Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
SlideShare a Scribd company logo
Dr. SATYA PRANATA ASMARA, MBA
DOSEN PENGAMPU
FAKTOR INDIVIDU
DALAM ORGANISASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
Mata Kuliah Pengantar Manajemen
FAKTOR INDIVIDU DALAM ORGANISASI
BAB XI
1. Mengetahui pentingnya mengenali karakteristik individu sebagai esensi
dari faktor sumber daya manusia dalam organisasi
2. Mengetahui bahwa karakteristik individu sangat beragam dan dapat
berdampak pada perilaku, kepribadian, sikap individu dalam organisasi
3. Mengetahui berbagai isu seputar karakteristik individu dalam organisasi,
terutama mengenai stres dan kreatifitas.
T U J U A N
Kontribusi dan Kompensasi
Kontribusi
Apa yang dapat diberikan
oleh individu bagi organisasi
atau perusahaan
Kompensasi
Apa yang dapat diberikan
oleh organisasi atau
perusahaan bagi individu
Kontribusi dan Kompensasi
Kontribusi dari
Individu bagi
organisasi :
• Usaha
• Kemampuan
• Keahlian
• Loyalitas
• Waktu
• Kompetensi
Kompensasi dari
Organisasi bagi
individu :
• Upah
• Kepastian dan
Keamanan Kerja
• Benefit
• Peluang Karir
• Status
• Peluang Promosi
3 Faktor yang terkait dengan Individu dalam Organisasi
Keragaman Individu dalam Organisasi (Individual
Differences in Organization)
Perusahaan perlu memahami keragaman ini secara
lebih terbuka dan menerimanya sebagai dinamika
yang terdapat dalam organisasi manapun
Kontrak Psikologis (Psychological Contract)
Suatu kesepakatan tidak tertulis yang muncul ketika
seseorang bergabung dengan sebuah organisasi
atau ketika tenaga kerja bergabung dalam sebuah
perusahaan
Kesesuaian Tenaga Kerja yang dibutuhkan Perusahaan
(Personal Job Fit)
Walaupun seleksi utk mendapatkan tenaga kerja yang
sesuai dilakukan dengan ketat, tetapi kadang2 tdk
menghasilkan sesuai harapan. Hal ini terutama
karena menyangkut faktor manusia yg tdk sempurna
Faktor Individu dan
Kepribadian(Big Five
Model of Personality)
Cenderung lebih patuh dengan
individu lainnya dan memiliki
kepribadian yang ingin menghindari
konfilk
Cenderung lebih berhati-hati dalam
melakukan suatu tindakan ataupun
penuh pertimbangan dalam
mengambil sebuah keputusan,
mereka juga memiliki disiplin diri
yang tinggi dan dapat dipercaya
Tingkat kenyamanan seseorang dalam
berinteraksi dengan orang lain
Ketertarikan terhadap hal-hal baru
dan keinginan untuk mengetahui
serta mempelajari sesuatu yang baru
Kepribadian yang menilai
kemampuan seseorang dalam
menahan tekanan atau stress.
Faktor Individu dan Kepribadian(Big Five Model of Personality)
Tinggi Conscientiousness Rendah
Tinggi Neuroticism / Negative Emotion Rendah
Tinggi Extraversion Rendah
Tinggi Agreeableness Rendah
Tinggi Openness Rendah
Kooperatif (dapat
bekerjasama), penuh
kepercayaan, bersifat baik,
hangat dan berhati lembut
serta suka membantu.
Tidak mudah bersepakat
dengan individu lain karena
suka menentang, bersifat
dingin dan tidak ramah.
Dapat diandalkan,
bertanggung jawab,
tekun dan berorientasi
pada pencapain.
Kurang bertanggung
jawab, terburu-buru, tidak
teratur dan kurang dapat
diandalkan dalam
melakukan suatu pekerjaan
Emotional
Stability (Stabilitas
Emosional), tenang saat
menghadapi masalah,
percaya diri, memiliki
pendirian yang teguh
Mudah gugup, depresi,
tidak percaya diri dan
mudah berubah pikiran
Senang bergaul, mudah
bersosialisasi, hidup
berkelompok dan tegas
Pemalu, suka
menyendiri, penakut
dan pendiam.
