Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

6284-File Utama Naskah-14723-1-10-20221210

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Volume 5, Nomor 4, (2022)

http://dx.doi.org/10.36257/apts.vxix
pp 155-163

PENERAPAN "GREEN TECHNOLOGY" BERBASIS TEKNOLOGI


HIBRIDA PENGUPAS DAN PEMIPIL JAGUNG BERENERGI SURYA
UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING

Ropiudin1*), Kavadya Syska2)


1
Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman
2
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto

email: ropiudin@unsoed.ac.id* , syska.kavadya@unupurwokerto.ac.id

Abstract
The focus of community service activities in the form of PKM (Program Kemitraan Masyarakat) is
to provide alternative solutions to the problem of post-harvest handling of corn in the Ngudi Rahayu
I Farmer Group, Mentasan Village, Kawunganten District, Cilacap Regency, Central Java. The
purpose of this activity is to increase knowledge, skills and product quality in corn farmer groups.
The activity stages include: (1) the preparation stage, (2) the review stage, (3) the technology
planning stage, (4) the technology transfer action plan stage, (5) the implementation stage, and (6)
the evaluation stage. The results of community service show that the increase in the competitiveness
of the Ngudi Rahayu I Farmer Group, Cilacap Regency, Central Java Province has been carried
out in the aspects of increasing knowledge, skills and quality of corn products. The application of
Solar Energy Corn Peeler and Sheller Hybrid Technology (SE-CPSHT) at the location strengthens
the increase in knowledge, skills and product quality (moisture content) in this farmer group. The
results of the CIPP evaluation show that the PKM activities have been carried out properly.

Keywords: green technology; corn sheller peelers; solar energy; productivity; competitiveness

Abstrak
The focus of community service activities in the form of PKM (Program Kemitraan Masyarakat) is
to provide alternative solutions to the problem of post-harvest handling of corn in the Ngudi Rahayu
I Farmer Group, Mentasan Village, Kawunganten District, Cilacap Regency, Central Java. The
purpose of this activity is to increase knowledge, skills and product quality in corn farmer groups.
The activity phase includes: (1) the preparation stage, (2) the review stage, (3) the technology
planning stage, (4) the technology transfer action plan stage, (5) the implementation stage, and (6)
the evaluation stage. The results of community service show that the increase in the competitiveness
of the Ngudi Rahayu I Farmer Group, Cilacap Regency, Central Java Province has been carried
out in the aspects of increasing knowledge, skills and quality of corn products. The application of
"Green Technology" based on Solar Energy Corn Peeler and Sheller Hybrid Technology (SE-
CPSHT) at the location strengthens the increase in knowledge, skills, and product quality (moisture
content) in this farmer group. The results of the CIPP evaluation show that the PKM activities have
been carried out properly.

Kata kunci: green technology; pengupas pemipil jagung; energi surya; produktivitas; daya saing

1. PENDAHULUAN jagung di Indonesia mencapai 50% dari total


Jagung merupakan komoditas yang kebutuhan.
strategis, khususnya pada industri pangan dan Jagung memiliki peran strategis terhadap
pakan. Kebutuhan jagung untuk industri ekonomi nasional sebagai kontributor PDB
pangan digunakan untuk pangan olahan (Produk Domestik Bruto) pada tanaman
maupun bahan pelengkap pangan. Konsumsi

ISSN: 2622-5646 (Online) 155


ISSN: 2721-0448 (Print)
Volume 5, Nomor 4, (2022)
http://dx.doi.org/10.36257/apts.vxix
pp 155-163

