Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
SlideShare a Scribd company logo
BAB I


                                PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG


       Secara umum, orang menganggap bahwa ejaan berhubungan dengan

melisankan bahasa. Hal itu terjadi karena orang terikat pada kata atau nama itu. Di

dalam bahasa, sebetulnya ejaan berhubungan dengan ragam bahasa tulis. Ejaan adalah

cara menuliskan bahasa (kata atau kalimat) dengan menggunakan huruf dan tanda baca.

Di dalam perkembangannya, bahasa Indonesia pernah menggunakan beberapa macam

ejaan. Mulai tahun 1901, penulisan bahasa Indonesia (waktu itu masih bernama bahasa

Melayu) dengan abjad Latin mengikuti aturan ejaan yang disebut Ejaan van Ophusyen.

Peraturan ejaan itu digunakan sampai bulan Maret 1947, yaitu ketika dikeluarkan

peraturan ejaan yang baru oleh Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan, Mr.

Soewandi- dengan Surat Keputusan No. 264/Bhg. A. tanggal 19 Maret 1947 (kemudian

diperbaharui dengan lampiran pada Surat Keputusan tanggal 1       April 1947, No.

345/Bhg. A). Peraturan ejaan yang baru itu disebut Ejaan Republik atau Ejaan

Soewandi. Pada saat ini bahasa Indonesia menggunakan ejaan yang disebut Ejaan

Bahasa Indonesia yang Disempurnakan mulai Agustus 1972, setelah diresmikan di

dalam pidato kenegaraan Presiden Suharto pada tanggal 16 Agustus 1972. Penjelasan

lebih lanjut mengenai aturan ejaan itu dimuat dalam (Pedoman Umum) Ejaan Bahasa

Indonesia yang Disempurnakan dan dilampirkan pada Surat Keputusan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan No. 0196?U/1975, tanggal 27 Agustus 1975. Di dalam



                                                                                 1
pedoman itu diatur hal-hal mengenai (1) Pemakaian huruf, (2) Penulisan huruf, (3)

Penulisan kata, (4) Penulisan unsur serapan. Berikut ini disajikan Beberapa segi yang

dirasakan belum mantap mengenai penerapan aturan ejaan seperti yang dikemukakan di

dalam pedoman itu, yaitu beberapa hal yang menyangkut pemakaian huruf, penulisan

huruf, penulisan kata dan penulisan unsur serapan.


B. RUMUSAN MASALAH


   1. Bagaimana pemakaian huruf?


   2. Bagaimana Penulisan huruf?


   3. Bagaimana Penulisan kata?


   4. Bagaimana penulisan unsur serapan?


C. TUJUAN PENULISAN


   1. Untuk mengetahui pemakaian huruf.


   2. Untuk mengetahui Penulisan huruf.


   3. Untuk mengetahui Penulisan kata.


   4. Untuk mengetahui penulisan unsur serapan.




                                                                                   2
BAB II


                                   TINJAUAN PUSTAKA


1. PEMAKAIAN HURUF


    a. Abjad


        Di dalam Abjad bahasa Indonesia ada 26 huruf yang digunakan, yaitu sebagai

berikut :


        A      a      B       be        O      o     C          ce   P   pe


        D      de     Q       ki        E      e     R          er   F   ef


        S      es     G       ge        T      te    H          ha   U   u


        I      i      V       fe        J      je    W          we   K   ka


        X      eks    L       el        Y      ye    M          em   Z   zet


        N      en


               Singkatan kata (termasuk singkatan kata asing) yang dibaca huruf demi

        huruf dilafalkan menurut bahasa Indonesia. Seperti :


        Singkatan             Dibaca                 Bukan Dibaca


        ABC                   a-be-ce                e-bi-ci


        BBC                   be-be-ce               bi-bi-ci



                                                                                  3
ICCU                     i-ce-ce-u           a-si-si-yu


   IGGI                     i-ge-ge-I           ai-ji-ji-ai


   IUD                      i-u-de              ai-yu-di


b. Pemenggalan Kata pada Kata Dasar


          Hal yang terpenting dalam pemenggalan kata pada kata dasar adalah

   sebagai berikut :


1) Kalau di tengah kata ada dua buah konsonan yang berurutan, pemenggalannya

   dilakukan di antara kedua konsonan itu.


