Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH SEKS BEBAS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh dengan berbagai
pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan
mereka kelak. Sayangnya, banyak diantara mereka yang tidak sadar bahwa beberapa pengalaman
yang tampaknya menyenangkan justru dapat menjerumuskan. Oleh karena itu tidak sedikit
remaja yang jatuh kedalam perbuatan negative, salah satunya adalah seks bebas atau hubungan
seks yang dilakukan diluar pernikahan.
Banyak sekali alasan mengapa remaja melakukan hubungan seks bebas, mulai dari biar di
bilang gaullah sampai untuk mendapatkan uang. Gara-gara ingin dibilang gaul baik laki-laki
maupun perempuan rela memberikan ”harga dirinya” dengan sia-sia tanpa memperhatikan
dampak yang akan di timbulkan oleh perbuatannya itu. Oleh karena itu hubungan seks bebas
banyak sekali terjadi di kalangan remaja pada umumnya, yang masih labil dalam pergaulan.
Pergaulan bebas antar lawan jenis sendiri mendorong terjadinya hamil pra-nikah, lebih
parah jika setelah hamil laki-laki ini tidak bertanggung jawab dengan meninggalkannya, gadis
yang sudah tidak „gadis‟ lagi ini untuk menghindari rasa malu terhadap orang tua, teman dan
masyarakat, atau karena suruhan dari teman laki-lakinya yang tidak mau menikahinya cenderung
mengambil jalan pintas dengan menggugurkan kandungannya. Inilah fenomena social remaja
yang makin marak dalam kehidupan manusia dimana praktek aborsi sebagai mediator alternative
bagi para pezina dalam mencari jalan pintas menjadi solusi terakhir.
B.
1.
2.
3.
4.
C.
1.
2.
3.
4.

Rumusan Masalah
Apa yang di maksud dengan seks bebas?
Factor apa saja yang dapat menimbulkan hubungan seks bebas?
Apa saja dampak dari seks bebas?
Bagaimana cara mencegah seks bebas?
Tujuan
Mengetahui apa yang dimaksud dengan seks bebas.
Mengetahui factor-faktor yang dapat menimbulkan seks bebas.
Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari seks bebas.
Mengetahui cara mencegah seks bebas.

5.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Seks Bebas
Seks merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup di muka bumi
ini. Seks diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup hidup suatu spesies atau suatu kelompok
(jenis) makhluk hidup. Artinya setiap makhluk hidup melakukan seks untuk memperoleh
keturunan agar dapat menjaga dan melestarikan keturunannya. Selain itu tujuan seks adalah
sebagai sarana untuk memperoleh kepuasan dan relaksasi dalam kehidupan (bagi manusia).
Hubungan seks yang dilakukan di luar pernikahan disebut seks bebas (free sex). Hawa
nafsu merupakan hal yang sangat menentukan terjadinya seks bebas. Seks bebas merupakan
pengaruh budaya yang datang dari barat dan kemudian diadopsi oleh masyarakat Indonesia tanpa
memfilternya terlebih dahulu.
Survei Komnas Anak Di 12 Provinsi (4500 remaja sebagai responden)
1. 93,7% pernah berciuman hingga petting (bercumbu)
2. 62,7% remaja SMP sudah tidak perawan
3. 21,2% remaja SMA pernah aborsi
Survey Perkumpulan Keluarga Berencana (100 remaja SMP & SMA Di Samarinda)
56% Pelajar sudah berhubungan seks. Bahkan ada yang terang terangan mengaku berhubungan
seks dengan pekerja seks.
Survey Synovate Researc
1. 44% mengaku punya pengalaman seks di usia 16-18 tahun.
2. 16% mengaku pengalaman seks di dapat di usia 13-15 tahun.
3. Tempat melakukan seks di rumah (40%), kamar kos (26%) dan hotel (26%)
Survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia
1. 32% remaja 14 – 18 tahun pernah berhubungan seks
2. 21,2% remaja putri pernah melakukan aborsi
3. 97% penyebab remaja melakukan seks yaitu dari internet.
Dari survey di atas dapat dikatakan bahwa seks bebas bukanlah lagi hal yang tabu
dikalangan remaja saat ini. Maraknya seks bebas di kalangan pelajar seolah menjadi trend bahwa
jika seorang siswi masih perawan maka akan tergolong siswi yang "nggak gaul" dan terkucilkan
dalam pergaulan anak zaman sekarang.
