Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Hubungan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi Mulut

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 6 (3) 2021

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah


Alamat Website: http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM

Hubungan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi Mulut dan Perilaku Perawatan Gigi
Pada Anak Usia 10-14 Tahun

Jennifer Simaremare 1, Imanuel Sri Mei Wulandari 2

1
Mahasiswa Program Studi Keperawatan Universitas Advent Indonesia Bandung, Indonesia.
2 Dosen Program Studi Keperawatan Universitas Advent Indonesia Bandung, Indonesia.

INFORMASI ABSTRACT
Korespondensi: Background: Oral disease is a serious global health problem and can affect all age groups
JenniferPriskilla01@gmail. including children. The results of the 2018 Riskesdas stated that the largest proportion
com of dental problems in Indonesia were damaged, cavities and sick teeth (45.3%).

Objective: to describe the knowledge, behavior and relationship between the level of
knowledge of oral health and dental care behavior in children aged 10-14 years.

Methods: The research design was cross sectional. The research instrument consisted of
a knowledge and behavior questionnaire created in google form. The research sample
consisted of 50 children aged 10-14 years in East Bekasi who were taken by random
sampling. This study uses a frequency distribution to describe the knowledge and be-
havior of the respondents, and analysis tests to determine the relationship between the
level of knowledge of oral health and dental care behavior in children. The data were
analyzed using the Spearman Rho.

Results: The results showed a significance value of 0.01 <0.05, thus it can be concluded
that there is a relationship between knowledge and oral health behavior in children
Keywords: aged 10-14 years.
Children, Knowledge,
Dental and Oral Health Conclusion: It is recommended that parents and schools collaborate in providing reg-
Behavior ular oral health education to children.

