Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Metta Vol2 No1 PP 1261-1270 364

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

1261

Metta
Jurnal Penelitian Multidisiplin Ilmu e-ISSN: 2962-794X
Vol.2, No.1, Juni 2023, pp: 1261-1270 p-ISSN: 2986-1527

ISLAM DAN SEKULARISME DALAM AL-QUR’AN DENGAN


METODE TAFSIR MAUDHU’I
Nur Afni Sayyidatul Majidah1, Nur Rossa Kurniasih2, Nurul Nissa3, Rizky Anugrah4
1,2,3,4JurusanIlmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin
UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, Indonesia
E-mail: nurafnisayyidatulmajidah@gmail.com1, nurrossakurniasih19@gmail.com2,
nurulnissa029@gmail.com3, anugrrizky@gmail.com4

Info Artikel Abstract


Article History: The life of this world and the hereafter cannot be
Received: 07 Jun 2023 separated, for a better afterlife we must go through this
Revised: 15 Jun 2023 world and make the best use of it. However, today there
Accepted: 21 Jun 2023 is an understanding that separates the two and assumes
that real life only exists in the world so that it leaves God's
values in living its life. Doing worldly things and
Keywords: Al-Qur’an; Islam; occupying oneself with its pleasures and delights and
Maudhu’i Interpretation; making it the only purpose of this life, forgetting and
Secularism; neglecting the hereafter and not looking at the good
deeds of the hereafter or paying attention to them.
Therefore, this understanding must be known in order to
be careful and not follow it.
This study aims to determine the Qur'an's view of
secularism through the maudhu'i interpretation method.
Utilization of this research is expected to add insight into
knowledge related to the study of the Qur'an.
This type of research is library research or library
research. The object of his study is verses related to
secularism. The data sources that the author uses are
divided into two parts, namely primary sources and
secondary sources, some of the primary sources are taken
from the Koran while the secondary sources are books
related to secularism.
This research succeeded in finding the conclusion that
secularism endangers Islam because it separates religion
from social and state life which in turn can lead its
adherents to disbelief. Secularism separates religion from
life, whereas Islam requires that every life be governed by
Islamic teachings. Laws in secularism are also made by a
handful of people who cannot be separated from their
own interests, justice is only a hope. On the contrary,
Islamic law guarantees the achievement of justice
because it comes from the Most Just Substance.
Implementing secularism means abandoning the best
law, namely the law of Allah SWT.

1. PENDAHULUAN
……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/Metta
1262
Metta
e-ISSN: 2962-794X Jurnal Penelitian Multidisiplin Ilmu
p-ISSN: 2986-1527 Vol.2, No.1, Juni 2023, pp: 1261-1270

Sekularisme adalah paham yang hanya mementingkan materi belaka dan memisahkan
kehidupan dunia dengan akhirat, bahkan paham ini selalu memperjuangkan hak untuk bebas dari
berbagai aturan agama, mereka percaya bahwa semua aktivitas dan keputusan dibuat oleh manusia
seutuhnya, tidak boleh ada peran dan campur tangan agama di dalamnya. Sekulrisme adalah ideologi
yang awalnya berkembang di Barat dan kemudian terus menyebar hampir ke seluruh dunia tak
terkecuali dunia Islam dan Indonesia pada khususnya. Tujuan utama dari pengertian ini adalah untuk
memisahkan urusan manusia dengan urusan Tuhan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam
konteks pendidikan dengan mengambil tiga komponen besar, yaitu menganggap tidak ada sifat
sakral, politik penodaan, dan dekonsekrasi nilai-nilai.
Pada negara yang menerapkan sekularisme, kebebasan beragama bersifat semu. Buktinya,
membuat menara masjid di Swiss dilarang, berjilbab di Belanda dan Prancis dilarang. Bahkan di
Indonesia pun pelarangan berjilbab masih terjadi. Selain itu, kesucian agama pun tidak terpelihara.
Penodaan dan penistaan terhadap Islam terus berlangsung. Berbeda dengan itu, ketika Islam
diterapkan oleh negara maka kesucian agama terjaga dana kebebasan untuk beragama pun
terpelihara.
Rumusan masalah penelitian ini adalah: bagaimana sekularisme dalam Islam. Bagaimana
dinamika yang ditimbulkan oleh sekularisme. Bagaimana sejarah sekularisme dalam berbagai bidang.
Bagaimana pandangan al-Qur’an terhadap sekularisme.
Penulis melakukan penelitian terkait sekularisme ini melalui library research dan metode
tafsir maudhu’i yang bertujuan untuk mengetahui ayat-ayat dalam al-Qur’an yang berkaitan dengan
sekularisme dan menemukan solusi dari permasalahan masyarakat terkait paham ini. Oleh karena
itu, hendaknya masyarakat menjauhi paham ini karena agama dan kekuasaan adalah saudara
kembar, dimana agama adalah pondasi dan kekuasaan adalah penjaganya. Segala sesuatu yang tidak
memiliki pondasi akan roboh dan segala sesuatu yang tidak memiliki penjaga akan musnah.

2. METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian yang penulis gunakan yaitu pendekatan kualitatif melalui library
research dan metode tafsir maudhu’i yang bersumber dari al-Qur’an sebagai sumber primer dan
kitab-kitab yang berhubungan dengan tema serta hadis-hadis sebagai sumber sekunder dengan
teknik analisis data klasifikasi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Pengertian Sekularisme
Secara etimologis, sekularisme berasal dari kata saeculum (Latin), memiliki dua arti waktu
dan tempat: waktu mengacu pada kata yang berarti 'sekarang' dan waktu mengacu pada arti 'dunia'
atau 'reputasi'. Kata sekularisme yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab adalah Ilmaniyah
merupakan terjemahan dari kata sekularisme ke dalam bahasa Inggris, yaitu paham sekuler. Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1988: 797) “Sekularisme adalah paham filosofis bahwa moralitas tidak
boleh didasarkan pada ajaran agama. Namun, “Sekularisme adalah gaya hidup yang memisahkan
urusan agama dengan urusan negara. Sekularis adalah orang yang mengikuti ajaran sekularisme dan
mempraktikkan sekularisasi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.” .masalah masih
masalah dunia dan masalah agama (di bawah) masih masalah agama artinya dari bumi
membebaskan masalah duniawi dari masalah agama.
Sekularisme juga merujuk pada fahluddin Anil haya yang memisahkan peran agama dari
kehidupan, artinya agama hanya berurusan dengan hubungan antara individu dan pencipta. Tanpa
memperhatikan hal-hal spiritual seperti kehidupan setelah kematian, yang justru merupakan inti
dari ajaran agama.
Dalam terminologi, sekularisme sering diartikan sebagai konsep yang memisahkan negara
(politik) dan agama (negara dan agama) Artinya negara adalah institusi yang mengurus tatanan
……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/Metta
1263
Metta
Jurnal Penelitian Multidisiplin Ilmu e-ISSN: 2962-794X
Vol.2, No.1, Juni 2023, pp: 1261-1270 p-ISSN: 2986-1527

kehidupan sekuler. Sedangkan agama adalah lembaga yang hanya mengatur hubungan manusia
dengan benda-benda yang bersifat metafisik dan spiritual, seperti hubungan antara manusia dan
Tuhan. Oleh karena itu, menurut kaum sekuler, negara dan agama yang dianggap sebagai kutub yang
berbeda tidak dapat disatukan. Setiap orang harus berada di jalannya masing-masing. Menurut Cox,
sekularisasi adalah pembebasan manusia dari keprihatinan religius dan metafisik, pengalihan
perhatian dari dunia lain ke dunia saat ini. Karena sudah menjadi keharusan, orang Kristen tidak
boleh menolak sekularisme, kata Cox. Karena sekularisasi adalah konsekuensi sejati dari iman
alkitabiah. Jadi adalah kewajiban umat Kristiani untuk mendukung dan mempertahankan
sekularisasi.