B. Factor-faktor yang Mendorong Terjadinya Seks Bebas
Seks bebas pada umumnya dilakukan oleh para remaja. Faktor-faktor yang mendorong remaja
melakukan hubungan seks di luar nikah, adalah :
 Karena mispersepsi terhadap makna pacaran yang menganggap bahwa hubungan seks adalah
bentuk penyaluran kasih sayang.
 Karena kehidupan iman yang rapuh. Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan
pengertian, pemahaman dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa
dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun.
 Kematangan biologis yang tida disertai dengan kemampuan mengendalikan diri cenderung
berakibat Negatif, yakni terjadi hubungan seksual pranikah dimasa pacaran. Sebaliknya
kematangan biologis yang disertai dengan kemampuan mengendalikan diri akan membawa
kebahagian remaja dimasa depannya sebab ia tidak akan melakukan hubungan seksual pranikah.
Factor lain yang menyebabkan orang melakukan seks bebas:
 Kurangnya pemahaman individu akan ajaran agamanya secara benar dan mendalam
 kurangnya perhatian orangtua
 merasa bukan anak gaul, dengan pernah melakukan seks dianggap ”Gaul”
 cueknya masyarakat akan situasi linkungan
 taraf pendidikan sex bagi remaja yang belum tertata secara benar
 terlupakannya intisari adat budaya luhur bangsa sebagai katalisator dalam pergaulan akibat
pengaruh globalisasi.
Adapun tahapan-tahapan yang biasanya dilakukan oleh seseorang berani melakukan hubungan
seks diluar nikah:
1. pegangan tangan
2. ciuman sebatas ciuman di pipi dan kening
3. ciuman bibir
4. pelukan
5. petting (mulai berani melepas pakaian bagian atas)
6. meraba bagian yang sensitive (mulai berani buka-bukaan)
7. melakukan hubungan seks

C. Dampak Seks Bebas
Seks bebas banyak sekali dampak negative yang di timbulkan terutama bagi individu yang
melakukannya dan lingkungannya. Dampak tersebut dianataranya :
1. Beberapa penyakit yang siap mendatangi seperti, herpes, HIV Aids, Raja singa, dan penyakit
lainnya.
2. Hamil di luar pernikahan akan menimbulkan permasalahan baru, apabila anda masih kuliah atau
sekolah tentu saja orang tua anda akan sangat kesal kepada anda. Dan anda pun takut untuk jujur
kepada orang tua anda dan pasangan anda, akhirnya anda memutuskan untuk melakukan dosa
baru yaitu aborsi.
3. Apabila anda menikah di usia muda, permasalahan yang belum siap anda hadapi akan datang,
seperti masalah keungan, masalah kebiasaan, masalah anak.
4. Nama baik keluarga akan tercoreng oleh sikap anda. Keluarga anda akan menghadapi masalah
yang anda buat apabila anda mendapatkan efek buruk dari seks bebas ini.
5. Apabila anda hamil dan pasangan anda tidak mau bertanggung jawab, apa yang akan anda
lakukan?. Akan banyak pikiran buruk yang akan mengganggu anda. Seperti ingin bunuh diri,
berpikir tidak rasional yang mengakibatkan gangguan mental atau gila.
D. Cara Mencegah Hubungan Seks Bebas
Perilaku seks bebas dapat dicegah dengan cara salah satunya dengan pendidikan seks.
1. Pendidikan seks
Beberapa hal penting dalam memberikan pendidikan seksual, seperti yang diuraikan oleh
Singgih D. Gunarsa (1995) berikut ini, mungkin patut anda perhatikan :
 Cara menyampaikannya harus wajar dan sederhana, jangan terlihat ragu-ragu atau malu.
 Isi uraian yang disampaikan harus obyektif, namun jangan menerangkan yang tidak-tidak, seolaholah bertujuan agar anak tidak akan bertanya lagi, boleh mempergunakan contoh atau simbol
seperti misalnya : proses pembuahan pada tumbuh-tumbuhan, sejauh diperhatikan bahwa
uraiannya tetap rasional.
 Dangkal atau mendalamnya isi uraiannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan dengan tahap
perkembangan anak. Terhadap anak umur 9 atau 10 tahun t belum perlu menerangkan secara
lengkap mengenai perilaku atau tindakan dalam hubungan kelamin, karena perkembangan dari
seluruh aspek kepribadiannya memang belum mencapai tahap kematangan untuk dapat
menyerap uraian yang mendalam mengenai masalah tersebut.
