Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
SlideShare a Scribd company logo
MODUL PEMERIKSAAN FISIK GENETALIA (PRIA DAN WANITA)
PRODI D-III KEPERAWATAN KAMPUS SIDOARJO
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga Modul Pemeriksaan Fisik Genetalia (Pria dan Wanita) untuk mahasiswa Program
Studi Keperawatan Kampus Sidoarjo Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Surabaya ini
dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Modul praktikum ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan
Laboratorium Pemeriksaan Fisik yang merupakan kegiatan penunjang mata kuliah
Pengkajian Fisik pada Program Studi Keperawatan Kampus Sidoarjo Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Surabaya. Modul praktikum ini diharapkan dapat membantu mahasiswa
dalam mempersiapkan dan melaksanakan praktikum dengan lebih baik, terarah, dan
terencana. Pada setiap topik telah ditetapkan tujuan pelaksanaan praktikum dan semua
kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa.
Penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan Modul Pemeriksaan Fisik
Laboratorium Pengkajian Fisik ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan modul praktikum ini
dimasa yang akan datang.
Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Surabaya
Penyusun
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMERIKSAAN FISIK GENETALIA WANITA
1. Tujuan
1. Untuk mengetahui tinjauan pemeriksaan fisik genetalia wanita
2. Untuk mengetahui jenis pemeriksaan genetalia bagian luar dan dalam.
3. Untuk mengetahui alat dalam pemeriksaan fisik genetalia wanita
4. Untuk mengetahui cara dan langkah dalam pemeriksaan fisik genetalia wanita
5. Untuk mengetahui kemungkinan kelainan dalam pemeriksaan fisik genetalia
6. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan fisik
genetalia wanita.
2. Ruang Lingkup
Semua tindakan pelaksanaan pemeriksaan fisik genetalia wanita sebelum
mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata di lapangan, wajib mendemonstrasikan
pelaksanaan tindakan pemeriksaan fisik genetalia wanita pada boneka atau phantom
ini sebagai sarana praktek
3. Uraian Umum
3.1 Jenis tindakan pemeriksaan fisik genetalia wanita yang dipergunakan adalah
phantom yang biasa dipakai untuk latihan tindakan pemeriksaan laboratorium
3.2 Indikator keberhasilan tindakan apabila dilakukan sesuai prosedur
3.3 Tehnik pelaksanaan dengan tepat
3.4 Prosedur operasional tindakan
4. Petugas
Pembimbing/penguji praktek laboratorium keperawatan
5. Alat dan Bahan
1. Lampu yang dapat diatur pencahayaanya
2. Handscone atau sarung tangan
3. Meja pemeriksaan dengan sanggurdi
4. Spekulum vagina
5. Baskom berisi air hangat untuk merendam spekulum
6. Kapas dan antiseptic (iodine)
7. Vaselin / gel
8. Bengkok
9. Spatula plastic: seperti cotton bud, bentk tulang, dan sikat (brush)
6. Intruksi Kerja
Bagian Luar
1. Persiapan pasien
2. Anjurkan pasien membuka celana.
3. Meminta klien untuk menaruh kedua tumit pada dudukan. Jika Tidak ada
dudukan, membantu klien menaruh kedua kakinya di tepi luar ujung meja.
Tutupi bagian klien yang tidak diamati dengan selimut atau kain.
4. Mencuci Tangan dengan air sabun sampai bersih dan dikeringkan dengan kain
bersih dan kering, atau dianginkan.
5. Memakai Sepasang sarung tangan periksa yang baru atau telah di-DTT.
6. Menyentuh Paha sebelah dalam sebelum menyentuh daerah genital klien.
7. Ambil kapas, basahi dengan larutan antiseptik kemudian usapkan pada daerah
vulva dan perineum.
8. Mulai Amati kulit dan area pubis, perhatikan adanya lesi, eritema, fisura,
leukoplakia, dan ekskorasi. Kemudian amati rambut pubis, perhatikan distribusi
dan jumlahnya, dan bandingkan sesuai usia perkembangan pasien.
9. Dengan Memisahkan labia mayora dengan dua jari, amati bagian dalam labia
mayora, labia minora, klitoris, dan meatus uretra. Perhatikan setiap ada
pembengkakan, ulkus, rabas atau nodular.
10. Meminta klien untuk mengejan ketika menahan labia dalam posisi terbuka.
Periksa Apakah terdapat benjolan pada dinding anterior atau posterior vagina.
11. Memeriksa Kelenjar Skene Untuk melihat adanya keputihan dan nyeri. Dengan
Telapak tangan menghadap ke atas, masukkan jari telunjuk ke dalam vagina
lalu dengan lembut mendorong ke atas mengenai uretra dan menekan kelenjar
pada kedua sisi kemudian langsung ke uretra.
12. Memeriksa Kelenjar Bartholin Untuk melihat apakah ada cairan dan nyeri.
Masukkan Jari telunjuk ke dalam vagina di sisi bawah mulut vagina dan
meraba dasar masing-masing labia majora. Dengan menggunakan jari dan ibu
jari, mempalpasi setiap sisi untuk mencari apakah ada benjolan atau nyeri.