104
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 6 (3) 2021

PENDAHULUAN (Riskesdas, 2018c). Jika dilihat dari data mengenai


Proporsi Masalah Gigi dan Mulut dan Perawatan oleh
Perawatan diri atau personal hygiene merupakan salah Tenaga Medis Gigi berdasarkan Kelompok Umur di
satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi Indonesia usia 10-14 tahun mengalami masalah gigi
kebutuhannya. Salah satu jenis dari personal hygiene dan mulut mencapai 55,6% dan hanya 9,4% saja
yaitu menjaga kebersihan gigi dan mulut. Gigi yang menerima perawatan dari tenaga medis gigi
dan mulut merupakan bagian penting yang harus (Riskesdas, 2018a). Pendidikan tentang kesehatan
dipertahankan kebersihannya karena melalui organ gigi dan mulut pada anak usia 10-14 tahun sangat
ini berbagai kuman dapat masuk ke dalam tubuh penting ditinjau dari berbagai masalah kesehatan
dan berkembang sehingga dapat menyebabkan yang sering muncul pada anak seperti sariawan, gigi
berbagai penyakit yang dapat merugikan manusia. berlubang, gigi patah, peradangan pada gusi dan
Kebersihan mulut merupakan upaya yang dilakukan susunan gigi yang tidak rapih. Sehingga memerlukan
untuk membersihkan rongga mulut, lidah, dan gigi berbagai metode dan pendekatan untuk menghasilkan
dari semua sisa makanan dengan cara menggosok pengetahuan,sikap,dan perilaku yang sehat khususnya
gigi minimal dua kali dalam sehari, hal ini dilakukan pada gigi dan mulut anak. (Dimas, 2018).
agar mulut terbebas dari penyakit dan kerusakan gigi
(pitaloka, 2018). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
gambaran tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan
Berbagai penyakit yang muncul dalam mulut mulut pada anak usia 10-14 tahun, mengidentifikasi
disebabkan oleh berbagai faktor yaitu sikap atau gambaran perilaku perawatan gigi pada anak usia 10-
perilaku yang mengabaikan kebersihan gigi dan mulut 14 tahun dan melihat ada atau tidaknya hubungan
karena kurangnya pengetahuan akan pentingnya antara tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
pemeliharaan gigi dan mulut, malas menyikat gigi, dan perilaku perawatan gigi pada anak usia 10-14
menyikat gigi dan mulut dengan cara yang salah dan tahun.
tidak benar serta makan-makanan dan minuman
yang manis (Senjaya & Yasa, 2019). Hal tersebut Manfaat penelitian ini adalah untuk menambah
dapat menimbulkan berbagai penyakit di dalam pengetahuan anak usia 10-14 tahun tentang menjaga
rongga mulut seperti gigi berlubang, penyakit gusi kebersihan gigi dan mulut, merubah perilaku
(gingivitis), mulut kering, kanker mulut, karies dan anak dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut,
meningkatkan rasa peduli anak dalam melakukan
penyakit lainnya (Lidya, 2020). Karies atau gigi
perawatan gigi dan mulut dengan cara yang baik
berlubang merupakan salah satu penyakit yang paling dan benar. Penelitian ini juga dapat dikembangkan
banyak ditemui di rongga mulut, baik pada anak- dalam penelitian selanjutnya bagi yang ingin meneliti
anak, remaja, orang dewasa dan lansia (Rahtyanti et terhadap responden lain, sehingga dapat menjadi
al., 2018). Prevalensi kasus karies di Indonesia adalah acuan untuk menyelesaikan persoalan penyakit gigi
sebesar 88,8% dengan prevalensi karies akar sebesar dan mulut serta dapat mencegah terjadinya penyakit
56,6% (Kementrian Kesehatan RI, 2019). di hari depan. Manfaatnya bagi peneliti adalah sebagai
latihan dan pengembangan kemampuan dalam bidang
Gigi rusak, berlubang dan rasa sakit pada gigi penelitian dan penerapan teori yang telah diperoleh
merupakan masalah terbesar di Indonesia masalah ini selama menempuh pendidikan di perkuliahan.
terhitung 45,3% pada penduduk Indonesia. Masalah
kesehatan mulut lainnya yang dialami oleh penduduk METODE
Indonesia adalah gusi bengkak dan atau keluar bisul Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang
(abses) sebesar 14% (Kemenkes, 2020). Data yang bersifat explanatory. Penelitian yang akan dilakukan
dirilis Departemen Kesehatan (Depkes) menunjukkan oleh peneliti menggunakan desgin penelitian cross
bahwa penduduk Indonesia telah menyikat gigi setiap sectional dengan menggunakan questioner bertujuan
hari dengan nilai presentase sebesar (94,7%) namun untuk mendapatkan data yang akurat sesuai dengan
hanya 2,8% yang menyikat gigi di waktu yang benar tujuan penelitian, penelitian ini diperoleh dengan
yaitu sesudah makan pagi dan sebelum tidur (Riskesdas, data yang seadanya dari responden. Ruang Lingkup
2018b). Penduduk Indonesia usia 10-14 tahun telah penelitian ini adalah anak usia 10-14 tahun sebagai
melakukan sikat gigi setiap hari 96,5%, namun hanya subjek dari penelitian. Tingkat pengetahuan kesehatan
2,1% telah menggosok gigi dua kali di waktu yang gigi dan mulut dan perilaku perawatan gigi sebagai
benar, yaitu pagi hari dan malam sebelum tidur
105
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 6 (3) 2021

