Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
SlideShare a Scribd company logo
Dr. Edvin Aldrian APU
Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara
Badan Meteorologi Kelimatologi dan Geofisika – BMKG
IPCC (Inter Governmental Panel on Climate Change) Lead Author
Working Group I
Disampaikan Pada:
Kuliah Umum Kebencanaan Perubahan Iklim UGM
PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA
Jogjakarta, 7 Maret 2012
BMKG
1
2
Tugas dan Fungsi
BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan.
Tugas
BMKG mempunyai tugas : melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3
Fungsi
1. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
menyelenggarakan fungsi :Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
2. Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
3. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
4. Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
5. Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
6. Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan
iklim;
7. Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan
dengan bencana karena faktor meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
8. Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
9. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
10. Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
11. Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi,
dan geofisika;
12. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
13. Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
14. Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
15. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG;
16. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG;
17. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;
18. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
BMKG
BUKTI – BUKTI PERUBAHAN IKLIM
 GLOBAL
LATAR BELAKANG
BMKG
BUKTI – BUKTI PERUBAHAN IKLIM
 GLOBAL
LATAR BELAKANG
Konsentrasi gas-gas rumah kaca dari tahun 0 ke 2005
Karbon dioksida (C
O2)
Metana (C
H4)
Dinitrogen oksida (N2O)
T
ahun
BMKG
BUKTI – BUKTI PERUBAHAN IKLIM
 LOKAL
LATAR BELAKANG
BMKG
BUKTI – BUKTI PERUBAHAN IKLIM
 LOKAL
LATAR BELAKANG
BMKG
BUKTI – BUKTI PERUBAHAN IKLIM
 LOKAL
LATAR BELAKANG
BMKG
BUKTI – BUKTI PERUBAHAN IKLIM
 LOKAL
LATAR BELAKANG
BMKG
SINYAL PEMANASAN GLOBAL PADA
Suhu Muka Laut LOKAL (ALDRIAN, 2007)
SST SCS
24
25
26
27
28
29
30
31
32
1982
1982
1983
1984
1984
1985
1986
1986
1987
1988
1989
1989
1990
1991
1991
1992
1993
1994
1994
1995
1996
1996
1997
1998
1999
1999
2000
2001
2001
2002
2003
2003
2004
2005
2006
2006
Celcius
Suhu muka laut China Selatan
SST SCS y = 0.0208x + 28.92
24
25
26
27
28
29
30
31
32
1982
1982
1983
1984
1984
1985
1986
1986
1987
1988
1989
1989
1990
1991
1991
1992
1993
1994
1994
1995
1996
1996
1997
1998
1999
1999
2000
2001
2001
2002
2003
2003
2004
2005
2006
2006
Celcius
Suhu muka laut China Selatan
Linear (Suhu muka laut China Selatan)
SST SCS
24
25
26
27
28
29
30
31
32
1982
1985
1988
1992
1995
1999
2002
2006
Celcius
Suhu muka laut China Selatan
Linear (Suhu muka laut China Selatan)
Deteksi pemanasan global lebih mudah di lautan dangkal seperti Laut
China Selatan (0 – 5N, 105E – 110E).
Peningkatan SST di area ini sebesar 0.0208ºC.
Dalam seratus tahun (2105) diproyeksikan akan mencapai 31.3ºC.
Akankah SST meningkat lebih lanjut?
BUKTI – BUKTI PERUBAHAN IKLIM
LATAR BELAKANG
BMKG
KENAIKAN MUKA LAUT
Lokasi stasiun Kenaikan muka
laut (mm/tahun)
Sumber
Cilacap (selatan Jawa
Tengah)
1.30 Hadikusuma, 1993
Belawan (Sumatera Utara) 7.83 ITB, 1990
Jakarta 4.38 ITB, 1990
7.00 Berdasarkan data from 1984-2006
Semarang (jawa Tengah) 9.37 ITB. 1990
5.00 Berdasarkan data from 1984-2006
Surabaya (Jawa Timur) 1.00 Berdasarkan data from 1984-2006
Sumatra Timur 5.47 ITB, 1990
Lampung 4.15 P3O-LIPI, 1991
BMKG
LATAR BELAKANG
PEMANASAN GLOBAL
(KESETIMBANGAN ENERGI RADIASI)
IPCC 2007
BMKG
LATAR BELAKANG
PEMANASAN GLOBAL
(EFEK RUMAH KACA) IPCC 2007
BMKG
 Gas rumah kaca yang terbuang di atmosfir berfungsi
sebagai penyerap energi radiasi matahari dan
melepaskannya di atmosfir.
 Proses penyerapan terjadi pada frekuensi atau panjang
gelombang radiasi matahari yang bersesuaian dengan
panjang gelombang eksitasi antar atom pada molekul
gas rumah kaca seperti CO2 yaitu pada beberapa
panjang gelombang tertentu.
 Frekuensi yang sama tersebut akan membuat ikatan
antar atom bereksitasi (bergetar) akibat menyerap
energi radiasi yang terpancar.
 Semakin banyak jumlah molekul gas rumah kaca yang
terdapat di atmosfir maka akan semakin kuat daya
serap atmosfir karena jumlah energi radiasi yang
masuk atmosfir bumi relatif konstan dan hanya
bervariasi pada jangka waktu lama.
PROSES MOLEKULAR PENYERAPAN RADIASI
MATAHARI
BMKG
LATAR BELAKANG PEMANASAN GLOBAL
(PENYERAPAN ENERGI RADIASI MATAHARI)
BMKG
LATAR BELAKANG PEMANASAN GLOBAL
(INTERAKSI ENERGI DAN AIR DI MUKA BUMI)
IPCC 2007
BMKG
PEMANASAN GLOBAL
DAMPAK UTAMA: PENINGKATAN SUHU DAN MUKA LAUT
Manusia vs alam
IPCC 2007
IPCC 2001
Parameter Utama Pemanasan Global
•Peningkatan konsentrasi GRK
•Peningkatan suhu muka bumi
•Peningkatan muka air laut
BMKG
BMKG
 Perkembangan yang pesat dari populasi spesies “homo
sapiens” menyebabkan peningkatan gas rumah kaca
alami yaitu uap air akibat respirasi sehari hari.
 Populasi manusia juga menambah peningkatan gas
rumah kaca lainnya akibat kebutuhan akan konsumsi
dan energi.
 Proses industrialisasi dan perkembangan teknologi
mau tidak mau juga membutuhkan sumber energi
yang besar dan penumpukan limbah hasil industri yang
sedemikian besar ke alam.
 Hampir semua proses industri primer tidak akan
pernah lepas dari suplai energi yang notabene
disediakan oleh sumber energi bahan bakar fosil.
POPULASI DAN TEKNOLOGI: SUMBER UTAMA
BMKG
Global Change dan evolusi
peradaban
BMKG
Konsumsi manusia
berbanding lurus
dengan peningkatan
populasi
Homo sapiens 
homo carbonensis ?!?
