6284-File Utama Naskah-14723-1-10-20221210
6284-File Utama Naskah-14723-1-10-20221210
6284-File Utama Naskah-14723-1-10-20221210
http://dx.doi.org/10.36257/apts.vxix
pp 155-163
Abstract
The focus of community service activities in the form of PKM (Program Kemitraan Masyarakat) is
to provide alternative solutions to the problem of post-harvest handling of corn in the Ngudi Rahayu
I Farmer Group, Mentasan Village, Kawunganten District, Cilacap Regency, Central Java. The
purpose of this activity is to increase knowledge, skills and product quality in corn farmer groups.
The activity stages include: (1) the preparation stage, (2) the review stage, (3) the technology
planning stage, (4) the technology transfer action plan stage, (5) the implementation stage, and (6)
the evaluation stage. The results of community service show that the increase in the competitiveness
of the Ngudi Rahayu I Farmer Group, Cilacap Regency, Central Java Province has been carried
out in the aspects of increasing knowledge, skills and quality of corn products. The application of
Solar Energy Corn Peeler and Sheller Hybrid Technology (SE-CPSHT) at the location strengthens
the increase in knowledge, skills and product quality (moisture content) in this farmer group. The
results of the CIPP evaluation show that the PKM activities have been carried out properly.
Keywords: green technology; corn sheller peelers; solar energy; productivity; competitiveness
Abstrak
The focus of community service activities in the form of PKM (Program Kemitraan Masyarakat) is
to provide alternative solutions to the problem of post-harvest handling of corn in the Ngudi Rahayu
I Farmer Group, Mentasan Village, Kawunganten District, Cilacap Regency, Central Java. The
purpose of this activity is to increase knowledge, skills and product quality in corn farmer groups.
The activity phase includes: (1) the preparation stage, (2) the review stage, (3) the technology
planning stage, (4) the technology transfer action plan stage, (5) the implementation stage, and (6)
the evaluation stage. The results of community service show that the increase in the competitiveness
of the Ngudi Rahayu I Farmer Group, Cilacap Regency, Central Java Province has been carried
out in the aspects of increasing knowledge, skills and quality of corn products. The application of
"Green Technology" based on Solar Energy Corn Peeler and Sheller Hybrid Technology (SE-
CPSHT) at the location strengthens the increase in knowledge, skills, and product quality (moisture
content) in this farmer group. The results of the CIPP evaluation show that the PKM activities have
been carried out properly.
Kata kunci: green technology; pengupas pemipil jagung; energi surya; produktivitas; daya saing
serealia. Oleh karena itu, kebutuhan Jagung baik, dengan rata-rata produksi per ton
sangat tinggi [1]. sebesar 17 ton/Ha. Sekali panen, kelompok
Angka produksi jagung setiap tahunnya ini menghasilkan produksi jagung masing-
terus meningkat diiringi dengan peningkatan masing sebesar 1.530 ton dan 1.275 ton.
produktivitas. Produksi jagung tahun 2020 Kelompok tani ini termasuk kelompok yang
14.289.525 ton meningkat pada tahun 2021 sangat terbuka dengan introduksi teknologi.
yaitu 19.839.521 ton, sedangkan PKM (Program Kemitraan Masyarakat) pada
produktivtiasnya naik pada tahun 2020 kelompok ini memberikan dampak yang
sebesar 3.92 ton/ha menjadi 4.79 ton/ha. sangat baik dan strategis bagi peningkatan
Produksi Jagung nasional terus meningkat daya saing proses produksi jagung di
sejak tahun 2020 (20 juta ton) hingga saat ini kelompok ini, dan dampaknya di level
(2022; 27,16 juta ton). Peningkatan ini kecamatan, kabupaten, maupun nasional.
mengurangi laju impor jagung secara Salah satu komponen standar yang vital pada
signifikan [1]. Peningkatkan nilai tambah gula kelapa kristal yaitu kadar air. Terdapat
produk olahan dapat memberikan peningkatan tiga poin penting dalam meningkatkan daya
penghasilan melalui produk inovatif [2]. saing produk, yaitu melakukan sosialisasi
Kabupaten Cilacap memiliki luasan lahan kepada mitra, pelatihan pengemasan produk,
jagung sebesar 3.691 Ha pada tahun 2021, dan pelatihan pemasaran produk [3].