   Contoh : pan-dai, cap-lok, Swas-ta Ap-ril


2) Kalau di tengah kata ada tiga buah konsonan atau lebih, pemenggalannya

   dilakukan di antara konsonan yang pertama (kecuali ng) dengan yang kedua.


   Contoh : in-stru-men, bang-krut in-tra, ul-tra, ben-trok


3) Imbuhan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk, dipenggal serta

   partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal

   pada pergantian baris.


   Contoh : la-pang-an, pel-a-jar, Pe-nuh-i, per-gi-lah.




                                                                               4
c. Penulisan Nama Diri


     Penulisan nama diri (nama sungai, gunung, jalan, dan sebagainya) disesuaikan

  dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, kecuali jika ada

  pertimbangan khusus. Pertimbangan khusus itu menyangkut segi adat, hukum, atau

  kesejarahan.


  Contoh :    Universitas Padjadjaran, Universitas Gadjah Mada, Dji Sam Soe, CV

         Oemar Bakrie, Soetomo Poedjosoeparmo


2. PENULISAN HURUF


  a. Penulisan Huruf Besar atau Huruf Kapital


     Dalam Pedoman Umum Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan terdapat

  tiga belas penuisan huruf kapital. Berikut ini disajikan beberapa hal yang masih

  perlu diperhatikan :


  1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam menuliskan ungkapan yang

     berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci termasuk kata ganti untuk

     Tuhan.


     Misalnya : Allah, Yang Mahakuasa, Bimbinglah hamba-Mu, Quran, Injil, atas

                 rahmat-Mu (bukan atas rahmatMu), dengan kuasa-Nya (bukan

                 dengan kuasaNya), dengan izin-Ku (bukan dengan izinKu)




                                                                                5
Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama untuk

   menuliskan kata-kata, seperti imam, makmum, doa, puasa, dan misa.


   Misalnya :    Saya akan mengikuti misa di gereja itu,Ia diangkat menjadi imam

                mesjid di kampungnya.


2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan

   keagamaan yang diikuti nama orang.


   Misalnya : Haji Agus Salim, Imam Hanafi, Sultan Hasanuddin, Nabi Ibrahim


          Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama,nama

   gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.


   Misalnya : Ayahnya menunaikan ibadah haji. Sebagai seorang sultan, ia tidak

                 bertindak sewenang-wenang.


3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang

   diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.


   Misalnya :      Gubernur Asnawi Mangku Alam,           Letnan Kolonel Saladin,

                Presiden Carazon Aquino, Gubernur Irian Jaya, Rektor Universitas

                Indonesia


          Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan, dan

   pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.




                                                                               6
Misalnya : Sebagai seorang gubernur yang baru, ia berkeliling di daerahnya

                untuk berkenalan dengan masyarakat yang dipimpinnya. (bukan :

                Sebagai seorang Gubernur yang baru, ia berkeliling di daerahnya

                untuk berkenalan dengan masyarakat yang dipimpinnya), Hari Senin

                yang lalu Letnan Kolonel Saladin dilantik menjadi kolonel. (bukan :

                Hari Senin yang lalu Letnan Kolonel Saladin dilantik menjadi

                Kolonel.)


4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.


   Misalnya : bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris


           Perhatikan pelulisan yang berikut: mengindonesiakan kata-kata asing,

   keinggris-inggrisan, kebelanda-belandaan,


           Perlu kita ingat bahwa yang dituliskan dengan huruf kapital hanya, nama

   bangsa; nama suku, dan nama bahasa, sedangkan kata, bangsa, suku, dan

   bahasa ditulis dengan huruf kecil.


   Misalnya :


   Benar                          Salah


   bangsa Indonesia               Bangsa Indonesia


   suku Melayu                    Suku Melayu


   bahasa Spanyol                 Bahasa Spanyol


                                                                                 7
5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,

   dan peristiwa sejarah.


   Misalnya :


   Benar                     Salah


   tahun Masehi              Tahun Masehi


   bulan Agustus             Bulan Agustus


   hari Natal                        Hari Natal


   Perang Candu              perang Candu


   Proklamasi Kemerdekaan            proklamasi kemerdekaan


   Republik Indonesia                republik Indonesia


6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.


   Misalnya :


   Benar                        salah


   Teluk Jakarta                teluk Jakarta


   Bukit Barisan                bukit Barisan


   Danau Toba                   danau Toba




                                                                                8
Selat Karimata                   selat Karimata


   Sungai Mahakam                   sungai Mahakam


   Asia Tenggara                    Asia tenggara


          Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut. Berlayar sampai ke teluk,

   Jangan mandi di danau yang kotor, Mereka menyeberangi selat yang dangkal.


