Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Nur Rakhmanto Heryana

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

MHC JOURNAL OF Mental Health Concerns, Volume 1, No 2, October 2022: 43-50

Efektifitas logoterapi dengan media seni menggambar terhadap penurunan depresi pada lansia
Nur Rakhmanto Heryana1*, Umar Yusuf2, Suhana2

1Universitas
Bhakti Kencana
2Universitas
Islam Bandung
Korespomd3nsi Penulis: Nur Rakhmanto Heryana. *Email: nur.rakhmanto@bku.ac.id

Abstract

Background: During their old age, an elderly person will experience a slow and gradual decline. Setbacks that occur can be
physical and psychological setbacks. The bad impact is that he will be isolated, not developing, and the opportunity to
actualize himself will be smaller. Nearly 15 percent of the population aged over 65 years are prone to depression.
Purpose: This study aims to test the effectiveness of logotherapy with the medium of drawing to find the meaning of life and
reduce depression in the elderly at the Budi Pertiwi Wredha Nursing Home, Bandung.
Method: This study uses a single subject design method with an A-B-A design. The participants in this study were 2 elderly
people who lived at the Budi Pertiwi Wredha Home, female, aged over 60 years and showed a level of depression obtained
with a BDI-II score. The level of depression was obtained using the Indonesian language version of the BDI-II measuring
instrument which has 21 valid items. an internal validity test was performed and all questions were positively correlated with
depression scores (range r= 0.344-0.845; p= 0.000-0.024). The reliability test for all questions gives a Cronbach alpha value
of 0.721.
Results: This study used 2 participants, female sex, aged over 65 years and showing symptoms of depression, living daily at
the Wredha Home, and still able to communicate fluently.
Conclusion: logotherapy with the art of drawing is quite effective in reducing the level of depression in the elderly at the Budi
Pertiwi Wredha Nursing Home, Bandung. Indicated by a decrease in the level of depression from a high level of depression
to a moderate level of depression.

Keywords: Depresi; Geriatri; Logotherapy; Art Therapy; BDI-II.

Pendahuluan: Dalam menjalani masa tuanya seorang lansia akan mengalami kemunduran secara perlahan dan bertahap.
Kemunduran yang terjadi bisa berupa kemunduran fisik dan psikologis. Dampak buruknya ia akan terisolir, tidak
berkembang, dan kesempatan mengaktualisasikan dirinya semakin kecil. Hampir 15 persen dari jumlah penduduk berusia di
atas 65 tahun rentan mengalami depresi.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas logoterapi dengan media seni menggambar untuk menemukan
makna hidup dan menurunkan depresi pada lansia di Panti Wredha Budi Pertiwi Bandung.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode single subject design dengan desain A-B-A. Partisipan dalam penelitian ini
adalah 2 orang lansia yang tinggal di Panti Wredha Budi Pertiwi, berjenis kelamin perempuan, berusia di atas 60 tahun dan
menunjukkan tingkat depresi yang diperoleh dengan skor BDI-II. Tingkat depresi diperoleh dengan menggunakan alat ukur
BDI-II versi bahasa Indonesia yang memiliki 21 item valid. dilakukan uji validitas internal dan didapatkan semua butir
pertanyaan berkorelasi positif dengan skor depresi (rentang r= 0,344-0,845; p= 0,000- 0,024). Uji reliabilitas untuk semua
butir pertanyaan memberikan nilai alpha Cronbach sebesar 0,721.
Hasil: Penelitian ini menggunakan 2 orang partisipan, berjenis kelamin perempuan, berusia di atas 65 tahun dan
menunjukkan gejala depresi, menetap sehari-hari di Panti Wredha, serta masih dapat diajak berkomunikasi dengan lancar.
Simpulan: logotherapy dengan media seni menggambar cukup effective menurunkan tingkat depresi pada lansia di Panti
Wredha Budi Pertiwi Bandung. Ditunjukkan dengan menurunnya tingkat depresi dari tingkat depresi tinggi ke tingkat depresi
sedang.

Kata Kunci: Depresi; Lansia; Logo therapy; Art Therapy; BDI-II.

