debit 2
parameter dianalisa dengan uji liter/menit , dan perlakuan C : debit 1 liter/menit.
homogenitas (leven’s test). Hasil semua b. Standar : standar baku mutu sesuai dengan
parameter dengan probabilitas antara 0.90 Permenkes No.: 907/Menkes/Per/VII/2002
-0,992 (α > 0,05) yang berarti homogen c. Satuan rata-rata E.Coli dalam jumlah per 100 ml
sampel, sedangkan satuan rata-rata nitrat, Nitrit dan
kecuali parameter Nitrat dengan sulfat dalam mg/liter
probabilitas 0,025 ( α< 0,05) yang berarti d. Stdev : Standard Deviasi terhadap 3 kali pengulangan
data hasil pemeriksaan tidak homogen. e. % : persentase perubahan sebelum proses dan
setelah proses.
Untuk melihat perbedaan penurunan pada
parameter dengan data homogen diuji
dengan Multivariate Tests, sedangkan Dari hasil penelitian ini tampak bahwa
parameter yang tidak homogen diuji kualitas air minum sumur gali di Dusun
dengan Non Parametric Wilcoxon. Dakawon Desa Sumbersari sudah tidak
Ada tiga analisis statistic, yaitu ; memenuhi kualitas air minum mengingat
kandungan E. Coli dan nitrit sudah melampaui
Multivariate Test, untuk mengetahui
nilai ambang batas yang ditetapkan, sesuai
perbedaan penurunan semua parameter
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
dan sumbangan efektifitas alat pengolah
: 907/Menkes/Per/VII/2002.
air sumur gali menggunakan model aerasi,
Filtrasi dan Desinfeksi terhadap penurunan
E. coli, Nitrit, dan Sulfat. 3.1. Pengaruh Pengolahan Air Sumur
Non Parametric Wilcoxon Test, untuk Gali Terhadap Penurunan E.coli
mengetahui perbedaan penurunan Nitrat Air sumur gali yang diteliti merupakan
kelompok perlakuan hasil penelitian. air tanah yang lokasinya berada didekat
T Test untuk menetapkan pengaruh persawahan dan sungai dimana sebagian
pengolahan air sumur gali menggunakan besar masyarakatnya masih
model aerasi, Filtrasi dan Desinfeksi menggunakannya sebagai tempat buang
terhadap penurunan E. coli, Nitrit, Nitrat hajad besar, sehingga menjadikan kualitas air
dan Sulfat. sumur tercemar oleh E.coli. Mengingat
kondisi sosial budaya ini, maka peran
3. HASIL PENELITIAN DAN teknologi tepat guna pengolahan air minum
PEMBAHASAN sumur gali menjadi sangat penting.
Hasil pengukuran kadar E Coli, Nitrit, Nitrat Pengolahan air sumur gali dari Dusun
dan Sulfat pada pengolahan air sumur gali Dakawon sebagaimana ditunjukkan oleh tabel
dengan pengulangan masing-masing 3 kali 1 di atas, menunjukkan bahwa metode
disajikan pada tabel 1 berikut : Aerasi, Filtrasi dan Desinfeksi yang
dilaksanakan secara simultan dapat
memperbaiki kualitas air sumur gali dengan
Tabel 1. Hasil Pengukuran Rata-Rata dan menurunkan jumlah E.coli hingga 99 persen
Standard Deviasi Setiap Perlakuan. sehingga jumlah ini jauh dibawah nilai
ambang batas standar maksimum yang
Variabel/ Pre Test Post Test
Perlakuan Rata Stdev Rata Stdev
% diperbolehkan sesuai Permenkes No. 907
E. Coli
/Menkes /Per /VII /2002, yaitu 10 mg/l.
A 1898 0 2.3 0.6 99.9 Penurunan tertinggi E.coli terjadi pada
B
C
1898
1898
0
0
9.3
30.3
7.0
1.5
99.5
98.4
perlakuan A dengan debit 1 lt/menit. Hal ini
Standar 10 10 terjadi karena waktu tinggal di bak desinfeksi
Nitrit lebih lama. Untuk membuktikan secara
A 2.05 1.16 0.10 0.02 95.2 statistika adanya perbaikan kualitas air sumur
B 2.05 1.16 0.04 0.00 98.2
C 2.05 1.16 0.09 0.04 95.5 gali untuk parameter E.coli maka dilakukan
Standar 1,0 1,0
pengujian Post Hock, yang memberikan hasil
Nitrat adanya perbedaan yang berarti antara
A 0.010 0.006 1.304 0.029 99.2
B 0.010 0.006 1.222 0.090 99.2 sebelum dan sesudah proses pengolahan.

