Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
SlideShare a Scribd company logo
UNTUK MATA KULIAH
SEMINAR ACUAN KONSENTRASI
SEMESTER GANJIL 2013
KUTIPAN
 Makalah atau tulisan ilmiah bukan merupakan

kumpulan tulisan yang berupa penggabungan
dari beberap buku atau kumpulan kutipankutipan karya orang lain.
 Namun, penulis perlu membuat kutipan untuk
menguatkan, membandingkan, mengklarifikasi
atau mengoreksi pendapat penulis dengan
pendapat para ahli atau orang lain.
 Kutipan perlu memperhatikan hal-hal sbb:
 Pengutipan harus dilakukan dengan hemat dan

sesingkatnya.
 Perlu diperhatikan aspek validitas dan
akurasi, sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
 Menghindari sangat plagiatisme,yaitu memakai
atau meminjam pikiran, karya dan ucapan orang
lain dengan tidak memberitahukan secara jujur
kepada pembaca. Plagiatisme adalah kejahatan
terbesar dalam karya ilmiah.
 Harap diperhatikan utk tidak terlalu banyak
mengutip, sebab bisa mengganggu kelancaran
bahasa.
Jenis Kutipan
1. Kutipan Langsung (direct quatation) ialah

kutipan yang sama dengan bahasa aslinya.
Memiliki 2 macam, yakni:
a. Kutipan Langsung Pendek (sort direct
quatation) ialah kutipan sesuai bahasa
aslinya, tidak melebihi 4 baris. Diketik
menyatu dengan teks, dengan memberi
tanda petik pada kalimat atau teks yang
dikutip. Diakhiri dengan memberi tanda
superskrip footnote (ctrl+alt+F)
Contoh:
…. Soekarno berujar “Ia menurut
August Babel adalah budak yang
pertama. Babel berkata: „perempuan
adalah budak, sebelum ada budak.‟¹
Demikian….
 Kutipan Langsung Panjang (long direct

quatation) adalah kutipan sesuai bahasa asli
melebihi 4 baris. Diketik terpisah dari
teks, dalam pada alenia, satu
spasi, indensi, tanpa tanda petik, superskrip
footnote diberikan pada kalimat terakhir
sebelum kutipan langsung panjang.
Contoh:
Seokarno mengatakan:
…bahwa soal wanita hanyalah dapat diperoleh
pemecahannya yang sempurna dalam Dunia
Baru yang berkesejahteraan sosial, maka
sayalah uang [yang] paling bersyukur, sayalah
yang paling berbahagia. Memang untuk
memberi keyakinan yang demikian itulah salah
satu maksud tangan saya menggoyangkan
pena!... ²
2. Kutipan Tidak Langsung (Paraphrase

atau indiect quatation) adalah kutipan
pokok-pokok pikiran, ringkasan atau
dalam bahasa sendiri.
a. Paraphrase pendek: pokok pikiran yang
tidak lebih dari 4 baris (kurang dari 1
alenia), tanpa tanda petik, dijalin dalam
kalimat atau alenia. Diakhir
dicantumkan superskrip footnote.
Contoh:
…namun dalam perkembangannya,
gerakan perempuan Cile seringkali
terpaksa
terhisap
ke
dalam
kepentingan partai lalu dimanfaatkan
demi keuntungan partai semata-mata.³
b. Paraphrase panjang: pokok pikiran melebihi

dari 4 baris (dalam beberapa alenia), tanpa
tanda petik, dijalin dalam kalimat atau alenia.
Diakhir dicantumkan superskrip footnote
pada tiap paraphrase atau alenianya.
 Atau bisa juga dicantumkan dalam footnote
(1 spasi, sesuai huruf di footnote, dengan
memberi tanda petik)
Contoh:
³ Maier mengatakan ”Apabila upah
dapat diberikan menurut prestasi kerja atau
banyaknya produksi, maka para karyawan
akan didorong untuk berprestasi atau
menyerahkan hasil-hasil produksi sebanyakbanyaknya”. Norman R.F. Maier, Psychology
in Industry: A Psychological Approach to
Industrial Problems (London: George G.
Harahap & Co. Ltd), 389-390
3. Mengutip Ucapan yaitu memakai pikiran atau