Kreatif, Imajinatif,
Intelektual, penasaran
dan berpikiran luas
Cenderung konvensional
dan nyaman terhadap
hal-hal yang telah ada
serta akan menimbulkan
kegelisahan jika
diberikan tugas-tugas
baru.
Beberapa Perilaku lain dari Individu
Self-efficacy :
perilaku ini merujuk pada kepercayaan diri
dari individu untuk dapat melakukan
sesuatu. Individu yang memiliki self-eficacy
yang tinggi adalah individu yg memiliki
keyakinan utk mengerjakan berbagai hal,
sebaliknya individu yang memiliki self-
eficacy rendah adalah individu yang
seringkali meragukan kemampuan dirinya
utk melakukan berbagai hal.
Locus of Control :
merupakan kendali individu atas pekerjaan mereka dan
kepercayaan mereka terhadap keberhasilan diri. Lokus
pengendalian ini terbagi menjadi dua yaitu lokus
pengendalian internal yang mencirikan seseorang
memiliki keyakinan bahwa mereka bertanggung jawab
atas perilaku kerja mereka di organisasi. Lokus
pengendalian eksternal yang mencirikan individu yang
mempercayai bahwa perilaku kerja dan keberhasilan
tugas mereka lebih dikarenakan faktor di luar diri yaitu
organisasi.
Beberapa Perilaku lain dari Individu
Machiavellianism:
Seorang individu yang macheavelianisme nya tinggi adalah
pragmatis, menjaga jarak emosional, dan yakin tujuan dapat
menghalalkan segala cara. Orang-orang yang macheavelianisme
nya tinggi sering melakukan manipulasi , lebih suka menang,
kurang bisa dibujuk, dan membujuk lebih banyak orang lain
dibandingkan dengan orang-orang yang macheavelianisme rendah.
Authoritarianism :
Perilaku ini merujuk pada keyakinan individu akan peran tingkatan
hierarki dlm satu organisasi dan kaitannya dengan kekuasaan dalam
organisasi. Individu yang tingkat authoritarianism-nya tinggi
beranggapan bahwa jika perintah atau keputusan telah dikeluarkan
dari hierarki yang lebih tinggi, maka tdk ada alasan utk
menolaknya. Sebaliknya individu dengan tingkat authoritarianism
yang rendah beranggapan bahwa kebenaran tidak selalu muncul
berdasarkan tingkat hierarki dalam sebuah organisasi, sehingga
yang datang dari atas tidak serta merta harus diikuti.
orang-orang yang macheavelianisme tinggi sangat cocok yang membutuhkan keterampilan
tawar-menawar atau yang menawarkan imbalan besar untuk menang. Orang-orang yg
macheavelianisme tinggi adalah orang yang tinggi rasionalitasnya, rendah tingkat loyalitas dan
persahabatan, serta menyukai untuk melakukan kontrol terhadap orang lain. Orang-orang yang
macheavelianisme rendah cenderung memiliki tingkat emosional yg tinggi, rasionalitas yg rendah,
menghargai persahabatan dan loyalitas, serta kurang menyukai utk mengontrol orang lain.
Beberapa Perilaku lain dari Individu
Risk propensity:
Perilaku ini merujuk kepada kecenderungan
individu dlm hal pengambilan resiko dan
menjawab tantangan. Individu yang risk
propensity nya tinggi adalah seorang risk taker
atau pengambil resiko. Individu yang Risk
propensity nya rendah adalah seorang yang risk
avoider atau penghindar resiko.
Self-esteem:
Perilaku ini merujuk kepada sebuah keyakinan dari
seseorang atau individu bahwa dirinya layak untuk
mendapatkan penghargaan. Individu dengan self
esteem yang tinggi cenderung berupaya untuk mencari
posisi yang tinggi dalam sebuah organisasi, dan
sebaliknya untuk yang self-esteem yang rendah.