EVOLUSI
POPULASI DAN
PERADABAN
MANUSIA
Populasi Total real GDP Investasi asing
Bendungan Pemakaian air Pemakaian pupuk
Populasi kota Konsumsi kertas Rest. McDonald
Jumlah kendaraan Sambungan Telepon Turis Internasional
BMKG
 Konsumsi utama manusia: Karbohidrat
 Lemak dan protein sebagai rantai karbon
 Tubuh manusia dari skala genetika hingga struktur kasar
(dari rambut hingga ujung kaki) mengandung unsur karbon
 Minyak goreng dari rantai karbon
 Mineral paling berharga (intan berlian) adalah karbon
murni
 Konsumsi energi manusia berasal dari senyawa karbon
(hidrokarbon)
 Karbon pemberi warna kehidupan di bumi, kenapa?
 Memiliki sifat ikatan yang kuat dan netral dengan berbagai
unsur
MANUSIA DAN KARBON
BMKG
HUBUNGAN ANTARA INCOME DAN EMISI
CARBON
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 20000
Annual income per head (1985 $)
Stern Report 2007
BMKG
 Proses penumpukan gas gas rumah kaca sebagian besar
dikarenakan oleh pemakaian energi dan oleh perubahan
tata guna lahan.
 Karbon: berasal dari perut bumi  dieksplorasi  energi 
dibuang di atmosfir
 Karbon yang terbuang tersebut sebagian besar berupa gas
CO2 dan sedikit gas CO. Celakanya CO2 merupakan gas
rumah kaca.
 Penumpukan CO2 di atmosfir  perubahan komposisi
atmosfir  feedback iklim  umat manusia.
 Kebakaran hutan sebagai contoh feedback antara manusia
dan iklim
 Perubahan iklim  kebakaran hutan  peningkatan
perubahan iklim dst
KARBON: DARI PERUT BUMI HINGGA
PENUMPUKAN DI ATMOSFIR
BMKG
annual SST Aug-Dec SST
Kalimantan Sumatera Kalimantan Sumatera
1997-2004 0.94 0.83 0.95 0.93
1997-2005 0.90 0.80 0.94 0.93
1997-2006 0.77 0.75 0.84 0.90
0.80 0.77
FEEDBACK IKLIM DAN
KEBAKARAN HUTAN
1
-2
-1
0
1
2
3
4
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
80000
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
NINO3
SST
anomaly
Total
Hotspots
Year
a) Annual Hotspot
Kalimantan hotspot
Sumatera hotspot
Aug SST-Anomaly
annual SST anom
-2
-1
0
1
2
3
4
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
80000
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
NINO3
SST
anomaly
Total
Hotspots
Year
b) Jul-Dec Hotspot
Kalimantan hotspot
Sumatera hotspot
Aug-Dec SST-anom
annual SST anom
Aldrian 2007
BMKG
EVOLUSI LAHAN HUTAN
(PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN)
0
Undisturbed
forests
Forest
frontiers
Forest/agric.
mosaics
Forest/plantations/
Agric. mosaic
Forest
cover
PAPUA
KALIMANTAN
SUMATRA
JAVA(?)
1. Trigger (access by road)
2. Reinforcing loops (local
demand, infrastructure, capital
accumulation, population dynamics)
3. Stabilizing loops (farm jobs,
GE effects, forest scarcity)
CIFOR 2007
BMKG
 Atmosfir komoditas terakhir setelah lahan dan air yang
diperdagangkan.
 Anggapan bahwa atmosfir adalah tempat buangan
yang akan mendaur ulang sendiri.
 Padahal atmosfir sudah sangat jenuh dengan polusi
dan berakibat pada perubahan iklim.
 Saat ini manusia sudah berdagang atmosfir sebagai
perwujudan harga akan atmosfir yang bersih atau
langit biru dalam bentuk carbon trading.
 Perdagangan udara yang dilegalkan oleh Kyoto
Protokol, meski sifat perdagangannya tidak seperti
perdagangan tanah dan air yang dilakukan oleh
individu, tetapi dilakukan oleh komunitas dalam
bentuk perusahaan swasta dan antar negara.
 Insentif perdagangan karbon dan pajak udara.
KARBON SEBAGAI KOMODITAS
BMKG
 Era sebelum industrialisasi adalah era “God created
nature” dimana manusia menerima atau mengambil berkah
dari alam hasil kreasi Tuhan.
 Era industrialisasi adalah era “man made nature” dimana
akal pikiran manusia berupaya menaklukkan alam.
Perkembangan teknologi pada era inilah yang
membenturkan manusia pada alam, karena produk
teknologi yang dihasilkan tidak selaras dengan cara kerja
alam.
 Manusia harus berinovasi untuk menghindari kepunahannya
akibat benturan ini.
 Era ke depan ini adalah era “God engineered nature”
dimana teknologi yang kita buat harus selaras mengikuti
prinsip kerja di alam dimana teknologi yang embedded
didalamnya kita pelajari dan kita manfaatkan untuk
kebutuhan kita.
 Era masa depan adalah era bio engineering, teknologi hijau
untuk energi dan transportasi dan daur ulang.
EVOLUSI PERADABAN DAN TEKNOLOGI MANUSIA
BMKG
Tekanan penduduk, 2010 237jt
Tekanan pembangunan GDP 2010, $800M
ranking 17 dunia, 2011 $1030M ranking 15
dunia, proyeksi ranking 7 2050
Tuduhan emitter no 3 dunia 1997
Tuduhan carbon fluxes ke laut 10% dunia
Kebijakan energi mix Perpres No 5 2006
Penurunan emisi 26% 2020 Perpres 61
2011
Inventory GRK Nasional Perpres 71 2011
PERMASALAHAN PERUBAHAN IKLIM
INDONESIA
BMKG
 Gap antara political will dan scientific capacity,
 Gap antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah,
 Perkembangan Sumber daya manusia:
 Kapasitas Penelitian
 Peningkatan skills and expertise
 Terlalu banyak observers daripada players dalam perubahan
iklim Indonesia sehingga kurang data untuk Indonesia sementara
data berlimpah data dari global
 Kebutuhan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin evident
based data dan processes perubahan iklim di indonesia
PERMASALAHAN DENGAN PERUBAHAN
IKLIM DI INDONESIA
Perubahan Energi
PEMANASAN GLOBAL
 Kelembaban • Angin
 Tutupan Awan • Hujan
 Suhu • Penguapan
PERUBAHAN IKLIM
• Kebakaran hutan • Longsor
• Kekeringan • Banjir
• Kenaikan Muka Laut • Siklon
• Puting Beliung
 Sumber Energi • Malaria
 Rusaknya infrastruktur • OPT
 Transportasi terganggu • Sumber Air
• Pariwisata terganggu • DBD
Mitigasi
Adaptasi : mengatasi akibat – mengelola yang tidak bisa dihindari
Mitigasi : mengatasi penyebab – menghindari yang tidak bisa dikelola
Perubahan Siklus Air
Adaptasi
DAMPAK FISIK
DAMPAK NON FISIK
GAS RUMAH KACA
RESPON
 Observation - Data Collection
 Research & Modeling
 Capacity Building
 Dissemination of Climate
Information
Climate change
information
(Historical and
Projection/Trend)
NAT’L POLICY
(RAN MAPI 2007)
Climate Sensitive
Sectors
Climate Sensitive
Sectors
ADAPTATION
KLH
BMKG –UNIVERSITIES-
RELATED INSTITUTIONS-
CLIMATE SEN.SECTOR
SCIENTIFIC ACTS
1
2
MITIGATION
CLIMATE SENSITIVE SECTORS :
Deptan – Depkes – Dep PU – Dephut – Depbudpar – ESDM – Dephub – DKP
Dep.Finance
Nat’l Dev.Planning Agency
Nat’l Council of C.Change
DNPI
3
“Adaptation is managing the
unavoidable”
“Mitigation is avoiding the
unmanageable”
 “SCIENTIFIC ACTS”/ PROCESS and TREND of Climate Change
 “ADAPTATION” coping with the effect of C.Ch (Ref: RAN MAPI)
 “MITIGATION” coping with the cause of C.Ch (Ref: RAN MAPI)
Observation & Dt.Collection ---------- BMKG
Data Analysis ----------BMKG + Univ + Climate Related Inst.
