Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
SlideShare a Scribd company logo
TEORI ORGANISASI
KELOMPOK 1
AA. SAGUNG RATU PS
DIAN WAHYUNI
IKE WULANDARI
IRFAN ABDUSSALAM
MARSELIA W.U.
2
TEORI ORGANISASI
Tiga Fondasi Utama dari Organisasi
1. TAXONOMI
2. STRUKTUR
3. PROSES
4. INDIVIDU
ORGANISASI
ARTI ORGANISASI
• Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial
yang dikoordinasikan secara sadar dengan
sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar
yang relatif terus menerus untuk mencapai
suatu tujuan bersama atau sekelompok
tujuan.
Arti teori organisasi
• Teori organisasi adalah disiplin ilmu yang mempelajari
struktur dan desain organisasi. Teori organisasi menunjuk
aspek-aspek deskriptif manupun deskriptif dari disiplin
ilmu tersebut.
5
Teori Organisasi
•Teori Klasik
•Teori Neo klasik
•Teori Modern
6
TEORI KLASIK
Teori klasik berkembang dalam tiga jalur:,
• birokrasi
• manajemen ilmiah (scientific management)
• teori administratif
Birokrasi dicirikan oleh antara lain: aturan yang tegas,
impersonal, objektivitas dan kedisiplinan yang tinggi.
7
TEORI KLASIK
• Manajemen ilmiah (F.W. Taylor): konsep yang meletakkan prinsip
ilmiah (yang diperoleh melalui penelitian) sebagai acuan dalam
menjalankan kerjasama
• Teori administratif mengkaji keefektifan kepemimpinan 
menghasilkan sejumlah prinsip yang dikenal dengan prinsip
manajemen yaitu: planning, organizing, staffing, directing,
coordinating, reporting, budgeting.
Teori Neo klasik
• Pendekatan ini muncul sebagai kesimpulan dari
serangkaian percobaan yang dilakukan oleh Elton Mayo.
• Percobaan tersebut mempelajari pengaruh kondisi fisik
ruangan tempat bekerja dengan prestasi kerja.
• Secara tidak sengaja, percobaan ini menunjukkan bahwa
faktor ikatan sosial memiliki pengaruh terhadap prestasi
kerja.
• Percobaan ini melahirkan pendekatan neo klasik; karena
memperhatikan aspek hubungan antar manusia dalam
organisasi, maka pendekatan ini kemudian dikenal sebagai
pendekatan hubungan kemanusiaan (human relation).
• Fokus pada aspek kemanusian berakibat pada kurang
diperhatikannya aspek lain dari organisasi sehingga hal ini
menjadi kelemahan dari pendekatan ini.
Teori Neo klasik
Teori Modern
• Pendekatan ini mampu menyatukan keseluruhan pandangan
dalam analisis organisasi. Diawali dengan penelitian yang
dilakukan oleh Woodward (1950) di Inggris.
• Penelitian ini menemukan bahwa keberhasilan perusahaan
ditentukan oleh kelompok teknologi dengan karakteristik yang
bisa jadi berbeda dengan perusahaan lain. Adaptasi terhadap
lingkungan juga menjadi faktor dalam keberhasilan organisasi.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi menetapkan
bagaimana tugas akan dibagi, siapa
melapor kepada siapa, siapa
mengerjakan apa dan mekanisme
koordinasi yang formal serta pola
interaksi yang diikuti.
Tiga komponen dalam struktur organisasi
1. Kompleksitas; adanya diferensiasi, spesialisasi dan tingkat
pembagian kerja hierarki
2. Formalisasi; untuk mengatur dirinya menyandarkan kepada
peraturan dan prosedur
3. Sentralisasi; kekuasaan disebar ke bawah dalam hierarki
pengambilan keputusan pada umumnya organisasi cenderung
dalam pola sentralisasi dn disentralisasi sebagai dua ujung dari
rangkaian kesatuan
Bentuk Struktur Organisasi
• Struktur Fungsional
• Struktur Produk
• Struktur Campuran (Hibrida)
• Struktur Matriks
Struktur Fungsional
Struktur organisasi mengelompokkan unit-unit yang memiliki fungsi
sama dalam satu bagian. Struktur ini menuntut adanya keahlian
fungsional, efisiensi dan mutu pekerjaan yang baik. Tugas menjadi
lebih terfokus dan tidak ada keharusan untuk berkoordinasi dengan
bagian lain.
