Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gizi atau makanan tidak saja diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan fisik, dan
mental serta kesehatan. Akan tetapi juga diperlukan untuk fertilitas.
Fertilisasi adalah kemampuan untuk menghasilkan. Pada wanita, fertilitas tertinggi
terjadi pada usia 20-30 tahun sedangkan pada pria masa fertilitas tertinggi terjadi antara
24-35 tahun. Fertilitas sendiri sebenarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
genetika, keturunan, usia, dan status gizi.
Menurut Neil (2001) Untuk meningkatkan kesuburan, pilihan makanan sangat penting
meliputi sumber nabati seperti kacang-kacangan, gandum, dan beras merah dan sumber
hewani seperti daging, telur, ikan, susu. Oleh karena itu, faktor gizi sangat berperan
penting dalam mendukung kesuburan. Kekurangan nutrisi pada seseorang akan
berdampak pada sistem reproduksi. Pada saat pasangan suami-istri memutuskan untuk
mempunyai anak perlu dipersiapkan diri diantaranya mengatur asupan nutrisi yang dapat
meningkatkan fungsi reproduksi sehingga menunjang fertilitas.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Apa saja yang zat gizi dapat mendukung fertilitas?
1.2.2 Apa peran zat gizi untuk fertilitas dan pencegahan kemandulan?
1.2.3 Bagaimana hubungan status gizi dengan menarche?
1.2.4 Apa peranan gizi pada menstruasi?
1.2.5 Bagaimana prinsip diet pada penderita pra-menstrual syndrome?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui zat gizi yang mendukung fertilitas
1.3.2 Memahami peran zat gizi untuk fertilitas serta perannya untuk mencegah
kemandulan
1.3.3 Mengetahui hubungan status gizi dengan menarche
1
Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
1.3.4 Menjelaskan peranan gizi pada menstruasi
1.3.5 Memahami prinsip diet pada penderita pra-menstrual syndrome
2
Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Zat gizi pendukung fertilitas
Kesuburan seseorang selain dipengaruhi oleh faktor keturunan dan faktor usia
juga dipengaruhi faktor gizi.Faktor gizi ini mempunyai peranan penting dalam
mendukung kesuburan.Untuk meningkatkan kesuburan di perlukan pengetahuan
tentang berbagai jenis makanan yang dapat meningkatkan kesuburan dan makanan
yang harus dihindari agar kesuburan tetap terjaga.
Berikut ini adalah zat gizi yang dapat mendukung fertilitas :
1. Karbohidrat
Sebagai zat pembangkit energi karbohidrat diperlukan untuk mendukung
fertilitas.Zat ini juga menjaga kebugaran agar fertilitas dapat berjalan dengan
cara namun karbohidrat yang tidak terpakai dapat tertimbun menjadi lemak oleh
sebab itu asupan karbohidrat juga perlu diperhatikan agar tidak terjadi
obesitas.Obesitas juga dapat menurunkan libido pada pria dan wanita.
Contoh: Nasi, gandum ,roti dll
2. Lemak
Lemak berfungsi sebagi sumber energi yang menghasilkan 9 Kkal untuk setiap
gramnya. Pengaruhnya dalam fertilitas sebagiai peningkat libido pada pria dan
wanita.
Contoh: avokad dan coklat.
3. Protein
Berfungsi untuk memelihara sel dan jaringan. Salah satu yang bermanfaat
sebagai zat penyubur pada pria adalah kelompok asam amino misalnya asam
amino esensial,arginim dan triptofan. Arginin dapat mencegah
kemandulan,memperkuat tahan hidup sperma dan membantu membuka aliran
adalah pada alat kelamin sehingga meningkatkan libido. Selain itu triptofan
3
Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
dapat memacu produksi serotonin dan bersifat menenangkan saraf sehingga
meningkatkan libido.
Contoh: Untuk asam amino terdapat pada kuning telur, susu, daging segar, ikan,
tempe, tahu
Untuk agrinin terdapat pada coklat gandum, kacang kacangan, seafood
Sedang untuk triptofan terdapat pada coklat,kalkun, susu
4. Vitamin
Vitamin zat organik komplek yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sangat
kecil.
Contoh:vitamin A, vitamin B compleks dan vitamin C.
Menurut Neil (2001) untuk menambah kesuburan, diperlukan pengetahuan
tentang berbagai jenis makanan. Pada dasarnya makanan terbagi ke dalam empat
kelompok makanan, yaitu :
1. Daging dan alternatifnya
Berbagai daging unggas dan ikan, telur, kacang-kacangan (kacang polong atau
kedelai), kacang tanah, dan biji-bijian, seperti bunga matahari atau biji labu.
2. Buah dan sayuran terutama yang mentah
Makanan lebih segar lebih baik dari yang beku, akan tetapi makanan beku lebih
baik dari makanan instan. Jus buah atau sayuran, buah kering, kismis dan
kurma.
3. Roti dan sereal
Pilihlah apabila makanan yang tidak diolah seperti roti, makanan kering, dari
biji-bijian atau gandum dan beras merah.
4. Susu dan produk olahannya
4
Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
Pilihlah yang alami dan tanpa gula. Seperti susu segar. Hindari keju olahan dan
keju oles karena makanan tersebut telah tercampur dengan bahan-bahan lain.
Seperti bahan pengawet, perasa, dan pewarna.
Dari keempat kelompok makanan tersebut, tidak semuanya dapat menghindari
kesuburan. Oleh karena itu, ada beberapa yang harus dihindari. Makanan yang
dianjurkan untuk meningkatkan kesuburan adalah sebagai berikut :
1. Makanan yang belum disuling, seperti nasi, roti, sereal, atau biji-bijian.
2. Makanan yang segar, seperti sayuran baru setiap hari.
3. Memperbanyak mengonsumsi kacang-kacangan, seperti kacang polong, kedelai.
4. Telur merupakan sumber protein yang terbaik karena mengandung nutrisi untuk
pertumbuhan anak.
5. Mengonsumsi ikan segar minimal seminggu sekali.
6. Mengonsumsi vitamin B, seperti B6, B12, asam folat karena berpengaruh
terhadap kesuburan.