Climate Modeling -----BMKG + Univ + Climate Related Inst.
Capacity Building -----BMKG + Univ + Climate Related Inst.
Historical Climate Change Information (Research Finding)- BMKG
S & T Implementation...Climate Sensitive Sector + Univ
Monitoring & Evaluation of the Adaptation activities progress
Future/ Trend Projection of Climate Change (Research Finding)-BMKG
S & T Implementation...Climate Sensitive Sector + Univ
Monitoring & Evaluation of the Mitigation activities progress
Nat’l Dev.Planning
Agency
1
2
3
The Nat’l Council
on C.Change
33
NOTE:
● RAN MAPI =
Nat’l Planing on Mitigation and
Adaptation on Climate Change
(KLH, 2007)
• Science is more essential for our
prosperity, our security, our
health, our environment, our
quality of life, then it has ever
been before (US President, B.
Obama)
● “Mitigation and Adaptation are
decisions to be made by society,
but they should be informed by
science”
● “Adaptation is managing the
unavoidable”
● “Mitigation is avoiding the
unmanageable”
(NOAA Director, Jane Lubchenco
– 2010)
● Climate Sensitive Sector.
1. Agriculture
2. Water Resource
3. Transportation
4. Forestry
5. Health
6. Fishery
7. Energy
8. Tourism
DIKNAS
KLH DNPI
Climate
Sensitive
Sector
Climate
Sensitive
Sector
Min of R-Tech
Min of R-Tech
Min of Envrnt
Min of R-Tech
Min of Envrnt
• Water
• Coastal Area
Infrastructure
• Fishery
COP MOP
• annual
• Convention on
CC
• annual
• Emision Reduction
SBI (M-A on CC)
Implementasi
• Data, Systematic
Observation,
Monitoring
• Method, Tools
• Vulnerability ,
Adaptation -
assessment
CO2-NO2-NOx-O3-etc
RESOLUTION
• Kyoto Protocol (1997)
• Nairobi Work
Program (2006)
• Bali Action Plan
(2007)
• Copenhagen (2009)
• Capacity bldg
• Education/
Training
• Public Awereness
• Financial
Resources
• Insurance –
Related Prog.
• Cooperation &
synergy
• Mainstreaming
SBSTA (M-A on cc)
(S&T)
INPUT
INTL
TECH-
DEPT.
• Agriculture
• Transportation
• Energy
• Forestry
• Infrastructure
• Health
SECTORIAL
PROG/DEP.
INSTITUTIONAL AND ACTIVITY INTERLINK RELATED TO CLIMATE CHANGE
ISSUES
KLH
RAN / MAPI
& IPCC
Nov 2007
WCC-2 (1990)
UNFCCC (Policy)
WCC-1 (1979)
IPCC(Scientific)
WCC-3 (2009)
(....?)
AR 1 : [1990]
AR 2 : [1995]
AR 3 : [2001]
AR 4 : [2007]
IPCC-31, BALI
: [Oct. 2009]
AR 5 : [2014]
DNPI
BMKG
SBI: Subsidiary Body for Implementation
SBSTA: Subsidiary Body for Scientific and Technological Advice
COP : Conference of the Parties
MOP: Meeting of the Parties
CMP: COP+MOP
COP 13/CMP 3
(Bali, Dec 2007)
UNEP
(LH)
WMO
(BMKG)
WMO
(World Meteorological
Organization)
UNEP
(UN Framework
Convention on CC)
WCP (World Climate Program) - 1979
WCC-1 (1979)
WCC-2 (1990)
UNFCCC (UN Framework Convention on CC) -
1990
• Scientific Framework for CC
• Product : Assessment Report (AR) I – IV
• AR-IV has received Nobel Peace Prize 2007
• Political Framework for CC
• Product : Kyoto Protocol (1997); Nairobi Work
Prog (2006); Bali Action Plan (2007);
Copenhagen Protocol (2009)
(WCC-1 to WCC-3)
ICSU
(Int’l Council for
Science )
IPCC (Intergovernmental Panel on CC) - 1988
• Product : World Climate Research Prog. / WCRP
Global Climate Obs. System (GCOS)
IOC-UNESCO
(Intergovernmental
Oceanographic
Commission of UNESCO)
WCC-3 (2009)
Global Framework for Climate services - 2009
INT’L PARTNERS OF WMO
• Product : Climate services application programme,
Climate services information system
2 Program
2 Program
3 Program
1
2
1
2
Detection of Climate Change
 Adapting to the impact of Climate Change
(ADAPTATION)  (ref: RAN MAPI/NAPA)
 Reducing the cause of Climate Change (MITIGATION)
(ref: RAN MAPI/NAMA)
Observasi ----------------------------------------- BMKG
Data collection ----------------------------------- BMKG
Data Analysis -------BMKG + Univ + LPND KMNRT
Modeling proyeksi parameter ---------------- BMKG
Diseminasi ---------------------------------------- BMKG
Implementasi kegiatan adaptasi (ref: RAN MAPI), Dep. Teknis
S – T : Litbang sektor + LPND.
