Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Karya Ilmiah

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 10

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN

KEWARGANEGARAAN DENGAN METODE QUANTUM TEACHING


DI KELAS IV SDN 050756 ALUR DUA SEI LEPAN

Asfa Chairani Siregar, Bambang Gulyanto, Riyo Rosi Meisandy


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Terbuka
Email : asfachairanisrg@gmail.com

Abstrak
Pembelajaran adalah suatu sistem yang telah direncanakan kemudian dilaksanakan
dan dilakukan evaluasi secara sistematis untuk peserta didik agar berhasil mencapai sasaran
atau tujuan yang telah ditetapkan dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode
pembelajaran dapat mengoptimalkan hasil belajar mengajar menjadi lebih baik.. Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai atau memahami. Pendidikan
Kewarganegaraan kelas IV B SD Negeri 050756 Alur Dua Sei Lepan dengan menggunakan
metode quantum teaching. Dengan demikian, penelitian ini menggunakan pendekatan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk melakukan perbaikan dan
peningkatan secara sistematis melalui tindakan yang diambil dalam konteks pembelajaran
di kelas. PTK biasanya melibatkan dua siklus mencakup proses perencanaan dan
pelaksanaan, tindakan, pengalaman, pengamatan serta proses refleksi juga menjadi bagian
integral dari penelitian tindakan kelas ini. Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari 17
peserta didik, dengan rincian 9 laki-laki dan 8 perempuan. Pada penelitian perbaikan ini
tindakan yang dilakukan guru adalah pembelajaran melalui metode Quantum teaching.
Hasil yang diperoleh pada siklus II ini banyak peserta didik yang nilainya mencapai KKM,
yaitu sebanyak 15 peserta didik (88,23%) dan yang tidak tuntas hanya 2 peserta didik
(11,76%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Quantum
Teaching berhasil meningkatkan pencapaian hasil belajar Kewarganegaraan peserta didik,
khususnya dalam pemahaman materi Hak dan Kewajiban dikelas IV B SD Negeri 050756
Alur Dua Kecamatan Sei.Lepan.

Kata Kunci : Hak dan Kewajiban, Hasil belajar, Metode quantum teaching, Pembelajaran

1
Pendahuluan

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang telah diatur secara terencana, kemudian
diimplementasikan, dan dievaluasi secara sistematis untuk memastikan bahwa peserta didik
memahami peningkatan hasil belajar sebagai fokus utama atau tujuan yang ingin dicapai
melalui proses penelitian. Aktivitas belajar mengajar yang terjadi dikelas lebih dominan
pada penghafalan materi sehingga tanpa disadari informasi yang telah diberikan kepada
peserta didik tidak tersampaikan dengan baik. Sehingga, rendahnya hasil belajar peserta
didik dapat diatributkan pada perubahan yang kurang memuaskan dalam pengetahuan,
pemahaman, sikap, dan keterampilan mereka, sehingga belum mencapai tingkat yang
diinginkan. Sudjana (2016:3) menyatakan, "Hasil belajar merupakan perubahan yang
mencakup dalam empat aspek utama: pengetahuan, pemahaman, sikap, dan keterampilan.
Hasil belajar yang lebih baik dapat tercermin dalam perubahan positif pada tingkah laku
peserta didik di bidang pengetahuan, pemahaman suatu konsep, sikap terhadap materi atau
situasi tertentu, dan peningkatan keterampilan yang relevan dengan pembelajaran." Untuk
meningkatkan pencapaian hasil belajar yang lebih baik, Sudjana (2016) menyarankan
perbaikan metode pengajaran guru, dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, serta disesuaikan dengan materi
yang diajarkan. Pendapat ini sesuai dengan pandangan Hanifah (2020:106), yang
menyatakan bahwa " Peserta didik dapat dianggap sebagai suatu organisme yang sedang
mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Setiap individu peserta didik memiliki
potensi yang unik, termasuk bakat, minat, kebutuhan, dan faktor-faktor lainnya."