15
Struktur Produk
Struktur organisasi yang mengelompokkan unit-unit menurut jenis
produknya. Struktur produk pengelompokkannya juga bisa
didasarkan atas jenis layanan, pasar, konsumen, dll.
16
Struktur Campuran (Hibrida)
Struktur yang mengkombinasikan dua struktur dasar
organisasi dengan memperhatikan:
• fungsi-fungsi yang menuntut efisiensi ekonomis dan spesialisasi teknis
dikuasai organisasi pusat (sentralisasi).
• fungsi-fungsi yang memiliki peran penting bagi setiap produk dimiliki secara
lengkap oleh setiap unit organisasi dan terdesentralisasikan.
Struktur Matriks
Struktur matriks memadukan keunggulan dari masing-masing
struktur untuk menghasilkan struktur organisasi yang mampu dengan
cepat melakukan penyesuaian. Struktur matriks paling sesuai
digunakan pada kondisi sebagai berikut:
• kebutuhan yang besar terhadap struktur fungsional maupun
produk yang selalu berubah
• lingkungan organisasi bersifat komplek, penuh ketidakpastian
dan seringkali berubah.
• Perlunya sumber-sumber yang dimiliki oleh organisasi secara
efisien
PROSES ORGANISASI
 Proses-proses yang ada dalam organisasi menunjukkan adanya
“kehidupan” dalam organisasi.
 Proses dalam organisasi ditandai dengan adanya kegiatan individu
anggota atau kegiatan bersama.
 Ada enam proses yang perlu ada dalam organisasi :
1. HUBUNGAN ANTAR PERANAN :
- Ada saling pengertian ?
- Hubungan timbal balik.
- Aktivitas organisasi terjadi atas dasar adanya
hubungan antar peranan.
2. KOMUNIKASI :
- Bagaimana mereka saling berkomunikasi.
- Seberapa akurat Dan tepat waktu.
- Seharusnya proses ini effektif.
- Komunikasi adalah awal interaksi.
- Komunikasi yang effektif menghasilkan inter-
aksi yang produktif.
3. PENGENDALIAN (CONTROL) :
- Bagaimana perilaku anggota dikendalikan.
- Effektivitas hubungan pimpinan -- anggota.
- Pengendalian meliputi kegiatan pemantauan dan
pengenaan sanksi.
4. KOORDINASI :
- Perhatian yang diberikan pada berbagai kegiatan
diarahkan pada tujuan.
- Bertujuan mengurangi salah pengertian dan konflik antara
orang-orang yang melakukan berbagai kegiatan.
- Pastikan bahwa semua bergerak ke arah tujuan yang sama.
5. SOSIALISASI :
- Bagaimana cara anggota baru diperkenalkan pada sistem ?
- Cara-cara yang formal maupun informal.
- Apakah proses ini dilakukan dan mencukupi?
- Tanpa sosialisasi yang cukup anggota baru akan lama menyesuaikan diri
dengan organisasi.
6. SUPERVISI :
- Kombinasi pengawasan dan pembinaan.
- Orientasinya pada perbaikan, bukan pada pemberian
sanksi/penghukuman.
- Kepemimpinan seharusnya bersifat membina / membimbing /
memperbaiki / melatih, tidak memerintah, reaktif,
mempermalukan, menghukum.
INDIVIDU DALAM ORGANISASI
 Individu merupakan variable organisasi yang terpenting, sebab merekalah
yang menentukan dan melakukan segalanya dalam organisasi.
• Variable-variable individu yang perlu diperhatikan :
1. MOTIVASI : - intrinsik & ekstrinsik. (Dorongan untuk berbuat sesuatu).
- Motivasi untuk aktif atau tidak aktif dalam kegiatan organisasi.
2. SIKAP MENTAL (Attitute) :
- sikap terhadap organisasinya
- sikap terhadap anggota lain.
- sikap terhadap pekerjaan/tugas yang didapat
- sikap terhadap nilai-nilai organisasi, dll.
3. APTITUTE (Kemampuan, kapasitas) :
- Apa yang dapat dilakukan anggota
- Kemampuan yang dimiliki anggota yang berkaitan
dengan tujuan organisasi.
4. TEMPERAMEN (Perangai) :
- Stabilitas emosi
- Mempengaruhi interaksi dengan orang lain.
5. PERSEPSI TERHADAP PERANAN (Role perception):
- Apakah tahu peranannya dalam organisasi.