3.2. Dinamika Sekularisme


Sekularisme menjadi hal yang menarik perhatian bagi kalangan ilmuwan, teolog, ulama,
pemikir, dan kelompok kajian agama. Hal ini terjadi karena wacana pemikiran duniawi yang
berakibat menimbulkan banyak masalah. Paham ini adalah paham yang dibawa oleh dunia Barat
yaitu biasa disebut dengan sekularisme yang mana mengacu pada kebijakan khusus yang menjadi
pemisah antara agama dengan negara.
Konsep sekularisme yang telah menjadi budaya Barat pada akhirnya digelembungkan
sehingga perlu proses untuk menjadikan segala sesuatu sekuler. Dalam prosesnya, orang dewasa
menjadi lebih mementingkan kehidupan material daripada kehidupan spiritual. Agama hanya ada
dalam kehidupan pribadi dan tidak boleh memasuki ruang publik. Dengan masalah ini Sayyed Hosein
Nasr menyimpulkan bahwa sekularisasi telah berhasil menghapus keberadaan spiritualitas dari
setiap aspek pemikiran dan kehidupan manusia.
Menurut Fazlur Rahman menyatakan bahwa sekularisme adalah termasuk atheis. Kehidupan
di mana masyarakat sekuler kemudian berkembang menjadi masyarakat bebas tidak dapat
memberikan kontribusi yang berarti bagi umat manusia. Kehidupan duniawi dapat menghancurkan
umat manusia. Sekularisasi yang terjadi di Barat, seperti yang diakui oleh banyak sejarawan,
sebenarnya berasal dari agama Kristen itu sendiri. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Matius
32:21, Yesus tercatat berkata, "Serahkan kepada Kaisar apa yang menjadi milik Kaisar, dan serahkan
kepada Tuhan apa yang menjadi milik Tuhan."
Implikasinya, agama tidak perlu mencampuri urusan politik. Maka berdasarkan hal tersebut
timbullah dikotomi antara regnum dan sacerdotium, pemisahan antara kekuasaan raja dan
kekuasaan gereja, antara negara dan agama. Ajaran ini dikemukakan oleh St Agustinus, yang telah
membedakan kota bumi dengan kota Tuhan. Faktor lain yang mendorong sekularisasi Barat adalah
Reformasi Protestan sejak awal abad ke-16 dan seterusnya, sebagai tanggapan terhadap korupsi yang
meluas di gereja yang diyakini memanipulasi dan mempolitisasi agama untuk keuntungan pribadi.
Oleh karena itu, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa sekularisasi yang terjadi di Barat merupakan
proses yang wajar dan perlu bagi rakyatnya.
Menurut Steve Bruce, sekularisme tidak sama dengan atheism. Agama kemudian menjadi kata
benda yang sebelumnya merupakan kata kerja sebagaiamana seorang saat ini bertindak tanpa dasar
agama. Seseorang dianggap beragama asalkan percaya bahwa Tuhan itu ada karena agama dianggap
telah mengerucut menjadi fidelisme.
Cukup menjadi orang yang baik tanpa perlu menjadi penganut agama tertentu. Menurut
prediksi sosiolog, masyarakat sekuler akan meninggalkan agama yang melembaga (reified) dan
terorganisir, kemudian masuk menganut kepercayaan dan kebatinan mirip agama (quasi-religion)
atau bahkan memeluk agama-agama palsu (pseudo-religion). Istilah sekuler-sekularisasi-
sekularisme adalah istilah yang sama-sama mengduniakan kehidupan dan menyubordinasi Tuhan
dan kehidupan. Karena kehidupan dunia sudah tidak lagi bercampur dengan ketuhanan, maka
kehidupan manusia itu secara praktis sudah anti Tuhan, atau juga disebut dengan practical atheism.
Tepatnya, urusan-urusan duniawi manusia hanya diurus oleh manusia saja dan tidak lagi
……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/Metta
1264
Metta
e-ISSN: 2962-794X Jurnal Penelitian Multidisiplin Ilmu
p-ISSN: 2986-1527 Vol.2, No.1, Juni 2023, pp: 1261-1270

mementingkan keberadaan Tuhan atau kehidupan sesudah dunia. Oleh sebab itu, dalam kehidupan
praktis sekularisme itu anti Tuhan. Dikarenakan tidak mementingkan keberadaan Tuhan maka
paham ini tidak dapat diadopsi oleh Islam. Sekularisasi sendiri melibatkan tiga kelompok komponen
penting: (1) penolakan unsur transenden dalam alam semesta, (2) memisahkan antara agama dan
politik, serta (3) memisahkan antara nilai yang tidak mutlak atau relatif.[9]
Pola pemikiran yang dibawa Barat ini tidak hanya bertentangan dengan fitrah manusia, tetapi
juga berusaha merubah worldview dan memutus ilmu kemudian mengalihkannya dari tujuannya
yang hakiki. Al-Attas sendiri dengan baik menjelaskan mengenai pandangannya tentang Barat: “Ilmu
yang bermasalah itu akhirnya telah kehilangan tujuan hakikinya karena tidak digunakan dengan adil.
Akibatnya bukan kedamaian dan keadilan yang dibawanya melainkan kekacauan dalam kehidupan
manusia. Ilmu yang terlihat benar ternyata lebih produktif ke arah kekeliruan dan skeptisme. Ilmu
yang seharusnya selalu membuat sejarah, nampaknya malah membawa ketidak harmonisan pada isi
alam semesta”. Dan yang perlu kita pahami adalah sekularisme dan liberalisme bukan berasal dari
ajaran Islam atau tradisi intelektual Islam. Keduanya merupakan produk konsep agama yang
bermasalah dan buah kekecewaan Barat terhadap agama.

