Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Jurnal Penelitian 10785-37940-3-PB

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Agrointek Volume 16 No 2 Juni 2022: 197-205

Biosintesis nanopartikel perak (AgNP) menggunakan bacillus firmus E65 dan


aktivitasnya terhadap mikroba patogen

Yadi Suryadi *, Dwi Ningsih Susilowati , I Made Samudra

Lab Mikrobiologi dan Biokimia, BB Biogen, Bogor, Indonesia

Article history ABSTRACT


Diterima: Silver (Ag) in ionic form is toxic to microbial cells, but is environmentally
10 Juni 2021 friendly and safe for humans. This study aims to synthesize silver
Diperbaiki: nanoparticles (AgNP) using Gram-positive bacterial isolate (B. firmus
23 Agustus 2021 E65) as a bioreductor and to test its activity as an antimicrobial against
Disetujui: Eschericia coli, Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo) and the fungus
29 Agustus 2021
Colletotrichum gloeosporioides under in-vitro assays. AgNP was obtained
by adding bacterial culture supernatant B. firmus E-65 to 5mM AgNO3
Keyword
solution. The formation of AgNP was observed by changing the color of the
Silver nanoparticle;
antimicrobes; solution after incubation at 37 °C for 72 hours. The UV-Vis
B. firmus E 65 spectrophotometer measurement to AgNP solution showed a maximum
wavelength of 425 nm. The particle size of AgNP was 252.1 nm with
intensity of 98.90 %. The result of bioassay against E. coli showed the
greatest inhibition at 50 % AgNP (degree of inhibition (DI) =96.15 %),
followed by 25 % AgNP (DI=76.92 %), and 12.5 % AgNP (DI=53.84 %).
The bioassay against Xoo showed the greatest degree of inhibition was at
AgNP 50 % (DI=92.85 %), followed by 25 % AgNP and 12.5 % AgNP
(DI=85.71 %). Meanwhile bioassay against C.gloeosporioides, the greatest
inhibition was observed at 25 % AgNP (DI=94.35 %), followed by 50 %
AgNP (DI=91.9 %).

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

*
Penulis korespondensi
Email : yshid@yahoo.co.uk
DOI 10.21107/agrointek.v16i2.10785
Suryadi et al. Agrointek 16 (2): 197-205

