Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
SlideShare a Scribd company logo
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah karena atas berkah, rahmat, dan hidayahNya
sehingga makalah ini dapat selesai sebagaimana yang kami harapkan. Tugas makalah yang
diberi judul “ Kenakalan Remaja” ini ialah suatu karya tulis yang terbentuk dari hasil
kerja sama kelompok dimana tugas ini merupakan tugas dari aspek penilaian mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
Kemudian dengan selesainya makalah ini, kami menghaturkan rasa terimakasih kepada Guru
Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam mengajarkan langkah-langkah pembuatan
makalah sehingga makalah ini dapat tersusun meski banyak kekurangan didalamnya. Harapan penulis
semogamalakahyangtelahkamisusuninidapatbermanfaatbagipembaca.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan. Kritik serta saran yang membangun dari pembaca penulis harapkan agar
kedepannya makalah ini dapat jauh lebih baik lagi. Terimakasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
 Banyaknya remaja yang melakukan kenakalan remaja yang tidak sewajarnya.
 Ditinjau dari lingkungan sekitar yang mendukung akan anak remaja berbuat
negatif.
 Kenakalan remaja terjadi karena banyaknya pengaruh dari luar yang sedang
marak terjadi.
 Kembali kepada masing-masing individu.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang menyebabkan kenakalan remaja terjadi ?
2. Bagaimana peran orang tua, guru dan lingkungan sehingga anak melakukan
kenakalan remaja ?
3. Bagaimana para remaja bisa berubah menjadi remaja yang nakal ?
4. Dampak apa saja yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja ?
5. Apa tips untuk mencegah dan mengatasi kenakalan remaja?
1.3 TUJUAN
Mengetahui penyebab kenakalan remaja dan gejala-gejala yang dapat
memperlihatkan hal-hal yang mengarah pada kenakalan remaja serta untuk
memahami hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menanggulangi kenakalan remaja.
BAB II
PEMBAHASAN DAN ISI
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma
hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya
sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja
adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui
masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia
berada pada masa transisi. Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian
masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile
court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat.
Kenakalan remaja menjadi hal yang perlu di waspadai dan lebih diperhatikan karena
seiring berkembangnya seorang anak, sudah sewajarnya seorang remaja melakukan
sebuah kenakalan. Selama kenakalan itu masih pada tingkat yang wajar. Oleh karena itu
peran orang tua dalam mendidik seorang anak apalagi remaja sangat diperlukan
penanaman nilai, dan norma yang diberikan sejak dini dapat mempengaruhi sikap,
perbuatan mental seorang anak untuk dapat memilah mana hal yang perlu ditiru, dan
mana hal yang tidak patut ditiru, pada intinya seorang anak dapat melihat mana yang baik
dan mana yang tidak baik. Apabila peran orang tua tidak maksimal sejak anak masih kecil,
pada saat tumbuh menjadi seorang remajapun tidak menutup kemungkinan seorang
remaja berbuat hal yang melanggar aturan. Seperti banyak contoh yang terjadi, seorang
remaja kedapatan sedang merokok, meminum-minuman keras, sampai sex bebas
dilakukan tanpa rasa bersalah. Hal itu karena tidak adanya pengawasan orang tua, atau
kurangnya perhatian dari orang tua.
Banyak faktor-faktor yang membuat remaja memasuki dunia pergaulan yang rusak.
Biasanya hal ini berawal dari mereka berteman dengan teman yang membawa dampak
buruk, karena masa remaja itu masa dimana keadaan psikis remaja bisa mudah
terpengaruh. Ada faktor yang berasal dari keluarga, karena kurangnya perhatian dari
keluarga membuat anak menjadi royal dalam pergaulan. Faktor terpenting yang membuat
remaja mudah terjerumus dipergaulan bebas karena kurangnya agama yang membentengi
pikiran dan jiwa anak. Oleh karena itu, pendidikan dasar agama pada anak sangat
diperlukan dalam kehidupan si anak. Berhasil atau tidak berhasilnya anak, kembali lagi
pada peran keluarga dalam memberikan pendidikan agama dan pada diri anak sendiri.
2.1 PENYEBAB TERJADINYA KENAKALAN REMAJA
Perilaku ‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri
(internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
2.1.1 FaktorInternal :
1.1 Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan
konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran.
Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi
kedia.
