Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

5504 22271 2 PB

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

JOPFE Journal ISSN 2807-6796

Volume 2 Nomor 2,November 2022

ANALISIS PREFERENSI PAKAN DROP IN RUSA TIMOR (Cervus


timorensis) DI PENANGKARAN RUSA UNIVERSITAS LAMPUNG
ANALYSIS OF FEED PREFERENCES DROP IN TIMOR DEER (Cervus
timorensis) IN DEER CAPTURE LAMPUNG UNIVERSITY
Seftilia Sari 1, Bainah Sari Dewi 2, Rusita 3, Sugeng P. Harianto 4
1
Universitas Lampung
ABSTRACT. The Timor deer (Cervus timorensis) is a protected wildlife. The population of
the Timor deer is decreasing, so captivity is a way to save wildlife. Deer breeding at the
University of Lampung is one of the ex-situ conservation efforts for the Timor deer (Cervus
timorensis) in its natural habitat in an endangered condition. Timor deer drop-in feed in
captivity is provided for daily feed needs. The purpose of this study was to determine the
types of drop-in feed for the Timor deer, determine the feed preferences of the Timor deer
and determine the feeding behavior. The research location is a deer captive at the University
of Lampung in the province of Lampung. The method used in this research is scan sampling.
The analysis is carried out by descriptive analysis through data analysis. The research was
carried out for three months, namely July 2021 on the 1st, 4th, 8th and 12th, August 2021 on
the 1st, 4th, 8th, and 12th and September on the 1st, 4th, 8th and 12th. The results of this
study are There are 4 types of feed provided by the deer management at the University of
Lampung, namely elephant grass (Pennisetum purpureum), Timunan grass (Leptochloa
fusca), teki grass (Cyperus rotundus) and insulin grass (Chamaecostus cuspidatus). The
feed preferences of deer at the University of Lampung deer are grass plant (Chamaecostus
cuspidatus) with an average consumption of 55.83%, elephant grass (Pennisetum
purpureum) is 18.75%, teki grass (Cyperus rotundus) 16.83%, while the The least feed was
Timunan Grass (Leptochloa fusca) with an average of 9.13%. The eating behavior of the
male deer was the highest, the Timor deer, Sugeng, 30.08% and the lowest, the Timor deer,
Asep, 28.17%, while the female deer was the highest at East Timor deer, Atik 32.00% and
the lowest was Timor deer, Dewi 28.62%.
Keywords: Timor Deer (Cervus timorensis), Captivity, Feed

ABSTRAK. Rusa Timor (Cervus timorensis) adalah satwa liar yang dilindungi. Populasi
Rusa Timor menurun sehingga usaha penangkaran adalah penyelamatan untuk
mempertahankan satwa liar. Penangkaran rusa di Universitas Lampung salah satu upaya
konservasi ex-situ bagi rusa timor (Cervus timorensis) pada habitat aslinya dalam kondisi
terancam punah. Pakan drop-in Rusa Timor di penangkaran diberikan untuk kebutuhan
pakan sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jenis-jenis pakan drop-in
rusa timor, mengetahui preferensi pakan rusa timor dan mengetahui perilaku makan. Lokasi
penelitian adalah penangkaran rusa Universitas Lampung di provinsi Lampung. Metode
yang digunakan pada penelitian ini yaitu scan sampling. Analisis yang dilakukan yaitu
dengan analisis deskriptif melalui tahulasi data. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan
yaitu bulan Juli 2021 pada tanggal 1, 4, 8 dan 12, bulan Agustus 2021 pada tanggal 1, 4, 8,
dan 12 dan bulan September pada tanggal 1, 4, 8 dan 12. Hasil pada penelitian ini adalah
jenis pakan yang disediakan oleh pengelola penangkaran rusa Universitas Lampung
terdapat 4 jenis pakan drop-in yaitu rumput gajah (Pennisetum purpureum), Rumput
Timunan (Leptochloa fusca), Rumput teki (Cyperus Rotundus) dan Rumput Insulin
(Chamaecostus cuspidatus). Preferensi pakan rusa di penangkaran rusa Universitas
Lampung yaitu Rumput plant (Chamaecostus cuspidatus) dengan rata-rata konsumsi
55,83%, Rumput gajah (Pennisetum purpureum) yaitu 18,75%, Rumput teki (Cyperus
Rotundus) 16,83%, sedangkan jenis pakan yang paling sedikit adalah Rumput Timunan
(Leptochloa fusca) dengan rata-rata 9,13%. Perilaku makan rusa jantan tertinggi rusa timor
Sugeng 30,08% dan paling terendah rusa timornAsep 28,17%, sedangkan rusa betina paling
tinggi rusa timor Atik 32,00% dan terendah rusa timor Dewi 28,62%.
Kata kunci: Rusa Timor (Cervus timorensis), Penangkaran, Pakan
Penulis untuk korespondensi: surel: seftiliasari16@gmail.com