AgNP dilaporkan dapat menghambat


PENDAHULUAN pertumbuhan bakteri patogen pada manusia.
Faktor penyakit tanaman diketahui dapat Beberapa bakteri patogen yang telah diuji antara
menyebabkan perubahan bentuk, fungsi, dan lain E. coli, Staphylococcus aureus, Salmonella
memicu terjadinya ketidakstabilan parsial atau typhi, Staphylococcus epidermidis, dan
kematian bagian tanaman atau keseluruhan. Pseudomonas aeruginosa (Deljou dan Goudarzi,
Beberapa mikroba patogen penyebab penyakit 2016; Bonde, 2011; Jain et al., 2009).
tanaman di antaranya Xanthomonas oryzae pv. AgNP dapat disintesis dengan beberapa
oryzae (Xoo), Colletotrichum sp. (Patil et al., metode diantaranya secara kimia, fisika, dan
2017), sementara E. coli merupakan patogen biologi. (Loo et al., 2012; Nameirakpam et al.,
penting pada manusia. 2012; Ismail et al., 2013). Namun, sintesis kimia
Hingga saat ini upaya pengendalian penyakit dapat menyebabkan absorbsi beberapa senyawa
yang dianggap cepat dan praktis masih kimia berbahaya pada permukaan yang memiliki
mengandalkan pestisida sintetik diantaranya L- efek merugikan pada aplikasinya. Sintesis biologi
kloramfenikol, nikel-dimetilditiokarbamat, (biosintesis) yang melibatkan reaksi enzimatis
fentiazon, probenazol, tekloftalam, fenazin lebih disukai dan dianggap sebagai salah satu cara
oksida, dan nikel-dimetilditiokarbamat, benomil, yang lebih ramah lingkungan, karena
carbendzim, propineb, difenoconazol, dan menggunakan ekstrak daun tumbuhan, atau
prokloraz (Wu et al., 2015; Sundaram et al., 2014; mikroba (bakteri dan fungi). Selain itu metode ini
Kim et al., 2016). Meningkatnya kasus resistensi cocok untuk bidang pengobatan dan aplikasi
patogen terhadap bahan kimia dan dampak biomedis lainnya (Ahmed et al., 2020; Sholkamy
terhadap lingkungan, maka diperlukan alternatif et al., 2019).
pengendali yang lebih ramah lingkungan dan Penelitian ini bertujuan mensintesis partikel
aman bagi manusia. perak nitrat (AgNO3) yang direduksi
Logam Perak telah diketahui berpotensi menggunakan isolat bakteri B. firmus E65, dan
sebagai antibakteri (Bonde, 2011), antijamur menguji aktivitas AgNP terhadap pertumbuhan
(Mahdizadeh et al., 2015), dan antiinflamasi. mikroba E. coli, Xoo, dan C. gloeosporioides.
Dibandingkan dengan senyawa antibiotik lainnya,
METODE
ion perak telah banyak digunakan karena memiliki
sifat antimikroba untuk melawan patogen dan Penyiapan Isolat Bakteri B. firmus E65 dan
tidak berbahaya bagi manusia (Carbone et al., Biosintesis AgNP
2016). Kemampuan antimikroba, antara lain dapat Biosintesis AgNP dilakukan menggunakan
merusak dinding sel bakteri dan mengganggu isolat bakteri B. firmus E65 berdasarkan metode
metabolisme sel. Dilaporkan daya antimikroba Deljou dan Goudarzi, (2016). Larutan kultur
meningkat ketika partikel perak berukuran kecil bakteri dalam media Luria Bertani (LB) hasil
(nano). AgNP memiliki banyak kegunaan antara inkubasi selama 72 jam disentrifugasi (Backman
lain sebagai detektor, katalis, zat pelapis Coulter) dengan kecepatan 10000 rpm selama 15
permukaan, dan antibakteri. AgNP memiliki menit pada suhu 25 °C. Supernatan yang diperoleh
permukaan yang luas, sehingga meningkatkan kemudian dimasukkan ke dalam 100 mL labu
kontak dengan bakteri, jamur, dan virus (Le et al., Erlenmeyer dan ditambahkan larutan AgNO3 5
2012; Patil, 2015). AgNP dilaporkan merusak mM. Labu Erlenmeyer sebagai kontrol negatif
DNA bakteri setelah masuk ke dalam sel, sehingga disiapkan tanpa penambahan larutan AgNO3
bakteri tidak dapat berkembang biak kemudian 5mM, sedangkan kontrol positif yang digunakan
mati. Luas permukaan AgNP dilaporkan dapat berupa 100 mL larutan AgNO3 5mM tanpa
meningkatkan interaksi antara ion perak dengan penambahan supernatan. Labu Erlenmeyer
kelompok tiol sulfidril pada protein. Ion perak kemudian diinkubasi dalam inkubator shaker
akan menggantikan (H+) dari kelompok tiol (Memmert-SH30) pada suhu 37 °C selama 72 jam.
sulfidril dan menghasilkan gugus S-Ag yang lebih Pengukuran Absorbansi dan Ukuran Partikel
stabil pada permukaan bakteri, sehingga protein
AgNP
menjadi nonaktif, permeabilitas membran
menurun, dan akhirnya menyebabkan kematian Terbentuknya AgNP dilihat dari perubahan
seluler (Mukhopadhyay, 2014). warna larutan (Masakke et al., 2015), dan
serapannya diukur menggunakan

