Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Laporan 2 Rak Piring Rapih Kelompok 3

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 42

LAPORAN 2

PERENCANAAN PRODUK RAK PIRING BERSIH (RAPIH)


PERANCANGAN DAN APLIKASI SISTEM TEKNIK INDUSTRI 1
(PASTI 1)
Diajukan sebagai syarat kelulusan mata kuliah
Perancangan & Aplikasi Sistem Teknik Industri 1

Disusun Oleh:

Genta Dwi Farhan 41622110028


Edward Alfandi 41622110029
Muhammad Restu Awal Pambudi 41622110032

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyusun tugas
Laporan 2 Mata Kuliah PERANCANGAN DAN APLIKASI SISTEM TEKNIK
INDUSTRI 1 (PASTI 1) ini dengan baik serta tepat waktu.
Laporan ini dibuat sebagai acuan atau syarat dalam pembelajaran mahasiswa Teknik
Industri dalam membuat sebuah rancangan produk jadi sesuai dangan Langkah-langkah
pembuatan produk. Semoga Laporan ini dapat bermanfat serta menjadi informasi dan
pengetahuan baru untuk yang membacanya. Penulis menyadari jika masih banyak
kekurangan dalam menyusun Laporan PERANCANGAN DAN APLIKASI SISTEM
TEKNIK INDUSTRI 1 (PASTI 1).
Oleh sebab itu, kritik serta saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan
guna kesempurnaan penulisan laporan ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Puspita Dewi, ST, M.T selaku dosen pengampu mata kuliah Perancangan dan
Aplikasi SistemTeknik Industri (PASTI I) yang telah membimbing kami dalam
penyusunan laporan ini, serta pihak-pihak yang turut memberikan dukungan kepada
penulis dalam menyelesaikan PERANCANGAN DAN APLIKASI SISTEM TEKNIK
INDUSTRI 1 (PASTI 1). Atas perhatian serta waktunya, penulis sampaikan banyak
terima kasih.

Tangerang, 23 Juni 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR v

DAFTAR TABEL vi

BAB 1 PEMBANGKITAN PRODUK 1

1.1 Fase Nigel Cross Lengkap 1

1.1.1 Clarifying Objectives ( Klarifikasi Tujuan ) 1

1.1.2 Establishing Functions ( Penetapan Fungsi ) 1

1.1.3 Setting Requairement (Penetapan Spesifikasi) 1

1.1.4 Determining Charactristics (Penentuan Karakteristik) 2

1.1.5 Generating Alternatives (Pembangkitan Alternatif) 2

1.1.6 Evaluating Alternatives (Evaluasi Alternatif) 3

1.1.7 Improving Details (Penyempurnaan Perancangan) 3

1.2 Fase Klasifikasi Tujuan 4

1.3 Fase Penetapan Fungsi 5

1.4 Fase Penetapan Kebutuhan 6

BAB 2 FASE PERANCANGAN PRODUK DENGAN QFD 9

2.1 Langkah – Langkah Pembuatan HOQ (House of Quality) 9

2.1.1 Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan 10

2.1.2 Membuat "Voice of Customer" (VoC) 10

2.1.3 Mengidentifikasi karakteristik produk 10

2.1.4 Membuat "Relationship Matrix" 10

2.1.5 Menentukan bobot relative 10

iii
2.1.6 Membuat "Technical Descriptors" 11

2.1.7 Membuat "Interrelationship Matrix" 11

2.1.8 Menentukan target desain 11

2.2 Voice of Customer / Customer Needs 11

2.3 Respon Teknis / Technical Requirements 17

2.4 Matriks Hubungan (Relationship Matrix) antara VOC dan Respon Teknis 18

2.5 Benchmarking 19

2.6 Technical Benchmarking 21

2.7 Correlation 22

2.8 Importance of Technical 24

2.9 House of Quality Produk Terpilih 25

BAB 3 FASE PEMBANGKITAN ALTERNATIF 26

3.1 Pembuatan Morphological Chart 26

3.2 Hasil Morphological Chart 28

BAB 4 29

FASE EVALUASI ALTERNATIF 29

4.1 Hierarki Pengembangan Produk 29

4.1 Evaluasi Alternatif Produk dengan AHP 29

BAB 5 34

KESIMPULAN DAN SARAN 34

5.1 Kesimpulan 34

5.2 Saran 34

DAFTAR PUSTAKA 36

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Bagian-bagian dalam HOQ 9


Gambar 2. 2 Voice of Customer / Customer Needs 17
Gambar 2. 3 Respon Teknis 18
Gambar 2. 4 Hubungan VOC dengan Respon Teknis HOQ 19
Gambar 2. 5 Benchmarking Produk Inovasi vs Kompetitor 20
Gambar 2. 6 Competitive Analysis 20
Gambar 2. 7 Hasil Technical Benchmarking 22
Gambar 2. 8 Hasil Hubungan Antar Karakteristik Teknis untuk HOQ 23
Gambar 2. 9 HOQ Produk Terpilih 25
Gambar 3. 1 Morphological Chart Rak Piring Bersih 27
Gambar 4. 1 Struktur Hierarki Produk RAPIH 29
Gambar 4. 2 Nilai C.I berdasarkan N 31

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Black Box Rak Piring Bersih 5


Tabel 1. 2 Fungsi Spesifikasi 7
Tabel 1. 3 Tabel Performasi Produk 7
Tabel 1. 4 Performasi Kebutuhan 8
Tabel 2. 1 Atribut Produk Rak Piring Bersih 12
Tabel 2. 2 Pernyataan Konsumen 13
Tabel 2. 3 Pertanyaan Kuesioner Tertutup 14
Tabel 2. 4 Rekapitulasi Kuesioner Tertutup 14
Tabel 2. 5 Voice of Customer (VOC) 16
Tabel 2. 6 Simbol menentukkan hubungan antara VOC dengan respon teknis 18
Tabel 2. 7 Technical Benchmarking 22
Tabel 2. 8 Simbol Hubungan Antar Karakteristik Teknis untuk HOQ 23
Tabel 2. 9 Importance of Technical 24
Tabel 3. 1 Cara Mencapai Fungsi dan Tujuan 27
Tabel 4. 1 Rekapitulasi Level 1 (Klasifikasi) 29
Tabel 4. 2 Rekapitulasi Level 2 (Atribut) 30
Tabel 4. 3 Nilai Elgen Level 1 (Klasifikasi) 31
Tabel 4. 4 Nilai Elgen Level 2 (Atribut) 32

vi
BAB 1 PEMBANGKITAN PRODUK

1.1 Fase Nigel Cross Lengkap

Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan ini adalah metode rasional
yang dibuat oleh Cross Nigel (1994). Metode rasional dipilih karena merupakan metode
yang sistematis dan berhubungan langsung dengan konsumen, adapun tahapan-tahapan
dalam metode rasional adalah sebagai berikut:

1.1.1 Clarifying Objectives ( Klarifikasi Tujuan )

Tahap pertama yang dilakukan pada proses perancangan dengan metode rasional
adalah mengklarifikasi tujuan yang hendak dicapai. Metode yang digunakan pada tahap
ini adalah objective tree (pohon tujuan) yang bertujuan untuk menjelaskan objek dan
sub objek dalam perancangan rak piring bersih. Input dari tahap ini adalah faktor-faktor
apa saja yang diinginkan oleh konsumen pada produk yang akan dirancang. Informasi
tersebut didapatkan dari hasil kuesioner tertutup dengan jumlah responden sebanyak 30
responden. Output dari tahap ini melalui objective tree akan menghasilkan poin-poin
apa saja yang harus ada pada produk rak piring bersih.