objek dari penelitian. Dalam penelitian ini penulis Tabel 1. Karakteristik Responden di Bekasi Timur
menggunakan sampel dengan cara Random sampling
(Probability) sebanyak 50 anak didaerah Bekasi Timur. Karakteristik Frekuensi Persentase
Jenis Kelamin:
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah anak yang Laki-laki 23 46
berusia 10-14 tahun, anak tidak dalam keadaan Perempuan 27 54
sakit gigi, keluarga yang bersedia anaknya menjadi
Usia Anak :
responden dan responden berada ditempat tinggal
10 Tahun 20 40
masing-masing dikarenakan situasi COVID-19.
11 Tahun 9 18
Kriteria eksklusi pada penelitian ini yaitu anak pada
12 Tahun 6 12
saat pengisian data sedang mengalami sakit gigi dan
13 Tahun 9 18
mulut. Pengumpulan data dilakukan hanya satu kali
14 Tahun 6 12
pada responden. Questioner dalam bentuk google form
dikirim melalui aplikasi Whatsapp serta pemberian Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Informed consent kepada orang tua. mayoritas sampel berjenis kelamin perempuan sebesar
54%, yang didominasi oleh usia anak 10 tahun.
Instrument pada penelitian ini menggunakan
questioner dari Sandi Kurniawan . Prosedur pengisian Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Anak Tentang
questioner disajikan dengan dua alternatif jawaban Kesehatan Gigi dan Mulut
pada bagian tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut yaitu “BENAR” diberi nilai 1 dan “SALAH” Tingkat pengetahuan Frekuensi Persentase
diberi nilai 0. Pada bagian perilaku perawatan
gigi disajikan dengan 4 alternatif jawaban berupa Cukup Baik 7 14
TP (Tidak Pernah melakukan) diberi nilai 1, KK
Baik 43 86
(Kadang-Kadang melakukan) diberi nilai 2, S
(Sering melakukan) diberi nilai 3 dan SL (Selalu Total 50 100
melakukan) diberi nilai 4. Setelah questioner diisi
oleh responden, questioner akan dikumpulkan kembali Hasil penelitian pada tabel 2 menunjukkan bahwa
kepada peneliti, lalu peneliti akan memastikan semua tingkat pengetahuan anak usia 10-14 tahun termasuk
item telah dijawab semua. Penelitian ini sudah lolos uji dalam kategori baik dengan jumlah responden
etik dari KEPK Universitas Advent Indonesia dengan sebanyak 43 anak yaitu presentase sebesar 86%.
nomor 139/KEPK-FIK.UNAI/EC/II/21. Penelitian Tabel 3.Perilaku Perawatan Gigi Pada Anak
dilakukan pada tanggal 23 Februari 2021-15 Maret
2021. (Kurniawan, 2017) Perilaku Frekuensi Persentase
Perilaku Kurang 9 18
Penelitian ini menggunakan distribusi frekuensi
untuk menjawab gambaran pengetahuan dan Perilaku Cukup Baik 35 70
perilaku responden, serta uji analisa digunakan untuk Perilaku Baik 6 12
mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan Total 50 100
kesehatan gigi dan mulut dan perilaku perawatan gigi
Hasil penelitian pada tabel 3 menunjukkan bahwa
pada anak usia 10-14 tahun. Pengujian data dianalisis
perilaku anak usia 10-14 tahun termasuk dalam
menggunakan Spearman Rho, dikarenakan data tidak kategori cukup baik dengan jumlah responden
terdistribusi secara normal. sebanyak 35 anak yaitu presesntase sebesar 70%.
HASIL Tabel 4. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan
Kesehatan Gigi dan Mulut dan Perilaku Perawatan
Berikut ini merupakan hasil penelitian mengenai
Gigi Pada Anak.
karakteristik responden.
Variabel P Value Keeratan Hubungan
Pengetahuan
0,01 0,459
Perilaku

