The document discusses various types of material handling equipment used in mechanical engineering, focusing on conveying machines. It describes several types of conveyors including belt conveyors, apron conveyors, flight conveyors, screw conveyors, roller conveyors, oscillating conveyors, and pneumatic conveyors. For pneumatic conveyors specifically, it outlines the key factors that determine system capacity and provides details on pressure systems, vacuum systems, and pressure-vacuum combination systems. It also presents nomographs and tables that can be used for the preliminary design of pneumatic conveying systems to estimate parameters like pipe diameter, air velocity, pressure drop, and power requirements.
The document discusses various types of material handling equipment used in mechanical engineering, focusing on conveying machines. It describes several types of conveyors including belt conveyors, apron conveyors, flight conveyors, screw conveyors, roller conveyors, oscillating conveyors, and pneumatic conveyors. For pneumatic conveyors specifically, it outlines the key factors that determine system capacity and provides details on pressure systems, vacuum systems, and pressure-vacuum combination systems. It also presents nomographs and tables that can be used for the preliminary design of pneumatic conveying systems to estimate parameters like pipe diameter, air velocity, pressure drop, and power requirements.
The document discusses various types of material handling equipment used in mechanical engineering, focusing on conveying machines. It describes several types of conveyors including belt conveyors, apron conveyors, flight conveyors, screw conveyors, roller conveyors, oscillating conveyors, and pneumatic conveyors. For pneumatic conveyors specifically, it outlines the key factors that determine system capacity and provides details on pressure systems, vacuum systems, and pressure-vacuum combination systems. It also presents nomographs and tables that can be used for the preliminary design of pneumatic conveying systems to estimate parameters like pipe diameter, air velocity, pressure drop, and power requirements.
The document discusses various types of material handling equipment used in mechanical engineering, focusing on conveying machines. It describes several types of conveyors including belt conveyors, apron conveyors, flight conveyors, screw conveyors, roller conveyors, oscillating conveyors, and pneumatic conveyors. For pneumatic conveyors specifically, it outlines the key factors that determine system capacity and provides details on pressure systems, vacuum systems, and pressure-vacuum combination systems. It also presents nomographs and tables that can be used for the preliminary design of pneumatic conveying systems to estimate parameters like pipe diameter, air velocity, pressure drop, and power requirements.
• One of the most important material-handling techniques in the
chemical industry is the movement of material uspended in a stream of air over horizontal and vertical distances ranging from a few to several hundred feet.
• Materials ranging from fine powders through 6.35-mm
• (d-in) pellets and bulk densities of 16 to more than 3200 kg/m3 (1 to
more than 200 lb/ft3) can be handled.
The capacity of a pneumatic-conveying system depends on
(1) product bulk density (and particle size and shape to some extent), (2)energy content of the conveying air over the entire system, (3) Diameter of conveying line, and
(4) equivalent length of conveying line.
• Kapasitas minimum untuk pneumatik conveyor akan dicapai jika tenaga dari udara carrier itu hanya cukup untuk memindahkan padatannya saja melalui saluran tanpa mengalami kemandegkan. • Untuk mencegah kemandegan aliran bahan padat & udara dalam saluran, dalam praktek yang bagus diperlukan adanya tambahan energi udara sedemikian sehingga tidak mengubah kualitas / karakteristik bahan padat yang diangkut. • Instalasi pneumatik conveyor dapat bersifat permanen ataupun semi permanen . • instalasi semi permanen misalnya pneumatik conveyor yang disambungkan pada alat / kendaraan transpor padat sistem bulk, yang menghendaki proses unloading bahan dari kendaraan ke silo dengan cepat. Types of Systems Secara umum tipe pneumatic conveyor digolongkan menjadi 3 tipe dasar • pressure system pneumatic conveyor, • vacuum system pneumatic conveyor, • combination pressure and vacuum pneumatic conveyor
Pressure systems pneumatic conveyor
• Dalam system ini bahan padat ditumpahkan ke massa aliran udara yang meeiliki tekanan diatas atmosfer dengan rotary air-lock feeder • Kecepatan dari arus udara mempertahan bulk material dalam bentuk suspensi bahan padat dalam udara sampai bahan ini sampai ke alat / unit yang dituju, dimana bahan padat itu dipisahkan dari udara dengan menggunakan penyaring udara ataupun cyclonic . • Pressure systems dipakai untuk free-flowing materials dari ukuran partikel up to 6.35-mm (d-in) pellets, dimana kecepatan alir udara over 151 kg/min (20,000 lb/h) diperlukan dan dimana pressure loss / pressure drop melalui system berkisar 305 mmHg (12 inHg). • Systems ini lebih cocok jika satu sumber aliran padat + udara itu harus dialirkan ke beberapa penerima (receiver tank). • Udara pembawa pada system ini biasanya disupply oleh positive displacement blower. Vacuum systems
• Pada system ini ditandaai oleh bahaan padat bergerak
melalui aliran udara yang tekanannya lebih rendah dari tekanan udara ambient. • Keuntungan dari system ini adalah bahwa semua energy pemompaan digunakan untuk menggerakan bahan padatnya, sedemikan sehingga bahan padat dapat dimasukan ke dalam conveyor line tanpa memerlukan rotary feeder. Bahan padat dipertahankan tersuspensi kedalam udara saampai udara bersama bahan padat itu sampai ke reciver system antara lain cyclone separator ataupun solid filter.Pada siklon ini bahan padat dipisahkan dari • System vakum secara tipikal dipakai jika aliran (udara + bahan padat) tidak lebih dari 6800 kg/jam (15.000 lb/hour) , dan panjang ekuivalent dari conveyor kurang dari 1000 ft (305 m). • System ini dipakai untuk transpor bahaan padat yang digolongkan finely divided materials TABLE 21-12 Approximate Pneumatic-Conveyor Costs*
Conveyor pipe Power
Flow rate, inside diameter, required, Range of investment, $† lb/h (kg/h) in (mm) hp Manual‡ Automatic§
• System ini merupakan kombinasi dari metode terbaik pressure
system dan vacuum system.