1.1.2 Establishing Functions ( Penetapan Fungsi )

Tahap selanjutnya akan dilakukan penetapkan fungsi –fungsi pada produk yang
hendak dirancang. Metode yang digunakan pada tahap ini adalah analisis fungsional
yang bertujuan untuk menetapkan fungsi yang diperlukan dan batasan perancangan
produk rak piring bersih. Rak piring bersih yang akan dirancang digambarkan dalam
sebuah black box yang kemudaian dari black box tersebut akan diterjemahkan kedalam
transparent box. Input dari tahap ini berupa bentukan awal (input) dan bentukan akhir
(output) dari material yang hendak di proses oleh black box rak piring bersih rancangan.
Output dari tahap ini ialah langkah-langkah tahapan proses yang akan dilakukan oleh
produk yang merupakan terjemahan dari black box menjadi tran sparent box.

1.1.3 Setting Requairement (Penetapan Spesifikasi)

Tahap selanjutnya setelah mengetahui fungsi dari produk rak piring bersih adalah
melakukan Setting Requairement. Tahapan ini membuat daftar tuntutan yang

1
menjelaskan spesifikasi tepat dari solusi desain. Metode yang digunakan pada tahap ini
adalah spesifikasi performasi yang bertujuan untuk membuat spesifikasi kerja yang
akurat dari suatu solusi rancangan produk rak piring bbersih. Input dari tahapan ini ialah
hasil pengolahan data objective tree pada tahapan pertama. Output dari tahapan ini
melalui spesifikasi performasi akan menghasilkan daftar tuntutan dan keinginan yang
tersaji dalam sebuah tabel. Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat diketahui dengan
jelas apa saja yang menjadi tuntutan dan keinginan konsumen untuk merancang mesin
pengering cengkeh ini.

1.1.4 Determining Charactristics (Penentuan Karakteristik)

Tahap selanjutnya bertujuan untuk menentukan target karakteristik teknis dari


produk yang hendak dicapai. Metode yang digunakan pada tahap ini adalah metode
QFD (Quality Function Deployment) untuk menyusun konsep perancangan dan
pengembangan produk rak piring bersih. Metode ini berorientasi pada keinginan dan
kebutuhan konsumen. Metode QFD nantinya akan menghasilkan House of Quality
(HOQ). Input dari QFD adalah tuntutan konsumen dan karakteristik produk rak piring
bersih yang hendak dirancang yang berasal dari output tahapan sebelumnya. QFD akan
menghubungkan tuntutan konsumen dan karakteristik produk tersebut dengan proses
pembobotan yang tergambar dalam sebuah tabel. Pembobotan diantara keduanya
didasarkan pada data yang didapat dari proses kuesioner tertutup. Output pada tahapan
ini ialah beberapa atribut sesungguhnya dari produk rak piring bersih yang merupakan
kesimpulan dari matrik keterkaitan di tabel pembobotan.

1.1.5 Generating Alternatives (Pembangkitan Alternatif)

Tahap selanjutnya akan dilakukan pembangkitan alternatif yang bertujuan untuk


mendapatkan beberapa solusi desain produk. Metode yang digunakan pada tahap ini
adalah morphological chart. Input dari tahap ini ialah beberapa atribut produk yang
dihasilkan oleh QFD dari tahapan sebelumnya. Morphological chart akan
menghubungkan solusi-solusi yang dibangkitkan dari atribut produk dengan sub fungsi
untuk mendapatkan alternatif desain mesin yang akan dibuat dalam bentukan sebuah
tabel. Alternatif desain yang dihasilkan oleh Morphological chart merupakan outputan
dari tahapan ini.

2
1.1.6 Evaluating Alternatives (Evaluasi Alternatif)

Tahap selanjutnya akan dilakukan evaluasi dan penilaian terhadap beberapa


alternatif desain yang dihasilkan oleh Morphological chart. Evaluasi dan penilaian
dilakukan berdasarkan pada keinginan konsumen dengan mempertimbangkan faktor
teknis dan biaya. Metode yang digunakan pada tahap ini adalah weighted objective.
Output dari tahapan ini adalah satu alternatif desain terpilih yang akan dibuat secara
lebih ditail pada tahapan selanjutnya.

1.1.7 Improving Details (Penyempurnaan Perancangan)

Tahap improving details merupakan tahapan akhir dalam tahapan metode rasional.
Tahapan yang dilakukan adalah penyempurnaan rancangan dari kesimpulan alternatif
desain terpilih yang telah diperoleh dari analisa pembobotan. Metode yang digunakan
pada tahap ini adalah value engineering yang bertujuan untuk meningkatkan atau
mempertahankan nilai produk bagi para pembeli sementara mengurangi biaya menjadi
seminimal mungkin pada pembuatan produk rak piring bersih. Semua bentuk modifikasi
biasanya dapat dibagi ke dalam dua tipe, yaitu modifikasi yang bertujuan meningkatkan
nilai produk untuk pembeli dan mengurangi biaya bagi produsen.
Langkah pengembangan rancangan ini menggunakan metode teknik nilai. Metode
teknik nilai ini bertujuan untuk meningkatkan atau mempertahankan nilaiproduk bagi
pembeli dan mengurangi biaya bagi produsen. Prosedur pelaksanaan metode ini adalah:
1. Membuat daftar komponen suatu produk dan mengidentifikasi fungsi daritiap
komponen.
2. Menentukan nilai dari fungsi yang diidentifikasi. Nilai inilah yang
diperhatikan oleh pelanggan.
3. Menentukan biaya komponen, setelah diselesaikan dan dipasang.
4. Mencari cara mengurangi biaya tanpa menurunkan nilai, atau menambah nilai
tanpa memperbesar biaya.
5. Mengevaluasi alternatif dan menyeleksi pengembangan.

