Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Kelompok 3 Msi

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

KELOMPOK 3

Nama Anggota: Intan Calista Ardiyanti (401230297)


Ishmah Nasfati Karimah (401230281)
Rahman Wahyu Nur R (401230192)
Iip Dwi Azharu Rosyidi (401230222)
Kelas: Ekonomi Syariah D

PENDEKATAN STUDI ISLAM ANTROPOLOGIS DAN SOSIOLOGIS

1. Pendekatan Antropologis

Antropologi secara etimologi antropologi berasal dari dua suku kata, yaitu anthros yang
berarti manusia dan logos yang berarti ilmu. Sehingga secara etimologi antropologi dapat
dimaknai sebagai ilmu tentang manusia. Sedangkan secara terminologi, antropologi
merupakan suatu disiplin ilmu pengetahuan mengenai penjelasan tentang kebiasaan atau
budaya yang melekat pada individu dan suatu komunitas secara mendalam yang berkaitan
dengan isu teoritis. Dalam hal pendekatannya, antropologi dapat dipahami sebagai suatu sudut
pandang atau cara melihat dan memperlakukan suatu gejala yang menjadi perhatian terkait
dengan bentuk fisik dan kebudayaan sebagai hasil dari cipta, karsa, dan rasa menusia. Dalam
pengertiaan lain pemahaman antropologi diartikan sebagai bentuk telaah atau prefektif yang
digunakan peneliti dalam memahami dan mengkaji objek materill.
Pengimplementasian nilai- nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, terkadang antara
idealitas dan realitas dapat memiliki perbedaan atau bahkan berbanding terbalik. Sehingga
urgensi hadirnya antropologi dalam studi Islam adalah sebagai jembatan antara idealitas dan
realitas. Antropologi bertujuan untuk lebih memahami dan mengapresiasi manusia sebagai
entitas biologis homo sapiens dan makhluk sosial dalam kerangka kerja yang interdisipliner
dan komprehensif. Oleh karena itu, antropologi menggunakan teori evolusi biologi dalam
memberikan arti dan fakta sejarah dalam menjelaskan perjalanan umat manusia di bumi sejak
awal kemunculannya. Antropologi juga menggunakan kajian lintas-budaya dalam
menekankan dan menjelaskan perbedaan antara kelompok-kelompok manusia dalam
perspektif material budaya, perilaku sosial, bahasa, dan pandangan hidup. Dengan
orientasinya yang holistik, antropologi dibagi menjadi empat cabang ilmu yang saling
berkaitan, yaitu: Antropologi Biologi, Antropologi Sosial Budaya, Arkeologi, dan Linguistik.
Keempat cabang tersebut memiliki kajian-kajian konsentrasi tersendiri dalam kekhususan
akademik dan penelitian ilmiah, dengan topik yang unik dan metode penelitian yang berbeda-
beda. Antropologi lahir atau berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa pada ciri-ciri fisik,
adat istiadat, dan budaya etnis-etnis lain yang berbeda dari masyarakat yang dikenal di Eropa.
Pada saat itu kajian antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan
masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal di suatu kawasan
geografis yang sama, memiliki ciri fisik dan bahasa yang digunakan serupa, serta cara hidup
yang sama. Namun demikian dalam perkembangannya, ilmu antropologi kemudian tidak lagi
hanya mempelajari kelompok manusia tunggal yang mendiami suatu wilayah geografis yang
sama. Kajian-kajian antropologi mengenai isu-isu migrasi misalnya kemudian melahirkan
penelitian-penelitian etnografis multi-situs. Hal ini terjadi karena dalam perkembangannya,
pergerakan manusia baik dalam satu kawasan regional tertentu hingga dalam cakupan global
adalah fenomena yang semakin umum terjadi. Antropologi tidak membahas salah benarnya
suatu agama dan segenap perangkatnya, seperti kepercayaan, ritual dan kepercayaan kepada
yang sakral,7 wilayah antropologi hanya terbatas pada kajian terhadap fenomena yang
muncul. Menurut Atho Mudzhar, ada lima fenomena agama yang dapat dikaji, yaitu:
1. Scripture atau naskah atau sumber ajaran dan simbol agama.
2. Para penganut atau pemimpin atau pemuka agama, yakni sikap, perilaku dan penghayatan
para penganutnya.
3. Ritus, lembaga dan ibadat, seperti shalat, haji, puasa, perkawinan dan waris.
4. Alat-alat seperti masjid, gereja, lonceng, peci dan semacamnya.
5. Organisasi keagamaan tempat para penganut agama berkumpul dan berperan, seperti
Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, Persis, Gereja Protestan, Syi’ah dan lain-lain.
Kelima obyek di atas dapat dikaji dengan pendekatan antropologi, karena kelima obyek
tersebut memiliki unsur budaya dari hasil pikiran dan kreasi manusia.
2.Pendekatan Sosiologis