11
JOPFE Journal ISSN 2807-6796
Volume 2 Nomor 2,November 2022

PENDAHULUAN

Negara Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki sumberdaya alam dengan
berbagai keanekaragaman jenis satwa liarnya. Rusa adalah salah satu jenis dari banyaknya
keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia serta bagian dari ruminansia bangsa
Artiodactyla, salah satu suku rusa yang perlu dilestarikan (Dewi dkk, 2019). Rusa timor (Cervus
timorensis) merupakan salah satu contoh jenis rusa di Indonesia yang memiliki potensi
pertumbuhan yang baik (Safithri dkk, 2018). Rusa timor berfungsi dalam rantai makanan suatu
ekosistem dan memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi karena hampir semua yang ada pada
rusa yaitu kulit, tanduk dan daging dapat dimanfaatkan (Garsetiasih dkk, 2017).
Rusa timor (Cervus timorensis) terancam punah dari habitat aslinya akibat ulah manusia
berupa perburuan dan perusakan habitat (Saputra dkk, 2021). Kelangsungan hidup rusa yang
menurun terus-menerus didalam habitat aslinya menjadi salah satu upaya konservasi.
Keberadaanya yang tercantum dalam Pemerintah Republik Indonesia dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan tumbuhan dan satwa liar (Kayat dkk,
2017). Kondisi ini harus disesuaikan dengan upaya konservasi eksitu. Konservasi eksitu adalah
konservasi yang didalamnya melindungi spesies tumbuhan dan satwa liar meniru habitat
asalnya. Upaya konservasi dilapangan menjadi faktor penting dari perlindungan dengan cara
sistematis untuk menaungi spesies yang terancam musnah dengan adanya kawasan lindung.
Melestarikan fauna dari ancamana kepunahan serta memanfaatkan secara optimal
membutuhkan praktik manajemen yang baik (Indriyani dkk, 2017). Semua jenis rusa yang
berada di Indonesia termasuk kedalam jenis satwa yang dilindungi berdasarkan Undang-
Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya,
dan termasuk kedalam IUCN (International Union for Conservation of Nature). Menurut IUCN,
Rusa Timor (Cervus timorensis) merupakan jenis satwa liar yang termasuk kedalam kategori
rentan (Vulnerable) (Dewi dkk, 2019).
Pengelolaan rusa di Universitas Lampung dalam pengelolaannya terutama dalam hal
makanan, terserah kepada pengelola keeper. Keeper Menurut Enny (2019), yang merawat dan
memelihara hewan yang dikurung di penangkaran. Membangun penangkaran rusa
membutuhkan makanan, air, dan ruang (Elfrida dkk, 2019). Satwa liar adalah hewan yang
mempertahankan sifat aslinya ketika berada di alam liar atau dalam perawatan (Rumakar et al.,
2019). Penangkaran adalah kegiatan pengembangbiakan hewan liar dalam meningkatkan
kelompok satwa dengan tetap menjaga keaslian keturunannya untuk menjaga keberadaan dan
kelangsungan hidup hewan di habitat aslinya. Upaya untuk berkembang biak, persebaran, dan
menjaga kemurnian spesies agar tetap tidak berubah dikenal sebagai penangkaran (Prayoga
dkk., 2021). Habitat penangkaran cenderung lebih mudah tersedia untuk menyimpan makanan,
yang mengarah pada pengembangan nutrisi, penurunan pemangsa alami dan peningkatan
kompetisi antar populasi atau individu, mengurangi penyakit serta hama, dan meningkatkan
interaksi dengan manusia (Gusmalinda dkk., 2018). Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk
mengenal jenis pakan rusa timor yang dipelihara di penangkaran Universitas Lampung (2)
untuk mengetahui preferensi pakan rusa timor penangkaran di Universitas Lampung dan (3)
untuk mengetahui perilaku makan rusa timor.

METODE PENELITIAN

Penelitian perilaku makan Rusa Timor (Cervus Timorensis) di Universitas Lampung akan
dilaksanakan di Penangkaran Rusa Universitas Lampung pada Bulan Juli-September 2021.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah (a). Alat pengamatan yaitu kamera digital, jam
tangan digital, alat tulis, tally sheet, timbangan, dan ember besar (b). Pakan, desikator, tang
penjepit, oven, timbangan analitik, silica disk, tanur, gelas beker, saringan linen, serat gelas,
gelas arloji, Filter Bucher, Labu Kjeldahl, Labu Erlenmeyer,, buter, corong, Pipet volumetrik,
Peralatan distilasi dan pencernaan, kit ekstraksi dan selongsong sexlet, kertas saring yang lebih
dingin dan bebas minyak (Sitio, 2019). Materi yang diamati adalah rusa timor (Cervus
Timorensis) di penangkaran rusa Universias Lampung. Peta lokasi penelitian ini dapat dilihat
pada Gambar 1.