3
1.2 Fase Klasifikasi Tujuan

Langkah pertama yang penting dalam merancang adalah berupaya untuk


memperjelas tujuan perancangan. Pada kenyataannya, sangat membantu dalam hasil di
tiap langkah hingga hasil yang diharapkan. Akhir dari klarifikasi tujuan ini adalah
sekumpulan tujuan perancangan objek yang harus dibuat walaupun tujuan-tujuan yang
dibuat itu mungkin saja berubah dalam proses perancangan berikutnya.
Metode pohon tujuan memberikan bentuk dan penjelasan dari pernyataan tujuan.
Metode ini menunjukkan tujuan dan sasaran yang akan dicapai dengan berbagai
pertimbangan. Prosedur pembuatan pohon tujuan ini adalah :
1. Membuat daftar tujuan perancangan
2. Susun daftar dalam urutan tujuan dari higher-level kepada lower-level
3. Gambarkan sebuah diagram pohon tujuan, untuk menunjukan hubungan-
hubungan yang hierarki

Gambar 1. 1 Pohon Tujuan

4
1.3 Fase Penetapan Fungsi

Dari metode pohon tujuan, dapat dilihat maksud dari permasalahan yang ada
mempunyai banyak tingkatan-tingkatan perbedaan yang umum maupun secara rinci.
Dengan nyata, tingkat setiap permasalahan memberi arti sangat penting bagi atau oleh
perancang. Langkah selanjutnya adalah menetapkan fungsi. Penetapan Fungsi
digunakan untuk menetapkan fungsi-fungsi yang diperlukan dan batas-batas sistem
dalam perancangan produk, pada langkah ini digunakan metode analisis fungsi yang
menggambarkan sistem input output dari proses pembuatan produk dengan prinsip
Black Box.
Pada langkah ini digunakan metode analisis fungsional yang menggambarkan
sistem input-output dari proses pembuatan produk dengan prinsip Black Box dan Block
Diagram. Metode analisis fungsional menawarkan seperti memper-timbangkan fungsi
esensial alat, hasil atau produk atau sistem yang dirancang harus memuaskan, tidak
masalah komponen fisik apa yang seharusnya digunakan.
Tabel 1. 1 Black Box Rak Piring Bersih

INPUT BLACK BOX OUTPUT


1. Bahan 1. Pembuatan kerangka • Waste berupa
a) Bahan Utama rak piring gram/serpihan
• Pipa stainless steel • Pengukuran pipa besi
• 3/8” dan 1mm stainless dengan • Scrap produk
• Plat stainless steel meteran besi
1mm • Pembuatan adjuster • Produk rak piring
• Baut tinggi rak portable
b) Bahan Tambahan • Pemotongan pipa
• Cat besi stainless menggunakan
• Roda gerinda
• Pengelasan rangka
• Pengecatan
2. Pembuatan

5
2. Peralatan penampung air
• Gerinda • Pengukuran plat
• Meteran stainless lembaran
• Martil dengan meteran
• Bor • Pemotongan plat
• Las listrik stainless dengan

• Amplas gerinda

• Kuas • Pengelasan
penampung air dengan
rangka
• Pengecatan
3. Pemasangan roda
• Pengukuran sudut
dudukan roda
• Pengelasan dudukan
roda
• Pemasangan roda
dengan baut
• Cek keseratan roda

4. Assembly semua part


menjadi rak piring
utuh.

1.4 Fase Penetapan Kebutuhan

Setelah fungsi ditetapkan, langkah selanjutnya adalah fase penetapan kebutuhan


yang berfungsi untuk membuat spesifikasi pembuatan yang akurat untuk desain atau
rancangan. Metode yang digunakan adalah Performance Specification Model. Berikut

6
adalah hasil dari langkah-langkah pada fase penetapan kebutuhan pada produk Rak
Piring Bersih:
1. Membuat level generalitas yang berbeda-beda dari solusi rancangan yang dapat
diterapkan. Produk alternatif yaitu produk Rak Piring Bersih yang memiliki
banyak fitur, desain yang minimalis dan modern.
Jenis produk:
➢ Rak Piring Bersih yang memiliki desain yang minimalis dan modern.
➢ Rak Piring Bersih yang memiliki banyak fitur.
➢ Harga yang bersaing.
a. Fungsi spesifikasi:
Tabel 1. 2 Fungsi Spesifikasi

Fungsi Utama Rak cuci piring


Bahan Besi/Stainless Steel
Warna Putih atau Custom
Fitur Penampung air, Roda yang dapat dikunci,
Adjuster tinggi rak
Bentuk Produk Minimalis
Kualitas Produk Kokoh dan Anti karat
Harga Kompetitif ≤ Rp. 150.000

2. Menentukan level generalitas untuk dioperasikan:


➢ Produk Rak Piring Bersih yang memiliki desain yang minimalis dan
modern.
➢ Produk Rak Piring Bersih memiliki banyak fitur.
➢ Produk Rak Piring Bersih memiliki harga yang bersaing.
3. Mengidentifikasi performansi atribut produk yang diperlukan.
Hasil analisa dengan 5W terhadap produk Rak Piring Bersih dapat dilihat pada Tabel 3
dibawah ini.
Tabel 1. 3 Tabel Performasi Produk

What (Apa) Produk yang akan dibuat adalah Rak piring multifungsi

7
Produk Rak piring ini ditujukan untuk semua kalangan
Who (Siapa)
status ekonomi khususnya kalangan ibu rumah tangga
Produk ini dibuat sebagai inovasi produk rak cuci piring
Why ( Mengapa)
yang sudah ada
Produk Rak piring ini dapat diperoleh secara Pre Order
Where (Dimana)
atau PO
Produk Rak piring ini dapat digunakan ketika seseorang
When (Kapan) selesai mencuci piring dan membutuhkan tempat
penyimpanan piring
Produk Rak piring ini dibuat melalui tahap pembuatan
How (Bagaimana) design, pembuatan komponen rangka, perakitam rangka
dan finishing

5. Menetapkan peformansi kebutuhan untuk setiap atribut secara lengkap

Demand (D) : berasal dari pihak konsumen


Wishes (W) : berasal dari pihak perancang
Tabel 1. 4 Performasi Kebutuhan

No D atau W Syarat
1 D Produk yang dibuat berkualitas dan tahan lama
2 W Memiliki beberapa fitur baru (inovasi produk)
3 W Produk jadi berbahan dasar stainless steel
4 D Warna putih ataupun custom
5 W Dimensi produk: P:35 cm, L:20 cm
6 W Terdapat tempat penampungan air
7 D Tinggi rak piring ideal
8 D Estimasi harga sekitar Rp 50.000 - Rp 150.000
Dapat membantu kegiatan rumah tangga (penyimpanan piring
9 D
bersih)

8
BAB 2 FASE PERANCANGAN PRODUK DENGAN QFD

2.1 Langkah – Langkah Pembuatan HOQ (House of Quality)

HOQ (House of Quality) adalah salah satu alat yang digunakan dalam manajemen
kualitas untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan menerjemahkannya ke dalam
spesifikasi teknis yang dapat diukur. Dalam menyusun House of Quality, hal penting
yang dilakukan adalah melihat hubungan antara respon teknikal dan atribut produk atau
pelayanan. Hubungan tersebut disusun dalam bentuk matriks. Matriks ini menilai kuat
tidaknya hubungan antara respon teknikal dan atribut produk atau pelayanan yang
merupakan kebutuhan customer.

Gambar 2. 1 Bagian-bagian dalam HOQ

9
Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatan HOQ secara lengkap dan terperinci:

2.1.1 Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan

Langkah pertama adalah mengidentifikasi kebutuhan dan preferensi pelanggan. Ini


dapat dilakukan melalui wawancara, survei, kelompok fokus, atau melalui data yang
telah dikumpulkan sebelumnya. Kebutuhan pelanggan harus dinyatakan dengan jelas
dan spesifik.