7. Mengonsumsi zat besi karena perempuan anemia biasanya cenderung berkurang
kesuburannya.
8. Memasak makanan dengan cara dikukus
9. Makanan rendah lemak, cukup protein, memperbanyak buah dan sayuran.
Pengaturan pola makan ini harus sudah dimulai, sejak usia 19-26 tahun, dan
dilengkapi dengan olahraga teratur serta menghindari stress. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu:
1. Menghindari makanan olahan yang mengandung bahan-bahan tiruan seperti
keju olahan, daging olahan, sosis, makanan beku dan makanan instan
2. Menggunakan sedikit mungkin sayur kalengan, kacang asin, dan minyak
terhidrogenasi
3. Mengurangi makanan dari tepung seperti kue, biskuit, puding instan, dan sereal
manis
4. Menghindari minuman kafein karena menyebabkan berkurangnya kesuburan.
5
Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
2.2 Peran Zat Gizi untuk Fertilitas dan Mencegah Kemandulan
2.1.1. Peran Zat Gizi untuk Fertilitas
Faktor gizi ini mempunyai peran sangat penting dalam meningkatkan
kesehatan reproduksi. Fungsi seks sangat dipengaruhi oleh glandula endokrin yang
menghasilkan hormon reproduksi. Untuk menghasilkan hormon tersebut diperlukan
gizi. Fungsi seks dan reproduksi akan berjalan baik jika memenuhi kecukupan gizi
dan apabila asupan gizi kurang akan muncul gagguan seperti tidak berkembangnya
organ seks, menopause dini, dan impotensi. Organ seks yang tidak berkembang
secara sempurna akan berdampak terhadap fertilisasi seseorang.
Beberapa perkembangan organ seks yang dipengaruhi oleh gizi yaitu :
1. Glandula andrenal
Menghasilkan hormon seks dipengaruhi oleh vit. A, vit. B, vit C, vit. E, asam
pantotenat,niasin, dan asam lemak tak jenuh. Sehingga jika kekurangan zat
gizi ini akan menyebabkan gagguan pada Glandula andrenal sehingga
menurunkan libido.
2. Testis
Menghasilkan testosteron dan sperma. Testosteron bersama dengan vit. A, vit.
C, vit.E, asam folat menghasilkan sperma.Kekurangan vitamin E
menyebabkan degenerasi organ reproduksi sedangkan kekurangan zink
menyebabkan infertil
3. Organ seks perepuan
Menghasilkan enstrogen dan progesteron, sedang pembetukan hormon ini
memerlukan vit. B, vit. E, asam folat, niasin dan zink. Zat gizi ini diperlukan
agar tidak terjadi keterlamabatan pendewasaan kelamin dan tidak
berkembangnya organ reproduksi.
4. Hormon-hormon seks
Hormon seks memerlukan kolesterol,dalam jumlah yang cukup. Zat gizi yang
diperlukan agar tidak mengalami infertilitas yaitu vitamin B komplek, vitamin
C, vitamin E, Magnesium.
2.1.2. Mencegah Kemandulan
Infertilitas merupakan ketidak suburan yang berkaitan dengan hal yang
dialami oleh pasangan suami-istri. Infertilitas yang berdampak pada
6
Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
kemandulan dapat dicegah dengan pengaturan pola makan. Pengatura pola
makan ini, harus sudah dimulai ketika bayi masih dalam kandungan, sehingga
dapat melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal. Karena berdasarkan
hasil penelitian, bayi lahir dengan berat badan rendah berpengaruh pada
kesuburan ketika ia dewasa.
Pengaturan pola makan juga diperlukan bagi balita.sehingga dapat
tercapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Ketika anak berusia
remaja, pola makan betul-betul perlu diperhatikan. Disarankan mengonsumsi
makanan yang dapat meningkatkan kesuburan dan menghindarkan makanan
yang dapat mengurangi kesuburan.
Jumlah makan yang dikonsumsi disesuaikan dengan kebutuhan dan
aktivitas. Karena makanan yang berlebihan dapat menyebaban obesitas yang
mempengaruhi kesuburan. Status gizi berlebihan pada seorang wanita
menyebabkan infertilitas, gangguan siklus haid, dan sindrom ovarium
polikistik(sel telur tidak terbentuk).
Obesitas juga menyebabkan perubahan sekresi hormon hipotalamus
berupa peningkatan sekresi LH. Sekresi LH yang berlebihan menyebabkan
gangguan pematangan folikel, sehingga terjadi ovulasi infertil atau anovulasi.
Pada laki-laki penurunan kualitas sperma ditandai dengan gejala antara
lain jumlah sperma menurun (50%) dan pemendekan kromosom Y. Penurunan
kualitas sperma dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti :
 Polutan logam berat, limbah radioaktif, bahan kimia, serta kebisingan.
 Makanan Diethylstilbestrol untuk menggemukkan ayam dan pestisida
dapat mematikan sperma muda.
2.3 Hubungan Status Gizi dengan Menarche
Menarche adalah haid yang pertama terjadi, merupakan ciri khas kedewasaan seorang
wanita yang sehat dan tidak hamil. Status gizi remaja sangat mempengaruhi terjadinya
menarche baik faktor usia adanya keluhan-keluhan selama menarche maupun lamanya
hari menarche. Zat tambahan yang diperlukan untuk meningkatkan status gizi seperti Fe,
Ca, dan vitamin (B6 dan asam folat) yang dapat diperoleh dari sayur, susu, dan buah-
buahan. Kejadian osteoporosis, bisa ditanggulangi dengan meningkatkan konsumsi Ca,
namun pemberian Ca tidak akan berarti bila tanda penyakit sudah tampak.
7
Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
Pada suatu penelitian, pertumbuhan badan di negara maju lebih awal dari
pertumbuhan di negara berkembang yang cenderung lebih lambat, hal ini disebabkan
karena keadaan status gizi di negara maju lebih baik daripada di negara berkembang.