198
Suryadi et al. Agrointek 16 (2): 197-205

spektrofotometer pada kisaran panjang gelombang hambat dihitung berdasarkan rumus Patra et al.
300-650 nm menggunakan spektrofotometer UV- (2009) dimana:
Vis (Hitachi U2000). Keseragaman ukuran 𝐷𝐻
partikel perak dianalisis menggunakan PSA diameter zona bening perlakuan
(Particle Size Analyzer menggunakan metode = 𝑥 100%
diameter zona bening kontrol standar
Dynamic Light Scattering (DLS) (Pandit, 2015).
Pengujian daya hambat AgNP terhadap C.
Pengujian Daya Hambat AgNP Terhadap
gloeosporioides secara in-vitro
Bakteri E. coli dan Xoo Secara In-Vitro
Uji daya hambat AgNP terhadap jamur
Metode pengujian daya hambat AgNP
dilakukan dengan metode tuang (pour plate).
terhadap E. coli dilakukan menurut metode Jeevan
Peremajaan C. gloeosporioides dilakukan pada
et al. (2012). Peremajaan bakteri E. coli dilakukan
media Potato Dextrose Agar (PDA). Sebanyak 1
dalam media Nutrient broth (NB) dan diinkubasi
mL masing-masing konsentrasi larutan AgNP 100
pada orbital shaker incubator (IKA K-260)
%, 50 %, 25 %, dan 12,5 % (v/v) dicampurkan ke
selama 24 jam. Sebanyak 200 μL kultur bakteri E.
dalam tabung reaksi berisi media PDA yang masih
coli dicampurkan dengan 20 mL media NA dalam
hangat, lalu dituangkan ke dalam cawan petri dan
tabung reaksi, kemudian divorteks sampai
dibiarkan memadat. Media PDA dalam cawan
tercampur. Media NA dituangkan ke dalam cawan
petri dilubangi bagian tengahnya menggunakan
petri dan dibiarkan sampai memadat. Potongan
cork borrer. Isolat C. gloeosporioides diletakkan
kertas saring steril direndam selama 1 jam dalam
pada lubang tersebut dan diinkubasi pada suhu
masing-masing konsentrasi larutan AgNP 100 %
kamar. Perlakuan kontrol hanya berisi media PDA
(larutan induk), 50 %, 25 %, dan 12,5 % (v/v).
dan C. gloeosporioides.
Kontrol negatif disiapkan berupa potongan kertas
saring yang direndam dalam akuades. Kertas Pengukuran daya hambat jamur mengacu
saring yang sudah direndam kemudian pada metode Mahdizadeh et al. (2015) dengan
ditempelkan di permukaan cawan petri berisi modifikasi sebagai berikut:
media NA dan diinkubasi. 𝐿𝑘 − 𝐿𝑝
𝐷𝐻 = 𝑥 100 %
Bakteri Xoo dibiakkan dalam media NB dan 𝐿𝑘
diinkubasi pada orbital shaker (IKA K-260) dimana:
selama 72 jam. PSA, kemudian biakan bakteri Xoo DH = daya hambat (%);
sebanyak 200 µL ditambahkan pada cawan petri Lk = luas koloni pertumbuhan jamur pada kontrol
berisi 20 mL media Potato Sucrose Agar (PSA) negatif (cm2);
lalu disebar merata dan dibiarkan memadat. Lp = luas koloni pertumbuhan jamur dengan
Konsentrasi AgNP yang diuji terhadap Xoo adalah penambahan AgNP (cm2).
sama dengan pengujian terhadap bakteri E. coli
yaitu 12,5 %, 25 %, 50 %, dan 100 % (v/v). HASIL DAN PEMBAHASAN
Potongan kertas saring steril masing-masing Identifikasi AgNP dengan UV Vis
direndam selama 1 jam dalam lautan tersebut, spektrofotometer dan ukuran AgNP
sementara untuk kontrol negatif, potongan kertas Biosintesis AgNP dapat dilakukan secara
saring steril direndam dalam akuades. Kertas ekstraseluler dan intraseluler. Biosintesis
saring yang sudah direndam, kemudian intraseluler terjadi di dalam sel dan dibutuhkan
ditempelkan di permukaan media PSA dan langkah lebih lanjut untuk mengeluarkan NP dari
diinkubasi pada suhu 30 °C selama 48 jam dalam sel (Kareem et al., 2019). Pada biosintesis
(Ahmed et al., 2020). Pengamatan dilakukan ekstraseluler, reagen bioreduksi yang dibutuhkan
setiap 24 jam setelah inokulasi bakteri pada media. dalam bentuk cair dan biosintesis dengan cara ini
Penghambatan AgNP terhadap bakteri diamati lebih mudah dilakukan (Deljou dan Goudarzi,
dari zona bening yang terbentuk di sekitar kertas 2016). Mikroba yang memiliki kemampuan
saring yang sudah direndam larutan AgNP setelah menyintesis NP logam berasal dari golongan
inkubasi. Pada kajian pendahuluan ini, efektifitas prokariot maupun eukariot. Dalam penelitian ini
daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri hanya bakteri yang digunakan sebagai bioreduktor
dibandingkan terhadap AgNP 5mM pada partikel perak adalah isolat B. firmus E-65 (koleksi
konsentrasi 100 % (larutan induk) yang dibuat Lab. Konservasi Mikroorganisme BB Biogen).
sebagai standar (kontrol positif) tanpa Bakteri dari golongan Bacillus dilaporkan
membandingkan dengan AgNP komersial. Daya