serealia. Oleh karena itu, kebutuhan Jagung baik, dengan rata-rata produksi per ton
sangat tinggi [1]. sebesar 17 ton/Ha. Sekali panen, kelompok
Angka produksi jagung setiap tahunnya ini menghasilkan produksi jagung masing-
terus meningkat diiringi dengan peningkatan masing sebesar 1.530 ton dan 1.275 ton.
produktivitas. Produksi jagung tahun 2020 Kelompok tani ini termasuk kelompok yang
14.289.525 ton meningkat pada tahun 2021 sangat terbuka dengan introduksi teknologi.
yaitu 19.839.521 ton, sedangkan PKM (Program Kemitraan Masyarakat) pada
produktivtiasnya naik pada tahun 2020 kelompok ini memberikan dampak yang
sebesar 3.92 ton/ha menjadi 4.79 ton/ha. sangat baik dan strategis bagi peningkatan
Produksi Jagung nasional terus meningkat daya saing proses produksi jagung di
sejak tahun 2020 (20 juta ton) hingga saat ini kelompok ini, dan dampaknya di level
(2022; 27,16 juta ton). Peningkatan ini kecamatan, kabupaten, maupun nasional.
mengurangi laju impor jagung secara Salah satu komponen standar yang vital pada
signifikan [1]. Peningkatkan nilai tambah gula kelapa kristal yaitu kadar air. Terdapat
produk olahan dapat memberikan peningkatan tiga poin penting dalam meningkatkan daya
penghasilan melalui produk inovatif [2]. saing produk, yaitu melakukan sosialisasi
Kabupaten Cilacap memiliki luasan lahan kepada mitra, pelatihan pengemasan produk,
jagung sebesar 3.691 Ha pada tahun 2021, dan pelatihan pemasaran produk [3].
tertinggi dibandingkan tahun-tahun Selanjutnya kelompok ini menjadi pioner
sebelumnya: 3.310 Ha (2018), 3538 Ha dalam penerapan teknologi kepada kelompok
(2019), dan 2.680 Ha (2020). Sentra produksi tani lainnya di wilayah sekitar dan terus
jagung di Kabupaten Cilacap sangat potensial menyebar lebih luas lagi ke level nasional.
untuk dikembangkan. Kecamatan Dengan demikian, kegiatan ini dapat
Kawunganten merupakan sentra Jagung di memberikan dampak lokal maupun nasional
Kabupaten Cilacap dengan luasan lahan [4].
tertinggi dibandingkan kecamatan lainnya, Urut-urutan kegiatan pertanian jagung di
yaitu sebesar 1.100 Ha. Berdasarkan data Kelompok Tani Ngudi Rahayu I yaitu: (1)
Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, tahun penanaman, (2) pemeliharaan tanaman, (3)
2021, lahan jagung tersebar di tujuh desa, pemanenan, (4) pengupasan, (5) pemipilan,
yaitu: Mentasan 794 Ha, Kalijeruk 146 Ha, (5) pengeringan, (6) pengemasan, dan (7)
Sarwadadi 55 Ha, Kubangkangkung 33 Ha, penyimpanan.
Sidaurip 28 Ha, Ujungmanik seluas 25 Ha, Kelompok Tani Ngudi Rahayu I telah
dan Bojong 19 Ha. Jagung yang dihasilkan didampingi oleh penyuluh pertanian
yaitu 100% jagung pipilan. Jumlah produksi Kabupaten Cilacap dalam proses pra-panen
jagung di Cilacap terus meningkat, produksi jagung. Hasil pendampingan dapat dilihat dari
tahun 2021 sebesar 18 ribu ton. Jumlah ini hasil jagung yang sangat baik. Selanjutnya
sangat strategis untuk mensupport produksi proses pasca-panen perlu ditingkatkan.
nasional jagung. Berdasarkan data di atas, Teknologi pascapanen yang utama yaitu
sentra produksi cukup besar berada di Desa teknologi pengupasan dan teknologi pemipil
Mentasan, Kecamatan Kawunganten [1]. jagung (urutan proses ke-3 dan ke-4).
Desa Mentasan Kecamatan Kawunganten Peningkatan produktivitas diharapkan dapat
Kabupaten Cilacap memiliki 13 kelompok meningkatkan pendapatan dan pengembangan
tani. Kelompok tani yang potensial dan pada kelompok [5].
unggulan Kabupaten Cilacap yaitu Kelompok Selama ini proses pengupasan dan
Tani Ngudi Rahayu I. Kelompok ini pemipilan dilakukan dengan cara manual,
beranggotakan masing-masing 30 orang meskipun ada teknologi pemipil tetapi masih
petani jagung. Luasan total tanam jagung sangat sederhana. Proses pengupasan dan
kelompok ini masing-masing sebesar 90 Ha pemipilan jagung selama ini memakan waktu
dan 75 Ha. Produksi jagung dalam setahun yang lama dan membutuhkan tenaga kerja
dilakukan dua kali, yaitu tanam Bulan Maret yang semakin besar. Hal ini perlu dicarikan
(panen Juni) dan Nopember (panen Februari). solusi segera untuk penerapan teknologi
Produktivitas jagung yang dihasilkan sangat pengupas dan pemipil jagung. Tentunya