43
MHC JOURNAL OF Mental Health Concerns, Volume 1, No 2, October 2022: 43-50

Efektifitas logoterapi dengan media seni menggambar terhadap penurunan depresi pada lansia

PENDAHULUAN
Dalam menjalani masa tuanya seorang lansia akan penghuni rumah perawatan yang membutuhkan
mengalami kemunduran secara perlahan dan bertahap. penanganan jangka panjang mengalami gejala depresi
Kemunduran yang terjadi bisa berupa kemunduran fisik yang bergerak dari ringan hingga sedang. Disimpulkan
dan psikologis. Proses ini yang kemudian memaksa bahwa depresi hampir menyerang 10 hingga 15%
seorang lansia mengurangi bahkan menghentikan penghuni institusi yang berusia di atas 65 tahun.
aktivitas rutinnya. Dampak buruknya ia akan terisolir, (Stanley & Beare, 2007).
tidak berkembang, dan kesempatan mengaktualisasikan Penelitian Harvina pada tahun 2014 dan Kalay pada
dirinya semakin kecil. Hal ini kemudian mengakibatkan tahun 2015, menunjukkan bahwa manusia yang tidak
gangguan pada lansia. mempunyai maupun yang rendah taraf kebermaknaan
Penelitian yang dilakukan oleh Kusbaryanto dan hidupnya memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi
Richi Narulita di tahun 2009 mendapatkan hasil bahwa dibandingkan dengan yang mempunyai kebermaknaan
depresi adalah salah satu gangguan yang sering terjadi dalam hidupnya. Dalam penelitian yang dilakukannya
pada lansia. Hampir 15% dari jumlah penduduk berusia disimpulkan bahwa “Terdapat korelasi yang bermakna
di atas 65 tahun rentan mengalami depresi (Narulita, antara tingkat kebermaknaan hidup dengan depresi
2009). pada lansia” (Aritonang, Soewadi, & Wirasto. 2018).
Pada tahun 2015 WHO mendapatkan sejumlah data Menurut Ivone R, dan rekan, gejala gangguan
rata-rata prevalensi gangguan depresi yang terjadi pada depresi itu terlihat dari tampilan yang murung, tak
lansia sejumlah 13,5%. Data tersebut membandingkan bergairah, Insomnia, sering gelisah, sulit konsentrasi
depresi berdasarkan jenis kelamin. Perbandingannya pada setiap kegiatan sehari- hari, mudah tersinggung.
wanita sebanyak 14,1% sedangkan pria sebanyak 8,6% Aktivitas yang tadinya disenangi semakin lama
(World Health Organization, 2015). kemudian akan dihentikan (Ballo, Kaunang, Munayang,
Menurut Aryani, stress dengan pencetus yang & Elim, 2012).
dirasakan oleh lansia seperti pensiun, pasangan yang Lansia yang mengalami depresi terlihat kehilangan
meninggal, sering sakit-sakitan, kedudukan sosial, makna hidup, mereka merasa tidak berharga dan sudah
penghasilan, dan rumah tinggal cukup berpengaruh tidak berdaya. Untuk itu perlu dilakukan penanganan
terhadap perasaan aman dari lansia serta menjadi faktor dengan memberikan terapi yang dapat membuat mereka
penyebab depresi (Aryani, 2008). mampu mengaktualisasikan diri mereka dan
Kaplan mengungkapkan sekitar 25% dari jumlah menemukan makna dari kehidupan mereka. Salah satu
komunitas lansia serta penghuni rumah perawatan intervensi yang dapat dilakuakan untuk dapat
mengalami depresi (Kaplan, 1997). Mangoenpresodjo menemukan makna hidup seorang lansia adalah dengan
pada tahun 2004, mendapatkan data sebanyak 12 menggunakan logotherapy.
hingga 36% pasien rawat jalan usia lanjut mengalami
TINJAUAN PUSTAKA
depresi (Mangoenprasodjo, 2004).
Beck mendefinisikan depresi adalah suatu kondisi
Berdasarkan data riset kesehatan dasar pada tahun
individu yang merasa begitu tertekan, hidupnya tidak
2007 didapatkan bahwa depresi adalah diagnosis
berarti serta tidak memiliki harapan. Artinya, depresi juga
gangguan rawat jalan ketujuh tertinggi di Indonesia. Data
merupakan kompleks gangguan yang meliputi gangguan
tersebut mengungkapkan bahwa dari populasi yang
afeksi (emosional), kognisi dan fisik (Somatis). Menurut
didapatkan di Indonesia terdapat 11,6% lansia
Beck, salah satu faktor penyebab depresi adalah proses
mengalami depresi (Departemen Kesehatan Republik
berfikir. Skema yang mengevaluasi diri sendiri secara
Indonesia; 2007).
negatif terus-menerus menguatkan seseorang tentang
Pada penelitian yang dilakukan oleh Stanley dan
ketidakberartian dirinya (Davidson, Neale, & Kring,
Beare pada tahun 2007 didapatkan 50 hingga 75%