- Apakah tahu peranan orang lain dalam org.
- Apakah tahu peranan organisasi dalam masyarakat.
JENIS-JENIS INDIVIDU
1.UPWARD MOBILE :
- The organization man
- Orang yang bekerja keras untuk mencapai tujuan organisasi.
- Orang ini cenderung naik dalam jenjang status organisasi.
2. AMBIVALENT :
- Kadang-kadang rajin, kadang-kadang malas.
- Tergantung pada situasi menguntungkan ?
3. INDIFFERENT :
- Tidak/kurang peduli pada organisasi.
- Hanya sekedar melaksanakan tugas.
- Tak ada keterlibatan emosi.
• Interaksi kelima variabel menghasilkan jenis-jenis individu itu.
KARAKTERISTIK PERILAKU ORGANISASI
(French dkk, 2005)
Bersifat aplikatif
Menggunakan pendekatan kontijensi, sehingga dalam kajiannya menganggap
perilaku seseorang tidak statis melainkan tergantung pada lingkungan dan orang-
orang yang terlibat di dalamnya
Terbentuk oleh kajian ilmiah yang rigid, artinya hasil studi perilaku organisasi bukan
berdasarkan akal sehat.
TUJUAN PERILAKU ORGANISASI
1. Menjelaskan mengapa individu atau kelompok
berbuat sesuatu. Tujuan ini merupakan yang paling
penting bagi pimpinan kelompok/organisasi di antara
tujuan lain, karena menjelaskan fakta yang sudah
terjadi.
2. Memprediksi apa yang akan terjadi jika suatu
tindakan dilakukan dalam organisasi, sehingga tujuan
ini berfokus pada kondisi masa depan.
3. Mengontrol perilaku anggota organisasi. Tujuan ini
bersifat kontroversial terutama pada masyarakat yang
berbudaya demokratis tinggi yang menjunjung tinggi
kebebasan individual
TANTANGAN PERILAKU ORGANISASI BAGI
MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
Perkembangan organisasi secara umum pada dewasa ini telah mengubah
perilaku orang-orang yang terlibat dalam organisasi seperti karyawan,
pelanggan, mitra kerja, hingga pemilik perusahaan, tidak terkecuali pada
organisasi pelayanan kesehatan
Kompetisi yang terjadi secara global dan keberagaman budaya serta
karakter pekerja kesehatan juga menjadi salah satu tantangan bagi
pelayanan kesehatan pada masa yang akan datang. Kesemua ini
membutuhkan kajian yang mendalam pada perilaku organisasi di bidang
kesehatan
Pada organisasi secara umum, menurut Robbins (2003)
studi perilaku organisasi memberikan manfaat bagi
manajer antara lain :
1 Meningkatkan Prestasi Kerja/Kinerja Tenaga Kesehatan
dan Non-kesehatan
Era kompetisi menuntut Rumah Sakit untuk
meningkatkan pelayanan melalui prestasi kerja karyawan
baik medis maupun non-medis. Perawat merupakan
tenaga kesehatan yang paling sering dikaji dalam
pemberian pelayanan di rumah sakit. Sebuah penelitian
di RS Umum menunjukkan prestasi kerja perawat
dipengaruhi oleh pelatihan dan karakteristik dari
pekerjaan, dan terdapat perbedaan prestasi sebelum dan
sesudah diberikan pelatihan (Lumbanraja & Nizma,
2010).
MANFAAT KEORGANISASIAN
2 Meningkatkan Motivasi Kerja Tenaga Kesehatan
Kajian terhadap motivasi kerja pada tenaga kesehatan telah banyak dilakukan, salah
satunya adalah dokter. Menggunakan teori motivasi Herzberg, Chotimah dan Kusnanto
(2011) mengkaji faktor yang mempengaruhi motivasi kerja pada dokter keluarga di
sebuah pelayanan kesehatan milik perusahaan asuransi. Hasilnya menunjukkan ada
hubungan antara faktor hygiene dengan motivasi kerja. Hasil analisis kualtitatif
menunjukkan adanya persepsi dokter terhadap ketidakadilan kompensasi gaji/upah, dan
ketidakpuasan akan sarana prasarana.