ISSN: 2622-5646 (Online) 156


ISSN: 2721-0448 (Print)
Volume 5, Nomor 4, (2022)
http://dx.doi.org/10.36257/apts.vxix
pp 155-163

teknologi pengupas dan pemipil jagung harus produksi perlu ditingkatkan. Salah satu
berbiaya rendah dalam operasionalnya, teknologi pascapanen jagung yang menjadi
sehingga pilihannya adalah teknologi titik kristis yaitu pengupasan dan pemipilan.
pengupas dan pemipil jagung yang bersumber Selama ini pengupasan dan pemipilan
pada energi terbarukan di lokasi. Tim telah dilakukan dengan peralatan yang manual
mengembangkan teknologi yang dapat sederhana. Proses ini membutuhkan waktu
menyelesaikan permasalahan tersebut, yaitu yang lama dan kualitas yang tidak seragam
Teknologi Hibrida Pengupas dan Pemipil bahkan menurunkan kualitas produk. Perlu
Jagung Berenergi Surya (THPPJ-BS) [6]. dilakukan solusi segera untuk aplikasi
Kelompok tani unggulan Kabupaten teknologi pengupasan dan pemipilan untuk
Cilacap, yaitu: Kelompok Tani Ngudi Rahayu meningkatkan produktivitas dan kualitas
I telah mengembangkan proses produksi yang jagung yang dihasilkan [7].
baik di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Permasalahan-permasalahan tersebut
PKM pada kelompok ini memberikan dampak kemudian dikaji bersama tim melalui indepth
yang sangat baik dan strategis bagi interview untuk menentukan prioritas
peningkatan proses produksi jagung secara penyelesaian masalah kelompok tani jagung
nasional, khususnya di Kabupaten Cilacap. menggunakan pendekatan metode QSPM
Berdasarkan hal tersebut, maka pilihan (Quantitative Strategic Planning Matrices)
kelompok tani ini sangat tepat untuk [8]. Berdasarkan kajian identifikasi tersebut,
penerapan teknologi tepat guna hasil ditarik kesimpulan bahwa permasalahan
pengembangan yang dilakukan oleh kelompok tani jagung yang paling prioritas
perguruan tinggi. Pendampingan dalam untuk diselesaikan yaitu peningkatan efisiensi
pengembangan pertanian telah dilakukan produksi pascapanen dengan pengupas dan
secara kontinyu oleh tim meliputi: pemipil jagung yang terintegrasi berenergi
pendampingan benih unggul, pendampingan surya produk yaitu THPPJ-BS. Aspek ini
pola tanam, pendampingan terhadap hama dapat memperkuat capaian peningkatan
dan penyakit jagung, pendampingan produktivitas dan daya saing kelompok tani
pemeliharan tanaman jagung, pendampingan jagung berbasis “green technology”[9].
pemanenan jagung. Selanjutnya kegiatan Berdasarkan hal tersebut, teknologi
penerapan tekknologi pascapanen dimulai hibrida pengupas dan pemipil jagung yang
dengan entri point teknologi pengupas dan perlu diterapkan secara intensif di sentra-
pemipil jagung berenergi surya produk tim sentra produksi jagung yang dapat digunakan
pada kelompok tani jagung. Berdasarkan bersama-sama oleh tiap kelompok tani.
kondisi tersebut, maka kegiatan PKM yang Terlebih lagi bila pengupas dan pemipil
dilakukan diyakini dapat berhasil jagung tersebut berbasis energi terbarukan,
dilaksanakan [6]. green technology, yang ramah lingkungan dan
berkontribusi pada capaian SDGs Desa.
2. IDENTIFIKASI MASALAH Energi surya tersedia di wilayah produksi
Guna meningkatkan produktivitasnya sangat strategis untuk peningkatan
dan daya saing produk pada kelompok tani produktivitas, peningkatan daya saing,
jagung, tim telah melakukan identifikasi pertumbuhan ekonomi, dan sekaligus
permasalahan pada kelompok tani jagung di meningkatkan kemandirian teknologi.
Kabupaten Cilacap. Berdasarkan hasil Pertumbuhan ekonomi didukung oleh
identifikasi tim, terdapat permasalahan- kemandirian teknologi pada proses produksi,
permasalahan teknologi produksi di kelompok seperti pada proses penanganan pascapanen
tani jagung, yaitu: pemanfaatan teknologi jagung dapat meningkatkan kesejahteraan
masih rendah. petani [10].
Kelompok Tani Ngudi Rahayu I telah Penerapan THPPJ-BS sangat strategis
didampingi oleh tim dalam kegiatan pra dan dan urgen untuk dikembangkan dan
pascapanen jagung. Hasil pendampingan diterapkan guna meningkatkan produktivitas
dapat dilihat dari hasil produksi jagung yang pascapanen, efisiensi produksi, dan berbahan
meningkat. Selanjutnya proses efiisensi baku lokal. Dengan demikian, peningkatan