pendapat seseorang yang pernah diucapkan
pidato, diskusi, wawancara langsung atau TV
(diakhiri dengan nama, jabatannya, tempat
penyataan itu diucapkan, serta tanggal, bulan dan
tahun kejadian
 Hal yang sangat penting untuk
diperhatikan, sebelum mengetik kutipan ini perlu
untuk melakukan konfirmasi atau menyatakan
ulang kebenaran pernyataan tersebut kepada
yang bersangkutan dan meminta ijin untuk
mengutip pernyataan tersebut dalam tulisan.
Membuat Catatan Kaki
(Footnote)
 Pada umumnya catatan kaki diartikan catatan

yang dibuat pada bagian bawah halaman.
Catatan kaki tidak hanya dimaksudkan untuk
memberi keterangan literatur atau sumber
kutipan asli.
 Ia juga berisi keterangan penjelasan pernyataan
dalam teks, yang berisi informasi bandingan,
keterangan yang sama disumber lain atau
informasi tambahan dari penulis.
 Nama Penulis dicantumkan tanpa gelar akademik atau
gelar keagamaan, kecuali gelar ordo (Katolik). Bukan
penulis asli dibelakang nama diberi keterangan editor

ditulis (ed.) atau (eds.) atau penyadur (penyad.) atau
penerjemah (terj.), ditulis setelah nama dan judul asli.
 Penulis yang tidak lebih dari tiga orang nama orang
pertama ditambahkan keterangan et.al tanpa
kurung, yang artinya dan kawan-kawan (dkk.).
 Jika ada buku yang tidak disertai nama pengarang –
sangat jarang- dapat dituliskan langsung judul
bukunya saja.
Contoh:
² Peter Salim dan Yenny
Salim, Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer, Edisi I, (Jakarta:
Modern English Press), 359
Menyingkat Catatan Kaki
 Jika sumber yang sama telah dikutip

sebelumnya untuk kedua kalinya; tiga istilah,
yaitu
 Ibid. (ibidium) yang artinya „sama dengan atas‟
 Op.Cit (Opere Citato) yang artinya „dalam
karya yang telah dikutip‟
 Loc.Cit (Loco Citato) yang artinya „tempat
yang telah dikutip‟.
 Ibid. untuk kutipan kedua yang diambil dari

buku yang sama dengan di atasnya, tapi
halaman berbeda.
 Op.Cit, bila buku itu sudah disebutkan
sebelumnya dan sudah diselingi dengan satu
buku atau sumber lain (Nama pengarang
ditulis, Op.Cit, halaman yang dikutip).
 Loc.Cit digunakan untuk buku yang sama
tetapi diselingi dengan tiga buku atau lebih
sebelumnya, dengan mencantumkan nama
pengarangnya.
Contoh:
Ibid, 21
Soejono Soekamto, Op.Cit., 22,
Kuntjoroningrat, Loc.Cit, 40
Sumber-sumber Footnote
 Buku-buku dari beberapa jilid
 Nama pengarang, Judul karangan, dilanjutkan

dengan menuliskan edisi dan nomor, data
penerbit, dan informasi halam yang dikutip.
 Artikel dari Kumpulan Tulisan
 Nama pengarang atau editor, judul karangan
atau artikel, diberi anda petik-, kemudian judul
buku atau ensiklopedi,, jilid atau edisi
buku, data publikasi dan nomor halaman yang
dikutip.
 Disertasi, tesisi, makalah atau paper
 Nama pengarang, judul karangan, informasi

tujuan dan tempat karangan diajukan (dalam
tanda kurung), berisi nama kota dan tahun,
nomor halaman kutipan.
 Artikel dari majalah, jurnal dan Surat Kabar
 Nama pengarang, judul artikel atau karangan
diberi tanda petik, nama majalah atau surat
kabar, data publikasi (kota, bulan dan tahun)
dan nomor halaman yang kutip.
 Catatan Wawancara
 Nama orang yang diwawancarai, posisi atau

jabatannya, keterangan waktu wawancara
dengan menuliskan tanggal, bulan, tahun,
media wawancara dan tempat melakukan
wawancara.
Secara Selektif!!!!!
 Data dari Internet
 Nama penulis, tanggal dipublikasikan, judul