Perilaku Individu dan Sikap Berorganisasi
• Komponen Afektif: menyangkut perasaan yang dirasakan oleh seseorang
mengenai gagasan, situasi atau lingkungan yg dihadapinya. Misal:”saya
kecewa dengan kualitas pelayanan dari PT XYX”
• Komponen Kognitif: menyangkut pengetahuan seseorang mengenai sesuatu
yg terkait dg gagasan, situasi maupun lingkungan yg dihadapinya. Misal:
“Kualitas pelayanan PT XYZ jauh di bawah kualitas Pelayanan PT DEF”
• Komponen Intensi: menyangkut harapan dari seseorang sebagai akibat dari
gagasan, situasi maupun lingkungan yg dihadapinya. Misal: “Saya pikir
perusahaan tidak perlu lagi menjadi konsumen dari PT XYZ”
Griffin (2000) menjelaskan bahwa sikap memiliki 3 komponen utama,
yaitu:
Perilaku Individu dan Sikap Berorganisasi
Persepsi Selektif
Proses penyeleksian informasi
mengenai sesuatu dimana sesuatu
tersebut mengalami berbagai
kontradiksi dan ketidaksesuaian
dari persepsi awal yang kita yakini
Stereotip
Proses pelabelan terhadap
seseorang berdasarkan suatu
kejadian tertentu yang dialami atau
dilakukan oleh seseorang tersebut.
Beberapa Isu seputar Perilaku Individu
Tahap 1: Alarm Tahap 2 : Resistance Tahap 3 : Exhaustion
Respon terhadap Stress
Level Normal dari
Resistance
General
Adaptive
Syndrome
(GAS)
Model
Tahap 1: “Alarm” adalah tahap
dimana individu mengalami
sesuatu yg menyebabkan
dirinya memberikan respon yg
tdk biasanya. Pd saat ini tubuh
akan memberikan semacam
reaksi atas aktivitas yg tdk
normal tsb misal stres, panik,
dll. Bentuk respon tsb
dinamakan sbg alarm.
General Adaption Syndrome
(GAS)
Tahap 3: “Exhaustion”
yaitu tahap dimana
individu mengalami
indikasi lain sbg akibat
dari penyesuaian yg
dilakukan pd tahap
sebelumnya. Indikasi ini
dpt lebih baik dri keadaan
pd tahap 1 atau 2, atau
sebaliknya ketika respon
pd tahap 1 dan 2 tdk
menyelesaikan masalah yg
dialami pertama kali pada
tahap 1.
Tahap 2: “Resistance” yaitu
tahap dimana individu
melakukan penyesuaian diri
berupa reaksi atas respons
yg dia lakukan pd tahap
alarm. Bentuk penyesuaian
diri misalnya berupa
tindakan utk menyelesaikan
sesuatu, membiarkan
sesuatu, atau pengabaian
thd sesuatu, dll.
Stres pd dasarnya merupakan respon individu thd tekanan
yg tinggi dlm pekerjaan. Tekanan yg tinggi tsb sering
disebut stressor. Stres terjadi seiring dg pengalaman yg
dilalui oleh individu yg dinamakan sbg General Adaption
Syndrome (GAS).
Griffin (2000) membagi individu dalam perilakunya thd stres menjadi 2 tipe, yaitu:
Perilaku Individu dan Stres
Individu Bertipe A: adalah individu yg
bersifat kompetitif dan sangat menyukai
pekerjaan dan sangat dapat mengatur
pekerjaan dengan waktu yg tersedia
sekalipun terbatas.
Individu Bertipe B: adalah individu yg kurang
memiliki sifat kompetitif, dan kurang
menyukai pekerjaan serta kurang terampil
dlm mengatur pekerjaan dg waktu yg
diberikan
Faktor-faktor Penyebab Stres
Tuntutan interpersonal (interpersonal demands): terkait
dg adanya tekanan yg muncul dari rekan kerja, kelompok
kerja, maupun adanya konflik personal dalam organisasi
Tuntutan pekerjaan (task demands): berupa tuntutan
tugas yg harus diselesaikan, misalnya keputusan yg
cepat, keputusan yg kritis, atau kurangnya informasi yg
mendukung penyelesaian pekerjaan
Tuntutan fisik (physical demands): tekanan akibat
keadaan fisik, misal temperatur yg tinggi, kualitas
ruangan yg buruk, atau kondisi fisik pekerja yg sedang
sakit.