Puncak pertumbuhan berat badan dan tinggi badan tercapai pada usia 12,9-13,1
tahun sedangkan menarche terjadi sekitar 9-12 bulan setelah pertumbuhan puncak (13
tahun). Dengan meningkatnya status gizi dan kesehatan, menyebabkan usia menarche
yang semula 11-13 tahun bergeser lebih dini. Kedewasaan fisik anak laki-laki dan
perempuan berkembang lebih cepat, yaitu dengan rata-rata usia menarche terjadi 12,8
tahun (<13 tahun). Ketika menarche, terjadi pertumbuhan disertai dengan perubahan
fisik berupa tanda seksual sekunder yang muncul. Makin tinggi menarche terjadi, makin
lambat menopause timbul (masa reproduksi lebih panjang).
Infeksi dan mal nutrisi yang terjadi pada masa anak-anak menyebabkan remaja
tidak dapat tumbuh dan berkembang sempurna. Wanita yang fisiknya tidak tumbuh
dengan sempurna akan beresiko mengalami panggul sempit dan melahirkan bayi dengan
berat badan rendah (BBLR). Dipedesaan pernikahan sekitar usia menarche
meningkatkan resiko BBLR 2 kali lipat, karena terjadi kompetisi makanan antara janin
dengan ibunya yang masih di usia pertumbuhan dan mengalami pertumbuhan hormonal
karena kehamilan.
2.4 Peranan Gizi dalam Menstruasi
Pada remaja wanita memerlukan pertahanan status gizi yang baik dengan cara
mengonsumsi makanan yang seimbang. Hal ini dibutuhkan pada saat menstruasi,
terutama pada fase luteal akan terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila hal ini
diabaikan maka dampaknya akan terjadi keluhan-keluhan yang menimbulkan rasa
ketidaknyamanan selama siklus menstruasi.
Kebutuhan gizi untuk wanita adalah kalori sebnayak 2200, zat besi 15 mg/hari, dan
kalsium 1200 mg/hari. Sedangkan permasalahannya sekarang adalah banyak anak remaja
yang lebih menyukai kurus dan mengontrol berat badan dengan ketat, tak mau minum
susu den produknya karena dianggap berlemak, konsumsi sumber zat besi rendah, dan
sifat antagonis dari BM (Fitat dan Oksalat mengahambat penyerapan Fe dan Ca).
Menurut study di perancis 16% mahasiswa kehabisan cadangan Fe, 75%
kekurangan Fe, dan dinegara berkembang 44% anemia. Perempuan yang mengalami
menstruasi memerlukan tambahan zat besi (Fe), untuk mengganti Fe yang hilang bersama
8
Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
darah menstruasi serta tambahan kalsium (Ca). Bila perempuan kekurangan Ca tidak akan
terlihat sebelum usia dewasa.
Asupan energi berfariasi sepanjang siklus menstruasi trjadi peningkatan asupan
energi pada fase luteal dibandingkan fase folikuler. Peningkatan konsumsi energi pre-
menstrasi dengan ekstra penambahan 87-500 Kkal perhari. Dapat disimpulkan bahwa
estrogen mengakibatkan efek penekanan atau penurunan terhadap makan (Krumel,1996).
Ada yang berpendapat bahwa karbohidrat merupakan sumber penigkatan asupan
kalori selama fase luteal, sedangkan softdring mengadung gula yang cenderung
meningkat selama fase luteal. Selain itu juga ada yang berpendapat bahwa asupan lemak
dan protein akan menigkat pada fase luteal. Dengan demikian selama fase luteal terjadi
peningkatan asuopan makanan atau energi(krumel, 1996). Pada remaja wanita perlu
mempertahankan status gizi yang baik dengan cara mengonsumsi makanan seimbang. Hal
ini dikarenakan untuk menghindari keluhan-keluhan selama siklus menstruasi.
2.5 Prinsip Diet pada Penderita Pre-Menstrual Syndrome
Pre-menstrual syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala berupa gangguan fisik
dan mental yang dialami 7-10 hari menjelang menstruasi dan menghilang beberapa hari
setelah menstruasi.
Penyebab PMS belum diketahui secara pasti. Banyak dugaan bahwa PMS terjadi
akibat kombinasi dari berbagai faktor yang kompleks yang salah satunya adalah akibat
perubahan hormonal yang terjadi sebelum menstruasi. Penurunan kadar hormone
esterogen setelah ovulasi mempengaruhi neuron transmitter di otak terutama serotonin.
Serotonin memegang peranan dalam regulasi emosi. Meskipun demikian, diduga
interaksi kompleks antara hormone estrogen, progesterone, dan serotonin.
Pola hidup yang tidak sehat terutama faktor nutrisi diduga turut berperan dalam
menyebabkan PMS. Pola nutrisi yang tidak seimbang berupa diet tinggi lemak, tinggi
garam dan gula, rendah vitamin B, mineral, alcohol yang berlebihan dapat memperberat
gejala yang ada.
Gejala klinis yang dialami oleh penderita PMS meliputi gejala fisik dan gejala
mental. Gejala fisik seperti pegal linu, letih, nyeri kepala, punggung dan perut bagian
bawah nyeri dan juga payudara terasa nyeri, rasa penuh atau kembung, konstipasi, diare,
dan perubahan nafsu makan. Sedangkan gejala mental berupa mood menjadi labil,
iritabilitas, depresi, ansietas, gangguan konsentrasi dan insomnia.
Prinsip diet yang dianjurkan bagi PMS :
9
Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
1. Kurangi asupan garam tubuh
Segala macam makanan asin sebaiknya dikurangi karena makanan asin bersifat
meretensi air sehingga dapat terjadi pembengkakan pada perut. Oleh karena itu terlalu
banyak mengonsumsi makanan asin menjelang menstruasi perut menjadi kembung dan
sakit.
2. Batasi konsumsi minuman beralkohol
Pada saat menjelang menstruasi sistem dan cara kerja syaraf sangat peka sekali terhadap
rangsangan. Alcohol mengandung zat etanol, yaitu suatu zat yang dapat merangsang
sistem saraf pusat. Dengan demikian jika minumam beralkohol tidak dibatasi maka cara
kerja hormone dan sistem syaraf dalam tubuh terganggu. Akibatnya gangguan PMS yang
berhubungan dengan perasaan tidak terkontrol.