199
Suryadi et al. Agrointek 16 (2): 197-205

memiliki kemampuan untuk membentuk AgNP 2016; Jeevan et al., 2012). Tanpa perlakuan
(Ahmed et al., 2020). AgNP diperoleh dari larutan khusus penambahan senyawa penstabil seperti
AgNO3 yang semula tidak berwarna berubah polifinilpirrolidon (PVP), polietilen glikol (PEG),
menjadi keruh dan berwarna putih kekuningan. dan beberapa surfaktan (Chen et al., 2016; Lestari
et al., 2019). Karena pada penelitian ini tidak
Namun, setelah larutan diinkubasi pada suhu
ditambahkan bahan penstabil kemungkinan AgNP
37 °C selama 48 jam, terjadi perubahan warna
yang telah terbentuk mengalami aglomerasi,
menjadi kecokelatan. Intensitas warna semakin
sehingga tidak menunjukkan puncak serapan.
meningkat hingga menjadi cokelat setelah 72 jam
(Gambar 1). Perubahan warna larutan tersebut Pengukuran penggunakan PSA memiliki
disebabkan terjadinya reduksi ion perak menjadi kelebihan yaitu partikel didispersikan ke dalam
AgNP (Jeevan et al., 2012; Dhulhaj et al., 2012). medium sehingga ukuran partikel yang terukur
Reduksi ion AgNP terlihat secara fisik dari berupa ukuran dari partikel tunggal. Selain itu,
perubahan warna larutan yang terjadi, sementara hasil pengukuran berupa distribusi ukuran,
pada pengukuran AgNP yang disintesis sehingga dapat menggambarkan keseluruhan
bioreduktor bakteri B. firmus E-65 menggunakan kondisi sampel. Sampel larutan AgNP yang
spektrofotometer UV-Vis menunjukkan adanya diamati dengan PSA diperoleh ukuran partikel
serapan maksimum pada panjang gelombang 425 perak sebesar 252,1 nm dengan intensitas sebesar
nm (Gambar 2) yang merupakan indikasi bahwa 98,90 % (Gambar 3). Hal tersebut membuktikan
AgNP telah terbentuk (Owaid et al., 2020). AgNP bahwa bakteri B. firmus E-65 masih dalam
dilaporkan memiliki serapan yang kuat pada dimensi nano. Namun, ukuran partikel yang
kisaran panjang gelombang 400-500 nm (Ibrahim dihasilkan belum sebaik penelitian-penelitian
et al., 2019). Nilai serapan maksimum yang sebelumnya yang dapat menghasilkan AgNP
diperoleh tersebut mendekati nilai serapan berukuran kurang dari 100 nm (Deljou dan
maksimum AgNP yang disintesis menggunakan Goudarzi, 2016; Jeevan et al., 2012). Dalam
bioreduktor mikroorganisme pada penelitian- penelitian ini intensitas AgNP berukuran < 100
penelitian sebelumnya (Deljou dan Goudarzi, nm masih sangat rendah (19,6 %).

d
b c
a

Gambar 1 Perubahan warna larutan AgNP sebelum inkubasi (a); setelah inkubasi 24 jam (b); setelah
inkubasi 48 jam (c); dan setelah inkubasi 72 jam (d)

0.5

0.4
Absorbans

0.3

0.2

0.1

0
375 400 425
450 475 500 525 550 575 600
Panjang Gelombang (nm)
Gambar 2 Spektrum UV-Vis AgNP dengan penambahan AgNO3