Monitor & evaluasi progres kegiatan adaptasi, KLH
Implementasi kegiatan mitigasi Dep. Teknis
S – T : Litbang Dep. teknis + LPND
Monitor & evaluasi kegiatan adaptasi KLH
BAPPENAS
BAPPENAS
BAPPENAS
1
2
3
TEMPERATURE CHANGE IN MAKASSAR 1972 - 2007 (OBSERVATION)
Juli : 1.4°C / 100 tahun
Januari : 1.04°C / 100 tahun
,
,
,
,
,
,
,
,
y = 0.0184x + 25.563
y = 0.0283x + 25.324
23
24
25
26
27
28
29
1972 1982 1992 2002
Jan
Jul
Linear (Jan)
Linear (Jul)
(°C)
Juli : 1.84°C / 100 year
Januari : 2.83°C / 100 year
(year)
Perbandingan Rata_2 Curah Hujan Dasarian
Periode 1971-2000 dan 2001-2010
(ZOM 37 - Jawa Barat)
0
25
50
75
100
125
150
175
200
I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III
Bulan / Dasarian
Hujan
(mm)
1971-2000
2001-2010
Batas Musim
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
ZOM 37 (West J
ava)
15
Saat ini (2001-2010): Awal
kemaraunya lebih cepat datang dan
lebih panjang periodenya (20 hari)
dibandingkan tahun 1971 – 2000)
ZOM _184
0
50
100
150
200
250
300
350
400
J F M A M J J A S O N D
ZOM 184. (Barru, west Maros, Makassar city)
1971 – 2000 rainy
season onsetsare
earlierby 20 days
1971-2000
2001-2007
1971 – 2000 dry season
onsetsare earlierby 20
days
Tahun
ZOM _185
0
50
100
150
200
250
300
350
400
J F M A M J J A S O N D
ZOM 185. (north Gowa, east Maros)
1971-2000
2001-2007
Tahun
1971 – 2000 rainy
season onsetsare
earlierby 10 days
1971 – 2000 dry season
onsetsare similar
ZOM _193
0
50
100
150
200
250
300
350
400
J F M A M J J A S O N D
ZOM 193. (Enrekang)
1971-2000
2001-2007
Tahun
1971 – 2000 rainy
season onsetsare
earlierby 10 days
1971 – 2000 dry season
onsetsare late by 20
days
BMG R&D Center, 2007
0
5
10
15
20
25
30
35
0 200 400 600 800
Peluang
hujan
(%)
Curah hujan bulanan (mm)
1900-1929
1910-1939
1920-1949
1930-1959
1940-1969
1950-1979
1960-1989
1970-1999
Keterangan
PERUBAHAN PELUANG HUJAN
JAWA BARAT + BANTEN + JAKARTA
( Des – Jan – Feb ; 1900 – 2000)
1970 – 2000
13% probability utk
c. hujan 500 mm/bln
1900 – 1929
3% probability utk c.
hujan 500 mm/bln
500
0
5
10
15
20
25
0 200 400 600 800 1000
Peluang
(%)
Curah hujan (mm/bulan)
1900-1929
1910-1939
1920-1949
1930-1959
1940-1969
1950-1979
1960-1989
1970-1999
PERUBAHAN PELUANG HUJAN
NUSA TENGGARA
( DeS – Jan – Feb ; 1900 – 2000)
1970 – 2000
22% probability utk
c. hujan 650 mm/bln
1900 – 1929
6% probability utk c.
hujan 650 mm/bln
650
BMKG
2010, THE WARMEST YEAR OF SST
OVER INDONESIA ON RECORD? HOW
POSSIBLE?
Mei 2010 in comparison to last decade averag
June 2010 in comparison to last decade averag
Courtesy: Erwin Makmur
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1,4
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58 61 64 67 70 73
Anomali
Suhu
Bulan
Anomali Suhu Muka Laut
Perairan Indonesia
Th 1998 Th 2010
RAINFALL INCREASE PROJECTION IN JAVA
2015-2039 vs 1979-2003 (IN%)
RAINFALL INCREASE PROJECTION IN JAVA
2075-2099 vs 1979-2003 (in %)
Collaboration
between BMKG and
MRI Japan
Annual rainfall changes
• 2015-2030 : - 5 s/d + 5 %
Central food production: Jabar,
Jateng, Jatim !!
• 2075-2099 : + (5 s/d 20 %)
except south of west Java
BMKG
Sengguru
D.Ranau
W.Jatiluhur
W.Saguling
W.Cirata
W.Darma
W.Penjalin
W.Mahalaya
W.Gajah Mungkur
W.Ngebel
Sermo
Wonorejo
R.Lamongan
Salorejo
Lodoyo
Wlingi
D.Poso
D.Sideneng
D.Tempe
D.Batur
D.Bratan
D.Bayah
D.Segara Anak
D.Batu Jai
D. Tiukulit
W.Batu Bulan
W.Mamak
W.Pelaparado
W.Campa D.Lamaro
D.Jamur
D.Aiwsa
D.Pania
D.Tigi
Sutami
W.Kedung Ombo
D.Pauh
D.Kecil
D.Kerinci
D.Riam Kanan
W.Cipanunjang
W.Cacaban
Percentage Rainfall Reduction (blue/-10%) and Rainfall Increase (yellow/+20%)
in Future Climate (2075 – 2099) and Vulnerable Lake against Climate Change
Rainfall increased – area (yellow)
 South of Aceh; west part of North
Sumatera (50%)
 Part of Sumatera, pantura Jawa,
Kalimantan, and Papua (20%)
Rainfall reduced – area (blue)
Bengkulu; south Lampung; part of Jawa,
Bali, NTB; part of Sulawesi; Maluku;
West Papua and center Papua (20%)
Prepared by: BMKG 2009
BMKG
Keterangan :
44
BMKG
45
Jangka pendek:
1f
Jangka menengah
1. Jangka panjang
1.
RISET
PERIODE
PENDEK
(3 Tahun)
MENENGAH
(7 Tahun)
PANJANG
(10 Tahun)
DASAR
• Konsolidasi data
Perubahan Iklim
• Pemahaman
proses siklus air &
hidrologi
• Model skenario
IPCC
• Faktor manusia
dan alam dalam PI
• Skenario IPCC
model coupled
• Model PI dikaitkan
dgn fungsi ekologis
TERAPAN
• Kontribusi Adaptif
yang ada di
masyarakat
• Baseline GRK
(Carbon)
• Model iklim untuk
peluang adaptasi
• Energi baru
• Analisa model
proyeksi iklim
untuk Sektoral
• Sosio ekonomi PI
DASAR & TERAPAN
• Ekspose bencana
Iklim per wilayahan
• Peta kerentanan
wilayah kabupaten
• Proses Biogeokimia
• Pemantauan GRK
dan Kontribusi
STRATEGI RISET PERUBAHAN IKLIM
BMKG
46
SCOPE OF RESEARCH ACT.
