Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Injiliana

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

JURNAL HUTAN LESTARI (2020)

Vol. 8 (4): 773 – 781

ERODIBILITAS TANAH (K) PADA BERBAGAI TUTUPAN LAHAN DI DESA


BARU KECAMATAN SILAT HILIR KABUPATEN KAPUAS HULU

(Erodibility (K) at Various Covers in the Village Baru Silat Hilir District, Kapuas Hulu Regency)

Lidia Injilina, Tri Widiastuti, Joko Nugroho Riyono


Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Jl. Daya Nasional Pontianak, 78124
Email: Lidiainjilina@gmail.com

Abstract
Land degradation will result in widespread land damage, especially damage to forest land.
Changes in land use from permanent vegetation to intensive agricultural land make the soil
more easily eroded. One of the determining factors of erosion is soil erosion and soil cover
vegetation. Soil erodiability is the average amount of soil lost each year per unit of the index,
while the land cover is useful to protect the soil from the threat of damage by erosion and
improve soil conditions. The research area located in Silat Hilir Sub-District of Kapuas Hulu
Regency is a strategic area of the district from the point of economic importance. The Upper
Kapuas Statistics Agency says there is a change in land use from year to year. The changes
occurred not only in the increase in land use but also on changes in land use. The purpose and
benefit of this research are to know the class of soil erodiability as well as to provide
information on the class of land erodiability in The New Village of Silat Hilir District of Kapuas
Hulu Regency. The value of soil erodiability is calculated using the Wischmeier and Smith
formulas (1978) and determined based on the overlay of two maps, namely the land type map
and the land cover map. Soil erodibility on various land cover in Silat Hilir Sub-District of
Kapuas Hulu sub-district consists of 4 classes of land erodiability, among others: class 1 (very
low), class 2 (low), class 4 (somewhat high), and class 5 (high).
Keywords: Erodibility, Land Cover, Soil

PENDAHULUAN menurunnya kadar bahan organik


Tanah merupakan bagian penting menyebabkan tanah menjadi labil akibat
dalam menunjang kehidupan makhluk pukulan tetes air hujan dan aliran
hidup di muka bumi ini. Tanah sangat permukaan atau perluapan, sehingga air
penting bagi kehidupan manusia. Tanah mudah menghancurkan dan
menyediakan nutrisi yang diperlukan mengangkutnya. Tanah yang kandungan
tanaman untuk tumbuh dan dapat bahan organiknya rendah, mudah tercerai
menyimpan air. Tanah dalam definisi berai karena daya ikat antar butir tanah
ilmiah adalah kumpulan dari benda alam rendah, sebab bahan organik dapat
di permukaan bumi yang tersusun dalam meningkatkan stabilisasi agregat tanah.
horizon, terdiri atas campuran yang terbuat Kerusakan tanah yang terjadi salah
dari bahan mineral, bahan organik, air dan satunya disebabkan oleh degradasi lahan.
udara sebagai media untuk tumbuhnya Terdegradasinya lahan akan
tanaman (Hardjowigeno, 2007). Tanah mengakibatkan meluasnya kerusakan
yang rusak akan menyebabkan lahan terutama kerusakan lahan hutan.
menurunnya kadar bahan organik serta Perubahan penggunaan lahan dari vegetasi
unsur-unsur hara lainnya, karena permanen menjadi lahan pertanian intensif

