Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
SlideShare a Scribd company logo
Asrie Karwanti 12/339952/PSP/4461
Sejarah Lahirnya Sistem
     Produksi Fordism
  1913           1914-       1929-      1939-         1945-
                 1918        1939       1945          1973




                 Perang      Great      Perang     Masa Fordism
                 Dunia I   Depression   Dunia II   (Golden Age
                                                   of Capitalism)
  Henry Ford
 menciptakan
sistem Fordism
untuk produksi
      di
perusahaannya
1913 : Lahirnya
    Sistem Produksi
    Fordism
Konsep Fordism
 dipelopori oleh        Fordisme
Henry Ford yang      adalah sebuah      Proses produksi
  menekankan             metode        dengan membagi
pada tiga prinsip      manajemen       ke dalam ratusan           Ford
      yaitu           industri yang        atau bahkan        menawarkan
 standardisasi,        berasaskan       ribuan unit kecil.    upah tinggi.
penyederhanaan          assembly          Dengan cara           Ford lebih
 dan mekanisasi     line atau sering   tersebut menurut      mementingkan
dalam produksi.     disebut metode        Ford, ongkos        produktivitas
                       ban berjalan           dapat            perusahaan
                      dalam proses     diminimalkan dan          dengan
                     produksi yang     keuntungan akan       memberlakukan
                    bersifat massal.      dapat segera       sistem operasi
                                        dimaksimalkan.         perusahaan
                                                             selama 24 jam.
Perang Dunia I
Perang Dunia I (1914-1918):
 Selama Perang Dunia I berkecemuk,
  perekonomian tidak mendapat perhatian yang
  layak, terutama di Eropa.

Pasca Perang Dunia I:
 Situasi ekonomi Eropa pasca PD I mengalami
  keterpurukan berbanding terbalik dengan
  kejayaan Amerika.
 Amerika melakukan produksi masal untuk
  diekspor dan investasi di Eropa dan negara
  berkembang lainnya.
1929-1939:
     Great
    Depression
    Turunnya harga saham pada kamis,
  24 Oktober 1929.Peristiwa itu dikenal
  dengan sebutan “Kamis Hitam”
  (Black Thursday).
 Penjualan saham masal dan mencapai puncaknya pada
  Selasa, 29 Oktober 1929, ketika pasar mengalami kerugian
  sebesar 14 miliar dolar AS. Hari itu dikenang sebagai
  “Selasa Hitam” (Black Tuesday). Total kerugian dalam
  minggu itu mencapai 30 miliar dolar AS.
 Great Depression berdampak pada menurunnya
  kemampuan beli masyarakat, bangkrutnya perusahaan-
  perusahaan besar hingga munculnya pengangguran.
 Keynes melihat bahwa perlu adanya intervensi pemeritah
  dalam pasar untuk menjaga kestabilan atau ”balance”
  antara rangkaian investasi dan konsumsi.
Perang Dunia II (1939-1945)
 Setelah great depression, Amerika berusaha memperbaiki
   keadaan ekonomi pada masa PD II.
 Franklin mengadopsi pemikiran Keynes yang mengatakan
   perlunya campur tangan pemerintah dalam pasar.Franklin
   mengusulkan rencana untuk:
  - Menghidupkan kembali kegiatan perusahaan dan
   pertanian. Dengan cara mendirikan lembaga-lembaga baru
   di pemerintahaan yang menyediakan fasilitas kredit ringan
   untuk industri dan pertanian.
 - Memberi bantuan kepada para penganggur dan kepada
   mereka yang terancam akan kehilangan ladang dan tempat
   tinggalnya. (lapangan pekerjaan untuk para
   pengangguran).
  - Memperbaiki sistem perbankan dan kredit. Dengan
   langkah bank-bank ditutup terlebih dahulu dan dibuka
   kembali apabila telah membayar utang. Pemerintah
   mengunakan kebijakan inflasi mata uang yang moderat
   untuk mengawali gerakan peningkatan harga komoditas
   dan untuk membayar cicilan kepada para debitur.
1945-1973: Masa Fordism
 Fordism merupakan filosofi produksi yang berusaha
  untuk mencapai produktifitas tinggi dengan:
  1. Menstandarisasi output
  2. Memisahkan pekerja ke dalam tugas-tugas
  keterampilan yang spesifik, dengan
  mengkombinasikan mesin dan efisiensi pekerja
  3. Menekankan pada minimalisir harga daripada
  maksimalisasi keuntungan (Anon, 2010).

 Ford memberi buruh upah tinggi dengan anggapan
  bahwa upah tinggi tersebut akan digunakan untuk
  mengkonsumsi produk yang mereka hasilkan.
Golden Age of Capitalism
 Adanya produksi masal pada saat itu memiliki banyak
  pasar karena Amerika Pasca PD II banyak memberikan
  kredit kepada negara yang hancur akibat PD II. Amerika
  juga memanfaatkan kesempatan ini untuk mengekspor
  produknya ke negara tersebut (seperti Eropa dan Asia).

 Pada saat itu pertumbuhan ekonomi bukan hanya
  mendatangkan keuntungan bagi kelas kapitalis, tetapi
  turut dinikmati oleh kelas buruh. Ekonom Rick Wolf
  mengatakan, pada masa ini, kelas buruh Amerika
  menikmati pertumbuhan konsumsi yang tertinggi dalam
  waktu 150 tahun. Ukuran keberhasilan kelas buruh
  lantas diukur berdasarkan gaya hidup, misalnya, berapa
  banyak mobil yang dimiliki. Maka dari sisi kelas buruh,
  masa-masa itu disebut juga sebagai “The Golden Age of
  American Working Class.”