3.3. Sejarah Sekularisme dalam Berbagai Bidang


Awal mula sekularisme dimulai sejak 250 tahun yang lalu yang dilatar belakangi atas
kekecewaan Barat tentang dominasi gereja dalam lingkup kehidupan rakyat. Terdapat beberapa hal
yang menjadi sebab terlahirnya sekularisme menurut Kristen Barat yaitu
a. Kekeristen Barat dari sudut pandang Islam bukan lagi agama Ilahi yang murni. Nama
kristenan sendir tidak muncul ketika Iman diturunkan kepada Nabi Yesa ( Yesus ) ajaran yang
dibawa berangsur-angsur berubah seperti halnya ajaran reduksi, adopsi, dan asimilasi.
b. Pada saat kekeristen an bersentuhan terhadap budaya juga filsafat Romawi yang bernada
paganism namun keristen perlahan dipengaruhi ajaran paganism tersebut. Ajaran filsafat
Yunani juga melatar belakangi ajaran keristen yang dapat di simbolkan bahwa filsafat Yunani
yang sejak awal mengandung benih dari ajaran sekularism. Jadi dapat dipastikan bahwa
ketika keristiani menerima ajaran dari filsafat Yunani yang ingin mengambil dan meneguhkan
dari dogma Kristen dengan perantara filsafat akhirnya terjadi sekularisme pada ajaran
kristen.
c. Adanya 2 faham Kristen tentang 2 pedang yang menurutnya terdapat dua kekuatan Tuhan
ditandai dengan adanya gereja dan kekuatan raja yang ditandai dengan terlahirnya Yesus.
d. Ajaran syariah tidak terdapat pada ajaran kristen karena Allah mengutus seorang Nabi Isa
untuk merapihkan syariat Taurat.
Pada pandangan Islam awal mula masuknya pengaruh sekularism terjadi pada era
imperalism barat. Pada saat itu umat muslim dan khalifah sedang dalam keadaan lemah maka pada
saat inilah Barat mengembangkan teknologi dengan cepat dan membuat beberapa umat muslim
mengikuti dari faham dan gagasan Barat yaitu sekularism.
Sekularime pada dunia muslim terjadi setelah negara Eropa seperti India dijajah oleh negara
- negara Muslim. Sehingga kolonial Inggris secara pelan menghapus hukum syari'ah Islam dan
mengganti dengan hukum nya sendiri. Akhirnya sejak tahun 1870 hukum - hukum Islam di India
terbatas seperti pada hal perkawinan dan warisan. Sedangkan di negara Turki masuknya pengaruh
sekularime lahir pada saat kekhalifahan Usmaniyah. Dalam pasal 1 pada konstitusi Turki menyatakan
" Turki merupakan negara Nasionalis, kerakyatan, kenegaraan, sekularis juga revolusioner.
Sekularisme di Mesir bermula pada saat penjajah Prancis Inggris tahun 1798 dan 1802 dan
kemudian terlahir kebangkitan Barat yang di pelopori oleh Rifa'ah Al Thahtawi yang telah
mencetuskan bahwa pentingnya semangat kebangsaan dan cinta terhadap tanah air.
Sedangkan di Indonesia sekularisme lahir mulai pada zaman Belanda yang telah melarang
terhadap ekpresi kegamaan. Setelah kemerdekaan Indonesia terpecah menjadi 2 kubu yaitu pertama
……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/Metta
1265
Metta
Jurnal Penelitian Multidisiplin Ilmu e-ISSN: 2962-794X
Vol.2, No.1, Juni 2023, pp: 1261-1270 p-ISSN: 2986-1527

kubu yang menginginkan Indonesia menjadi negara sekuler dan kedua kubu yang menginginkan
Indonesia berdasrkan Islam. Pada akhirnya pancasila terbentuk dengan kalimat yang pertama
menegakan syariat bagi pemelukanya akan tetapi kalimat ini dihapus setelah beberapa hari.
Snouck Hurgronje salah satu sosok yang berpengaruh terhadap konflik kolonial di
IndonesiaIndonesia. Beliau telah melahirkan pemikiran - pemikiran baru yang melatar belakangi
sekularism di Indonesia. Ajaran beliau terbagi menjadi tiga masalah dalam kehidupan beragama di
Indonesia yaitu pada hal ritual, hal muamalah serta hal politik. Hal tersebut telah sukses menjadi
dampak dari rusaknya kebangsaan di Indonesia.

3.4. Sekularisme dalam Al-Qur’an dengan Metode Tafsir Maudhu’i


Untuk pembahasan ini, penulis mengambil kosa kata Bahasa Arab ad-dahru (‫ )الدهر‬yang
berarti masa. Dalam Mu’jam al-Mufahras lil Alfazh al-Qur’an, kata ini terdapat dalam dua ayat, yaitu
QS. al-Jatsiyah ayat 24 dan QS. al-Insan ayat 1.
1. QS. Al-Jatsiyah ayat 24

ُ ‫ِي إِ اَّل َح َياتُنَا ٱلد ُّۡن َيا َن ُموتُ َونَحۡ َيا َو َما يُهۡ ِل ُك َنا ٓ إِ اَّل ٱلد ۡاه ُر ۚ َو َما لَ ُهم ِب َٰذَلِكَ مِ ۡن ع ِۡل ٍم ۖ إِ ۡن هُمۡ إِ اَّل َي‬
َ‫ظ ُّنون‬ َ ‫َوقَالُواْ َما ه‬

"Dan mereka berkata, "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati
dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa." Tetapi mereka tidak
mempunyai ilmu tentang itu, mereka hanyalah menduga-duga saja."

