Perubahan dan pengembangan organisasi melibatkan proses yang terencana untuk mencapai tujuan organisasi, dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal. Proses ini melibatkan identifikasi masalah, perencanaan strategi, implementasi perubahan, dan evaluasi untuk meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.
5. Faktor Internal
Segala keseluruhan faktor yang ada di dalam organisasi dimana faktor
tersebut dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi.
Adalah penyebab perubahan yang berasal dari dalam organisasi yang
bersangkutan, yang dapat berasal dari berbagai sumber.
Problem yang sering timbul berkaitan dengan hubungan sesama anggota
organisasi pada umumnya menyangkut masalah komunikasi dan kepentingan masingmasing anggota.
Proses kerjasama yang berlangsung dalam organisasi juga kadang-kadang
merupakan penyebab dilakukannya perubahan. Problem yang timbul dapat
menyangkut masalah sistem kerjasamanya dan dapat pula menyangkut
perlengkapan atau peralatan yang digunakan. Sistem kerjasama yang terlalu
birokratis atau sebaliknya dapat menyebabkan suatu organisasi menjadi tidak
efisien. Sistem birokrasi (kaku) menyebabkan hubungan antar anggota menjadi impersonal yang
mengakibatkan rendahnya semangat kerja dan pada gilirannya
produktivitas menurun, demikian sebaliknya. Perubahan yang harus
dilakukan akan menyangkut struktur organisasi yang digunakan.
a.
b.
c.
d.
e.
Contoh Faktor Internal :
Perubahan kebijakan lingkungan.
Perubahan tujuan.
Perluasan wilayah operasi tujuan.
Volume kegiatan bertambah banyak.
Sikap dan perilaku para anggota organisasi.
6. Contoh Faktor Internal :
•
•
•
•
•
Perubahan kebijakan lingkungan.
Perubahan tujuan.
Perluasan wilayah operasi tujuan.
Volume kegiatan bertambah banyak.
Sikap dan perilaku para anggota organisasi.
7. Segala keseluruhan faktor yang ada di luar organisasi yang dapat
mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi. Beberapa faktor
tersebut antara lain : Politik, Hukum
, Kebudayaan, Teknologi, Sumber alam, Demografi dan sebagainya.
Adalah penyebab perubahan yang berasal dari luar, atau sering dis
ebut lingkungan.
Organisasi bersifat responsive terhadap perubahan yang
terjadi di lingkungannya. Oleh
karena itu, jarang sekali suatu organisasi
melakukan perubahan besar tanpa adanya dorongan yang kuat dari
lingkungannya. Artinya, perubahan yang besar itu terjadi karena
lingkungan menuntut seperti itu. Beberapa penyebab perubahan or
ganisasi yang termasuk
faktor ekstern adalah perkembangan teknologi, faktor
ekonomi dan peraturan pemerintah.
8. Contoh Faktor Eksternal :
Politik
Hukum
Kebudayaan
Teknologi
Sumber daya alam
Demografi
Sosiologi
9. Pengembangan
• Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yan
g terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman
dan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif
dan kuantitatif ( E.B. Harlock ). Dimaksudkan bahwa
perkembangan merupakan
proses perubahan individu yang terjadi
dari kematangan (kemampuan seseorang sesuai usia normal)
dan pengalaman yang merupakan interaksi antara individu
dengan lingkungan sekitar yang menyebabkan perubahan
kualitatif dan kuantitatif ( dapat diukur) yang menyebabkan
perubahan pada diri individu tersebut.
• Perkembangan mengandung makna adanya pemunculan sifatsifat yang baru, yang berbeda dari sebelumnya ( Kasiram, 1983 :
23), menandung arti bahwa perkembangan merupakan
peubahan sifat
individu menuju kesempurnaan yang merupakan penyempurnaa
n dari sifat-sifat sebelumnya.
11. Struktur.
Sistem
dan prosedur.
Perlengkapan dan fasilitas.
Proses dan saran apabila titik cocok ak
an membuat
organisasi melalui perbaikan.
