Pengembangan Media Bimbingan Berbasis Website Untuk Meningkatkan Kesehatan Mental Pada Mahasiswa Program Studi Pastoral Konseling Iakn Toraja
Pengembangan Media Bimbingan Berbasis Website Untuk Meningkatkan Kesehatan Mental Pada Mahasiswa Program Studi Pastoral Konseling Iakn Toraja
Pengembangan Media Bimbingan Berbasis Website Untuk Meningkatkan Kesehatan Mental Pada Mahasiswa Program Studi Pastoral Konseling Iakn Toraja
fernitagala@gmail.com
Abstract: This study aims to develop a website-based advice medium prototype to educate
students, particularly those enrolled in the Pastoral Counseling Study Program at IAKN
Toraja, on mental health. To address the research objectives, the researchers employed the
Research and Development methodology outlined by Borg and Gall, adapted to suit the
specific requirements of the product under development. Researchers initiated the study by
commencing a requirement assessment, followed by executing data collecting, formulating
an initial product design, validating the design through expert testing, revising the plan
based on feedback, running a limited trial, and then revising the product. The website
bestieku.org was developed and evaluated by professionals in the field. The assessments
received from these experts varied. Specifically, BK experts provided highly positive
evaluations, with a percentage of 91.07%. Reviews from media and education experts were
generally positive, with a rate of 75%. In the interim, the practical examination
administered to counseling practitioners yielded a commendable qualification, attaining a
percentage of 79.16%. Based on a small-scale exam conducted on a cohort of 20 students,
a notable level of proficiency was achieved, as evidenced by an 85% success rate. Based on
the findings, implementing a website-based guidance media prototype holds significant
potential in enhancing the mental well-being of students.
Abstrak: Tujuan penelitian ini ialah menghasilkan prototipe media bimbingan berbasis
website untuk mengedukasi mahasiswa tentang kesehatan mental, khususnya pada
mahasiswa Program Studi Pastoral Konseling IAKN Toraja. Untuk menjawab tujuan
penelitian, maka peneliti menggunakan metode Research and Development (R & D) dari
Borg dan Gall yang telah dimodifikasi sesuai dengan produk yang sedang dikembangkan.
Peneliti memulai penelitian dengan melaksanakan need assessment (analisis kebutuhan),
selanjutnya melaksanakan pengumpulan data, rancangan produk awal, validasi desain
(uji ahli), revisi desain, uji coba terbatas dan revisi produk. Produk yang dihasilkan ialah
website bestieku.org dan dari validasi para ahli diperoleh penilaian yang cukup beragam
yakni ahli BK memberi kualifikasi sangat baik dengan persentase 91,07%, ahli media dan
pendidikan memberi penilaian baik dengan persentase 75%. Sedangkan pada uji
praktisan dari praktisi BK diperoleh kualifikasi praktis dengan persentase 79,16%,
sedangkan dari 20 orang mahasiswa yang diuji pada kelompok kecil, diperoleh
kualifikasi sangat baik dengan persentase 85 %. Jadi dapat disimpulkan prototipe yang
dikembangkan berupa media bimbingan berbasis website untuk meningkatkan
kesehatan mental pada mahasiswa sangat praktis dan sangat layak untuk digunakan.
Article
Received: 19-09-2023 Revised: 30-11-2023 Accepted: 10-12-2023
History:
1. Pendahuluan
Isu kesehatan mental merupakan masalah global berkenaan dengan psikologi, kesehatan
dan bimbingan konseling. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan
mental sebagai keadaan tenteram atau sejahtera, dimana seseorang mampu mengelola
stress dengan baik. Seseorang yang sehat secara mental dapat berinteraksi dengan baik
dalam komunitasnya dan bekerja secara produktif.1 Sementara itu, Primananda
mendefinisikan gangguan kesehatan mental adalah sebuah keadaan dimana seseorang
mengalami gangguan terhadap pikiran perasaan, dan suasana hatinya, keadaan ini
berlangsung dalam jangka waktu yang lama. 2 Gangguan kesehatan mental menyebabkan
seseorang tidak dapat beraktivitas dengan baik.