 Pendidikan seksual harus diberikan secara pribadi, karena luas sempitnya pengetahuan dengan
cepat lambatnya tahap-tahap perkembangan tidak sama buat setiap anak. Dengan pendekatan
pribadi maka cara dan isi uraian dapat disesuaikan dengan keadaan khusus anak.
 Pada akhirnya perlu diperhatikan bahwa usahakan melaksanakan pendidikan seksual perlu
diulang-ulang (repetitif) selain itu juga perlu untuk mengetahui seberapa jauh sesuatu pengertian
baru dapat diserap oleh anak, juga perlu untuk mengingatkan dan memperkuat (reinforcement)
apa yang telah diketahui agar benar-benar menjadi bagian dari pengetahuannya.
Pendidikan seks ada dua jenis yaitu , pencegahan menurut agama, pencegahan seks bebas dalam
keluarga
a. Pencegahan Seks Bebas Menurut Agam
Pencegahan menurut agama antara lain :
 Memisahkan tempat tidur anak; Setiap orang tua berusaha untuk mulai memisahkan tempat tidur
anak-anaknya ketika mereka memasuki minimal usia tujuh tahun.
 Meminta izin ketika memasuki kamar orang tua; Sejak dini anak-anak sudah diajarkan untuk
selalu meminta izin ketika akan masuk ke kamar orang tuanya pada saat-saat tertentu.
 Mengajarkan adab memandang lawan jenis; Berilah pengertian mengenai adab dalam memandang
lawan jenis sehingga anak dapat mengetahui hal-hal yang baik dan buruk.
 Larangan menyebarkan rahasia suami-istri; Hubungan seksual merupakan hubungan yang sangat
khusus di antara suami-istri. Karena itu, kerahasiaanya pantas dijaga. Mereka tidak boleh
menceritakan kekurangan pasangannya kepada orang lain, apalgi terhadap anggota keluarga
terutama anak-anaknya.
b. Pencegahan Seks Bebas Dalam Keluarga
Pencegahan seks bebas dalam keluarga antara lain :
 Keluarga harus mengertitentang permasalahan seks, sebelum menjelaskan kepada anak-anak
mereka.
 Seorang ayah mengarahkan anak laki-laki, dan seorang ibu mengarahkan anak perempuan dalam
menjelaskan masalah seks.
 Jangan menjelaskan masalah seks kepada anak laki-laki dan perempuan di ruang yang sama.
 Hindari hal-hal yang berbau porno saat menjelaskan masalah seks, gunakan kata-kata yang sopan.
 Meyakinkan kepada anak-anak bahnwa teman-teman mereka adalah teman yang baik.
 Memberikan perhatian kemampuan anak di bidang olahraga dan menyibukkan mereka dengan
berbagai aktivitas.
 Tanamkan etika memelihara diri dari perbuatan-perbuatan maksiat karena itu merupakan sesuata
yang paling berharga.
 Membangun sikap saling percaya antara orang tua dan anak.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Peranan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Seks Bebas di Kalangan Remaja/ Siswa
Guru Bimbingan dan Konseling (BK) adalah seseorang yang memiliki peran penting
dalam memfasilitasi, mengatasi dan memberikan layanan kepada siswa terutama dalam
perkembangan siswa baik secara individu maupun perkembangan social serta membantu
memecahkan maasalah yang dihadapi oleh siswa.Disekolah banyak sekali masalah-masalah yang
muncul yang sering di hadapi oleh siswa diantaranya masalah pribadi seperti patah hati dan
kurang percaya diri, maupun permasalahan social seperti kurang bisa menyesuaikan diri dengan
lingkungan, sering menyendiri, dan kurang bisa bergaul dengan yang lain.
Masing masing masalah sangat beragam antara individu satu dengan individu yang lain
yang mana tingkatan penyelesaiannya pun berbeda-beda. Namun dari permasalahan yang di
alami oleh siswa jika todak segera mendapatkan treatmen dari konselor maka kemungkinan
dampak yang akan ditimbulkan semakin “parah”. Sebagai contoh ada siswa yang sering
menyendiri dan dikusilkan oleh teman-temannya di lingkungan sekolah serta di dalam
keluarganyapun dia sering kurang mendapat perhatian oleh orang tuanya, tidak mustahil juga
bahwa anak tersebut lama-kelamaan justru akan masuk kedalam dunia pergaulan bebas, terlebih
bahaya lagi jika anak tersebut sudah meraasa nyaman di “dunia barunya”.