3. Minum susu
Kebutuhan kalsium orang dewasa sekitar 1000 mg/hari. Jika jumlah ini tercukupi maka
kalsium dalam tubuh dapat mengurangi gejala PMS seperti kejang perut. Untuk
membatasi asupan lemak maka dapat dipilih susu skim dan yogurt rendah lemak.
4. Memperbanyak makan makanan yang mengandung karbohidrat kompleks
Karbohidrat kompleks seperti nasi, jagung, kacang-kacangan, gandum dapat
menghilangkan gejala PMS. Hal ini karena hubungan antara karbohidrat kompleks dan
serotonin yang berfungsi mengendalikan mood, nafsu makan dan tidur.
5. Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin B6
Sumber vitamin ini pada ikan tuna, hati sapi, atau ayam, dan lain-lain. Tercukupinya
kandungan vitamin B6 dalam tubuh terbukti dapat mengontrol produksi hormone
serotonin, sehingga otak merasa lebih rileks menjelang PMS. Tetapi batas maksimal
konsumsi vitamin B6 pada orang dewasa adalah 50 mg/hari.
10
Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fertilitas merupakan suatu kemampuan untuk menghasilkan keturunan. Salah satu
faktor yang sangat mempengaruhi fertilitas adalah gizi. Karena dengan terpenuhinya
status gizi dapat mencegah infertilitas.
Gizi juga mempengaruhi menarche karena dengan tercukupinya gizi menyebabkan
usia menarche yang semula 11-13 tahun bergeser lebih dini sehingga masa reproduksi
lebih panjang. Selain menarche, gizi juga dibutuhkan pada saat menstruasi. Karena pada
fase luteal akan terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila hal ini diabaikan maka
dampaknya akan terjadi keluhan-keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan
selama siklus menstruasi.
Prinsip diet yang dianjurkan bagi PMS diantaranya dengan cara mengurangi asupan
garam tubuh, membatasi konsumsi minuman beralkohol, minum susu, memperbanyak
makan makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, dan mengonsumsi makanan
yang banyak mengandung vitamin B.
3.2 Saran
Sebagai akhir dari makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk memahami
bahwa status gizi sangat mempengaruhi dalam fertilisasi. Oleh sebab itu diharapkan agar
memilih makanan sehat serta pengolahan yang baik perlu diperhatikan agar zat gizi dapat
bermanfaat sehingga dapat meningkatkan kesuburan.
11
Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
SOAL LATIHAN
1. Kemampuan untuk menghasilkan keturunan di sebut…..
a. Infertilisasi
b. Infertilitas
c. Menarche
d. Menoupuse
e. Menstruasi
2. Wanita mengalami fertilisasi tertinggi pada usia .…
a. 20 – 30 tahun
b. 25 – 35 tahun
c. 35 -40 tahun
d. 45 -50 tahun
e. 55 -60 tahun
3. Makanan yang baik untuk kesuburan seperti kacang kacangan,gandum,beras
merah,biji bijian,buah dan sayuran adalah…
a. Hewani
b. Nabati
c. Vegetarian
d. Kacang-kacangan
e. Biji bijian
4. Asam amino terdapat pada makanan apa saja…
a. Beras
b. Keju
c. Kuning telur
d. Coklat
e. Sirup
5. Yang bukan kelompok vitamin yang dipercanya berfungsi sebagai penyubur baik
pria atau wanita yaitu….
a. a.Vitamin B komplek dan Vitamin A
b. b.Vitamin A dan Vitamin C
c. c.Vitamin A dan Vitamin B komplek
d. d.Vitamin E dan Vitamin K
12
Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
e. e.Vitamin C dan Vitamin B komplek
6. Cara pencegahan infertilitas adalah berikut ini,kecuali …..
a. Pola seks yang sehat
b. Pola hidup sehat
c. Cukup vitamin dan mineral
d. Tidak merokok dan minum minuman berakohol
e. Pola tidur yang tidak baik
7. zat gizi yang di perlukan pada saat wanita menstruasi adalah ….
a. zat besi, protein, vitamin C, Asam folat, vitamin B12
b. vitamin A, dan zat besi
c. vitamin K dan vitamin B12
d. asam folat dan vitamin D
e. vitamin E, Zat besi, dan vitamin A
8. Berkurangnya asam folat dan vitamin B12 dapat mengakibatkan….
a. meningkatkan berat badan
b. terganggunya pembentukan sel darah merah
c. untuk meningkatkan hemoglobin
d. untuk menigkatkan sel darah putih
e. terganggunya pembentukan sel darah putih
9. Makanan yang menyebabkan meningkatnya premenstrual-syndrome (PMS)
adalah …
a. protein
b. karbohidrat
c. lemak
d. vitamin
e. kafein
10. Makanan yang dianjurkan bagi pre menstrual-syndrome (PMS) adalah..
a. memperbanyak makanan yang mengandung karbohidrat kompleks
b. mengurangi konsumsi vitamin B6
c. meningkatkan konsumsi minuman beralkohol
d. mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat kompleks
e. memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung kalsium
11. Kekurangan vitamin apa yang menyebabkan degenerasi organ reproduksi ?
a. vitamin C
13
Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
b. vitamin A
c. vitamin D
d. vitamin E
e. vitamin K
12. Hormone yang menyebabkan keterlambatan pendewasaan kelamin dan tidak
berkembangnya organ reproduksi adalah….