7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga

   pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.


   Misalnya :


          Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Majelis Permusyawaratan

   Rakyat, Undang-undang Dasar 1945.


   Perhatikan penulisan berikut :


          Dia menjadi pegawai di salah sebuah departemen. Menurut undang-

   undang, perbuatan itu dapat dijatuhi hukuman setinggi-tingginya lima tahun.


8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan

   kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai

   sebagai kata ganti atau sapaan.




                                                                                 9
Misalnya :


          Kapan Bapak berangkat ?, Apakah itu, Bu?, Surat Saudara sudah saya

   terima, Saya akan disuntik, Dok?, Di mana rumah Bu Katarina?


          Perhatikan penulisan yang berikut ,Kita harus menghormati ayah dan ibu

   kita, Semua adik dan kakak saya akan berkeluarga, Kami sedang menunggu Pak

   Guru, Rumah Pak Lurah terletak di tengah-tengah desa, Menurut keterangan Bu

   Dokter penyakit saya tidak parah.


9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.


   Misalnya : Tahukan Anda bahwa gaji pegawai negeri dinaikkan?, Apakah

            kegemaran Anda?


b. Penulisan Huruf Miring


          Huruf miring dalam cetakan, yang dalam tulisan tangan atau ketikan

   dinyatakan dengan tanda garis bawah, dipakai untuk       (1) menuliskan nama

   buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan, (2) menegaskan

   atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata, dan (3)

   menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali kata yang

   telah disesuaikan ejaannya.




                                                                             10
Misalnya :


            Majalah Bahan dan Sarana sangat digemari para pengusaha. Sudahkan

     Anda membaca buku Negara Kertagama karangan Prapanca? Surat kabar Suara

     dan majalah Massa dapat merebut hari pembacanya. Nama Latin untuk buah

     manggis adalah Garcinia Mangostana. Sebenarnya, bukan saya yang harus

     mengerjakan hal itu, melainkan dia.


3. PENULISAN KATA


            Mengenai penulisan kata, yang masih perlu kita perhatikan adalah

     sebagai berikut.


     1. Awalan di- dan ke- ditulis serangkai dengan kata dasarnya.


        Benar                        Salah


        dikelola              di kelola


        ketujuh                      ke tujuh


     2. Gabungan kata yang salah satu unsurnya merupakan unsur terikat ditulis

        serangkai.


        Benar                     Salah


        saptakrida                sapta krida, sapta-krida


        subseksi                  sub seksi, sub-seksi



                                                                           11
nonkolaborasi             nonkolaborasi , non-kolaborasi


4. PENULISAN UNSUR SERAPAN


              Bahasa Indonesia telah menyerap berbagai unsur dari bahasa lain, baik

     bahasa daerah maupun dari bahasai asing Sanskerta, Arab, Pertugis, Belanda,

     Inggris, dan bahasa asing lain. Berdasarkan cara masuknya, unsur pinjaman

     dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi dua golongan, yaitu (1) unsur asing

     yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia dan (2) unsur asing

     yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa

     Indonesia. Untuk keperluan itu telah diusahakan ejaan asing hanya diubah

     seperlunya sehingga bentuk Indonesia masih dpat dibandingkan dengan bentuk

     asalnya. Di dalam         Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

     Disempurnakan dicantumkan aturan penyesuaian itu. Dapat ditambahkan bahwa

     hal ini terutama dikenakan kepada kata dan istilah yang baru masuk ke dalam

     bahasa Indonesia, serapan lama yang sudah dianggap umum tidak selalu harus

     mengikuti aturan penyesuaian tadi.


     Berikut ini contoh unsur serapan itu.


     Baku                                    tidak Baku


     apotek                                  apotik


     atlet                                   atlit




                                                                                12
atmosfer    atmosfir


aktif       aktip


aktivitas   aktifitas


arkeologi   arkheologi




                         13
BAB III


                                     PENUTUP


A. KESIMPULAN


         Pada saat ini bahasa Indonesia menggunakan ejaan yang disebut Ejaan

  Bahasa Indonesia yang Disempurnakan mulai Agustus 1972, setelah diresmikan di

  dalam pidato kenegaraan Presiden Suharto pada tanggal 16 Agustus 1972.