Berdasarkan beberapa permasalahan yang telah diuraikan dapat diambil alternative


dalam mengatasi masalah tersebut yaitu dengan menggunakan metode quantum teaching.
menurut Arends dalam Fathurrohman (2015:30) Metode pembelajaran dapat diartikan
sebagai suatu pola atau rencana yang telah disusun untuk membantu peserta didik dalam
memahami secara spesifik berbagai materi pembelajaran, termasuk ilmu pengetahuan,
sikap, dan keterampilan. Sedangkan menurut Octavia (2020:13) metode pembelajaran
adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik atau (teratur) dalam
pengorganisan kegiatan (pengalaman) belajar untuk menccapai tujuan belajar (kompetensi
belajar). Menurut Wena (2013 : 160) Model pembelajaran Quantum Teaching merupakan
inovasi baru yang memfasilitasi proses belajar dengan menggabungkan unsur seni dan
pencapaian terarah untuk berbagai mata pelajaran. Dengan mengintegrasikan
keistimewaan-keistimewaan belajar, model ini membentuk suatu perencanaan pengajaran
yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi peserta didik secara signifikan.. Quantum
Teaching adalah sebuah konsep dan metode pembelajaran yang dikembangkan oleh Jayne-
Marie Barker dan Sheila Fallon. Bobbi DePorter sendiri dikenal sebagai pendiri Quantum
Learning Network, yang merupakan organisasi yang berfokus pada pengembangan metode
Quantum Teaching. Ia memiliki kontribusi besar dalam mendukung dan mempromosikan
konsep ini dalam konteks pendidikan. Meskipun DePorter memiliki latar belakang di
berbagai bidang bisnis, namun Quantum Teaching sendiri adalah kontribusi dari Barker dan
Fallon.

Tujuan dari pembelajaran Quantum adalah menciptakan lingkungan belajar yang


efektif, menjadikan proses belajar lebih menyenangkan, mengakomodasi kemampuan otak
sesuai dengan kebutuhan otak, membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karier,
serta mempercepat proses pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran Quantum
Teaching yang berdiferensiasi dapat memacu peningkatan aktivitas dan semangat peserta
didik dalam mengikuti pembelajaran serta memahami materi hak dan kewajiban, baik
secara mandiri maupun dalam kerjasama kelompok. Pendekatan diferensiasi dalam
Quantum Teaching memungkinkan penyesuaian pendekatan pembelajaran untuk memenuhi
kebutuhan dan gaya belajar yang beragam di antara peserta didik, menciptakan lingkungan
pembelajaran yang lebih inklusif dan responsif terhadap karakteristik individu masing-
masing siswa.Apabila terdapat kesulitan dalam pemahaman materi hak dan kewajiban yang
ditanyakan secara individu maupun kelompok guru dapat langsung memberikan gambaran
penyelesaian, dengan demikian peserta didik merasa diperhatikan dan diapresiasi usahanya
dalam pembelajaran oleh guru. Ada beberapa hal penting dari penerapan metode ini, yaitu :
1) Peserta didik termotivasi dalam melakukan aktifitas belajar Kewarganegaraan secara
individu maupun kelompok, 2) Peserta didik dapat mengingat materi pembelajaran Hak dan
Kewajiban dengan baik, 3) Penggunaan metode pembelajaran Quantum Teaching yang
berdiferensiasi mampu mendukung peserta didik dalam memahami hak dan kewajiban, baik
di lingkungan sekolah maupun di rumah. Pendekatan ini memungkinkan penyampaian
materi dengan berbagai teknik dan strategi, sesuai dengan gaya belajar masing-masing
peserta didik. Dengan demikian, peserta didik dapat mengaitkan konsep Hak dan
Kewajiban dengan konteks kehidupan sehari-hari di sekolah dan rumah, memfasilitasi

3
pemahaman yang lebih mendalam dan aplikatif, (4) Meningkat keaktifan peserta didik
dalam proses pembelajaran.

Metode

Penelitian perbaikan yang menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas


(PTK) dengan dua siklus mencakup tahapan perencanaan, pelaksanaan, tindakan,
pengalaman (observasi), dan refleksi. Setiap siklus dirancang untuk menyusun dan
menerapkan perubahan atau tindakan perbaikan berdasarkan hasil observasi dan evaluasi
yang diperoleh dari siklus sebelumnya. Pendekatan ini memungkinkan peneliti atau guru
untuk secara sistematis memahami, meningkatkan, dan mengevaluasi efektivitas perubahan
yang dilakukan dalam konteks pembelajaran di kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
merupakan aktivitas penelitian yang bertujuan untuk merefleksi diri atau mencerminkan
diri dalam rangka perbaikan kegiatan belajar mengajar. Penelitian tindakan adalah metode
penelitian yang terutama diterapkan di bidang sosial dan pendidikan. Metode ini melibatkan
peneliti yang juga merupakan peserta atau praktisi langsung dalam situasi yang diteliti.
Beberapa karakteristik penelitian tindakan melibatkan: Refleksi Diri: Penelitian tindakan
mendorong refleksi diri dari pihak yang terlibat. Hal ini melibatkan evaluasi dan
pemahaman mendalam terhadap tindakan yang diambil dan hasil yang diperoleh,
Partisipasi Aktif: Peneliti adalah orang yang aktif terlibat dalam situasi atau konteks yang
diteliti. Ini membantu memahami secara langsung dinamika dan konteks situasi,
Pembaharuan Positif: Tujuan utama penelitian tindakan adalah mencapai perubahan atau
pembaharuan yang positif dalam konteks tertentu. Tindakan atau intervensi yang diambil
didasarkan pada pemahaman hasil penelitian dan evaluasi diri.Dengan demikian, penelitian
tindakan bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan situasi atau praktek yang diteliti
dengan cara yang positif dan membangun.

Penelitian Tindakan adalah jenis penelitian yang dilaksanakan melalui tindakan di


dalam kelas oleh guru atau peneliti. Jenis penelitian tindakan dapat dibagi menjadi empat
kategori, yaitu: penelitian tindakan partisipatif (participatory action research), penelitian
tindakan kritis (critical action research), penelitian tindakan institusional (institutional).
Waktu yang diperlukan untuk penelitian ini terbagi dalam 2 siklus untuk lebis jelasnya
dapat dilihat pada table dibawah ini :
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
No Hari/Tanggal Waktu Mata Pelajaran Siklus Ket

Kamis
Pra
1. 2 November 09.00 – 10.00 Kewarganegaraan
Siklus
2023

Kamis
2. 9 November 09.00 – 10.00 Kewarganegaraan I
2023

Kamis
3. 16 November 09.00 – 10.00 Kewarganegaraan II
2023

Subjek penelitian ini berjumlah 17 peserta didik, terdiri dari 9 peserta didik laki-laki
dan 8 peserta didik perempuan. Penelitian dilakukan di SD Negeri 050756 Alur Dua
Kecamatan Sei Lepan Kaupaten Langkat.

Hasil dan Pembahasan

Pada tahap pra siklus aktivitas pembelajaran yang selama ini digunakan yaitu
metode pembelajaran ceramah dan Tanya jawab. Kriteria ketuntasan belajar untuk
Pendidikan Kewarganegaraan adalah 70 dengan ketuntasan secara klasikal sebesar 90%.
Pada tahap siklus I penulis mulai mempersiapkan rencana kegiatan pembelajaran yang telah
disesuaikan dengan SK (Standar Kompetensi), dan KD (Kompetensi Dasar) menentukan
indikator pembelajaran serta menentukan materi pembelajaran dan kemudian
mempersiapkan evaluasi. Berdasarkan hasil observasi, ditemukan bahwa hanya 7 peserta
didik yang berhasil mencapai nilai di atas KKM, sementara 10 peserta didik lainnya belum
dapat memenuhi KKM. Daftar nilai peserta didik pada Siklus I menunjukkan perlunya
perbaikan lebih lanjut karena hanya 7 peserta didik (41,17%) yang meraih nilai di atas
KKM, sementara 10 peserta didik lainnya (58,82%) mendapatkan nilai di bawah KKM.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh peneliti melakukan perencanaan perbaikan
dan berdiskusi dengan beberapa guru mengenai kekurangan maupun kelebihan yang ada
pada kegiatan proses belajar mengaar yang dijadikan sebagai acuan dalam menyusun dan

5
melakukan perbaikan pembelajaran untuk siklus II yang bertujuan agar peserta didik
mendapatkan nilai diatas KKM. Dari hasil refleksi dan diskusi, disimpulkan bahwa dalam
kegiatan belajar mengajar diperlukan perbaikan pembelajaran. Hal ini dapat dicapai melalui
penggunaan metode pembelajaran yang lebih cocok dengan materi Hak dan Kewajiban.
Implementasi suasana belajar PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan
Menyenangkan) diharapkan dapat memotivasi peserta didik, meningkatkan semangat
mereka untuk mengikuti proses kegiatan pembelajaran.
Pada Siklus II, implementasi dilakukan dalam satu sesi pertemuan dengan durasi
waktu 2 kali pertemuan, masing-masing berlangsung selama 35 menit. Aktivitas
pembelajaran dirancang sebagai respons terhadap kekurangan-kekurangan yang teridentifikasi pada
Siklus I, dengan tujuan utama meningkatkan hasil belajar peserta didik. Perencanaan proses
pembelajaran dibuat berdasarkan hasil yang diperoleh dari Siklus I. Dalam tahap ini penulis
menyiapkan rencana perbaikan yaitu, RPP siklus dua yang sudah mengalami perbaikan
(metode demonstrasi dan Quanum Teaching)), menyiapkan media bermain untuk
pelaksanaan pembelajran berupa kertas, kotak hak dan kewajiban, menyiapkan lembar
pengamatan/observasi untuk mengamati kegiatan peserta didik dan kegiatan guru. Pada
siklus ini, peneliti mendorong peserta didik untuk mengambil peran aktif dan bersemangat
dalam pembelajaran. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah belajar sambil bermain,
di mana peserta didik diberikan kegiatan mengelompokkan hak dan kewajiban. Mereka
diminta meletakkan pilihan hak pada kotak hak dan pilihan kewajiban pada kotak
kewajiban sebagai upaya untuk memperkuat pemahaman konsep tersebut.
1. Kegiatan Awal
Dalam awal kegiatan pembelajaran, guru memulai dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran dan nilai KKM yang harus dicapai. Lalu, guru menyampaikan kata-kata
yang membangun semangat peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajar mereka
dan menumbuhkan minat terhadap mata pelajaran Kewarganegaraan. Peserta didik
diharapkan menunjukkan sikap positif selama proses pembelajaran. Dapat menyatakan
hak dan kewajiban dengan tepat. Guru menyampaikan apresiasi dengan mengajukan
pertanyaan hak dan kewajiban apa saja yang sudah mereka ingat.
2. Kegiatan Inti
Dalam pendekatan pembelajaran ini, guru lebih mengajak peserta didik untuk belajar
secara interaktif dengan suasana yang santai dan bermain. Guru berusaha membuat
pserta didik mampu menghafal dan mengenal hak dan kewajiban disekolah dan
dirumah. Guru mengajak peserta didik untuk mempersiapkan benda-benda yang
dibutuhkan dalam permainan, seperti kotak hak dan kotak kewajiban yang diletakkan
dimeja guru. Guru membuat gulungan kertas dan menuliskan aktivitas hak dan
kewajiban disekolah dan dirumah. Kemudian guru mengumpulkan tulisan gulungan
kertas dan meletakkannya didepan kelas. Setelah semua perlengkapan bermain tersedia
guru menjelaskan cara permainan tersebut dan mempraktekkannya kepada peserta
didik. Peserta didik sangat bersyukur dan penasaran untuk melakukan permainan
tersebut. Kemudian guru memanggil dua orang peserta didik untuk bermain secara
bersamaan. Untuk tahap awal peserta didik diinstruksikan untuk mengambil satu
gulung kertas, kemudian membuka, membaca dan memahami arti bacaan yang ada
dikertas, lalu peserta didik menghampiri kotak hak dan kewajiban yang telah disusun
sebelumnya untuk meletakkan tulisan gulungan sesuai dengan bacaan yang ditulis
digulungan kertas tadi apakah termasuk hak atau kewajiban. Jika tulisan hak maka
gulungan kertas dimasukkan pada kotak hak dan sebaliknya jika gulungan kerta adalah
kewajiban maka dimasukkan pada kotak kewajiban. Kemudian guru memeriksa
gulungan kertas pada kotak apakah sesuai. Apabila peserta didik memasukkan
gulungan tidak sesuai maka wajib menuliskan bacaan dipapan tulis dan secara
bersama-sama berdiskusi mencari jawaban yang tepat.
3. Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir, peserta didik mengerjakan tes pada siklus II yang diberikan oleh
guru. Guru selalu menyampaikan kalimat motivasi yang membangun semangat peserta
didik, menandai akhir dari sesi pembelajaran.
Hasil pengamatan terhadap partisipasi peserta didik pada siklus II sudah mulai
tampak maksimal dimana peserta didik mampu mengidentifikasi dan menjelaskan hak
dan kewajiban disekolah dan dirumah dengan tepat, dimana hampir seluruh peserta
didik mendapat nilai tuntas diatas KKM. Peserta didik yang memperoleh nilai tuntas
sebanyak 15 (88,23%) peserta didik dan yang tidak tuntas hanya 2 (11,76%) peserta
didik. Dapat disimpulkan bahwa ketuntasan peserta didik yang berhasil melampaui
nilai KKM sebanyak 15 dan peserta didik yang tidak berhasil melewati KKM hanya 2
orang. Penulis merasakan bahwa penerapan Metode Quantum Teaching memberikan
manfaat bagi peserta didik selama proses pembelajaran. Aktivitas peserta didik
mencakup keaktifan mereka dalam mengikuti pelajaran, melaksanakan tugas-tugas
dengan penuh semangat, serta merasa gembira dan senang saat mengikuti permainan