GAS RUMAH KACA
(GRK)
(Akumulasi GRK/ CO2; CH4; NOX; ect)
CLIMATE CHANGE
(Pola Perubahan; T-CH-RH-etc)
Riset Dasar Baseline Gas Rumah Kaca
(GRK); dan proyeksi GRK (Per-
Ti, BMKG, dan LIPI)
Paleoclimate; Trend
perubahan Iklim; Proyeksi
pemodelan Iklim; Prediksi
suhu Muka Laut (Per-Ti)
Riset
Terapan
Mitigasi sektoral; Renewable
energi; Bibit padi rendah
emisi; Riset REDD; Silvikultur
kehutanan* (Kemhut, KemKP,
Kemtan, BPPT)
Peta Kerentanan; Adaptasi
pesisir; Kajian tata ruang;
Pola sumber daya air;
Dampak cuaca iklim
ekstrim; Kajian iklim dan
kesehatan (BMKG, BPPT,
BMKG
47
SCOPE OF RESEARCH BASIS ILMIAH
1. Perubahan iklim di atmosfer dan di daratan
2. Perubahan iklim di lautan
3. Perubahan iklim di media es
4. Perubahan iklim dari data rekam jejak alamiah
5. Siklus karbon dan siklus biogeokimia lainnya
6. Perubahan pada sistim awan dan aerosol
7. Tekanan radiasi dari unsur alamiah dan manusia
8. Evaluasi hasil pemodelan iklim
9. Deteksi dan atribusi perubahan iklim dari skala global
hingga regional
10.Perubahan iklim jangka pendek hingga 30 tahun: Proyeksi
dan prediktabilitas
11.Perubahan iklim jangka panjang diatas 30 tahun: Proyeksi,
komitmen jangka panjang dan efek pembalikan
12.Kenaikan paras muka laut
13.Perubahan iklim berdasar fenomena iklim
Contac Us :
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
www.bmkg.go.id
Jl.Angkasa I No.2, Kemayoran – Jakarta Pusat
Info Cuaca : 021 6546315/18
Info Gempabumi : 021 6546316
TERIMAKASIH
ATAS PERHATIANNYA
BMKG
48

More Related Content

Dampak Perubahan Iklim Di Indonesia.pptx

  • 1. Dr. Edvin Aldrian APU Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi Kelimatologi dan Geofisika – BMKG IPCC (Inter Governmental Panel on Climate Change) Lead Author Working Group I Disampaikan Pada: Kuliah Umum Kebencanaan Perubahan Iklim UGM PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA Jogjakarta, 7 Maret 2012 BMKG 1
  • 2. 2 Tugas dan Fungsi BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. Tugas BMKG mempunyai tugas : melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
  • 3. 3 Fungsi 1. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi :Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; 2. Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; 3. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; 4. Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; 5. Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; 6. Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim; 7. Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena faktor meteorologi, klimatologi, dan geofisika; 8. Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; 9. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; 10. Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; 11. Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; 12. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; 13. Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; 14. Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; 15. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG; 16. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG; 17. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG; 18. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
  • 4. BMKG BUKTI – BUKTI PERUBAHAN IKLIM  GLOBAL LATAR BELAKANG
  • 5. BMKG BUKTI – BUKTI PERUBAHAN IKLIM  GLOBAL LATAR BELAKANG Konsentrasi gas-gas rumah kaca dari tahun 0 ke 2005 Karbon dioksida (C O2) Metana (C H4) Dinitrogen oksida (N2O) T ahun
  • 6. BMKG BUKTI – BUKTI PERUBAHAN IKLIM  LOKAL LATAR BELAKANG
  • 7. BMKG BUKTI – BUKTI PERUBAHAN IKLIM  LOKAL LATAR BELAKANG
  • 8. BMKG BUKTI – BUKTI PERUBAHAN IKLIM  LOKAL LATAR BELAKANG
  • 9. BMKG BUKTI – BUKTI PERUBAHAN IKLIM  LOKAL LATAR BELAKANG
  • 10. BMKG SINYAL PEMANASAN GLOBAL PADA Suhu Muka Laut LOKAL (ALDRIAN, 2007) SST SCS 24 25 26 27 28 29 30 31 32 1982 1982 1983 1984 1984 1985 1986 1986 1987 1988 1989 1989 1990 1991 1991 1992 1993 1994 1994 1995 1996 1996 1997 1998 1999 1999 2000 2001 2001 2002 2003 2003 2004 2005 2006 2006 Celcius Suhu muka laut China Selatan SST SCS y = 0.0208x + 28.92 24 25 26 27 28 29 30 31 32 1982 1982 1983 1984 1984 1985 1986 1986 1987 1988 1989 1989 1990 1991 1991 1992 1993 1994 1994 1995 1996 1996 1997 1998 1999 1999 2000 2001 2001 2002 2003 2003 2004 2005 2006 2006 Celcius Suhu muka laut China Selatan Linear (Suhu muka laut China Selatan) SST SCS 24 25 26 27 28 29 30 31 32 1982 1985 1988 1992 1995 1999 2002 2006 Celcius Suhu muka laut China Selatan Linear (Suhu muka laut China Selatan) Deteksi pemanasan global lebih mudah di lautan dangkal seperti Laut China Selatan (0 – 5N, 105E – 110E). Peningkatan SST di area ini sebesar 0.0208ºC. Dalam seratus tahun (2105) diproyeksikan akan mencapai 31.3ºC. Akankah SST meningkat lebih lanjut? BUKTI – BUKTI PERUBAHAN IKLIM LATAR BELAKANG
  • 11. BMKG KENAIKAN MUKA LAUT Lokasi stasiun Kenaikan muka laut (mm/tahun) Sumber Cilacap (selatan Jawa Tengah) 1.30 Hadikusuma, 1993 Belawan (Sumatera Utara) 7.83 ITB, 1990 Jakarta 4.38 ITB, 1990 7.00 Berdasarkan data from 1984-2006 Semarang (jawa Tengah) 9.37 ITB. 1990 5.00 Berdasarkan data from 1984-2006 Surabaya (Jawa Timur) 1.00 Berdasarkan data from 1984-2006 Sumatra Timur 5.47 ITB, 1990 Lampung 4.15 P3O-LIPI, 1991
  • 14. BMKG  Gas rumah kaca yang terbuang di atmosfir berfungsi sebagai penyerap energi radiasi matahari dan melepaskannya di atmosfir.  Proses penyerapan terjadi pada frekuensi atau panjang gelombang radiasi matahari yang bersesuaian dengan panjang gelombang eksitasi antar atom pada molekul gas rumah kaca seperti CO2 yaitu pada beberapa panjang gelombang tertentu.  Frekuensi yang sama tersebut akan membuat ikatan antar atom bereksitasi (bergetar) akibat menyerap energi radiasi yang terpancar.  Semakin banyak jumlah molekul gas rumah kaca yang terdapat di atmosfir maka akan semakin kuat daya serap atmosfir karena jumlah energi radiasi yang masuk atmosfir bumi relatif konstan dan hanya bervariasi pada jangka waktu lama. PROSES MOLEKULAR PENYERAPAN RADIASI MATAHARI