a. hormon Esterogen
b. hormon progsteron
c. hormon testosterone
d. hormon androgen
e. FSH & LH
13. Kandungan yang terdapat pada sperma….
a. Mg, Zn, Sulfur, vit B12, dan vit c
b. Vit a, Vitc, Vit e
c. Zn, fosfor
d. Mg, Fe, Ca
e. Li, Ca, Mg
14. Kebutuhan gizi untuk wanita adalah….
a. 2.200 Kkal
b. 1.500 Kkal
c. 1.300 Kkal
d. 2.500 Kkal
e. 1.100 Kkal
15. Pada saat wanita menstruasi membutuhkan ….
a. Zn (zink)
b. Fe
c. Mg
d. Hcl
e. B6
14
Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
Kunci Jawaban
1. A
2. A
3. B
4. C
5. D
6. E
7. A
8. B
9. E
10. A
11. D
12. A
13. A
14. A
15. B
15
Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
DAFTAR PUSTAKA
Wijanti, Ribut Eko, Indah Rahmaningtyas. 2012. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Kediri: Gena
Pratama Pustaka
Sibagariang, Elva Elya. 2010. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: CV Trans Infomedia
Rumdamsih, Yumyum. 2004. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC
Fairus, Martini. 2009. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC
16
Gizi dalam Kesehatan Reproduksi

More Related Content

Gizi dan Fertilitas

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi atau makanan tidak saja diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan fisik, dan mental serta kesehatan. Akan tetapi juga diperlukan untuk fertilitas. Fertilisasi adalah kemampuan untuk menghasilkan. Pada wanita, fertilitas tertinggi terjadi pada usia 20-30 tahun sedangkan pada pria masa fertilitas tertinggi terjadi antara 24-35 tahun. Fertilitas sendiri sebenarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor genetika, keturunan, usia, dan status gizi. Menurut Neil (2001) Untuk meningkatkan kesuburan, pilihan makanan sangat penting meliputi sumber nabati seperti kacang-kacangan, gandum, dan beras merah dan sumber hewani seperti daging, telur, ikan, susu. Oleh karena itu, faktor gizi sangat berperan penting dalam mendukung kesuburan. Kekurangan nutrisi pada seseorang akan berdampak pada sistem reproduksi. Pada saat pasangan suami-istri memutuskan untuk mempunyai anak perlu dipersiapkan diri diantaranya mengatur asupan nutrisi yang dapat meningkatkan fungsi reproduksi sehingga menunjang fertilitas. 1.2 Rumusan masalah 1.2.1 Apa saja yang zat gizi dapat mendukung fertilitas? 1.2.2 Apa peran zat gizi untuk fertilitas dan pencegahan kemandulan? 1.2.3 Bagaimana hubungan status gizi dengan menarche? 1.2.4 Apa peranan gizi pada menstruasi? 1.2.5 Bagaimana prinsip diet pada penderita pra-menstrual syndrome? 1.3 Tujuan 1.3.1 Mengetahui zat gizi yang mendukung fertilitas 1.3.2 Memahami peran zat gizi untuk fertilitas serta perannya untuk mencegah kemandulan 1.3.3 Mengetahui hubungan status gizi dengan menarche 1 Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
  • 2. 1.3.4 Menjelaskan peranan gizi pada menstruasi 1.3.5 Memahami prinsip diet pada penderita pra-menstrual syndrome 2 Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Zat gizi pendukung fertilitas Kesuburan seseorang selain dipengaruhi oleh faktor keturunan dan faktor usia juga dipengaruhi faktor gizi.Faktor gizi ini mempunyai peranan penting dalam mendukung kesuburan.Untuk meningkatkan kesuburan di perlukan pengetahuan tentang berbagai jenis makanan yang dapat meningkatkan kesuburan dan makanan yang harus dihindari agar kesuburan tetap terjaga. Berikut ini adalah zat gizi yang dapat mendukung fertilitas : 1. Karbohidrat Sebagai zat pembangkit energi karbohidrat diperlukan untuk mendukung fertilitas.Zat ini juga menjaga kebugaran agar fertilitas dapat berjalan dengan cara namun karbohidrat yang tidak terpakai dapat tertimbun menjadi lemak oleh sebab itu asupan karbohidrat juga perlu diperhatikan agar tidak terjadi obesitas.Obesitas juga dapat menurunkan libido pada pria dan wanita. Contoh: Nasi, gandum ,roti dll 2. Lemak Lemak berfungsi sebagi sumber energi yang menghasilkan 9 Kkal untuk setiap gramnya. Pengaruhnya dalam fertilitas sebagiai peningkat libido pada pria dan wanita. Contoh: avokad dan coklat. 3. Protein Berfungsi untuk memelihara sel dan jaringan. Salah satu yang bermanfaat sebagai zat penyubur pada pria adalah kelompok asam amino misalnya asam amino esensial,arginim dan triptofan. Arginin dapat mencegah kemandulan,memperkuat tahan hidup sperma dan membantu membuka aliran adalah pada alat kelamin sehingga meningkatkan libido. Selain itu triptofan 3 Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
  • 4. dapat memacu produksi serotonin dan bersifat menenangkan saraf sehingga meningkatkan libido. Contoh: Untuk asam amino terdapat pada kuning telur, susu, daging segar, ikan, tempe, tahu Untuk agrinin terdapat pada coklat gandum, kacang kacangan, seafood Sedang untuk triptofan terdapat pada coklat,kalkun, susu 4. Vitamin Vitamin zat organik komplek yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sangat kecil. Contoh:vitamin A, vitamin B compleks dan vitamin C. Menurut Neil (2001) untuk menambah kesuburan, diperlukan pengetahuan tentang berbagai jenis makanan. Pada dasarnya makanan terbagi ke dalam empat kelompok makanan, yaitu : 1. Daging dan alternatifnya Berbagai daging unggas dan ikan, telur, kacang-kacangan (kacang polong atau kedelai), kacang tanah, dan biji-bijian, seperti bunga matahari atau biji labu. 2. Buah dan sayuran terutama yang mentah Makanan lebih segar lebih baik dari yang beku, akan tetapi makanan beku lebih baik dari makanan instan. Jus buah atau sayuran, buah kering, kismis dan kurma. 3. Roti dan sereal Pilihlah apabila makanan yang tidak diolah seperti roti, makanan kering, dari biji-bijian atau gandum dan beras merah. 4. Susu dan produk olahannya 4 Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
