Anemia: Linda Rotty
Anemia: Linda Rotty
Anemia: Linda Rotty
Linda Rotty
Subbagian Hematologi-Onkologi Medik,
Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi,
RSU BLU Prof.dr.RD Kandou Manado
Hematopoiesis
Pluripotent stem cells
GM-CSF IL-3
CFU Mix CFU L
GM-CSF IL-1 IL-6 INF IL-1 IL-2
IL-2
Proliferasi dan Maturasi
Eritroblast :
GM-CSF
MGDF
T Immunoblast B Centroblast
IL-6
Basophylic Myelocyte
Polychromatophylic
B Immunoblast
IL-6
Megakaryocyte
IL-6
Orthochromatophylic Metamyelocyte
IL-2
IL-12 IL-4
IL-6
IL-11
Maturasi
Band
Visible Hb
Reticulocyte T cell
Thrombocyte Monocyte Centrocyte
Segmen
Erythrocyte
Lymphoplasmacytoid
B cell
Plasma cell
Erythropoiesis
Time to circulation of red
blood cells from Stem cell in
BM have app.120 days
2.3 million red blood cells
produced every second in
human bone marrow
138 million every minute
18.4 billion between now and
lunch-time!
Main regulator is
erythropoietin (EPO)
Erythropoiesis: Growth Factors
___________SCF____________
___________ IL-11___________
______________ IL-3___________________________
______G-CSF _____ _______ GM-CSF_______
_______IL-6_______ _______IL-4_______
_________EPO_________
_______IL-9_______
Gabrilove (2000)
Hemoglobin
Normal:
Foetal:
Hb F mengandung 2 pasang rantai a dan g (N > 95%), dan
Hb A2 mengandung 2 pasang rantai a dan d (N < 5%)
Dewasa:
Rantai g Hb F (ag ag) diganti b Hb A1(ab ab )
Hb F mengandung 2 pasang rantai a dan g (N < 1 %)
Hb A1 mengandung 2 pasang rantai a dan b (N > 95%)
Hb A2 mengandung 2 pasang rantai a dan d (N < 3.5%)
β
δ
Intracellular site
protein (globins)
Fe Fe Fe
product
B=babies Heme Heme Heme
β
A=adult
δ
HbF HbA2 HbA1
B A
Hemoglobin
Genotype involvements normal globin
Hb F : ag ag
Hb A2 : ad ad
Hb A1 : ab ab
DNA inti mRNA Ribosome Globin
DNA Mitochondria mRNA Ribosome Heme
Cytosol Heme + Globin Hemoglobin
Fungsi globin dalam hemoglobin:
Mengikat oksigen
a a b b
d d
a a
Fe Fe Fe g g
MCV= (Ht/Eritosit)x10 fL
MCH=(Hb/Eritrosit)x10 pg
MCHC=(Hb/Ht)x100 g/dL
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan dasar :
1. Hb
2. Lekosit
3. Trombosit
4. LED
5. Reticulosit
6. Hapusan darah
Pengobatan
Prinsip pengobatan :
I. Pengobatan kausal
2. Pemberian hematinik bila ada
indikasi
3. Pengobatan simptomatik
Pengobatan Kausal
Hentikan perdarahan
Memperbaiki defisiensi dalam
makanan
Mengobati penyakit-penyakit dasar
Hindari bahan kimia toksik atau obat-
obatan
Memperbaiki kelainan anatomi
saluran cerna.
Pemberian Hematinik
Zat besi : diberikan pada anemia
hipokrom mikrositer akibat
defisiensi besi.
Vitamin B12 dan asam folat :
diberikan pada anemia
megalolastik.
Pengobatan Simptomatik
Pada anemia berat diperlukan istirahat
di tempat tidur, terutama bila gejala-
gejala kardiovaskuler menonjol.
Gagal jantung diobati menurut
pengobatan standard meliputi
pemberian digitalis dan diuretik.
Pengobatan Simptomatik
Transfusi darah merupakan tindakan suportif
paling utama dalam pengobatan anemia.
Transfusi darah tidak boleh digunakan
dengan menghapuskan pengobatan kausal.
Pemberian transfusi yang tidak tepat bukan
hanya mengandung bahaya, melainkan juga
memperlambat hasil pengobatan akibat
hilangnya rangsangan anemia terhadap
sumsum tulang.