Perubahan organisasi dilakukan untuk
mencocokkan dengan
kebutuhan yang ada
12. Faktor Eksternal
Kompetisi yang semakin tajam antar organisasi
Perkembangan IPTEK
Perubahan lingkungan baik lingkungan fisik mau
pun sosial yang membuat organisasi berfikir
bagaimana mendapatkan
sumber di luar organisasi untuk masa
depan organisasi
13. CIRI-CIRI PERKEMBANGAN ORGANISASI
• 1. Merupakan strategi terencana dalam mewujudkan perubahan
organisasional, yang memiliki sasaran jelas berdasarkan
diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh
organisasi.
• 2. Merupakan kolaborasi antara berbagai pihak yang akan
terkena dampak perubahan yang akan terjadi.
• 3. Menekankan cara-cara baru yang diperlukan untuk
meningkatkan kinerja seluruh
organisasi dan semua satuan kerja dalam organisasi.
• 4. Mengandung nilai humanistik dimana pengembangan potensi
manusia menjadi bagian terpenting.
• 5. Menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu
memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan
interdependensi antara berbagai satuan kerja sebagai bagian
integral di suasana yang utuh.
• 6. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan
efektivitas organisasi
14. • 1.
Sensitivity training, merupakan teknik OD yang pertama
diperkenalkan dan yang dahulu paling sering digunakan. Teknik
ini sering disebut juga T-group. Dalam kelompok kelomok T
(singkatan training) yang masing- masing terdiri atas 6 – 10
peserta, pemimpin kelompok (terlatih) membimbing peserta
meningkatkan kepekaan (sensitivity) terhadap orang lain, serta
ketrampilan dalam hubungan antar-pribadi.
• 2.
Team Building, adalah pendekatan yang bertujuan
memperdalam efektivitas serta kepuasaan tiap individu dalam
kelompok kerjanya atau tim. Teknik team building sangat
membantu meningkatkan kerjasama dalam tim yang menangani
proyek dan organisasinya bersifat matriks.
• 3.
Survey feedback. Dalam teknik survey feedback. Tiap
peserta diminta menjawab kuesioner yang dimaksud untuk
mengukur persepsi serta sikap mereka (misalnya persepsi
tentang kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan mereka). Hasil
survey ini diumpan balikkan pada setiap peserta, termasuk pada
para penyelia dan manajer yang terlibat. Kegiatan ini kemudian
dilanjutkan dengan kuliah atau lokakarya yang mengevaluasi hasil
keseluruhan dan mengusulkan perbaikan perbaikan konstruktif.
• 4.
Transcational Analysis (TA). TA berkonsentrasi pada gaya
komunikasi antar-individu. TA mengajarkan cara menyampaikan
pesan yang jelas dan bertanggungjawab, serta cara menjawab
Teknik dalam berorganisasi :
15. PROSES PERUBAHAN ORGANISASI
• Proses perubahan adalah tata urutan atau
langkahlangkah dalam mewujudkan perubahan
organisasi
16. Langkah-langkahnya :
a. Mengadakan Pengkajian : Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap
organisasi apapun tidak dapat menghindarkan diri dari pengaruh daripada
berbagai perubahan yang terjadi di luar organisasi. Perubahan yang terjadi di luar
organisasi itu mencakup berbagai bidang, antara lain
politik, ekonomi, teknologi, hukum, sosial budaya dan sebagainya.
Perubahan tersebut mempunyai dampak terhadap organisasi, baik dampak yang bersifat negatif
maupun positif. Dampak bersifat negatif
apabila perubahan itu menjadi hambatan bagi kelancaran, perkembangan
dan kemajuan organisasi. Dampak bersifat positif apabila perubahan itu
dapat memperlancar kegiatan, perkembangan dan kemajuan organisasi
atau dalam bentuk kesempatan-kesempatan baru yang tidak tersedia sebelumnya.
b. Mengadakan Identifikasi : Yang perlu diidentifikasi adalah dampak perubahanperubahan yang terjadi dalam organisasi. Setiap faktor yang
menyebabkan terjadinya perubahan organisasi harus diteliti secara cermat sehingga
jelas permasalahannya dan dapat dipecahkan dengan tepat.
c. Menetapkan Perubahan : Sebelum langkah-langkah perubahan diambil,
pimpinan organisasi harus yakin terlebih dahulu bahwa perubahan
memang harus dilakukan, baik dalam rangka meningkatkan kemampuan organisasi
maupun dalam rangka mempertahankan eksistensi serta
pengembangan dan pertumbuhan organisasi selanjutnya.