  • 15. BMKG LATAR BELAKANG PEMANASAN GLOBAL (PENYERAPAN ENERGI RADIASI MATAHARI)
  • 16. BMKG LATAR BELAKANG PEMANASAN GLOBAL (INTERAKSI ENERGI DAN AIR DI MUKA BUMI) IPCC 2007
  • 17. BMKG PEMANASAN GLOBAL DAMPAK UTAMA: PENINGKATAN SUHU DAN MUKA LAUT Manusia vs alam IPCC 2007 IPCC 2001 Parameter Utama Pemanasan Global •Peningkatan konsentrasi GRK •Peningkatan suhu muka bumi •Peningkatan muka air laut
  • 18. BMKG
  • 19. BMKG  Perkembangan yang pesat dari populasi spesies “homo sapiens” menyebabkan peningkatan gas rumah kaca alami yaitu uap air akibat respirasi sehari hari.  Populasi manusia juga menambah peningkatan gas rumah kaca lainnya akibat kebutuhan akan konsumsi dan energi.  Proses industrialisasi dan perkembangan teknologi mau tidak mau juga membutuhkan sumber energi yang besar dan penumpukan limbah hasil industri yang sedemikian besar ke alam.  Hampir semua proses industri primer tidak akan pernah lepas dari suplai energi yang notabene disediakan oleh sumber energi bahan bakar fosil. POPULASI DAN TEKNOLOGI: SUMBER UTAMA
  • 20. BMKG Global Change dan evolusi peradaban
  • 21. BMKG Konsumsi manusia berbanding lurus dengan peningkatan populasi Homo sapiens  homo carbonensis ?!? EVOLUSI POPULASI DAN PERADABAN MANUSIA Populasi Total real GDP Investasi asing Bendungan Pemakaian air Pemakaian pupuk Populasi kota Konsumsi kertas Rest. McDonald Jumlah kendaraan Sambungan Telepon Turis Internasional
  • 22. BMKG  Konsumsi utama manusia: Karbohidrat  Lemak dan protein sebagai rantai karbon  Tubuh manusia dari skala genetika hingga struktur kasar (dari rambut hingga ujung kaki) mengandung unsur karbon  Minyak goreng dari rantai karbon  Mineral paling berharga (intan berlian) adalah karbon murni  Konsumsi energi manusia berasal dari senyawa karbon (hidrokarbon)  Karbon pemberi warna kehidupan di bumi, kenapa?  Memiliki sifat ikatan yang kuat dan netral dengan berbagai unsur MANUSIA DAN KARBON
  • 23. BMKG HUBUNGAN ANTARA INCOME DAN EMISI CARBON 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 20000 Annual income per head (1985 $) Stern Report 2007
  • 24. BMKG  Proses penumpukan gas gas rumah kaca sebagian besar dikarenakan oleh pemakaian energi dan oleh perubahan tata guna lahan.  Karbon: berasal dari perut bumi  dieksplorasi  energi  dibuang di atmosfir  Karbon yang terbuang tersebut sebagian besar berupa gas CO2 dan sedikit gas CO. Celakanya CO2 merupakan gas rumah kaca.  Penumpukan CO2 di atmosfir  perubahan komposisi atmosfir  feedback iklim  umat manusia.  Kebakaran hutan sebagai contoh feedback antara manusia dan iklim  Perubahan iklim  kebakaran hutan  peningkatan perubahan iklim dst KARBON: DARI PERUT BUMI HINGGA PENUMPUKAN DI ATMOSFIR
  • 25. BMKG annual SST Aug-Dec SST Kalimantan Sumatera Kalimantan Sumatera 1997-2004 0.94 0.83 0.95 0.93 1997-2005 0.90 0.80 0.94 0.93 1997-2006 0.77 0.75 0.84 0.90 0.80 0.77 FEEDBACK IKLIM DAN KEBAKARAN HUTAN 1 -2 -1 0 1 2 3 4 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 NINO3 SST anomaly Total Hotspots Year a) Annual Hotspot Kalimantan hotspot Sumatera hotspot Aug SST-Anomaly annual SST anom -2 -1 0 1 2 3 4 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 NINO3 SST anomaly Total Hotspots Year b) Jul-Dec Hotspot Kalimantan hotspot Sumatera hotspot Aug-Dec SST-anom annual SST anom Aldrian 2007
  • 26. BMKG EVOLUSI LAHAN HUTAN (PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN) 0 Undisturbed forests Forest frontiers Forest/agric. mosaics Forest/plantations/ Agric. mosaic Forest cover PAPUA KALIMANTAN SUMATRA JAVA(?) 1. Trigger (access by road) 2. Reinforcing loops (local demand, infrastructure, capital accumulation, population dynamics) 3. Stabilizing loops (farm jobs, GE effects, forest scarcity) CIFOR 2007
  • 27. BMKG  Atmosfir komoditas terakhir setelah lahan dan air yang diperdagangkan.  Anggapan bahwa atmosfir adalah tempat buangan yang akan mendaur ulang sendiri.  Padahal atmosfir sudah sangat jenuh dengan polusi dan berakibat pada perubahan iklim.  Saat ini manusia sudah berdagang atmosfir sebagai perwujudan harga akan atmosfir yang bersih atau langit biru dalam bentuk carbon trading.  Perdagangan udara yang dilegalkan oleh Kyoto Protokol, meski sifat perdagangannya tidak seperti perdagangan tanah dan air yang dilakukan oleh individu, tetapi dilakukan oleh komunitas dalam bentuk perusahaan swasta dan antar negara.  Insentif perdagangan karbon dan pajak udara. KARBON SEBAGAI KOMODITAS
  • 28. BMKG  Era sebelum industrialisasi adalah era “God created nature” dimana manusia menerima atau mengambil berkah dari alam hasil kreasi Tuhan.  Era industrialisasi adalah era “man made nature” dimana akal pikiran manusia berupaya menaklukkan alam. Perkembangan teknologi pada era inilah yang membenturkan manusia pada alam, karena produk teknologi yang dihasilkan tidak selaras dengan cara kerja alam.  Manusia harus berinovasi untuk menghindari kepunahannya akibat benturan ini.  Era ke depan ini adalah era “God engineered nature” dimana teknologi yang kita buat harus selaras mengikuti prinsip kerja di alam dimana teknologi yang embedded didalamnya kita pelajari dan kita manfaatkan untuk kebutuhan kita.  Era masa depan adalah era bio engineering, teknologi hijau untuk energi dan transportasi dan daur ulang. EVOLUSI PERADABAN DAN TEKNOLOGI MANUSIA
  • 29. BMKG Tekanan penduduk, 2010 237jt Tekanan pembangunan GDP 2010, $800M ranking 17 dunia, 2011 $1030M ranking 15 dunia, proyeksi ranking 7 2050 Tuduhan emitter no 3 dunia 1997 Tuduhan carbon fluxes ke laut 10% dunia Kebijakan energi mix Perpres No 5 2006 Penurunan emisi 26% 2020 Perpres 61 2011 Inventory GRK Nasional Perpres 71 2011 PERMASALAHAN PERUBAHAN IKLIM INDONESIA