Rogers dan Pilgrim menjelaskan bahwa para ahli memiliki pengertian yang
beragama mengenai kesehatan mental. Para ahli yang menggunakan pendekatan
psikologi, psikoanalisis dan psikiatri memandang kesehatan mental sebagai penyakit
sehingga diperlukan pengobatan untuk menyembuhkan. Ahli yang lain membedakan
kesehatan mental dari segi perilaku normal dan abnormal, serta kontinuitas-
diskontinuitas seseorang dalam mengaktualisasikan potensi sosialnya. 3 Perbedaan
definisi terjadi karena para ahli menggunakan pendekatan yang berbeda sebagai pisau
analisis dalam mengkaji masalah kesehatan mental.
Gangguan kesehatan mental dapat melemahkan sistem ketahanan emosional
seseorang. Hal tersebut dapat dikenali dengan gejala menurunnya sistem ketahanan
emosional (psikis) maupun terlihat dalam gejala-gejala fisik, Antara lain, seseorang
menjadi lebih sering menangis, marah, sedih dan merasa ketakutan. Ada juga yang
memperlihatkan gejala berbeda seperti memilih diam dan menyendiri.
World Health Organization (WHO) mengklaim bahwa perhatian terhadap masalah
kesehatan mental masih rendah, padahal diperkirakan 1 milyar orang mengalami
gangguan kesehatan mental, 3 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat penggunaan
alkohol yang berbahaya, dan setiap 40 detik ada yang meninggal karena kasus bunuh
diri.4 Survei yang dilakukan oleh perhimpunan dokter spesialis kedokteran jiwa
Indonesia (PDSKJ) selama pandemi Covid-19 memperlihatkan bahwa masalah kesehatan
mental yang banyak dialami ialah cemas dan depresi.5 Hal serupa terjadi di Amerika,
1 Nur Mahardika, Kesehatan Mental (Kudus: Badan Penerbit Universitas Muria Kudus, 2017), 9.
2 Antasari Puspita Primananda, “Definisi Mentall Illness (Gangguan Mental),” Kementerian Kesehatan
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, last modified 2022,
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1314/definisi-mental-illnessgangguan-mental.
3 Anne Rogers and David Pilgrim, A Sociology of Mental Health and Illness, 3rd ed. (New York: Open
Indonesia,” INSAN: Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental 5, no. 2 (2020): 157.
5 Ridlo, “Pandemi Covid-19 Dan Tantangan Kebijakan Kesehatan Mental di Indonesia.” 159.
seperti yang ditemukan oleh Berman bahwa sekitar 90% pelaku bunuh diri mengalami
gangguan mental. Berdasarkan persentase tersebut, sekitar 60% pelaku didiagnosis
menderita depresi.6
Salah satu wujud perhatian pemerintah Indonesia ditegaskan dalam Undang-
Undang kesehatan No. 18 tahun 2014 tentang perlunya melibatkan semua pihak untuk
menolong penderita gangguan kesehatan mental/ kesehatan jiwa. Ada berbagai
pendekatan yang dapat digunakan, baik yang sifatnya mempromosikan atau
mengedukasi tentang kesehatan, melaksanakan tindakan preventif (pencegahan), kuratif,
maupun mengadakan rehabilitasi secara terpadu dan berkesinambungan. Peraturan
perundangan itu sendiri telah dibaharui dengan disahkannya UU Kesehatan No.17 tahun
2023.
Gangguan kesehatan mental tidak dapat dibiarkan begitu saja karena dapat
menimbulkan efek negatif yang lebih besar terhadap kehidupan seseorang. Untuk
mencegah seseorang mengalami gangguan kesehatan mental, maka dirasa perlu
mendeteksi gejala-gejala gangguan kesehatan mental. Perlu mengedukasi orang lain
mengenai berbagai bentuk kesehatan mental, faktor-faktor yang dapat menyebabkan
gangguan kesehatan mental, serta tindakan yang dapat dilakukan untuk membimbing
penderita.
Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental
antara lain: tekanan ekonomi, pergumulan karena penyakit dan berbagai masalah sosial
lainnya. Nugraha menjelaskan bahwa gangguan kesehatan mental juga dapat terjadi
apabila akses sosial seseorang tiba-tiba terbatas atau dibatasi, kehilangan pekerjaan, dan
terlalu lama di rumah.7 Dalam penelitian literature review yang dilakukan oleh Aisyaroh
dkk. terhadap masalah kesehatan mental pada tahun 2017-2022 terungkap bahwa faktor-
faktor yang menyebabkan gangguan kesehatan mental yakni faktor budaya, jaringan
sosial dan ekonomi, serta faktor sosial ekonomi, dan kondisi lingkungan.8
Adapun gejala bahwa seseorang sedang terganggu mentalitasnya dapat diamati
saat mengalami rasa sedih yang semakin intens, ketidakmampuan mengatasi stress,
paranoid, gangguan mood, depresi dan sebagainya. Depresi adalah gangguan mental yang
ditandai dengan gangguan mood yang dialami oleh seseorang dalam jangka waktu
tertentu bahkan dapat berlangsung hingga berbulan-bulan. Seseorang yang mengalami
depresi cenderung menjadi labil dalam mentalitas ataupun kejiwaan. Akibatnya, terjadi
6 Alan L. Berman, Depression and Suicide, ed. Ian H. Gotlib and Constance L. Hammen, Handbook of
Di Indonesia Dan Faktor Yang Mempengaruhi: Literature Review,” Scientific Proceedings of Islamic and
Complementary Medicine 1, no. 1 (August 31, 2022): 49, accessed June 30, 2023,
https://prosiding.islamicmedicine.or.id/index.php/ijicm/article/view/6.
peningkatan intensitas kecemasan, perasaan sedih, tidak lagi memiliki harapan, tidak
berharga, ketakutan, merasa tidak aman, sulit berkonsentrasi, sulit tidur dan gangguan
lainnya.9 Pada kasus anak usia sekolah, depresi dapat memengaruhi semangatnya dalam
bersekolah, sehingga ia tidak memiliki keinginan melanjutkan pendidikan. Seseorang
bahkan dapat mengalami mindfulness (kemampuan untuk sadar dan memperhatikan
setiap detil kejadian saat itu) yang rendah.10
Mengenai kasus gangguan kesehatan mental di Toraja, terdapat beberapa kasus
mencolok, antara lain: depresi, stress dan bunuh diri. Hal tersebut sesuai dengan hasil
survei pada bagian Ops Polres Tana Toraja tanggal 07 Oktober 2022. Terungkap bahwa
sepanjang 2019-2021 terjadi 27 (dua puluh tujuh) kasus bunuh diri. Dimana beberapa
pelaku terindikasi mengalami gangguan kesehatan mental dimana ada 5 (lima) orang
pelaku terindikasi mengalami depresi dan stress.11 Data ini sejalan dengan teori Berman
bahwa depresi dapat memicu bunuh diri.
Untuk menolong pelaku gangguan kesehatan mental maupun mencegah seseorang
mengalami hal tersebut, maka salah satu usaha yang dapat dilakukan ialah mengadakan
layanan bimbingan konseling baik secara tatap muka maupun melalui e-konseling
(website, email, teleconference, Facebook dan sebagainya) dan penggunaan media
layanan lainnya seperti menyediakan gambar (poster).
Beberapa penelitian mengenai layanan bimbingan konseling dengan
menggunakan media website di antaranya: Rachmadyanshah dan Khairunisa yang
mengembangkan website edukasi kesehatan mental bagi anak remaja dengan
memasukkan fitur meditasi sebagai nilai lebih.12 Dalam penelitian, Ambarsari dkk.
dikatakan bahwa keberadaan website untuk layanan kesehatan mental sudah dilakukan
oleh beberapa situs seperti pijarspikolog.org dan intothelight.org.13 Peneliti lain
mengembangkan prototipe website sebagai sistem informasi dalam layanan e-konseling.