Nur Rakhmanto Heryana1*, Umar Yusuf2, Suhana2


1
Universitas Bhakti Kencana
2
Universitas Islam Bandung
Korespomd3nsi Penulis: Nur Rakhmanto Heryana. *Email: nur.rakhmanto@bku.ac.id

44
MHC JOURNAL OF Mental Health Concerns, Volume 1, No 2, October 2022: 43-50

Efektifitas logoterapi dengan media seni menggambar terhadap penurunan depresi pada lansia

2018).
Frankl menyatakan bahwa ketidakberartian diri menemukan makna hidup, yakni melalui karya-karya
merupakan bentuk kevakuman eksistensial. Hal ini yang diciptakannya, hal-hal yang dialami dan dihayati,
terjadi ketika hasrat akan makna hidup tidak terpenuhi. termasuk cinta kasih, atau dalam setiap sikap yang
Frankl menekankan bahwa kevakuman eksistensial diambil terhadap keadaan dan penderitaan yang tidak
bukanlah sebuah penyakit dalam pengertian klinis. mungkin terelakkan (Muhid, 2010).
Frankl menyimpulkan bahwa frustasi eksistensi adalah Ketiga sumber makna hidup ini dikenal sebagai nilai-
sebuah penderitaan batin ketika pemenuhan akan hasrat nilai kreatif, nilai- nilai penghayatan dan nilai-nilai
untuk mempunyai hidup yang bermakna terhambat. bersikap. Bastaman menambahkan nilai pengharapan
Frankl menyatakan bahwa kevakuman eksistensial sebagai upaya untuk menemukan makna hidup
tersebut bermanifestasi dalam bentuk neurosis. Gejala- (Bastaman, 2007).
gejala yang ditimbulkan dari kevakuman eksistensial ini Dalam menjaring makna hidup sesuai dengan nilai-
antara lain perasaan hampa, bosan, kehilangan inisiatif nilai kreatif yang dimiliki oleh partisipan maka digunakan
dan kekosongan dalam hidup (Frankl, 2004; Marshall, media seni menggambar. Tema-tema gambar
2011). merupakan simbolisasi kondisi psikologis yang
Logoterapi adalah suatu jenis psikoterapi yang dialaminya. Perubahan- perubahan psikologis yang
pertama kali dikembangkan oleh Viktor Frankl. Terapi ini terjadi akan lebih mudah terlihat melalui media gambar
dapat melihat individu secara holistik yang meliputi tersebut (Purwandari, 2010).
gambaran diri, kepercayaan diri, kemampuan individu
dalam mengatasi stres dan menemukan makna hidup METODE
(Marshall, 2011). Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen
Bastaman mengungkapkan, seorang lansia yang Single Subject Design atau penelitian subjek tunggal,
memiliki hidup yang bermakna adalah lansia yang dapat yaitu suatu metode yang bertujuan untuk memperoleh
menerima dan bersikap positif terhadap keadaannya data yang diperlukan dengan melihat hasil ada tidaknya
menjadi tua. Ia dapat menjalani masa tuanya dengan pengaruh atau perubahan yang terjadi dari suatu
tenang, mandiri, hubungan dengan keluarga dan teman perlakuan yang diberikan kepada subjek yang di teliti
harmonis. Kesehatan terjaga, menjadi panutan keluarga secara berulang-ulang dalam waktu tertentu (Sunanto,
dan lingkungannya, bersedia berbagi pengalaman- Takeuchi & Nakata, 2005).
pengalamannya yang bermanfaat, memiliki harapan Adapun jenis eksperimen Single Subject Design
menjadi lebih baik dan berusaha memperbaiki diri. yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain ABA
Hasratnya menjadi orang yang berguna dan Design. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini
memberikan manfaat pada lingkungan sekitarnya. Selalu adalah BDI-II, BDI-II merupakan alat tes yang digunakan
berusaha meningkatkan iman dan ketakwaan kepada untuk membantu mengungkapkan tingkat depresi
tuhan (Bastaman, 2007). seseorang.
Untuk menciptakan kebermaknaan hidup dan Beck Depression Inventory (BDI) merupakan
kesejahteraan pada lansia, maka dirumuskan suatu instrumen self administered yang dirancang untuk
kegiatan yang diberi nama “Pengembangan Pribadi menilai intensitas depresi pada pasien psikiatri, di dalam
Lansia Bermakna”. Untuk mendapatkan tujuan tersebut, komunitas maupun untuk penelitian klinik dengan nilai
maka diajukan lima cara menemukan makna hidup pada sensitivitas 83% dan spesifisitas 82%. Beck Depression
lansia. Lima cara tersebut antara lain; pemahaman diri, Inventory terdiri dari 21 item pertanyaan yang diberi
bertindak positif, pengakraban hubungan, pendalaman skala 0-3 dengan nilai maksimal 63 dan minimal 0.
catur nilai, dan ibadah. Penelitian ini dilakukan uji validitas internal dan
Manusia memiliki kebebasan dalam upaya didapatkan semua butir pertanyaan berkorelasi positif