3 Meningkatkan Kepuasan Kerja Karyawan
Kepuasan kerja merupakan topik perilaku organisasi yang cukup
banyak dilakukan pengkajian di bidang kesehatan. Kepuasan kerja
mempengaruhi kinerja karyawan pelayanan kesehatan dalam bentuk
rendahnya tingkat absensi dan tingkat keterlambatan. Penelitian oleh
Aini, Meiyanto, dan Meliala (2004) menunjukkan kepuasan kerja
secara tidak langsung dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan yang
partisipatif. Kepemimpinan partisipatif meningkatkan komitmen
karyawan yang berujung pada kepuasan kerja yang tinggi.
4
Kualitas kehidupan kerja yang baik akan menciptakan sumber daya manusia yang produktif, berkualitas,
berkomitmen, dan berdedikasi tinggi terhadap pekerjaan. Organisasi pelayanan kesehatan dituntuk
menciptakan kualitas kehidupan kerja yang baik. Salah satu penelitian terhadap bidan di seluruh
Puskesmas kota Tasikmalaya menunjukkan hanya 8 dari 14 puskesmas yang menunjukkan kualitas hidup
kerja yang baik ((Ayuningtyas, Suherman & Ryastuti, 2008).
Meningkatkan Kualitas Kehidupan Kerja (Quality
Worklife) Tenaga Kesehatan
5 Meningkatkan Komitmen Karyawan/Tenaga Kesehatan
Salah satu kajian tentang komitmen kerja adalah studi tentang
keterlekatan/kedekatan dokter atau physician engagement oleh Tjung, Meliala,
dan Trisnantoro (2012). Hasil penelitian pada dokter spesialis di sebuah RS
swasta di Tangerang menunjukkan physician engangement dipengaruhi oleh
persepsi terhadap dukungan RS meliputi fasilitas dan staf pendukung, visi misi
RS, dan peluang karir.
6 Menekan Tingkat Turn Over Tenaga Kesehatan
Permasalahan yang sering dikeluhkan manajer pelayanan
kesehatan adalah tingkat turn over yang tinggi pada tenaga
kesehatan khususnya perawat. Faktor pekerjaan (afiliasi
pekerjaa) berpengaruh signifikan terhadap tingkat turn over
perawat (Lusiati & Supriyanto, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
French, Ray, Charlotte Rayner, Gary Rees, dan Sally Rumbles (2005), Organizational Behaviour,
2nd edition. NY: John Willey & Sons.
Robbins, Stephen P. (2003). Essentials of Organizational Behavior, 7th edition. NJ: Pearson
Education.
Lumbanraja, Prihatin dan Cut Nizma (2012). “Pengaruh Pelatihan dan Karakteristik Pekerjaan
terhadap Prestasi Kerja Perawat di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah
Langsa” dalam Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol.12 No.2 September 2010.
Chotimah, Noer dan Hari Kusnanto (2001). “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
dan Motivasi Dokter Keluarga PT ASKES dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan kepada
Peserta
Aini, Qurratul, Sito Meiyanto, dan Andreasta Meilala (2004), “Hubungan Antara Gaya
Kepemimpinan dan Komitmen Karyawan terhadap Kepuasan Kerja di RSU PKU
Muhammadiyah Yogyakarta” dalam Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Volume 07
No.04 Desember 2004.
Ayuningtyas, Dumilah, Suherman, dan Ryastuti KW (2008). “Hubungan Kinerja Bidan dalam
Penatalaksanaan Antenatal Care dengan Quality Work Life di Kota Tasikmalaya Tahun 2007”
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Volume 11 Nomor 04 Desember 2008
Lusiati, Alies dan Stefanus Supriyanto (2013). “Dampak Faktor Individu, Faktor Pekerjaan, dan
Faktor Organisasi pada Kepuasan Kerja dan Intensi Turnover Perawat” dalam Jurnal
Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 2 April-Juni 2013.
Tjung, Lipin, Andreasta Meliala, dan Laksono Trisnantoro (2012). “Keterlekatan Dokter Spesialis
di Eka Hospital BSD-City dan Pekanbaru” dalam Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan
Volume 15 Nomor 03 September 2012.
TERIMAKASIH
Pertanyaan untuk kelompok 1 dari kelompok 2
• Bu Nursiah : berikan contoh dari masing – masing jenis struktrur
organisasi
• dr. Yasmin : RS sebagai organisasi kesehatan, apa perbedaan organisasi
antara RS dan Puskesmas ?
• Hendri : bagaimana manajemen organisasi dalam kondisi pandemi ?
Apakah batasan organisasi dalam kasus Covid-19 (berkaitan isolasi
mandiri)
Pertanyaan untuk kelompok 2 dari kelompok 1
Marselia : pada hakikat budaya organisasi ada stabilitas maksudnya
apakah?, dan pada puskesmas itu termasuk teori organisasi apakah dari 4
jenis teori di tas?

More Related Content

1-2 Teori Organisasi.pptx

  • 1. TEORI ORGANISASI KELOMPOK 1 AA. SAGUNG RATU PS DIAN WAHYUNI IKE WULANDARI IRFAN ABDUSSALAM MARSELIA W.U.
  • 2. 2 TEORI ORGANISASI Tiga Fondasi Utama dari Organisasi 1. TAXONOMI 2. STRUKTUR 3. PROSES 4. INDIVIDU ORGANISASI
  • 3. ARTI ORGANISASI • Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
  • 4. Arti teori organisasi • Teori organisasi adalah disiplin ilmu yang mempelajari struktur dan desain organisasi. Teori organisasi menunjuk aspek-aspek deskriptif manupun deskriptif dari disiplin ilmu tersebut.
  • 5. 5 Teori Organisasi •Teori Klasik •Teori Neo klasik •Teori Modern
  • 6. 6 TEORI KLASIK Teori klasik berkembang dalam tiga jalur:, • birokrasi • manajemen ilmiah (scientific management) • teori administratif Birokrasi dicirikan oleh antara lain: aturan yang tegas, impersonal, objektivitas dan kedisiplinan yang tinggi.
  • 7. 7 TEORI KLASIK • Manajemen ilmiah (F.W. Taylor): konsep yang meletakkan prinsip ilmiah (yang diperoleh melalui penelitian) sebagai acuan dalam menjalankan kerjasama • Teori administratif mengkaji keefektifan kepemimpinan  menghasilkan sejumlah prinsip yang dikenal dengan prinsip manajemen yaitu: planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, budgeting.
  • 8. Teori Neo klasik • Pendekatan ini muncul sebagai kesimpulan dari serangkaian percobaan yang dilakukan oleh Elton Mayo. • Percobaan tersebut mempelajari pengaruh kondisi fisik ruangan tempat bekerja dengan prestasi kerja. • Secara tidak sengaja, percobaan ini menunjukkan bahwa faktor ikatan sosial memiliki pengaruh terhadap prestasi kerja.
  • 9. • Percobaan ini melahirkan pendekatan neo klasik; karena memperhatikan aspek hubungan antar manusia dalam organisasi, maka pendekatan ini kemudian dikenal sebagai pendekatan hubungan kemanusiaan (human relation). • Fokus pada aspek kemanusian berakibat pada kurang diperhatikannya aspek lain dari organisasi sehingga hal ini menjadi kelemahan dari pendekatan ini. Teori Neo klasik
  • 10. Teori Modern • Pendekatan ini mampu menyatukan keseluruhan pandangan dalam analisis organisasi. Diawali dengan penelitian yang dilakukan oleh Woodward (1950) di Inggris. • Penelitian ini menemukan bahwa keberhasilan perusahaan ditentukan oleh kelompok teknologi dengan karakteristik yang bisa jadi berbeda dengan perusahaan lain. Adaptasi terhadap lingkungan juga menjadi faktor dalam keberhasilan organisasi.
  • 11. Struktur Organisasi Struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor kepada siapa, siapa mengerjakan apa dan mekanisme koordinasi yang formal serta pola interaksi yang diikuti.
  • 12. Tiga komponen dalam struktur organisasi 1. Kompleksitas; adanya diferensiasi, spesialisasi dan tingkat pembagian kerja hierarki 2. Formalisasi; untuk mengatur dirinya menyandarkan kepada peraturan dan prosedur 3. Sentralisasi; kekuasaan disebar ke bawah dalam hierarki pengambilan keputusan pada umumnya organisasi cenderung dalam pola sentralisasi dn disentralisasi sebagai dua ujung dari rangkaian kesatuan
  • 13. Bentuk Struktur Organisasi • Struktur Fungsional • Struktur Produk • Struktur Campuran (Hibrida) • Struktur Matriks
  • 14. Struktur Fungsional Struktur organisasi mengelompokkan unit-unit yang memiliki fungsi sama dalam satu bagian. Struktur ini menuntut adanya keahlian fungsional, efisiensi dan mutu pekerjaan yang baik. Tugas menjadi lebih terfokus dan tidak ada keharusan untuk berkoordinasi dengan bagian lain.