106
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 6 (3) 2021

Hasil penelitian pada tabel 4 menunjukkan bahwa ekonomi, lingkungan, pengalaman dan usia. Semakin
terdapat hubungan yang signifikan antar atingkat tinggi pendidikan dan pertambahan usia seseorang
pengetahuan dengan perilaku anak terhadap dapat mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir
kebersihan mulut dan gigi dengan p value < nilai α seseorang, sehingga tidaklah sulit untuk menerima
(0,01 < 0,05). Dengan nilai keeratan hubungan 0,459 sebuah informasi yang didapatkan. Perilaku/sikap
yang mempunyai arti hubungan kuat. seseorang ditentukan dari cara pandang seseorang
PEMBAHASAN terhadap suatu objek yang mengandung aspek positif
dan aspek negative. Semakin banyak aspek positif dari
Pada tabel 2 merupakan hasil penelitian mengenai objek yang diketahui maka akan menumbuhkan sikap
gambaran pengetahuan anak tentang kesehatan
positif terhadap objek tersebut (Erlin, 2017). Nilai
gigi dan mulut bahwa mayoritas 43 anak (86%)
dalam kategori pengetahuannya baik Hasil tersebut 0,459 merupakan hasil penelitian yang menunjukkan
menunjukkan bahwa anak dengan usia 10-14 tahun keeratan hubungan termasuk dalam kategori sangat
mampu memperoleh, mengingat dan memahami kuat (Sugiyono, 2016).
informasi dari apa yang telah mereka lihat dan
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan hasil penelitian
dengar mengenai kesehatan gigi dan mulut serta telah
mengetahui cara perawatan gigi yang baik (Bujuri, (Wulandari et al., 2018) dengan judul “Determinan
2018). Perilaku Perawatan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada
Anak Usia 12 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas I
Pada tabel 3 merupakan hasil penelitian mengenai Baturiti” Penelitian tersebut menunjukkan terdapatnya
perilaku perawatan gigi pada anak bahwa mayoritas 35 hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan
anak (70%) dalam kategori perilakunya cukup baik. sikap dengan perilaku perawatan kesehatan gigi dan
Hasil penelitian mengenai perilaku anak lebih banyak mulut pada anak dengan hasil hubungan perilaku
kategori cukup baik. Orangtua memiliki peran yang perawatan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia
sangat penting terhadap pencapaian tumbuh kembang 12 tahun berdasarkan pengetahuan yaitu p=0,007 dan
anak yang optimal. Orangtua harus berupaya untuk berdasarkan sikap yaitu p=0,033.
mengasah kemampuan intelektual anak sejak dini
hingga terbentuknya pendirian yang kokoh pada diri Kesadaran anak untuk menjaga kesehatan gigi dan
anak. Mencurahkan rasa kasih sayang yang berbasis mulut masih sangat rendah, sehingga anak berisiko
moral berupa asih, asah, dan asuh merupakan cara mengalami penyakit pada organ mulutnya. Disinilah
yang terbaik dalam mendidik anak (Suardi, 2016). peran orangtua dan sekolah sangat dibutuhkan
Salah satu contoh tanggung jawab penting orangtua dalam memberikan penyuluhan pendidikan pada
yaitu mengembangkan perilaku sehat sejak dini pada anak mengenai kesehatan gigi dan mulut. (Putri
anak, sehingga terbentuklah pola hidup yang sehat Abadi & Suparno, 2019). Anak harus mendapatkan
pada anak. Sekolah juga memiliki peran yang penting pengetahuan yang cukup mengenai tanda dan gejala
dalam membentuk pola hidup yang sehat pada anak. munculnya penyakit didaerah gigi dan mulut, dimulai
Bila anak luput memperoleh pendidikan tentang pola dari rasa nyeri ringan hingga berat. Sakit gigi dapat
hidup sehat di sekolah dan di rumah, maka anak akan disertai dengan pembengkakan pada gusi, demam,
dapat menerapkan pola hidup yang tidak sehat hingga nyeri saat mengunyah, sulit menelan, sulit dan sakit saat
anak menjadi dewasa nanti (Rompas et al., 2018). membuka mulut, sakit kepala, nyeri yang merambat
hingga ke telinga dan bau busuk didalam mulut.
Pada tabel 4 merupakan hasil penelitian yang Berbagai tanda dan gejala tersebut dapat mengganggu
menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,01 < 0,05 anak dalam melakukan kegiatannya sehari-hari seperti,
sehingga terdapat hubungan antara pengetahuan hilangnya nafsu makan karena adanya rasa nyeri, anak
dengan perilaku kesehatan gigi dan mulut. dapat kesulitan untuk berkonsentrasi dalam proses
Pengetahuan merupakan hasil dari pemikiran pembelajaran di sekolah karena adanya rasa sakit di
manusia yang sudah diketahui terlebih dahulu kepala dan anak juga akan kehilangan kepercayaan
dengan cara melakukan penggabungan antara suatu diri saat mereka bermain dengan teman-temannya
subyek dan objek yang telah didapatkan (Nurroh, karena bau busuk yang keluar dari mulutnya (Willy,
2017). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi 2019).
pengetahuan seseorang diantaranya pendidikan,
media massa/ sumber informasi, sosial budaya dan Oleh sebab itu anak juga harus mengetahui penyebab
dari munculnya berbagai tanda dan gejala penyakit
107
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 6 (3) 2021