12
JOPFE Journal ISSN 2807-6796
Volume 2 Nomor 2,November 2022

Gambar 1. Lokasi Penelitian (Wijaya, 2021)


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mendata, menimbang jenis
makanan yang dialokasikan oleh petugas, serta menganalisis kecukupan makanan yang ada di
kandang rusa. Penelitian terhadap rusa timor (Cervus timorensis) dilaksanakan selama tiga
bulan yaitu Juli 2021 pada tanggal 1, 8 dan 12 Agustus 2021 pada tanggal 1, 8 dan 12 serta
September pada hari ke-1, 8 dan 12. penelitian dilakukan antara pukul 08.00 hingga 18.00
WIB.Metode pengumpulan data menggunakan data primer yaitu metode scan sampling dan
analisis deskriptif melalui tahulasi data.
Penyajian jumlah makanan yang dikonsumsi rusa menurut (Alikodra 1990 dan Dewi, dkk
2016) dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang akan digunakan dalam metode scan
sampling adalah sebagai berikut:
Jumlah Kegiatan
Analisis kegiatan = X 100 %
Jumlah Seluruh Kegiatan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penangkaran rusa UNILA yaitu Rusa Timor (Cervus timorensis) terdapat sebanyak 10 ekor
rusa terdiri dari 4 jantan dan 6 betina yang bernama Karomani, Sugeng, Asep, Irwan, Atik, Lusi,
Dewi, Kiki, Rommy, dan Sefti. Keberhasilan dalam penangakaran ditentukan pada sumber
makanan yang sudah dikomsumsi rusa (Indriyani, 2017). Berbagai macam makanan drop-in
disajikan oleh petugas kandang rusa Universitas Lampung dalam Tabel 1.

Tabel 1. Macam-macam makanan Drop-in Rusa Timor


No. Nama Lokal Nama Latin
1 Rumput Gajah Pennisetum purpureum
2 Rumput Timunan Leptochloa fusca
3 Rumput teki Cyperus Rotundus
4 Rumput Insulin Chamaecostus cuspidatus

Pengelola penangkaran rusa Universitas Lampung memberikan pakan jenis tumbuhan hijau.
Pemberian pakan rusa dua kali sehari yang pertama pada pagi hari pukul 08.00 pagi kemudian

13
JOPFE Journal ISSN 2807-6796
Volume 2 Nomor 2,November 2022

dilanjutkan pada sore hari pukul 15.00 sore dan dilakukan setiap hari. Hasil dari penelitian
Tabel 1, jenis pakan drop in setiap harinya lebih banyak diberikan oleh si pengelola adalah
hijauan. hijauan merupakan bahan makanan yaitu daun atau pakan ternak yang dicampur
dengan batang, cabang dan bunga (Indriyani, 2017).
Nutrisi yang teratur, porsi makanan yang tepat dan suplai makanan yang cukup akan
memenuhi kebutuhan rusa. Rusa di penangkaran menyediakan pakan dengan hijauan seperti
yang dibutuhkan oleh ruminansia. Menurut Gusmalinda dkk. (2018), ruminansia membutuhkan
pakan berupa hijauan dan konsentrat. Pakan hijauan merupakan makanan yang bahannya dari
hijauan pakan rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput timunan (Leptochloa fusca),
rumput teki (Cyperus Rotundus), dan rumput plant (Chamaecostus cuspidatus). Jumlah Pakan
rusa tiap jenis dapat dilihat Table 2.

Tabel 2. Konsumsi makanan rusa setiap hari (kg) pada waktu penelitian Analisis preferensi
makan rusa di Penangkaran Rusa Universitas Lampung Juli-September 2021
Berat Pakan
Penimbangan Berat Awal Berat Sisa
Bulan Jenis Pakan yang Habis di
Tanggal Pakan (kg) Pakan (kg)
Makan (kg)
Juli 2021 1 Rumput Gajah 50 43 7
Rumput Timunan 10 10 0
Rumput Teki 15 10 5
Rumput Insulin 35 35 0
4 Rumput Gajah 25 17 8
Rumput Timunan 11 6 5
Rumput Teki 8 8 0
Rumput Insulin 51 49 2
8 Rumput Gajah 20 19 1
Rumput Timunan 15 15 0
Rumput Teki 20 15 5
Rumput Insulin 60 57 3
12 Rumput Gajah 30 26 4
Rumput Timunan 5 5 0
Rumput Teki 27 26 1
Rumput Insulin 58 52 6
Agustus
2021 1 Rumput Gajah 0 0 0
Rumput Timunan 0 0 0
Rumput Teki 0 0 0
Rumput Insulin 80 68 12
4 Rumput Gajah 39 36 3
Rumput Timunan 0 0 0
Rumput Teki 7 7 0
Rumput Insulin 64 56 8
8 Rumput Gajah 0 0 0
Rumput Timunan 26 25 1
Rumput Teki 19 16 3

14
JOPFE Journal ISSN 2807-6796
Volume 2 Nomor 2,November 2022

Tabel 2 Lanjutan

Rumput Insulin 72 62 10
12 Rumput Gajah 18 11 7
Rumput Timunan 7 7 0
Rumput Teki 23 19 4
Rumput Insulin 58 50 8
September
2021 1 Rumput Gajah 24 19 5
Rumput Timunan 31 28 3
Rumput Teki 38 31 7
Rumput Insulin 0 0 0
4 Rumput Gajah 10 0 0
Rumput Timunan 0 0 0
Rumput Teki 22 14 8
Rumput Insulin 47 37 10
8 Rumput Gajah 0 0 0
Rumput Timunan 0 0 0
Rumput Teki 10 8 2
Rumput Insulin 76 63 13
12 Rumput Gajah 9 9 0
Rumput Timunan 5 4 1
Rumput Teki 13 11 2
Rumput Insulin 69 64 5