  • 15. 15 Struktur Produk Struktur organisasi yang mengelompokkan unit-unit menurut jenis produknya. Struktur produk pengelompokkannya juga bisa didasarkan atas jenis layanan, pasar, konsumen, dll.
  • 16. 16 Struktur Campuran (Hibrida) Struktur yang mengkombinasikan dua struktur dasar organisasi dengan memperhatikan: • fungsi-fungsi yang menuntut efisiensi ekonomis dan spesialisasi teknis dikuasai organisasi pusat (sentralisasi). • fungsi-fungsi yang memiliki peran penting bagi setiap produk dimiliki secara lengkap oleh setiap unit organisasi dan terdesentralisasikan.
  • 17. Struktur Matriks Struktur matriks memadukan keunggulan dari masing-masing struktur untuk menghasilkan struktur organisasi yang mampu dengan cepat melakukan penyesuaian. Struktur matriks paling sesuai digunakan pada kondisi sebagai berikut: • kebutuhan yang besar terhadap struktur fungsional maupun produk yang selalu berubah • lingkungan organisasi bersifat komplek, penuh ketidakpastian dan seringkali berubah. • Perlunya sumber-sumber yang dimiliki oleh organisasi secara efisien
  • 18. PROSES ORGANISASI  Proses-proses yang ada dalam organisasi menunjukkan adanya “kehidupan” dalam organisasi.  Proses dalam organisasi ditandai dengan adanya kegiatan individu anggota atau kegiatan bersama.  Ada enam proses yang perlu ada dalam organisasi : 1. HUBUNGAN ANTAR PERANAN : - Ada saling pengertian ? - Hubungan timbal balik. - Aktivitas organisasi terjadi atas dasar adanya hubungan antar peranan. 2. KOMUNIKASI : - Bagaimana mereka saling berkomunikasi. - Seberapa akurat Dan tepat waktu. - Seharusnya proses ini effektif. - Komunikasi adalah awal interaksi. - Komunikasi yang effektif menghasilkan inter- aksi yang produktif.
  • 19. 3. PENGENDALIAN (CONTROL) : - Bagaimana perilaku anggota dikendalikan. - Effektivitas hubungan pimpinan -- anggota. - Pengendalian meliputi kegiatan pemantauan dan pengenaan sanksi. 4. KOORDINASI : - Perhatian yang diberikan pada berbagai kegiatan diarahkan pada tujuan. - Bertujuan mengurangi salah pengertian dan konflik antara orang-orang yang melakukan berbagai kegiatan. - Pastikan bahwa semua bergerak ke arah tujuan yang sama.
  • 20. 5. SOSIALISASI : - Bagaimana cara anggota baru diperkenalkan pada sistem ? - Cara-cara yang formal maupun informal. - Apakah proses ini dilakukan dan mencukupi? - Tanpa sosialisasi yang cukup anggota baru akan lama menyesuaikan diri dengan organisasi. 6. SUPERVISI : - Kombinasi pengawasan dan pembinaan. - Orientasinya pada perbaikan, bukan pada pemberian sanksi/penghukuman. - Kepemimpinan seharusnya bersifat membina / membimbing / memperbaiki / melatih, tidak memerintah, reaktif, mempermalukan, menghukum.
  • 21. INDIVIDU DALAM ORGANISASI  Individu merupakan variable organisasi yang terpenting, sebab merekalah yang menentukan dan melakukan segalanya dalam organisasi. • Variable-variable individu yang perlu diperhatikan : 1. MOTIVASI : - intrinsik & ekstrinsik. (Dorongan untuk berbuat sesuatu). - Motivasi untuk aktif atau tidak aktif dalam kegiatan organisasi. 2. SIKAP MENTAL (Attitute) : - sikap terhadap organisasinya - sikap terhadap anggota lain. - sikap terhadap pekerjaan/tugas yang didapat - sikap terhadap nilai-nilai organisasi, dll.
  • 22. 3. APTITUTE (Kemampuan, kapasitas) : - Apa yang dapat dilakukan anggota - Kemampuan yang dimiliki anggota yang berkaitan dengan tujuan organisasi. 4. TEMPERAMEN (Perangai) : - Stabilitas emosi - Mempengaruhi interaksi dengan orang lain. 5. PERSEPSI TERHADAP PERANAN (Role perception): - Apakah tahu peranannya dalam organisasi. - Apakah tahu peranan orang lain dalam org. - Apakah tahu peranan organisasi dalam masyarakat.