• Vacum digunakan untuk menarik material ke dalam conveyor
dan memindahkan material itu dalam jarak transpor yang pendek sampai ke separator (filter / cyclonic separator).
• Udara yang keluar dari solid separator ini dimasukan
(disirkulasikan kembali ) ke bagian suction dari positive displacement blower sehingga terjadi pressurized air (positive pressure - air stream) keluar dari blower.
• Pressurized air ini kemudian dipakai untuk tranpor bahan padat
yang keluar dari rotary feeder pada solid separator bagian bawah ke conveyor line ke unit / alat penerima. Nomographs for Preliminary Design A useful set of nomographs*for determining conveyor-design parameters is given in Fig.21-13.
With these charts, conservative approximations of conveyor
size and power for given product bulk density, conveyor equivalent length, and required capacity can be obtained.
Because pneumatic conveyors and their components are
subject to continual improvements by a fast-changing upplier industry, manufacturers should be invited to submit alternative designs to that resulting from the use of the nomograph.
Some large users of pneumatic conveyors have found it
expedient to write computer programs for calculating system parameters. • Untuk mengawali perhitungan preliminary untuk pnematic conveyor system , pertama adalah menentukan panjang ekuivalent dari dari system yang dirancang. • Panjang ekuivalent ini merupakan penjumlahan jarak vertikal dan jarak horisontal saluran / conveyor line ditambah panjang ekuivalent dari fitting pipa yang dipakai.
• Fitting yang paling umum dipakai dalam pneumatic
conveyor system adalah long – radius 90o belokan pipa (pipe elbow) dan 45o pipe elbow. • Panjang ekuivalent dari long-radius 90°elbow pipe = 25 ft (=7,6 m ) , sedangkan panjang ekuivalen dari 45° elbow pipe = 15 ft (=4,6 m).
• Langkah kedua memilih kecepatan udara awal (trial &
error) menggunakan Table 21-13. • Prosedur berhitung secara iterative dengan mengasumsi diameter pipa yang dipakai untuk kapasitas tranpor dari pneumatic system yang TABLE 21-13 Air Velocities Needed to Convey Solids of Various Bulk Densities*
Bulk density Air velocity Bulk density Air velocity
15 240 3590 1094 75 1200 8000 2438 20 320 4120 1256 80 1280 8250 2515 25 400 4600 1402 85 1360 8500 2591 30 480 5050 1539 90 1440 8700 2652 35 560 5500 1676 95 1520 9000 2743 40 640 5840 1780 100 1600 9200 2804 45 720 6175 1882 105 1680 9450 2880 50 800 6500 1981 110 1760 9700 2957 55 880 6800 2072 115 1840 9900 3118 60 960 7150 2179 120 1920 10500 3200 Dengan mengacu pada Nomograph 1, gambarkan garis lurus antara air- velocity dan skala diameter pipa , sedemikan sehingga jika garis ini diperpanjang akan memotong garis acuan air-volume pada suatu titik dibaca pada skala ? Kembali ke Nomograph 2, posisikan skala air-volume dan kapasitas transpor terhitung tadi , tarik garis lurus melewati dua titik ini dan garis akan memotong garis skala acuan antara air-volume dan system capacity, perpotongan ini akan mendapatkan nilai solid rasio (perbandingan antara padatan dengan udara), jika solid rasio ini melebihi 15 , maka asumsikan lagi diameter pipa yang lebih besar , demikian dst.
Mengacu nomograph 3 the pipe diameter and the air volume
Found in Nomograph 1, buat garis lurus dan garis ini akan memotong garis acuan design factor dibaca skala design factor (P) Dibaca berapa? Dibaca ini berapa? • Garis yang didapat tadi akan memotong garis acuan untuk design factor dan pressure drop per 100 ft panjang saluran. • Angka design factor dan equivalen length dari saluran pipa, kemudian ditarik garis lurus pada Nomograph 4 , maka akan memotong pivot line ditengah hubungkan titik yg didapat pada pivot point ini dengan solids – ratio (dari nomograph 2) akan didapat system presure drop . • Jika system pressure drop ini melebihi 10 lb/in2 terlalu besar. • Maka asumsikan ulang ukuran diameter pipa yanag lebih besar , dan ulangi mulai dari awal lagi sedemikan sterusnya sehingga diperoleh pressure drop < 10 lb/in2. • Setelah diperoleh diameter pipa yang memberikan pressure drop < 10 lb/in2 , maka gunakan nomograph 5 untuk mendapatkan horse power yang diperluakan oleh conveyor system. Oscillating Conveyor Vibrating conveyor & AC motor Vibrating Conveyor Thank You