Nur Rakhmanto Heryana1*, Umar Yusuf2, Suhana2


1
Universitas Bhakti Kencana
2
Universitas Islam Bandung
Korespomd3nsi Penulis: Nur Rakhmanto Heryana. *Email: nur.rakhmanto@bku.ac.id

45
MHC JOURNAL OF Mental Health Concerns, Volume 1, No 2, October 2022: 43-50

Efektifitas logoterapi dengan media seni menggambar terhadap penurunan depresi pada lansia

dengan skor depresi (rentang r= 0,344- 0,845; p= 0,000- memberikan nilai alpha Cronbach sebesar 0,721.
0,024). Uji reliabilitas untuk semua butir pertanyaan

HASIL
Penelitian ini menggunakan 2 orang partisipan, Panti Wredha, serta masih dapat diajak berkomunikasi
berjenis kelamin perempuan, berusia di atas 65 tahun dengan lancar. Berdasarkan data yang diperoleh, maka
dan menunjukkan gejala depresi, menetap sehari-hari di didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Score BDI-II

Baseline Phase (A) Treatment Phase (B) After Treatment (A)


Ket Sesi 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Subjek BDI-II 47 45 45 40 37 37 31 28 27
1
Klasifikasi DB DB DB DB DB DB DB DM DM
Mean 45,66 38 28,66
Subjek BDI-II 35 32 32 31 29 28 25 24 22
2
Klasifikasi DB DB DB DB DB DM DM DM DM
Mean 33 29,33 23,66

Tabel 2. Kriteria Skala Depresi Menurut BDI- II (American Psychiatric Assosiasion, 2000)

Skala Depresi BDI-II


Rentang Keterangan
0-9 Normal (N)
10-16 Depresi Ringan (DR)
17-29 Depresi Moderate (DM)
30-63 Depresi Berat (DB)

Nur Rakhmanto Heryana1*, Umar Yusuf2, Suhana2


1
Universitas Bhakti Kencana
2
Universitas Islam Bandung
Korespomd3nsi Penulis: Nur Rakhmanto Heryana. *Email: nur.rakhmanto@bku.ac.id

46
MHC JOURNAL OF Mental Health Concerns, Volume 1, No 2, October 2022: 43-50

Efektifitas logoterapi dengan media seni menggambar terhadap penurunan depresi pada lansia