Pergaulan bebas yang di anggap sebagai dunia barunya dia yang dirasa ia sudah nyaman
karena mendapat kelompok yang memperhatikan dia tidak seperti teman-temannya yang selalu
mengucilkannya justru sebenarnya sangat merugikan. Salah satu bentuk pergaulan bebas yang
sering dilakukan oleh para remaja adalah seks bebas. Seks bebas atau hubungan seks yang
dilakukan diluar hubungan pernikahan. Dampak yang ditimbulkan dari seks bebas banyak sekali
baik dalam kehidupan pribadi maupun social.
Dalam kehidupan pribadi atau dampak bagi diri sendiri diantaranya individu tersebut
kemingkinan besar akan terkena berbagai macam penyakit seperti HIV, AID, sipilis dll. Hal itu
jelas sangat merugikan dirinya sendiri. Apabila itu terjadi pada perempuan akan berdampak
kehamilan yang mana dari segi biologis belum matang sehingga apabila bayi itu lahir
kemungkinan besar akan mengalami cacat. Sementara dalam kehidupan sosialnya,baik secara
langsung nama baik anda berserta nama baik keluarga akan tercoreng dalam kehidupan
masyrakat.
Dengan adanya uraian diatas peran konselor sangatlah penting dalam hal ini. Konselor
dapat melakukan/ memberikan layanan kepada siswa-siswinya mengenai hubungan seks bebas
baik secara klasikal maupun individual. Dengan menggunakan layanan klasikal di kelaas yaitu
memberikan informasi yang seluas-luasnya dan pemahaman yang benar kepada semua siswa
tentang seks atau memberikan materi pendidikan seks yang diharapkan agar para siswa tidak
terjerumus dalam dunia seks bebas. Dapat pula melakukan pendekatan kepada orang tua siswa
untuk memperhatikan aktivitas yang dilakukan anaknya di rumah.
BAB IV
PENUTUP

B. Kesimpulan
Seks bebas merupakan tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang ditujukan dalam
bentuk tingkah laku.
Ada beberapa faktor penyebab remaja melakukan seks bebas, diantaranya adalah
Kurangnya pemahaman individu akan ajaran agamanya secara benar dan mendalam, kurangnya
perhatian orangtua, ingi di anggap gaul, cueknya masyarakat akan situasi linkungan, taraf
pendidikan sex bagi remaja yang belum tertata secara benar
Secara umum ada dua dampak yang ditimbulkan dari perilaku seks bebas dikalangan
remaja yaitu kehamilan dan penyakit menular seksual (sipilis, HIV/AIDS, dll).
Cara menghindari seks bebas yaitu melalui pendidikan seks, pendidikan seks dapat
diartikan sebagai penerangan tentang anatomi fisiologi seks manusia, bahaya penyakit kelamin
dan sebagainya. Salah satu bentuk pendidikan seks di keluarga di antaranya adalah pencegahan
seks bebas menurut agama dan pencegahan seks bebas dalam keluarga.
C. Saran
Sebagai seorang guru BK hendaknya memberikan pemahaman tentang seks (pendidikan seks)
kepada siswa-siswanya mulai dari pengertian seks, damapak yang di timbulkan jika berhubungan
seks diluar nikah, serta cara mencegah agar tidak terjerumus kedalam pergaulan bebas.
Untuk orang tua hendaknya selalu memberikan perhatian kepada anaknya, menjadi ”teman” dari
anaknya dan juga memberikan pemahaman tentang seks kepada anaknya.
