Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

261-Article Text-296-1-10-20200413

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

ANTIBACTERY ACTIVITIES OF ETHANOL EXTRACT

70% KERSEN LEAVES (Muntingia calabura L.)


ON THE BACTERIA Salmonella typhi

Ni Ima Wuri Handayani1(niimawurih@yahoo.com), Mukhamad Nur Khamid2,


Ambar Yunita Nugraheni3

ABSTRACT

Background: Typhoid fever is infectious disease caused by Salmonella typhi. The activity of Salmonella typhi
can be blocked by antibacterial. Extracts of cherry leaves (Muntingia calabura L.) can be used for alternative
medication because it contains of active substance as antibacterial.
Objective: This research was aimed to investigate the antibacterial activity of 70% ethanol extracts of cherry
leaves in resisting Salmonella typhi.
Method: Cherry leaves were extracted by maceration method using 70% ethanol. The extract was determined by
phytochemical screening using tube test. The determination of antibacterial activity uses Mueller Hinton which
was done by Cup-Plate method. This research used various concentration such as 5.3% b/v, 17.6% b/v, 33.3%
b/v and 53.8% b/v. Thick extract of cherry leaves was used as extract control, positive control used 250% of
chloramphenicol while negative control used 250% of CMC-Na.
Result: The result of the research showed that cherry leaves contain flavonoids, tannins, polyphenols and
saponins. Minimum Inhibitory Concentration (MIC) toward Salmonella typhi is found at the concentration of
33,3% b/v in the 11,7 mm average of diameter inhibition zone.
Conclusion: 70% ethanol extracts of cherry leaves has antibacterial activity in resisting Salmonella typhi.

Keyword: Antibacterial, 70% ethanol extracts of cherry leaves, Salmonella typhi, Minimum Inhibitory
Concentration (MIC)

1
College Student of STIKES Duta Gama Klaten
2
Lecturer I of STIKES Duta Gama Klaten
3
Lecturer II of STIKES Duta Gama Klaten

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. IX Nomor 2 Desember 2017 20


PENDAHULUAN daun kelor mengandung zat aktif di
Demam tifoid termasuk salah satu antaranya adalah saponin, tanin,
penyakit endemik di Indonesia, dimana triterpenoid dan flavonoid (Pertiwi, 2014).
penyakit ini secara menetap dalam Sumber daya alam yang dapat dijadikan
masyarakat pada suatu tempat. obat alternatif adalah tanaman kersen
Berdasarkan data Profil Kesehatan (Muntingia calabura L.), tanaman ini
Republik Indonesia tahun 2011, demam mudah dijumpai di Indonesia. Menurut
tifoid menempati urutan ke-3 sebanyak Khasanah dkk. (2014) ekstrak etanol daun
55.098 kasus dari 10 kasus penyakit kersen mengandung tanin, saponin dan
terbanyak pasien rawat inap pada tahun flavonoid yang salah satu zat aktifnya
2010 dan dengan angka kematian (Case bersifat antibakteri dan antioksidan.
Fatality Rate) sebesar 2,06% (Kemenkes Berdasarkan uraian tersebut maka
RI, 2015). Penyakit tifoid disebabkan oleh dibutuhkan penelititan untuk mengetahui
bakteri Salmonella typhi yang masuk ke aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70%
dalam tubuh manusia (Irianto, 2013). daun kersen (Muntingia calabura L.)
Saat ini pemanfaatan sumber daya terhadap bakteri Salmonella typhi.
alam sebagai obat tradisional semakin
berkembang di kalangan masyarakat. METODOLOGI PENELITIAN
Berdasarkan penelitian Putry (2015) obat Jenis penelitian ini adalah penelitian
tradisional untuk pengobatan penyakit tifus eksperimental dan desain penelitian yang
salah satunya dengan menggunakan daun digunakan yaitu rancangan Posttest dengan
keji beling, sedangkan menurut Efendi Kelompok Kontrol (Posttest Only Control
(2013) pengobatan penyakit tifus secara Group Design).
alami dengan mengonsumsi buah sawo Waktu dan Tempat Penelitian
muda atau mentimun. Hasil penelitian Penelitian dimulai pada bulan
yang dilakukan oleh Kuntorini dkk. (2013) November 2015-Juni 2016. Penelitian
menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan dilakukan di Laboratorium Farmasi
tertinggi terdapat pada bagian daun. Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Berdasarkan penelitian terdahulu, dan Balai Laboratorium Kesehatan
ekstrak etanol daun binahong dan ekstrak Yogyakarta.
daun kelor dapat menghambat aktivitas Populasi dan Sampel
bakteri Salmonella typhi, hal ini karena Populasi pada penelitian ini adalah
ekstrak daun binahong mengandung zat tanaman kersen di daerah Ngaran RT 01
aktif flavonoid, saponin, alkaloid dan RW 01, Mlese, Ceper, Klaten. Sampel
polifenol (Dewanty, 2011) dan ekstrak