Peningkatan jumlah rusa di penangkaran menunjukkan peningkatan keberhasilan. Maka


yang mempengaruhi faktor pertumbuhan satwa rusa ialah kualitas dan nilai gizi yang cukup
pada rusa. Pakan utama rusa ialah dedaunan yang hijau dan rerumputan yang kapasitas
sumber pakannya kemungkinan kurang dalam penangkarannya, akhirnya diperlukan tambahan
makanan (Hombing dkk, 2018). Asupan makanan rusa berdasarkan berat per makanan dan
preferensi adalah patokan dari kapasitas untuk mengambil makanan yang disukai. Disarankan
untuk menentukan makanan kesenangan rusa sebagai hewan langka untuk menentukan jenis
bahan yang mereka sukai.
Berdasarkan penelitian rusa timor di penangkaran rusa Universitas Lampung jenis rumput
yang sering diberikan oleh si pengelola yaitu rumput gajah (Pennisetum purpureum), kemudian
Rumput Timunan (Leptochloa fusca), lalu ada Rumput teki (Cyperus Rotundus), dan rumput
plant (Chamaecostus cuspidatus). Jumlah pakan yang dikonsumsi rusa per hari pada hari
pertama mencapai 98 kg rumput yang disajikan oleh Pak Tikno selaku pengelola penangkaran
rusa Universitas Lampung. Pada hari ke-2, jumlah makanan yang dikonsumsi rusa adalah 80
kg, ke-3 106 kg, ke- 109 kg, ke-5 68 kg, ke-6 99 kg, ke-7 103 kg, ke-8 87 kg, ke-9 78 kg, ke-10
adalah 51 kg, 11 berapa. adalah 71 kg dan pada hari ke-12 asupan makanan rusa adalah 88
kg.
Pengelola memberikan makanan di pagi hari dengan bobot yang berbeda-beda. Pengelola
menyediakan pakan berbasis gulungan atau ikatan yang akan diberikan pagi dan sore hari.
Sisa pakan rusa timor pada saat penelitian di pagi hari masih habis dan pada sore hari tidak
selalu habis, namun keesokan harinya akan diberi pakan kembali pakan rusa sebelumnya
sudah habis.
Berdasarkan penelitian ini, makanan yang diperkenalkan pada sore hari tidak selalu habis
seperti rusa Timor mencari makan atau memakan tanaman di penangkaran. Rusa timor
(Cervus timorensis) membutuhkan lebih banyak perhatian dari pada makan (Foat dkk., 2020).

15
JOPFE Journal ISSN 2807-6796
Volume 2 Nomor 2,November 2022

Pakan konsentrat harus memenuhi kebutuhan rusa timor, dengan fungsi menyediakan energi,
reproduksi dan pertumbuhan berat rusa timor.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa konsumsi pakan setiap bobot hijauan berbeda
dengan pakan yang dikonsumsi rusa yang dipelihara di Universitas Lampung. Selama 12 hari
pengamatan pengaruh pakan rumput pada gajah (Pennisetum purpureum), rusa yang
dipelihara mengkonsumsi 225 kg dengan rata-rata konsumsi rusa. sebesar 18,75 kg/hari.
Rumput timunan (Leptochloa fusca) mengkonsumsi 110 kg dengan rata-rata konsumsi rusa
9,17 kg/hari. Rumput ini (Cyperus rotundus) mengkonsumsi 202 kg dengan rata-rata konsumsi
pakan untuk rusa 16,83 kg/hari. Jenis rumput (Chamaecostus cuspidatus) mengkonsumsi 670
kg dengan konsumsi pakan rata-rata untuk rusa 55,83 kg/hari. Berdasarkan Dewi dan
Wulandari (2011) tumbuhan ialah makanan pilihan selain itu dedak, wortel, umbian serta pucuk
muda. Salah satu rumput yang digunakan untuk pakan rusa yaitu Rumput gajah (Pennisetum
purpureum). Tentu saja, rumput ini dikemas dengan nutrisi rusa dan rendah serat,
menjadikannya ramput populer untuk rusa. Menurut Setiawan dkk (2018), rumput merupakan
makanan yang disukai setelah daun cabai.
Jumlah makanan yang diberikan kepada hewan setiap saat berkurang (Indri, 2017).
Pemberian makan dua kali sehari. Pakan diberikan di pagi hari mulai jam 08.00 hingga 09.00
WIB. Untuk siang hari mulai dari 14.00 hingga 15.00 WIB. jenis makanan dan lingkungan
merupakan komponen yang sangat berdampak pada tingkat konsumsi makan. Total makan
yang dikonsumsi adalah nilai yang dapat diketahui dari nutrisi yang diperoleh hewan.
Kebutuhan makan rusa akan meningkat apabila sedang masa pertumbuhan diiringi dengan
pertambahan bobot badan hingga batas umur pertumbuhan berakhir (Indriyani, 2017). Rusa
jantan Timor memiliki beberapa perbedaan dalam hal mencari makan, seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Data Total Perilaku Makan Selama Tiga Bulan Penelitian Pada Empat Rusa Timor
Jantan di Penangkaran Rusa Universitas Lampung Pada Bulan Juli-September 2021
Konservasi rusa dilakukan di penangkaran untuk menjaga keaslian genetik kemudian rusa
timor cukup mudah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, kemudian penangkaran rusa
dengan kebiasaan makan. Perilaku makan rusa dilakukan sambil berdiri. Kebiasaan Rusa
mencari makan dengan langsung menggunakan mulut terlebih dahulu untuk mendapatkan
makanan sebelum mengunyahnya. Jumlah pakan yang dikonsumsi merupakan penentu paling
penting dari jumlah nutrisi yang diperoleh hewan. Pada hewan yang sedang tumbuh, kebutuhan
pakan akan terus meningkat seiring dengan peningkatan bobot badan yang mencapai batas
usia pertumbuhan non-reproduktif (Maha dkk, 2021).