Bagian Dalam
1. Atur posisi pasien secara tepat dan pakai sarung tangan steril.
2. Lumasi jari telunjuk dengan air steril, masukkan ke dalam vagina, dan
identifikasi kelunakan serta permukaan serviks. Tindakan ini bermanfaat untuk
mempergunakan dan memilih speculum yang tepat. Keluarkan jari bila sudah
selesai.
3. Siapkan speculum dengan ukuran dan bentuk yang sesuai dan lumasi dengan
air hangat terutama bila akan mengambil specimen.
4. Letakkan dua jari pada pintu vagina dan tekankan ke bawah kearah perianal.
5. Yakinkan bahwa tidak ada rambut pubis pada pintu vagina dan masukkan
speculum dengan sudut 45° dan hati-hati dengan menggunakan tangan yang
satunya sehingga tidak menjepit rambut pubis atau labia.
6. Bila spekulum sudah berada di vagina, keluarkan dua jari, dan putar speculum
kearah posisi horizontal dan pertahankan penekanan pada sisi bawah /
posterior.
7. Buka bilah speculum, letakkan pada serviks dan kunci bilah sehingga tetap
membuka.
8. Bila serviks sudah terlihat, atur lampu untuk memperjelas penglihatan dan
amati ukuran, laserisasi, erosi, nodular, massa, rabas, dan warna serviks.
Normalnya bentuk serviks melingkar atau oval pada nulipara, sedangkan pada
para membentuk celah.
9. Bila diperlukan specimen sitologi, ambil dengan cara usapan menggunakan
aplikator dari kapas.
10. Bila sudah selesai, kendurkan sekrup speculum, tutup speculum, dan tarik
keluar secara perlahan-lahan.
11. Lakukan palpasi secara bimanual bila diperlukan dengan cara memakai sarung
tangan steril, melumasi jari telunjuk dan jari tengah, kemudian memasukkan
jari tersebut ke lubang vagina dengan penekanan ke arah posterior, dan meraba
dinding vagina untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan nodular.
12. Palpasi serviks dengan dua jari anda dan perhatikan posisi, ukuran, konsistensi,
regularitas, mobilitas, dan nyeri tekan. Normalnya serviks dapat digerakkan
tanpa terasa nyeri.
13. Palpasi uterus dengan cara jari-jari tangan yang ada dalam vagina menghadap
ke atas. Tangan yang ada diluar letakkan di abdomen dan tekankan ke bawah.
Palpasi uterus untuk mengetahui ukuran, bentuk, konsistensi, dan
mobilitasnya.
14. Palpasi ovarium dengan cara menggeser dua jari yang ada dalam vagina ke
formiks lateral kanan. Tangan yang ada di abdomen tekankan ke bawah ke arah
kuadran kanan bawah. Palpasi ovarium kanan untuk mengetahui ukuran,
mobilitas, bentuk, konsistensi, dan nyeri tekan ( normalnya tidak teraba) ulangi
untuk ovarium sebelahnya.
7. Indikator
Pemeriksaan Fisik Genetalia Wanita dilakukan secara benar dan hasil pemeriksaan
bisa dilihat / disimpulkan. Keterampilan dapat dilaksanakan secara sistematis tanpa
bantuan dan tepat.
8. Referensi
Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas, Jakarta, Departemen Kesehatan
RI, 1991
PENILAIAN UJIAN PRAKTEK LABORATORIUM
Nama :
NIM :
Penguji :
Hari/Tanggal :
Keterampilan : Pemeriksaan Fisik Genetalia Wanita
NO Kegiatan
Dilakukan
KetYa Tidak
1 0
I. ALAT DAN BAHAN
1. Lampu yang dapat diatur pencahayaanya
2. Spekulum vagina
3. Handscone atau sarung tangan
4. Spatula plastic: seperti cotton bud, bentk tulang, dan
sikat (brush)
5. Vaselin / gel
6. Baskom berisi air hangat untuk merendam
spekulum
7. Kapas dan antiseptic (iodine)
8. Bengkok
9. Meja pemeriksaan dengan sanggurdi
II. INSTRUKSI KERJA
Bagian Luar
6. Persiapan pasien
7. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang
akan dilakukan pada pasien
8. Anjurkan pasien membuka celana.
9. Meminta klien untuk menaruh kedua tumit pada
dudukan. Jika Tidak ada dudukan, membantu klien
menaruh kedua kakinya di tepi luar ujung meja.
Tutupi bagian klien yang tidak diamati dengan
selimut atau kain.
10. Mencuci Tangan dengan air sabun sampai bersih
dan dikeringkan dengan kain bersih dan kering, atau
dianginkan.
11. Memakai Sepasang sarung tangan periksa yang
baru atau telah di-DTT.
12. Menyentuh Paha sebelah dalam sebelum menyentuh
daerah genital klien.