200
Suryadi et al. Agrointek 16 (2): 197-205

Gambar 3 Ukuran partikel AgNP hasil reduksi isolat B.firmus E65

Perbedaan ukuran partikel tersebut E65 (Gram-positif) bereaksi lebih baik terhadap E
kemungkinan dapat disebabkan oleh sifat AgNP coli yang juga termasuk kelompok bakteri Gram-
yang tidak stabil sehingga mudah teraglomerasi. positif, tapi tidak terlalu kuat terhadap Xoo
Selain itu, diduga juga dapat disebabkan isolat (bakteri Gram-negatif). Semakin besar
B.firmus E65 yang digunakan memiliki konsentrasi maka semakin banyak partikel perak
kemampuan yang berbeda dalam mereduksi dalam larutan sehingga menghasilkan DH yang
ukuran ion perak hingga menjadi AgNP. semakin besar. Daya hambat akan menurun
Aktivitas antibakteri AgNP seiring dengan menurunnya konsentrasi AgNP.
Hasil pengujian terhadap kedua bakteri tersebut
Uji penghambatan AgNP dilakukan secara in membuktikan bahwa AgNP yang dihasilkan
vitro terhadap dua bakteri, yaitu E. coli dan Xoo. memiliki aktivitas antibakteri. AgNP dapat
Daya hambat (DH) terhadap E. coli yang berinteraksi dengan dinding sel bakteri,
dihasilkan masing-masing konsentrasi AgNP mengganggu rantai respirasi, dan menghambat
berbeda-beda. Nilai penghambatan terhadap replikasi DNA bakteri. AgNP dapat menghambat
E.coli terbesar terlihat pada konsentrasi AgNP 50 permbentukan biofilm bakteri sehingga sel bakteri
% dengan diameter zona bening yang terbentuk 13 mati. AgNP juga dilaporkan terbukti menghambat
mm (DH= 96,15 %) dan penghambatan terendah beberapa bakteri seperti P. aeruginosa, P. acnes,
pada AgNP 12,5 % dengan diameter zona bening K. pneumoniae (Pandit, 2015), S. typhi, S. aureus,
7 mm (DH= 53,84 %) (Gambar 4). Penelitian yang dan S. epidermidis (Deljou dan Goudarzi, 2016).
dilakukan oleh Pandit (2015) menunjukkan bahwa
Aktivitas anitijamur AgNP terhadap C.
semakin besar konsentrasi AgNP, maka nilai DH
gloeosporioides
semakin besar. Hasil yang diperoleh sudah sesuai
dimana DH pada konsentrasi 50 % berbeda sangat Uji penghambatan AgNP terhadap C.
kecil dibandingkan konsentrasi standar AgNP 100 gloeosporioides menunjukkan bahwa AgNP juga
%. AgNP telah banyak dilaporkan memiliki dapat menghambat pertumbuhan C.
aktivitas antibakteri terhadap E. coli (Bonde, gloeosporioides (Gambar 6). Daya hambat
2011; Deljou dan Goudarzi, 2016; Jeevan et al., terhadap jamur menurun seiring dengan
2012). Zona bening di sekitar kertas saring yang menurunnya konsentrasi AgNP. Pada konsentrasi
sudah direndam dengan larutan AgNP terbentuk rendah, jumlah AgNP dalam larutan semakin
setelah inkubasi selama 24 jam pada suhu 25 °C. sedikit sehingga kurang efektif mengambat
pertumbuhan jamur. Selama 72 jam, cawan petri
AgNP juga menunjukkan aktivitas
perlakuan kontrol sudah dipenuhi oleh
antibakteri terhadap Xoo yang relatif kecil.
pertumbuhan hifa jamur. Luas koloni jamur
Diameter zona bening yang terbentuk pada AgNP
terkecil terlihat pada perlakuan konsentrasi 25 %
100 % sebesar 7 mm (DH= 100 %), kemudian
AgNP dengan nilai DH sebesar 94,35 %.
AgNP 50 % (zona bening 6,5 mm; DH 92,85 %),
Kemudian luas koloni jamur terbesar (8,13 cm2)
AgNP 25 % (DH= 85,71 %), dan AgNP 12,5 %
terbentuk pada 100 % AgNP dengan nilai DH
(DH= 85,71 %) (Gambar 5). Daya hambat AgNP
sebesar 87,21 %. Penelitian yang dilaporkan
terhadap Xoo lebih kecil daripada DH AgNP
Mahdizadeh et al. (2015); Pulit et al. (2013) juga
terhadap E. coli. Hal ini kemungkinan diduga
menyatakan bahwa AgNP memiliki potensi yang
karena sifat AgNP yang disiapkan dari B.firmus
besar sebagai antijamur pada uji in vitro karena