Tujuannya untuk memudahkan konselor dan konseli dalam menyusun penjadwalan,
proses konseling dan memberikan penilaian berupa rating kepuasan layanan terhadap
konselor.14 Sementara itu, Yandnya dkk. mengembangkan website yang secara spesifik
9 Namora Lumongga Lubis, Depresi: Tinjauan Psikologis (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2009), 22-24.
10 Meilla Dwi Nurmala et al., “WEBINAR BERSAMA PENYINTAS DEPRESI DALAM MATA KULIAH
KESEHATAN MENTAL SELAMA PANDEMI COVID-19,” Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP 3, no. 1
(November 25, 2020): 376, accessed January 31, 2023,
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/psnp/article/view/9956.
11 Polres Tana Toraja, Data Kasus Bunuh Diri Tahun 2019-2021 (Tana Toraja, 2022).
12 Adam Fauzan Rachmadyanshah and Yuyun Khairunisa, “Pengembangan Website Eduaksi
Interaktif Pengenalan Kesehatan Mental Bagi Remaja,” JOMMIT: Jurnal Multimedia dan IT 3, no. 2 (2019): 4.
13 Layla Syiriani Ambarsari, Warih Puspitasari, and Alvi Syahrina, “Perancangan Modul Landing Page
Dan Pembayaran Pada Website Pahamee Tentang Kesehatan Mental Menggunakan Metode Extreme
Programming,” in E-Proceeding of Engineering, vol. 8, 2021, 9639.
14 Nabilla and Arief Ichwani, “Sistem Informasi Layanan E-Konseling Psikologi Untuk Mahasiswa
15 I Nyoman Sangging Dharma Yadnya, Dewi Arum Widhiyanti Metra Putri, and Kadek Suranata,
“Pengembangan Media Website Konseling Cognitive Behavioral Untuk Mengatasi Kecemasan Belajar Siswa,”
Jurnal Bimbingan dan Konseling Indonesia 7, no. 2 (2022): 1–8.
16 Humaira Mustika, Jamaris Jamaris, and Solfema Solfema, “Urgensi Filsafat Ilmu Dalam Bimbingan
Konseling Di Era Digital,” Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan 6, no. 2 (January 5, 2023): 120, accessed
August 13, 2023, https://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt/article/view/1717.
langsung terhubung dengan WhatsApp admin sehingga dapat segera direspon. Selain itu,
website ini menyediakan ruang berbagi dimana orang lain dapat menceritakan masalah-
masalah kesehatan mental yang pernah dialami dan cara mengatasinya. Ruang berbagi ini
diharapkan dapat berdampak positif terhadap pengguna media bimbingan ini.
2. Metode Penelitian
Dalam penelitian pengembangan ini, peneliti menggunakan metode penelitian Research
and Development (R&D) oleh Borg and Gall dengan pendekatan mixed method. Borg, Gall
dan Gall, mengatakan bahwa penelitian R & D digunakan untuk menemukan dan
mendesain produk dan prosedur baru yang kemudian dirancang secara sistematis
melalui tahap uji lapangan, evaluasi, dan penyempurnaan hingga memenuhi efektivitas,
kualitas ataupun standar serupa yang telah ditentukan. 17 Borg dan Gall menguraikan
sepuluh tahap R & D yakni: (1) Penelitian dan pengumpulan informasi. (2) Perencanaan.
(3) Pengembangan produk awal. (4) Uji lapangan awal. (5) Revisi utama terhadap
produk. (6) Uji coba lapangan utama. (7) Revisi terhadap produk yang akan
dioperasionalkan. (8) Uji coba lapangan operasional. (9) Revisi produk akhir. (10)
Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk.18 Peneliti memodifikasi tahap-
tahapan tersebut dengan mempertimbangkan kebutuhan produk dan faktor-faktor
lainnya seperti biaya dan waktu penelitian. Peneliti hanya melaksanakan sampai pada
tahapan ke 7 yaitu: analisis kebutuhan; pengumpulan data; rancangan produk awal;
validasi desain; revisi desain; uji coba terbatas; revisi produk.