Lingkungan hendaknya tetap memperhatikan norma yang ada dan ikut serta dalam pencegahan
hubungan seks bebas.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=15300 di unduh pada 4 juni 2011
http://www.wartanews.com/read/LifeStyle/1b9bb69c-5c5c-220a-09d4-cb47ba62bedd/SeksBebas-Kalangan-Pelajar di unduh pada 4 juni 2011
http://www.unjabisnis.net/2010/06/bahaya-seks-bebas-dan-akibatnya.html di unduh pada 4 juni
2011
http://subijakto25.blog.com/2011/04/11/makalah-sex-bebas-pelayanan-kb-kondom-2011/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/seks-bebas-2/ di unduh pada 3 juni 2011

More Related Content

Makalah seks bebas

  • 1. MAKALAH SEKS BEBAS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh dengan berbagai pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan mereka kelak. Sayangnya, banyak diantara mereka yang tidak sadar bahwa beberapa pengalaman yang tampaknya menyenangkan justru dapat menjerumuskan. Oleh karena itu tidak sedikit remaja yang jatuh kedalam perbuatan negative, salah satunya adalah seks bebas atau hubungan seks yang dilakukan diluar pernikahan. Banyak sekali alasan mengapa remaja melakukan hubungan seks bebas, mulai dari biar di bilang gaullah sampai untuk mendapatkan uang. Gara-gara ingin dibilang gaul baik laki-laki maupun perempuan rela memberikan ”harga dirinya” dengan sia-sia tanpa memperhatikan dampak yang akan di timbulkan oleh perbuatannya itu. Oleh karena itu hubungan seks bebas banyak sekali terjadi di kalangan remaja pada umumnya, yang masih labil dalam pergaulan. Pergaulan bebas antar lawan jenis sendiri mendorong terjadinya hamil pra-nikah, lebih parah jika setelah hamil laki-laki ini tidak bertanggung jawab dengan meninggalkannya, gadis yang sudah tidak „gadis‟ lagi ini untuk menghindari rasa malu terhadap orang tua, teman dan masyarakat, atau karena suruhan dari teman laki-lakinya yang tidak mau menikahinya cenderung mengambil jalan pintas dengan menggugurkan kandungannya. Inilah fenomena social remaja yang makin marak dalam kehidupan manusia dimana praktek aborsi sebagai mediator alternative bagi para pezina dalam mencari jalan pintas menjadi solusi terakhir. B. 1. 2. 3. 4. C. 1. 2. 3. 4. Rumusan Masalah Apa yang di maksud dengan seks bebas? Factor apa saja yang dapat menimbulkan hubungan seks bebas? Apa saja dampak dari seks bebas? Bagaimana cara mencegah seks bebas? Tujuan Mengetahui apa yang dimaksud dengan seks bebas. Mengetahui factor-faktor yang dapat menimbulkan seks bebas. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari seks bebas. Mengetahui cara mencegah seks bebas. 5. BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Seks Bebas Seks merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup di muka bumi ini. Seks diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup hidup suatu spesies atau suatu kelompok (jenis) makhluk hidup. Artinya setiap makhluk hidup melakukan seks untuk memperoleh keturunan agar dapat menjaga dan melestarikan keturunannya. Selain itu tujuan seks adalah sebagai sarana untuk memperoleh kepuasan dan relaksasi dalam kehidupan (bagi manusia).
  • 2. Hubungan seks yang dilakukan di luar pernikahan disebut seks bebas (free sex). Hawa nafsu merupakan hal yang sangat menentukan terjadinya seks bebas. Seks bebas merupakan pengaruh budaya yang datang dari barat dan kemudian diadopsi oleh masyarakat Indonesia tanpa memfilternya terlebih dahulu. Survei Komnas Anak Di 12 Provinsi (4500 remaja sebagai responden) 1. 93,7% pernah berciuman hingga petting (bercumbu) 2. 62,7% remaja SMP sudah tidak perawan 3. 21,2% remaja SMA pernah aborsi Survey Perkumpulan Keluarga Berencana (100 remaja SMP & SMA Di Samarinda) 56% Pelajar sudah berhubungan seks. Bahkan ada yang terang terangan mengaku berhubungan seks dengan pekerja seks. Survey Synovate Researc 1. 44% mengaku punya pengalaman seks di usia 16-18 tahun. 2. 16% mengaku pengalaman seks di dapat di usia 13-15 tahun. 3. Tempat melakukan seks di rumah (40%), kamar kos (26%) dan hotel (26%) Survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia 1. 32% remaja 14 – 18 tahun pernah berhubungan seks 2. 21,2% remaja putri pernah melakukan aborsi 3. 