pada rongga mulut akibat tidak menjaga kebersihan Kognitif Anak Usia Dasar dan Implikasinya
gigi dan mulut. Diantaranya yaitu kebiasaan makan- dalam Kegiatan Belajar Mengajar. LITERASI
makanan yang terlalu manis yang menyebabkan bakteri (Jurnal Ilmu Pendidikan), 9(1), 37. https://doi.
di mulut menghasilkan lebih banyak asam yang dapat org/10.21927/literasi.2018.9(1).37-50
memicu kerusakan gigi, kurangnya mengonsumsi Dimas, D. (2018). 7 Masalah Gigi dan Mulut
air mineral yang dapat menyebabkan produksi air yang Sering Dialami Anak-Anak. Klikdokter.
liur di dalam mulut sedikit sehingga membuat gigi com. https://www.klikdokter.com/info-sehat/
berlubang, tidak menyikat gigi sampai bersih yang read/3536246/7-masalah-gigi-dan-mulut-yang-
dapat menyebabkan plak dan bakteri berkembangbiak sering-dialami-anak-anak
di rongga gigi dan tidak memakai pasta gigi yang Erlin, Y. (2017). Analisa pengetahuan siswa tentang
mengandung Fluoride. Fluoride merupakan mineral makanan yang sehat dan bergizi terhadap
alami yang membantu mencegah gigi berlubang dan pemilihan jajanan di sekolah. In Skripsi.
memperbaiki kerusakan gigi. (Unilever, 2021) . Kemenkes. (2016). Cara Mencegah Penyakit Gigi
dan Mulut. Direktorat Promosi Kesehatan dan
Pencegahan penyakit pada rongga mulut harus Pemberdayaan Masyarakat. https://promkes.
dilakukan sejak dini. Beberapa cara yang dapat kemkes.go.id/?p=5879
dilakukan yaitu memelihara kebersihan gigi dan Kemenkes. (2020). Situasi Kesehatan Gigi dan
mulut dengan menggosok gigi secara rutin minimal 2
Mulut 2019. Kementrian Kesehatan Republik
kali yaitu sesudah sarapan dan sebelum tidur malam,
memperkuat gigi dengan menggunakan pasta gigi Indonesia. https://www.kemkes.go.id/article/
yang mengandung Fluoride dan menggunakan sikat view/20030900005/situasi-kesehatan-gigi-dan-
gigi yang berbulu halus, menggosok gigi dan mulut mulut-2019.html
dengan baik dan benar yaitu menyikat seluruh Kementrian Kesehatan RI. (2019). Faktor Risiko
permukaan gigi selama kurang lebih 2 menit lalu Kesehatan Gigi dan Mulut. Pusat Data dan
berkumur dengan air yang bersih, mengurangi Informasi Kementerian Kesehatan RI. https://
konsumsi makanan yang terlalu manis dan lengket, www.kemkes.go.id/resources/download/
membiasakan konsumsi makanan yang berserat dan pusdatin/infodatin/infodatin gigi.pdf
menyehatkan gigi seperti buah-buahan dan sayur- Kurniawan, S. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan
sayuran dan pemeriksaan secara rutin ke dokter gigi dan Perilaku Kesehatan Gigi dan mulut dengan
selama 6 bulan sekali. (Kemenkes, 2016).
Keparahan Karies Gigi di SD X. 45-49. [FK -
KESIMPULAN Usakti]. http://repository.trisakti.ac.id/usaktiana/
index.php/home/detail/detail_koleksi/9/
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
SKR/2016/00000000000000093635/0
terdapat hubungan yang signifikan antara variabel
perilaku menyikat gigi dengan tingkat pengetahuan Lidya. (2020). Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut.
kebersihan gigi dan mulut pada anak usia 10-14 Rumah Sakit Permata Keluarga Husada Grup.
tahun didaerah Bekasi Timur dengan hasil tingkat https://rspermata.co.id/articles/read/menjaga-
pengetahuan yaitu sebesar 86% termasuk dalam kesehatan-gigi-dan-mulut
kategori baik dengan jumlah responden sebanyak 43 Nurroh, S. (2017). Filsafat Ilmu. Assignment paper of
anak dan perilaku anak termasuk dalam kategori cukup filosophy of geography science.
baik yaitu sebesar 70% dengan jumlah responden pitaloka, dyah ayu mayang. (2018). Tingginya Angka
sebanyak 35 anak. OHI-S Dilihat dari Perilaku Cara Menggosok
SARAN Gigi yang Benar. https://doi.org/10.31219/osf.io/
x7h2v
Berdasarkan pembahasan dapat disarankan agar Putri Abadi, N. Y. W., & Suparno, S. (2019).
orangtua anak dan pihak sekolah dapat bekerjasama Perspektif Orang Tua pada Kesehatan Gigi Anak
dalam memberikan penyuluhan kesehatan gigi dan Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak
mulut secara berkala pada anak, sehingga anak dapat
Usia Dini, 3(1), 161. https://doi.org/10.31004/
terhindar dari penyakit gigi dan mulut yang dapat
mengganggu tumbuh kembang anak. obsesi.v3i1.161
Rahtyanti, G. C. S., Hadnyanawati, H., &
DAFTAR PUSTAKA Wulandari, E. (2018). Hubungan Pengetahuan
Bujuri, D. A. (2018). Analisis Perkembangan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Karies Gigi
pada Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Gigi
108
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 6 (3) 2021