2.1.2 Membuat "Voice of Customer" (VoC)

Mengumpulkan data kebutuhan pelanggan dan menerjemahkannya ke dalam


pernyataan yang konkret. Pernyataan ini harus mencakup apa yang diinginkan oleh
pelanggan, misalnya fitur, kualitas, kinerja, atau atribut lain yang relevan. VoC juga
dapat disajikan dalam bentuk tabel atau daftar untuk mempermudah pemahaman.
Kebutuhan konsumen yang didapatkan melalui kuisioner terbuka kemudian
dikonfirmasi oleh kuisioner tertutup.

2.1.3 Mengidentifikasi karakteristik produk

Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi karakteristik atau atribut produk yang


relevan dengan kebutuhan pelanggan. Atribut ini dapat berupa fitur produk, spesifikasi
teknis, atau kriteria lain yang dapat diukur. Atribut ini harus ditentukan dengan jelas dan
terukur.

2.1.4 Membuat "Relationship Matrix"

Membuat matriks hubungan untuk menentukan hubungan antara kebutuhan


pelanggan dan atribut produk. Dalam matriks ini, setiap kebutuhan pelanggan dikaitkan
dengan atribut produk yang relevan. Hubungan ini dinyatakan dalam bentuk skala atau
nilai yang menunjukkan tingkat hubungan antara kebutuhan pelanggan dan atribut
produk.

2.1.5 Menentukan bobot relative

Memberikan bobot relatif kepada setiap kebutuhan pelanggan dan atribut produk
berdasarkan tingkat kepentingannya. Bobot ini menggambarkan sejauh mana setiap

10
elemen berkontribusi terhadap kepuasan pelanggan. Bobot dapat diberikan dalam
bentuk persentase atau skala lainnya.

2.1.6 Membuat "Technical Descriptors"

Mengidentifikasi spesifikasi teknis yang relevan untuk setiap atribut produk.


Spesifikasi ini haruslah terukur dan dapat diverifikasi. Misalnya, jika salah satu atribut
adalah kecepatan, spesifikasi teknisnya bisa berupa "kecepatan maksimum 100
km/jam".

2.1.7 Membuat "Interrelationship Matrix"

Membuat matriks interaksi untuk menentukan hubungan antara setiap atribut


produk. Matriks ini menunjukkan sejauh mana setiap atribut saling mempengaruhi.
Hubungan ini dinyatakan dalam bentuk skala atau nilai yang menunjukkan tingkat
hubungan antara atribut produk.

2.1.8 Menentukan target desain

Dalam langkah ini, target desain ditentukan berdasarkan analisis matriks hubungan dan
matriks interaksi. Tujuannya adalah mencapai keselarasan antara kebutuhan pelanggan
dan atribut produk. Target desain dapat berupa nilai kuantitatif yang harus dicapai untuk
masing-masing atribut.

2.2 Voice of Customer / Customer Needs

Voice of Customer (VOC) adalah istilah yang digunakan dalam manajemen kualitas
untuk menggambarkan pendekatan yang berfokus pada kebutuhan, preferensi, dan
harapan pelanggan. VOC adalah proses pengumpulan, analisis, dan interpretasi data
yang berkaitan dengan kebutuhan dan persepsi pelanggan terhadap produk atau layanan
yang ditawarkan.
Tujuan dari Voice of Customer (VOC) adalah untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih baik tentang kebutuhan, preferensi, dan harapan pelanggan terhadap produk atau
layanan yang ditawarkan. Dengan memperoleh informasi langsung dari pelanggan,
perusahaan dapat:
1. Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan

11
VOC membantu perusahaan untuk mengidentifikasi kebutuhan utama pelanggan dan
memahami apa yang mereka inginkan dari produk atau layanan tersebut. Hal ini
memungkinkan perusahaan untuk fokus pada aspek yang penting bagi pelanggan dan
menghindari mengalokasikan sumber daya untuk fitur yang tidak diinginkan.
2. Meningkatkan kepuasan pelanggan
Dengan memahami kebutuhan dan preferensi pelanggan, perusahaan dapat merancang
dan mengembangkan produk atau layanan yang lebih memenuhi harapan pelanggan.
Dalam jangka panjang, ini dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, memperkuat
loyalitas, dan mendukung retensi pelanggan.
3. Mengidentifikasi peluang inovasi
VOC membantu perusahaan untuk menemukan peluang inovasi dan pengembangan
produk baru. Dengan memahami apa yang diinginkan oleh pelanggan, perusahaan dapat
mengidentifikasi kekurangan atau celah dalam produk atau layanan yang ada, dan
mengembangkan solusi baru yang memenuhi kebutuhan pelanggan dengan lebih baik.
4. Meningkatkan diferensiasi kompetitif
Dengan menggunakan VOC, perusahaan dapat menciptakan keunggulan kompetitif
dengan menyesuaikan produk atau layanan mereka dengan kebutuhan pelanggan secara
lebih baik daripada pesaing. Hal ini dapat membantu perusahaan untuk membedakan
diri dan menarik pelanggan yang lebih banyak.
5. Mengurangi risiko dan biaya
Dengan memahami kebutuhan pelanggan sejak awal, perusahaan dapat mengurangi
risiko kegagalan pengembangan produk atau layanan yang tidak sesuai dengan
permintaan pasar. Dengan membangun produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan
pelanggan, perusahaan juga dapat mengurangi biaya yang terkait dengan perubahan atau
perbaikan setelah produk diluncurkan. Berdasarkan hasil kuesioner terbuka maka
didapatkan atribut produk Rak Piring Bersih (RAPIH) dan kebutuhan konsumen sebagai
berikut:
Tabel 2. 1 Atribut Produk Rak Piring Bersih
No Atribut
Primer Skunder Tersier
1 Fungsi Utama Tempat meletakan piring bersih

12
2 Desain Bahan Stainless steel
Dimensi 60 cm x 60 cm x 50 cm
Warna Putih
3 Fitur Tambahan Penampung air portable dan adjuster tinggi rak

4 Kualitas Daya tahan Tidak mudah rusak


5 Harga Terjangkau Rp 50.000 - Rp 150.000

Tabel 2. 2 Pernyataan Konsumen


No Pernyataan Konsumen terhadap Produk Rak Piring Bersih
Saya sangat tertarik dengan produk rak piring bersih yang memiliki konsep
1
minimalis dan futuristic.
Saya ingin inovasi rak piring bersih minimalis yang memiliki banyak fungsi
2
(multifungsi)
Saya ingin rak piring bersih yang memiliki fitur adjuster tinggi, penampung air
3
portable, dan memiliki roda.

4 Saya ingin produk rak piring bersih yang berkualitas.

5 Saya ingin bahan yang digunakan adalah stainless steel.

6 Saya ingin warna putih pada produk rak piring bersih.

7 Saya ingin kisaran harga Rp 50.000 – Rp 150.000.

8 Saya ingin produk rak piring bersih memiliki tinggi 50 cm.

9 Saya ingin produk rak piring bersih mempunyai dimensi 60 x 40 cm.

Kebutuhan konsumen yang dinyatakan dalam kuisioner terbuka, perlu di konfirmasi


melalu kuisioner tertutup. Hal tersebut untuk mengyakinkan produsen bahwa produk
yang akan diproduksi sesuai dengan harapan konsumen. Dari hasil kuisioner tertutup,
didapatkan kebutuhan konsumumen untuk atribut HOQ. Kebutuhan konsumen
berdasarkan kusioner tertutup dapat dilihat pada Tabel 2.4 di bawah.