2.1 Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang
dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada
perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui
perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan
kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
2.1.2 FaktorEksternal :
1. Keluarga
Perceraian orang tua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga,
atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif
pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu
memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan
terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan
remaja.
2. Pengaruh kawan sepermainan yang kurang baik
3. Komunitas / lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
Beberapa faktorlain yangdapat menyebabkan kenakalan remaja :
Ü reaksi frustasi diri
Ü gangguan berpikir dan intelegensia pada diri remaja
Ü kurangnya kasih sayang orang tua / keluarga
Ü kurangnya pengawasan dari orang tua
Ü dampak negatif dari perkembangan teknologi modern
Ü dasar-dasar agama yang kurang
Ü tidak adanya media penyalur bakat/hobi
Ü masalah yang dipendam
2.2 Peran Orang Tua, Gurudan Lingkungan
Sebenarnya menjaga sikap dan tindak tanduk positif itu tidak hanya tanggung
jawab para guru dan keluarganya, tetapi semua orang, Guru yang selalu
mengusahakan keluarganya menjadi garda terdepan dalam memberikan pendidikan
dengan sebuah contoh, adalah cerminan komitmen dan pendalaman makna dari
seorang guru. Sang guru harus berusaha agarkeluarganya baik dan tidak korupsi agar
ia dapat mengajari kepada murid-muridnya yang merupakan remaja generasi penerus
bangsa memiliki moral dan ahlak baik dan tidak korupsi, berusaha tidak berbohong
agar murid-muridnya sebagai remaja yang baik tidak menjadi pendusta, tidak
terjaebak dalam kenakalan remaja.
Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta memiliki
posisi yang sangat luhur di masyarakat. Semua orang pasti akan membenarkan
pernyataan ini jika mengerti sejauh mana peran dan tanggung jawab seorang guru .
Sejak saya baru berusia 6 tahun hingga dewasa, orang tua saya yang merupakan
seorang guru, selalu memberikan instruksi yang mengingatkan kami para anak-
anaknya adalah anak seorang guru yang harus selalu menjaga tingkah laku agar selalu
baik dan jangan sampai melakukan sebuah kesalahan . Seberat itukah, seharus itukah
kami bertindak Lantas apa hubungan profesi orang tua dengan dengan anak-anaknya,
apakah hanya anak seorang guru yang harus demikian ?
Peran guru tidak hanya sebatas tugas yang harus dilaksanakan di depan kelas
saja, tetapi seluruh hidupnya memang harus di dedikasikan untuk pendidikan. Tidak
hanya menyampaikan teori-teori akademis saja tetapi suri tauladan yang
digambarkan dengan perilaku seorang guru dalam kehidupan sehari-hari.
Terkesannya seorang Guru adalah sosok orang sempurna yang di tuntut tidak
melakukan kesalahan sedikitpun, sedikit saja sang guru salah dalam bertutur kata itu
akan tertanam sangat mendalam dalam sanubari para remaja. Jika sang guru
mempunyai kebiasaan buruk dan itu di ketahui oleh sang murid, tidak ayal jika itu
akan dijadikan referensi bagi para remaja yang lain tentang pembenaran kesalahan
yang sedang ia lakukan, dan ini dapat menjadi satu penyebab, alasan mengapa terjadi
kenakalan remaja.
Sepertinya filosofi sang guru ini layak untuk di jadikan filosofi hidup, karena
hampir setiap orang akan menjadi seorang ayah dan ibu yang notabenenya
merupakan guru yang terdekat bagi anak-anak penerus bangsa ini. Akan sulit bagi
seorang ayah untuk melarang anak remajanya untuk tidak merokok jika seorang
ayahnya adalah perokok. Akan sulit bagi seorang ibu untuk mengajari anak-anak
remaja untuk selalu jujur, jika dirumah sang ibu selalu berdusta kepada ayah dan
lingkungannya, atau sebaliknya. jadi bagaimana mungkin orang tua melarang remaja
untuk tidak nakal sementara mereka sendiri nakal?
Suatu siang saya agak miris melihat seorang remaja SMP sedang asik mengisap
sebatang rokok bersama adik kelasnya yang masih di SD, itu terlihat dari seragam
yang dikenakan dan usianya memang terbilang masih remaja. Siapa yang harus
disalahkan dalam kasus ini. Apakah sianak remaja tersebut, sepertinya tidak adil
kalau kita hanya menyalahkan si anak remaja itu saja, anak itu terlahir bagaikan
selembar kertas yang masih putih, mau jadi seperti apa kelak di hari tuanya
tergantung dengan tinta dan menulis apa pada selembar kertas putih itu . Orang
pertama yang patut disalahkan mungkin adalah guru, baik guru yang ada di rumah (
orang tua ), di sekolah ( guru), atau pun lingkungannya hingga secara tanpa disadari
mencetak para remaja tersebut untuk melakukan perbuatan yang dapat digolongkan
ke dalam kenakalan remaja.