Kata ‫ الدهر‬dalam ayat ini merupakan isim alam yang bermakna waktu alam ini, yaitu
waktu awal muncul hingga akhir. Pada sighatnya, kata ini berbentuk mashdar. Akan tetapi,
karena kata ini hanya tentu untuk menunjukkan zaman atau waktu dari zaman yang panjang,
maka fi’il madhinya tidak dimasukkan. Menurut segi susunan katanya, ad-dahru dalam ayat
ini sebagai fa’il dari lafazh (‫)يهلكنا‬, meskipun dipisah oleh huruf istisna tidak menjadi masalah,
karena menurut pandangan nahwu kalam seperti ini disebut kalam naqis manfiy, ada ma nafi
sebelum kalimat (‫ )يهلكنا‬kemudian ada kata illa setelahnya. Maka, ketika nafi ada dua menjadi
itsbat (penetapan) bahwa menunjukkan qasru (hanya), hanya masa yang bisa merusak
mereka semua.
Asbab an-Nuzul ayat ini, diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa ayat ini turun
berkenaan dengan sikap kaum jahiliyyah yang beranggapan bahwa kecelakaan dapat
disebabkan oleh adanya malam dan siang (selalu mengkambing hitamkan masa), mereka
mengingkari kekuasaan Allah untuk menghidupkan dan mematikan mereka.
Dalam tafsir Ibnu Katsir, ayat ini menceritakan tentang perkataan aliran Dahriyyah
dari kalangan orang-orang kafir dan yang sependapat dengan mereka yang mengingkari hari
kemudian. Mereka beranggapan tidak ada kehidupan kecuali di dunia ini dan tidak ada hari
kiamat, mereka juga mengingkari adanya permulaan kejadian dan hari kembali. Sesuai dalam
ayat tersebut, mereka mengatakan demikian berdasarkan ilusi mereka sendiri.
QS. al-Jatsiyah ayat 24 ini memiliki munasabah dengan ayat sebelumnya yaitu ayat 23,
َ َٰ ‫ص ِرِۦه ِغ‬
‫ش َوة ً فَ َمن َيهۡ ِدي ِه مِ ۢن َبعۡ ِد‬ َ ‫سمۡ ِعِۦه َوقَ ۡل ِبِۦه َو َج َع َل‬
َ ‫علَ َٰى َب‬ َ ‫علَ َٰى ع ِۡل ٍم َو َخت ََم‬
َ ‫علَ َٰى‬ َ َ ‫أَفَ َر َء ۡيتَ َم ِن ٱتا َخذَ ِإ َٰلَ َه ۥهُ ه ََوىَٰ هُ َوأ‬
‫ضلاهُ ا‬
َ ُ‫ٱَّلل‬
َ‫ٱَّلل ۚ أَفَ ََل تَذَ اك ُرون‬
ِ‫ا‬
"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya, dan Allah telah
mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka
siapakah yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat)? Mengapa
kamu tidak mengambil pelajaran?"
yang mana pada ayat 24 ini merupakan penjelasan dari orang yang menjadikan hawa
nafsunya sebagai Tuhannya dengan mengatakan bahwa kehidupan ini hanya kehidupan
……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/Metta
1266
Metta
e-ISSN: 2962-794X Jurnal Penelitian Multidisiplin Ilmu
p-ISSN: 2986-1527 Vol.2, No.1, Juni 2023, pp: 1261-1270