ISSN: 2622-5646 (Online) 157


ISSN: 2721-0448 (Print)
Volume 5, Nomor 4, (2022)
http://dx.doi.org/10.36257/apts.vxix
pp 155-163

kualitas pascapanen dengan biaya rendah 2. Tahap Pengkajian


dapat dipercepat, sehingga keberlanjutan Tahap ini dilakukan anggota tim pelaksana
penyediaan energi nasional untuk produksi melalui ketua kelompok (key informan). Pada
pertanian melalui diversifikasi energi terjamin tahap pengkajian tim pelaksana dapat
dengan baik. Selain itu, hasil kegiatan ini memperkuat identifikasi yang telah dilakukan
diarahkan secara signifikan dapat sebelumnya yang bersifat felt needs, actual
memberikan solusi strategis terhadap salah real needs, dan potensi sumber daya lokal
satu permasalahan bangsa, yaitu energi untuk peningkatan daya saing kelompok tani
khususnya diversifikasi energi dan konservasi jagung.
energi guna menjamin keberlanjutan
penyediaan energi nasional untuk mendukung 3. Tahap Perencanaan Teknologi
ketahanan pangan. Kegiatan ini mendorong Pada tahap ini tim pelaksana secara
kemandirian bangsa di sisi produksi THPPJ- partisipasif melibatkan kelompok tani jagung
BS buatan dalam negeri yang handal guna untuk menyadari dan mengajak berpikir
memperkuat daya saing di pasar global rasional tentang masalah untuk meningkatkan
yang berkelanjutan sebagai upaya menuju daya saing kelompok tani jagung dan cara
innovation-driven economy untuk bagaimana mengatasinya. Sebagai upaya
mendukung ketahanan pangan dan ketahanan untuk mengatasi permasalahan tersebut,
energi. seluruh khalayak diajak berpikir, berdiskusi,
dan mengkaji bersama merumuskan beberapa
3. METODELOGI PELAKSANAAN solusi pengembangan THPPJ-BS. Alternatif
solusi yang dirumuskan tentu
Metodologi yang digunakan yaitu semi-
mempertimbangkan potensi sumberdaya
PRA (Participatory Rural Appraisal) [11, 12,
lokal. Kegiatan ini dilaksanakan untuk
13] yang meliputi: (1) tahap persiapan, (2)
mematangkan kembali alternatif solusi yang
tahap pengkajian, (3) tahap perencanan
telah dianalisis sebelumnya.
teknologi, (4) tahap rencana aksi alih
teknologi, (5) tahap penerapan teknologi, dan
4. Tahap Rencana Aksi Alih Teknologi
(6) tahap evaluasi. Metodologi semi-PRA ini
Pada tahap ini tim pelaksana membantu
dapat mengaktifkan partisipasi seluruh tim
dan mendampingi kelompok tani jagung
dan sasaran pengguna dengan terlebih dahulu
untuk melaksanakan solusi yang siap
diberikan pengetahuan awal mengenai
diterapkan. Pada tahap ini dibuat jadwal
THPPJ-BS di kelompok tani jagung secara
pelaksanaan kegiatan Program Kemitraan
umum.
Masyarakat untuk rancangbangun teknologi,
pendidikan masyarakat kelompok tani jagung
1. Tahap Persiapan
Desa Mentasan, Kecamatan Kawunganten,
Tahap persiapan dilakukan untuk: (1)
Kabupaten Cilacap.
penyiapan tim pelaksana dari lembaga litbang
dan mitra, (2) penyiapan lapangan, dan (3)
5. Tahap Penerapan Teknologi
penyiapan kesiapan pelaksanaan. Koordinasi
Tahap terpenting dalam kegiatan ini
tim pelaksana mempersiapkan kegiatan yang
yaitu penerapan THPPJ-BS di kelompok tani
dilaksanakan. Penguatan saling mendukung
jagung. Pada tahap ini diupayakan mencapai
dari SDM yang diikutsertakan. Penyiapan
dan menemukan kelompok tani jagung yang
lapangan berupa perijinan-perijinan ke
mampu menjaga keberlangsungan THPPJ-BS
wilayah, kesiapan lokasi mitra, kesiapan
ini di UMKM. Pada tahap ini akan
industri yang melakukan pabrikasi THPPJ-
dilaksanakan kegiatan pendidikan
BS. Penyiapan tim ditujukan supaya tim
masyarakat, rancangbangun, dan
mempersiapkan diri bersama dengan
pengoperasian THPPJ-BS.
anggotanya dalam melaksanakan kegiatan
PKM. Dengan persiapan yang baik
diharapkan kegiatan PKM terlaksana dengan
baik.