Grafik 3.1. Grafik Depresi Pada Lansia

Grafik Depresi pada Lansia


65
55
0
45
0
35
25
0
15
0
5
0
1 2 3 1 2 3 1 2 3

Subjek 1 Subjek 2

PEMBAHASAN Awalnya lansia merasa diri tidak bermakna karena


Berdasarkan data logo terapi yang dilakukan oleh proses penuaan yang dialami. Penuaan yang dialami
partisipan, didapatkan hasil bahwa terjadi penurunan menyebabkan penurunan kondisi fisik, psikologis yang
symptom depresi. Hal ini ditunjukkan dari hasil skor BDI- mempengaruhi lansia dalam beraktivitas sehari-hari.
II dimana hampir pada setiap phase terjadi penurunan Setelah terbentuknya harapan dan tujuan hidup seorang
pada kedua partisipan dari tingkat depresi berat menjadi lansia akan menemukan makna dari hidupnya dan akan
tingkat depresi moderat. Disamping itu kedua partisipan berguna bagi diri dan lingkungannya.
mulai menunjukkan perubahan sikap terhadap Hal ini sejalan dengan pandangan logotherapy yang
lingkungan. menyatakan “Melalui logotherapi ini lansia akan mampu
Kedua subjek yang pada awalnya memandang diri menciptakan dan membangkitkan pengalaman yang
mereka negatif, merasa tidak berguna karena sudah membawa lansia keluar dari kondisi tidak baik yang
tidak mampu lagi melakukan aktifitas yang biasa dirasakan nya terutama karena proses menua” (Frankl,
dilakukan karena keterbatasan fisik maupun penyakit 2004).
yang dialami mulai mengalami perubahan. Hal ini Penilaian negatif yang ditunjukkan oleh kedua
menunjukkan proses logo terapi selama enam sesi partisipan dalam hal ini ditandai oleh symptom
perlahan dapat memberikan dampak bagi symptom emosional yang dialami. Symptom emosional itu seperti
depresi yaitu kognitif, afektif, dan somatis. perubahan mood, mudah marah kepada penghuni lain
Melalui proses pemahaman diri, partisipan mengenali meskipun hanya masalah sepele. Lebih memilih untuk
kekuatan dan kelemahan dalam dirinya. Individu yang berada di dalam kamar dan mengurung diri.
mengalami depresi lebih memfokuskan diri pada Dalam penelitiannya Beck menyebutkan symptom
penilaian diri negatif (Beck & Alford, 2009). emosional ditandai sebagai manifestasi emosi yang
Perubahan penilaian ini terjadi sebagai manifestasi meliputi penurunan mood, pandangan negative tentang
dari pemaknaan diri yang berubah, mereka mulai diri sendiri, tidak lagi merasakan kepuasan, menangis,
menerima dirinya dan berkembang sesuai dengan hilangnya respon yang menggembirakan. Pandangan
potensi yang dimilikinya, serta memiliki harapan dan negatif ini pun dimanifestasikan ke dalam symptom fisik
tujuan hidup. yang ditampilkan oleh kedua partisipan. Symptom fisik

Nur Rakhmanto Heryana1*, Umar Yusuf2, Suhana2


1
Universitas Bhakti Kencana
2
Universitas Islam Bandung
Korespomd3nsi Penulis: Nur Rakhmanto Heryana. *Email: nur.rakhmanto@bku.ac.id

47
MHC JOURNAL OF Mental Health Concerns, Volume 1, No 2, October 2022: 43-50

Efektifitas logoterapi dengan media seni menggambar terhadap penurunan depresi pada lansia