  Penjelasan lebih lanjut mengenai aturan ejaan itu dimuat dalam (Pedoman Umum)

  Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan dilampirkan pada Surat

  Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0196?U/1975, tanggal 27

  Agustus 1975. Di dalam pedoman itu diatur hal-hal mengenai (1) Pemakaian huruf,

  (2) Penulisan huruf, (3) Penulisan kata, (4) Penulisan unsur serapan.


B. SARAN


         Penulis mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga
  penulis mengharapkan saran atau kritik yang membangun dari pembaca sehingga
  makalah ini bisa mendekati kata sempurna. Opini dari para pembaca sangat berarti
  bagi kami guna evaluasi untuk menyempurnakan makalah ini.




                                                                                 14
DAFTAR PUSTAKA


Ambarwati, Sri. S.S. 2006. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA. Klaten: Viva

            Pakarindo


Parera, J.D. 1998/1999. Pintar Berbahasa Indonesia. Gunung Sahari Raya: PT. Balai

            Pustaka


Primagama, Tentor. 2007. Panduan Belajar B.indonesia. Yogyakarta:Primagama.


Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Kosakata. 1989. Bandung:Angkasa Bandung.




                                                                                    15

More Related Content

Makalah bahasa indonesia tentang ejaan

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Secara umum, orang menganggap bahwa ejaan berhubungan dengan melisankan bahasa. Hal itu terjadi karena orang terikat pada kata atau nama itu. Di dalam bahasa, sebetulnya ejaan berhubungan dengan ragam bahasa tulis. Ejaan adalah cara menuliskan bahasa (kata atau kalimat) dengan menggunakan huruf dan tanda baca. Di dalam perkembangannya, bahasa Indonesia pernah menggunakan beberapa macam ejaan. Mulai tahun 1901, penulisan bahasa Indonesia (waktu itu masih bernama bahasa Melayu) dengan abjad Latin mengikuti aturan ejaan yang disebut Ejaan van Ophusyen. Peraturan ejaan itu digunakan sampai bulan Maret 1947, yaitu ketika dikeluarkan peraturan ejaan yang baru oleh Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan, Mr. Soewandi- dengan Surat Keputusan No. 264/Bhg. A. tanggal 19 Maret 1947 (kemudian diperbaharui dengan lampiran pada Surat Keputusan tanggal 1 April 1947, No. 345/Bhg. A). Peraturan ejaan yang baru itu disebut Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Pada saat ini bahasa Indonesia menggunakan ejaan yang disebut Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan mulai Agustus 1972, setelah diresmikan di dalam pidato kenegaraan Presiden Suharto pada tanggal 16 Agustus 1972. Penjelasan lebih lanjut mengenai aturan ejaan itu dimuat dalam (Pedoman Umum) Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan dilampirkan pada Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0196?U/1975, tanggal 27 Agustus 1975. Di dalam 1
  • 2. pedoman itu diatur hal-hal mengenai (1) Pemakaian huruf, (2) Penulisan huruf, (3) Penulisan kata, (4) Penulisan unsur serapan. Berikut ini disajikan Beberapa segi yang dirasakan belum mantap mengenai penerapan aturan ejaan seperti yang dikemukakan di dalam pedoman itu, yaitu beberapa hal yang menyangkut pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata dan penulisan unsur serapan. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana pemakaian huruf? 2. Bagaimana Penulisan huruf? 3. Bagaimana Penulisan kata? 4. Bagaimana penulisan unsur serapan? C. TUJUAN PENULISAN 1. Untuk mengetahui pemakaian huruf. 2. Untuk mengetahui Penulisan huruf. 3. Untuk mengetahui Penulisan kata. 4. Untuk mengetahui penulisan unsur serapan. 2
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. PEMAKAIAN HURUF a. Abjad Di dalam Abjad bahasa Indonesia ada 26 huruf yang digunakan, yaitu sebagai berikut : A a B be O o C ce P pe D de Q ki E e R er F ef S es G ge T te H ha U u I i V fe J je W we K ka X eks L el Y ye M em Z zet N en Singkatan kata (termasuk singkatan kata asing) yang dibaca huruf demi huruf dilafalkan menurut bahasa Indonesia. Seperti : Singkatan Dibaca Bukan Dibaca ABC a-be-ce e-bi-ci BBC be-be-ce bi-bi-ci 3