ISSN: 2622-5646 (Online) 158


ISSN: 2721-0448 (Print)
Volume 5, Nomor 4, (2022)
http://dx.doi.org/10.36257/apts.vxix
pp 155-163

6. Tahap Evaluasi Produksi jagung dalam setahun dilakukan dua


Kegiatan evaluasi dilakukan kelompok kali, yaitu tanam Bulan Maret (panen Juni) dan
tani jagung bersama seluruh tim pengusul Nopember (panen Februari). Produktivitas
sejak mulai THPPJ-BS yang diterapkan jagung yang dihasilkan sangat baik, dengan
sampai selesai. Keterlibatan kelompok tani rata-rata produksi per ton sebesar 17 ton/Ha.
jagung dalam kegiatan ini ditujukan untuk Sekali panen, kelompok ini menghasilkan
melakukan pengawasan internal yang produksi jagung masing-masing sebesar 1.530
diharapkan berlangsung dalam jangka waktu ton dan 1.275 ton. Kelompok tani ini termasuk
panjang. Pada tahap evaluasi model dikoreksi, kelompok yang sangat terbuka dengan
didiskusikan, dan dikaji bersama untuk introduksi teknologi. PKM pada kelompok ini
mengetahui kelemahannya yang perlu memberikan dampak yang sangat baik dan
diperbaiki. strategis bagi peningkatan daya saing proses
produksi jagung di kelompok ini, dan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN dampaknya di level kecamatan, kabupaten,
1. Tahap Persiapan maupun nasional [4].
Tahap persiapan dilakukan untuk: (1) Urut-urutan kegiatan pertanian jagung di
penyiapan tim pelaksana, (2) penyiapan Kelompok Tani Ngudi Rahayu I yaitu: (1)
lapangan, dan (3) penyiapan kesiapan penanaman, (2) pemeliharaan tanaman, (3)
pelaksanaan. Koordinasi tim pelaksana pemanenan, (4) pengupasan, (5) pemipilan,
mempersiapkan kegiatan yang dilaksanakan. (5) pengeringan, (6) pengemasan, dan (7)
Penguatan saling mendukung dari SDM yang penyimpanan [6].
diikutsertakan. Penyiapan lapangan berupa
perijinan-perijinan ke wilayah, kesiapan 2. Tahap Pengkajian
lokasi mitra, kesiapan industri yang Tahap ini dilakukan anggota tim
melakukan pabrikasi THPPJ-BS. Penyiapan pelaksana melalui ketua kelompok (key
tim ditujukan supaya tim mempersiapkan diri informan). Pada tahap pengkajian tim
bersama dengan anggotanya dalam pelaksana memperkuat identifikasi yang telah
melaksanakan kegiatan PKM. Dengan dilakukan sebelumnya yang bersifat felt
persiapan yang baik diharapkan kegiatan needs, actual real needs, dan potensi sumber
PKM dapat terlaksana dengan baik. daya lokal untuk peningkatan daya saing
kelompok tani jagung.

Gambar 2. Tahap pengkajian pada kegiatan


PKM melalui diskusi dengan Kelompok Tani

Tahap pengkajian dilakukan dengan


Gambar 1. Tahap persiapan pada kegiatan pendekatan metode QSPM [8]. Berdasarkan
PKM hasil identifikasi kajian kegiatan yang
dilaksanakan yaitu peningkatan efisiensi
Desa Mentasan Kecamatan Kawunganten produksi pascapanen dengan pengupas dan
Kabupaten Cilacap memiliki 13 kelompok pemipil jagung yang terintegrasi berenergi
tani. Kelompok tani yang potensial dan surya, yaitu THPPJ-BS. Aspek ini dapat
unggulan Kabupaten Cilacap yaitu Kelompok memperkuat capaian peningkatan
Tani Ngudi Rahayu I. Kelompok ini produktivitas dan daya saing kelompok tani
beranggotakan masing-masing 30 orang petani jagung berbasis “green technology”.
jagung. Luasan total tanam jagung kelompok
ini masing-masing sebesar 90 Ha dan 75 Ha.