  • 23. JENIS-JENIS INDIVIDU 1.UPWARD MOBILE : - The organization man - Orang yang bekerja keras untuk mencapai tujuan organisasi. - Orang ini cenderung naik dalam jenjang status organisasi. 2. AMBIVALENT : - Kadang-kadang rajin, kadang-kadang malas. - Tergantung pada situasi menguntungkan ? 3. INDIFFERENT : - Tidak/kurang peduli pada organisasi. - Hanya sekedar melaksanakan tugas. - Tak ada keterlibatan emosi. • Interaksi kelima variabel menghasilkan jenis-jenis individu itu.
  • 24. KARAKTERISTIK PERILAKU ORGANISASI (French dkk, 2005) Bersifat aplikatif Menggunakan pendekatan kontijensi, sehingga dalam kajiannya menganggap perilaku seseorang tidak statis melainkan tergantung pada lingkungan dan orang- orang yang terlibat di dalamnya Terbentuk oleh kajian ilmiah yang rigid, artinya hasil studi perilaku organisasi bukan berdasarkan akal sehat.
  • 25. TUJUAN PERILAKU ORGANISASI 1. Menjelaskan mengapa individu atau kelompok berbuat sesuatu. Tujuan ini merupakan yang paling penting bagi pimpinan kelompok/organisasi di antara tujuan lain, karena menjelaskan fakta yang sudah terjadi. 2. Memprediksi apa yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan dalam organisasi, sehingga tujuan ini berfokus pada kondisi masa depan. 3. Mengontrol perilaku anggota organisasi. Tujuan ini bersifat kontroversial terutama pada masyarakat yang berbudaya demokratis tinggi yang menjunjung tinggi kebebasan individual
  • 26. TANTANGAN PERILAKU ORGANISASI BAGI MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN Perkembangan organisasi secara umum pada dewasa ini telah mengubah perilaku orang-orang yang terlibat dalam organisasi seperti karyawan, pelanggan, mitra kerja, hingga pemilik perusahaan, tidak terkecuali pada organisasi pelayanan kesehatan Kompetisi yang terjadi secara global dan keberagaman budaya serta karakter pekerja kesehatan juga menjadi salah satu tantangan bagi pelayanan kesehatan pada masa yang akan datang. Kesemua ini membutuhkan kajian yang mendalam pada perilaku organisasi di bidang kesehatan Pada organisasi secara umum, menurut Robbins (2003) studi perilaku organisasi memberikan manfaat bagi manajer antara lain :
  • 27. 1 Meningkatkan Prestasi Kerja/Kinerja Tenaga Kesehatan dan Non-kesehatan Era kompetisi menuntut Rumah Sakit untuk meningkatkan pelayanan melalui prestasi kerja karyawan baik medis maupun non-medis. Perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling sering dikaji dalam pemberian pelayanan di rumah sakit. Sebuah penelitian di RS Umum menunjukkan prestasi kerja perawat dipengaruhi oleh pelatihan dan karakteristik dari pekerjaan, dan terdapat perbedaan prestasi sebelum dan sesudah diberikan pelatihan (Lumbanraja & Nizma, 2010). MANFAAT KEORGANISASIAN
  • 28. 2 Meningkatkan Motivasi Kerja Tenaga Kesehatan Kajian terhadap motivasi kerja pada tenaga kesehatan telah banyak dilakukan, salah satunya adalah dokter. Menggunakan teori motivasi Herzberg, Chotimah dan Kusnanto (2011) mengkaji faktor yang mempengaruhi motivasi kerja pada dokter keluarga di sebuah pelayanan kesehatan milik perusahaan asuransi. Hasilnya menunjukkan ada hubungan antara faktor hygiene dengan motivasi kerja. Hasil analisis kualtitatif menunjukkan adanya persepsi dokter terhadap ketidakadilan kompensasi gaji/upah, dan ketidakpuasan akan sarana prasarana.