dunia saja dan tidak ada yang dapat membinasakan mereka selain masa. Kemudian
bermunasabah dengan ayat setelahnya yaitu ayat 25,
َ‫ص ِدقِين‬َ َٰ ۡ‫ت اما كَانَ ُح اجتَ ُهمۡ إِ اَّلٓ أَن قَالُواْ ٱ ۡئتُواْ ِبئَا َبا ٓ ِئ َنا ٓ إِن ُكنتُم‬ ٍ ‫علَ ۡي ِهمۡ َءا َٰ َيتُنَا َب ِي َٰ َن‬
َ ‫َوإِذَا ت ُ ۡتلَ َٰى‬
"Dan apabila kepada mereka dibacakan ayat-ayat Kami yang jelas, tidak ada bantahan mereka
selain mengatakan, "Hidupkanlah kembali nenek moyang kami, jika kamu orang yang benar.""
Yaitu jika dibuktikan kepada mereka bahwa Allah Maha Kuasa untuk menghidupkan
kembali tubuh-tubuh yang sudah mati sesudah mereka tiada dan bertebaran dimana-mana,
tidak ada bantahan mereka selain mengatakan untuk menghidupkan kembali nenek moyang
mereka, kemudian Allah menjawab dalam ayat setelahnya yaitu ayat 26,
َ‫اس ََّل َيعۡ لَ ُمون‬ ‫ب فِي ِه َو َٰلَك ا‬
ِ ‫ِن أ َ ۡكثَ َر ٱل ان‬ َ ‫ٱَّللُ يُحۡ ِيي ُكمۡ ث ُ ام يُمِ يت ُ ُكمۡ ث ُ ام َيجۡ َمعُ ُكمۡ ِإلَ َٰى َي ۡو ِم ۡٱل ِق َٰ َي َم ِة ََّل َر ۡي‬ ‫قُ ِل ا‬
"Katakanlah, "Allah yang menghidupkan kemudian mematikan kamu, setelah itu
mengumpulkan kamu pada hari Kiamat yang tidak diragukan lagi; tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui.""
Sebagaimana yang telah disaksikan bahwasanya Allah telah mengeluarkan kamu dari
tiada menjadi ada di alam wujud ini. Mengapa kamu ingkar kepada Allah padahal kamu
tadinya mati kemudian Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan
dihidupkan-Nya kembali sebagaimana dalam QS. al-Baqarah ayat 28,
ََ‫ٱّلل َو ُكنتُمَۡ أَمۡ َٰ َوتًا فَأَحۡ َٰ َي ُكمَۡ َۖ ث ُ ََم يُمِ يت ُ ُكمَۡ ث ُ ََم يُحۡ ِيي ُكمَۡ ث ُ ََم إِلَ ۡي َِه ت ُ ۡر َجعُون‬ ََِ ‫ف ت َۡكفُ ُرونََ ِب‬ ََ ‫ك َۡي‬
"Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan
kamu, kemudian Dia mematikan kamu, lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian
kepada-Nyalah kamu dikembalikan."
Yaitu Allah mampu menciptakan dari semula mampu pula mengembalikan
penciptaan di kesempatan yang lain dalam penciptaan yang baru sebagaimana dalam QS. ar-
Rum ayat 27,
‫يز ۡٱل َحكِي ُم‬
ُ ‫ض ۚ َوه َُو ۡٱل َع ِز‬ِ ‫ت َو ۡٱۡل َ ۡر‬ ‫علَ ۡي ِه ۚ َولَهُ ۡٱل َمثَ ُل ۡٱۡل َ ۡعلَ َٰى فِي ٱل ا‬
ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬ َ ‫َوه َُو ٱلاذِي َي ۡبدَ ُؤاْ ۡٱلخ َۡلقَ ث ُ ام يُعِيدُهُۥ َوه َُو أ َ ۡه َو ُن‬
"Dan Dialah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya kembali, dan itu lebih
mudah bagi-Nya. Dia memiliki sifat Yang Maha Tinggi di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang
Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
Kemudian sesungguhnya Allah hanya menghimpun kalian kelak di hari kiamat yang
tidak ada keraguan padanya dan tidak akan menghidupkan kalian di dunia ini sebagaimana
tadi dalam QS. al-Jatsiyah ayat 26 tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui, oleh karena
itu mereka mengingkari adanya hari kemudian dan menganggap mustahil tubuh-tubuh ini
akan dihifupkan kembali, padahal hari kiamat adalah dekat sebagaimana dalam QS al-Ma’arij
ayat 6-7 sebagai berikut.
‫إِ ان ُهمۡ َي َر ۡو َنهُۥ َبعِيدًا‬
"Mereka memandang (azab) itu jauh (mustahil)."
‫َون ََرىَٰ هُ قَ ِريبًا‬
"Sedangkan Kami memandangnya dekat (pasti terjadi)."
Adapun hadits yang berkaitan dengan ayat ini sebagai berikut.
Dari Sufyan bin ‘Uyainah, dari az-Zuhri, dari Sa’id Ibnul Musayyab, dari Abu Hurairah ra yang
mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda “Allah SWT telah berfirman, “Anak Adam
menyakiti-Ku, dia mencaci masa, padahal Akulah (yang menciptakan) masa; di tangan
kekuasaan-Ku urusan itu, Akulah yang menggilirkan malam dan siang harinya.””

2. QS. al-Insan ayat 1

ً ‫ين ِمنَ ٱلد ۡاه ِر َلمۡ َي ُكن ش َۡيئًا ام ۡذ ُك‬


‫ورا‬ ِ ۡ ‫علَى‬
َ َٰ ‫ٱۡلن‬
ٞ ِ‫س ِن ح‬ َ ‫ه َۡل أَت ََٰى‬
"Bukankah pernah datang kepada manusia waktu dari masa, yang ketika itu belum
merupakan sesuatu yang dapat disebut?"