  • 5. Pilihlah yang alami dan tanpa gula. Seperti susu segar. Hindari keju olahan dan keju oles karena makanan tersebut telah tercampur dengan bahan-bahan lain. Seperti bahan pengawet, perasa, dan pewarna. Dari keempat kelompok makanan tersebut, tidak semuanya dapat menghindari kesuburan. Oleh karena itu, ada beberapa yang harus dihindari. Makanan yang dianjurkan untuk meningkatkan kesuburan adalah sebagai berikut : 1. Makanan yang belum disuling, seperti nasi, roti, sereal, atau biji-bijian. 2. Makanan yang segar, seperti sayuran baru setiap hari. 3. Memperbanyak mengonsumsi kacang-kacangan, seperti kacang polong, kedelai. 4. Telur merupakan sumber protein yang terbaik karena mengandung nutrisi untuk pertumbuhan anak. 5. Mengonsumsi ikan segar minimal seminggu sekali. 6. Mengonsumsi vitamin B, seperti B6, B12, asam folat karena berpengaruh terhadap kesuburan. 7. Mengonsumsi zat besi karena perempuan anemia biasanya cenderung berkurang kesuburannya. 8. Memasak makanan dengan cara dikukus 9. Makanan rendah lemak, cukup protein, memperbanyak buah dan sayuran. Pengaturan pola makan ini harus sudah dimulai, sejak usia 19-26 tahun, dan dilengkapi dengan olahraga teratur serta menghindari stress. Beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: 1. Menghindari makanan olahan yang mengandung bahan-bahan tiruan seperti keju olahan, daging olahan, sosis, makanan beku dan makanan instan 2. Menggunakan sedikit mungkin sayur kalengan, kacang asin, dan minyak terhidrogenasi 3. Mengurangi makanan dari tepung seperti kue, biskuit, puding instan, dan sereal manis 4. Menghindari minuman kafein karena menyebabkan berkurangnya kesuburan. 5 Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
  • 6. 2.2 Peran Zat Gizi untuk Fertilitas dan Mencegah Kemandulan 2.1.1. Peran Zat Gizi untuk Fertilitas Faktor gizi ini mempunyai peran sangat penting dalam meningkatkan kesehatan reproduksi. Fungsi seks sangat dipengaruhi oleh glandula endokrin yang menghasilkan hormon reproduksi. Untuk menghasilkan hormon tersebut diperlukan gizi. Fungsi seks dan reproduksi akan berjalan baik jika memenuhi kecukupan gizi dan apabila asupan gizi kurang akan muncul gagguan seperti tidak berkembangnya organ seks, menopause dini, dan impotensi. Organ seks yang tidak berkembang secara sempurna akan berdampak terhadap fertilisasi seseorang. Beberapa perkembangan organ seks yang dipengaruhi oleh gizi yaitu : 1. Glandula andrenal Menghasilkan hormon seks dipengaruhi oleh vit. A, vit. B, vit C, vit. E, asam pantotenat,niasin, dan asam lemak tak jenuh. Sehingga jika kekurangan zat gizi ini akan menyebabkan gagguan pada Glandula andrenal sehingga menurunkan libido. 2. Testis Menghasilkan testosteron dan sperma. Testosteron bersama dengan vit. A, vit. C, vit.E, asam folat menghasilkan sperma.Kekurangan vitamin E menyebabkan degenerasi organ reproduksi sedangkan kekurangan zink menyebabkan infertil 3. Organ seks perepuan Menghasilkan enstrogen dan progesteron, sedang pembetukan hormon ini memerlukan vit. B, vit. E, asam folat, niasin dan zink. Zat gizi ini diperlukan agar tidak terjadi keterlamabatan pendewasaan kelamin dan tidak berkembangnya organ reproduksi. 4. Hormon-hormon seks Hormon seks memerlukan kolesterol,dalam jumlah yang cukup. Zat gizi yang diperlukan agar tidak mengalami infertilitas yaitu vitamin B komplek, vitamin C, vitamin E, Magnesium. 2.1.2. Mencegah Kemandulan Infertilitas merupakan ketidak suburan yang berkaitan dengan hal yang dialami oleh pasangan suami-istri. Infertilitas yang berdampak pada 6 Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
  • 7. kemandulan dapat dicegah dengan pengaturan pola makan. Pengatura pola makan ini, harus sudah dimulai ketika bayi masih dalam kandungan, sehingga dapat melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal. Karena berdasarkan hasil penelitian, bayi lahir dengan berat badan rendah berpengaruh pada kesuburan ketika ia dewasa. Pengaturan pola makan juga diperlukan bagi balita.sehingga dapat tercapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Ketika anak berusia remaja, pola makan betul-betul perlu diperhatikan. Disarankan mengonsumsi makanan yang dapat meningkatkan kesuburan dan menghindarkan makanan yang dapat mengurangi kesuburan. Jumlah makan yang dikonsumsi disesuaikan dengan kebutuhan dan aktivitas. Karena makanan yang berlebihan dapat menyebaban obesitas yang mempengaruhi kesuburan. Status gizi berlebihan pada seorang wanita menyebabkan infertilitas, gangguan siklus haid, dan sindrom ovarium polikistik(sel telur tidak terbentuk). Obesitas juga menyebabkan perubahan sekresi hormon hipotalamus berupa peningkatan sekresi LH. Sekresi LH yang berlebihan menyebabkan gangguan pematangan folikel, sehingga terjadi ovulasi infertil atau anovulasi. Pada laki-laki penurunan kualitas sperma ditandai dengan gejala antara lain jumlah sperma menurun (50%) dan pemendekan kromosom Y. Penurunan kualitas sperma dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti :  Polutan logam berat, limbah radioaktif, bahan kimia, serta kebisingan.  Makanan Diethylstilbestrol untuk menggemukkan ayam dan pestisida dapat mematikan sperma muda. 2.3 Hubungan Status Gizi dengan Menarche Menarche adalah haid yang pertama terjadi, merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Status gizi remaja sangat mempengaruhi terjadinya menarche baik faktor usia adanya keluhan-keluhan selama menarche maupun lamanya hari menarche. Zat tambahan yang diperlukan untuk meningkatkan status gizi seperti Fe, Ca, dan vitamin (B6 dan asam folat) yang dapat diperoleh dari sayur, susu, dan buah- buahan. Kejadian osteoporosis, bisa ditanggulangi dengan meningkatkan konsumsi Ca, namun pemberian Ca tidak akan berarti bila tanda penyakit sudah tampak. 7 Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
  • 8. Pada suatu penelitian, pertumbuhan badan di negara maju lebih awal dari pertumbuhan di negara berkembang yang cenderung lebih lambat, hal ini disebabkan karena keadaan status gizi di negara maju lebih baik daripada di negara berkembang. Puncak pertumbuhan berat badan dan tinggi badan tercapai pada usia 12,9-13,1 tahun sedangkan menarche terjadi sekitar 9-12 bulan setelah pertumbuhan puncak (13 tahun). Dengan meningkatnya status gizi dan kesehatan, menyebabkan usia menarche yang semula 11-13 tahun bergeser lebih dini. Kedewasaan fisik anak laki-laki dan perempuan berkembang lebih cepat, yaitu dengan rata-rata usia menarche terjadi 12,8 tahun (<13 tahun). Ketika menarche, terjadi pertumbuhan disertai dengan perubahan fisik berupa tanda seksual sekunder yang muncul. Makin tinggi menarche terjadi, makin lambat menopause timbul (masa reproduksi lebih panjang). Infeksi dan mal nutrisi yang terjadi pada masa anak-anak menyebabkan remaja tidak dapat tumbuh dan berkembang sempurna. Wanita yang fisiknya tidak tumbuh dengan sempurna akan beresiko mengalami panggul sempit dan melahirkan bayi dengan berat badan rendah (BBLR). Dipedesaan pernikahan sekitar usia menarche meningkatkan resiko BBLR 2 kali lipat, karena terjadi kompetisi makanan antara janin dengan ibunya yang masih di usia pertumbuhan dan mengalami pertumbuhan hormonal karena kehamilan. 2.4 Peranan Gizi dalam Menstruasi Pada remaja wanita memerlukan pertahanan status gizi yang baik dengan cara mengonsumsi makanan yang seimbang. Hal ini dibutuhkan pada saat menstruasi, terutama pada fase luteal akan terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila hal ini diabaikan maka dampaknya akan terjadi keluhan-keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama siklus menstruasi. Kebutuhan gizi untuk wanita adalah kalori sebnayak 2200, zat besi 15 mg/hari, dan kalsium 1200 mg/hari. Sedangkan permasalahannya sekarang adalah banyak anak remaja yang lebih menyukai kurus dan mengontrol berat badan dengan ketat, tak mau minum susu den produknya karena dianggap berlemak, konsumsi sumber zat besi rendah, dan sifat antagonis dari BM (Fitat dan Oksalat mengahambat penyerapan Fe dan Ca). Menurut study di perancis 16% mahasiswa kehabisan cadangan Fe, 75% kekurangan Fe, dan dinegara berkembang 44% anemia. Perempuan yang mengalami menstruasi memerlukan tambahan zat besi (Fe), untuk mengganti Fe yang hilang bersama 8 Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
  • 9. darah menstruasi serta tambahan kalsium (Ca). Bila perempuan kekurangan Ca tidak akan terlihat sebelum usia dewasa. Asupan energi berfariasi sepanjang siklus menstruasi trjadi peningkatan asupan energi pada fase luteal dibandingkan fase folikuler. Peningkatan konsumsi energi pre- menstrasi dengan ekstra penambahan 87-500 Kkal perhari. Dapat disimpulkan bahwa estrogen mengakibatkan efek penekanan atau penurunan terhadap makan (Krumel,1996). Ada yang berpendapat bahwa karbohidrat merupakan sumber penigkatan asupan kalori selama fase luteal, sedangkan softdring mengadung gula yang cenderung meningkat selama fase luteal. Selain itu juga ada yang berpendapat bahwa asupan lemak dan protein akan menigkat pada fase luteal. Dengan demikian selama fase luteal terjadi peningkatan asuopan makanan atau energi(krumel, 1996). Pada remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik dengan cara mengonsumsi makanan seimbang. Hal ini dikarenakan untuk menghindari keluhan-keluhan selama siklus menstruasi. 2.5 Prinsip Diet pada Penderita Pre-Menstrual Syndrome Pre-menstrual syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala berupa gangguan fisik dan mental yang dialami 7-10 hari menjelang menstruasi dan menghilang beberapa hari setelah menstruasi. Penyebab PMS belum diketahui secara pasti. Banyak dugaan bahwa PMS terjadi akibat kombinasi dari berbagai faktor yang kompleks yang salah satunya adalah akibat perubahan hormonal yang terjadi sebelum menstruasi. Penurunan kadar hormone esterogen setelah ovulasi mempengaruhi neuron transmitter di otak terutama serotonin. Serotonin memegang peranan dalam regulasi emosi. Meskipun demikian, diduga interaksi kompleks antara hormone estrogen, progesterone, dan serotonin. Pola hidup yang tidak sehat terutama faktor nutrisi diduga turut berperan dalam menyebabkan PMS. Pola nutrisi yang tidak seimbang berupa diet tinggi lemak, tinggi garam dan gula, rendah vitamin B, mineral, alcohol yang berlebihan dapat memperberat gejala yang ada. Gejala klinis yang dialami oleh penderita PMS meliputi gejala fisik dan gejala mental. Gejala fisik seperti pegal linu, letih, nyeri kepala, punggung dan perut bagian bawah nyeri dan juga payudara terasa nyeri, rasa penuh atau kembung, konstipasi, diare, dan perubahan nafsu makan. Sedangkan gejala mental berupa mood menjadi labil, iritabilitas, depresi, ansietas, gangguan konsentrasi dan insomnia. Prinsip diet yang dianjurkan bagi PMS : 9 Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