773
JURNAL HUTAN LESTARI (2020)
Vol. 8 (4): 773 – 781

menyebabkan tanah menjadi lebih mudah Young et al (1990) dalam Suripin (2004)
tererosi. Erosi menyebabkan hilangnya mengemukakan bahwa erodibilitas tanah
lapisan atas tanah yang subur dan baik merupakan sifat tanah yang dinamis yang
untuk pertumbuhan tanaman serta bervariasi terhadap waktu, kelengasan
berkurangnya kemampuan tanah untuk tanah, suhu, pengolahan tanah gangguan
menyerap dan menahan air. Pada manusia atau binatang, dan faktor biologi
prinsipnya erosi tanah tidak dapat dan kimia.
dihilangkan sama sekali atau (nol erosi), Daerah penelitian yang terletak di
yang dapat dilakukan oleh manusia adalah Kecamatan Silat Hilir Kabupaten Kapuas
memperkecil atau menekan erosi dengan Hulu merupakan kawasan strategis
tindakan konservasi. kabupaten, yang dimana kawasan
Tutupan lahan berguna untuk agropolitan Silat Hilir dan sekitarnya
melindungi tanah dari ancaman kerusakan merupakan kawasan strategis kabupaten
oleh erosi dan memperbaiki kondisi tanah. dari sudut kepentingan ekonomi (PERDA
Tanaman penutup tanah mempunyai Kabupaten Kapuas Hulu No 1 Tahun
peranan: (1) menahan atau mengurangi 2014). Desa baru adalah desa yang terletak
daya perusak butir-butir hujan yang jatuh di Kecamatan Silat Hilir dengan luas 65
dan aliran air di atas permukaan tanah, (2) km2 dan dari 13 Desa yang ada, Desa Baru
menambah bahan organik tanah melalui termasuk kedalam desa dengan luas
batang, ranting dan daun mati yang jatuh, terkecil ke empat tetapi mempunyai
dan (3) menyerap air dan melakukan jumlah penduduk terbanyak dalam urutan
transpirasi. Peranan tutupan lahan ini dapat ke lima (Badan Statistik kabupaten kapuas
membantu memperkecil nilai erodibilitas hulu 2018). Badan Statistik Kapuas Hulu
tanah pada suatu lahan. menyebutkan terjadi perubahan pengunaan
Erodibilitas tanah adalah daya tahan lahan dari tahun ke tahun, salah satunya
tanah terhadap proses penguraian dan pada tahun 2017 luas tegal/kebun yang ada
pengangkutan oleh tenaga erosi (Morgan pada desa ini hanya seluas 1 Ha dan
1979 dalam Munadi 2008). Erodibilitas meningkat pada tahun 2018 dengan luas
tanah merupakan jumlah tanah yang 685 Ha. Perubahan yang terjadi tidak
hilang rata-rata setiap tahun per satuan hanya pada peningkatan pengunaan lahan
indeks. Faktor erodibilitas tanah tetapi juga pada perubahan pengunaan
menunjukan kekuatan partikel tanah lahan contohnya pada hutan rakyat, pada
terhadap pengelupasan dan transportasi tahun 2014 Hutan Rakyat pada desa ini
partikel-partikel tanah oleh adanya energi mempunyai luas 100 Ha dan pada 2018
kinetik air hujan. Besarnya erodibilitas Hutan Rakyat itu sudah tidak ada lagi atau
tanah ditentukan oleh karakteristik tanah sudah dialih fungsikan untuk pengunaan
seperti tekstur dan struktur tanah, stabilitas lahan lain.
agregat tanah, kapasitas infiltrasi, dan Berdasarkan rencana pembangunan
kandungan bahan organik serta bahan kawasan strategis kabupaten untuk
kimia tanah (Hardjowigeno, 1995). wilayah Kecamatan Silat Hilir perlu