ISSN: 2622-5646 (Online) 159


ISSN: 2721-0448 (Print)
Volume 5, Nomor 4, (2022)
http://dx.doi.org/10.36257/apts.vxix
pp 155-163

merupakan sistem pensuplai listrik yang


3. Tahap Perencanan Teknologi bersumber pada energi surya. Energi listrik
Pada tahap ini tim pelaksana secara yang dihasilkan oleh SEMS digunakan pada
partisipasif melibatkan kelompok tani jagung motor penggerak pada SHPPJ. SHPPJ bekerja
untuk menyadari dan mengajak berpikir melakukan pengupasan klobot jagung dan
rasional tentang masalah untuk meningkatkan memipil jagung. Luaran SHPPJ yaitu tongkol
daya saing kelompok tani jagung dan jagung, biji jagung, dan klobot jagung.
bagaimana mengatasinya. Sebagai upaya Penggunaan teknologi dapat meningkatkan
untuk mengatasi permasalahan tersebut, produktivitas pascapanen jagung tanpa harus
seluruh khalayak diajak berpikir, berdiskusi, melakukan proses pembukaan klobot di lahan
dan mengkaji bersama merumuskan beberapa yang membutuhkan waktu dan energi yang
solusi pengembangan THPPJ-BS. Alternatif besar. Penggunaan energi surya sangat ramah
solusi yang dirumuskan tentu lingkungan dan menghemat biaya produksi.
mempertimbangkan potensi sumberdaya Dengan demikian penggunaan teknologi ini
lokal. Kegiatan ini dilaksanakan untuk dapat meningkatkan daya saing produk.
mematangkan kembali alternatif solusi yang Jagung (lengkap dengan klobot)
telah dianalisis sebelumnya. dimasukkan ke dalam hoper dalam jumlah
banyak secara bersamaan. Setelah masuk
hoper, klobot terlepas akibat sistem gesekan
pada SHPPJ. Selanjutnya jagung dipipil untuk
memisahkan antara biji dengan tongkol
jagung. Klobot, tongkol, dan biji jagung
keluar pada tempat yang berbeda. Kecepatan
pengupasan klobot sebesar 3 ton/jam,
sedangkan kecepatan pemilipan sebesar 2
Gambar 3. Mengkaji bersama merumuskan ton/jam.
pengembangan THPPJ-BS Fotovoltaik memperoleh energi listrik
dari surya dan mengubah radiasi surya
4. Tahap Pencana Aksi Alih Teknologi tersebut menjadi arus listrik DC.
Pada tahap ini tim pelaksana membantu Solar Charge Controller mengatur arus
dan mendampingi kelompok tani jagung listrik untuk disalurkan kepada baterai guna
untuk melaksanakan solusi yang siap pengisian daya atau control pada pemakaian
diterapkan. Pada tahap ini dibuat jadwal baterai. Solar controller bekerja secara
pelaksanaan kegiatan Program Kemitraan otomatik untuk mengatur pengisian daya
Masyarakat untuk rancangbangun teknologi, baterai ketika pengisian telah penuh.
pendidikan masyarakat kelompok tani jagung Daya baterai dengan kapasitas yang telah
Desa Mentasan, Kecamatan Kawunganten, disesuaikan berfungsi untuk menyimpan daya
Kabupaten Cilacap. tampung energi yang dihasilkan. Solar
Inverter berfungsi untuk mengubah listrik DC
menjadi listrik AC (bertegangan 220~240v),
selanjutnya digunakan pada motor penggerak
pada sistem SHPPJ.