tertinggi dibandingkan tahun-tahun Selanjutnya kelompok ini menjadi pioner
sebelumnya: 3.310 Ha (2018), 3538 Ha dalam penerapan teknologi kepada kelompok
(2019), dan 2.680 Ha (2020). Sentra produksi tani lainnya di wilayah sekitar dan terus
jagung di Kabupaten Cilacap sangat potensial menyebar lebih luas lagi ke level nasional.
untuk dikembangkan. Kecamatan Dengan demikian, kegiatan ini dapat
Kawunganten merupakan sentra Jagung di memberikan dampak lokal maupun nasional
Kabupaten Cilacap dengan luasan lahan [4].
tertinggi dibandingkan kecamatan lainnya, Urut-urutan kegiatan pertanian jagung di
yaitu sebesar 1.100 Ha. Berdasarkan data Kelompok Tani Ngudi Rahayu I yaitu: (1)
Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, tahun penanaman, (2) pemeliharaan tanaman, (3)
2021, lahan jagung tersebar di tujuh desa, pemanenan, (4) pengupasan, (5) pemipilan,
yaitu: Mentasan 794 Ha, Kalijeruk 146 Ha, (5) pengeringan, (6) pengemasan, dan (7)
Sarwadadi 55 Ha, Kubangkangkung 33 Ha, penyimpanan.
Sidaurip 28 Ha, Ujungmanik seluas 25 Ha, Kelompok Tani Ngudi Rahayu I telah
dan Bojong 19 Ha. Jagung yang dihasilkan didampingi oleh penyuluh pertanian
yaitu 100% jagung pipilan. Jumlah produksi Kabupaten Cilacap dalam proses pra-panen
jagung di Cilacap terus meningkat, produksi jagung. Hasil pendampingan dapat dilihat dari
tahun 2021 sebesar 18 ribu ton. Jumlah ini hasil jagung yang sangat baik. Selanjutnya
sangat strategis untuk mensupport produksi proses pasca-panen perlu ditingkatkan.
nasional jagung. Berdasarkan data di atas, Teknologi pascapanen yang utama yaitu
sentra produksi cukup besar berada di Desa teknologi pengupasan dan teknologi pemipil
Mentasan, Kecamatan Kawunganten [1]. jagung (urutan proses ke-3 dan ke-4).
Desa Mentasan Kecamatan Kawunganten Peningkatan produktivitas diharapkan dapat
Kabupaten Cilacap memiliki 13 kelompok meningkatkan pendapatan dan pengembangan
tani. Kelompok tani yang potensial dan pada kelompok [5].
unggulan Kabupaten Cilacap yaitu Kelompok Selama ini proses pengupasan dan
Tani Ngudi Rahayu I. Kelompok ini pemipilan dilakukan dengan cara manual,
beranggotakan masing-masing 30 orang meskipun ada teknologi pemipil tetapi masih
petani jagung. Luasan total tanam jagung sangat sederhana. Proses pengupasan dan
kelompok ini masing-masing sebesar 90 Ha pemipilan jagung selama ini memakan waktu
dan 75 Ha. Produksi jagung dalam setahun yang lama dan membutuhkan tenaga kerja
dilakukan dua kali, yaitu tanam Bulan Maret yang semakin besar. Hal ini perlu dicarikan
(panen Juni) dan Nopember (panen Februari). solusi segera untuk penerapan teknologi
Produktivitas jagung yang dihasilkan sangat pengupas dan pemipil jagung. Tentunya
teknologi pengupas dan pemipil jagung harus produksi perlu ditingkatkan. Salah satu
berbiaya rendah dalam operasionalnya, teknologi pascapanen jagung yang menjadi
sehingga pilihannya adalah teknologi titik kristis yaitu pengupasan dan pemipilan.
pengupas dan pemipil jagung yang bersumber Selama ini pengupasan dan pemipilan
pada energi terbarukan di lokasi. Tim telah dilakukan dengan peralatan yang manual
mengembangkan teknologi yang dapat sederhana. Proses ini membutuhkan waktu
menyelesaikan permasalahan tersebut, yaitu yang lama dan kualitas yang tidak seragam
Teknologi Hibrida Pengupas dan Pemipil bahkan menurunkan kualitas produk. Perlu
Jagung Berenergi Surya (THPPJ-BS) [6]. dilakukan solusi segera untuk aplikasi
Kelompok tani unggulan Kabupaten teknologi pengupasan dan pemipilan untuk
Cilacap, yaitu: Kelompok Tani Ngudi Rahayu meningkatkan produktivitas dan kualitas
I telah mengembangkan proses produksi yang jagung yang dihasilkan [7].