More Related Content

History of fordism

  • 2. Sejarah Lahirnya Sistem Produksi Fordism 1913 1914- 1929- 1939- 1945- 1918 1939 1945 1973 Perang Great Perang Masa Fordism Dunia I Depression Dunia II (Golden Age of Capitalism) Henry Ford menciptakan sistem Fordism untuk produksi di perusahaannya
  • 3. 1913 : Lahirnya Sistem Produksi Fordism Konsep Fordism dipelopori oleh Fordisme Henry Ford yang adalah sebuah Proses produksi menekankan metode dengan membagi pada tiga prinsip manajemen ke dalam ratusan Ford yaitu industri yang atau bahkan menawarkan standardisasi, berasaskan ribuan unit kecil. upah tinggi. penyederhanaan assembly Dengan cara Ford lebih dan mekanisasi line atau sering tersebut menurut mementingkan dalam produksi. disebut metode Ford, ongkos produktivitas ban berjalan dapat perusahaan dalam proses diminimalkan dan dengan produksi yang keuntungan akan memberlakukan bersifat massal. dapat segera sistem operasi dimaksimalkan. perusahaan selama 24 jam.
  • 4. Perang Dunia I Perang Dunia I (1914-1918):  Selama Perang Dunia I berkecemuk, perekonomian tidak mendapat perhatian yang layak, terutama di Eropa. Pasca Perang Dunia I:  Situasi ekonomi Eropa pasca PD I mengalami keterpurukan berbanding terbalik dengan kejayaan Amerika.  Amerika melakukan produksi masal untuk diekspor dan investasi di Eropa dan negara berkembang lainnya.
  • 5. 1929-1939: Great  Depression Turunnya harga saham pada kamis, 24 Oktober 1929.Peristiwa itu dikenal dengan sebutan “Kamis Hitam” (Black Thursday).  Penjualan saham masal dan mencapai puncaknya pada Selasa, 29 Oktober 1929, ketika pasar mengalami kerugian sebesar 14 miliar dolar AS. Hari itu dikenang sebagai “Selasa Hitam” (Black Tuesday). Total kerugian dalam minggu itu mencapai 30 miliar dolar AS.  Great Depression berdampak pada menurunnya kemampuan beli masyarakat, bangkrutnya perusahaan- perusahaan besar hingga munculnya pengangguran.  Keynes melihat bahwa perlu adanya intervensi pemeritah dalam pasar untuk menjaga kestabilan atau ”balance” antara rangkaian investasi dan konsumsi.
  • 6. Perang Dunia II (1939-1945)  Setelah great depression, Amerika berusaha memperbaiki keadaan ekonomi pada masa PD II.  Franklin mengadopsi pemikiran Keynes yang mengatakan perlunya campur tangan pemerintah dalam pasar.Franklin mengusulkan rencana untuk: - Menghidupkan kembali kegiatan perusahaan dan pertanian. Dengan cara mendirikan lembaga-lembaga baru di pemerintahaan yang menyediakan fasilitas kredit ringan untuk industri dan pertanian. - Memberi bantuan kepada para penganggur dan kepada mereka yang terancam akan kehilangan ladang dan tempat tinggalnya. (lapangan pekerjaan untuk para pengangguran). - Memperbaiki sistem perbankan dan kredit. Dengan langkah bank-bank ditutup terlebih dahulu dan dibuka kembali apabila telah membayar utang. Pemerintah mengunakan kebijakan inflasi mata uang yang moderat untuk mengawali gerakan peningkatan harga komoditas dan untuk membayar cicilan kepada para debitur.
  • 7. 1945-1973: Masa Fordism  Fordism merupakan filosofi produksi yang berusaha untuk mencapai produktifitas tinggi dengan: 1. Menstandarisasi output 2. Memisahkan pekerja ke dalam tugas-tugas keterampilan yang spesifik, dengan mengkombinasikan mesin dan efisiensi pekerja 3. Menekankan pada minimalisir harga daripada maksimalisasi keuntungan (Anon, 2010).  Ford memberi buruh upah tinggi dengan anggapan bahwa upah tinggi tersebut akan digunakan untuk mengkonsumsi produk yang mereka hasilkan.
  • 8. Golden Age of Capitalism  Adanya produksi masal pada saat itu memiliki banyak pasar karena Amerika Pasca PD II banyak memberikan kredit kepada negara yang hancur akibat PD II. Amerika juga memanfaatkan kesempatan ini untuk mengekspor produknya ke negara tersebut (seperti Eropa dan Asia).  Pada saat itu pertumbuhan ekonomi bukan hanya mendatangkan keuntungan bagi kelas kapitalis, tetapi turut dinikmati oleh kelas buruh. Ekonom Rick Wolf mengatakan, pada masa ini, kelas buruh Amerika menikmati pertumbuhan konsumsi yang tertinggi dalam waktu 150 tahun. Ukuran keberhasilan kelas buruh lantas diukur berdasarkan gaya hidup, misalnya, berapa banyak mobil yang dimiliki. Maka dari sisi kelas buruh, masa-masa itu disebut juga sebagai “The Golden Age of American Working Class.”