yang dimaksudkan oleh Beck meliputi: hilangnya nafsu Spiritualitas menjadi salah satu faktor penting dalam
makan, gangguan tidur, mudah lelah dan hilang libido. meraih hidup yang bermakna. Manusia merupakan
Salah satu cara untuk mendapatkan sumber makna kesatuan utuh dimensi ragawi, kejiwaan dan spiritual
hidup adalah dengan pendalaman terhadap catur nilai. (bio-psikososiokultural- spiritual) mengingat manusia
Pendalaman catur nilai yang pertama adalah senantiasa hidup dalam suatu lingkungan sosial budaya
perwujudan nilai kreatif. tertentu (keluarga, lingkungan, pendidikan, masyarakat)
Untuk menjaring pendalaman catur nilai yang yang juga berpengaruh terhadap perkembangan
pertama ini menggunakan art teknik dengan media seni kepribadian (Baihaqi, 2008; Bastaman, 2007).
menggambar. Dengan melakukan teknik ini maka Cara meraih makna hidup salah satunya dengan
diharapkan ada nilai kreatifitas yang terjaring secara mengalami transendensi diri, dimana individu memiliki
visual. kemampuan untuk melupakan dirinya dengan berserah
Kemudian nilai kreatifitas tersebut diukur diri dan mengabdi pada sebuah tujuan. Sebuah upaya
berdasarkan tingkatan nilai kreatifitas. Menurut Calvin perwujudan diri yang diperoleh sebagai efek samping
Taylor terdapat beberapa tingkatan kreatifitas dari upaya diri memahami makna kehidupan (Frankl,
seseorang. Kedua partisipan menunjukkan perubahan 2004).
derajat kreatifitas dari tingkat kreatifitas produktif menjadi Dalam konteks studi ini, partisipan dapat merasakan
tingkat Inovatif, dimana mereka mampu memberikan bahwa masalah yang dialaminya membuatnya menjadi
hubungan serta menceritakan mengenai karya yang lebih dekat kepada Tuhan. Sumber penolong utama
mereka buat. Penghayatan nilai yang dialami merupakan yang bisa diandalkan hanyalah Tuhan, sehingga dari
proses pemaknaan diri serta menghayati masih ada sanalah muncul arti bahwa mereka berharga dan
potensi diri yang dapat dimanfaatkan untuk lingkungan. bermakna.
Pada pendalaman catur nilai kedua yaitu Kedua partisipan mulai dapat berbaur dan masuk ke
pendalaman nilai-nilai penghayatan, partisipan memilih aktifitas yang diadakan di panti seperti mengikuti
untuk melakukan aktifitas yang bermanfaat untuk kegiatan pengajian dan shalat berjamaah di mushala
penghuni lain. panti.
Pada pendalaman catur nilai ketiga yaitu nilai Hasil penelitian dari Astuti menunjukkan bahwa ada
bersikap. Kedua partisipan menunjukkan perubahan hubungan positif antara penghayatan makna sholat dan
dimana awalnya mereka lebih banyak mengurung diri di kebermaknaan hidup yang meliputi penyerahan diri,
dalam ruangan kamar, namun kemudian berusaha untuk kepatuhan, dan ketundukan kepada Allah. Saat
berubah dengan bimbingan terapis. beribadah, sistem saraf individu menjadi lebih rileks dan
Pada pendalaman catur nilai yang terakhir yaitu nilai detak jantung menjadi lebih lambat (Astuti, 2013).
pengharapan, individu dapat mengungkapkan harapan- Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mencoba
harapan di masa yang akan datang mengenai membahas secara keseluruhan hasil yang diperoleh
kehidupannya. Harapan ini merupakan bagian dari selama proses penelitian. Kedua partisipan mengalami
pencapaian tujuan hidup. Tujuan hidup tidak dapat perubahan makna hidup yang ditunjukkan dengan
dipisahkan dari makna hidup. Secara disadari, partisipan perubahan symptom depresi.
berproses untuk mencari makna hidupnya, sesuai Kedua partisipan yang awalnya memiliki makna
dengan prinsip will to meaning (hasrat untuk hidup hidup sebagai orang yang tidak berguna, lebih banyak
bermakna) yaitu individu termotivasi untuk mencari mengurung diri di kamar, enggan bergaul dan
makna dan memberikan makna pada hidupnya berinteraksi dengan penghuni panti lain, berubah
(Bastaman, 2007). menjadi pribadi yang memiliki makna dan bersedia
Pendalaman nilai ibadah tidak dapat dipisahkan dari bergaul dengan sesama penghuni panti lainnya.
dimensi spiritual yaitu hubungan individu dengan Tuhan. Mereka mulai menunjukkan tindakan positif dengan