……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/Metta
1267
Metta
Jurnal Penelitian Multidisiplin Ilmu e-ISSN: 2962-794X
Vol.2, No.1, Juni 2023, pp: 1261-1270 p-ISSN: 2986-1527

Kata (‫ )الدهر‬dalam ayat ini adalah bentuk mufrad dari kata (‫ )أدهر‬yang bermakna masa,
yaitu waktu yang mencakup awal sesuatu hingga akhir. Dalam ayat ini kata ad-dahru
bersanding dengan min dan lafazh hinn, berarti menunjukkan masa lebih luas cakupannya
dari pada waktu. Maka, ayat selanjutnya merupakan bayan dari lafazh ad-dahru yaitu proses
pembuatan manusia dari air mani, hal tersebut menunjukkan bahwa pada proses penciptaan
manusia dalam rahim ibu merupakan sebagai proses masa manusia. Tetapi, dilihat dari
pelafazhan kata ad-dahru yang bersanding dengan hinnun, proses ini bukanlah awal manusia,
melainkan hanya proses yang ketika itu manusia tidak bisa disebut apa-apa kecuali air mani
hina, maka pada al-Qur’an surat al-A’raf disebutkan ada alam sebelum alam yaitu alam ruh,
ketika seluruh makhluk dulu berikrar engesakan Allah SWT.
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa Allah menceritakan keadaan manusia,
bahwa Dia telah menciptakannya dan mengadakannya ke alam ini, padahal sebelumnya dia
bukanlah merupakan sesuatu yang disebut-sebut karena terlalu hina dan sangat lemah.
Dijelaskan bahwa manusia diciptakan dari setetes mani yang bercampur yang hendak diuji
dengan perintah dan larangan sehingga dijadikan dapat mendengar dan melihat dan
menunjukkan jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.
QS. al-Insan ayat 1 ini memiliki munasabah dengan ayat setelahnya yaitu ayat 2 yang
merupakan penjelasan dari ayat tersebut.

‫يرا‬
ً ‫ص‬ َ ُ‫سنَ مِ ن ُّن ۡطفَ ٍة أَمۡ شَاجٍ ان ۡبتَلِي ِه فَ َجعَ ۡل َٰ َنه‬
ِ ‫سمِ ي ۢعَا َب‬ ِ ۡ ‫إِ انا َخلَ ۡقنَا‬
َ َٰ ‫ٱۡلن‬
"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami
hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar
dan melihat."

Bahwasanya Allah telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur baur. Al-
masyju dan al-masyij artinya sesuatu yang sebagian darinya bercampur baur dengan sebagian
yang lain. Ibnu Abbas mengatakan bahwa setetes mani yang bercampur adalah air mani laki-
laki dan perempuan yang bercampur kemudian tahap demi tahap berubah dari suatu keadaan
kepada keadaan yang lain. Kemudian ayat ini juga bermunasabah dengan QS. al-Mulk ayat 2
Allah menguji siapa di anatara kamu yang lebih baik amalnya.

ُ ُ‫يز ۡٱلغَف‬
‫ور‬ ُ ‫ع َم ًَل ۚ َوه َُو ۡٱل َع ِز‬ َ ۡ‫ٱ الذِي َخ َلقَ ۡٱل َم ۡوتَ َو ۡٱل َح َٰ َيوة َ ِل َي ۡبلُ َو ُكمۡ أ َ ُّي ُكمۡ أَح‬
َ ‫س ُن‬
"yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik
amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun,"

Adapun hadits yang berkaitan dengan ayat ini sebagai berikut.

Dari Abu Malik al-Asy’ari mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda: “Semua orang akan
pergi, maka apakah dia menjual dirinya yang berarti membinasakannya ataukah
memerdekakannya?”

Hadits lain terkait sekularisme sebagai berikut.

‫تعس عبد الدينار و عبد الدرهم و عبد الخميصة ان اعطي رضي و ان لم يعط سحط تعس وانتكس واذا شيك فَل انتقش‬

"Celakalah budak dinar, budak dirham dan budak khamishah (sejenis pakaian terbuat dari
sutera atau wol, berwarna hitam dan bertanda), jika diberi, dia rela dan jika tidak diberi, dia
mendongkol. Celaka dan merugilah (sia-sialah) dia dan bila duri mengenainya, maka dia tidak
mengeluarkannya." (al-Bukhari, al-Jihad).
……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/Metta
1268
Metta
e-ISSN: 2962-794X Jurnal Penelitian Multidisiplin Ilmu
p-ISSN: 2986-1527 Vol.2, No.1, Juni 2023, pp: 1261-1270