  • 30. BMKG  Gap antara political will dan scientific capacity,  Gap antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah,  Perkembangan Sumber daya manusia:  Kapasitas Penelitian  Peningkatan skills and expertise  Terlalu banyak observers daripada players dalam perubahan iklim Indonesia sehingga kurang data untuk Indonesia sementara data berlimpah data dari global  Kebutuhan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin evident based data dan processes perubahan iklim di indonesia PERMASALAHAN DENGAN PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA
  • 31. Perubahan Energi PEMANASAN GLOBAL  Kelembaban • Angin  Tutupan Awan • Hujan  Suhu • Penguapan PERUBAHAN IKLIM • Kebakaran hutan • Longsor • Kekeringan • Banjir • Kenaikan Muka Laut • Siklon • Puting Beliung  Sumber Energi • Malaria  Rusaknya infrastruktur • OPT  Transportasi terganggu • Sumber Air • Pariwisata terganggu • DBD Mitigasi Adaptasi : mengatasi akibat – mengelola yang tidak bisa dihindari Mitigasi : mengatasi penyebab – menghindari yang tidak bisa dikelola Perubahan Siklus Air Adaptasi DAMPAK FISIK DAMPAK NON FISIK GAS RUMAH KACA RESPON
  • 32.  Observation - Data Collection  Research & Modeling  Capacity Building  Dissemination of Climate Information Climate change information (Historical and Projection/Trend) NAT’L POLICY (RAN MAPI 2007) Climate Sensitive Sectors Climate Sensitive Sectors ADAPTATION KLH BMKG –UNIVERSITIES- RELATED INSTITUTIONS- CLIMATE SEN.SECTOR SCIENTIFIC ACTS 1 2 MITIGATION CLIMATE SENSITIVE SECTORS : Deptan – Depkes – Dep PU – Dephut – Depbudpar – ESDM – Dephub – DKP Dep.Finance Nat’l Dev.Planning Agency Nat’l Council of C.Change DNPI 3 “Adaptation is managing the unavoidable” “Mitigation is avoiding the unmanageable”
  • 33.  “SCIENTIFIC ACTS”/ PROCESS and TREND of Climate Change  “ADAPTATION” coping with the effect of C.Ch (Ref: RAN MAPI)  “MITIGATION” coping with the cause of C.Ch (Ref: RAN MAPI) Observation & Dt.Collection ---------- BMKG Data Analysis ----------BMKG + Univ + Climate Related Inst. Climate Modeling -----BMKG + Univ + Climate Related Inst. Capacity Building -----BMKG + Univ + Climate Related Inst. Historical Climate Change Information (Research Finding)- BMKG S & T Implementation...Climate Sensitive Sector + Univ Monitoring & Evaluation of the Adaptation activities progress Future/ Trend Projection of Climate Change (Research Finding)-BMKG S & T Implementation...Climate Sensitive Sector + Univ Monitoring & Evaluation of the Mitigation activities progress Nat’l Dev.Planning Agency 1 2 3 The Nat’l Council on C.Change 33 NOTE: ● RAN MAPI = Nat’l Planing on Mitigation and Adaptation on Climate Change (KLH, 2007) • Science is more essential for our prosperity, our security, our health, our environment, our quality of life, then it has ever been before (US President, B. Obama) ● “Mitigation and Adaptation are decisions to be made by society, but they should be informed by science” ● “Adaptation is managing the unavoidable” ● “Mitigation is avoiding the unmanageable” (NOAA Director, Jane Lubchenco – 2010) ● Climate Sensitive Sector. 1. Agriculture 2. Water Resource 3. Transportation 4. Forestry 5. Health 6. Fishery 7. Energy 8. Tourism DIKNAS KLH DNPI Climate Sensitive Sector Climate Sensitive Sector Min of R-Tech Min of R-Tech Min of Envrnt Min of R-Tech Min of Envrnt
  • 34. • Water • Coastal Area Infrastructure • Fishery COP MOP • annual • Convention on CC • annual • Emision Reduction SBI (M-A on CC) Implementasi • Data, Systematic Observation, Monitoring • Method, Tools • Vulnerability , Adaptation - assessment CO2-NO2-NOx-O3-etc RESOLUTION • Kyoto Protocol (1997) • Nairobi Work Program (2006) • Bali Action Plan (2007) • Copenhagen (2009) • Capacity bldg • Education/ Training • Public Awereness • Financial Resources • Insurance – Related Prog. • Cooperation & synergy • Mainstreaming SBSTA (M-A on cc) (S&T) INPUT INTL TECH- DEPT. • Agriculture • Transportation • Energy • Forestry • Infrastructure • Health SECTORIAL PROG/DEP. INSTITUTIONAL AND ACTIVITY INTERLINK RELATED TO CLIMATE CHANGE ISSUES KLH RAN / MAPI & IPCC Nov 2007 WCC-2 (1990) UNFCCC (Policy) WCC-1 (1979) IPCC(Scientific) WCC-3 (2009) (....?) AR 1 : [1990] AR 2 : [1995] AR 3 : [2001] AR 4 : [2007] IPCC-31, BALI : [Oct. 2009] AR 5 : [2014] DNPI BMKG SBI: Subsidiary Body for Implementation SBSTA: Subsidiary Body for Scientific and Technological Advice COP : Conference of the Parties MOP: Meeting of the Parties CMP: COP+MOP COP 13/CMP 3 (Bali, Dec 2007) UNEP (LH) WMO (BMKG)
  • 35. WMO (World Meteorological Organization) UNEP (UN Framework Convention on CC) WCP (World Climate Program) - 1979 WCC-1 (1979) WCC-2 (1990) UNFCCC (UN Framework Convention on CC) - 1990 • Scientific Framework for CC • Product : Assessment Report (AR) I – IV • AR-IV has received Nobel Peace Prize 2007 • Political Framework for CC • Product : Kyoto Protocol (1997); Nairobi Work Prog (2006); Bali Action Plan (2007); Copenhagen Protocol (2009) (WCC-1 to WCC-3) ICSU (Int’l Council for Science ) IPCC (Intergovernmental Panel on CC) - 1988 • Product : World Climate Research Prog. / WCRP Global Climate Obs. System (GCOS) IOC-UNESCO (Intergovernmental Oceanographic Commission of UNESCO) WCC-3 (2009) Global Framework for Climate services - 2009 INT’L PARTNERS OF WMO • Product : Climate services application programme, Climate services information system 2 Program 2 Program 3 Program 1 2 1 2
  • 36. Detection of Climate Change  Adapting to the impact of Climate Change (ADAPTATION)  (ref: RAN MAPI/NAPA)  Reducing the cause of Climate Change (MITIGATION) (ref: RAN MAPI/NAMA) Observasi ----------------------------------------- BMKG Data collection ----------------------------------- BMKG Data Analysis -------BMKG + Univ + LPND KMNRT Modeling proyeksi parameter ---------------- BMKG Diseminasi ---------------------------------------- BMKG Implementasi kegiatan adaptasi (ref: RAN MAPI), Dep. Teknis S – T : Litbang sektor + LPND. Monitor & evaluasi progres kegiatan adaptasi, KLH Implementasi kegiatan mitigasi Dep. Teknis S – T : Litbang Dep. teknis + LPND Monitor & evaluasi kegiatan adaptasi KLH BAPPENAS BAPPENAS BAPPENAS 1 2 3