774
JURNAL HUTAN LESTARI (2020)
Vol. 8 (4): 773 – 781

adanya penilaian tentang indikator literatur serta mempersiapkan alat dan


lingkungan termasuk salah satunya erosi. bahan yang digunakan dalam kegiatan
Faktor penentu erosi adalah erodibilitas penelitian. Setelah bahan yang diperlukan
tanah dan penutupan lahan. Tujuan dalam kegiatan penelitian terpenuhi maka
penelitian ini adalah untuk mengetahui selanjutnya yang dilakukan adalah
nilai erodibilitas tanah pada berbagai membuat Satuan Pemetaan Lahan /Land
tutupan lahan di Desa Baru Kecamatan Mapping Unit (LMU). LMU didapatkan
Silat Hilir Kabupaten Kapuas Hulu dari hasil tumpang susun/overlay dari 2
sehingga dapat memberikan informasi dan (dua) peta di Desa Baru Kecamatan Silat
sebagai masukkan terhadap prediksi erosi Hilir Kabupaten Kapuas Hulu, yaitu peta
di Desa Baru Kecamatan Silat Hilir jenis tanah dan peta tutupan lahan dengan
Kabupaten Kapuas Hulu. skala yang sama yaitu 1:50,000. Kedua
METODE PENELITIAN peta yang telah dioverlay membentuk
Penelitian dilaksanakan pada bulan banyak polygon yang terdiri dari beberapa
Oktober 2019 sampai dengan Juni 2020. LMU dengan koordinat tempat yang
Pengambilan sampel tanah dilapangan berbeda di Desa Baru. Pemilihan LMU
dilakukan di bulan November 2019. yang dijadikan sampel untuk penelitian ini
Pengelolaan data awal serta lanjutan dipilih berdasarkan aksesibilitas yang
dilakukan di Fakultas Kehutanan mudah agar waktu, biaya dan usaha dalam
Universitas Tanjungpura sedangkan untuk pengambilan sampel lebih efisien.
pengambilan sampel langsung dilakukan Pengumpulan data yang dilakukan
di Desa Baru Kecamatan Silat Hilir dalam penelitian ini, terdiri dari
Kabupaten Kapuas Hulu. pengumpulam data primer dan data
Bahan yang digunakan dalam sekunder. Data primer yang dikumpulkan
penelitian ini, adalah: Peta Administrasi antara lain adalah unsur tanah, unsur tanah
Kecamatan Silat Hilir Kabupaten Kapuas yang diperlukan yaitu struktur tanah,
Hulu, Peta Rupa Bumi Indonesia Lembar tekstur tanah, bahan organik, dan
1516-24 Nanga silat, Peta Sumberdaya permeabilitas tanah. Adapun data
Tanah Eksplorasi (Singkawang (NA49)), sekunder yang dikumpulkan dalam
dan Peta Tutupan Lahan. Alat yang penelitian ini meliputi gambaran umum
digunakan dalam penelitian ini antara lain: lokasi dan data pengunaan lahan pada
laptop, software GIS ( ArcGis 10.2), GPS Desa Baru Kecamatan Silat Hilir
type 64 s, kamera, plastik sampel, label Kabupaten Kapuas Hulu.
sampel, ring sampel dan tally sheet. Nilai erodibilitas tanah dihitung
Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan menggunakan rumus Wischmeier
dalam empat (4) tahapan kerja yaitu: tahap dan Smith (1978) :
persiapan, pengumpulan data, pengolahan 100K = 2,1 M1,14 (10-4)(12 – a) + 3,25 (b –2)
data dan analisi data. Tahap persiapan + 2,5 (c – 3)
dilakukan sebelum memulai kegiatan Keterangan :
K = erodibilitas tanah
penelitian. Tahapan ini dimulai dari studi