201
Suryadi et al. Agrointek 16 (2): 197-205

AgNP dapat mengurai dinding sel hifa jamur. penghambatannya kurang efektif. Kemungkinan
Namun dalam penelitian ini, hasil yang diperoleh lain diduga AgNP pada dua konsentrasi tersebut
masih kurang sesuai karena nilai DH pada telah teraglomerasi sehingga relatif menurunkan
konsentrasi 25 % AgNP agak lebih besar (DH= daya hambatnya. Untuk membuktikan hal ini,
94,35 %) daripada konsentrasi 50 % AgNP (DH= masih diperlukan pengamatan lain misalnya
91,9 %) dan 100 % AgNP. Hal tersebut dapat dengan SEM untuk melihat masing-masing
disebabkan kurang meresapnya larutan AgNP ukuran AgNP pada berbagai konsentrasi tersebut.
pada kertas saring sehingga daya

Diameter Zona Bening (mm) Daya hambat (%)


diameter zona bening (mm)

15 150

Daya hambat (%)


10 100

5 50

0 0
100% 50% 25% 12.50% Kontrol
negatif
perlakuan

a
Gambar 4 Contoh efek AgNP terhadap daya hambat bakteri E. coli (a)

Diameter zona bening (mm) Daya hambat (%)


8 120
Diameter zona bening (mm)

100
Daya hambat (%)

6
80
4 60
40
2
20
0 0
100% 50% 25% 12.50% Kontrol
negatif
perlakuan

b
Gambar 5 Contoh efek AgNP terhadap daya hambat bakteri Xoo (b)

202
Suryadi et al. Agrointek 16 (2): 197-205

Luas koloni jamur (cm2) DH (%)

luas koloni jamur (cm2) 70 100


60
80

Daya hambat(%)
50
40 60
30 40
20
20
10
0 0
Kontrol Negatif 100% 50% 25% 12.50%
perlakuan

a b c d e

Gambar 6 Efek AgNP terhadap pertumbuhan dan daya hambat jamur C. gloeosporioides. (a) konsentrasi
AgNP 12,5 %; (b) 25 %; (c) 50 %; (d) 100 %; dan (e) kontrol negatif (tanpa AgNP)

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Terbentuknya AgNP pada larutan media
Ahmed, T., Shahid, M., Noman, M., Niazi,
diamati dari perubahan warna setelah inkubasi
M.B.K., Mahmood, F., Manzoor, I., …
pada 37 °C selama 72 jam. Hasil pengukuran UV-
Chen, J. 2020. Silver nanoparticles
Vis spektrofotometer terhadap larutan AgNP
synthesized by using Bacillus cereus SZT1
diperoleh panjang gelombang maksimum 425 nm.
ameliorated the damage of bacterial leaf
Ukuran partikel AgNP sebesar 252,1 nm dengan
blight pathogen in rice. Pathogens, 9, 1–17.
intensitas sebesar 98,90 %. Hasil bioassay AgNP
https://doi.org/10.3390/pathogens9030160
terhadap E. coli diperoleh penghambatan tertinggi
pada konsentrasi AgNP 50 % (DH= 96,15 %), Bonde, S. 2011. A biogenic approach for green
diikuti AgNP 25 % (DH= 76,92 %), dan AgNP synthesis of silver nanoparticles using
12,5 % (DH= 53,84 %). Bioassay AgNP terhadap extract of Foeniculum vulgare and its
Xoo diperoleh daya penghambatan tertinggi pada activity against Staphylococcus aureus and
AgNP 50 % (DH= 92,85 %) dan AgNP 25 %, 12,5 Escherichia coli. Nusantara
% (masing-masing DH= 85,71 %). Sementara Bioscience,3,59–63.
efek AgNP terhadap C.gloeosporioides https://doi.org/10.13057/nusbiosci/n03020
menunjukan penghambatan yang tinggi pada 1
AgNP 25 % (DH= 94,35 %), dan AgNP 50 % Carbone, M., Donia, D.T., Sabbatella, G.,
(DH= 91,9 %). Antiochia, R. 2016. Silver nanoparticles in
polymeric matrices for fresh food
UCAPAN TERIMA KASIH packaging. Journal of King Saud University
- Science, 28, 273–279.
Disampaikan terima kasih kepada Sdr.
https://doi.org/10.1016/j.jksus.2016.05.004
Dilaika atas bantuan teknis di laboratorium dan
teknisi Lab. Mikrobiologi BB Biogen yang telah Chen, J., Li, S., Luo, J., Wang, R., Ding, W. 2016.
mendukung terlaksananya penelitian ini. Enhancement of the Antibacterial Activity
of Silver Nanoparticles against
Phytopathogenic Bacterium Ralstonia
solanacearum by Stabilization. Journal of