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. IX Nomor 2 Desember 2017 21


yang diambil adalah daun kersen berwarna HASIL PENELITIAN
hijau tua. 1. Determinasi Tanaman
Kunci determinasi sampel
Instrumen Penelitian tumbuhan adalah sebagai berikut:
Instrumen penelitian merupakan alat- 186b, -> Familia: Tiliaceae
alat yang digunakan untuk pengumpulan 1a, … -> Genus: Muntingia
data (Notoatmodjo, 2010). Alat-alat yang -> Spesies: Muntingia calabura L
digunakan berupa alat-alat untuk pembuatan
simplisia, alat-alat laboratorium untuk 2. Pembuatan ekstrak etanol daun kersen
Serbuk simplisia daun kersen yang
ekstraksi daun kersen, skrining fitokimia dan
didapatkan sebanyak 394,05 gram.
uji aktivitas antibakteri.
Ekstrak kental daun kersen yang
Ekstraksi Daun Kersen diperoleh sebanyak 68,2 gram
Daun kersen dibuat menjadi simplisia Tabel 1. Hasil Pengamatan Ekstrak Etanol
70% Daun Kersen
hingga didapat serbuk daun kersen dan Karakteristik Ekstrak Hasil Pengamatan
Bentuk Kental
dilakukan proses ekstraksi menggunakan Warna Coklat kehitaman
Bau Khas
metode maserasi menggunakan pelarut Rasa Kelat
Rendemen 17,3%
etanol 70%. Proses ekstraksi berdasarkan
Farmakope edisi IV (1995) adalah sebagai 3. Skrining Fitokimia
berikut: Senyawa metabolit sekunder yang
1. Serbuk simplisia daun kersen direndam terkandung dalam ekstrak etanol 70%
dengan pelarut etanol 70% ke dalam daun kersen (Muntingia calabura L.)
bejana maserasi selama 5 hari. dapat diketahui dengan skrining fitokimia
2. Hasil maserasi dipisahkan dan disaring melalui uji tabung (Tabel 2).
menggunakan corong bucher. Tabel 2. Analisis Kualitatif Kandungan
Senyawa Aktif Ekstrak Etanol 70%
3. Ampas diremaserasi menggunakan Daun Kersen (Muntingia calabura
L.) dengan Uji Tabung
pelarut etanol 70% baru selama 2 hari. Ekstrak
Zat Aktif Keterangan
Hasil +/-
4. Filtrat dipisahkan antara zat aktif dan Alkaloid Setelah ditetesi pereaksi - Tidak
pelarutnya dengan cara diuapkan Mayer dan Dragendroff mengandung
tidak timbul endapan Alkaloid
menggunakan rotary evaporator. Flavonoid Setelah ditambahkan HCl + Mengandung
dan logam Mg terjadi Flavonoid
5. Ekstrak dipindahkan ke cawan porselen perubahan menjadi warna
merah sampai jingga
dan dipekatkan menggunakan waterbath (flavon)
Tanin Setelah ditetesi gelatin + Mengandung
dengan suhu 60°C hingga diperoleh timbul endapan Tanin
Polifenol Setelah ditetesi FeCl3 + Mengandung
ekstrak kental daun kersen. warna berubah menjadi Polifenol
biru tua kehijauan
Saponin Setelah digojok 10 menit + Mengandung
timbul buih lebih dari 3 Saponin
cm, dan ditetesi HCl encer
buih tidak hilang

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. IX Nomor 2 Desember 2017 22


4. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak determinasi dengan klasifikasi tanaman
Etanol 70% Daun Kersen (Muntingia yaitu familia Tiliaceae, genus Muntingia
Calabura L.)
Tabel 3 Hasil Uji KHM Ekstrak Etanol dan spesies Muntingia calabura L.
70% Daun Kersen (Muntingia 2. Pembuatan Ekstrak Etanol 70% Daun
calabura L.) Terhadap Bakteri
Salmonella typhi Kersen
Diameter zona hambat ekstrak etanol 70%
daun kersen (Muntingia calabura L.) Metode ekstraksi yang digunakan
terhadap bakteri Salmonella typhi (mm)
Konsentrasi ekstrak etanol 70% daun Kontrol adalah maserasi. Kelebihan metode
kersen (Muntingia calabura L.) (%
Positif Negatif maserasi adalah alat dan cara pengerjaan
b/v)
Replikasi Kloram CMC
KontrolFenikol Na
yang digunakan sederhana dan mudah
5,3 17,6 33,3 53,8
ekstrak250% 250%
untuk dilakukan, tidak memerlukan
Orientasi 7 8 11 14 16 13 0 pengawasan yang intensif sedangkan
I 8 9 12 14,5 17 13 0
II 6,5 8 11,5 14 16 13 0 kelemahan metode maserasi adalah tidak
III 7,5 9 12 14 17,5 13 0
Rata-rata 7,25 8,5 11,7 14,1 16,7 13 0 dapat menyari dengan sempurna dan
Respon Tidak Tidakl Tidak
Lemah Lemah Sedang Lemah
Hambatan ada ada ada membutuhkan waktu yang relatif lama
Keterangan :
Diameter sumuran = 6 mm (Wulandari, 2011). Serbuk daun kersen
Kontrol positif = Kloramfenikol 250%
dimaserasi menggunakan pelarut etanol
Kontrol negatif = CMCNa 250%
70% selama 4 hari. Pemilihan pelarut
etanol 70% karena etanol bersifat polar
(mudah larut dalam air) sehingga dapat
menarik senyawa metabolit sekunder
yang bersifat polar (Harborne, 1987).
Setelah 4 hari, hasil maserasi dipisahkan
dari ampasnya dan disaring menggunakan
corong bucher, ampas yang diperoleh
diremaserasi dengan mengganti pelarut
etanol 70% yang baru selama 2 hari dan
disaring, tujuan dilakukan remaserasi
untuk memperoleh sisa kandungan bahan
ekstraktif dan untuk menyeimbangkan
Gambar 2. Hasil Pengujian Konsentrasi kembali kehilangan saat penguapan yang
Hambat Minimum (KHM) Ekstrak Etanol
70% Daun Kersen (Muntingia calabura L.)
terjadi pada penyarian dan pengepresan
Terhadap Bakteri Salmonella typhi (Voigt, 1995). Filtrat etanol daun kersen
dipisahkan antara zat aktif dan pelarutnya
PEMBAHASAN
dengan menggunakan rotary evaporator,
1. Determinasi tanaman
ekstrak dipindahkan ke dalam cawan
Pemilihan sampel daun kersen
porselen dan dipekatkan menggunakan
(Muntingia calabura L.) memenuhi kunci
waterbath dengan suhu 60°C, diperoleh

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. IX Nomor 2 Desember 2017 23


ekstrak kental daun kersen. Pembuatan oleh Prayoga (2013) kelebihan metode
ekstrak kental daun kersen dilakukan sumuran dibandingkan dengan metode
sesuai dengan Departemen Kesehatan RI disc diffusion adalah jika pada metode
(1995). Hasil uji organoleptis ekstrak sumuran ekstrak dimasukkan langsung ke
etanol 70% daun kersen (Muntingia dalam setiap sumur/lubang maka efek
calabura L.) menunjukkan bahwa ekstrak untuk menghambat aktivitas bakteri
berbentuk kental, berwarna coklat menjadi lebih kuat dan diameter zona
kehitaman, rasa kelat dan bau khas (tabel hambat lebih besar daripada metode disc
1). Menurut Widyaningrum dkk. (2016) diffusion. Penggunaan metode ini
hasil uji organoleptis ekstrak daun talok bertujuan untuk mengetahui Konsentrasi
(Muntingia calabura L.) yaitu berbentuk Hambat Minimum (KHM) ekstrak etanol
ekstrak kental, berwarna hitam kehijauan, 70% daun kersen (Muntingia calabura
rasa pahit dan bau khas. L.). Media agar yang digunakan adalah
3. Skrining Fitokimia Mueller-Hinton Agar (MHA) dimana
Hasil penelitian menunjukkan media ini sering digunakan untuk uji
bahwa ekstrak etanol 70% daun kersen sensitivitas antimikroba dan pada media
mengandung senyawa flavonoid, tanin, ini cocok untuk pertumbuhan bakteri
polifenol dan saponin (tabel 2). Salmonella typhi. Pada setiap media agar
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diberikan 4 konsentrasi ekstrak daun
oleh Prasetyo dan Sasongko (2014) uji kersen yang berbeda, adapun konsentrasi
skrining fitokimia terhadap ekstrak etanol yang digunakan pada uji aktivitas
70% daun kersen didapatkan kandungan antibakteri ini adalah 5,3% b/v, 17,6%
senyawa berupa flavonoid, polifenol, b/v, 33,3% b/v dan 53,84% b/v. Kontrol
saponin dan tanin. yang digunakan adalah ekstrak kental
4. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak daun kersen, kontrol positif kloramfenikol
Etanol 70% Daun Kersen (Muntingia 250% dan kontrol negatif CMC-Na 250%
calabura L.)
dengan 3 x pengulangan (tabel 3).
Pengujian ini dilakukan dengan
Antibakteri kloramfenikol 250%
metode sumuran dimana dibuat sumur
sebagai kontrol positif memberikan hasil
pada media agar yang telah ditanami
diameter zona hambat sebesar 13 mm dan
bakteri Salmonella typhi dan pada sumur
menghasilkan respon hambatan lemah
tersebut diberi sampel ekstrak etanol 70%
kemungkinan disebabkan kloramfenikol
daun kersen (Muntingia calabura L.)
yang digunakan sebagai kontrol positif
dengan berbagai macam konsentrasi
telah mengalami penurunan aktivitas
kemudian diinkubasi pada suhu 37°C
antibiotiknya. Pengujian kontrol positif
selama kurang lebih 24 jam (Pratiwi,
maupun negatif akan lebih baik jika
2008). Menurut penelitian yang dilakukan
disatukan dengan media yang berisi