Anemia mikrositik hipokrom
Diagnostik:
Rerata volume eritrosit (VER) < 80 fL dan
Rerata konsentrasi hemoglobin eritrosit (KHER) < 30 g/dL atau
Rerata konsentrasi hemoglobin (HER) ≤ 27 pg/dL.
Penyebab:
Ineffective metabolisme besi.
Hambatan pasokan, transport,
defisiensi enzim, dsb
Pembentukan hemoglobin abnormal:
hemoglobinopati,
Retikulosit
Hitung Retikulosit
Rasio retikulosit = x 1000 ‰
Hitung Eritrosit
Indeks/koreksi retikulosit (Normal: 5-15 ‰.);
Ht Rasio retikulosit
Pria :
42
x
Wanita : Ht
x Rasio retikulosit
39
Rasio Retikulosit (‰)
Hb Ht Pria Wanita
18 54 4.0 – 11.8 3.6 – 11.0
17 51 4.2 – 12.5 3.9 – 11.7
16 48 4.4 – 13.2 4.1 – 12.4
15 45 4.7 – 14.1 4.4 – 13.1
14 42 5.0 – 15.0 4.7 – 14.0
13 39 5.4 – 16.1 5.0 – 15.0
12 36 5.8 – 17.3 5.4 – 16.2
11 33 6.3 – 18.8 5.8 – 17.5
10 30 6.8 – 20.5 6.4 – 19.1
FLOW CHART ANEMIA MIKROSITIK HIPOKROM
Anemia
MCV<80fl & MCHC<30g/dL or MCH ≤ 27 pg/dL
Normal Abnormal
Normal/Tinggi Defisiensi Fe
Hemolitik ? Thalasemia
Gangguan metabolisme Fe
Mielodisplasia (MDS)
8. Sumsum Tulang :
Pemeriksaan ini jarang diperlukan untuk
diagnosis, kecuali untuk membedakan dengan
penyebab lain anemia hipokrom.
Besi sumsum tulang ditemukan rendah atau
kosong.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
anamnese, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan laboratorium. Setelah
diagnosis ditegakkan, dicari
penyebabnya.
Pengobatan
Obati Penyebab Kekurangan Besi
Pemberian obat mengandung besi
per oral
Pemberian Besi Parenteral
Pengobatan
Indikasi besi parenteral :
Intoleransi terhadap besi oral.
Kekurangan darah kronik.
Gangguan saluran cerna yang akan
menjadi berat dengan besi oral.
ulkus peptikum, kolitis ulserosa,
Gangguan absorbsi besi
Bila pengisian kembali perbekalan besi
dibutuhkan cepat.
Anemia nyata pada akhir kehamilan
atau persiapan bedah
Pengobatan
Terapi pemeliharaan diperlukan bila
1. Kehilangan darah kronik
2. Menstruasi berlebihan : besi
diberikan dosis penuh selama satu
minggu tiap bulan.
Koreksi defisiensi besi serum
Untuk menaikkan Hb sebesar 1 gr/dL dibutuhkan Fe
endogen ± 2,5 mg/kgBB
Kebutuhan initial Fe:
Fe = (D Kadar Fe serum x 0,2 x BB) mg, atau
Fe = (D Hb x 2,5 x BB) mg
Iron Dextran max. 1,5 mg/kgBB/day
Jectofer ® 75 mg/2mL amp.
Cara 75 mg/deep im
Iron Sucrose
Venofer ® 100 mg/amp
Cara infusi 100 mg in 100cc NS 1jam
Angular cheilitis
Angular cheilitis & Glossitis
…Why?
Koilonychia in Iron def.
…Why?
Koilonychia in Iron def.
Anemia tersering pada kehamilan
Hipoplastik
Malabsorpsi Def. Intrinsik Malabsorpsi mieloptisis
Infiltrasi Keganasan
Negatif Positif Hb/
Hipoplasia SSTL hemosiderin
Tes coombs, C3/C4
Cincin sideroblastik ? Anti dsDNA
Hemolisis Hemolisis
Positif Ekstravaskular Intravaskular
AIHA Primer or Secunder
Defect Extra corpuscular
Negatif Mekanik, Toksin, Infeksi
Defect Intra corpuscular
Anemia normositik normokrom
Diagnostik:
MCV 80-100 fL dan
MCH > 27 pg atau MCHC ³ 30 g/dL
Penyebab:
Kegagalan distribusi.