97% penyebab remaja melakukan seks yaitu dari internet. Dari survey di atas dapat dikatakan bahwa seks bebas bukanlah lagi hal yang tabu dikalangan remaja saat ini. Maraknya seks bebas di kalangan pelajar seolah menjadi trend bahwa jika seorang siswi masih perawan maka akan tergolong siswi yang "nggak gaul" dan terkucilkan dalam pergaulan anak zaman sekarang. B. Factor-faktor yang Mendorong Terjadinya Seks Bebas Seks bebas pada umumnya dilakukan oleh para remaja. Faktor-faktor yang mendorong remaja melakukan hubungan seks di luar nikah, adalah :  Karena mispersepsi terhadap makna pacaran yang menganggap bahwa hubungan seks adalah bentuk penyaluran kasih sayang.  Karena kehidupan iman yang rapuh. Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian, pemahaman dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun.  Kematangan biologis yang tida disertai dengan kemampuan mengendalikan diri cenderung berakibat Negatif, yakni terjadi hubungan seksual pranikah dimasa pacaran. Sebaliknya kematangan biologis yang disertai dengan kemampuan mengendalikan diri akan membawa kebahagian remaja dimasa depannya sebab ia tidak akan melakukan hubungan seksual pranikah. Factor lain yang menyebabkan orang melakukan seks bebas:  Kurangnya pemahaman individu akan ajaran agamanya secara benar dan mendalam  kurangnya perhatian orangtua  merasa bukan anak gaul, dengan pernah melakukan seks dianggap ”Gaul”  cueknya masyarakat akan situasi linkungan  taraf pendidikan sex bagi remaja yang belum tertata secara benar
  • 3.  terlupakannya intisari adat budaya luhur bangsa sebagai katalisator dalam pergaulan akibat pengaruh globalisasi. Adapun tahapan-tahapan yang biasanya dilakukan oleh seseorang berani melakukan hubungan seks diluar nikah: 1. pegangan tangan 2. ciuman sebatas ciuman di pipi dan kening 3. ciuman bibir 4. pelukan 5. petting (mulai berani melepas pakaian bagian atas) 6. meraba bagian yang sensitive (mulai berani buka-bukaan) 7. melakukan hubungan seks C. Dampak Seks Bebas Seks bebas banyak sekali dampak negative yang di timbulkan terutama bagi individu yang melakukannya dan lingkungannya. Dampak tersebut dianataranya : 1. Beberapa penyakit yang siap mendatangi seperti, herpes, HIV Aids, Raja singa, dan penyakit lainnya. 2. Hamil di luar pernikahan akan menimbulkan permasalahan baru, apabila anda masih kuliah atau sekolah tentu saja orang tua anda akan sangat kesal kepada anda. Dan anda pun takut untuk jujur kepada orang tua anda dan pasangan anda, akhirnya anda memutuskan untuk melakukan dosa baru yaitu aborsi. 3. Apabila anda menikah di usia muda, permasalahan yang belum siap anda hadapi akan datang, seperti masalah keungan, masalah kebiasaan, masalah anak. 4. Nama baik keluarga akan tercoreng oleh sikap anda. Keluarga anda akan menghadapi masalah yang anda buat apabila anda mendapatkan efek buruk dari seks bebas ini. 5. Apabila anda hamil dan pasangan anda tidak mau bertanggung jawab, apa yang akan anda lakukan?. Akan banyak pikiran buruk yang akan mengganggu anda. Seperti ingin bunuh diri, berpikir tidak rasional yang mengakibatkan gangguan mental atau gila. D. Cara Mencegah Hubungan Seks Bebas Perilaku seks bebas dapat dicegah dengan cara salah satunya dengan pendidikan seks. 1. Pendidikan seks Beberapa hal penting dalam memberikan pendidikan seksual, seperti yang diuraikan oleh Singgih D. Gunarsa (1995) berikut ini, mungkin patut anda perhatikan :  Cara menyampaikannya harus wajar dan sederhana, jangan terlihat ragu-ragu atau malu.  Isi uraian yang disampaikan harus obyektif, namun jangan menerangkan yang tidak-tidak, seolaholah bertujuan agar anak tidak akan bertanya lagi, boleh mempergunakan contoh atau simbol seperti misalnya : proses pembuahan pada tumbuh-tumbuhan, sejauh diperhatikan bahwa uraiannya tetap rasional.  Dangkal atau mendalamnya isi uraiannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan dengan tahap perkembangan anak. Terhadap anak umur 9 atau 10 tahun t belum perlu menerangkan secara lengkap mengenai perilaku atau tindakan dalam hubungan kelamin, karena perkembangan dari seluruh aspek kepribadiannya memang belum mencapai tahap kematangan untuk dapat menyerap uraian yang mendalam mengenai masalah tersebut.