  • 4. ICCU i-ce-ce-u a-si-si-yu IGGI i-ge-ge-I ai-ji-ji-ai IUD i-u-de ai-yu-di b. Pemenggalan Kata pada Kata Dasar Hal yang terpenting dalam pemenggalan kata pada kata dasar adalah sebagai berikut : 1) Kalau di tengah kata ada dua buah konsonan yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua konsonan itu. Contoh : pan-dai, cap-lok, Swas-ta Ap-ril 2) Kalau di tengah kata ada tiga buah konsonan atau lebih, pemenggalannya dilakukan di antara konsonan yang pertama (kecuali ng) dengan yang kedua. Contoh : in-stru-men, bang-krut in-tra, ul-tra, ben-trok 3) Imbuhan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk, dipenggal serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris. Contoh : la-pang-an, pel-a-jar, Pe-nuh-i, per-gi-lah. 4
  • 5. c. Penulisan Nama Diri Penulisan nama diri (nama sungai, gunung, jalan, dan sebagainya) disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, kecuali jika ada pertimbangan khusus. Pertimbangan khusus itu menyangkut segi adat, hukum, atau kesejarahan. Contoh : Universitas Padjadjaran, Universitas Gadjah Mada, Dji Sam Soe, CV Oemar Bakrie, Soetomo Poedjosoeparmo 2. PENULISAN HURUF a. Penulisan Huruf Besar atau Huruf Kapital Dalam Pedoman Umum Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan terdapat tiga belas penuisan huruf kapital. Berikut ini disajikan beberapa hal yang masih perlu diperhatikan : 1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam menuliskan ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci termasuk kata ganti untuk Tuhan. Misalnya : Allah, Yang Mahakuasa, Bimbinglah hamba-Mu, Quran, Injil, atas rahmat-Mu (bukan atas rahmatMu), dengan kuasa-Nya (bukan dengan kuasaNya), dengan izin-Ku (bukan dengan izinKu) 5
  • 6. Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama untuk menuliskan kata-kata, seperti imam, makmum, doa, puasa, dan misa. Misalnya : Saya akan mengikuti misa di gereja itu,Ia diangkat menjadi imam mesjid di kampungnya. 2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya : Haji Agus Salim, Imam Hanafi, Sultan Hasanuddin, Nabi Ibrahim Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama,nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang. Misalnya : Ayahnya menunaikan ibadah haji. Sebagai seorang sultan, ia tidak bertindak sewenang-wenang. 3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya : Gubernur Asnawi Mangku Alam, Letnan Kolonel Saladin, Presiden Carazon Aquino, Gubernur Irian Jaya, Rektor Universitas Indonesia Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan, dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat. 6
  • 7. Misalnya : Sebagai seorang gubernur yang baru, ia berkeliling di daerahnya untuk berkenalan dengan masyarakat yang dipimpinnya. (bukan : Sebagai seorang Gubernur yang baru, ia berkeliling di daerahnya untuk berkenalan dengan masyarakat yang dipimpinnya), Hari Senin yang lalu Letnan Kolonel Saladin dilantik menjadi kolonel. (bukan : Hari Senin yang lalu Letnan Kolonel Saladin dilantik menjadi Kolonel.) 4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Misalnya : bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris Perhatikan pelulisan yang berikut: mengindonesiakan kata-kata asing, keinggris-inggrisan, kebelanda-belandaan, Perlu kita ingat bahwa yang dituliskan dengan huruf kapital hanya, nama bangsa; nama suku, dan nama bahasa, sedangkan kata, bangsa, suku, dan bahasa ditulis dengan huruf kecil. Misalnya : Benar Salah bangsa Indonesia Bangsa Indonesia suku Melayu Suku Melayu bahasa Spanyol Bahasa Spanyol 7
  • 8. 5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya : Benar Salah tahun Masehi Tahun Masehi bulan Agustus Bulan Agustus hari Natal Hari Natal Perang Candu perang Candu Proklamasi Kemerdekaan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia republik Indonesia 6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi. Misalnya : Benar salah Teluk Jakarta teluk Jakarta Bukit Barisan bukit Barisan Danau Toba danau Toba 8
  • 9. Selat Karimata selat Karimata Sungai Mahakam sungai Mahakam Asia Tenggara Asia tenggara Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut. Berlayar sampai ke teluk, Jangan mandi di danau yang kotor, Mereka menyeberangi selat yang dangkal. 7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi. Misalnya : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Majelis Permusyawaratan Rakyat, Undang-undang Dasar 1945. Perhatikan penulisan berikut : Dia menjadi pegawai di salah sebuah departemen. Menurut undang- undang, perbuatan itu dapat dijatuhi hukuman setinggi-tingginya lima tahun. 8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan. 9