16
JOPFE Journal ISSN 2807-6796
Volume 2 Nomor 2,November 2022

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama tiga bulan yaitu pada bulan Juli,
Agustus dan September dapat dilihat bahwa rusa timor jantan Sugeng yang memiliki perilaku
makan yang tertinggi sebesar 30,08 %, diikuti rusa timor Irwan yaitu 28,89%, rusa timor
Karomani merupakan rusa jantan pertama dengan rata-rata makan 28,33%, dan rusa timor
Asep adalah yang paling terendah 28,17%.
Rusa menghabiskan waktunya untuk makan dan bergantian dengan jalan-jalan ke
sumber air terdekat (Moileti dkk, 2020). Rusa dapat mengkonsumsi sebagian besar daun dan
rerumputan (Madja, 2018). Faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan hewan adalah pola
makan dan lingkungan. Aktivitas manusia juga mempengaruhi konsumsi rusa. Jumlah pakan
yang dikonsumsi merupakan penentu paling penting dari jumlah nutrisi yang diperoleh hewan.
Rusa Timor jantan tidak menghabiskan waktu makan yang lama seperti rusa Timor betina,
seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Data Total Perilaku Makan Selama Tiga Bulan Penelitian Pada Enam Rusa Timor
Betina di Penangkaran Rusa Universitas Lampung Pada Bulan Juli-September 2021
Rusa timor (Cervus timorensis) merupakan hewan herbivora (graser), perdu, daun (browser)
dan juga pemakan buah (frugitory) (Muar dkk, 2021). Rusa Waktu relatif lebih jinak ketika
menggunakan ruang yang tersedia dan sumber makanan yang disediakan di sekitar Area
Pengelolaan Penangkaran. Pola waktu perilaku makan dapat dilihat antara lain dari mulainya
perilaku makan dan waktu puncak perilaku makan pada pagi, siang atau sore hari (Setiawan,
2018).
Berdasarkan penelitian perilaku makan rusa timor betina selama tiga bulan yang
mendominasi atau yang paling banyak makan adalah rusa timor Atik dengan 32,00%. Rusa
timor Atik merupakan rusa betina yang sedang hamil sehingga lebih banyak makan, berikutnya
diikuti oleh rusa timor betina Kiki yaitu 30,50%, rusa timor betina Rommy juga tidak jauh selisih
dengan rusa Kiki adalah 30,31%, Rusa timor betina Lusi dengan rata-rata 29,56%, Rusa timor
betina Sefti ialah rusa yang paling kecil 28,75%, sedangkan rusa timor betina Dewi yang
memilki perilaku makan yang terendah 28,62%.
Kumais (2018), perilaku makan rusa timor (Cervus timorensis) di Penangkaran Satwa
Oilsonbai, betina dewasa lebih aktif dibandingkan jantan dewasa, jantan dan betina belum
dewasa. Pada umumnya jantan dan betina rusa timor akan banyak makan dan minum pagi dan
sore. Rusa betina lebih banyak menghabiskan waktunya untuk makan karena rusa betina justru
memilih jenis makanan yang akan dimakan. Rusa betina makan maksimal 60 hingga 120 menit.
Persyaratan makan rusa tergantung pada berat badan, jenis kelamin, usia dan aktivitas
(Saputra, 2021). Ukuran rusa juga mempengaruhi jumlah makanan per rusa yang dipelihara di

17
JOPFE Journal ISSN 2807-6796
Volume 2 Nomor 2,November 2022

penangkaran di Universitas Lampung. Perilaku makan rusa timor dapat diamati selama
penelitian rusa timor di penangkaran rusa oleh Universitas Lampung. Dapat dilihat bahwa
preferensi makanan yang disediakan oleh pengelola pada Gambar 4.