baik di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Permasalahan-permasalahan tersebut
PKM pada kelompok ini memberikan dampak kemudian dikaji bersama tim melalui indepth
yang sangat baik dan strategis bagi interview untuk menentukan prioritas
peningkatan proses produksi jagung secara penyelesaian masalah kelompok tani jagung
nasional, khususnya di Kabupaten Cilacap. menggunakan pendekatan metode QSPM
Berdasarkan hal tersebut, maka pilihan (Quantitative Strategic Planning Matrices)
kelompok tani ini sangat tepat untuk [8]. Berdasarkan kajian identifikasi tersebut,
penerapan teknologi tepat guna hasil ditarik kesimpulan bahwa permasalahan
pengembangan yang dilakukan oleh kelompok tani jagung yang paling prioritas
perguruan tinggi. Pendampingan dalam untuk diselesaikan yaitu peningkatan efisiensi
pengembangan pertanian telah dilakukan produksi pascapanen dengan pengupas dan
secara kontinyu oleh tim meliputi: pemipil jagung yang terintegrasi berenergi
pendampingan benih unggul, pendampingan surya produk yaitu THPPJ-BS. Aspek ini
pola tanam, pendampingan terhadap hama dapat memperkuat capaian peningkatan
dan penyakit jagung, pendampingan produktivitas dan daya saing kelompok tani
pemeliharan tanaman jagung, pendampingan jagung berbasis “green technology”[9].
pemanenan jagung. Selanjutnya kegiatan Berdasarkan hal tersebut, teknologi
penerapan tekknologi pascapanen dimulai hibrida pengupas dan pemipil jagung yang
dengan entri point teknologi pengupas dan perlu diterapkan secara intensif di sentra-
pemipil jagung berenergi surya produk tim sentra produksi jagung yang dapat digunakan
pada kelompok tani jagung. Berdasarkan bersama-sama oleh tiap kelompok tani.
kondisi tersebut, maka kegiatan PKM yang Terlebih lagi bila pengupas dan pemipil
dilakukan diyakini dapat berhasil jagung tersebut berbasis energi terbarukan,
dilaksanakan [6]. green technology, yang ramah lingkungan dan
berkontribusi pada capaian SDGs Desa.
2. IDENTIFIKASI MASALAH Energi surya tersedia di wilayah produksi
Guna meningkatkan produktivitasnya sangat strategis untuk peningkatan
dan daya saing produk pada kelompok tani produktivitas, peningkatan daya saing,
jagung, tim telah melakukan identifikasi pertumbuhan ekonomi, dan sekaligus
permasalahan pada kelompok tani jagung di meningkatkan kemandirian teknologi.
Kabupaten Cilacap. Berdasarkan hasil Pertumbuhan ekonomi didukung oleh
identifikasi tim, terdapat permasalahan- kemandirian teknologi pada proses produksi,
permasalahan teknologi produksi di kelompok seperti pada proses penanganan pascapanen
tani jagung, yaitu: pemanfaatan teknologi jagung dapat meningkatkan kesejahteraan
masih rendah. petani [10].
Kelompok Tani Ngudi Rahayu I telah Penerapan THPPJ-BS sangat strategis
didampingi oleh tim dalam kegiatan pra dan dan urgen untuk dikembangkan dan
pascapanen jagung. Hasil pendampingan diterapkan guna meningkatkan produktivitas
dapat dilihat dari hasil produksi jagung yang pascapanen, efisiensi produksi, dan berbahan
meningkat. Selanjutnya proses efiisensi baku lokal. Dengan demikian, peningkatan
6. Tahap Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilakukan kelompok
tani jagung bersama seluruh tim pengusul
sejak mulai THPPJ-BS yang diterapkan
sampai selesai. Keterlibatan kelompok tani Gambar 7. Evaluasi kegiatan PKM
jagung dalam kegiatan ini ditujukan untuk menggunaan metode CIPP
melakukan pengawasan internal yang
diharapkan berlangsung dalam jangka waktu Tabel 1. Kategori Tingkatan Persentase
panjang. Pada tahap evaluasi model dikoreksi, No. Rentang Nilai (%) Keterangan
didiskusikan, dan dikaji bersama untuk 1 81-100 Sangat baik
mengetahui kelemahannya yang perlu 2 61-80 Baik
diperbaiki. 3 41-60 Cukup baik
4 21-40 Kurang baik
5 1-20 Tidak baik
Sumber: [15]