Peran orang tua yang bertanggung jawab terhadap keselamatan para remaja
tentunya tidak membiarkan anaknya terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat
menenggelamkan si anak remaja kedalam kenakalan remaja, kontrol yang baik
dengan selalu memberikan pendidikan moral dan agama yang baik diharapkan akan
dapat membimbing si anak remaja ke jalan yang benar, bagaimana orang tua dapat
mendidik anaknya menjadi remaja yang sholeh sedangkan orang tuanya jarang
menjalankan sesuatu yang mencerminkan kesholehan, ke masjid misalnya. Jadi jangan
heran apabila terjadi kenakalan remaja, karena sang remaja mencontoh pola
kenakalan para orang tua
Tidak mudah memang untuk menjadi seorang guru. Menjadi guru diharapkan
tidak hanya didasari oleh gaji guru yang akan dinaikkan, bukan merupakan pilihan
terakhir setelah tidak dapat berprofesi di bidang yang lain, tidak juga karena peluang.
Selayaknya cita-cita untuk menjadi guru didasari oleh sebuah idealisme yang luhur,
untuk menciptakan para remaja sebagai generasi penerus yang berkualitas.
Sebaiknya Guru tidak hanya dipandang sebagai profesi saja, tetapi adalah
bagian hidup dan idialisme seorang guru memang harus dijunjung setinggi-tingginya.
Idealisme itu seharusnya tidak tergantikan oleh apapun termasuk uang. Namun guru
adalah manusia, sekuat-kuatnya manusia bertahan dia tetaplah manusia, jika terpaan
cobaan itu terlalu kuat manusia juga dapat melakukan kesalahan.
Akhir akhir ini ada berita di media masa yang sangat meruntuhkan citra sang
guru adalah berita tentang pencabulan Oknum guru terhadap anak didiknya. Kalau
pepatah mengatakan guru kencing bediri murid kencing berlari itu benar, berarti satu
orang guru melakukan itu berapa orang murid yang lebih parah dari itu, hingga
akhirnya menciptakan pola kenakalan remaja yang sangat tidak ingin kita harapkan.
Gejala-gejala ini telah menunjukan kebenarannya. Kita ambil saja kasus siswa
remaja mesum yang dilakukan oleh para remaja belia seperti misalnya kasus-kasus di
remaja mesum di taman sari Pangkalpinang ibukota provinsi Bangka Belitung, lokasi
remaja pacaran di bukit dealova pangkalpinang, dan remaja Ayam kampus yang mulai
marak di tambah lagi foto-foto syur remaja SMP jebus, ini menunjukkan bahwa
pepatah itu menujukkan kebenarannya.
Kerja team yang terdiri dari orang tua (sebagai guru dirumah), Guru di
sekolah, dan Lingkungan (sebagai Guru saat anak-anak, para remaja bermain dan
belajar) harus di bentuk. diawali dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan
guru di sekolah, pertemuan yang intensif antara keduanya akan saling memberikan
informasi yang sangat mendukung bagi pendidikan para remaja. Peran Lingkungan
pun harus lebih peduli, dengan menganggap para remaja yang ada di lingkungannya
adalah tanggung jawab bersama, tentunya lingkungan pun akan dapat memberikan
informasi yang benar kepada orang tua tentang tindak tanduk si remaja tersebut dan
kemudian dapat digunakan untuk mengevaluasi perkembangannya agar tidak
terjebak dalam kenakalan remaja.
Terlihat betapa peran orang tua sangat memegang peranan penting dalam
membentuk pola perilaku para remaja, setelah semua informasi tentang pertumbuhan
anaknya di dapat, orang tuapun harus pandai mengelola informasi itu dengan benar.