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. IX Nomor 2 Desember 2017 24


berbagai konsentrasi sehingga dapat menurut Agung dkk. (2013) mekanisme
diketahui perbedaan yang bermakna pada antibakteri pada flavonoid mampu
kontrol dengan beberapa macam menyebabkan kerusakan permeabilitas
konsentrasi. dinding sel bakteri, mikrosom dan
Diameter zona hambat tahap lisosom sebagai hasil interaksi antara
orientasi dan replikasi pertama flavonoid dengan DNA bakteri sedangkan
ditunjukkan pada gambar 2 bahwa saponin termasuk dalam kelompok
pengujian ekstrak kental murni daun antibakteri yang dapat mengganggu
kersen tidak dapat dilihat secara jelas permeabilitas membran sel mikroba
pada daya hambat pertumbuhan bakteri sehingga mengakibatkan kerusakan
Salmonella typhi karena terdapat membran sel dan menyebabkan keluarnya
tumpahan sampel pada media uji Muller- berbagai komponen penting dari dalam
Hinton. Warna coklat yang terlihat pada sel mikroba yaitu protein, asam nukleat,
zona hambat disebabkan karena proses nukleotida dan lain-lain. Menurut
pembuatan lubang/sumur dilakukan Noorhamdani dkk. (2012) senyawa tanin
sampai dasar media sehingga pada saat yang merupakan turunan polifenol dapat
konsentrasi ekstrak dimasukkan ke dalam mengganggu permeabilitas sel karena
sumur terjadi penyebaran sampel di dasar kemampuannya dapat mengerutkan
media yang menyebabkan terganggunya dinding sel atau membran sel.
pada proses visualisasi hasil zona daya
hambat. Pada pengujian ini apabila KESIMPULAN
terdapat hasil diameter zona daya hambat 1. Ekstrak etannol 70% daun kersen
yang sama maka titik jenuh telah tercapai (Muntingia calabura L.) mempunyai
atau dengan kata lain konsentrasi daya aktivitas antibakteri terhadap bakteri
hambat maksimum telah tercapai. Salmonella typhi.
Kemampuan ekstrak etanol 70% 2. Berdasarkan skrining fitokimia dengan
daun kersen (Muntingia calabura L.) metode uji tabung, ekstrak etanol 70%
dalam menghambat bakteri Salmonella daun kersen (Muntingia calabura L.)
typhi disebabkan karena adanya mengandung senyawa kimia berupa
kandungan senyawa aktif yang berfungsi flavonoid, tanin, polifenol dan saponin.
sebagai antibakteri dalam daun kersen 3. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)
(Muntingia calabura L.) yang telah sebesar 33,3% b/v. Hal ini ditunjukkan
diketahui berdasarkan uji tabung yaitu dengan adanya rata-rata diameter zona
flavonoid, polifenol, tanin dan saponin. hambat sebesar 11,7mm dan respon
Sasaran utama kandungan antibakteri hambatan yang dihasilkan adalah lemah.
dalam ekstrak etanol daun kersen adalah 4. Penelitian ini belum mampu
menghambat sintesis dinding sel karena menunjukkan adanya daya hambat

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. IX Nomor 2 Desember 2017 25


maksimum dari semua konsentrasi
tersebut.