775
JURNAL HUTAN LESTARI (2020)
Vol. 8 (4): 773 – 781

M = ukuran partikel (% pasir halus + % debu) X


digunakan untuk menghitung
(100 - % liat) / (Tabel 3) permeabilitas tanah. Pengambilan sampel
a = kandungan bahan organik
tanah terganggu dan tanah tidak terganggu
b = kelas struktur tanah (Tabel 1)
c = kelas kelas permeabilitas tanah (Tabel 2)dilakukan pada lokasi yang sama pada
tiap-tiap LMU sampel.
NB: Nilai M dapat juga diestimasi secara kasar dari
tabel 3 apabila yang diketahui hanya kelas Untuk sampel tanah tidak terganggu
tekstur tanah. Penggunaan nilai M untuk digunakan ring sampel dengan
rumus K dalam tabel ini merupakan metode
membersihkan lokasi pengambilan sampel
yang kurang akurat yang hanya digunakan
apabila distribusi besaran butiran tidakdari serasah kemudian memasukkan ring
sampel kedalam tanah sampai ring terisi
diketahui. Dan untuk mengetahui kelas tekstur
dapat digunakan segitiga tekstur (gambar 1).
penuh dengan tanah dan mengambil ring
Unsur tanah yang diperlukan dalam dengan cara mengali kedalam tanah
menghitung erodibilitas tanah yaitu kemudian ring sampel diberi kode sesuai
struktur tanah, tekstur tanah, bahan LMU sampel. Untuk sampel tanah
organik, dan permeabilitas tanah. terganggu hanya mengambil tanah hasil
Pengambilan sampel tanah pada tiap-tiap dari galian ring sampel lalu langsung
LMU sampel diambil berdasarkan sampel dimasukkan kedalam plastik sampel
tanah terganggu dan sampel tanah tidak kemudian di beri kode sesuai LMU
terganggu. Sampel tanah terganggu sampel.
digunakan dalam analisis struktur tanah, Penilaian struktur dan permeabilitas
tekstur tanah, dan bahan organik tanah tanah masing-masing menggunakan tabel
sedangkan sampel tanah tidak terganggu berikut ini:
Tabel 1. Penilaian Struktur Tanah (Soil Structure Assessment)
No Tipe struktur tanah Kode penilaian
1 Granular sangat halus (very fine granular) 1
2 Granular halus (fine granular) 2
3 Granular sedang dan besar (medium, coarse granular) 3
4 Gumpal, lempeng, pejal (blocky, platty, massif) 4
Sumber: Sumber: Arsyad (2010)
Tabel 2. Penilaian Kelas Permeabilitas Tanah (Soil permeability Class Assessment)
Kecepatan
No. Kelas permeabilitas tanah Kode penilaian
(cm/jam)
1 Cepat (rapid) >25.4 1
2 Sedang sampai cepat (moderate to rapid) 12.7 – 25.4 2
3 Sedang (moderate) 6.3 – 12.7 3
4 Sedang sampai lambat (moderate to slow) 2.0 – 6.3 4
5 Lambat (slow) 0.5 – 2.0 5
6 Sangat lambat (very slow) < 0.5 6
Sumber: Arsyad (2010)

776
JURNAL HUTAN LESTARI (2020)
Vol. 8 (4): 773 – 781

Tabel 3. Nilai M Dari Kelas Tekstur Tanah Yang Digunakan Untuk Rumus K
(The M Value Of The Soil Texture Class Used For The Formula K)
No. Texture class (USDA) Kelas Tekstur (USDA) M Value (Nilai M)
1 Sandy clay Lempung pasiran 1215
2 Light clay Lempung ringan 1685
3 Sandy clay loam Geluh lempung pasiran 2160
4 Silty clay Lempung debuan 2510
5 Clay loam Geluh lempungan 2830
6 Sand Pasir 3035
7 Loamy sand Pasir geluhan 3245
8 Silty clay loam Geluh lempung debuan 3770
9 Sandy loam Geluh pasiran 4005
10 Loam Geluh 4390
11 Silt loam Geluh debuan 6330
12 Silt Debu 8245
Sumber:P.32/MENHUT-II/2009
Tabel 4. Klasifikasi Nilai K Tanah (Soil K Value Classification)
Kelas Nilai K Harkat
1 0.00-0.10 Sangat Rendah
2 0.11-0.21 Rendah
3 0.22-0.32 Sedang
4 0.33-0.44 Agak Tinggi
5 0.45-0.55 Tinggi
6 0.56-0.64 Sangat Tinggi
Sumber: Arsyad 2010 dalam Ashari 2013

Gambar 1. Segitiga tekstur (Triangle Texture)