Menentukan Strategi : Apabila pimpinan organisasi yakin bahwa perubahan benarbenar harus dilakukan maka pemimpin organisasi harus
segera menyusun strategi untuk mewujudkannya.
d. Melakukan Evaluasi : Untuk mengetahui apakah hasil dari perubahan
itu bersifat positif atau negatif, perlu dilakukan penilaian. Apabila hasil
perubahan sesuai dengan harapan berarti berpengaruh postif terhadap organisasi,
dan apabila sebaliknya berarti negatif.
17. Proses Pengelolaan Perubahan
• Proses pengelolaan perubahan harus mencakup
dua gagasan dasar untuk mencapai efektifitas
organisasi. Pertama ada retribusi kekuasaan
dalam struktur organisasi, kedua retribusi ini
dihasilkan dari proses perubahan yang bersifat
pengembangan.
18. Tahap-tahap Proses Perubahan :
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
1. Tekanan dan desakan
Proses ini dimulai ketika manajemen puncak mulai merasa adanya kebutuhan atau tekanan akan
perubahan. Misalnya adanya perubahan penjualan, penurunan produktivitas dan sebagainya.
2. Intervensi dan Reorientasi
Digunakan untuk merumuskan masalah dan dimulai proses dengan membuat para anggota organisasi
memusatkan perhatiannya pada masalah tersebut. Pihak-pihak luar sering digunakan, juga staff internal
yang mempunyai dan dipandang ahli serta dapat dipercaya sebagai konsultan atau pengantar
perubahan.
3. Diagnosa dan pengenalan masalah
Informasi dikumpulkan dan dianalisa mana yang penting dan tidak penting.
4. Penemuan dan pengenalan masalah
Pengantar perubahan mencoba menyelesaikan masalah-masalah yang diketemukan dan masuk akal
dengan menghindari “metode-metode lama yang sama”. Bawahan didorong dan diajak untuk
berpartisipasi, sehingga mereka lebih terikat pada serangkaian kegiatan.
5. Percobaan dan hasil
Pada tahap keempat diuji dalam program-program yang berskala kecil dan hasilnya dianalisa.
6.Pungutan dan penerimaan
Setelah diuji dan sesuai dengan keinginan, harus diterima secara sukarela dan harus menjadi sumber
penguatan dan menimbulkan keterikatan pada perubahan.
19. Metode Pengembangan Perilaku :
Jaringan Manajerial (Managerial Grid)
• Jaringan
manajerial
atau
kisi
manajerial
(managerial grid), disebut juga latiahan jaringan
(grid training), adalah suatu metode pengembangan
organisasi yang di dasarkan jaringan manajerial.
Teori ini di pelopori oleh Robert Blake dan Jane
Mouton. Dalam metode ini dikenal dua dimensi dua
prilaku pimpinan, yaitu prilaku pimpinan yang
memusatkan perhatian pada produksi, dan prilaku
pimpinan yang memusatkan prilakunya pada orang.
20. Ciri-ciri Pengembangan Organisasi
• Pengembangan organisasi yang efektif memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
1. Merupakan strategi terencana dalam mewujudkan
perubahan organisasional, yang memiliki sasaran jelas
berdasarkan diagnosa yang tepat dan akurat tentang
permasalahan yang dihadapi oleh suatu organisasi.
2. Merupakan kolaborasi antara berbagai pihak yang akan
terkena dampak perubahan yang akan terjadi terhadap
suatu organisasi.
3. Menekankan cara-cara baru yang diperlukan untuk
meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua
satuan kerja dalam organisasi.
21. 4. Mengandung nilai humanistik dimana pengembangan
potensi manusia menjadi bagian terpenting.
5. Menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu
memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan
interdependensi antara organisasi sau dengan organisasi
yang lainnya.
6. Berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana
yang utuh.
7. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya
meningkatkan efektivitas organisasi.