  • 37. TEMPERATURE CHANGE IN MAKASSAR 1972 - 2007 (OBSERVATION) Juli : 1.4°C / 100 tahun Januari : 1.04°C / 100 tahun , , , , , , , , y = 0.0184x + 25.563 y = 0.0283x + 25.324 23 24 25 26 27 28 29 1972 1982 1992 2002 Jan Jul Linear (Jan) Linear (Jul) (°C) Juli : 1.84°C / 100 year Januari : 2.83°C / 100 year (year)
  • 38. Perbandingan Rata_2 Curah Hujan Dasarian Periode 1971-2000 dan 2001-2010 (ZOM 37 - Jawa Barat) 0 25 50 75 100 125 150 175 200 I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III Bulan / Dasarian Hujan (mm) 1971-2000 2001-2010 Batas Musim Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des ZOM 37 (West J ava) 15 Saat ini (2001-2010): Awal kemaraunya lebih cepat datang dan lebih panjang periodenya (20 hari) dibandingkan tahun 1971 – 2000) ZOM _184 0 50 100 150 200 250 300 350 400 J F M A M J J A S O N D ZOM 184. (Barru, west Maros, Makassar city) 1971 – 2000 rainy season onsetsare earlierby 20 days 1971-2000 2001-2007 1971 – 2000 dry season onsetsare earlierby 20 days Tahun ZOM _185 0 50 100 150 200 250 300 350 400 J F M A M J J A S O N D ZOM 185. (north Gowa, east Maros) 1971-2000 2001-2007 Tahun 1971 – 2000 rainy season onsetsare earlierby 10 days 1971 – 2000 dry season onsetsare similar ZOM _193 0 50 100 150 200 250 300 350 400 J F M A M J J A S O N D ZOM 193. (Enrekang) 1971-2000 2001-2007 Tahun 1971 – 2000 rainy season onsetsare earlierby 10 days 1971 – 2000 dry season onsetsare late by 20 days
  • 39. BMG R&D Center, 2007 0 5 10 15 20 25 30 35 0 200 400 600 800 Peluang hujan (%) Curah hujan bulanan (mm) 1900-1929 1910-1939 1920-1949 1930-1959 1940-1969 1950-1979 1960-1989 1970-1999 Keterangan PERUBAHAN PELUANG HUJAN JAWA BARAT + BANTEN + JAKARTA ( Des – Jan – Feb ; 1900 – 2000) 1970 – 2000 13% probability utk c. hujan 500 mm/bln 1900 – 1929 3% probability utk c. hujan 500 mm/bln 500
  • 40. 0 5 10 15 20 25 0 200 400 600 800 1000 Peluang (%) Curah hujan (mm/bulan) 1900-1929 1910-1939 1920-1949 1930-1959 1940-1969 1950-1979 1960-1989 1970-1999 PERUBAHAN PELUANG HUJAN NUSA TENGGARA ( DeS – Jan – Feb ; 1900 – 2000) 1970 – 2000 22% probability utk c. hujan 650 mm/bln 1900 – 1929 6% probability utk c. hujan 650 mm/bln 650
  • 41. BMKG 2010, THE WARMEST YEAR OF SST OVER INDONESIA ON RECORD? HOW POSSIBLE? Mei 2010 in comparison to last decade averag June 2010 in comparison to last decade averag Courtesy: Erwin Makmur 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58 61 64 67 70 73 Anomali Suhu Bulan Anomali Suhu Muka Laut Perairan Indonesia Th 1998 Th 2010
  • 42. RAINFALL INCREASE PROJECTION IN JAVA 2015-2039 vs 1979-2003 (IN%) RAINFALL INCREASE PROJECTION IN JAVA 2075-2099 vs 1979-2003 (in %) Collaboration between BMKG and MRI Japan Annual rainfall changes • 2015-2030 : - 5 s/d + 5 % Central food production: Jabar, Jateng, Jatim !! • 2075-2099 : + (5 s/d 20 %) except south of west Java BMKG
  • 43. Sengguru D.Ranau W.Jatiluhur W.Saguling W.Cirata W.Darma W.Penjalin W.Mahalaya W.Gajah Mungkur W.Ngebel Sermo Wonorejo R.Lamongan Salorejo Lodoyo Wlingi D.Poso D.Sideneng D.Tempe D.Batur D.Bratan D.Bayah D.Segara Anak D.Batu Jai D. Tiukulit W.Batu Bulan W.Mamak W.Pelaparado W.Campa D.Lamaro D.Jamur D.Aiwsa D.Pania D.Tigi Sutami W.Kedung Ombo D.Pauh D.Kecil D.Kerinci D.Riam Kanan W.Cipanunjang W.Cacaban Percentage Rainfall Reduction (blue/-10%) and Rainfall Increase (yellow/+20%) in Future Climate (2075 – 2099) and Vulnerable Lake against Climate Change Rainfall increased – area (yellow)  South of Aceh; west part of North Sumatera (50%)  Part of Sumatera, pantura Jawa, Kalimantan, and Papua (20%) Rainfall reduced – area (blue) Bengkulu; south Lampung; part of Jawa, Bali, NTB; part of Sulawesi; Maluku; West Papua and center Papua (20%) Prepared by: BMKG 2009
  • 45. BMKG 45 Jangka pendek: 1f Jangka menengah 1. Jangka panjang 1. RISET PERIODE PENDEK (3 Tahun) MENENGAH (7 Tahun) PANJANG (10 Tahun) DASAR • Konsolidasi data Perubahan Iklim • Pemahaman proses siklus air & hidrologi • Model skenario IPCC • Faktor manusia dan alam dalam PI • Skenario IPCC model coupled • Model PI dikaitkan dgn fungsi ekologis TERAPAN • Kontribusi Adaptif yang ada di masyarakat • Baseline GRK (Carbon) • Model iklim untuk peluang adaptasi • Energi baru • Analisa model proyeksi iklim untuk Sektoral • Sosio ekonomi PI DASAR & TERAPAN • Ekspose bencana Iklim per wilayahan • Peta kerentanan wilayah kabupaten • Proses Biogeokimia • Pemantauan GRK dan Kontribusi STRATEGI RISET PERUBAHAN IKLIM
  • 46. BMKG 46 SCOPE OF RESEARCH ACT. GAS RUMAH KACA (GRK) (Akumulasi GRK/ CO2; CH4; NOX; ect) CLIMATE CHANGE (Pola Perubahan; T-CH-RH-etc) Riset Dasar Baseline Gas Rumah Kaca (GRK); dan proyeksi GRK (Per- Ti, BMKG, dan LIPI) Paleoclimate; Trend perubahan Iklim; Proyeksi pemodelan Iklim; Prediksi suhu Muka Laut (Per-Ti) Riset Terapan Mitigasi sektoral; Renewable energi; Bibit padi rendah emisi; Riset REDD; Silvikultur kehutanan* (Kemhut, KemKP, Kemtan, BPPT) Peta Kerentanan; Adaptasi pesisir; Kajian tata ruang; Pola sumber daya air; Dampak cuaca iklim ekstrim; Kajian iklim dan kesehatan (BMKG, BPPT,
  • 47. BMKG 47 SCOPE OF RESEARCH BASIS ILMIAH 1. Perubahan iklim di atmosfer dan di daratan 2. Perubahan iklim di lautan 3. Perubahan iklim di media es 4. Perubahan iklim dari data rekam jejak alamiah 5. Siklus karbon dan siklus biogeokimia lainnya 6. Perubahan pada sistim awan dan aerosol 7. Tekanan radiasi dari unsur alamiah dan manusia 8. Evaluasi hasil pemodelan iklim 9. Deteksi dan atribusi perubahan iklim dari skala global hingga regional 10.Perubahan iklim jangka pendek hingga 30 tahun: Proyeksi dan prediktabilitas 11.Perubahan iklim jangka panjang diatas 30 tahun: Proyeksi, komitmen jangka panjang dan efek pembalikan 12.Kenaikan paras muka laut 13.Perubahan iklim berdasar fenomena iklim
  • 48. Contac Us : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika www.bmkg.go.id Jl.Angkasa I No.2, Kemayoran – Jakarta Pusat Info Cuaca : 021 6546315/18 Info Gempabumi : 021 6546316 TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA BMKG 48