Tuntutan peran/fungsi (role demands):
tekanan akibat adanya ambisi dari individu
mengenai sesuatu yg ingin dicapai
Pengendalian Stres
Merubah suasana atau lingkungan pekerjaan
Olahraga yang teratur
Relaksasi
Manajemen waktu
Support group
Kreativitas Individu dalam Organisasi
Faktor Pendorong Kreativitas Individu
a. Pengalaman individu dg kreativitas: yaitu apakah
individu2 tersebut pernah terlibat dlm kegiatan2 yang
menuntutnya utk bertindak kreatif atau tidak pernah.
b. Perlakuan terhadap individu: terkait dengan bagaimana
cara manajer misalnya memperlakukan tenaga
kerjanya. Ada yg bersifat hierarkis, topdown, atau
sebaliknya.
c. Kemampuan kognitif dari individu: ada individu yang
cenderung untuk memiliki convegent cognitif
thinking yaitu terbiasa utk melihat berbagai persamaan
dari berbagai perbedaan yang ada. Orang kreatif
memiliki kemampuan di dua jenis cara berpikir baik
divergen maupun convergen.
d. Kreativitas Individu dalam Organisasi
Kreativitas Individu dalam Organisasi
Tahap-tahap Munculnya Kreativitas ada 4 tahap:
Tahap persiapan :
berupa proses pendidikan/pelatihan dan
pemberian informasi tertentu kepada
individu.
Tahap Tahap inkubasi:
individu dikondisikan pada kondisi tertentu
yg memungkinkan dirinya utk mendapatkan
gagasan-gagasan baru mengenai sesuatu.
Tahap Penemuan
gagasan:
pd tahap ini individu
berhasil menemukan
gagasan yang mungkin
akan memberikan
manfaat perubahan
bagi organisasi.
Tahap pengujian:
merupakan tahap terakhir utk
merealisasikan gagasan mengenai sesuatu.
1
2
4
3

More Related Content

Faktor Individu dalam Organiasasi

  • 1. Dr. SATYA PRANATA ASMARA, MBA DOSEN PENGAMPU FAKTOR INDIVIDU DALAM ORGANISASI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 Mata Kuliah Pengantar Manajemen
  • 2. FAKTOR INDIVIDU DALAM ORGANISASI BAB XI 1. Mengetahui pentingnya mengenali karakteristik individu sebagai esensi dari faktor sumber daya manusia dalam organisasi 2. Mengetahui bahwa karakteristik individu sangat beragam dan dapat berdampak pada perilaku, kepribadian, sikap individu dalam organisasi 3. Mengetahui berbagai isu seputar karakteristik individu dalam organisasi, terutama mengenai stres dan kreatifitas. T U J U A N
  • 3. Kontribusi dan Kompensasi Kontribusi Apa yang dapat diberikan oleh individu bagi organisasi atau perusahaan Kompensasi Apa yang dapat diberikan oleh organisasi atau perusahaan bagi individu
  • 4. Kontribusi dan Kompensasi Kontribusi dari Individu bagi organisasi : • Usaha • Kemampuan • Keahlian • Loyalitas • Waktu • Kompetensi Kompensasi dari Organisasi bagi individu : • Upah • Kepastian dan Keamanan Kerja • Benefit • Peluang Karir • Status • Peluang Promosi
  • 5. 3 Faktor yang terkait dengan Individu dalam Organisasi Keragaman Individu dalam Organisasi (Individual Differences in Organization) Perusahaan perlu memahami keragaman ini secara lebih terbuka dan menerimanya sebagai dinamika yang terdapat dalam organisasi manapun Kontrak Psikologis (Psychological Contract) Suatu kesepakatan tidak tertulis yang muncul ketika seseorang bergabung dengan sebuah organisasi atau ketika tenaga kerja bergabung dalam sebuah perusahaan Kesesuaian Tenaga Kerja yang dibutuhkan Perusahaan (Personal Job Fit) Walaupun seleksi utk mendapatkan tenaga kerja yang sesuai dilakukan dengan ketat, tetapi kadang2 tdk menghasilkan sesuai harapan. Hal ini terutama karena menyangkut faktor manusia yg tdk sempurna
  • 6. Faktor Individu dan Kepribadian(Big Five Model of Personality) Cenderung lebih patuh dengan individu lainnya dan memiliki kepribadian yang ingin menghindari konfilk Cenderung lebih berhati-hati dalam melakukan suatu tindakan ataupun penuh pertimbangan dalam mengambil sebuah keputusan, mereka juga memiliki disiplin diri yang tinggi dan dapat dipercaya Tingkat kenyamanan seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain Ketertarikan terhadap hal-hal baru dan keinginan untuk mengetahui serta mempelajari sesuatu yang baru Kepribadian yang menilai kemampuan seseorang dalam menahan tekanan atau stress.