HASIL DAN PEMBAHASAN hasil overlay telah dihasilkan 35
Hasil Penelitian polygon dengan 6 LMU. Untuk
Peta Jenis Tanah dan Peta kawasan dengan penutupan lahan
Penutupan Lahan menjadi dasar berupa pemukiman dan hutan rawa
pembuatan satuan pemetaan lahan atau sekunder tidak dihitung nilai
Land Mapping Unit (LMU). LMU Erodibilitas Tanah (K) karena menurut
ditentukan melalui operasional Kartika dkk (2016) pemukiman yang
tumpangsusun atau overlay Peta Jenis memiliki nilai faktor CP 0 dengan
Tanah dan Peta Penutupan Lahan. Dari asumsi tanah 100% tertutup.

777
JURNAL HUTAN LESTARI (2020)
Vol. 8 (4): 773 – 781

Sedangkan, hutan rawa sekunder Satuan Pemetaan Lahan/ Land


diasumsikan tidak memiliki laju erosi Mapping Unit (LMU) di Desa Baru
karena tanah pada hutan rawa sekunder Dari hasil tumpang susun kedua
hampir setiap waktu terendam dan tidak peta maka dihasilkan 35 polygon
terkena limpasan air karena lokasi dengan 6 Satuan Pemetaan Lahan/ Land
kontur rendah. Hasil penelitian Mapping Unit (LMU) dengan luas
dirincikan sebagai berikut: masing-masing dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
Tabel 5. Satuan Pemetaan Lahan ( Land Mapping Unit / LMU)
No Satuan lahan Luas
LMU
LMU
sampel Tutupan Lahan Jenis Tanah Ha %
1 PL4T1 Perkebunan Enrisol 508.54 7.82
2 PL5T1 Pertambangan Enrisol 203.49 3.13
3 PL6T1 Tanaman Campuran Enrisol 2132.28 32.80
4 PL4T2 Perkebunan Ultisol 783.62 12.06
5 PL6T2 Tanaman Campuran Ultisol 382.91 5.89
6 PL1T2 Hutan Kering Sekunder Ultisol 588.37 9.04
Pemukiman 588.37 2.27
Hutan Rawa Sekunder 1498.90 23.06
Sungai 399.52 6.15
Jumlah 6.500,00 100,00
Sumber: Analisis Data Awal tahun 2020
LMU yang diambil sebagai sampel dengan menggunakan rumus
ditentukan dengan mempertimbangkan Wischmeier dan Smith (1978) dalam
kemudahan aksesbilitas dalam Asy-syakur (2008). Perhitungan nilai
pengambilan sampel agar waktu, biaya erodibilitas tanah dapat dilihat pada
dan tenaga yang dikeluarkan lebih tabel berikut.
efisien. Nilai erodibilitas tanah dihitung
Tabel 6. Nilai Erodibilitas Tanah Pada LMU Sampel (Soil Erodibility Value In The
Sampel Area)
Tekstur (%) Bahan Kelas
Ukuran Nilai
No LMU Partikel
Organi Struktur
Permeabilitas K
Kelas
LMU sampel Pasir Debu Liat (M)
k (%) Tanah
(C)
K
(A) (B)
1 PL4T1 3.1 82.9 14 6330 2.93 3 6 0.52 5
2 PL5T1 5.41 72.59 22 6330 4.0 3 1 0.34 4
3 PL6T1 53.75 34.25 12 4005 2.16 3 5 0.35 4
4 PL4T2 7.8 68.2 24 6330 1.88 3 4 0.52 5
5 PL6T2 50.39 41.61 8 4005 4.90 3 1 0.17 2
6 PL1T2 56.94 33.06 10 4005 11.03 3 1 0.01 1
Sumber: Analisis Laboratorium Fisika Tanah dan Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Tanjungpura tahun 2020.