Terlepas dari baik buruknya seorang guru nampaknya filosofi seorang guru
dapat dijadikan pegangan bagi kita semua terutama bagi para orang tua untuk
menangkal kenakalan remaja, Sang guru bagi para remaja adalah Orang tua, guru
sekolah dan lingkungan tempat ia di besarkan. Seandainya sang guru dapat memberi
teladan yang baik mudah-mudahan generasi remaja kita akan ada di jalan yang benar
dan selamat dari budaya "kenakalan remaja" yang merusak kehidupan dan masa
depan para remaja.
2.3 Contoh/ Jenis-jenis Kenakalanremaja:
- membolos sekolah
- kebut-kebutan di jalanan
- Penyalahgunaan narkotika
- perilaku seksual pranikah
- perkelahian antar pelajar
- dan lain-lain
2.4 Tips untuk mencegah dan mengatasi kenakalanremaja
ö Orang tua harus selalu memberikan dan menunjukkan perhatian dan kasih
sayangnya kepada anaknya. Jadilah tempat curhat yang nyaman sehingga masalah
anak-anaknya segera dapat terselesaikan.
ö Perlunya ditanamkan dasar agama yang kuat pada anak-anak sejak dini.
ö Pengawasan orang tua yang intensif terhadap anak. Termasuk di sini media
komunikasi seperti televisi, radio, akses internet, handphone, dll.
ö Perlunya materi pelajaran bimbingan konseling di sekolah. Sebagai orang tua
sebisa mungkin dukunglah hobi/bakat anak-anaknya yang bernilai positif. Jika ada
dana, jangan ragu-ragu untuk memfasilitasi hobi mereka, agar anak remaja kita
dapat terhindar dari kegiatan-kegiatan negatif.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1) Pada dasarnya kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang
menyimpangd a r i n o r m a - n o r m a h u k u m p i d a n a y a n g
d i l a k u k a n o l e h r e m a j a . P e r i l a k u tersebut akan merugikan dirinya
sendiri dan orang-orang disekitarnya.
2) Kenakalan remaja pada zaman sekarang ini disebabkan oleh beberapa
factor.Perilaku nakal remaja disebabkan o leh facto r remaja itu
sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
3) Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang -orang
dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang
berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
4) Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya merupakan hal-hal
yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja.
5) Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temannya anak tersebut
menyendiri. Anak yang demikian akan dapat menyebabkan kegoncangan
emosi.
3.2 Saran
1) Perlu adanya tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi
tindakanremaja di Indonesia agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja.
2) Perlunya penanaman nilai moral, pendidikan dan nilai religious pada
diriseorang remaja
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/54228613/MAKALAH-KENAKALAN-REMAJA
http://www.anneahira.com/narkoba/index.htm
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=12915
http://bhaktisantoso.blogspot.com/2011/04/contoh-jenis-jenis-kenakalan-remaja.html
http://kimcilkimcil.blogspot.com/2011/03/kenakalan-remaja-peran-orang-tua-guru.html

More Related Content

Makalah Kenakalan Remaja

  • 1. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah karena atas berkah, rahmat, dan hidayahNya sehingga makalah ini dapat selesai sebagaimana yang kami harapkan. Tugas makalah yang diberi judul “ Kenakalan Remaja” ini ialah suatu karya tulis yang terbentuk dari hasil kerja sama kelompok dimana tugas ini merupakan tugas dari aspek penilaian mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kemudian dengan selesainya makalah ini, kami menghaturkan rasa terimakasih kepada Guru Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam mengajarkan langkah-langkah pembuatan makalah sehingga makalah ini dapat tersusun meski banyak kekurangan didalamnya. Harapan penulis semogamalakahyangtelahkamisusuninidapatbermanfaatbagipembaca. Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Kritik serta saran yang membangun dari pembaca penulis harapkan agar kedepannya makalah ini dapat jauh lebih baik lagi. Terimakasih. Penulis