13
Tabel 2. 3 Pertanyaan Kuesioner Tertutup
Bobot Penilaian
No. Pertanyaan
1 2 3 4 5
1 Apakah harga & kualitas merupakan pertimbangan anda
dalam membeli atau memilih sebuah produk rak piring?
2 Apakah desain rak piring dengan penambahan fitur
berupa adjuster tinggi rak dan penampung air portable
lebih disukai pengguna?
3 Apakah penambahan fitur berupa adjuster tinggi rak dan
penampung air portable dapat membantu pekerjaan
pengguna?
4 Apakah penampungan air perlu ada pada desain produk
rak piring?
5 Apakah stainless steel merupakan material yang cocok
untuk desain produk rak piring ?
6 Apakah 50 cm merupakan tinggi ideal yang digunakan
untuk desain produk rak piring ?
7 Apakah ukuran 60 cm x 60 cm merupakan dimensi ideal
yang digunakan untuk desain produk rak piring?
8 Apakah warna hitam adalah warna yang cocok untuk
desain produk rak piring ?
9 Apakah estimasi harga Rp. 100.000 – Rp. 150.000
merupakan nominal yang ideal untuk harga desain
produk rak piring ?

Tabel 2. 4 Rekapitulasi Kuesioner Tertutup

RESPONDEN Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9

1 5 4 4 5 3 4 4 4 4
2 4 4 4 5 3 5 5 3 5
3 5 5 5 4 5 5 4 5 3

14
4 4 4 4 4 3 4 4 5 4
5 5 5 5 4 4 4 4 4 4
6 4 4 4 4 4 4 4 3 4
7 5 5 5 5 5 5 5 5 4
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 4 4 4 4 3 4 4 4 3
10 4 4 3 3 4 4 3 4 4
11 4 4 4 4 4 3 3 4 3
12 4 4 4 4 3 3 3 5 5
13 5 4 4 4 4 4 4 4 4
14 5 5 5 5 5 5 5 5 5
15 4 4 4 4 4 4 4 4 5
16 4 4 4 5 5 4 4 5 5
17 5 5 5 5 5 5 5 5 5
18 4 4 4 4 4 3 3 3 5
19 5 4 4 5 3 4 4 4 4
20 4 4 4 5 3 5 5 3 5
21 5 5 5 4 5 5 4 5 3
22 4 4 4 4 3 4 4 5 4
23 5 5 5 4 4 4 4 4 4
24 4 4 4 4 4 4 4 3 4
25 5 5 5 5 5 5 5 5 4
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4
27 4 4 4 4 3 4 4 4 3
28 4 4 3 3 4 4 3 4 4
29 4 4 4 4 4 3 3 4 3
30 5 4 4 5 3 4 4 4 4
Rata-rata 4.40 4.27 4.20 4.27 3.90 4.13 4.00 4.17 4.07

Total 132 128 126 128 117 124 120 125 122
Sangat Setuju
12 8 8 10 7 8 6 10 8
(5)

15
Setuju (4) 18 22 20 18 13 18 18 15 16
Kurang
0 0 2 2 10 4 6 5 6
Setuju (2)
Tidak Setuju
0 0 0 0 0 0 0 0 0
(1)
Sangat Tidak
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Setuju (0)

Data yang diperoleh di atas adalah data mentah . Produsen perlu mengklasifikan
sehingga diperoleh bahasa konsumen yang terstrukur dan dapat digunakan dalam HOQ.
Tabel 2. 5 Voice of Customer (VOC)

Responden
No Customer Need Importance Rank
1 2 3 4 5

Rak piring bersih yang berkualitas


1 0 0 0 18 12 4.40 1
dan tahan lama

Memiliki beberapa fitur tambahan /


2 0 0 0 22 8 4.27 2
fitur inovasi

3 Terdapat penambahan fitur yang 0 0 2 20 8 4.20 3


membantu kegiatan rumah tangga
Rak piring yang memiliki tampungan
4 0 0 2 18 10 4.27 2
air saat piring ditiriskan

Material Stainless Steel merupakan


5 0 0 10 13 7 3.90 8
bahan yang cocok untuk digunakan

Produk rak piring yang dibuat


6 0 0 4 18 8 4.13 5
memiliki tinggi yang ideal

Dimensi produk rak piring yaitu


7 0 0 6 18 6 4.00 7
40x60 cm

8 Memiliki beberapa pilihan warna 0 0 5 15 10 4.17 4

Harga produk yang dibuat memiliki


9 kisaran harga Rp.50.000 s/d 0 0 6 16 8 4.07 6
Rp.150.000

16
Berdasarkan hasil klasifikasi di atas, maka Voice of Customer (VOC) pada HOQ dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2. 2 Voice of Customer / Customer Needs


2.3 Respon Teknis / Technical Requirements

Technical requirements dalam House of Quality (HOQ) adalah spesifikasi teknis


yang ditentukan untuk setiap atribut produk yang relevan dengan kebutuhan pelanggan.
Technical requirements secara khusus menggambarkan karakteristik atau parameter
teknis yang harus dicapai oleh produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Pada langkah-langkah pembuatan HOQ, setelah identifikasi kebutuhan pelanggan,
langkah-langkah berikutnya termasuk menentukan karakteristik atau atribut produk
yang relevan dan kemudian mengidentifikasi spesifikasi teknis untuk masing-masing
atribut tersebut.

17
Gambar 2. 3 Respon Teknis
2.4 Matriks Hubungan (Relationship Matrix) antara VOC dan Respon Teknis

Matriks Hubungan (Relationship Matrix) antara Voice of Customer (VOC) dan


Respon Teknis (HOQ) adalah bagian penting dari House of Quality (HOQ). Matriks ini
menggambarkan tingkat hubungan antara kebutuhan pelanggan yang dinyatakan dalam
VOC dan atribut teknis yang diidentifikasi dalam HOQ. Matriks ini membantu dalam
menentukan sejauh mana setiap atribut teknis memenuhi atau mendukung kebutuhan
pelanggan.
Matriks Hubungan dapat dibuat dalam bentuk tabel dengan kebutuhan pelanggan di
satu sisi dan atribut teknis di sisi lain. Setiap sel dalam matriks diberi nilai atau simbol
yang mencerminkan hubungan antara kebutuhan pelanggan dan atribut teknis.
Dalam menentukkan hubungan antara VOC dengan respon teknis, kami menggunakan
simbol seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 2. 6 Simbol menentukkan hubungan antara VOC dengan respon teknis

Simbol Hubungan Nilai Keterangan

Strong Hubungan kuat antara customer requirements


Θ 9
Relationship dengan technical requirements

Moderate Hubungan sedang antara customer requirements


Ο 3
Relationship dengan technical requirements

▲ Weak 1 Hubungan lemah antara customer requirements

18
Relationship dengan technical requirements

Berdasarkan analisa yang telah kami lakukan mengenai hubungan antara VOC dengan
Respon Teknis, maka didapatkan hasil seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 2. 4 Hubungan VOC dengan Respon Teknis HOQ