  • 7. Faktor Individu dan Kepribadian(Big Five Model of Personality) Tinggi Conscientiousness Rendah Tinggi Neuroticism / Negative Emotion Rendah Tinggi Extraversion Rendah Tinggi Agreeableness Rendah Tinggi Openness Rendah Kooperatif (dapat bekerjasama), penuh kepercayaan, bersifat baik, hangat dan berhati lembut serta suka membantu. Tidak mudah bersepakat dengan individu lain karena suka menentang, bersifat dingin dan tidak ramah. Dapat diandalkan, bertanggung jawab, tekun dan berorientasi pada pencapain. Kurang bertanggung jawab, terburu-buru, tidak teratur dan kurang dapat diandalkan dalam melakukan suatu pekerjaan Emotional Stability (Stabilitas Emosional), tenang saat menghadapi masalah, percaya diri, memiliki pendirian yang teguh Mudah gugup, depresi, tidak percaya diri dan mudah berubah pikiran Senang bergaul, mudah bersosialisasi, hidup berkelompok dan tegas Pemalu, suka menyendiri, penakut dan pendiam. Kreatif, Imajinatif, Intelektual, penasaran dan berpikiran luas Cenderung konvensional dan nyaman terhadap hal-hal yang telah ada serta akan menimbulkan kegelisahan jika diberikan tugas-tugas baru.
  • 8. Beberapa Perilaku lain dari Individu Self-efficacy : perilaku ini merujuk pada kepercayaan diri dari individu untuk dapat melakukan sesuatu. Individu yang memiliki self-eficacy yang tinggi adalah individu yg memiliki keyakinan utk mengerjakan berbagai hal, sebaliknya individu yang memiliki self- eficacy rendah adalah individu yang seringkali meragukan kemampuan dirinya utk melakukan berbagai hal. Locus of Control : merupakan kendali individu atas pekerjaan mereka dan kepercayaan mereka terhadap keberhasilan diri. Lokus pengendalian ini terbagi menjadi dua yaitu lokus pengendalian internal yang mencirikan seseorang memiliki keyakinan bahwa mereka bertanggung jawab atas perilaku kerja mereka di organisasi. Lokus pengendalian eksternal yang mencirikan individu yang mempercayai bahwa perilaku kerja dan keberhasilan tugas mereka lebih dikarenakan faktor di luar diri yaitu organisasi.