artikel atau karangan, tanggal
diunduh, hari, bulan dan tahun, diakhiri
dengan alamat websitenya.
 Contoh: Bernstein, M. (2002), A List Apart:
For People Who Make Websites, 149.
Retrieved May 2, 2006, from
http://www.alistapart.com/articles/writeliving
DAFTAR PUSTAKA tunggal
 Kepustakaan ditulis dengan jarak satu spasi






dengan hanging.
Jarak masing-masing kepustakaan dua spasi tunggal.
Urutan kepustakaan berdasarkan abjad nama keluarga atau
nama belakang pengarang.
Nomor halaman yang dikutip tidak perlu dicantumkan.
Data-data yang ditampilkan dalam daftar pustaka sama
dengan data dalam catatan kaki.
Daftar pustaka dari buku, artikel, data wawancara atau
internet dipisahkan.
Contoh Daftar Pustaka:
Buku-buku:
Departemen P dan K (1997). Sistem Pendidikan
Tinggu di Indonesia. Jakarta: Departemen P
dan K.
Buku Petunjuk Penulisan . (t.th). Usul Penelitian
dan Skripsi, Fakultas Ekonomi. FISIP
Universitas Palangka Raya.t.p.
Hardjana, A.M. (1994). Kiat Sukses Studi di
Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Kanisius.
Artikel dari Buku dan Koran
Amal, Siti Hadayati. (1995), ”Beberapa Pespektif
Feminis dalam Menganalisis”, dalam T.O. Ihromi,
Kajian Wanita dalam Pembangunan. Jakarta:
Yayasan Obor.
Marzali, Ameri, “Dapatkah Sistem Matrilineal Bertahan
Hidup di Kota Metropolitan”, dalam Jurnal
Antropologi Indonesia, Th.XXIV, No.16, Jurnal
Januari-April 2000. Jakarta: Yayasan Obor dan
Fakultas Ilmu SOSPOL UI.
Suryakusuma, I. Julia, “Perdebatan tentang Undangundang Perkawinan” dalam Harian KOMPAS
edisi 26 November 2000.
SELESAI