2.5 Benchmarking

Benchmarking adalah proses membandingkan kinerja atau karakteristik produk atau


layanan suatu perusahaan dengan pesaing terbaik atau praktik terbaik dalam industri.
Dalam konteks House of Quality (HOQ), benchmarking dapat digunakan untuk
membandingkan atribut atau karakteristik produk yang diidentifikasi dalam HOQ
dengan produk pesaing atau praktik terbaik dalam industri.
Dalam langkah-langkah pembuatan HOQ, setelah matriks hubungan antara VOC
dan atribut teknis dibuat, benchmarking dapat dilakukan untuk mengukur kinerja atau
keunggulan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan dibandingkan dengan
pesaing atau praktik terbaik.
Dengan melakukan benchmarking dalam HOQ, perusahaan dapat mengidentifikasi
keunggulan mereka, mengetahui bagaimana mereka berkinerja dibandingkan dengan
pesaing, dan menemukan peluang perbaikan untuk menciptakan produk yang lebih baik
sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Bentuk dan spesifikasi produk yang akan
dikembangkan dan produk-produk pesaing dapat dilihat pada gambar 2.5

19
Gambar 2. 5 Benchmarking Produk Inovasi vs Kompetitor
Untuk melihat posisi produk yang akan dikembangkan terhadap produk pesaing dapat
dilihat pada gambar yang didapat dari HOQ.

Gambar 2. 6 Competitive Analysis


Nilai-nilai posisi produk yang akan dikembangkan dan produk pesaing digunakan
sebagai dasar untuk menentukan goal.

20
2.6 Technical Benchmarking

Technical benchmarking adalah proses membandingkan aspek teknis suatu produk


atau proses dengan standar terbaik yang ada di industri atau dengan pesaing terkemuka.
Tujuan dari technical benchmarking adalah untuk mengidentifikasi area di mana
perusahaan dapat meningkatkan kinerja teknisnya, mengadopsi praktik terbaik, atau
mencapai standar tertentu yang telah ditetapkan.
Berikut adalah langkah-langkah umum dalam technical benchmarking:
1. Identifikasi area yang akan dibandingkan
Tentukan area atau aspek teknis yang ingin dibandingkan. Misalnya, dapat berupa
performa produk, keandalan, efisiensi proses produksi, kecepatan pengembangan
produk, atau fitur teknis tertentu.
2. Identifikasi standar atau pesaing terbaik
Temukan standar industri yang relevan atau identifikasi pesaing terbaik yang telah
mencapai hasil yang diinginkan dalam area yang akan dibandingkan. Ini dapat
melibatkan penelitian industri, studi pasar, atau analisis kompetitif.
3. Kumpulkan data benchmarking
Dapatkan data dan informasi yang relevan tentang performa, spesifikasi, metode, atau
praktik terbaik yang digunakan oleh standar industri atau pesaing terbaik. Sumber data
dapat meliputi laporan riset, publikasi industri, studi kasus, atau dokumentasi teknis.
4. Analisis perbandingan
Bandingkan performa atau karakteristik teknis produk atau proses Anda dengan standar
industri atau pesaing terbaik. Identifikasi kelemahan atau area yang perlu diperbaiki,
serta identifikasi keunggulan yang dapat dipertahankan atau ditingkatkan.
5. Identifikasi peluang perbaikan
Gunakan hasil analisis benchmarking untuk mengidentifikasi peluang perbaikan atau
area di mana Anda dapat meningkatkan performa atau mengadopsi praktik terbaik untuk
mencapai atau melebihi standar industri atau pesaing terbaik.
6. Implementasikan perbaikan
Berdasarkan temuan benchmarking, buat rencana tindakan untuk mengimplementasikan
perbaikan yang diperlukan. Ini dapat melibatkan pengembangan atau penyesuaian
proses, adopsi teknologi baru, pelatihan karyawan, atau peningkatan produk.

21
Dengan melakukan technical benchmarking, perusahaan dapat mengidentifikasi celah
dan peluang perbaikan dalam aspek teknis mereka. Hal ini membantu dalam
mengarahkan upaya pengembangan produk atau proses ke arah yang lebih baik, lebih
efisien, dan lebih kompetitif di pasar.

Tabel 2. 7 Technical Benchmarking


NILAI
RESPON TEKNIS ALASAN
KESULITAN
Material stainless steel mudah didapatkan dan
Material Stainless Steel
3 sistem las listrik umum digunakan pada produk
dan Perakitan Sistem Las
berbahan stainless steel
Cat semprot (custom by Tipe cat semprot yang digunakan mudah
1
requester) ditemukan
Penambahan Adjuster,
Memudahkan pengguna ketika melakukan
Penampung Air Portable, 4
kegiatan mencuci piring
Roda
Dimensi tersebut merupakan dimensi yang
Dimensi 60 x 60 cm 2
umum di pasaran
Range Harga (Rp. 100.000 Menekan harga penjualan akan mempengaruhi
5
s/d Rp. 150.000) kualitas produk

Berdasarkan hasil tersebut, maka didapatkan technical benchmarking pada HOQ


sebagai berikut :

Gambar 2. 7 Hasil Technical Benchmarking


2.7 Correlation

Langkah selanjutnya dari House of Quality adalah mengisi bagian matrik yang terdapat
pada bagian atap (roof). Matrik ini berguna untuk mencatat langkah dari subtitute

22
quality characteristic (SQC). Yang menggambarkan dorongan atau halangan satu
dengan yang lainnya. Bagian ini membantu dalam menentukan bottlenecks dari
rancangan produk. Dengan ini dapat membantu mengidentifikasi kunci dari komunikasi
menurut pengembang (cohen,1995)
Kolom bagian karakteristik hubungan (technical correlations), ini memuat korelasi antar
elemen pada karakteristik teknis. Matriks korelasi tersebut menunjukkan pengaruh antar
elemen yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pada perbaikan tiap tiap
elemen yang berkorelasi (cohen, 1995). Bentuk hibungan antar respon teknis dapat
dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2. 8 Hasil Hubungan Antar Karakteristik Teknis untuk HOQ


Dimana,

Tabel 2. 8 Simbol Hubungan Antar Karakteristik Teknis untuk HOQ


No Simbol Keterangan
1 Sangat Bergantungan
2 Bergantungan

23
3 Tidak Bergantungan

2.8 Importance of Technical

Kepentingan relatif setiap persyaratan teknis dari produk dalam memenuhi


kebutuhan pelanggan tertentu, dapat hanya dihitung dari bobot yang terkandung dalam
perencanaan dan keterkaitan bagian matriks. setiap bobot keterkaitan dikalikan dengan
bobot keseluruhan dari matriks perencanaan. Nilai-nilai ini kemudian dijumlahkan di
bawah kolom untuk memberikan nilai prioritas untuk masing-masing persyaratan
teknis.
Tingkat kesulitan dan perkiraan biaya
Tingkat kesulitan = Bobot tiap karakterisitik teknis / Total bobot tingkat kesulitan
karakteristik teknis x 100%
Perkiraan biaya = Bobot tingkat kesulitan karakterisitik teknis / Total bobot tingkat
kesulitan karakteristik teknis x 100%

Tabel 2. 9 Importance of Technical


Absolute Importance 9 48 30 27 45
Difficulty 3 1 4 2 5
Baut Adjuster dan Roda dengan

Dimensi 60 x 60 cm dengan

Estimasi Harga Rp.150.000


Pipa stainless steel

toleransi ± 2 cm
3/8” dan 1mm

pengunci
Pylox

Spesification

Dari hasil analisa HOQ yang telah dibuat maka disimpulkan bahwa :

1. Material Stainless Steel dan Perakitan Sistem Las memiliki skor 9.


2. Cat semprot (custom by requester) memiliki skor 48.

24
3. Penambahan Adjuster, Penampung Air Portable, Roda memiliki skor 30.
4. Dimensi 60 x 60 cm memiliki skor 27.
5. Range Harga (Rp. 100.000 s/d Rp. 150.000) memiliki skor 45.