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG  Banyaknya remaja yang melakukan kenakalan remaja yang tidak sewajarnya.  Ditinjau dari lingkungan sekitar yang mendukung akan anak remaja berbuat negatif.  Kenakalan remaja terjadi karena banyaknya pengaruh dari luar yang sedang marak terjadi.  Kembali kepada masing-masing individu. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang menyebabkan kenakalan remaja terjadi ? 2. Bagaimana peran orang tua, guru dan lingkungan sehingga anak melakukan kenakalan remaja ? 3. Bagaimana para remaja bisa berubah menjadi remaja yang nakal ? 4. Dampak apa saja yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja ? 5. Apa tips untuk mencegah dan mengatasi kenakalan remaja? 1.3 TUJUAN Mengetahui penyebab kenakalan remaja dan gejala-gejala yang dapat memperlihatkan hal-hal yang mengarah pada kenakalan remaja serta untuk memahami hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menanggulangi kenakalan remaja.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN DAN ISI Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi. Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat. Kenakalan remaja menjadi hal yang perlu di waspadai dan lebih diperhatikan karena seiring berkembangnya seorang anak, sudah sewajarnya seorang remaja melakukan sebuah kenakalan. Selama kenakalan itu masih pada tingkat yang wajar. Oleh karena itu peran orang tua dalam mendidik seorang anak apalagi remaja sangat diperlukan penanaman nilai, dan norma yang diberikan sejak dini dapat mempengaruhi sikap, perbuatan mental seorang anak untuk dapat memilah mana hal yang perlu ditiru, dan mana hal yang tidak patut ditiru, pada intinya seorang anak dapat melihat mana yang baik dan mana yang tidak baik. Apabila peran orang tua tidak maksimal sejak anak masih kecil, pada saat tumbuh menjadi seorang remajapun tidak menutup kemungkinan seorang remaja berbuat hal yang melanggar aturan. Seperti banyak contoh yang terjadi, seorang remaja kedapatan sedang merokok, meminum-minuman keras, sampai sex bebas dilakukan tanpa rasa bersalah. Hal itu karena tidak adanya pengawasan orang tua, atau kurangnya perhatian dari orang tua. Banyak faktor-faktor yang membuat remaja memasuki dunia pergaulan yang rusak. Biasanya hal ini berawal dari mereka berteman dengan teman yang membawa dampak buruk, karena masa remaja itu masa dimana keadaan psikis remaja bisa mudah terpengaruh. Ada faktor yang berasal dari keluarga, karena kurangnya perhatian dari keluarga membuat anak menjadi royal dalam pergaulan. Faktor terpenting yang membuat remaja mudah terjerumus dipergaulan bebas karena kurangnya agama yang membentengi pikiran dan jiwa anak. Oleh karena itu, pendidikan dasar agama pada anak sangat diperlukan dalam kehidupan si anak. Berhasil atau tidak berhasilnya anak, kembali lagi pada peran keluarga dalam memberikan pendidikan agama dan pada diri anak sendiri. 2.1 PENYEBAB TERJADINYA KENAKALAN REMAJA Perilaku ‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
  • 4. 2.1.1 FaktorInternal : 1.1 Krisis identitas Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedia. 2.1 Kontrol diri yang lemah Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya. 2.1.2 FaktorEksternal : 1. Keluarga Perceraian orang tua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja. 2. Pengaruh kawan sepermainan yang kurang baik 3. Komunitas / lingkungan tempat tinggal yang kurang baik. Beberapa faktorlain yangdapat menyebabkan kenakalan remaja : Ü reaksi frustasi diri Ü gangguan berpikir dan intelegensia pada diri remaja Ü kurangnya kasih sayang orang tua / keluarga Ü kurangnya pengawasan dari orang tua Ü dampak negatif dari perkembangan teknologi modern Ü dasar-dasar agama yang kurang Ü tidak adanya media penyalur bakat/hobi Ü masalah yang dipendam 2.2 Peran Orang Tua, Gurudan Lingkungan Sebenarnya menjaga sikap dan tindak tanduk positif itu tidak hanya tanggung jawab para guru dan keluarganya, tetapi semua orang, Guru yang selalu mengusahakan keluarganya menjadi garda terdepan dalam memberikan pendidikan dengan sebuah contoh, adalah cerminan komitmen dan pendalaman makna dari
  • 5. seorang guru. Sang guru harus berusaha agarkeluarganya baik dan tidak korupsi agar ia dapat mengajari kepada murid-muridnya yang merupakan remaja generasi penerus bangsa memiliki moral dan ahlak baik dan tidak korupsi, berusaha tidak berbohong agar murid-muridnya sebagai remaja yang baik tidak menjadi pendusta, tidak terjaebak dalam kenakalan remaja. Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta memiliki posisi yang sangat luhur di masyarakat. Semua orang pasti akan membenarkan pernyataan ini jika mengerti sejauh mana peran dan tanggung jawab seorang guru . Sejak saya baru berusia 6 tahun hingga dewasa, orang tua saya yang merupakan seorang guru, selalu memberikan instruksi yang mengingatkan kami para anak- anaknya adalah anak seorang guru yang harus selalu menjaga tingkah laku agar selalu baik dan jangan sampai melakukan sebuah kesalahan . Seberat itukah, seharus itukah kami bertindak Lantas apa hubungan profesi orang tua dengan dengan anak-anaknya, apakah hanya anak seorang guru yang harus demikian ? Peran guru tidak hanya sebatas tugas yang harus dilaksanakan di depan kelas saja, tetapi seluruh hidupnya memang harus di dedikasikan untuk pendidikan. Tidak hanya menyampaikan teori-teori akademis saja tetapi suri tauladan yang digambarkan dengan perilaku seorang guru dalam kehidupan sehari-hari. Terkesannya seorang Guru adalah sosok orang sempurna yang di tuntut tidak melakukan kesalahan sedikitpun, sedikit saja sang guru salah dalam bertutur kata itu akan tertanam sangat mendalam dalam sanubari para remaja. Jika sang guru mempunyai kebiasaan buruk dan itu di ketahui oleh sang murid, tidak ayal jika itu akan dijadikan referensi bagi para remaja yang lain tentang pembenaran kesalahan yang sedang ia lakukan, dan ini dapat menjadi satu penyebab, alasan mengapa terjadi kenakalan remaja. Sepertinya filosofi sang guru ini layak untuk di jadikan filosofi hidup, karena hampir setiap orang akan menjadi seorang ayah dan ibu yang notabenenya merupakan guru yang terdekat bagi anak-anak penerus bangsa ini. Akan sulit bagi seorang ayah untuk melarang anak remajanya untuk tidak merokok jika seorang ayahnya adalah perokok. Akan sulit bagi seorang ibu untuk mengajari anak-anak remaja untuk selalu jujur, jika dirumah sang ibu selalu berdusta kepada ayah dan lingkungannya, atau sebaliknya. jadi bagaimana mungkin orang tua melarang remaja untuk tidak nakal sementara mereka sendiri nakal? Suatu siang saya agak miris melihat seorang remaja SMP sedang asik mengisap sebatang rokok bersama adik kelasnya yang masih di SD, itu terlihat dari seragam yang dikenakan dan usianya memang terbilang masih remaja. Siapa yang harus disalahkan dalam kasus ini. Apakah sianak remaja tersebut, sepertinya tidak adil
  • 6. kalau kita hanya menyalahkan si anak remaja itu saja, anak itu terlahir bagaikan selembar kertas yang masih putih, mau jadi seperti apa kelak di hari tuanya tergantung dengan tinta dan menulis apa pada selembar kertas putih itu . Orang pertama yang patut disalahkan mungkin adalah guru, baik guru yang ada di rumah ( orang tua ), di sekolah ( guru), atau pun lingkungannya hingga secara tanpa disadari mencetak para remaja tersebut untuk melakukan perbuatan yang dapat digolongkan ke dalam kenakalan remaja. Peran orang tua yang bertanggung jawab terhadap keselamatan para remaja tentunya tidak membiarkan anaknya terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat menenggelamkan si anak remaja kedalam kenakalan remaja, kontrol yang baik dengan selalu memberikan pendidikan moral dan agama yang baik diharapkan akan dapat membimbing si anak remaja ke jalan yang benar, bagaimana orang tua dapat mendidik anaknya menjadi remaja yang sholeh sedangkan orang tuanya jarang menjalankan sesuatu yang mencerminkan kesholehan, ke masjid misalnya. Jadi jangan heran apabila terjadi kenakalan remaja, karena sang remaja mencontoh pola kenakalan para orang tua Tidak mudah memang untuk menjadi seorang guru. Menjadi guru diharapkan tidak hanya didasari oleh gaji guru yang akan dinaikkan, bukan merupakan pilihan terakhir setelah tidak dapat berprofesi di bidang yang lain, tidak juga karena peluang. Selayaknya cita-cita untuk menjadi guru didasari oleh sebuah idealisme yang luhur, untuk menciptakan para remaja sebagai generasi penerus yang berkualitas. Sebaiknya Guru tidak hanya dipandang sebagai profesi saja, tetapi adalah bagian hidup dan idialisme seorang guru memang harus dijunjung setinggi-tingginya. Idealisme itu seharusnya tidak tergantikan oleh apapun termasuk uang. Namun guru adalah manusia, sekuat-kuatnya manusia bertahan dia tetaplah manusia, jika terpaan cobaan itu terlalu kuat manusia juga dapat melakukan kesalahan. Akhir akhir ini ada berita di media masa yang sangat meruntuhkan citra sang guru adalah berita tentang pencabulan Oknum guru terhadap anak didiknya. Kalau pepatah mengatakan guru kencing bediri murid kencing berlari itu benar, berarti satu orang guru melakukan itu berapa orang murid yang lebih parah dari itu, hingga akhirnya menciptakan pola kenakalan remaja yang sangat tidak ingin kita harapkan. Gejala-gejala ini telah menunjukan kebenarannya. Kita ambil saja kasus siswa remaja mesum yang dilakukan oleh para remaja belia seperti misalnya kasus-kasus di remaja mesum di taman sari Pangkalpinang ibukota provinsi Bangka Belitung, lokasi remaja pacaran di bukit dealova pangkalpinang, dan remaja Ayam kampus yang mulai marak di tambah lagi foto-foto syur remaja SMP jebus, ini menunjukkan bahwa pepatah itu menujukkan kebenarannya.