  • 10. 1. Kurangi asupan garam tubuh Segala macam makanan asin sebaiknya dikurangi karena makanan asin bersifat meretensi air sehingga dapat terjadi pembengkakan pada perut. Oleh karena itu terlalu banyak mengonsumsi makanan asin menjelang menstruasi perut menjadi kembung dan sakit. 2. Batasi konsumsi minuman beralkohol Pada saat menjelang menstruasi sistem dan cara kerja syaraf sangat peka sekali terhadap rangsangan. Alcohol mengandung zat etanol, yaitu suatu zat yang dapat merangsang sistem saraf pusat. Dengan demikian jika minumam beralkohol tidak dibatasi maka cara kerja hormone dan sistem syaraf dalam tubuh terganggu. Akibatnya gangguan PMS yang berhubungan dengan perasaan tidak terkontrol. 3. Minum susu Kebutuhan kalsium orang dewasa sekitar 1000 mg/hari. Jika jumlah ini tercukupi maka kalsium dalam tubuh dapat mengurangi gejala PMS seperti kejang perut. Untuk membatasi asupan lemak maka dapat dipilih susu skim dan yogurt rendah lemak. 4. Memperbanyak makan makanan yang mengandung karbohidrat kompleks Karbohidrat kompleks seperti nasi, jagung, kacang-kacangan, gandum dapat menghilangkan gejala PMS. Hal ini karena hubungan antara karbohidrat kompleks dan serotonin yang berfungsi mengendalikan mood, nafsu makan dan tidur. 5. Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin B6 Sumber vitamin ini pada ikan tuna, hati sapi, atau ayam, dan lain-lain. Tercukupinya kandungan vitamin B6 dalam tubuh terbukti dapat mengontrol produksi hormone serotonin, sehingga otak merasa lebih rileks menjelang PMS. Tetapi batas maksimal konsumsi vitamin B6 pada orang dewasa adalah 50 mg/hari. 10 Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
  • 11. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Fertilitas merupakan suatu kemampuan untuk menghasilkan keturunan. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi fertilitas adalah gizi. Karena dengan terpenuhinya status gizi dapat mencegah infertilitas. Gizi juga mempengaruhi menarche karena dengan tercukupinya gizi menyebabkan usia menarche yang semula 11-13 tahun bergeser lebih dini sehingga masa reproduksi lebih panjang. Selain menarche, gizi juga dibutuhkan pada saat menstruasi. Karena pada fase luteal akan terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila hal ini diabaikan maka dampaknya akan terjadi keluhan-keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama siklus menstruasi. Prinsip diet yang dianjurkan bagi PMS diantaranya dengan cara mengurangi asupan garam tubuh, membatasi konsumsi minuman beralkohol, minum susu, memperbanyak makan makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, dan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin B. 3.2 Saran Sebagai akhir dari makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk memahami bahwa status gizi sangat mempengaruhi dalam fertilisasi. Oleh sebab itu diharapkan agar memilih makanan sehat serta pengolahan yang baik perlu diperhatikan agar zat gizi dapat bermanfaat sehingga dapat meningkatkan kesuburan. 11 Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
  • 12. SOAL LATIHAN 1. Kemampuan untuk menghasilkan keturunan di sebut….. a. Infertilisasi b. Infertilitas c. Menarche d. Menoupuse e. Menstruasi 2. Wanita mengalami fertilisasi tertinggi pada usia .… a. 20 – 30 tahun b. 25 – 35 tahun c. 35 -40 tahun d. 45 -50 tahun e. 55 -60 tahun 3. Makanan yang baik untuk kesuburan seperti kacang kacangan,gandum,beras merah,biji bijian,buah dan sayuran adalah… a. Hewani b. Nabati c. Vegetarian d. Kacang-kacangan e. Biji bijian 4. Asam amino terdapat pada makanan apa saja… a. Beras b. Keju c. Kuning telur d. Coklat e. Sirup 5. Yang bukan kelompok vitamin yang dipercanya berfungsi sebagai penyubur baik pria atau wanita yaitu…. a. a.Vitamin B komplek dan Vitamin A b. b.Vitamin A dan Vitamin C c. c.Vitamin A dan Vitamin B komplek d. d.Vitamin E dan Vitamin K 12 Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
  • 13. e. e.Vitamin C dan Vitamin B komplek 6. Cara pencegahan infertilitas adalah berikut ini,kecuali ….. a. Pola seks yang sehat b. Pola hidup sehat c. Cukup vitamin dan mineral d. Tidak merokok dan minum minuman berakohol e. Pola tidur yang tidak baik 7. zat gizi yang di perlukan pada saat wanita menstruasi adalah …. a. zat besi, protein, vitamin C, Asam folat, vitamin B12 b. vitamin A, dan zat besi c. vitamin K dan vitamin B12 d. asam folat dan vitamin D e. vitamin E, Zat besi, dan vitamin A 8. Berkurangnya asam folat dan vitamin B12 dapat mengakibatkan…. a. meningkatkan berat badan b. terganggunya pembentukan sel darah merah c. untuk meningkatkan hemoglobin d. untuk menigkatkan sel darah putih e. terganggunya pembentukan sel darah putih 9. Makanan yang menyebabkan meningkatnya premenstrual-syndrome (PMS) adalah … a. protein b. karbohidrat c. lemak d. vitamin e. kafein 10. Makanan yang dianjurkan bagi pre menstrual-syndrome (PMS) adalah.. a. memperbanyak makanan yang mengandung karbohidrat kompleks b. mengurangi konsumsi vitamin B6 c. meningkatkan konsumsi minuman beralkohol d. mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat kompleks e. memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung kalsium 11. Kekurangan vitamin apa yang menyebabkan degenerasi organ reproduksi ? a. vitamin C 13 Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
  • 14. b. vitamin A c. vitamin D d. vitamin E e. vitamin K 12. Hormone yang menyebabkan keterlambatan pendewasaan kelamin dan tidak berkembangnya organ reproduksi adalah…. a. hormon Esterogen b. hormon progsteron c. hormon testosterone d. hormon androgen e. FSH & LH 13. Kandungan yang terdapat pada sperma…. a. Mg, Zn, Sulfur, vit B12, dan vit c b. Vit a, Vitc, Vit e c. Zn, fosfor d. Mg, Fe, Ca e. Li, Ca, Mg 14. Kebutuhan gizi untuk wanita adalah…. a. 2.200 Kkal b. 1.500 Kkal c. 1.300 Kkal d. 2.500 Kkal e. 1.100 Kkal 15. Pada saat wanita menstruasi membutuhkan …. a. Zn (zink) b. Fe c. Mg d. Hcl e. B6 14 Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
  • 15. Kunci Jawaban 1. A 2. A 3. B 4. C 5. D 6. E 7. A 8. B 9. E 10. A 11. D 12. A 13. A 14. A 15. B 15 Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Wijanti, Ribut Eko, Indah Rahmaningtyas. 2012. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Kediri: Gena Pratama Pustaka Sibagariang, Elva Elya. 2010. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: CV Trans Infomedia Rumdamsih, Yumyum. 2004. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC Fairus, Martini. 2009. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC 16 Gizi dalam Kesehatan Reproduksi