Pandangan Ulama tentang Sekularisme


Pandangan ulama tentang sekularisme dapat bervariasi, tergantung pada latar belakang
agama dan pandangan individu. Namun, secara umum, ada tiga pandangan yang sering diungkapkan
oleh para ulama tentang sekularisme:
Pandangan positif: Sebagian ulama dapat memandang positif terhadap sekularisme, terutama
dalam konteks kebebasan beragama dan toleransi agama. Mereka berpendapat bahwa jika
diterapkan dengan benar, prinsip sekularisme dapat membantu menciptakan lingkungan yang damai
dan harmonis bagi semua orang, tanpa diskriminasi agama.
Pandangan negatif: Sebagian ulama dapat memandang negatif terhadap sekularisme,
terutama jika diartikan sebagai pengabaian terhadap agama atau pemisahan agama dari urusan
publik. Mereka berpendapat bahwa agama harus menjadi bagian dari kehidupan publik dan
mengatur nilai-nilai moral yang menjadi dasar hukum dan kebijakan negara.
Pandangan netral: Beberapa ulama dapat mengambil pandangan netral terhadap
sekularisme. Mereka mungkin mengakui manfaat sekularisme dalam beberapa aspek kehidupan,
tetapi tidak secara tegas mendukung atau menentang konsep tersebut. Namun, penting untuk dicatat
bahwa pandangan-pandangan ini bukanlah satu-satunya pandangan yang dipegang oleh ulama. Ada
berbagai pandangan dan perspektif yang berbeda di antara komunitas ulama, dan ada juga
perdebatan internal tentang bagaimana mengartikan dan menerapkan prinsip-prinsip keagamaan
dalam konteks modern.

4. KESIMPULAN
Sekularisme adalah sebuah faham yang dapat berakibat terjadinya kerusakan dalam sebuah
negara. Sekularisme di Indonesia sangat tidak di benarkan dan Islam memandang sekularisme
sebagai hal yang sungguh ironi. Ketika permasalahan tidak di hubungkan dengan kegamaan maka
apalah arti dari hasil yang di peroleh tidak akan sesuai dengan syariat. Dari sekularisme ini terdapat
banyak sisi negatif yang di lahirkan daripada sisi positif. Sekularime merupakan masalah yang berat
yang harus di hadapi oleh kita. Dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat sehingga faham
sekularisme gampang memasuki pikiran manusia dan menyebabkan kerugian besar pada kita. Maka
dari ini, salah satu cara untuk meredam faham sekularisme ini adalah dengan lebih fokus terhadap
ajaran agama dan banyak membaca serta mempelajari ilmu yang akurat mengenai agama agar kita
kebal dari gesekan sekularisme yang sampai saat ini terus menerus mencari celah agar kita
terjerumus dengannya. Dengan kita mengkaji ilmu sesuai agama dan syariat maka kita akan menjadi
seseorang yang kuat dengan godaan sekularisme.
Dalam Islam, sekularisme tidak dapat diterima karena bertentangan dengan ajaran Islam.
Karena menurut pandangan Islam apabila sebuah urusan dipisahkan dari nilai-nilai keagamaan maka
akan bertabrakan dengan nilai-nilai yang terdapat pada urusan yang lain. Oleh karena itu, menurut
pandangan Islam banyak sekali kerugian yang ditimbulkan daripada keuntungannya. Untuk tetap
teguh beriman di tengah derasnya arus zaman sekularisme yang berpotensi melemahkan keimanan
adalah menyibukkan diri dengan membaca al-Qur’an dan kegiatan-kegiatan positif lainnya sehingga
dapat menambah keimanan.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Al-Attas, Syed Naquib. 1981. Islam dan Sekularisme. Bandung: Pustaka
[2] An-Nabhani, Taqiyyudin. 2001. Peraturan Hidup dalam Islam. Bogor: Pustaka Tariqul Izzah
[3] Husaini, Aldian. 2005. Wajah Peradaban Barat. Jakarta
[4] Ismail, Muhammad Syukri. 2007. Kritik Terhadap Sekularisme: Pandangan Yusuf Qardhawi.
Ponorogo: CIOS-ISID
……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/Metta
1269
Metta
Jurnal Penelitian Multidisiplin Ilmu e-ISSN: 2962-794X
Vol.2, No.1, Juni 2023, pp: 1261-1270 p-ISSN: 2986-1527

[5] Armas, Adnin. Sebuah Catatan untuk Sekularisasi Harvey Cox.


[6] Husaini, Adian. 2015. Mengapa Barat Menjadi Sekuler-Liberal?. Ponorogo: CIOS
[7] Arif, Syamsuddin. 2018. Islam dan Diabolisme Intelektual. Jakarta Selatan: INSIST
[8] Kitab Mu’jam al-Mufahras lil Qur’an

……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/Metta
1270
Metta
e-ISSN: 2962-794X Jurnal Penelitian Multidisiplin Ilmu
p-ISSN: 2986-1527 Vol.2, No.1, Juni 2023, pp: 1261-1270

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/Metta

You might also like