Gambar 4. Preferensi kesenangan pakan di penangkaran rusa pada penelitian Analisis


Preferensi Pakan Rusa Timor Universitas Lampung 2021

Ada empat jenis makanan drop in yang diberikan yaitu Rumput Gajah (Pennisetum
purpureum), Rumput Timunan (Leptochloa fusca), Rumput Teki (Cyperus rotundus), Rumput
Insulin (Chamaecostus cuspidatus). Berdasarkan jenis makanan di atas, rumput insulin
(Chamaecostus cuspidatus) adalah pakan yang sangat disukai dengan tingkat yang tinggi yaitu
55,83%, rumput gajah (Pennisetum purpureum) 18,75%, rumput teki (Cyperus Rotundus)
dengan kadar 16,83% dan rumput timunan (Leptochloa fusca) 9,13%. Makanan pertama yang
dimakan adalah rumput insulin (Chamaecostus cuspidatus), rumput gajah (Pennisetum
purpureum), rumput teki (Cyperus rotundus) dan rumput timunan (Leptochloa fusca).
Berdasarkan Sita dan Aunurohim (2013), rusa sangat senang rerumputan segar dengan tekstur
yang halus dan hewan ruminansia juga lebih senang makanan yang manis dan hambar
daripada makanan yang asin atau pahit.
Rusa membutuhkan tempat merumput, terlindung dari kondisi cuaca ekstrim dan jauh dari
predator, terutama saat melahirkan. Kajian cuaca bulan Juli-September 2021 dapat dilihat pada
Tabel 3.

Tabel 3. Cuaca pada bulan Juli-September 2021 Pada Penelitian Rusa Timor

No. Tanggal Pukul Cuaca Keterangan


1 01 Juli 2021 08.00-18.00 Cerah C 600 Menit
2 04 Juli 2021 08.00-17.07 Cerah C 547 Menit
17.08-18.00 Hujan H 53 Menit
3 08 Juli 2021 08.00-18.00 Cerah C 600 Menit
4 12 Juli 2021 08.00-16.48 Cerah C 528 Menit
16.49-18.00 Hujan H 72 Menit
6 04 Agustus 2021 08.00-13.22 Cerah C 322 Menit
13.23-15.02 Hujan H 145 Menit
15.03-18.00 Cerah C 181 Menit

18
JOPFE Journal ISSN 2807-6796
Volume 2 Nomor 2,November 2022

7 08 Agustus 2021 08.00-18.00 Cerah C 600 Menit


8 12 Agustus 2021 08.00-09.54 Hujan H 114 Menit
09.55-14.42 Cerah C 397 Menit
Tabel 3 Lanjutan
14.43-16.03 Hujan H 166 Menit
16.04-18.00 Cerah C 124 Menit
9 01 September 2021 08.00-18.00 Cerah C 600 Menit
10 04 September 2021 08.00-11.43 Cerah C 223 Menit
11.44-14.55 Hujan H 279 Menit
14.56-15.30 Cerah C 144 Menit
15.31-18.00 Hujan H 209 Menit
11 08 September 2021 08.00-18.00 Cerah C 600 Menit
12 12 September 2021 08.00-12.21 Cerah C 216 Menit
12.22-15.01 Hujan H 203 Menit
15.02-18.00 Cerah C 182 Menit
Keterangan : C = Cerah
H = Hujan
Kondisi cuaca pada saat penelitian berubah-ubah seperti pada bulan Juli, Agustus, dan
September mengalami perubahan cuaca yaitu Cerah dan Hujan yang dilakukan selama
penelitian dari pukul 08.00-18.00 WIB. Suhu udara dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Suhu udara pada bulan Juli-September 2021

No. Tanggal Pukul Cuaca Temperatur


1 01 Juli 2021 08.00-18.00 Cerah 31⁰
2 04 Juli 2021 08.00-18.00 Hujan 28⁰
3 08 Juli 2021 08.00-18.00 Cerah 30⁰
4 12 Juli 2021 08.00-18.00 Hujan 30⁰
5 01 Agustus 2021 08.00-18.00 Cerah 31⁰
6 04 Agustus 2021 08.00-18.00 Hujan 28⁰
7 08 Agustus 2021 08.00-18.00 Cerah 30⁰
8 12 Agustus 2021 08.00-18.00 Hujan 30⁰
9 01 September 2021 08.00-18.00 Cerah 31⁰
10 04 September 2021 08.00-18.00 Hujan 28⁰
11 08 September 2021 08.00-18.00 Cerah 30⁰
12 12 September 2021 08.00-18.00 Hujan 30⁰
Suhu udara atau temperatur yang ada pada bulan Juli, Agustus, dan September
berdasarkan saat penelitian rusa timor (Cervus timorensis) di penangkaran rusa Universitas
Lampung.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

19
JOPFE Journal ISSN 2807-6796
Volume 2 Nomor 2,November 2022

Macam-macam pakan yang disediakan dari pengelola penangkaran rusa Universitas


Lampung terdapat 4 jenis pakan drop-in yaitu rumput gajah (Pennisetum purpureum), Rumput
Timunan (Leptochloa fusca), Rumput teki (Cyperus Rotundus), dan Rumput Insulin
(Chamaecostus cuspidatus).