2.9 House of Quality Produk Terpilih

Hasil HOQ produk terpilih yang akan dijadikan pedoman untuk pembuatan produk
dapat dilihat pada gambar

Gambar 2. 9 HOQ Produk Terpilih

25
BAB 3 FASE PEMBANGKITAN ALTERNATIF

3.1 Pembuatan Morphological Chart

Fase ini bertujuan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin alternatif yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam perencanaan produk Alat Pemotong
Serbaguna untuk kemudian dicari solusi atau alternatif yang terbaik. Hal ini dilakukan
dengan menggunakan metode peta morfologi (Morphological Charts). Berikut adalah
hasil dari langkah-langkah dengan metode morphological chart:
1. Membuat daftar fungsi atau tujuan yang penting untuk produk Fungsi terdiri
dari:
a. Fungsi terdiri dari:
➢ Fungsi Utama
b. Desain terdiri dari:
➢ Dimensi
➢ Berat
➢ Warna
c. Bahan terdiri dari:
➢ Besi Panjang
➢ Roda
➢ Baut
d. Fitur terdiri dari:
➢ Adjustable Ketinggian
➢ Roda
➢ Wadah Tirisan Air
e. Kualitas terdiri dari:
➢ Anti Karat
➢ Kuat dan Tahan Lama
➢ Mudah Digunakan
f. Harga terdiri dari:
➢ Harga Produk

26
2. Untuk setiap fungsi atau tujuan yang telah dibuat telah dicantumkan cara untuk
mencapainya seperti pada tabel 3.1.

Tabel 3. 1 Cara Mencapai Fungsi dan Tujuan


No Fungsi/Tujuan Alternatif-Alternatif Perolehan
Fungsi Utama Rak Piring Sebagai tempat penyimpanan piring bersih sehabis
1
Bersih dicuci
2 Desain Rak Piring Bersih Dimensi, Berat, Warna
3 Bahan Rak Piring Bersih Stainless steel, Kayu, Plastik
Adjusment Ketinggian Rak
4 10 cm, 8 cm, 15 cm.
Piring Bersih
5 Kualitas Rak Piring Bersih Kokoh dan Awet, Praktis, Ringan
6 Harga Rak Piring Bersih Rp.150.000,-, Rp.100.000,-Rp.50.000,-

3. Menggambarkan Morphological Chart untuk mencantumkan semua


kemungkinan-kemungkinan hubungan solusi yang ditunjukan pada Gambar 3.1.

Gambar 3. 1 Morphological Chart Rak Piring Bersih

27
3.2 Hasil Morphological Chart

Dari Morphological chart di atas dapat ditentukan jumlah kombinasi alternatif yang
dapat dihasilkan dengan menggunakan rumus:
Xn = 37 = 2187 cara
Jadi, jumlah kombinasi untuk mencapai alternatif tersebut adalah 2.187 cara. Dari tabel
Morphological Chart maka diperoleh tiga alternatif yaitu:
1. Alternatif Desain 1
Fungsi Utama : Sebagai tempat penyimpanan piring bersih sehabis
dicuci
Desain : Dimensi – 50 x 35 x 20 cm, Berat <5 kg, Warna – Hijau
Bahan : Stainless Steel
Adjuster ketinggian rak : 5 cm
Kualitas : Kokoh dan Awet
Harga : 100.000
2. Alternatif Desain 2
Fungsi Utama : Sebagai tempat penyimpanan piring bersih sehabis
dicuci
Desain : Dimensi – 25 x 35 x 15 cm, Berat <5 kg, Warna –Putih
Bahan : Kayu
Adjuster ketinggian rak : 8 cm
Kualitas : Praktis
Harga : 85.000
3. Alternatif Desain 3
Fungsi Utama : Sebagai tempat penyimpanan piring bersih sehabis
dicuci
Desain : Dimensi – 35 x 20 x 20 cm, Berat - <5 kg, Warna -Putih
Bahan : Plastik
Adjuster ketinggian rak : 15 cm
Kualitas : Ringan
Harga : 50.000

28
BAB 4

FASE EVALUASI ALTERNATIF

4.1 Hierarki Pengembangan Produk

Berikut hasil perhitungan pada fase evaluasi alternatif untuk mengetahui alternatif
terbaik diantara tiga alternatif hasil fase pembangkitan alternatif: Hierarki untuk
Memilih Alternatif Produk Rak Piring Bersih (RAPIH). Berikut hierarki,untuk memilih
alternatif produk RAPIH dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4. 1 Struktur Hierarki Produk RAPIH


4.1 Evaluasi Alternatif Produk dengan AHP

Berikut hasil rekapitulasi kuisioner AHP level 1 (Klasifikasi) dan Level 2 (Atribut)
berturut.
1. Rekapitulasi Kuisioner AHP Level 1 (Klasifikasi)
Tabel 4. 1 Rekapitulasi Level 1 (Klasifikasi)

Kriteria Fungsi Desain Kualitas Fitur Harga


Fungsi 1.00 0.33 0.25 0.50 0.33
Desain 3.00 1.00 0.33 0.25 0.33
Kualitas 4.00 3.00 1.00 2.00 2.00
Fitur 2.00 4.00 0.50 1.00 2.00

29
Harga 3.00 3.00 0.50 0.50 1.00
Total 13.00 11.33 2.58 4.25 5.67

Berikut hasil rekapitulasi kuisioner AHP produk RAPIH untuk Level 2 (Atribut) dapat
dilihat pada Tabel dibawah:

2. Rekapitulasi Kuisioner AHP Level 2 (Atribut)


Tabel 4. 2 Rekapitulasi Level 2 (Atribut)

Fungsi Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3


Alternatif 1 1.00 3.00 5.00
Alternatif 2 0.33 1.00 3.00
Alternatif 3 0.20 0.33 1.00
Total 1.53 4.33 9.00

Desain Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3


Alternatif 1 1.00 5.00 3.00
Alternatif 2 0.20 1.00 0.50
Alternatif 3 0.33 2.00 1.00
Total 1.53 8.00 4.50

Kualitas Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3


Alternatif 1 1.00 3.00 2.00
Alternatif 2 0.33 1.00 0.33
Alternatif 3 0.50 3.00 1.00
Total 1.83 7.00 3.33

Fitur Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3


Alternatif 1 1.00 7.00 3.00
Alternatif 2 0.14 1.00 0.50
Alternatif 3 0.33 2.00 1.00
Total 1.48 10.00 4.50

Harga Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3


Alternatif 1 1.00 4.00 2.00
Alternatif 2 0.25 1.00 0.33
Alternatif 3 0.50 3.00 1.00

30
Total 1.75 8.00 3.33

Selanjutnya hasil rekapitulasi kuisioner AHP diolah untuk mengetahui konsistensi


dari jawaban responden. Dalam hal ini penulis menggunakan Microsoft Excel sebagai
bantuan dalam pengolahan data.