Lokasi penelitian yakni di Program Studi Pastoral Konseling IAKN Toraja dengan
subjek penelitian ialah mahasiswa pada prodi tersebut. Dalam penelitian ini peneliti
memulai dengan mengadakan analisis kebutuhan (need assessment) dalam bentuk
wawancara dan observasi. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui masalah yang dihadapi
oleh dosen dan mahasiswa terkait layanan bimbingan konseling di program studi pastoral
konseling.
Untuk mengetahui ketepatan dan kelayakan produk yang dikembangkan, maka
prototipe yang dikembangkan melibatkan para ahli untuk memvalidasi prototipe yang
dikembangkan. Dalam hal ini, 1 (satu) orang validator merupakan bimbingan dan
konseling, 1 (satu) orang ahli pada bidang media dan teknologi pendidikan. Sementara
itu, untuk uji kepraktisan prototipe dilakukan oleh 1 orang praktisi dari Prodi Pastoral
dan Konseling), dan uji kelompok terhadap 20 orang mahasiswa pastoral konseling.
Kepada mereka peneliti menyebarkan angket dan kemudian menganalisisnya dengan
menggunakan skala Likert.
17 Meredith D. Gall, Joyce P. Gall, and Walter R. Borg, Educational Research (New York: Longman,
2003), 36.
18 Sugiyono, Metode Penelitian Dan Pengembangan (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2017), 35-37.
19Yelinda Sri Silvia, “Wawancara Oleh Penulis” (Toraja, 14 Oktober 2022); Simon Petrus,
“Wawancara Oleh Penulis” (Tana Toraja, 2023).
dihadapi. Internet menjadi pilihan karena dianggap mudah diakses, menarik dan lebih
cepat dibandingkan dengan membaca buku.
Rasa malu untuk bercerita yang dialami oleh mahasiswa sangat, rawan membuat
mereka memendam masalahnya, sehingga dapat menimbulkan efek yang lebih besar. Hal
ini perlu dicegah, dan salah satu peluang yang dapat dilakukan ialah dengan
mengembangkan media bimbingan berbasis website. Ketidakmampuan mengatasi
perasaan membuat kondisi psikologis mahasiswa rentan terjebak tekanan karena
masalah yang dihadapi. Oleh sebab itu, dibutuhkan layanan bimbingan alternatif seperti
website yang dapat digunakan sebagai informasi mengenai kesehatan mental, maupun
menyediakan layanan untuk konseling lebih lanjut. Keberadaan layanan bimbingan
konseling berbasis website memiliki nilai lebih karena dapat dimanfaatkan kapan saja.
Dalam hal ini pengguna website dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, seperti
yang dialami oleh konselor pada Program Studi Pastoral Konseling.
Rasa malu dan takut yang dialami oleh mahasiswa nampaknya merupakan ciri
umum yang seringkali dialami oleh anak usia remaja, yang sedang menempuh bangku
pendidikan.20 Oleh sebab itu tidak mengherankan apabila ada yang mengembangkan
layanan konseling sebaya berbasis WhatsApp untuk menolong mereka.21. Kecenderungan
mahasiswa dikuasai oleh perasaan malu, takut dan segan memperlihatkan bahwa mereka
memperhitungkan privasi. Ada keraguan jika mereka menceritakan masalahnya secara
langsung kepada konselor, akan berdampak bagi aktivitasnya sebagai mahasiswa.
20 Ummah Karimah et al., “Sinergitas Mahasiswa Calon Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Mengatasi Permasalahan Peserta Didik Bersama Guru Bimbingan Dan Konseling,” Gunung Djati Conference
Series 10, no. 1 (December 14, 2022): 150, accessed August 13, 2023,
https://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/1054.
21 Romiaty Romiaty et al., “Model Konseling Teman Sebaya Untuk Mahasiswa Dengan Menggunakan
Aplikasi WhatsApp,” Jurnal Basicedu 6, no. 3 (May 1, 2022): 5157, accessed August 13, 2023,
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/3065.
Pada kolom menu terdapat 5 item menu yang dapat dipilih yaitu forum berbagi
yang memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk membagikan kisah hidup dan
pengalaman yang dapat menginspirasi pengguna lain. Pada menu ini dilengkapi dengan
fitur untuk mengunggah gambar ataupun video agar cerita yang dibagikan dapat memberi
kesan yang lebih kontekstual. Keberadaan gambar dan video pada forum berbagi
membuat website yang dikembangkan dapat semakin interaktif karena pengguna tidak
hanya menceritakan pengalamannya, bertanya jawab. Hal ini sejalan dengan penelitian
Wibowo dkk, bahwa ketersediaan gambar dan video yang menolong mereka lebih mudah
mengerti. 22 Pada menu ini pengunjung tidak perlu khawatir akan privasi saat
membagikan kisah hidup karena akan terbaca sebagai tamu, bukan nama akun yang
digunakan. Dengan demikian website yang dikembangkan sejalan dengan etika profesi
konselor yang menggunakan teknik online yakni menjamin kerahasiaan konseli,
memperhatikan aspek Undang-Undang ITE, serta menjalin hubungan yang baik dengan
klien serta perizinan.23
Menu motivasi menyediakan gambar yang berisi kata-kata bijak (quotes) yang
dapat memberikan motivasi, dimana gambar ini dapat dibagikan oleh para pengguna ke
media sosial. Pada menu mengenal kesehatan mental terdapat artikel yang dapat
memberikan informasi dan pengenalan akan kesehatan mental. Topik yang ada pada
menu ini bertujuan untuk memberikan pengenalan secara umum mengenai kesehatan
mental agar pengguna mampu memahami informasi umum seputar kesehatan mental.
Materi yang disajikan disertai dengan gambar yang berkaitan dengan materi dan isi
materi dibuat secara sederhana dengan bahasa yang mudah dipahami agar pengguna
tidak merasa bosan.
Menu selanjutnya pada media ini adalah artikel yang memuat materi terkait
dengan isu-isu kesehatan mental yang biasa terjadi di kalangan mahasiswa. Materi yang
ada pada menu ini disesuaikan dengan hasil need assessment yang telah dilakukan pada
dosen dan mahasiswa. Materi yang disajikan menggunakan bahasa yang sederhana dan
disertai dengan gambar sehingga dapat dipahami oleh pengguna dalam meningkatkan
kesehatan mental. Media ini juga disajikan petunjuk penggunaan yang berisi langkah-
langkah penggunaan media sehingga dapat menjadi panduan bagi pengguna dalam
memanfaatkan media bimbingan berbasis website.
22 Nur Cahyo Hendro Wibowo, Flora Ima Milenia, and Faris Hifzhuddin Azmi, “Rancang Bangun
Bimbingan Konseling Online,” Walisongo Journal of Information Technology 1, no. 1 (November 8, 2019): 13,
accessed August 13, 2023, https://journal.walisongo.ac.id/index.php/jit/article/view/3924.
23 Raudatul Jannah and Happy Karlina Marjo, “Etika Profesi Konselor Dalam Layanan Bimbingan
Konseling Virtual,” Jurnal Paedagoy: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 9, no. 1 (2022): 57.
ini dilakukan dengan tujuan agar media yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas
dan efektif dalam membantu konselor dalam memberikan layanan bimbingan dengan
lebih mudah dan praktis.