Preferensi kesenangan makan rusa di penangkaran rusa Universitas Lampung yaitu Rumput
plant (Chamaecostus cuspidatus) dengan rata-rata konsumsi 55,83%, diikuti Rumput gajah
(Pennisetum purpureum) yaitu 18,75%, Rumput teki (Cyperus Rotundus) 16,83%, sedangkan
jenis pakan yang paling sedikit di konsumsi rusa timor adalah Rumput Timunan (Leptochloa
fusca) dengan rata-rata 9,13%.
Peilaku makan rusa timor di penangkaran rusa Universitas Lampung pada rusa jantan dan
betina. Rusa jantan Sugeng yang memiliki perilaku makan yang tertinggi sebesar 30,08 % dan
rusa timor Asep adalah yang paling terendah 28,17%. Sedangkan perilaku makan rusa timor
betina yang paling banyak makan adalah rusa timor Atik dengan 32,00% dan sedangkan rusa
timor betina Dewi yang memilki perilaku makan yang terendah 28,62%.

Saran

Jumlah pakan drop-in yang diberikan oleh pengelola harus konstans agar dapat memenuhi
kebutuhan pakan rusa timor yang berada di penangkaran rusa Universitas Lampung.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terimakasih Kepada Sigit Prayogi, Mira Amelda Wati, Santa Togi Maritona, Adinda Azelia
Ramadhani, Kurnia Maulita, Khoironi Anwar, Albar Bagas Putra, Alan Budi Kusuma, Bagas
Wahyu Darmawan, Del Piero Jonathan, Eklesia Armauly Gultom, Fawwaz Akbar, Imam Adji
Wijaya, Dika Afrizal, Agus Wisesa Gatra Perkasa, Ahmad Al Ikhsan, Fathan Agung Ahsani dan
Satria Ica yang telah membantu pada saat pelaksanaan penelitian saya serta pihak pengelolah
penangkaran rusa Universitas Lampung.

DAFTAR PUSTAKA

A. Safithri, D. Samsudewa, dan Isroli. 2018. Profil Hematologi pada Rusa Timor (Cervus
timorensis) Betina Berahi yang Disuplementasi Mineral pada Satu Siklus Berahi. Jurnal Sain
Peternakan Indonesia. 13(1): 63-75.

Alikodra, H.S. 1990. Pengelolaan Satwaliar Jilid 1. Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan. IPB.
Bogor.Hlm 336.

Bunga, R., Kawatu, H. M. M., Wungow, H. S. R. Rompas, I. J. J. 2018. Aktivitas Harian Rusa
Timor (Cervus timorensis) Di Taman Marga Satwa Tandurusa Aertembaga, Bitung-Sulawesi
Utara. Jurnal Zootec. 38(2) : 345–356.

Dewi, B.S dan Wulandari E. 2011. Studi Perilaku Harian Rusa Sambar (Cervus unicolor) di
Taman Wisata Alam Bumi Kedaton. Jurnal Sains MIPA. 17(2):75-82.

Dewi, S. B., Kamaluddin, A. dan Gdemakarti, Y. 2019. Persepsi Masyarakat terhadap


Pengembangan Penangkaran Rusa (Cervus sp) di Kota Bandar Lampung. Jurnal Sylva Lestari.
7(2): 244-254.

Dewi,S. B., Harianto, P., S. Rusita., Winarno, D. G. dan Hombing, B. J. 2016. Perilaku Harian
Great Apes (Gorilla gorilla, Pantroglodyxtes blumenbach, Pongo pygmaeus pigmaeus) Di Pusat
Primata Schmutzer Taman Margasatwa Ragunan Jakarta Selatan. Prosiding Seminar Nasional
KOMHINDO. Universitas Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan.

20
JOPFE Journal ISSN 2807-6796
Volume 2 Nomor 2,November 2022

Elfrida., Jayanthi, S dan Rahayu. N. 2019. Aktivitas Harian Rusa Tutul (Axis axis) Pada Lahan
Konservasi di Hutan Kota Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa. Jurnal Biotik. 7(1) : 8-17.

Enny, S., Camalia, F. Z., Rizqi, A. A., Nasirudin, T. I. 2019. Gambaran Interaksi Satwa dan
Hewan Ternak Disekitarnya pada Lembaga Konservasi (LK) dan Penangkaran Rusa untuk
Deteksi Dini Munculnya Penyakit Infeksi Baru (PIB) di Provinsi Lampung. Prosiding.

Faot, A. L. M., Purnama, E. M. M dan Kaho, R. B. L. P. N. 2020. Analisis Ketersediaan Dan


Preferensi Pakan Rusa Timor (Rusa timorensis) Di Stasiun Penelitian Bu’at, Kabupaten Timor
Tengah Selatan. Jurnal Wana Lestasi. 2(1) : 23-30.

Garsetiasih, R. dan Heriyanto, M. N. 2017. Potensi Hutan Reklamasi Bekas Tambang Batu
Bara, Sangata, Kalimantan Timur untuk Penangkaran Rusa Sambar (Rusa unicolor). Buletin
Plasma Nutfah. 23(2) : 127–136.

Gusmalinda, R., Dewi, S.B. dan Masruri, W. N. 2018. Perilaku Sosial Rusa Sambar (Cervus
Unicolor) Dan Rusa Totol (Axis Axis) Di Kandang Penangkaran Pt. Gunung Madu Plantations
Lampung Tengah. Jurnal Sylva Lestari. 6(1): 74—84.