Dari hasil analisis diatas Erodibilitas Silat Hilir Kabupaten Kapuas Hulu
Tanah (K) pada Desa baru Kecamatan terdapat 4 kelas erodibilitas tanah, antara

778
JURNAL HUTAN LESTARI (2020)
Vol. 8 (4): 773 – 781

lain: kelas 1 (sangat rendah) dengan terangkut pada saat terjadi erosi,
tutupan lahan berupa hutan kering sedangkan permeabilitas berkaitan dengan
sekunder dan jenis tanah Ultisol, kelas 2 kemampuan tanah dalam meloloskan air.
(rendah) dengan tutupan lahan berupa (Ashari, 2013).
tanaman campuran dan jenis tanah Ultisol, KESIMPULAN
kelas 4 (agak tinggi) dengan tutupan lahan Hasil perhitungan Erodibilitas Tanah
berupa pertambangan dan tanaman (K) di Desa Baru Kecamatan Silat Hilir
campuran dengan jenis tanah Enrisol dan Kabupaten Kapuas Hulu mempunyai nilai
kelas 5 (tinggi) dengan tutupan lahan yang bervariasi antara lain, kelas 1 (sangat
perkebunan dengan jenis tanah Enrisol dan rendah) dengan tutupan lahan berupa
Ultisol (luas area kelas erodibilitas tanah hutan kering sekunder dan jenis tanah
dapat dilihat pada lampiran). Ultisol, kelas 2 (rendah) dengan tutupan
Dari tabel tersebut menunjukkan lahan berupa tanaman campuran dan jenis
bahwa presentase jumlah bahan organik tanah Ultisol, kelas 4 (agak tinggi) dengan
wilayah penelitian termasuk rendah. tutupan lahan berupa pertambangan dan
Pengaruh bahan organik terhadap stabilitas tanaman campuran dengan jenis tanah
struktur tanah mungkin merupakan Enrisol dan kelas 5 (tinggi) dengan tutupan
peranan yang terpenting. Bahan organik lahan perkebunan dengan jenis tanah
berupa daun, ranting, dan sebagainya yang Enrisol dan Ultisol.
belum hancur, yang menutupi permukaan SARAN
tanah merupakan pelindung tanah terhadap Perhitungan nilai K akan lebih baik
kekuatan perusak butir-butir hujan yang jika ukuran partikel (M) dihitung dengan
jatuh. Tanah yang kandungan bahan rumus % pasir halus + % debu X (100 - %
organiknya rendah, mudah tercerai berai liat) karena hasil akan lebih valid.
karena daya ikat antar butir tanah rendah, Penggunaan nilai M untuk rumus K dalam
sebab bahan organik dapat meningkatkan tabel ini merupakan metode yang kurang
stabilisasi agregat tanah (Hasan dan akurat yang hanya digunakan apabila
Pahlevi 2017). distribusi besaran butiran tidak diketahui.
Kelas tekstur tanah pada lokasi Hasil perhitungan ini akan membantu
penelitian berupa lempung, lempung dalam menentukan perhitungan prediksi
berdebu dan lempung berpasir. Menurut erosi di Desa Baru Kecamatan Silat Hilir
Agus dkk (2006) Lempung mempunyai Kabupaten Kapuas Hulu dan membantu
komposisi yang imbang antara fraksi kasar dalam tindak konservasi tanah dilokasi
dan fraksi halus, dan lempung sering tersebut.
dianggap sebagai tekstur yang optimal UCAPAN TERIMA KASIH
untuk pertanian. Hal ini disebabkan oleh Saya mengucapkan terima kasih
kapasitasnya menyerap hara pada banyak kepada dosen pembimbing dan
umumnya lebih baik dari pada pasir. penguji saya ibu Dra. Tri Widiastuti, M.Si,
Tekstur berkaitan dengan kapasitas ibu Dra. Siti Latifah, M.Si, bapak Drs.
infiltrasi serta kemudahan tanah untuk Joko Nugroho Riyono, M.Si dan bapak
Hafiz Ardian, S.Hut, M.P yang telah