  • 4.  Pendidikan seksual harus diberikan secara pribadi, karena luas sempitnya pengetahuan dengan cepat lambatnya tahap-tahap perkembangan tidak sama buat setiap anak. Dengan pendekatan pribadi maka cara dan isi uraian dapat disesuaikan dengan keadaan khusus anak.  Pada akhirnya perlu diperhatikan bahwa usahakan melaksanakan pendidikan seksual perlu diulang-ulang (repetitif) selain itu juga perlu untuk mengetahui seberapa jauh sesuatu pengertian baru dapat diserap oleh anak, juga perlu untuk mengingatkan dan memperkuat (reinforcement) apa yang telah diketahui agar benar-benar menjadi bagian dari pengetahuannya. Pendidikan seks ada dua jenis yaitu , pencegahan menurut agama, pencegahan seks bebas dalam keluarga a. Pencegahan Seks Bebas Menurut Agam Pencegahan menurut agama antara lain :  Memisahkan tempat tidur anak; Setiap orang tua berusaha untuk mulai memisahkan tempat tidur anak-anaknya ketika mereka memasuki minimal usia tujuh tahun.  Meminta izin ketika memasuki kamar orang tua; Sejak dini anak-anak sudah diajarkan untuk selalu meminta izin ketika akan masuk ke kamar orang tuanya pada saat-saat tertentu.  Mengajarkan adab memandang lawan jenis; Berilah pengertian mengenai adab dalam memandang lawan jenis sehingga anak dapat mengetahui hal-hal yang baik dan buruk.  Larangan menyebarkan rahasia suami-istri; Hubungan seksual merupakan hubungan yang sangat khusus di antara suami-istri. Karena itu, kerahasiaanya pantas dijaga. Mereka tidak boleh menceritakan kekurangan pasangannya kepada orang lain, apalgi terhadap anggota keluarga terutama anak-anaknya. b. Pencegahan Seks Bebas Dalam Keluarga Pencegahan seks bebas dalam keluarga antara lain :  Keluarga harus mengertitentang permasalahan seks, sebelum menjelaskan kepada anak-anak mereka.  Seorang ayah mengarahkan anak laki-laki, dan seorang ibu mengarahkan anak perempuan dalam menjelaskan masalah seks.  Jangan menjelaskan masalah seks kepada anak laki-laki dan perempuan di ruang yang sama.  Hindari hal-hal yang berbau porno saat menjelaskan masalah seks, gunakan kata-kata yang sopan.  Meyakinkan kepada anak-anak bahnwa teman-teman mereka adalah teman yang baik.  Memberikan perhatian kemampuan anak di bidang olahraga dan menyibukkan mereka dengan berbagai aktivitas.  Tanamkan etika memelihara diri dari perbuatan-perbuatan maksiat karena itu merupakan sesuata yang paling berharga.  Membangun sikap saling percaya antara orang tua dan anak.