Hambatan produksi,
Kehilangan/Destruksi berlebihan.
Anemia Hemolitik Auto Immun
Primer: Idiopatik
Sekunder:
Terjadi akibat adanya kelainan/ penyakit lain seperti:
Induksi obat atau bahan kimia
Kelainan limfoproliferatif
Kanker
Infeksi (HIV, Mycoplasma pnemoniae, Parvovirus, dll)
Penyakit Autoimmun lain (SLE, APS, dll)
Kriteria Diagnosis AHAI
Direct Coombs test positif (C3b &/ anti IgG pada eritrosit).
Perexclusionam menyingkirkan kemungkinan AHAI
sekunder:
Anamnesis obat-obatan, alkohol, bahan kimia (Occupational
disease), adakah keganasan ?,
Pemeriksaan serologi virus dan bakteria misalnya Dengue, CMF,
EBV, HIV, Rubella,
Pemeriksaan ACA untuk mengetahui adanya Sindroma Anti
Fosfolipid (APS),
Pemeriksaan Rematoserologi, C3 dan C4, ANA, Anti dsDNA
(Penyakit Auto Immun),
Kriteria Diagnosis AHAI (cont…..
PATOGENESIS :
DEFISIENSI ABSOLUT STEM SEL SUMSUM TULANG
HAMBATAN PADA DIFERENSIASI
SUPRESI IMUN
KELAINAN STROMA
KELAINAN GROWTH FACTOR.
KLASIFIKASI :
MENURUT KAUSA : IDIOPATIK DAN SEKUNDER
MENURUT PROGNOSIS : BUKAN BERAT, BERAT DAN
SANGAT BERAT
• ANEMIA APLASTIK BERAT BILA :
NETROFIL < 500/MM
TROMBOSIT < 20.000 /MM
RETIKULOSIT < 1 %
SUMSUM TULANG SELULARITAS <
25 % NORMAL
ETIOLOGI :
FAKTOR GENETIK
OBAT2AN
INFEKSI
IRADIASI
KELAINAN IMUNOLOGIS
GEJALA : SEPERTI ANEMIA PADA
UMUMNYA.
LABORATORIUM :
PANSITOPENIA
JENIS ANEMIA NORMOKROM
NORMOSITER
HITUNG JENIS : LIMFOSITOSIS
RELATIF
SUMSUM TULANG HIPO /
ASELULER
DIAGNOSIS :
PANSITOPENIA DENGAN SUMSUM
TULANG HIPO / APLASIA
MENCARI PENYEBAB
T INDAKAN SUPORTIF
ANTI TIMOSIT GLOBULIN
ANABOLIK
KORTIKOSTEROID
TRANSPLANTASI SUMSUM TULANG
PENYEBAB KEMATIAN :
PERDARAHAN
INFEKSI.
ANEMIA PADA PENYAKIT
KRONIK
PENYEBAB :
1. PENYAKIT PERADANGAN KRONIK
- Infeksi, (abses paru, TBC dll)
- Non infeksi, (AR, SLE, Sarcoidosis,
penyakit Chron, demam rematik,
miokard infark)
2. PENYAKIT KEGANASAN
- Limfoma, Sarkoma, MM, Leukemia.
Patogenesis
1. Berkurangnya besi yang dilepaskan
oleh makrofag ke dalam plasma
( gangguan metabolisme besi ).
2. Masa hidup eritrosit berkurang
3. Respon sutul terganggu yaitu
peningkatan produksi eritrosit sebagai
kompensasi terganggu.
Diagnosis
1. Adanya penyakit2 kronik (berlangsung >
1 bulan)
2. Laboratorium :
a. Anemia normokrom normositer walaupun
dapat ditemukan hipokrom/mikrositik.
Anemia ringan hingga sedanh. Jarang
Hb < 7 gr% ( 7-11 gr%)
b. Retikulosit absolut normal / meningkat
c. SI / TIBC menurun.
d. Serum ferritin normal / meningkat
e. Sutul : besi normal.
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS