Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

8005-Article Text-18479-1-10-20231223

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, Desember 2023, 9 (23), 889-892

DOI: https://doi.org/10.5281/zenodo.10427243
p-ISSN: 2622-8327 e-ISSN: 2089-5364
Accredited by Directorate General of Strengthening for Research and Development
Available online at https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP

Analisis Perbedaan Dan Pendekatan Metode Pembelajaran Dalam


Kurikulum Merdeka Dan Kurikulum 13 (K13) Di Sekolah Sma N 1 Dolok
Pardamean

Ummi Nur Afinni Dwi Jayanti 1), Fany Erlangga Saragih 2), Izza Yani
Umaroh 3), Putri Rizq Achyari 4), Suhaila Amelia 5), Yulianti Sinurat 6)

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Abstract
Received: 6 November 2023 This research will make an important contribution to the understanding
Revised: 7 November 2023 of these two different curricula in the context of their implementation
Accepted: 8 November 2023 at the senior high school level. The method used in this research is
direct observation, namely coming to school to make observations. The
school that the researchers visited for observation was SMA N 1 Dolok
Pardamean which is located in Si Pintuangin, Kec. Dolok pardamean
Kab. Simalungu, This observation was carried out on the 6th of June
2023. Based on the results of an interview with the principal from SMA,
that SMA school started using and implementing the prototype
curriculum or which is now renamed the Independent Curriculum in
2021. He also added that not just any school who can apply the
prototype curriculum. Schools that can apply the prototype curriculum
must be driving schools appointed directly from the government. Then
before the preparation of the curriculum was held, teachers and the
high school team were required to attend the driving school training
which intended that teachers in the driving schools could design and
implement the Independent Learning curriculum.
Keywords: curriculum, 2013 curriculum, independent curriculum

(*) Corresponding Author: ummiafinni@uinsu.ac.id

How to Cite: Jayanti, U., Saragih, F., Umaroh, I., Achyari, P., Amelia, S., & Sinurat, Y. (2023). Analisis
Perbedaan Dan Pendekatan Metode Pembelajaran Dalam Kurikulum Merdeka Dan Kurikulum 13 (K13)
Di Sekolah Sma N 1 Dolok Pardamean. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 9(23), 889-892.
https://doi.org/10.5281/zenodo.10427243

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa dengan mengembangkan potensi dan kualitas sumber daya
manusia (SDM). Seiring dengan berkembangnya zaman sistem pendidikan juga
mengalami perkembangan.Salah satu upaya pemerintah dalam mengembangkan
dunia pendidikan menuju lebih baik yaitu dengan perubahan kurikulum untuk
mendapatkan kurikulum yang efektif dan sesuai pada zamannya.Kurikulum dapat
dijadikan sebagai rujukan dalam proses pelaksanaan pendidikan yang ada di
indonesia sebab kurikulum merupakan alat yang digunakan dalam mencapai tujuan
pembelajaran (Angga et al., 2022). (Suryaman, 2020) Menyatakan bahwa
kurikulum adalah “ruh” pendidikan yang harus dievaluasi secara inovatif,dinamis
dan berkala sesuai dengan perkembangan zaman dan IPTEKS, Kompetensi yang
diperlukan oleh masyarakat dan pengguna lulusan.
Kurikulum yang saat ini digunakan dalam sistem pendidikan di indonesia
ialah kurikulum 13 (K13) dan kurikulum Merdeka.Kurikulun 13 (K13) akan
digantikan dengan kurikulum merdeka secara bertahap.Karnanya sekolah masih
bisa memilih ingin menggunakan kurikulum merdeka atau kurikulum 13 (K13).

889
Jayanti, U., Saragih, F., Umaroh, I., Achyari, P., Amelia, S., & Sinurat, Y. / Jurnal Ilmiah Wahana
Pendidikan 9(23), 889-892

Kurikulum merdeka pertama kali dikenalkan oleh Mendikburistek pada bulan


februari tahun 2022 lalu sebagai program merdeka belajar untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran (Pers, 2022). Kurikulum merdeka belajar merupakan
kurikulum dengan intrakurikuler yang bervariasi. kurikulum ini identik dengan
bakat dan minat peserta didik dalam belajar. Karakteristik kurikulum ini salah
satunya ialah berpusat pada materi essensial sehingga mempunyai waktu guna
mempelajari lebih lanjut ilmu dan kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi
(Darlis et al., 2022). Berbeda dengan kurikulum 13 (K13) yang merupakan
kurikulum lanjutan dari pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
yang telah dirilis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan dan juga keterampilan secara terpadu (Andang, 2014). Kurikulum
2013 menekankan ketiga aspek tersebut untuk saling menguatkan satu dengan yang
lainnya. Oleh karenanya kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis
kompetensi dimana pengembangannya diarahkan pada pencapaian kompetensi dari
rumusan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) (MOF, 2015).
Pada kurikulum 2013 terdapat model pembelajaran yang dianjurkan oleh
pemerintah untuk digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah diantaranya
ialah Problem based Learning,Project Based Learning dan Discovery learning.
Ketiga model pembelajaran tersebut dianggap dapat mewakili model pembelajaran
aktif yang mampu meningkatkan minat peserta didik dala, kegiatan pembelajaran
sehingga pembelajaran lebih menyenangkan dan efektif (Agustina, 2018). Pada
kurikulum merdeka yang mempusatkan kepada peserta didik atau siswa yang
menjadi centernya (Student Centered Learning) guru dapat menggunakan metode
pembelajaran Project Based Learning (BPL) dimana metode pembelajaran Project
Based Learning merupakan usaha pendekatan pembelajaran yang mana siswa
diberikan berbagai kesempatan untuk bisa mengekspolari serta mendalami materi
pembelajaran yang sudah diajarkan bersamaan dengan mengembangkan skill atau
kemampuan dengan upaya pemecahan masalah serta investigasi serta Metode
pembelajaran Active learning yaitu siswa berpartisipasi dan lebih aktif dalam
pembelajaran (Pertiwi et al., 2022).
Penelitian ini akan memberikan kontribusi penting bagi pemahaman tentang
dua kurikulum yang berbeda ini dalam konteks pelaksanaannya ditingkat Sekolah
Menengah Atas. Dengan menganallisis pendekatan dan metode pembelajaran
diharapkan akan dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang potensi
kelebihan dan tantangan dari masing-masing kurikulum serta implikasinya terhadap
proses pembelajaran dan hasil belajar siswa di SMA N 1 Dolok Pardamean. Fokus
peneliti ialah pada analisis pendektan dan metode pembelajaran.

METODE PENELITIAN
Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi secara
langsung, yaitu datang ke sekolah untuk melakukan pengamatan. Sekolah yang di
datangi oleh peneliti untuk observasi adalah SMA N 1 Dolok Pardamean yang
berlokasi di Sipintuangin, Kec. Dolok Pardamean Kab. Simalungun. Observasi ini
dilaksanakan pada tangga 6 bulan Juni 2023. Selain menggunakan metode
observasi, digunakan juga metode wawancara dengan guru yang bersangkutan yaitu
guru mata pelajaran biologi dan kepala sekolah.

- 890 -
Jayanti, U., Saragih, F., Umaroh, I., Achyari, P., Amelia, S., & Sinurat, Y. / Jurnal Ilmiah Wahana
Pendidikan 9(23), 889-892

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak kepala sekolah dari SMA N 1
Dolok Pardamean, bahwa sekolah SMA N 1 Dolok Pardamean mulai
menggunakan dan menerapkan kurikulum prototipe atau yang sekarang berganti
nama menjadi kurikulum merdeka pada tahun 2021. Beliau juga menambahkan
bahwa tidak sembarang sekolah yang bisa menerapkan kurikulum prototipe.
Sekolah yang dapat menerapkan kurikulum prototipe haruslah sekolah penggerak
yang ditunjuk langsung dari pemerintah. Lalu sebelum diadakan penyususnan
kurikulum, guru-guru dan tim sekolah SMA N 1 Dolok Pardamean diharuskan
untuk mengikuti diklat sekolah penggerak yang bermaksud agar guru guru di
sekolah penggerak dapat merancang dan menerapkan kurikulum Merdeka belajar.
Dalam diklat tersebut guru guru diberikan panduan kurikulum Merdeka belajar,
diberikan pelatihan pelatihan oleh para ahli,diberikan kesempatan untuk bertukar
pengalaman dengan sesama sekolah penggerak dan diberikan contoh membuat
modul ajar oleh para ahli.
Setelah dilakukan penerapan kurikulum Merdeka belajar, kepala sekolah
SMA N 1 Dolok Pardamean mengatakan bahwa beliau dan guru guru sekolah
tersebut menemukan beberapa perbedaan antara kurikulum k13 dengan kurikulum
Merdeka belajar. Aspek positif dari penerapan kurikulum Merdeka belajar
diantaranya adalah adanaya proyek kelas yang dimana proyek tersebut dilakukan
oleh siswa untuk menantang pembelajaran. Lalu pada kurikulum Merdeka belajar,
guru dapat secara kreatif dan inovatif menciptakan pembelajarannya agar dapat
menyenangkan bagi peserta didik. Materi pembelajaran dapat diberikan secara
bebas dan acak sesuai kebutuhan belajar peserta didik. Lalu dengan diterapkannya
kurikulum Merdeka belajar, dapat mempermudah guru-guru dalam Menyusun
bahan ajar mereka, karena bahan ajar maupun sumber bahan ajar sudah disiapkan
oleh pemerintah pada website kemendikbud, sehingga guru hanya tinggal
mengoperasikan bahan ajar tersebut dengan menggunakan berbagai media atau
metode yang diinginkan dalam pembelajaran.
Setiap pelaksanaan Kurikulum baik itu K-13 ataupun kurikulum
Merdeka pasti ada kelebihan dan kekuranganya. Setiap pendidik harus
beradaptasi dengan kemajuan zaman yang semangkin maju dan canggih. Tentunya
pemerintah telahberfikir keras untuk perubahanK-13kepada Kurikulum Merdeka
belajarsebab pemerintah harus menyesuaikan dengan tantangan zaman. Apabila
pserta didik sudah memahami esensi Kurikulum Merdeka, maka guru akan
lebih mudah menerapkanyakarena Kurikulum Merdeka bukan membuah
sepenuhnya K-13 akan tetapi hanya memudifikasi dengan berbagai
penyempurnaan sehingga dapat memperkecil kekurangan-kekurangan yang
terdapat pada k-13. Lewat Kurikulum Merdekabelajar ,pemerintah mengajak para
peserta didik untuk membuat berbagai inovasi dan kreativitas dalam pelaksanaan
pembelajaran agar guru mampu menerapkan konsep Merdeka Belajar supaya Profil
Pelajar Pancasila dan tercapai.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
sekolah SMA N 1 Dolok Pardamean mulai menggunakan dan menerapkan
kurikulum prototipe atau yang sekarang berganti nama menjadi kurikulum merdeka

- 891 -
Jayanti, U., Saragih, F., Umaroh, I., Achyari, P., Amelia, S., & Sinurat, Y. / Jurnal Ilmiah Wahana
Pendidikan 9(23), 889-892

pada tahun 2021. Setelah dilakukan penerapan kurikulum Merdeka belajar, terdapat
beberapa perbedaan antara kurikulum k13 dengan kurikulum Merdeka belajar.
Materi pembelajaran dapat diberikan secara bebas dan acak sesuai kebutuhan
belajar peserta didik. Lalu dengan diterapkannya kurikulum Merdeka belajar, dapat
mempermudah guru-guru dalam menyusun bahan ajar mereka, karena bahan ajar
maupun sumber bahan ajar sudah disiapkan oleh pemerintah pada website
kemendikbud, sehingga guru hanya tinggal mengoperasikan bahan ajar tersebut
dengan menggunakan berbagai media atau metode yang diinginkan dalam
pembelajaran. Setiap pelaksanaan Kurikulum baik itu K-13 ataupun kurikulum
Merdeka pasti ada kelebihan dan kekuranganya. Setiap pendidik harus beradaptasi
dengan kemajuan zaman yang semangkin maju dan canggih.

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, L. (2018). Efektivitas Penerapan model pembelajaran dalam kurikulum
2013 di SMP Negeri 1 Delanggu. Proceeding Biology Education
Conference, 15(1), 116–119.
Andang. (2014). Manajemen & Kepemimpinan Kepala sekolah. Ar-Ruzz Media.
Angga, A., Suryana, C., Nurwahidah, I., Hernawan, A. ., & Prihantini, P. (2022).
Komprasi Implementasi Kurikulum 2013 dan kurikulum Merdeka di
Sekolah Dasar Kabupaten Garut. Jurnal Basicedu, 6(4).
Darlis, A., Sinaga, A. imran, Perkasyah, M. F., Sersanawawi, L., & Rahmah, I.
(2022). Pendidikan Berbasis Merdeka Belajar. Analytic Islamica, 11(2).
MOF, Y. (2015). Manajemen Implementasi kurikulum dan proses pembelajaran.
Tarbiyah Islamiyah, 5(2).
Pers, S. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka tetap Berjalan sesuai Rencana.
Kementrian Pendidikan,Kebudayaan,Riset Dan Teknologi.
https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/siaran-pers-implementasi-
kurikulum-merdeka-tetap-berjalan-sesuai-rencana#:~:text=Sebagaimana
diketahui%2C Kurikulum Merdeka diluncurkan,Belajar untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran
Pertiwi, A. dwi, Nurfatimah, S. aisyah, & Hasna, S. (2022). Menerapkan Metode
pembelajaran Berorientasi student centered menuju masa transisi kurikulum
merdeka. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(2).
Suryaman, M. (2020). Orientasi Pengembangan Kurikulum Merdeka
Belajar. Ejournal Unib, 13–28.

- 892 -

You might also like