Hombing, B. J., Dewi, S. B., Tantalo, S. dan Harianto, P. S. 2018. Studi Kandungan Gizi Pada
Pakan Drop In Rusa Di Pt. Gunung Madu PlantationS. Jurnal Sylva Lestari. 6(1) : 32-38.
Indri, F., Harianto, S. P., Widodo Y. 2017. Kajian Perilaku Dan Analisis Kandung Gizi Pakan
Drop In Beruang Madu (Helacratos malayanus) Di Taman Agro Satwa Dan Wisata Bumi
Kedaton. Jurnal Sylva Lestari. 4(1): 97 – 106.

Indriyani, S., Dewi, B. S., and Masruri, N. W. 2017. Analisis Preferensi Pakan Drop In Rusa
Sambar (Cervus Unicolor) dan Rusa Totol (Axis Axis) di Penangkaran PT. Gunung Madu
Plantations Lampung Tengah. Jurnal Sylva Lestari. 5(3): 22–29.

Kayat, Pudyatmoko, S., Maksum, M., Imron, M.A. 2017. Potensi Konflik Penggembalaan Kuda
pada Habitat Rusa Timor (Rusa timorensis Blainville 1822) di Kawasan Tanjung Torong
Padang, Nusa Tenggara Timur. Jurnal Ilmu Kehutanan. 10(2): 4- 18.

Kumais, M. Z. 2018. Perbandingan Perilaku Harian Rusa Timor (Rusa timorensis) di


Stasiun Penangkaran Satwa Liar Oilsonbai Kecamatan Maulafa Kota Kupang Provinsi
Kupang. Perilaku Harian Rusa Timor Nusa Tenggara Timur [Skripsi]. Universitas Nusa
Cendana.

Madja1, T. J., Koibur, F. J. dan Pattiselanno, F. 2018. Tingkah Laku Sosial Rusa Timor (Cervus
timorensis) Di Penangkaran Bumi Marina, Manokwari. Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner
Tropis. 8(2) : 51-55.

Prayoga, H., Dewi, S. B. dan Harianto, P. S. 2021. Masalah Penangkaran Rusa Timor (Cervus
Timorensis) Di Universitas Lampung. JOPFE. 1(2): 1-8.

Rumakar, S., Puttileihalat, M.M.S. dan Tuhumury. 2019. Populasi dan Habitat Rusa Timor
(Cervus timorensis). Jurnal Penelitian Kehutanan. 13 (1) : 40-56.

Maha, T. I., Manafe, Y. R., Amalo, A. F. dan Selan, N. Y. 2021. Karakteristik Morfologi Rusa
Timor (Rusa timorensis) Dengan Pemeliharaan Ex Situ Di Kota Kupang. Acta Veterinaria
Indonesiana. 9(1) : 1-13.

Moileti, A. A., Seran, W. dan Kaho, R. B. L. P. N. 2020. Rusa Timorensis) Di Taman Wisata
Alam Pulau Menipo, Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur. Jurnal Wana Lestasi. 2(1) : 7-
15.

Muar, N. F. I., Pattinasarany, K. C. dan Latuppu, L. 2021. Habitat Rusa Timor (Cervus
timorensis) Di Desa Atiahu Kecamatan Siwalalat Kabupaten Seram Bagian Timor. Jurnal Hutan
Pulau-Pulau Kecil. 5(2) : 189-199.

21
JOPFE Journal ISSN 2807-6796
Volume 2 Nomor 2,November 2022

Saputra, Y. M., Yoza, D. dan Sribudiani, E. 2021. Karakteristik Dan Kesesuaian Habitat Rusa
Timor (Cervus timorensis) Di Universitas Riau. Jurnal Ilmu-ilmu Kehutanan. 5(2): 27-36.

Setiawan, T. dan Harianto, P.S. 2018. Studi Produktivitas Hijauan sebagai Sumber Pakan Rusa
Sambar (Cervus unicolor) di Penangkaran Rusa PT. Gunung Madu Plantations. Jurnal Sylva
Lestari. 6(2): 16-21.

Setiawan, E., Kartono, P. A. Dan Masy’ud, B. 2018. Interaksi Interspesifik Antara Tiga Spesies
Rusa Di Penangkaran. Media Konservasi. 23(2) : 144-152.

Sita, V. dan Aunurohim. 2013. Tingkah laku makan rusa sambar (Cervus unicolor) dalam
konservasi ex-situ di kebun binatang Surabaya. Jurnal Sains dan Seni Pomits. 2(1): 2337-3520.

Sitio, B. A. 2019. Analisis Kandungan Proksimat Pakan Organik Yang Diberi Suplemen
Probiotik H dan Pengaruhnya Terhadap Berat Badan Ayam Bangkok. [Skripsi]. Universitas
Sanata Dharma. Yogyakarta.

Wijaya, A. D. 2021. Peta Pengamatan Rusa Universitas Lampung. Bandar Lampung. Tidak
Dipublikasi.

Xavier, S., Harianto, S. P., and Dewi, B. S. 2018. Pengembangan Penangkaran Rusa Timor
(Cervus timorensis) di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman Lampung. Jurnal Sylva Lestari.
6(2): 94–102.

22

You might also like