265 Ganefati. S.P. 2005: Pengolahan Air Minum……….J. Tek. Ling. P3TL-BPPT. 6. (1): 262-267
Hal ini membuktikan bahwa alat pengolahan Namun demikian, kenaikan ini tidak
air sederhana dengan metode Aerasi, Filtrasi menimbulkan masalah pada kualitas air
dan Desinfeksi dapat memperbaiki kualitas air tersebut karena peningkatan masih jauh
sumur terhadap parameter E.coli. dibawah standar Permenkes No.
907/Menkes/ Per/VII/2002.
3.1 Pengaruh Pengolahan Air Sumur
Gali Terhadap Penurunan Nitrit 3.3. Pengaruh Pengolahan Air Sumur
Gali Terhadap Penurunan Sulfat
Kadar Nitrit dalam air sumur gali
sangat dipengaruhi oleh posisi sumur tersebut Seperti halnya Nitrit dan Nitrat,
terhadap sumber-sumber air permukaan, kandungan parameter Sulfat di dalam air
seperti sawah dan sungai. Kedekatan sumur sumur galian juga sangat dipengaruhi oleh
terhadap lokasi persawahan berpotensi kondisi lokasi sumur, terutama pengaruh
terjadinya pencemaran nitrit sebagai dampak pupuk buatan dari persawahan di
dari pemupukan tanaman. sekelilingnya, disamping pengaruh
Parameter Nitrit yang dinyatakan keberadaan bakteri sulfur yang menyebabkan
dengan kadar unsur Nitrogen di dalam air terjadi reaksi :
minum, menunjukkan kadar yang masih
belum memenuhi standar maksimum yang H2S + O2 → H2SO4 + Energi.
diperbolehkan sesuai Permenkes No.
Dari hasil pengukuran kandungan
907/Menkes/Per/VII/2002.
parameter ini, menunjukkan bahwa kadar
Hasil pengolahan air dengan teknologi
Sulfat di dalam air sumur yang dianalisa
sederhana ini telah mampu menurunkan
masih jauh dibawah standar maksimum yang
kadar nitrit hingga 96 persen, sehingga
diperbolehkan sesuai Permenkes No.
memenuhi standar yang ditetapkan tersebut.
9076/Menkes/Per/ VII/2002, yaitu 400 mg/lt.
Namun demikian, meskipun pengolahan air Sedangkan dari hasil pengolahan air sumur,
ini dapat menurunkan kadar nitrit hingga dapat diketahui bahwa penggunaan peralatan
mencapai kadar yang memenuhi standar, ini kurang tepat untuk menurunkan
namun secara statistik dengan menggunakan kandungan Sulfat, karena justru hasil
uji Post Hock, penurunan ini masih belum sebaliknya yaitu meningkatkan kandungan
signifikan sehingga belum menghasilkan sulfat tersebut sebesar kurang lebih 80
perbedaan secara berarti antara sebelum dan persen dari kadar sebelumnya, sehinga
sesuadah pengolahan. kurang tepat untuk digunakan.
3.2 Pengaruh Pengolahan Air Sumur 3.4. Pengaruh Debit Terhadap Hasil
Gali Terhadap Penurunan Nitrat Pengolahan Air Sumur
Pengaruh lokasi air sumur gali yang Dari hasil pengolahan air tersebut
dekat dengan persawahan terjadi pula pada diatas, secara umum dapat diketahui bahwa
peningkatan kadar Nitrat dalam air sumur peralatan ini sangat efektif untuk menurunkan
tersebut. Disamping itu, menurut Gumbolo kadar pencemar E. Coli dan Nitrit di dalam air
Hadi Susanto(5), keberadaan nitrobakteri sumur. Untuk mengetahui pengaruh variasi
(bertindak sebagai katalisator), pada air perlakuan debit terhadap efektifitas peralatan,
sumur gali juga secara langsung dapat maka dilakukan uji statistic Multivariate test
menyebabkan terjadi reaksi dari NO2 + dan Non Parametric Wilcoxon untuk
oksigen → NO3 + energi. memperoleh nilai probabilitas dengan taraf
Dari pengolahan air sumur untuk signifikan 0,05, yang hasil pengujiannya di
parameter Nitrat menunjukkan hasil yang sajikan pada tabel 2.
sebaliknya, yaitu tidak terjadi penurunan Dari uji statistic Multivariate test
kadar tetapi malah terjadi peningkatan dengan taraf signifikan 0,05, didapatkan hasil
sebesar kurang lebih 99 persen. Peningkatan R square secara berurutan adalah E coli =
tersebut terjadi karena adanya proses 0,899; Nitrat = 0,653; Nitrit = 0,331 dan sulfat
perombakan, dengan menurunkan kadar Nitrit = 0,288. Dapat diartikan bahwa
yang menyebabkan kenaikan kadar Nitrat. sumbangan/efektifitas alat pengolah air
Perubahan nitrit menjadi nitrat disebabkan minum untuk rumah tangga model aerasi,
oleh adanya bakteri nitrobakter dalam air. filtrasi dan desinfeksi berfungsi baik secara
sehingga kadar nitrit mengalami penurunan berurutan terbaik (1) E. coli; terbaik (2) Nitrat;
dan kadar nitrat mengalami kenaikkan. terbaik (3) Nitrit; serta terbaik (4) untuk sulfat.
Ini menunjukkan ada perbedaan variasi debit.