Tabel 1 Uji Validasi Ahli Bimbingan dan Konseling
Aspek Perolehan
Butir Penilaian Persentase Kualifikasi
Penilaian Skor
1. Kesesuaian website
dengan kebutuhan 4 100 Sangat Baik
Aspek mahasiswa
Relevansi 2. Website mudah
dipahami oleh 3 75 Baik
mahasiswa
1. Ketepatan konten
3 75 Baik
yang disediakan
2. Kemudahan dalam
menggunakan 4 100 Sangat Baik
website
3. Kemenarikan
4 100 Sangat Baik
tampilan website
4. Kejelasan dan
Aspek kesesuaian bahasa 3 75 Baik
Penyajian yang digunakan
5. Menggunakan
bahasa yang 4 100 Sangat Baik
komunikatif
6. Ketepatan gambar
4 100 Sangat Baik
yang digunakan
7. Kemudahan
menghubungi admin 4 100 Sangat Baik
atau konselor
1. Kejelasan homepage 4 100 Sangat Baik
2. Kejelasan menu
3 75 Baik
forum berbagi
3. Kejelasan menu
3 75 Baik
Aspek Isi motivasi
4. Kejelasan menu
mengenal kesehatan 4 100 Sangat Baik
mental
5. Kejelasan menu
4 100 Sangat Baik
artikel
Hasil akhir 51 91,07% Sangat Baik
Uji validasi yang dilakukan oleh ahli bimbingan dan konseling secara umum
memperoleh persentase 91,07% dengan kualifikasi sangat baik. Aspek yang dinilai dalam
uji validasi ahli materi ini meliputi aspek relevansi (kesesuaian website dengan
mahasiswa dan kemudahan materi yang disampaikan), aspek penyajian (ketepatan,
kejelasan, kemenarikan konten, dan kepraktisan menggunakan berbagai media dan
layanan pada website) dan aspek isi (berupa kejelasan isi setiap menu). Hasil uji validitas
yang dilakukan oleh ahli media secara umum memperoleh persentase 75% dengan
kualifikasi baik. Aspek penilaian dalam uji validasi media meliputi aspek grafis, aspek
penyajian, dan aspek isi. Berdasarkan hasil perolehan kualifikasi yang diberikan oleh ahli
materi dan ahli media, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan media bimbingan
berbasis website untuk meningkatkan kesehatan mental mahasiswa layak untuk
digunakan dan dapat dilakukan uji coba pada kelompok kecil. Penilaian yang sesuai
dengan hasil penelitian Nabila dan Ichawani yang memperlihatkan bahwa dalam
pengembangan website sangat diperhitungkan tingkat kemudahan penggunaan,
kelengkapan fitur, sistem yang dikembangkan berfungsi dengan baik maupun materi
yang disajikan harus sesuai dan akurat. 24
24Nabilla and Ichwani, “Sistem Informasi Layanan E-Konseling Psikologi Untuk Mahasiswa Berbasis
Website Dengan Metode Prototype.” 197
4. Kemenarikan isi
3 75% Baik
website bestieku
5. Pemilihan gambar
3 75% Baik
yang digunakan
6. Kesesuaian website
bestieku dengan
3 75% Baik
karakteristik
mahasiswa
7. Kesesuaian website
bestieku dengan
3 75% Baik
materi kesehatan
mental
Hasil Akhir 48 75% Baik
Hasil angket akseptabilitas oleh dosen dilihat dari uji kegunaan, uji kelayakan, dan
uji ketepatan diperoleh rata-rata persentase 79,16% dengan kualifikasi sangat praktis.
Tanggapan mahasiswa terhadap media yang dikembangkan diperoleh hasil 85% dengan
kualifikasi sangat baik.
13 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 36 90 Sangat baik
14 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 38 95 Sangat baik
15 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 37 92,5 Sangat baik
16 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 36 90 Sangat baik
17 4 3 4 4 3 4 3 2 4 4 35 87,5 Sangat baik
18 4 3 4 3 3 4 3 2 3 4 33 82,5 Sangat baik
19 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 33 82,5 Sangat baik
20 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 35 87,5 Sangat baik
Total 69 68 70 70 63 68 71 62 69 70 680 85% Sangat Baik
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan: Hasil analisis
kebutuhan terhadap mahasiswa dan dosen Program Studi Pastoral Konseling IAKN
Toraja, diperoleh data awal mengenai dibutuhkannya media bimbingan berbasis website
yang dapat mengedukasi mahasiswa mengenai kesehatan mental sehingga mencegah
mereka melakukan hal-hal yang negatif. Oleh sebab itu, peneliti mengembangkan
prototipe website bestieku.org. Prototipe yang dikembangkan memiliki menu forum
berbagi, motivasi, mengenal kesehatan mental, artikel dan petunjuk penggunaan. Selain
itu disediakan nomor kontak yang terintegrasi pada WhatshApp admin. Hal tersebut
disediakan bagi mereka yang membutuhkan layanan konseling lebih lanjut.