5. Tahap Penerapan Teknologi


Gambar 4. Rencana aksi alih teknologi pada Tahap ini merupakan salah satu tahap
kegiatan PKM terpenting dalam penerapan THPPJ-BS di
Kelompok Tani Ngudi Rahayu I. Pada tahap
THPPJ-BS terdiri atas dua sistem, yaitu: ini diupayakan mencapai dan menemukan
sistem Solar Electric Motor System (SEMS) Kelompok Tani Jagung Ngudi Rahayu I yang
sebagai sumber energi dan Sistem Hibrida mampu menjaga keberlangsungan THPPJ-BS.
Pengupas dan Pemipil Jagung (SHPPJ) Pada tahap ini dilaksanakan kegiatan
sebagai pengupas dan pemipil. SEMS

ISSN: 2622-5646 (Online) 160


ISSN: 2721-0448 (Print)
Volume 5, Nomor 4, (2022)
http://dx.doi.org/10.36257/apts.vxix
pp 155-163

pendidikan masyarakat, rancangbangun, dan perencanana kebutuhan pelaksana. Hasil yaitu


pengoperasian THPPJ-BS. komposisi evaluasi yang diukur dan dinilai
berdasarkan hasil luarannya dan mampu
diduga nilai, manfaat, peluang, dan
signifikannya.

Gambar 5. Penerapan teknologi pada


kegiatan PKM

6. Tahap Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilakukan kelompok
tani jagung bersama seluruh tim pengusul
sejak mulai THPPJ-BS yang diterapkan
sampai selesai. Keterlibatan kelompok tani Gambar 7. Evaluasi kegiatan PKM
jagung dalam kegiatan ini ditujukan untuk menggunaan metode CIPP
melakukan pengawasan internal yang
diharapkan berlangsung dalam jangka waktu Tabel 1. Kategori Tingkatan Persentase
panjang. Pada tahap evaluasi model dikoreksi, No. Rentang Nilai (%) Keterangan
didiskusikan, dan dikaji bersama untuk 1 81-100 Sangat baik
mengetahui kelemahannya yang perlu 2 61-80 Baik
diperbaiki. 3 41-60 Cukup baik
4 21-40 Kurang baik
5 1-20 Tidak baik
Sumber: [15]

Tabel 2. Tabulasi evaluasi kegiatan PKM


Persentase
No. Indikator Kriteria
skor
1 Context 77,4 Baik
Gambar 6. Konsep model evaluasi 2 Input 74,4 Baik
menggunakan CIPP (Context, Input, Process, 3 Process 85,1 Sangat
and Product) Baik
4 Product 86,6 Sangat
Model evaluasi yang digunakan dalam Baik
PKM ini adalah model evaluasi CIPP [14].
Rerata 80,88 Baik
Model evaluasi CIPP terdiri atas evaluasi
konteks (context), evaluasi masukan (input),
Berdasarkan hasil analisis evaluasi
evaluasi proses (process) dan evaluasi produk
menggunakan CIPP, diperoleh rata-rata
(product). [15] menyampaikan bahwa model
pencapaian pelaksanaan kegiatan PKM
CIPP mempunyai komponen khusus untuk
dengan persentase 80,88% termasuk dalam
dalam evaluasi, yaitu konteks, masukan,
kategori Baik. Selanjutnya, hasil evaluasi ini
proses, dan hasil. Komponen konteks
menjadi acuan dalam peningkatan kualitas
membantu terhadap kebutuhan pelaksana
pada kegiatan PKM-PKM selanjutnya melalui
guna mengidentifikasi proses kegiatan dan
Context, Input, Process, dan Product (CIPP).
kebutuhan khalayak sasaran. Masukan yaitu
komposisi evaluasi guna menentukan
5. KESIMPULAN
perencanaan terbaik untuk mengetahui
kebutuhan. Proses yaiyu komponen evaluasi Peningkatan daya saing kelompok tani
untuk menjaga perencanaan dan hambatan Ngudi Rahayu I Kabupaten Cilacap, Provinsi
sebuah proses, serta mengidentifikasi Jawa Tengah telah dilakukan pada pada aspek

ISSN: 2622-5646 (Online) 161


ISSN: 2721-0448 (Print)
Volume 5, Nomor 4, (2022)
http://dx.doi.org/10.36257/apts.vxix
pp 155-163

peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan Desember 2020, Purwokerto, Indonesia.