1. Hasil Perhitungan CR Kuisioner AHP Level 1 (Klasifikasi)


Tabel 4. 3 Nilai Elgen Level 1 (Klasifikasi)

Nilai Eigen Jumlah Rata-rata


0.08 0.03 0.10 0.12 0.06 0.38 0.08
0.23 0.09 0.13 0.06 0.06 0.57 0.11
0.31 0.26 0.39 0.47 0.35 1.78 0.36
0.15 0.35 0.19 0.24 0.35 1.29 0.26
0.23 0.26 0.19 0.12 0.18 0.98 0.20
Lamda Max: 5.40

Setelah diketahui nilai lamda maximalnya langkah selanjutnya mencari nilai C.I dimana
perumusan C.I adalah

𝐶. 𝐼 = (λ𝑚𝑎𝑥 − 𝑛) / (𝑛 − 1)

𝐶. 𝐼 = (5,40 − 5) / (5 − 1)

𝐶. 𝐼 = 0,099966

Setelah diketahui nilai lamda maximalnya dan perhitungan C.I langkah selanjutnya
mencari nilai C.R

Gambar 4. 2 Nilai C.I berdasarkan N

31
Untuk nilai R.I didapat dari tabel jumlah kriteria pada C.I indeks dimana untuk
jumlah 5 kriteria nilai C.I = 1.12
𝐶. 𝑅 = 𝐶𝐼/𝑅. 𝐼
𝐶. 𝑅 = 0,099966/1, 12
𝐶. 𝑅 = 0, 089256
Dalam AHP nilai konsistensi rasio dinyatakan dalam bentuk C.R consistency ratio
jika Nilai CR < 0,1 maka dinyatakan konsisten. (0,089256 < 0,1) proses AHP bisa
dilanjutkan.
2. Hasil Perhitungan Rekapitulasi CR Kuisioner AHP Level 2 (Atribut)

Tabel 4. 4 Nilai Elgen Level 2 (Atribut)

Nilai Eigen Jumlah Rata-rata C.I C.R


0.65 0.69 0.56 1.90 0.63
0.22 0.23 0.33 0.78 0.26
0.0276807 0.047725
0.13 0.08 0.11 0.32 0.11
Lamda Max: 3.06

Nilai CR < 0.1, maka dinyatakan konsisten. (0.047725 < 0.1

Nilai Eigen Jumlah Rata-rata C.I C.R


0.65 0.63 0.67 1.94 0.65
0.13 0.13 0.11 0.37 0.12
0.0026973 0.00465
0.22 0.25 0.22 0.69 0.23
Lamda Max: 3.01

Nilai CR < 0.1, maka dinyatakan konsisten. (0.00465 < 0.1)

Nilai Eigen Jumlah Rata-rata C.I C.R


0.55 0.43 0.60 1.57 0.52
0.18 0.14 0.10 0.42 0.14
0.032684 0.056352
0.27 0.43 0.30 1.00 0.33
Lamda Max: 3.07

Nilai CR < 0.1, maka dinyatakan konsisten. (0.056352 < 0.1)

Nilai Eigen Jumlah Rata-rata C.I C.R


0.68 0.70 0.67 2.04 0.68
0.0020737 0.003575
0.10 0.10 0.11 0.31 0.10

32
0.23 0.20 0.22 0.65 0.22
Lamda Max: 3.00

Nilai CR < 0.1, maka dinyatakan konsisten. (0.003575 < 0.1)

Nilai Eigen Jumlah Rata-rata C.I C.R


0.57 0.50 0.60 1.67 0.56
0.14 0.13 0.10 0.37 0.12
0.0117063 0.020183
0.29 0.38 0.30 0.96 0.32
Lamda Max: 3.02

Nilai CR < 0.1, maka dinyatakan konsisten. (0. 0.020183 < 0.1)

33
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengumpulan data yang diambil melalui kuesioner AHP, serta pengolahan
data menggunakan Microsoft Excel sebagai alat dalam menyajikan serta mengolah data
maka dapat disimpulkan:
1. Dalam pengujian tingkat konsistensi kuesioner AHP menunjukan bahwa semua
kriteria baik dari level 1, level 2, sampai level 3 memiliki nilai CR < 0.1, yang
berarti tingkat penyimpangan data tidak lebih dari 10%, sesuai dengan standar
yang diberlakukan.
2. Hasil perhitungan vector prioritas menyeluruh dengan menggunakan metode
AHP, didapatkan bahwa alternatif 1 merupakan alternatif terbaik dimana
mempunyai vector prioritas tertinggi dibandingkan dengan alternatif 2 dan
alternatif 3, dimana nilai vector prioritasnya berutur-turut adalah 0.61, 0.15, dan
0.24.
3. Adapun desain dari produk alternatif 1 sebagai berikut:
Fungsi Utama : Sebagai tempat penyimpanan piring bersih
sehabis dicuci
Desain : Dimensi – 50 x 35 x 20 cm, Berat <5 kg, Warna
– Hijau
Bahan : Stainless Steel
Adjuster ketinggian rak : 5 cm
Kualitas : Kokoh dan Awet
Harga : 100.000

5.2 Saran

Hal – hal yang dapat disarankan dalam penelitian ini untuk memperbaiki produk Alat
Pemotong Serbaguna adalah sebagai berikut:

34
1. Dalam mendesain sebuah produk diperlukan survei pasar yang memiliki tujuan
yang jelas. Mulai dari mempertimbangkan kebutuhan pasar, target pasar, serta
ekonomi sebuah daerah dimana produk tersebut akan dipasarkan.
2. Melakukan penilaian lanjutan diperlukan guna menentukan spesifikasi pada fitur
tambahan untuk diberikan kepada pelanggan.
3. Melakukan peninjauan ulang akan kapasitas produksi jika produk diputuskan
akan dipasarkan.
4. Melakukan evaluasi dalam segala aspek sehingga produk yang dibuat nantinya
mampu terus bersaing dipasaran dan menjadi pilihan utama seorang konsumen.

35
DAFTAR PUSTAKA

Camp, R. C. (1989). Benchmarking: The search for industry best practices that lead to
superior performance. ASQC Quality Press.

Forza, & Salvador. (2002). Application of the House of Quality for the definition of
software quality requirements. International Journal of Quality & Reliability
Management, 362-378.

Hauser, & Clausing. (1988). The House of Quality. Harvard Business Review. 63-73.

Parasuraman, Zeithaml, V. A., & Berry, L. L. (1985). A conceptual model of service


quality and its implications for future research. Journal of Marketing, 41-50.

Ulwick, A. (2005). urn customer input into innovation. Harvard Business Review. 91-
97.

36

You might also like