Universitas Jember Tahun Akademik 2016/2017 kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 12 tahun
(Correlation of Oral Health Knowledge with di wilayah kerja Puskesmas I Baturiti. Intisari Sains
Dental Caries in First Grade Dentistry Students Medis, 9(3), 55–58. https://doi.org/10.15562/
of Jember. Pustaka Kesehatan, 6(1), 168. https:// ism.v9i3.265
doi.org/10.19184/pk.v6i1.7153
Riskesdas. (2018a). Proporsi Masalah Gigi dan Mulut
Serta Mendapatkan Pelayanan dari Tenaga Medis
Gigi Menurut Provinsi. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. https://kesmas.kemkes.
go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/
Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf
Riskesdas. (2018b). Proporsi perilaku menyikat gigi
dengan benar pada penduduk usia > 3 tahun
menurut provinsi. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. https://kesmas.kemkes.
go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/
Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf
Riskesdas. (2018c). Proporsi perilaku menyikat gigi
setiap hari pada penduduk umur > 3 tahun
menurut provinsi. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. https://kesmas.kemkes.
go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/
Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf
Rompas, R., Ismanto, A. Y., Oroh, W., Studi, P.,
Keperawatan, I., Kedoteran, F., & Ratulangi, U.
S. (2018). Hubungan Peran Orang Tua Dengan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Anak Usia
Sekolah Di Sd Inpres Talikuran Kecamatan
Kawangkoan Utara. Jurnal Keperawatan, 6(1).
Senjaya, A. A., & Yasa, K. A. T. (2019). Hubungan
Pengetahuan dengan Kebersihan Gigi dan Mulut
Siswa Kelas VII di SPMN 3 Selemadeg Timur
Tabanan Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Gigi,
6(2), 19.
Suardi. (2016). PENDIDIKAN KELUARGA: Basis
pendidikan pertama dan Utama dalam Membina
Ketahanan Moral Anak Usia Dini. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 171–
178.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Unilever. (2021). Penyebab dan Cara Merawat
Gigi Berlubang Pada Anak. Pepsodent. https://
www.tanyapepsodent.com/tips-kesehatan-
gigi/perawatan-gigi-anak/penyebab-dan-cara-
merawat-gigi-berlubang-pada-anak.html
Willy, T. (2019). Sakit Gigi. Kemenkes RI. https://
www.alodokter.com/sakit-gigi
Wulandari, N. N. F., Handoko, S. A., & Kurniati,
D. P. Y. (2018). Determinan perilaku perawatan

109

You might also like