  • 9. Beberapa Perilaku lain dari Individu Machiavellianism: Seorang individu yang macheavelianisme nya tinggi adalah pragmatis, menjaga jarak emosional, dan yakin tujuan dapat menghalalkan segala cara. Orang-orang yang macheavelianisme nya tinggi sering melakukan manipulasi , lebih suka menang, kurang bisa dibujuk, dan membujuk lebih banyak orang lain dibandingkan dengan orang-orang yang macheavelianisme rendah. Authoritarianism : Perilaku ini merujuk pada keyakinan individu akan peran tingkatan hierarki dlm satu organisasi dan kaitannya dengan kekuasaan dalam organisasi. Individu yang tingkat authoritarianism-nya tinggi beranggapan bahwa jika perintah atau keputusan telah dikeluarkan dari hierarki yang lebih tinggi, maka tdk ada alasan utk menolaknya. Sebaliknya individu dengan tingkat authoritarianism yang rendah beranggapan bahwa kebenaran tidak selalu muncul berdasarkan tingkat hierarki dalam sebuah organisasi, sehingga yang datang dari atas tidak serta merta harus diikuti. orang-orang yang macheavelianisme tinggi sangat cocok yang membutuhkan keterampilan tawar-menawar atau yang menawarkan imbalan besar untuk menang. Orang-orang yg macheavelianisme tinggi adalah orang yang tinggi rasionalitasnya, rendah tingkat loyalitas dan persahabatan, serta menyukai untuk melakukan kontrol terhadap orang lain. Orang-orang yang macheavelianisme rendah cenderung memiliki tingkat emosional yg tinggi, rasionalitas yg rendah, menghargai persahabatan dan loyalitas, serta kurang menyukai utk mengontrol orang lain.
  • 10. Beberapa Perilaku lain dari Individu Risk propensity: Perilaku ini merujuk kepada kecenderungan individu dlm hal pengambilan resiko dan menjawab tantangan. Individu yang risk propensity nya tinggi adalah seorang risk taker atau pengambil resiko. Individu yang Risk propensity nya rendah adalah seorang yang risk avoider atau penghindar resiko. Self-esteem: Perilaku ini merujuk kepada sebuah keyakinan dari seseorang atau individu bahwa dirinya layak untuk mendapatkan penghargaan. Individu dengan self esteem yang tinggi cenderung berupaya untuk mencari posisi yang tinggi dalam sebuah organisasi, dan sebaliknya untuk yang self-esteem yang rendah.
  • 11. Perilaku Individu dan Sikap Berorganisasi • Komponen Afektif: menyangkut perasaan yang dirasakan oleh seseorang mengenai gagasan, situasi atau lingkungan yg dihadapinya. Misal:”saya kecewa dengan kualitas pelayanan dari PT XYX” • Komponen Kognitif: menyangkut pengetahuan seseorang mengenai sesuatu yg terkait dg gagasan, situasi maupun lingkungan yg dihadapinya. Misal: “Kualitas pelayanan PT XYZ jauh di bawah kualitas Pelayanan PT DEF” • Komponen Intensi: menyangkut harapan dari seseorang sebagai akibat dari gagasan, situasi maupun lingkungan yg dihadapinya. Misal: “Saya pikir perusahaan tidak perlu lagi menjadi konsumen dari PT XYZ” Griffin (2000) menjelaskan bahwa sikap memiliki 3 komponen utama, yaitu:
  • 12. Perilaku Individu dan Sikap Berorganisasi Persepsi Selektif Proses penyeleksian informasi mengenai sesuatu dimana sesuatu tersebut mengalami berbagai kontradiksi dan ketidaksesuaian dari persepsi awal yang kita yakini Stereotip Proses pelabelan terhadap seseorang berdasarkan suatu kejadian tertentu yang dialami atau dilakukan oleh seseorang tersebut.
  • 13. Beberapa Isu seputar Perilaku Individu Tahap 1: Alarm Tahap 2 : Resistance Tahap 3 : Exhaustion Respon terhadap Stress Level Normal dari Resistance General Adaptive Syndrome (GAS) Model Tahap 1: “Alarm” adalah tahap dimana individu mengalami sesuatu yg menyebabkan dirinya memberikan respon yg tdk biasanya. Pd saat ini tubuh akan memberikan semacam reaksi atas aktivitas yg tdk normal tsb misal stres, panik, dll. Bentuk respon tsb dinamakan sbg alarm. General Adaption Syndrome (GAS) Tahap 3: “Exhaustion” yaitu tahap dimana individu mengalami indikasi lain sbg akibat dari penyesuaian yg dilakukan pd tahap sebelumnya. Indikasi ini dpt lebih baik dri keadaan pd tahap 1 atau 2, atau sebaliknya ketika respon pd tahap 1 dan 2 tdk menyelesaikan masalah yg dialami pertama kali pada tahap 1. Tahap 2: “Resistance” yaitu tahap dimana individu melakukan penyesuaian diri berupa reaksi atas respons yg dia lakukan pd tahap alarm. Bentuk penyesuaian diri misalnya berupa tindakan utk menyelesaikan sesuatu, membiarkan sesuatu, atau pengabaian thd sesuatu, dll.