More Related Content

5. teknik tulisan

  • 1. UNTUK MATA KULIAH SEMINAR ACUAN KONSENTRASI SEMESTER GANJIL 2013
  • 2. KUTIPAN  Makalah atau tulisan ilmiah bukan merupakan kumpulan tulisan yang berupa penggabungan dari beberap buku atau kumpulan kutipankutipan karya orang lain.  Namun, penulis perlu membuat kutipan untuk menguatkan, membandingkan, mengklarifikasi atau mengoreksi pendapat penulis dengan pendapat para ahli atau orang lain.
  • 3.  Kutipan perlu memperhatikan hal-hal sbb:  Pengutipan harus dilakukan dengan hemat dan sesingkatnya.  Perlu diperhatikan aspek validitas dan akurasi, sehingga dapat dipertanggungjawabkan.  Menghindari sangat plagiatisme,yaitu memakai atau meminjam pikiran, karya dan ucapan orang lain dengan tidak memberitahukan secara jujur kepada pembaca. Plagiatisme adalah kejahatan terbesar dalam karya ilmiah.  Harap diperhatikan utk tidak terlalu banyak mengutip, sebab bisa mengganggu kelancaran bahasa.
  • 4. Jenis Kutipan 1. Kutipan Langsung (direct quatation) ialah kutipan yang sama dengan bahasa aslinya. Memiliki 2 macam, yakni: a. Kutipan Langsung Pendek (sort direct quatation) ialah kutipan sesuai bahasa aslinya, tidak melebihi 4 baris. Diketik menyatu dengan teks, dengan memberi tanda petik pada kalimat atau teks yang dikutip. Diakhiri dengan memberi tanda superskrip footnote (ctrl+alt+F)
  • 5. Contoh: …. Soekarno berujar “Ia menurut August Babel adalah budak yang pertama. Babel berkata: „perempuan adalah budak, sebelum ada budak.‟¹ Demikian….
  • 6.  Kutipan Langsung Panjang (long direct quatation) adalah kutipan sesuai bahasa asli melebihi 4 baris. Diketik terpisah dari teks, dalam pada alenia, satu spasi, indensi, tanpa tanda petik, superskrip footnote diberikan pada kalimat terakhir sebelum kutipan langsung panjang.
  • 7. Contoh: Seokarno mengatakan: …bahwa soal wanita hanyalah dapat diperoleh pemecahannya yang sempurna dalam Dunia Baru yang berkesejahteraan sosial, maka sayalah uang [yang] paling bersyukur, sayalah yang paling berbahagia. Memang untuk memberi keyakinan yang demikian itulah salah satu maksud tangan saya menggoyangkan pena!... ²
  • 8. 2. Kutipan Tidak Langsung (Paraphrase atau indiect quatation) adalah kutipan pokok-pokok pikiran, ringkasan atau dalam bahasa sendiri. a. Paraphrase pendek: pokok pikiran yang tidak lebih dari 4 baris (kurang dari 1 alenia), tanpa tanda petik, dijalin dalam kalimat atau alenia. Diakhir dicantumkan superskrip footnote.
  • 9. Contoh: …namun dalam perkembangannya, gerakan perempuan Cile seringkali terpaksa terhisap ke dalam kepentingan partai lalu dimanfaatkan demi keuntungan partai semata-mata.³
  • 10. b. Paraphrase panjang: pokok pikiran melebihi dari 4 baris (dalam beberapa alenia), tanpa tanda petik, dijalin dalam kalimat atau alenia. Diakhir dicantumkan superskrip footnote pada tiap paraphrase atau alenianya.  Atau bisa juga dicantumkan dalam footnote (1 spasi, sesuai huruf di footnote, dengan memberi tanda petik)
  • 11. Contoh: ³ Maier mengatakan ”Apabila upah dapat diberikan menurut prestasi kerja atau banyaknya produksi, maka para karyawan akan didorong untuk berprestasi atau menyerahkan hasil-hasil produksi sebanyakbanyaknya”. Norman R.F. Maier, Psychology in Industry: A Psychological Approach to Industrial Problems (London: George G. Harahap & Co. Ltd), 389-390
  • 12. 3. Mengutip Ucapan yaitu memakai pikiran atau pendapat seseorang yang pernah diucapkan pidato, diskusi, wawancara langsung atau TV (diakhiri dengan nama, jabatannya, tempat penyataan itu diucapkan, serta tanggal, bulan dan tahun kejadian  Hal yang sangat penting untuk diperhatikan, sebelum mengetik kutipan ini perlu untuk melakukan konfirmasi atau menyatakan ulang kebenaran pernyataan tersebut kepada yang bersangkutan dan meminta ijin untuk mengutip pernyataan tersebut dalam tulisan.
  • 13. Membuat Catatan Kaki (Footnote)  Pada umumnya catatan kaki diartikan catatan yang dibuat pada bagian bawah halaman. Catatan kaki tidak hanya dimaksudkan untuk memberi keterangan literatur atau sumber kutipan asli.  Ia juga berisi keterangan penjelasan pernyataan dalam teks, yang berisi informasi bandingan, keterangan yang sama disumber lain atau informasi tambahan dari penulis.