SARAN
1. Melakukan percobaan dengan hati-hati
sehingga hasil penelitian bisa maksimal.
2. Dilakukan eksperimen kembali dengan
isolasi dan identifikasi kandungan
senyawa aktif yang terkandung dalam
daun kersen (Muntingia calabura L.).
3. Pembuatan konsentrasi ekstrak etanol
70% daun kersen yang sesuai dengan
dasar pembuatan konsentrasi.
4. Menggunakan kontrol positif lain yang
memiliki sensitivitas terhadap bakteri
Salmonella typhi.

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. IX Nomor 2 Desember 2017 26


DAFTAR PUSTAKA Mikrobiologi FKUB, Skripsi, Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya,
Agung, G., Nengah, I., Kerta dan Hapsari, Malang.
2013, Daya Hambat Perasan Daun
Sirsak Terhadap Pertumbuhan Bakteri Notoatmodjo, S, 2010, Metodologi
Escherichia coli. Fakultas Kedokteran Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta,
Hewan, Universitas Udayana, Jakarta.
Indonesia Medicus Veterinus, 2(2):
162-169. Pertiwi, D, 2014, Pengaruh Ekstrak Daun
Kelor (Moringa oleifera Lmk.)
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Terhadap Pertumbuhan Bakteri
1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Salmonella typhi, Skripsi, Fakultas
Jakarta. Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember, Jember.
Dewanty, B.C.P, 2011, Uji Aktivitas
Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Prasetyo, A.D., Sasongko, H, 2014,
Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol
Steenis) Terhadap Pertumbuhan 70% Daun Kersen (Muntingia
Bakteri Salmonella typhi Secara In calabura L.) Terhadap Bakteri
Vitro, Skripsi, Fakultas Kedokteran Bacillus subtilis dan Shigella
Universitas Jember, Jember. dysenteriae Sebagai Materi
Pembelajaran Biologi SMA Kelas X
Efendi, E, 2015, ‘Obat Penyakit Tipes untuk Mencapai Kd. 3.4 pada
Alami’, diakses pada 10 Desember Kurikulum 2013, Jupemasi-PBIO,
2015,http://manfaat.co/obat-penyakit- Vol. 1 No. 1
tipes-alami-radsional.html
Pratiwi, S.T, 2008, Mikrobiologi Farmasi,
Harborne, J.B, 1987, Metode Fitokimia, Erlangga, Jakarta.
Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan, Terjemahan Kosasih P dan Prayoga, E, 2013, Perbandingan Efek
Iwang S.J., ITB, Bandung Ekstrak Daun Sirih hijau (Piper battle
L.) Dengan Metode Difusi Disk dan
Irianto, K., 2013, Mikrobiologi Medis Sumuran Terhadap Pertumbuhan
(Medical Microbiology), Alfabeta, Bakteri Staphylococcus aureus.
Bandung. Laporan Penelitian, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarif
2015, Profil Data Kesehatan Hidayatullah, Jakarta.
Indonesia Tahun 2011, Jakarta,
Kementrian Kesehatan Republik Putry, 2015, ‘Obat Tipes Tradisional Paling
Indonesia Ampuh’, diakses pada 10 Desember
2015, <http://disehat. com/obat-tipes-
Kuntorini, E.M., Fitriana, S dan Astuti, M.D, tradisional-paling-ampuh/>
2013, Struktur Anatomi dan Uji
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Voigt, R. 1994, Buku Pelajaran Teknologi
Metanol Daun Kersen (Muntingia Farmasi, UGM Press, Yogyakarta.
calabura L.), Prosiding, FMIPA
UNLA, Lampung. Widyaningrum, N. R., Parmadi, A.,
Wicaksono, W, 2016, Profil
Noorhamdani, Herman dan Rosalia, D, 2010, Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak
Uji Ekstrak Daun Kersen (Muntingia Etanol Daun Talok (Muntingia
calabura) sebagai Antibakteri calabura L.) Beserta Potensinya
Terhadap Methicillin-Resistant Sebagai Pereda Nyeri, IJMS, Vol. 3
Staphylococcus aureus (MRSA) No. 1
Secara in Vitro, Laboratorium

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. IX Nomor 2 Desember 2017 27


Wulandari, I, 2011, Teknologi Ekstraksi
Dengan Metode Maserasi Dalam
Etanol 70% Pada Daun Kumis Kucing
(Orthosiphon stamineus Benth) Di
Balai Besar Penelitian Dan
Pengembangan Tanaman Obat Dan
obat Tradisional (B2P2TO-OT)
Tawangmangu, Tugas Akhir, Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. IX Nomor 2 Desember 2017 28

You might also like