203
Suryadi et al. Agrointek 16 (2): 197-205

Nanomaterials, 2016. inhibition of bacterial leaf blight in rice,


https://doi.org/10.1155/2016/7135852 JPPR 56. https://doi.org/10.1515/jppr-
Deljou, A., Goudarzi, S. 2016. Green extracellular 2016-0051
synthesis of the silver nanoparticles using Le, A.T., Le, T.T., Nguyen, V.Q., Tran, H.H.,
Thermophilic Bacillus Sp. AZ1 and its Dang, D.A., Tran, Q.H., Vu, D.L. 2012.
antimicrobial activity against several Powerful colloidal silver nanoparticles for
human pathogenetic bacteria. Iranian the prevention of gastrointestinal bacterial
Journal of Biotechnology, 14, 25–32. infections. Advances in Natural Sciences:
https://doi.org/10.15171/ijb.1259 Nanoscience and Nanotechnology, 3.
Dhuldhaj, U.P., Deshmukh, S.D., Gade, A.K., https://doi.org/10.1088/2043-
Yashpal, M., Rai, M.K. 2012. Tagetes 6262/3/4/045007
erecta mediated phytosynthesis of silver Lestari, T.P., Tahlib, F.A., Sukweenadhi, J.,
nanoparticles: an eco-friendly approach. Kartini, K., Avanti, C. 2019. Physical
Nusantara Bioscience, 4, 109–112. Characteristic and Antibacterial Activity of
https://doi.org/10.13057/nusbiosci/n04030 Silver Nanoparticles from Green Synthesis
4 Using Ethanol Extracts of Phaleria
Ibrahim, E., Fouad, H., Zhang, M., Zhang, Y., macrocarpa (Scheff.) Boerl Leaves.
Qiu, W., Yan, C., … Chen, J. 2019. Majalah Obat Tradisional, 24, 22.
Biosynthesis of silver nanoparticles using https://doi.org/10.22146/mot.37956
endophytic bacteria and their role in Loo, Y.Y., Chieng, B.W., Nishibuchi, M., Radu,
inhibition of rice pathogenic bacteria and S. 2012. Synthesis of silver nanoparticles
plant growth promotion. RSC Advances, 9, by using tea leaf extract from Camellia
29293–29299. Sinensis. International Journal of
https://doi.org/10.1039/c9ra04246f Nanomedicine, 7, 4263–4267.
Ismail, O., Ocsoy, M.L.P.M.A., Kunwar, S., Chen, https://doi.org/10.2147/IJN.S33344
T., Mingxu, Y., Weihong, T. 2013. Mahdizadeh, V., Safaie, N., Khelghatibana, F.
Nanotechnology in Plant Disease 2015. Evaluation of antifungal activity of
Management: DNA-Directed Silver silver nanoparticles against some
Nanoparticles on Graphene Oxide as an phytopathogenic fungi and Trichoderma
Antibacterial Against Xanthomonas harzianum. Journal of Crop Protection, 4,
Perforans. ACS Nano, 7. 291–300.
https://doi.org/10.1021/nn4034794.Nanote Masakke, Y., Sulfikar, Rasyid, M. 2015.
chnology Biosintesis Partikel-nano Perak
Jain, D, Daima, H.K., Kachhwala, S., Kothari, Menggunakan Ekstrak Metanol Daun
S.L. 2009. Synthesis of plant-mediated Manggis. Jurnal Sainsmat, IV, 28–41.
silver nanoparticles using papaya fruit Mukhopadhyay, S.S. 2014. Nanotechnology in
extract and evaluation of their anti agriculture: Prospects and constraints.
microbial activities. Digest Journal of Nanotechnology, Science and Applications,
Nanomaterials and Biostructures, 4, 557– 7, 63–71.
563. https://doi.org/10.2147/NSA.S39409
Jeevan, P., Ramya, K., Rena, A.E. 2012. Nameirakpam, N.D., Dheeban, S.P., S., S. 2012.
Extracellular biosynthesis of silver Biomimetic Synthesis of Silver
nanoparticles by culture supernatant of Nanoparticles From an Endophytic Fungus
Pseudomonas aeruginosa. Indian Journal of and Their Antimicrobial Efficacy.
Biotechnology, 11, 72–76. International Journal of Biomedical and
Kareem, S.O., Familola, O.T., Oloyede, A.R., Advance Research, 3, 409–415.
Dare, E.O. 2019. Microbial synthesis of https://doi.org/10.7439/ijbar.v3i5.365
silver nanoparticles using alternaria Owaid, M.N., Naeem, G.A., Muslim, R. F.,
alternata and their characterization. Applied Oleiwi, R.S. 2020. Synthesis,
Environmental Research, 41, 1–7. characterization and antitumor efficacy of
https://doi.org/10.35762/AER.2019.41.1.1 silver nanoparticle from Agaricus bisporus
Kim, S., Kwak, J.S., Song, J.T., Seo, H.S. 2016. pileus, basidiomycota. Walailak Journal of
Long-term effect of niclosamide on