7
yang diberikan memahami pelajaran dengan mudah dipahami dan diserap dengan baik.
Hasil analisis menyatakan metode Quantum teaching sangat optimal dan memiliki efek
positif dari perubahan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran hak dan kewajiban.
Dari keseluruhan pembahasan yang dimulai dari Siklus I hingga Siklus II, dapat
metode Quantum Teaching dinyatakan dapat memberikan perbaikan pembelajaran
yang berhasil meningkatkan hasil belajar Kewarganegaraan peserta didik pada materi
Hak dan Kewajiban di kelas IV B SD Negeri 050756 Alur Dua, Kecamatan Sei. Lepan,
Kabupaten Langkat, tahun pelajaran 2022/2023. Hal ini dapat dilihat pada grafik
dibawah ini :

Gambar 1. Grafik Nilai Peningkatan Perbaikan Pembelajaran

Simpulan dan Saran

Berdasarkan analisis data hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan,


dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Kewarganegaraan dengan metode Quantum
Teaching berjalan dengan baik dan lancar di Kelas IV B SD Negeri 050756 Alur Dua
berjalan dengan baik dan lancar. Hal ini ditandai dengan ketiadaan kendala yang
menghambat atau mengganggu proses pembelajaran selama berlangsung. Penerapan
metode Quantum Teaching terbukti mampu meningkatkan hasil belajar Kewarganegaraan,
khususnya pada pokok bahasan Hak dan Kewajiban, di kalangan peserta didik kelas IV B
SD Negeri 050756 Alur Dua. Hal ini ditunjukkan dengan nilai tes pada siklus I peserta
diidk sangat kurang memuaskan dengan nilai dibawah KKM 58,82% dan yang mencapai
KKM 41,17%. Namun setelah penerapan metode Quantum teaching pada siklus II hasil
belajar meningkat menjadi 88,23% peserta didik dan tidak mencapai hanya 11,76% peserta
didik. Penerapan Metode Quantum teaching dengan berbagai variasinya dapat memberikan
motivasi khusus kepada peserta didik kelas IV B SD Negeri 050756 Alur Dua Kecamatan
Sei.Lepan Kabupaten Langkat tahun pelajaran 2022/2023.

Dalam pengalaman selama melaksanakan penelitian dikelas IV B SD Negeri


050756 Alur Dua peneliti dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut bagi guru, guru
yang mempunyai masalah dengan kurangnya pemahaman peserta didik terhadap suatu
materi pembelajaran hendaknya menggunakan berbagai metode media yang sesuai
sehingga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk berperan aktif selama
kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dan materi mudah
diserap atau dipahami peserta didik dan bagi peneliti yang akan melanjutkan kajian serupa,
disarankan untuk mengembangkan penelitian dengan menetapkan tujuan yang lebih
spesifik dan fokus. Penting bagi peneliti untuk memiliki pemahaman yang mendalam
terkait dengan fokus kajian yang akan diinvestigasi, dan disarankan untuk melakukan studi
literatur yang lebih mendalam terkait dengan topik tersebut. Untuk penelitian selanjutnya,
dianjurkan untuk meningkatkan tingkat ketelitian, terutama dalam mengumpulkan data agar
lebih komprehensif dan akurat.

Daftar Pustaka

A.Octavia, Shilpy. 2020. Motivasi Belajar dalam Perkembangan Remaja. Sleman: CV Budi
Utama

Alfin, J. 2015. “Analisis Karakteristik Siswa Pada Tingkat Sekolah Dasar.” Prosiding
Holaqoh Naional dan Seminar Internasional Pendidikan Islam: 190–205.

Fathurrohman, Muhammad. (2015) Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta : AR-


Ruzz Media.

Hanifah, dkk. 2020. Pengembangan Media Ajar E-Booklet Materi Plantae Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa. Journal of Biology Education Research.
1 (1)

Lefudin. 2014. Belajar Dan Pembelajaran Dilengkapi dengan Model Pembelajaran, Strategi
Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran. Yogyakarta:

9
Deepublish

Made wena. (2013). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT Bumi Aksara

Mengenal Quantum Teaching. Diakses 21 November 2023.


https://blog.kejarcita.id/mengenal-quantum-teaching-berikut-7-faktanya/

Mualimin dan Cahyadi. 2014. Penelitian tindakan kelas (teori dan praktik). Ganding
Pustaka. Yogyakarta

Sudjana, N. 2016. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Yulianti, T., Herkulana, & Achmadi. 2015. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Sma. Pendidikan,
1–11.

You might also like