  • 7. Kerja team yang terdiri dari orang tua (sebagai guru dirumah), Guru di sekolah, dan Lingkungan (sebagai Guru saat anak-anak, para remaja bermain dan belajar) harus di bentuk. diawali dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan guru di sekolah, pertemuan yang intensif antara keduanya akan saling memberikan informasi yang sangat mendukung bagi pendidikan para remaja. Peran Lingkungan pun harus lebih peduli, dengan menganggap para remaja yang ada di lingkungannya adalah tanggung jawab bersama, tentunya lingkungan pun akan dapat memberikan informasi yang benar kepada orang tua tentang tindak tanduk si remaja tersebut dan kemudian dapat digunakan untuk mengevaluasi perkembangannya agar tidak terjebak dalam kenakalan remaja. Terlihat betapa peran orang tua sangat memegang peranan penting dalam membentuk pola perilaku para remaja, setelah semua informasi tentang pertumbuhan anaknya di dapat, orang tuapun harus pandai mengelola informasi itu dengan benar. Terlepas dari baik buruknya seorang guru nampaknya filosofi seorang guru dapat dijadikan pegangan bagi kita semua terutama bagi para orang tua untuk menangkal kenakalan remaja, Sang guru bagi para remaja adalah Orang tua, guru sekolah dan lingkungan tempat ia di besarkan. Seandainya sang guru dapat memberi teladan yang baik mudah-mudahan generasi remaja kita akan ada di jalan yang benar dan selamat dari budaya "kenakalan remaja" yang merusak kehidupan dan masa depan para remaja. 2.3 Contoh/ Jenis-jenis Kenakalanremaja: - membolos sekolah - kebut-kebutan di jalanan - Penyalahgunaan narkotika - perilaku seksual pranikah - perkelahian antar pelajar - dan lain-lain 2.4 Tips untuk mencegah dan mengatasi kenakalanremaja ö Orang tua harus selalu memberikan dan menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya kepada anaknya. Jadilah tempat curhat yang nyaman sehingga masalah anak-anaknya segera dapat terselesaikan. ö Perlunya ditanamkan dasar agama yang kuat pada anak-anak sejak dini. ö Pengawasan orang tua yang intensif terhadap anak. Termasuk di sini media komunikasi seperti televisi, radio, akses internet, handphone, dll. ö Perlunya materi pelajaran bimbingan konseling di sekolah. Sebagai orang tua sebisa mungkin dukunglah hobi/bakat anak-anaknya yang bernilai positif. Jika ada
  • 8. dana, jangan ragu-ragu untuk memfasilitasi hobi mereka, agar anak remaja kita dapat terhindar dari kegiatan-kegiatan negatif. BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan 1) Pada dasarnya kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpangd a r i n o r m a - n o r m a h u k u m p i d a n a y a n g d i l a k u k a n o l e h r e m a j a . P e r i l a k u tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang disekitarnya. 2) Kenakalan remaja pada zaman sekarang ini disebabkan oleh beberapa factor.Perilaku nakal remaja disebabkan o leh facto r remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). 3) Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang -orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini. 4) Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya merupakan hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja. 5) Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temannya anak tersebut menyendiri. Anak yang demikian akan dapat menyebabkan kegoncangan emosi. 3.2 Saran 1) Perlu adanya tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakanremaja di Indonesia agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja. 2) Perlunya penanaman nilai moral, pendidikan dan nilai religious pada diriseorang remaja