Pendekatan studi Islam secara sosiologis, terlebih dulu membahas apa itu sosiologi sendiri.
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu socius yang berarti kawan, teman sedangkan logos
berarti ilmu penge tahuan. Walaupun banyak definisi tentang sosiologi, namun umumnya
sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Sosiologi mempelajari
masyarakat meliputi gejala-gejala sosial, struktur sosial, perubahan sosial dan jaringan
hubungan atau interaksi manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Signifikansi pendekatan sosiologi dalam studi Islam, salah satunya adalah dapat memahami
fenomena sosial berkenaan dengan ibadah dan muamalat. Pentingnya pendekatan sosiologis
dalam memahami agama dapat dipahami karena banyak sekali ajaran agama yang berkaitan
dengan masalah sosial. Jalaludin Rahmat telah menunjukkan betapa besarnya perhatian agama
yang dalam hal ini adalah Islam terhadap masalah sosial, dengan mengajukan lima Malasan
sebagai berikut. Pertama, dalam al-Qur’an atau kitab Hadis, proporsi terbesar kedua sumber
hukum Islam itu berkenaan dengan urusan mu’amalah. Kedua, bahwa ditekankanya masalah
muamalah atau sosial dalam Islam ialah adanya kenyataan apabila urusan ibadah bersamaan
waktunya dengan urusan Muamalah yang penting, maka ibadah boleh diperpendek atau
ditangguhkan, melainkan tetap dikerjakan sebagaimana mestinya. Ketiga, bahwa ibadah yang
mengandung segi kemasyarakatan diberi ganjaran lebih besar dari ibadah yang bersifat
perorangan. Keempat, dalam Islam terdapat ketentuan apabila urusan ibadah dilakukan tidak
sempurna atau batal, karena melanggar pantangan tertentu, maka kifaratnya ialah melakukan
sesuatu yang berhubungan dengan masalah sosial. Kelima dalam Islam terdapat ajaran amal
baik dalam bidang Kemasyarakatan mendapat ganjaran lebih besar dari pada ibadah
Sunnah.yang dimaksud dengan pendekatan di sini adalah cara pandang atau paradigma yang
terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama.
Saat ini banyak definisi resmi mengenai sosiologi. Berikut ini definisi-definisi sosiologi
yang dikemukakan beberapa ahli:
1) Pitirim Sorokin: Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal
balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala
moral)
2) Roucek dan Warren: Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia
dalam kelompok-kelompok.
3) William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf: Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah
terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
4) J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers: Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-
struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
5) Max Weber: Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
6) Allan Jhonson: Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama
dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi
orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem tersebut.
Berbagai definisi sosiologi di atas dapat disimpulkan bahwa Sosiologi adalah ilmu yang
membicarakan apa yang sedang terjadi saat ini, khususnya pola-pola hubungan dalam
masyarakat serta berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris serta
bersifat umum. Kaitannya dengan pendekatan sosiologi. Ada tiga teori yang bisa digunakan
dalam
penelitian, yaitu: teori fungsional, teori interaksional, dan teori konflik. Tapi ada juga yang
menambahkan dua teori lainnya, yaitu teori peranan dan teori kepentingan.
a. Teori Fungsional
Teori fungsional adalah teori yang mengasumsikan masyarakat sebagai organisme ekologi
mengalami pertumbuhan. Semakin besar pertumbuhan terjadi semakin kompleks pula
masalah-masalah yang akan dihadapi, yang pada gilirannya akan membentuk kelompok-
kelompok atau bagian-bagian tertentu yang mempunyai fungsi sendiri.
b. Teori Interaksional
Teori interaksional mengasumsikan, dalam masyarakat pasti ada hubungan antara masyarakat
dengan individu, individu dengan individu lain. Teori ini sering diidentifikasikan sebagai
deskripsi yang interpretatif, yaitu suatu sebab yang menawarkan suatu analisis yang menarik
perhatian besar pada pembekuan sebab yang senyatanya ada.
c. Teori Konflik
Teori konflik adalah teori yang percaya bahwa manusia memilki kepentingan (interest) dan
kekuasaan (power) yang merupakan pusat dari segala hubungan manusia. Menurut pemegang
teori ini nilai dan gagasan-gagasan selalu digunakan untuk melegitimasi kekuasaan.
Dalam kaitannya dengan studi Islam, pendekatan sosiologis ini sangat berguna bagi
pengembangan ajaran Islam berkaitan dengan persoalan masyarakat.

You might also like