  • 29. 3 Meningkatkan Kepuasan Kerja Karyawan Kepuasan kerja merupakan topik perilaku organisasi yang cukup banyak dilakukan pengkajian di bidang kesehatan. Kepuasan kerja mempengaruhi kinerja karyawan pelayanan kesehatan dalam bentuk rendahnya tingkat absensi dan tingkat keterlambatan. Penelitian oleh Aini, Meiyanto, dan Meliala (2004) menunjukkan kepuasan kerja secara tidak langsung dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan yang partisipatif. Kepemimpinan partisipatif meningkatkan komitmen karyawan yang berujung pada kepuasan kerja yang tinggi. 4 Kualitas kehidupan kerja yang baik akan menciptakan sumber daya manusia yang produktif, berkualitas, berkomitmen, dan berdedikasi tinggi terhadap pekerjaan. Organisasi pelayanan kesehatan dituntuk menciptakan kualitas kehidupan kerja yang baik. Salah satu penelitian terhadap bidan di seluruh Puskesmas kota Tasikmalaya menunjukkan hanya 8 dari 14 puskesmas yang menunjukkan kualitas hidup kerja yang baik ((Ayuningtyas, Suherman & Ryastuti, 2008). Meningkatkan Kualitas Kehidupan Kerja (Quality Worklife) Tenaga Kesehatan
  • 30. 5 Meningkatkan Komitmen Karyawan/Tenaga Kesehatan Salah satu kajian tentang komitmen kerja adalah studi tentang keterlekatan/kedekatan dokter atau physician engagement oleh Tjung, Meliala, dan Trisnantoro (2012). Hasil penelitian pada dokter spesialis di sebuah RS swasta di Tangerang menunjukkan physician engangement dipengaruhi oleh persepsi terhadap dukungan RS meliputi fasilitas dan staf pendukung, visi misi RS, dan peluang karir. 6 Menekan Tingkat Turn Over Tenaga Kesehatan Permasalahan yang sering dikeluhkan manajer pelayanan kesehatan adalah tingkat turn over yang tinggi pada tenaga kesehatan khususnya perawat. Faktor pekerjaan (afiliasi pekerjaa) berpengaruh signifikan terhadap tingkat turn over perawat (Lusiati & Supriyanto, 2013).
  • 31. DAFTAR PUSTAKA French, Ray, Charlotte Rayner, Gary Rees, dan Sally Rumbles (2005), Organizational Behaviour, 2nd edition. NY: John Willey & Sons. Robbins, Stephen P. (2003). Essentials of Organizational Behavior, 7th edition. NJ: Pearson Education. Lumbanraja, Prihatin dan Cut Nizma (2012). “Pengaruh Pelatihan dan Karakteristik Pekerjaan terhadap Prestasi Kerja Perawat di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Langsa” dalam Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol.12 No.2 September 2010. Chotimah, Noer dan Hari Kusnanto (2001). “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja dan Motivasi Dokter Keluarga PT ASKES dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan kepada Peserta Aini, Qurratul, Sito Meiyanto, dan Andreasta Meilala (2004), “Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan dan Komitmen Karyawan terhadap Kepuasan Kerja di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta” dalam Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Volume 07 No.04 Desember 2004. Ayuningtyas, Dumilah, Suherman, dan Ryastuti KW (2008). “Hubungan Kinerja Bidan dalam Penatalaksanaan Antenatal Care dengan Quality Work Life di Kota Tasikmalaya Tahun 2007” Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Volume 11 Nomor 04 Desember 2008
  • 32. Lusiati, Alies dan Stefanus Supriyanto (2013). “Dampak Faktor Individu, Faktor Pekerjaan, dan Faktor Organisasi pada Kepuasan Kerja dan Intensi Turnover Perawat” dalam Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 2 April-Juni 2013. Tjung, Lipin, Andreasta Meliala, dan Laksono Trisnantoro (2012). “Keterlekatan Dokter Spesialis di Eka Hospital BSD-City dan Pekanbaru” dalam Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Volume 15 Nomor 03 September 2012.
  • 34. Pertanyaan untuk kelompok 1 dari kelompok 2 • Bu Nursiah : berikan contoh dari masing – masing jenis struktrur organisasi • dr. Yasmin : RS sebagai organisasi kesehatan, apa perbedaan organisasi antara RS dan Puskesmas ? • Hendri : bagaimana manajemen organisasi dalam kondisi pandemi ? Apakah batasan organisasi dalam kasus Covid-19 (berkaitan isolasi mandiri) Pertanyaan untuk kelompok 2 dari kelompok 1 Marselia : pada hakikat budaya organisasi ada stabilitas maksudnya apakah?, dan pada puskesmas itu termasuk teori organisasi apakah dari 4 jenis teori di tas?