  • 14. Stres pd dasarnya merupakan respon individu thd tekanan yg tinggi dlm pekerjaan. Tekanan yg tinggi tsb sering disebut stressor. Stres terjadi seiring dg pengalaman yg dilalui oleh individu yg dinamakan sbg General Adaption Syndrome (GAS). Griffin (2000) membagi individu dalam perilakunya thd stres menjadi 2 tipe, yaitu: Perilaku Individu dan Stres Individu Bertipe A: adalah individu yg bersifat kompetitif dan sangat menyukai pekerjaan dan sangat dapat mengatur pekerjaan dengan waktu yg tersedia sekalipun terbatas. Individu Bertipe B: adalah individu yg kurang memiliki sifat kompetitif, dan kurang menyukai pekerjaan serta kurang terampil dlm mengatur pekerjaan dg waktu yg diberikan
  • 15. Faktor-faktor Penyebab Stres Tuntutan interpersonal (interpersonal demands): terkait dg adanya tekanan yg muncul dari rekan kerja, kelompok kerja, maupun adanya konflik personal dalam organisasi Tuntutan pekerjaan (task demands): berupa tuntutan tugas yg harus diselesaikan, misalnya keputusan yg cepat, keputusan yg kritis, atau kurangnya informasi yg mendukung penyelesaian pekerjaan Tuntutan fisik (physical demands): tekanan akibat keadaan fisik, misal temperatur yg tinggi, kualitas ruangan yg buruk, atau kondisi fisik pekerja yg sedang sakit. Tuntutan peran/fungsi (role demands): tekanan akibat adanya ambisi dari individu mengenai sesuatu yg ingin dicapai
  • 16. Pengendalian Stres Merubah suasana atau lingkungan pekerjaan Olahraga yang teratur Relaksasi Manajemen waktu Support group
  • 17. Kreativitas Individu dalam Organisasi Faktor Pendorong Kreativitas Individu a. Pengalaman individu dg kreativitas: yaitu apakah individu2 tersebut pernah terlibat dlm kegiatan2 yang menuntutnya utk bertindak kreatif atau tidak pernah. b. Perlakuan terhadap individu: terkait dengan bagaimana cara manajer misalnya memperlakukan tenaga kerjanya. Ada yg bersifat hierarkis, topdown, atau sebaliknya. c. Kemampuan kognitif dari individu: ada individu yang cenderung untuk memiliki convegent cognitif thinking yaitu terbiasa utk melihat berbagai persamaan dari berbagai perbedaan yang ada. Orang kreatif memiliki kemampuan di dua jenis cara berpikir baik divergen maupun convergen. d. Kreativitas Individu dalam Organisasi
  • 18. Kreativitas Individu dalam Organisasi Tahap-tahap Munculnya Kreativitas ada 4 tahap: Tahap persiapan : berupa proses pendidikan/pelatihan dan pemberian informasi tertentu kepada individu. Tahap Tahap inkubasi: individu dikondisikan pada kondisi tertentu yg memungkinkan dirinya utk mendapatkan gagasan-gagasan baru mengenai sesuatu. Tahap Penemuan gagasan: pd tahap ini individu berhasil menemukan gagasan yang mungkin akan memberikan manfaat perubahan bagi organisasi. Tahap pengujian: merupakan tahap terakhir utk merealisasikan gagasan mengenai sesuatu. 1 2 4 3