Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 18

MANAJEMEN RISIKO

LIKUIDITAS
WHAT IT IS:
Liquidity risk is the risk that a company or bank may be unable to
meet short term financial demands. This usually occurs due to the
inability to convert a security or hard asset to cash without a loss of
capital and/or income in the process.
HOW IT WORKS (EXAMPLE):
Liquidity risk generally arises when a business or individual with
immediate cash needs, holds a valuable asset that it can not trade
or sell at market value due to a lack of buyers, or due to an
inefficient market where it is difficult to bring buyers and sellers
together.

For example, consider a $1,000,000 home with no buyers. The home


obviously has value, but due to market conditions at the time, there
may be no interested buyers. In better economic times when market
conditions improve and demand increases, the house may sell for
well above that price. However, due to the home owner’s need of
cash to meet near term financial demands, the owner may be
unable to wait and have no other choice but to sell the house in an
illiquid market at a significant loss. Hence, the liquidity risk of holding
this asset.
What Is Liquidity Risk?

» Liquidity is the ability to fund increases in


assets and meet obligations whenthey come
due.
» Liquidity risk is the risk to a bank’s earnings
and capital arising from its inabilityto timely
meet obligations when they come due.
» Liquidity Risk Management involves the
processes, controls, and infrastructures
established to mitigate unacceptable
exposure to liquidity risk
Risiko Likuiditas
 Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
dari sumber pendanaan arus kas dan/atau aset likuid
berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu
aktivitas dan kondisi keuangan.
 Ketidakmampuan memperoleh sumber pendanaan arus kas
sehingga menimbulkan risiko likuiditas dapat disebabkan,
antara lain oleh: 1) ketidakmampuan menghasilkan arus kas
yang berasal dari aset produktif maupun yang berasal dari
penjualan aset termasuk aset likuid; dan/atau 2)
ketidakmampuan menghasilkan arus kas yang berasal dari
penghimpunan dana, transaksi antarperusahaan, dan
pinjaman yang diterima.
Risiko Likuiditas

 Risiko likuiditas disebut juga risiko likuiditas pendanaan


(funding liquidity risk). Risiko likuiditas juga dapat
disebabkan oleh ketidakmampuan melikuidasi aset
tanpa terkena diskon yang material karena tidak adanya
pasar aktif atau adanya gangguan pasar (market disruption)
yang parah. Risiko ini disebut sebagai risiko likuiditas pasar
(market liquidity risk).
 Dalam menilai risiko inheren atas risiko likuiditas,
parameter yang digunakan adalah: (i) komposisi dari aset,
kewajiban, dan transaksi rekening administratif; (ii)
konsentrasi dari aset dan kewajiban; (iii) kerentanan pada
kebutuhan pendanaan; dan (iv) akses pada sumber-sumber
pendanaan.
Organisasi Manajemen
Risiko Likuiditas

 Perusahaan wajib memiliki komite pengelolaan


likuiditas yang bertanggung jawab untuk
melakukan pengelolaan likuiditas perusahaan,
antara lain seperti ALCO.
Tujuan Utama Manajemen Risiko
untuk Risiko Likuiditas

 Untuk meminimalkan kemungkinan ketidakmampuan


perusahaan dalam memperoleh sumber pendanaan arus kas.
 Memelihara kecukupan likuiditas sehingga setiap waktu
mampu memenuhi kewajiban yang jatuh tempo.
 Memelihara kecukupan likuiditas untuk mendukung
pertumbuhan aset yang berkelanjutan.
 Menjaga likuiditas pada tingkat yang optimal sehingga biaya
atas pengelolaan likuiditas berada dalam batas yang dapat
ditoleransi.
Identifikasi Risiko Likuiditas

 Dalam rangka melakukan identifikasi risiko likuiditas, perusahaan


harus melakukan analisis terhadap seluruh sumber risiko likuiditas.
Sumber risiko likuiditas meliputi: (1) produk dan aktivitas yang dapat
mempengaruhi sumber dan penggunaan dana, baik pada posisi
aset dan kewajiban maupun rekening administratif; dan (2) risiko-
risiko lain yang dapat meningkatkan risiko likuiditas, misalnya risiko
kredit, risiko pasar, dan risiko operasional.
Analisis dilakukan untuk mengetahui jumlah dan tren kebutuhan
likuiditas serta sumber pendanaan yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
 Perusahaan harus melakukan analisis terhadap eksposur risiko lainnya
yang dapat meningkatkan risiko likuiditas, antara lain risiko pasar,
risiko kredit, risiko operasional, dan risiko hukum. Pada umumnya,
risiko likuiditas seringkali ditimbulkan oleh kelemahan atau
permasalahan yang ditimbulkan oleh risiko lain, sehingga identifikasi
risiko harus mencakup pula kaitan antara risiko likuiditas dengan risiko
lainnya.
Pengukuran Risiko Likuiditas
Alat pengukuran tersebut paling kurang meliputi:
 Rasio likuiditas, yaitu rasio keuangan yang menggambarkan
indikator likuiditas dan/atau mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek;.
 Profil maturitas, yaitu pemetaan posisi aset, kewajiban, dan
rekening administratif ke dalam skala waktu tertentu
berdasarkan sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo.
 Proyeksi arus kas, yaitu proyeksi seluruh arus kas masuk dan
arus kas keluar, termasuk kebutuhan pendanaan untuk
memenuhi komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening
administratif.
 Stress testing, yaitu pengujian terhadap kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas pada
kondisi krisis dengan menggunakan skenario stress secara
spesifik pada perusahaan maupun stress pada pasar.
Pemantauan Risiko Likuiditas
 Pemantauan risiko likuiditas yang dilakukan perusahaan harus
memperhatikan indikator peringatan dini untuk mengetahui potensi
peningkatan risiko likuiditas perusahaan.
 Indikator peringatan dini terdiri atas indikator internal dan indikator
eksternal:
(1) Indikator internal, antara lain meliputi: pendanaan perusahaan
dan strategi pertumbuhan aset, peningkatan konsentrasi baik pada
sisi aset maupun kewajiban perusahaan, peningkatan mismatch
valuta asing, posisi yang mendekati atau melanggar limit internal
maupun limit regulator secara berulang-ulang, dan peningkatan
biaya dana perusahaan.
(2) Indikator eksternal, dapat berasal dari pihak ketiga, analis,
maupun peserta pasar. Umumnya indikator-indikator tersebut
berkaitan dengan kapasitas pembiayaan perusahaan yang
bersangkutan. Contoh indikator yang berasal dari pihak ketiga,
antara lain meliputi: rumor di pasar mengenai permasalahan pada
perusahaan.
Pengendalian Risiko Likuiditas

 Pengendalian risiko likuiditas dilakukan


melalui strategi pendanaan,
pengelolaan posisi likuiditas dan risiko
likuiditas harian, pengelolaan posisi
likuiditas dan risiko likuiditas intragroup,
pengelolaan aset likuid yang berkualitas
tinggi, dan rencana pendanaan
darurat.
Terima kasih

You might also like