  • 10. Misalnya : Kapan Bapak berangkat ?, Apakah itu, Bu?, Surat Saudara sudah saya terima, Saya akan disuntik, Dok?, Di mana rumah Bu Katarina? Perhatikan penulisan yang berikut ,Kita harus menghormati ayah dan ibu kita, Semua adik dan kakak saya akan berkeluarga, Kami sedang menunggu Pak Guru, Rumah Pak Lurah terletak di tengah-tengah desa, Menurut keterangan Bu Dokter penyakit saya tidak parah. 9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Misalnya : Tahukan Anda bahwa gaji pegawai negeri dinaikkan?, Apakah kegemaran Anda? b. Penulisan Huruf Miring Huruf miring dalam cetakan, yang dalam tulisan tangan atau ketikan dinyatakan dengan tanda garis bawah, dipakai untuk (1) menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan, (2) menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata, dan (3) menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali kata yang telah disesuaikan ejaannya. 10
  • 11. Misalnya : Majalah Bahan dan Sarana sangat digemari para pengusaha. Sudahkan Anda membaca buku Negara Kertagama karangan Prapanca? Surat kabar Suara dan majalah Massa dapat merebut hari pembacanya. Nama Latin untuk buah manggis adalah Garcinia Mangostana. Sebenarnya, bukan saya yang harus mengerjakan hal itu, melainkan dia. 3. PENULISAN KATA Mengenai penulisan kata, yang masih perlu kita perhatikan adalah sebagai berikut. 1. Awalan di- dan ke- ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Benar Salah dikelola di kelola ketujuh ke tujuh 2. Gabungan kata yang salah satu unsurnya merupakan unsur terikat ditulis serangkai. Benar Salah saptakrida sapta krida, sapta-krida subseksi sub seksi, sub-seksi 11
  • 12. nonkolaborasi nonkolaborasi , non-kolaborasi 4. PENULISAN UNSUR SERAPAN Bahasa Indonesia telah menyerap berbagai unsur dari bahasa lain, baik bahasa daerah maupun dari bahasai asing Sanskerta, Arab, Pertugis, Belanda, Inggris, dan bahasa asing lain. Berdasarkan cara masuknya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi dua golongan, yaitu (1) unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia dan (2) unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Untuk keperluan itu telah diusahakan ejaan asing hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesia masih dpat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Di dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dicantumkan aturan penyesuaian itu. Dapat ditambahkan bahwa hal ini terutama dikenakan kepada kata dan istilah yang baru masuk ke dalam bahasa Indonesia, serapan lama yang sudah dianggap umum tidak selalu harus mengikuti aturan penyesuaian tadi. Berikut ini contoh unsur serapan itu. Baku tidak Baku apotek apotik atlet atlit 12
  • 13. atmosfer atmosfir aktif aktip aktivitas aktifitas arkeologi arkheologi 13
  • 14. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Pada saat ini bahasa Indonesia menggunakan ejaan yang disebut Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan mulai Agustus 1972, setelah diresmikan di dalam pidato kenegaraan Presiden Suharto pada tanggal 16 Agustus 1972. Penjelasan lebih lanjut mengenai aturan ejaan itu dimuat dalam (Pedoman Umum) Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan dilampirkan pada Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0196?U/1975, tanggal 27 Agustus 1975. Di dalam pedoman itu diatur hal-hal mengenai (1) Pemakaian huruf, (2) Penulisan huruf, (3) Penulisan kata, (4) Penulisan unsur serapan. B. SARAN Penulis mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga penulis mengharapkan saran atau kritik yang membangun dari pembaca sehingga makalah ini bisa mendekati kata sempurna. Opini dari para pembaca sangat berarti bagi kami guna evaluasi untuk menyempurnakan makalah ini. 14
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, Sri. S.S. 2006. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA. Klaten: Viva Pakarindo Parera, J.D. 1998/1999. Pintar Berbahasa Indonesia. Gunung Sahari Raya: PT. Balai Pustaka Primagama, Tentor. 2007. Panduan Belajar B.indonesia. Yogyakarta:Primagama. Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Kosakata. 1989. Bandung:Angkasa Bandung. 15