Nur Rakhmanto Heryana1*, Umar Yusuf2, Suhana2


1
Universitas Bhakti Kencana
2
Universitas Islam Bandung
Korespomd3nsi Penulis: Nur Rakhmanto Heryana. *Email: nur.rakhmanto@bku.ac.id

48
MHC JOURNAL OF Mental Health Concerns, Volume 1, No 2, October 2022: 43-50

Efektifitas logoterapi dengan media seni menggambar terhadap penurunan depresi pada lansia

berbagi pengalaman serta barang yang dapat SARAN


bermanfaat bagi lingkungan. Disamping itu mereka juga Bagi subjek penelitian, perlu mengaplikasikan apa
menunjukkan symptom fisik yang mengarah menjadi yang sudah dipelajari pada seluruh sesi logoterapi pada
individu yang lebih sehat. kehidupannya sehari-hari.
Proses perubahan yang terjadi adalah penilaian Bagi peneliti selanjutnya, untuk melakukan studi
negatif yang dihayati menjadi diri yang lebih bermakna populasi dengan sampel yang lebih banyak, untuk
dengan menggunakan potensi dan keunggulan yang mendapatkan gambaran yang lebih kaya seperti
dimiliki oleh diri mereka sendiri. mengaitkan dengan karakteristik subjek ataupun data
Sikap partisipan dalam mengatasi rasa demografi nya. Dan disarankan untuk lebih menggali
ketidakberdayaan yaitu dengan melakukan kegiatan pemahaman mengenai makna hidup yang dirasakan
bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Kegiatan oleh partisipan sehingga pemaknaan diri dari setiap
tersebut dapat membuatnya menjadi lebih kuat dan partisipan dapat lebih terlihat. Dapat dilakukan penelitian
bermakna. Mereka bersedia melakukan dan mengambil lanjutan pada rentang usia lain selain pada lansia.
keputusan apa yang menurut mereka baik. Individu tidak
lagi merasa bingung dalam mengambil keputusan dan DAFTAR PUSTAKA
menentukan sikap yang terbaik bagi dirinya. Aritonang, J. M. P., Soewadi, S., & Wirasto, R. T. (2018).
Kok, Goh, dan Gan dalam penelitiannya Korelasi Tingkat Kebermaknaan Hidup Dengan
menyebutkan bahwa memberikan kontribusi bagi Depresi Pada Lansia Di Posyandu Lansia
masyarakat dan bagi orang lain merupakan salah satu Padukuhan Soro Padan, Sleman,
sumber makna hidup terbesar. Hal ini akan Yogyakarta. Berkala Ilmiah Kedokteran Duta
menimbulkan kegembiraan pada diri sehingga dapat Wacana, 3(1), 25.
menurunkan level kesedihan yang dialami, karena ia
dapat melakukan hal yang bermanfaat. Aryani, A. (2008), Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Kedua subjek bersedia mengikuti aktifitas ibadah Dengan Depresi Pada Lansia Di Desa Mandong
secara bersama dengan rekan lain seperti shalat Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten, Universitas
berjamaah dan mengaji bersama. Muhammadiyah, Surakarta.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
maka didapatkan skor depresi mengalami penurunan Astuti, D. Y. (2013). Hubungan penghayatan makna
dari tingkat depresi tinggi ke tingkat depresi sedang. Hal sholat dan kebermaknaan hidup pada siswa MAN
ini sesuai dengan studi sebelumnya yang menyatakan Tempel Sleman Yogyakarta. (Tesis tidak
bahwa logoterapi dapat menurunkan depresi serta untuk dipublikasikan). Universitas Islam Negeri Sunan
menemukan kembali makna hidup (Cho, Bernstein, Roh, Kalijaga, Yogyakarta.
& Chen, 2013).
Baihaqi, Z. (2008). Persepsi Nasabah Terhadap
SIMPULAN Peranan Asuransi Takaful Cabang Banjarmasin.
Berdasarkan hasil pengolahan data dan
pembahasan, maka simpulan dari penelitian ini adalah Ballo, I. R., Kaunang, T. M., Munayang, H., & Elim, C.
logoterapi dengan media seni menggambar cukup efektif (2012). Profil lanjut usia dengan depresi yang tinggal
dalam menurunkan tingkat depresi pada lansia di panti di balai penyantunan lanjut usia senja cerah
wredha Budi Pertiwi Bandung. Tingkat depresi manado. Jurnal Biomedik: JBM, 4(1).
berkurang dari Tingkat depresi tinggi menjadi tingkat
depresi sedang. Bastaman, H. D. (2007). Logoterapi : Psikologi untuk
Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup

Nur Rakhmanto Heryana1*, Umar Yusuf2, Suhana2


1
Universitas Bhakti Kencana
2
Universitas Islam Bandung
Korespomd3nsi Penulis: Nur Rakhmanto Heryana. *Email: nur.rakhmanto@bku.ac.id

49
MHC JOURNAL OF Mental Health Concerns, Volume 1, No 2, October 2022: 43-50

Efektifitas logoterapi dengan media seni menggambar terhadap penurunan depresi pada lansia

Bermakna. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. logotherapy. 2nd Online Reprint.

Beck, A. T., & Alford, B. A. (2009). Depression: Causes Muhid, A. (2010). Dimensi Spiritual dalam Logoterapi.
and treatment. University of Pennsylvania Press. http:// haqiqie.wordpress.com/ 2007 / 08 / 24 /
Logoterapi Pencarian Makna Hidup sebagai Sebuah
Cho, S., Bernstein, K. S., Roh, S., & Chen, D. C. (2013). Terapi Neurosis Psikoterapi.
Logo-autobiography and its effectiveness on
depressed Korean immigrant women. Journal of Narulita, R. (2009). Perbedaan Tingkat Depresi antara
Transcultural Nursing, 24(1), 33-42. Lansia yang Memiliki Keluarga dengan Lansia yang
Tidak Memiliki Keluarga. Mutiara Medika: Jurnal
Davidson, G. C., Neale, J. M., & Kring, A. M. (2018). Kedokteran dan Kesehatan, 9(2 (s)), 101-107.
“Psikologi Abnormal Edisi ke-9”. Rajawali Pers,
Raja Grafindo Persada. Purwandari, F. (2010). Perbedaan tekanan darah tenaga
kerja sebelum dan sesudah terpapar bising di bagian
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). tenun departemen weaving shuttle loom PT. Daya
Riset kesehatan dasar. Jakarta: Badan Penelitian Manunggal Salatiga.
dan pengembangan Kesehatan Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. Stanley, M., & Beare, P. G. (2007). Buku Ajar
Keperawatan Gerontik ed. 2, alih bahasa Juniarti dan
Frankl, V. E. (2004). Mencari Makna Hidup: Mans Kurnianingsih. Jakarta: EGC, hlm. 43, 166–170, 367,
Search For Meaning. Bandung: Penerbit Nuansa. 368.

Kaplan, K. (1997). Synopsis of Psychiatry, jilid 2, alih Sunanto, J., Takeuchi, K., & Nakata, H. (2005).
bahasa Widjaja Kusuma. Jakarta: Binarupa Aksara, Pengantar penelitian dengan subjek
hlm. 435–441, 877, 887–889. tunggal. CRICED University of Tsukuba, 1-150.

Mangoenprasodjo, A. S. (2004). Sehat di Usia World Health Organization. (2005). WHO multi-country
Tua.Thinkfresh. Yogyakarta. study on women's health and domestic violence
against women: Summary report of initial results on
Marshall, M. (2011). Prism of meaning: Guide to the prevalence, health outcome and women's responses.
fundamental principles of Viktor E. Frankl’s Geneva: World Health Organization.

Nur Rakhmanto Heryana1*, Umar Yusuf2, Suhana2


1
Universitas Bhakti Kencana
2
Universitas Islam Bandung
Korespomd3nsi Penulis: Nur Rakhmanto Heryana. *Email: nur.rakhmanto@bku.ac.id

50

You might also like