kualitas produk. Penerapan “Green pp. 42-46.
Technology” berbasis Teknologi Hibrida [7] Suharjito, Machfud, Haryanto, B.,
Pengupas dan Pemipil Jagung Berenergi Sukardi, and Marimin. 2012.
Surya (THPPJ-BS) di lokasi memperkuat Pemodelan Optimasi Mitigasi Risiko
peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan Rantai Pasok Produk/Komoditas Jagung.
kualitas produk pada kelompok tani ini. Hasil Agritech (31) 03: 215-227.
evaluasi CIPP menunjukkan bahwa kegiatan [8] Puspitasari, N.B., Rumita. R., and
PKM telah dilaksanakan dengan baik. Pratama, G.Y. 2013. Pemilihan Strategi
Bisnis dengan Menggunakan QSPM
6. UCAPAN TERIMA KASIH (Quantitative Strategic Planning Matrix)
Terima kasih yang sebesar-besarnya dan Model MAUT (Multi Attribute
kepada DRTPM (Direktorat Riset, Teknologi, Utility Theory) (Studi Kasus pada Sentra
dan Pengabdian kepada Masyarakat), Industri Gerabah Kasongan, Bantul,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Yogyakarta). Jurnal Teknik Industri, (8)
dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, 3: 171-180.
Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik [9] Baptista, S.L, Carvalho, L.C., Romaní, A.,
Indonesia atas biaya Penelitian Dosen Pemula and Dominguesa, L. 2020.
pada tahun anggaran 2022. Development of a sustainable bioprocess
based on green technologies for xylitol
7. REFERENSI production from corn cob. Industrial
[1] BPS Kabupaten Cilacap, 2021. Cilacap Crops and Products, 15(1): 112867.
dalam Angka. BPS Cilacap. Cilacap. [10] Asy’ari, H. and Jatmiko. 2015. Desain
Indonesia. Pemipil Jagung dengan Sumber Energi
[2] Nugroho, F., Abdillah, F., Nadia, Anisa, Tenaga Surya dan Energi Listrik PLN.
Rohaeni, A., Karisma, N., Firera, H., Emitor 15(2): 47-52.
Zakiy, A., Nassandi, D.E., Praboyo, A., [11] FAO, UN. 2018. Participatory Rural
and Safitri, I.E. 2022. Inovasi Appraisal (PRA) Manual. New York.
pengolahan kopi susu gula aren di desa USA.
gudang. Aptekmas. 5(1): 142-146. [12] Kamil, I., Hadiguna, R.A., Yuliandra, B.,
[3] Yuliati, L., Destiana, R., Wibosono, S., Alius, M., and Halim, I. 2017. Studi
Riniati. 2022. Pengembangkan Inovasi peningkatan daya saing industri dan
Pengemasan dan Pemasaran Royal penguatan inovasi IKM alat dan mesin
Catering pada Masa Pandemi Covid-19. pertanian Sumatera Barat. Prosiding
Aptekmas. 5(2): 165-170. SNTI dan SATELIT 2017. 3 Maret 2017,
[4] Aldillah, R. 2017. Strategi Malang, Indonesia. pp. F164-170.
Pengembangan Agribisnis Jagung Di [13] Lara S.C., Crispín, A.F., and Téllez,
Indonesia. Analisis Kebijakan M.C.L. 2018. Participatory rural
Pertanian, 15(1): 43-66. appraisal as an educational tool to
[5] Rasid, M., Mardiana, and Choiruddin. empower sustainable community
2022. Aplikasi Penggunaan Mesin processes. Journal of Cleaner
Pemisah Ampas dan Filtrat Kacang Production. 172(20): 4254-4262.
Kedelai untuk Produksi Tahu di [14] Hakan, K. and Seval, F. 2011. CIPP
Kecamatan Talang Kelapa Banyuasin evaluation model scale: development,
Sumatera –Selatan. Aptekmas. 5(1): reliability and validity. Procedia Social
136-141. and Behavioral Sciences. 15 (2011)
[6] Ropiudin and Syska, K. 2020. 592–599.
Pengembangan Teknologi Hibrida [15] Molope, M. and Oduaran, A. 2019.
Pengupas dan Pemipil Jagung Berenergi Evaluation of the community
Surya. Prosiding Seminar Nasional development practitioners’ professional
Akselerasi Teknologi Pangan dan development programme: CIPP model
Industri Perdesaan (SNATPIP) 2020. 12

ISSN: 2622-5646 (Online) 162


ISSN: 2721-0448 (Print)
Volume 5, Nomor 4, (2022)
http://dx.doi.org/10.36257/apts.vxix
pp 155-163

application. Development in Practice.


29(8): 194-206.

ISSN: 2622-5646 (Online) 163


ISSN: 2721-0448 (Print)

You might also like