  • 5. BAB III PEMBAHASAN A. Peranan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Seks Bebas di Kalangan Remaja/ Siswa Guru Bimbingan dan Konseling (BK) adalah seseorang yang memiliki peran penting dalam memfasilitasi, mengatasi dan memberikan layanan kepada siswa terutama dalam perkembangan siswa baik secara individu maupun perkembangan social serta membantu memecahkan maasalah yang dihadapi oleh siswa.Disekolah banyak sekali masalah-masalah yang muncul yang sering di hadapi oleh siswa diantaranya masalah pribadi seperti patah hati dan kurang percaya diri, maupun permasalahan social seperti kurang bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan, sering menyendiri, dan kurang bisa bergaul dengan yang lain. Masing masing masalah sangat beragam antara individu satu dengan individu yang lain yang mana tingkatan penyelesaiannya pun berbeda-beda. Namun dari permasalahan yang di alami oleh siswa jika todak segera mendapatkan treatmen dari konselor maka kemungkinan dampak yang akan ditimbulkan semakin “parah”. Sebagai contoh ada siswa yang sering menyendiri dan dikusilkan oleh teman-temannya di lingkungan sekolah serta di dalam keluarganyapun dia sering kurang mendapat perhatian oleh orang tuanya, tidak mustahil juga bahwa anak tersebut lama-kelamaan justru akan masuk kedalam dunia pergaulan bebas, terlebih bahaya lagi jika anak tersebut sudah meraasa nyaman di “dunia barunya”. Pergaulan bebas yang di anggap sebagai dunia barunya dia yang dirasa ia sudah nyaman karena mendapat kelompok yang memperhatikan dia tidak seperti teman-temannya yang selalu mengucilkannya justru sebenarnya sangat merugikan. Salah satu bentuk pergaulan bebas yang sering dilakukan oleh para remaja adalah seks bebas. Seks bebas atau hubungan seks yang dilakukan diluar hubungan pernikahan. Dampak yang ditimbulkan dari seks bebas banyak sekali baik dalam kehidupan pribadi maupun social. Dalam kehidupan pribadi atau dampak bagi diri sendiri diantaranya individu tersebut kemingkinan besar akan terkena berbagai macam penyakit seperti HIV, AID, sipilis dll. Hal itu jelas sangat merugikan dirinya sendiri. Apabila itu terjadi pada perempuan akan berdampak kehamilan yang mana dari segi biologis belum matang sehingga apabila bayi itu lahir kemungkinan besar akan mengalami cacat. Sementara dalam kehidupan sosialnya,baik secara langsung nama baik anda berserta nama baik keluarga akan tercoreng dalam kehidupan masyrakat. Dengan adanya uraian diatas peran konselor sangatlah penting dalam hal ini. Konselor dapat melakukan/ memberikan layanan kepada siswa-siswinya mengenai hubungan seks bebas baik secara klasikal maupun individual. Dengan menggunakan layanan klasikal di kelaas yaitu memberikan informasi yang seluas-luasnya dan pemahaman yang benar kepada semua siswa tentang seks atau memberikan materi pendidikan seks yang diharapkan agar para siswa tidak terjerumus dalam dunia seks bebas. Dapat pula melakukan pendekatan kepada orang tua siswa untuk memperhatikan aktivitas yang dilakukan anaknya di rumah.
  • 6. BAB IV PENUTUP B. Kesimpulan Seks bebas merupakan tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang ditujukan dalam bentuk tingkah laku. Ada beberapa faktor penyebab remaja melakukan seks bebas, diantaranya adalah Kurangnya pemahaman individu akan ajaran agamanya secara benar dan mendalam, kurangnya perhatian orangtua, ingi di anggap gaul, cueknya masyarakat akan situasi linkungan, taraf pendidikan sex bagi remaja yang belum tertata secara benar Secara umum ada dua dampak yang ditimbulkan dari perilaku seks bebas dikalangan remaja yaitu kehamilan dan penyakit menular seksual (sipilis, HIV/AIDS, dll). Cara menghindari seks bebas yaitu melalui pendidikan seks, pendidikan seks dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi fisiologi seks manusia, bahaya penyakit kelamin dan sebagainya. Salah satu bentuk pendidikan seks di keluarga di antaranya adalah pencegahan seks bebas menurut agama dan pencegahan seks bebas dalam keluarga. C. Saran Sebagai seorang guru BK hendaknya memberikan pemahaman tentang seks (pendidikan seks) kepada siswa-siswanya mulai dari pengertian seks, damapak yang di timbulkan jika berhubungan seks diluar nikah, serta cara mencegah agar tidak terjerumus kedalam pergaulan bebas. Untuk orang tua hendaknya selalu memberikan perhatian kepada anaknya, menjadi ”teman” dari anaknya dan juga memberikan pemahaman tentang seks kepada anaknya. Lingkungan hendaknya tetap memperhatikan norma yang ada dan ikut serta dalam pencegahan hubungan seks bebas. DAFTAR PUSTAKA http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=15300 di unduh pada 4 juni 2011 http://www.wartanews.com/read/LifeStyle/1b9bb69c-5c5c-220a-09d4-cb47ba62bedd/SeksBebas-Kalangan-Pelajar di unduh pada 4 juni 2011 http://www.unjabisnis.net/2010/06/bahaya-seks-bebas-dan-akibatnya.html di unduh pada 4 juni 2011 http://subijakto25.blog.com/2011/04/11/makalah-sex-bebas-pelayanan-kb-kondom-2011/ http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/seks-bebas-2/ di unduh pada 3 juni 2011