779
JURNAL HUTAN LESTARI (2020)
Vol. 8 (4): 773 – 781

dengan sabar membimbing saya selama Badan Pusat Statistik. 2009-2018. Kapuas
ini, dan tidak lupa pula saya ucapkan Hulu Dalam angka tahun 2009-
terima kasih kepada kedua orang tua saya 2018. Kabupaten Kapuas Hulu
Provinsi Kalimantan Barat.
dan saudara-saudara saya yang senantiasa
selalu mendukung dan mendoakan saya, Hardjowigeno, S. 2007. Evaluasi
serta terimakasih kepada semua yang telah Kesesuaian Lahan & Perencanaan
Tataguna Lahan. Yogyakarta:
memberi bantuan dalam penelitian ini.
Universitas Gajahmada.
DAFTAR PUSTAKA
A’yunin Q. 2008. Prediksi Tingkat Hasan H, Pahlevi R S. 2017. Zonasi
Bahaya Erosi Dengan Metode Tingkat Erodibilitas Tanah Pada
USLE di Lereng Timur Gunung Area Reklamasi Tambang PT.
Sindoro. Surakarta : Fakultas Bharinto Ekatama Kabupaten Kutai
Pertanian Universitas Sebelas Maret. Barat Kalimantan Timur. Samarinda:
Fakultas Teknik Universitas
Agus F, Yusrial, Sutono. 2006. Penetapan Mulawarman.
Tekstur Tanah Dalam Sifat Fisik
Tanah Dan Metode Analisisnya Hal Kartika I, Indarti I, Pudjojono M, Ahmad
43–62. Balai Penelitian Dan H. 2016. Pemetaan Tingkat Bahaya
Pengembangan Pertanian, Erosi Pada Level Sub-Das: Studi
Kementerian Pertanian. Pada Dua Das Identik. Jurnal
Agroteknologi Vol. 10 No. 01.
Arsyad S. 2010. Konservasi Tanah dan Universitas Jember.
Air. Bogor : IPB Press.
Munadi D. 2008. Erodibilitas Tanah Di
Asdak C. 1995. Hidrologi dan Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen
Pengelolaan Daerah Aliran Propinsi Jawa Tengah. Surakarta :
Sungai Cetakan Pertama. Fakultas Geografi Universitas
Bulaksumur, Yogyakarta : Gadjah Muhammadiyah.
Mada University Press.
Singkawang NA49. 2000. Peta
Ashari A. 2013. Kajian Tingkat Sumberdaya Tanah Eksplorasi skala
Erodibilitas Beberapa Jenis Tanah 1:1,000,000. Pusat Penelitian Tanah
Di Pegunungan Baturagung Desa Dan Agroklimat.
Putat Dan Nglanggeran Kecamatan
Patuk Kabupaten Gunungkidul. Suripin. 2004., Pelestarian Sumber Daya
Informasi, No. 1, XXXIX, Th. 2013. Tanah danAir. Yogyakarta: Andi
Offset.
Asy-syakur A. 2008. Prediksi Erosi
Dengan Mengunakan Metode Wischmeier WH, Smith DD. 1978.
USLE Dan Sistem Informasi Predicting Rainfall Erosion Losses.
Geografis (SIG) Berbasis Piksel Di A Guide to Conservation Planning.
Daerah Tangkapan Air Danau U. S Department of Agriculture,
Buyan. Pusat Penelitian Lingkungan Agriculture Handbook No. 537.
Hidup (PPLH) : Universitas
Undayana.

780
JURNAL HUTAN LESTARI (2020)
Vol. 8 (4): 773 – 781

Gambar 2. Peta Kelas Erodibilitas Tanah Desa Baru Kecamatan Silat Hilir Kabupaten Kapuas Hulu (Soil Erodibility Class Map in
the Village Baru Silat Hilir District, Kapuas Hulu Regency)

781

You might also like