266 Ganefati. S.P. 2005: Pengolahan Air Minum……….J. Tek. Ling. P3TL-BPPT. 6. (1): 262-267
2. Hasil uji Multivariate Test, efektifitas alat
Tabel 2. Hasil Pengujian Multivariate Test dalam penurunan parameter dengan
urutan terbaik (1) E. coli; terbaik (2) Nitrat;
Variabel/ Pengukuran
2 2
α α Non terbaik (3) Nitrit dan terbaik (4) Sulfat.
Perlakuan Rata Rata Multivariat Parametric 3. Hasil uji Non Parametric Wilcoxon
Pre-Test Post-Test e test Wilcoxon
E. Coli
menunjukkan ada perbedaan secara
A 1898 2.3 0,899 0,000 bermakna penurunan parameter E. coli
B 1898 9.3 dan Nitrat (p,0,05), serta tidak ada
C 1898 30.3 perbedaan penurunan parameter Nitrit dan
Nitrit Sulfat (p>0,05) pada variasi debit 1
A 2.05 0.10 0,331 0,994
liter/menit; 2 liter/menit dan 3 liter/menit.
B 2.05 0.04
C 2.05 0.09 4. Model pengolahan air sumur gali secara
Nitrat Aerasi, Filtrasi dan Desinfeksi dapat
A 0,01 1,30 0,653 0,018 digunakan sebagai salah satu alternative
B 0,01 1,22 pengolahan air khususnya sumur gali yang
C 0,01 1,14
berada dekat sungai dan persawahan.
Sulfat
A 12,3 70,00 0,288 0,152
B 12,3 64,00 DAFTAR PUSTAKA
C 12,3 61,33
1. Depkes RI, 2002, Permenkes No. 907/
Keterangan : Menkes/Per/VII/2002 Persyaratan Air
a. Perlakuan A : debit 1 liter/menit, perlakuan B : debit 2 Bersih, Didjen PPM-PLP, Jakarta.
liter/menit , dan perlakuan C : debit 1 liter/menit.
b. Satuan rata-rata E.Coli dalam jumlah per 100 ml 2. Muhajirin, 2001, Hubungan penyediaan
sampel, sedangkan satuan rata-rata nitrat dalam jamban keluarga dengan kejadian disre, di
mg/liter Moyudan, Minggir, Sayegan, Sleman,
c. R. Square : skor yang menunjukkan sumbangan alat
terhadap penurunan parameter.
Yogyakarta, Karya Tulus Ilmiah, Akademi
d. P : Probabilitas Kesehatan Lingkungan, Yogyakarta.
e. Parameter E. coli dan Nitrat dalam air ada perbedaan
penurunan setelah dilakukan pengolahan (bermakna) 3. Sutomo, Adi Heru; et al; 2001; Analisis
f. Parameter Nitrit dan Sulfat dalam air tidak ada Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL)
perbedaan penurunan setelah dilakukan pengolahan Air Sumur gali di Kecamatan Moyudan,
(tidak bermakna) Minggir, Sayegan, Sleman, Yogyakarta,
Proyek PLP dan KA Kanwil Depkes DI.
Hasil uji statistik non parametric Yogyakarta.
Wilcoxon dengan taraf siknifikan 0,05; pada
variasi debit untuk parameter E. coli dan Nitrat 4. Sutanto, Gumbolo Hadi; 2000; Diktat
ada perbedaan penurunan secara bermakna Kuliah Teknik Lingkungan, Jurusan Teknik
(p = 0,000 dan 0,018 atau p < 0,05), Kimia Fakultas Teknologi Industri, UII,
sedangkan untuk parameter Nitrit dan Sulfat Yogyakarta.
tidak ada perbedaan penurunan (p = 0,994
dan 0,152 atau p > 0,05).

4. KESIMPULAN
1. Pengolahan air dengan metode Aerasi,
Filtrasi dan Desinfeksi mampu
memperbaiki kualitas air untuk parameter
E.coli (99,34%), Nitrit (94,45%) sehingga
dapat memenuhi standar baku mutu yang
ditetapkan melalui Permenkes No.907
/Menkes /Per /VII /2002.

267 Ganefati. S.P. 2005: Pengolahan Air Minum……….J. Tek. Ling. P3TL-BPPT. 6. (1): 262-267

You might also like