204
Suryadi et al. Agrointek 16 (2): 197-205

Science and Technology, 17, 75–87. nanoparticles as an effective biocidal factor.


https://doi.org/10.48048/wjst.2020.5840 Acta Biochimica Polonica, 60(4), 795–
Pandit, R. 2015. Green synthesis of silver 798.https://doi.org/10.18388/abp.2013_206
nanoparticles from seed extract of Brassica 0
nigra and its antibacterial activity. Sholkamy, E.N., Ahamd, M.S., Yasser, M.M.,
Nusantara Bioscience, 7, 15–19. Eslam, N. 2019. Anti-microbiological
https://doi.org/10.13057/nusbiosci/n07010 activities of bio-synthesized silver Nano-
3 stars by Saccharopolyspora hirsuta. Saudi
Patil, B., Gb, J., Karegowda, C., Naik, S. 2017. Journal of Biological Sciences, 26, 195-
Management of bacterial leaf blight of rice 200.https://doi.org/10.1016/j.sjbs.2018.02.
caused by Xanthomonas oryzae pv. oryzae 020
under field condition, 6, 244–246. Sundaram, R.M., Chatterjee, S., Oliva, R., Laha,
Patil, D.R. 2015. Synthesis and Charactrisation of G.S., Cruz, C.V. 2014. Update on Bacterial
Silver Nanoparticles using Fungi and its Blight of Rice : Fourth International
Anti-Microbial Activity. International Conference on Bacterial Blight, (August),
Journal of Research Studies in Biosciences, 1–3. https://doi.org/10.1186/s12284-014-
3, 146–152. 0012-7
Patra, J.K., Patra, A.P., Mahapatra, N.K., Thatoi, Wu, L., Wu, H., Chen, L., Yu, X., Borriss, R.,
H.N., Das, S., Sahu, R.K. Swain, G.C. Gao, X. 2015. Difficidin and bacilysin from
2009. Antimicrobial activity of organic Bacillus amyloliquefaciens FZB42 have
solvent extracts of three marine macroalgae antibacterial activity against Xanthomonas
from Chilika Lake, Orissa, India. Malaysian oryzae rice pathogens. Nature Publishing
Journal of Microbiology, Vol 5(2) 2009, pp. Group, 1–9.
128-131 https://doi.org/10.1038/srep12975
Pulit, J., Banach, M., Szczygłowska, R., Bryk, M.
2013. Nanosilver against fungi. Silver

205

You might also like