  • 14.  Nama Penulis dicantumkan tanpa gelar akademik atau gelar keagamaan, kecuali gelar ordo (Katolik). Bukan penulis asli dibelakang nama diberi keterangan editor ditulis (ed.) atau (eds.) atau penyadur (penyad.) atau penerjemah (terj.), ditulis setelah nama dan judul asli.  Penulis yang tidak lebih dari tiga orang nama orang pertama ditambahkan keterangan et.al tanpa kurung, yang artinya dan kawan-kawan (dkk.).  Jika ada buku yang tidak disertai nama pengarang – sangat jarang- dapat dituliskan langsung judul bukunya saja.
  • 15. Contoh: ² Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Edisi I, (Jakarta: Modern English Press), 359
  • 16. Menyingkat Catatan Kaki  Jika sumber yang sama telah dikutip sebelumnya untuk kedua kalinya; tiga istilah, yaitu  Ibid. (ibidium) yang artinya „sama dengan atas‟  Op.Cit (Opere Citato) yang artinya „dalam karya yang telah dikutip‟  Loc.Cit (Loco Citato) yang artinya „tempat yang telah dikutip‟.
  • 17.  Ibid. untuk kutipan kedua yang diambil dari buku yang sama dengan di atasnya, tapi halaman berbeda.  Op.Cit, bila buku itu sudah disebutkan sebelumnya dan sudah diselingi dengan satu buku atau sumber lain (Nama pengarang ditulis, Op.Cit, halaman yang dikutip).  Loc.Cit digunakan untuk buku yang sama tetapi diselingi dengan tiga buku atau lebih sebelumnya, dengan mencantumkan nama pengarangnya.
  • 18. Contoh: Ibid, 21 Soejono Soekamto, Op.Cit., 22, Kuntjoroningrat, Loc.Cit, 40
  • 19. Sumber-sumber Footnote  Buku-buku dari beberapa jilid  Nama pengarang, Judul karangan, dilanjutkan dengan menuliskan edisi dan nomor, data penerbit, dan informasi halam yang dikutip.  Artikel dari Kumpulan Tulisan  Nama pengarang atau editor, judul karangan atau artikel, diberi anda petik-, kemudian judul buku atau ensiklopedi,, jilid atau edisi buku, data publikasi dan nomor halaman yang dikutip.
  • 20.  Disertasi, tesisi, makalah atau paper  Nama pengarang, judul karangan, informasi tujuan dan tempat karangan diajukan (dalam tanda kurung), berisi nama kota dan tahun, nomor halaman kutipan.  Artikel dari majalah, jurnal dan Surat Kabar  Nama pengarang, judul artikel atau karangan diberi tanda petik, nama majalah atau surat kabar, data publikasi (kota, bulan dan tahun) dan nomor halaman yang kutip.
  • 21.  Catatan Wawancara  Nama orang yang diwawancarai, posisi atau jabatannya, keterangan waktu wawancara dengan menuliskan tanggal, bulan, tahun, media wawancara dan tempat melakukan wawancara.
  • 22. Secara Selektif!!!!!  Data dari Internet  Nama penulis, tanggal dipublikasikan, judul artikel atau karangan, tanggal diunduh, hari, bulan dan tahun, diakhiri dengan alamat websitenya.  Contoh: Bernstein, M. (2002), A List Apart: For People Who Make Websites, 149. Retrieved May 2, 2006, from http://www.alistapart.com/articles/writeliving
  • 23. DAFTAR PUSTAKA tunggal  Kepustakaan ditulis dengan jarak satu spasi      dengan hanging. Jarak masing-masing kepustakaan dua spasi tunggal. Urutan kepustakaan berdasarkan abjad nama keluarga atau nama belakang pengarang. Nomor halaman yang dikutip tidak perlu dicantumkan. Data-data yang ditampilkan dalam daftar pustaka sama dengan data dalam catatan kaki. Daftar pustaka dari buku, artikel, data wawancara atau internet dipisahkan.
  • 25. Buku-buku: Departemen P dan K (1997). Sistem Pendidikan Tinggu di Indonesia. Jakarta: Departemen P dan K. Buku Petunjuk Penulisan . (t.th). Usul Penelitian dan Skripsi, Fakultas Ekonomi. FISIP Universitas Palangka Raya.t.p. Hardjana, A.M. (1994). Kiat Sukses Studi di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Kanisius.
  • 26. Artikel dari Buku dan Koran Amal, Siti Hadayati. (1995), ”Beberapa Pespektif Feminis dalam Menganalisis”, dalam T.O. Ihromi, Kajian Wanita dalam Pembangunan. Jakarta: Yayasan Obor. Marzali, Ameri, “Dapatkah Sistem Matrilineal Bertahan Hidup di Kota Metropolitan”, dalam Jurnal Antropologi Indonesia, Th.XXIV, No.16, Jurnal Januari-April 2000. Jakarta: Yayasan Obor dan Fakultas Ilmu SOSPOL UI. Suryakusuma, I. Julia, “Perdebatan tentang Undangundang Perkawinan” dalam Harian KOMPAS edisi 26 November 2000.