Publikasisemnasupgris
Publikasisemnasupgris
Publikasisemnasupgris
net/publication/323028632
CITATIONS READS
0 4,300
3 authors:
Khofifah Indah
Universitas Negeri Surabaya
1 PUBLICATION 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
HUBUNGAN ANTARA HARAPAN, RELIGIUSITAS, DUKUNGAN SOSIAL, SUBJECTIVE WELL BEING, DAN RESILIENSI PADA MAHASISWA BIDIK MISI UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG View project
All content following this page was uploaded by Muslikah Muslikah on 09 February 2018.
Abstract
Real gender equality is that every human being, both men and women, have the same
conditions and opportunities to realize their rights and potentials in full without
discrimination. Gender equality can be realized with gender justice. The purpose of this
research is to know the level of understanding of gender equality in learning activity and
activity of play at elementary school children in community of Rumah Pintar Bangjo Johar.
The method used qualitative descriptive method with phenomenology approach. The location
of research in Rumah Pintar Bangjo Johar Semarang. Results the analysis techniques used by
Miles and Huberman. The results showed that gender equality in learning activities visible
when questioning and argument but daily picketing activities and the election of class leaders
occurred gender inequality. On the other activities when the division of seats and the division
of teacher groups become the fairest divisor. While in the activities of play appear when
playing together and the selection of games. Implication in this research is expected
counselor can give understanding related to understanding of gender to child so that can
explore the potential that exist in him. Materials that can be learning to improve an
understanding of gender equality such as skills and courage in questions and opinions,
collaborate with classmates without differentiating between boys and girls, selection of study
groups, leadership and interaction with peer group.
PENDAHULUAN
Isu gender merupakan wacana dan pergerakan untuk mencapai kesetaraan peran, hak
dan kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Pergerakan gender ini berputar disekitar
permasalahan yang terjadi terhadap perempuan yaitu stereotipe, marginalisasi, subordinasi,
beban ganda dan kekerasan. Perbedaan peran gender ini sangat membantu untuk memikirkan
kembali tentang pembagian peran yang selama ini dianggap telah melekat pada manusia
perempuan dan laki-laki. Dengan mempelajari gender sebagai sesuatu yang tidak tetap, tidak
permanen sehingga memudahkan untuk membangun gambaran tentang realitas relasi
perempuan dan laki-laki yang dinamis yang lebih tepat dan cocok dengan kenyataan yang ada
dalam masyarakat.
Pemahaman kesetaraan gender yang sesungguhnya adalah setiap manusia berjenis
kelamin laki-laki dan perempuan memiliki kondisi yang sama dan mewujudkan hak-hak dan
Tidak semua kontek yang muncul terdapat isu kesetraan gender, dalam kegiatan
betanyan dan berpendapat muncul kesetaraan gender namun menjadikan ketidak merataan
karena didominasi oleh anak yang pandai saja. Dalam kegiatan kelompok belajar dan
pembagian tempat duduk tidak terdapat isu gender, dimana guru menjadi pengadil dalam
pembagiannya. Kegiatan piket kelas dan pemilihan ketua kelas terjadi adanya ketidakadilan
PEMBAHASAN
Nugroho (2008) kesetaraan gender berarti adanya kesamaankondisi bagi laki-laki
maupun perempuandalam memperoleh kesempatan serta hak-haknyasebagai manusia, agar
mampuberperan dan berpartispasi dalam kegiatanpolitik, hukum, ekonomi, sosial
budaya,pendidikan, dan pertahanan dan keamanannasional serta kesamaan dalam
menikmatihasil pembangunan.
Berbeda dengan hasil penelitian, tidak semua anak mendapat kesempatan yang sama,
hanya pada kegiatan bertanya dan berpendapat yang terdapat kesetaraan gender. Sedangkan
kegiatan anak yang lain belum terdapat kesetaraan gender. Hak anak dalam kegiatan di kelas
seperti pemilihan ketua kelas dan piket harian terdapat ketidakadilan gender, dimana anak
perempuan tidak diberi kesempatan untuk menjadi ketua kelas dan dalam kegiatan piket anak
laki-laki sering tidak piket dan menyerahkan tugas piketnya kepada anak perempuan. Selain
itu ketika pemilihan kelompok belajar dan pembagian tempat duduk anak menganggap bahwa
guru yang paling adil dalam pembagian. Dalam kegiatan bermain bersama terdapat stereotip
gender, anak laki-laki merasa paling kuat dan anak perempuan lemah, disisi lain anak
perempuan merasa itu tidak masalah dan merasa memang seperti itu adanya. Masih terdapat
pemisahan gender ketika pemilihan permainan, anak laki-laki dan perempuan terpisah dalam
memilih permainan.
Ampera (2012) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa tidak terdapat dominasi
dalam menjawab pertanyaan, keduanya mendapat kesempatan dan peluang yang sama. Dalam
pembagian tugas piket dibedakan antara laki-laki dan peremuan, misal: menghapus papan
tulis hanya dilakukan anak laki-laki, sementara anak perempuan bertugas menyapu menyapu.
Sebagian guru masih dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Disisi lain siswa
mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berbeda, sehingga keseimbangan pekerjaan siswa
selalu masih membedakan gender, sebagian sekolah yang diteliti memberikan penugasan
kepada anak laki-laki dan perempuan sama. Namun sebagian sekolah masih terdapat
pemisahan gender dalam bidang rutin misalnya saat baris masuk kelas, daftar hadir,
DAFTAR PUSTAKA
Ampera, D. (2012). Kajian Kesetaraan Gender dalam Pendidikan Di Sekolah Dasar Mitra
PPL PGSD. Jurnal Tabularasa PPS UNIMED, 2.
Arsyadani, D. K. (2011). Peran Guru dalam Sosialisasi Kesetaraan Gender pada Siswa
Sekolah Dasar.
Fakih, M. (2013). Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Roziqoh, S. (2014). Pendidikan Berspektif Gender Pada Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan
dan Pemberdayaan Masyarakat, 86-99.
Sanyata, S., & Nurhayati, S. R. (2009). Konseling Berspektif Gender Bagi Perempuan Korban
KDRT. Jurnal Penelitian Humanioral, 9-10.
Ulya, I. (2013). Pendidikan Berbasis Kesetaraan Gender: Studi Kebijakan Pemerintah dan
Aplikasi dalam Pendidikan. Jurnal Wahana Akademika, 148-170.
Zaduqisti, E. (2009). Stereotipe Peran Gender Bagi Pendidikan Anak. Jurnal Nuwazan, 73-82.