Hasil uji validasi yang dilakukan oleh ahli bimbingan dan konseling terhadap
materi yang disediakan diperoleh kategori Sangat Baik, yang ditunjukkan melalui nilai
25 Siti
Aminah and Fayruziyah Ifroch Sabtana, “Aktualisasi Diri Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling
Melalui Komunitas Kesehatan Mental,” Sosio e-Kons 14, no. 1 (2022): 76.
persentase 91,07%. Sementara itu, dari hasil validasi ahli media dan pendidikan,
diperoleh penilaian dengan kualifikasi baik, yang ditunjukkan dengan persentase 75%.
Mengenai tingkat kepraktisan media website yang dikembangkan, praktisi konseling
memberi penilaian dengan kualifikasi sangat praktis, dengan persentase 79,16 %.
Penilaian kepraktisan lainnya diperoleh melalui uji kelompok yang terdiri atas 20 orang
mahasiswa. Diperoleh penilaian sangat baik dengan persentase 85%.
Referensi
Aisyaroh, Noveri, Isna Hudaya, and Ratna Supradewi. “TREND PENELITIAN KESEHATAN
MENTAL REMAJA DI INDONESIA DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI:
LITERATURE REVIEW.” Scientific Proceedings of Islamic and Complementary
Medicine 1, no. 1 (August 31, 2022): 41–51. Accessed June 30, 2023.
https://prosiding.islamicmedicine.or.id/index.php/ijicm/article/view/6.
Ambarsari, Layla Syiriani, Warih Puspitasari, and Alvi Syahrina. “Perancangan Modul
Landing Page Dan Pembayaran Pada Website Pahamee Tentang Kesehatan Mental
Menggunakan Metode Extreme Programming.” In E-Proceeding of Engineering,
8:9639–9645, 2021.
Aminah, Siti, and Fayruziyah Ifroch Sabtana. “Aktualisasi Diri Mahasiswa Bimbingan Dan
Konseling Melalui Komunitas Kesehatan Mental.” Sosio e-Kons 14, no. 1 (2022): 75–
87.
Berman, Alan L. Depression and Suicide. Edited by Ian H. Gotlib and Constance L. Hammen.
Handbook of Depression. New York: The Guilford Press, 2009.
Dwi Nurmala, Meilla, Meitami Sofiyanti, Tri Haryanti, Prodi Bimbingan, Dan Konseling,
Universitas Sultan, and Ageng Tirtayasa. “WEBINAR BERSAMA PENYINTAS DEPRESI
DALAM MATA KULIAH KESEHATAN MENTAL SELAMA PANDEMI COVID-19.”
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP 3, no. 1 (November 25, 2020): 376–383.
Accessed January 31, 2023.
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/psnp/article/view/9956.
Gall, Meredith D., Joyce P. Gall, and Walter R. Borg. Educational Research. New York:
Longman, 2003.
Jannah, Raudatul, and Happy Karlina Marjo. “Etika Profesi Konselor Dalam Layanan
Bimbingan Konseling Virtual.” Jurnal Paedagoy: Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan 9, no. 1 (2022): 55–61.
Karimah, Ummah, Sofiyan Ari Saputra, Ahmad Wafi, Heru Nugroho, Rafa Farhani, and Siti
Yulia Dewi Kartika. “Sinergitas Mahasiswa Calon Guru Pendidikan Agama Islam
Dalam Mengatasi Permasalahan Peserta Didik Bersama Guru Bimbingan Dan
Konseling.” Gunung Djati Conference Series 10, no. 1 (December 14, 2022): 145–153.