13. Ambil kapas, basahi dengan larutan antiseptik
kemudian usapkan pada daerah vulva dan perineum.
14. Mulai Amati kulit dan area pubis, perhatikan
adanya lesi, eritema, fisura, leukoplakia, dan
ekskorasi. Kemudian amati rambut pubis,
perhatikan distribusi dan jumlahnya, dan
bandingkan sesuai usia perkembangan pasien.
15. Dengan Memisahkan labia mayora dengan dua jari,
amati bagian dalam labia mayora, labia minora,
klitoris, dan meatus uretra. Perhatikan setiap ada
pembengkakan, ulkus, rabas atau nodular.
16. Meminta klien untuk mengejan ketika menahan
labia dalam posisi terbuka. Periksa Apakah terdapat
benjolan pada dinding anterior atau posterior
vagina.
17. Memeriksa Kelenjar Skene Untuk melihat adanya
keputihan dan nyeri. Dengan Telapak tangan
menghadap ke atas, masukkan jari telunjuk ke
dalam vagina lalu dengan lembut mendorong ke
atas mengenai uretra dan menekan kelenjar pada
kedua sisi kemudian langsung ke uretra.
18. Memeriksa Kelenjar Bartholin Untuk melihat
apakah ada cairan dan nyeri. Masukkan Jari
telunjuk ke dalam vagina di sisi bawah mulut
vagina dan meraba dasar masing-masing labia
majora. Dengan menggunakan jari dan ibu jari,
mempalpasi setiap sisi untuk mencari apakah ada
benjolan atau nyeri.
Bagian Dalam
19. Atur posisi pasien secara tepat dan pakai sarung
tangan steril.
20. Lumasi jari telunjuk dengan air steril, masukkan ke
dalam vagina, dan identifikasi kelunakan serta
permukaan serviks. Tindakan ini bermanfaat untuk
mempergunakan dan memilih speculum yang tepat.
Keluarkan jari bila sudah selesai.
21. Siapkan speculum dengan ukuran dan bentuk yang
sesuai dan lumasi dengan air hangat terutama bila
akan mengambil specimen.
22. Letakkan dua jari pada pintu vagina dan tekankan
ke bawah kearah perianal.
23. Yakinkan bahwa tidak ada rambut pubis pada pintu
vagina dan masukkan speculum dengan sudut 45°
dan hati-hati dengan menggunakan tangan yang
satunya sehingga tidak menjepit rambut pubis atau
labia.
24. Bila spekulum sudah berada di vagina, keluarkan
dua jari, dan putar speculum kearah posisi
horizontal dan pertahankan penekanan pada sisi
bawah / posterior.
25 Buka bilah speculum, letakkan pada serviks dan
kunci bilah sehingga tetap membuka.
26. Bila serviks sudah terlihat, atur lampu untuk
memperjelas penglihatan dan amati ukuran,
laserisasi, erosi, nodular, massa, rabas, dan warna
serviks. Normalnya bentuk serviks melingkar atau
oval pada nulipara, sedangkan pada para
membentuk celah.
27. Bila diperlukan specimen sitologi, ambil dengan
cara usapan menggunakan aplikator dari kapas.
28. Bila sudah selesai, kendurkan sekrup speculum,
tutup speculum, dan tarik keluar secara perlahan-
lahan.
29. Lakukan palpasi secara bimanual bila diperlukan
dengan cara memakai sarung tangan steril,
melumasi jari telunjuk dan jari tengah, kemudian
memasukkan jari tersebut ke lubang vagina dengan
penekanan ke arah posterior, dan meraba dinding
vagina untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan
nodular.
30. Palpasi serviks dengan dua jari anda dan perhatikan
posisi, ukuran, konsistensi, regularitas, mobilitas,
dan nyeri tekan. Normalnya serviks dapat
digerakkan tanpa terasa nyeri.
31. Palpasi uterus dengan cara jari-jari tangan yang ada
dalam vagina menghadap ke atas. Tangan yang ada
diluar letakkan di abdomen dan tekankan ke bawah.
Palpasi uterus untuk mengetahui ukuran, bentuk,
konsistensi, dan mobilitasnya.
32. Palpasi ovarium dengan cara menggeser dua jari
yang ada dalam vagina ke formiks lateral kanan.
Tangan yang ada di abdomen tekankan ke bawah ke
arah kuadran kanan bawah. Palpasi ovarium kanan
untuk mengetahui ukuran, mobilitas, bentuk,
konsistensi, dan nyeri tekan ( normalnya tidak
teraba) ulangi untuk ovarium sebelahnya.
33. Merapikan pasien
34. Membereskan alat
35. Mencuci tangan
36. Mendokumentasikan
JUMLAH
N Keterampilan =
N Responsi = ……….
N = (N Keterampilan x 60%) + (N Responsi x 40 %)=……….
X 100 =
………….
32
X 100 = ……………..Jumlah ‘Ya’
CA
TERUSIN
YA BUAT
INSTRUKSI
KERJA
^_^ !!!
uksi urine.
ada h
phantom yang
biasa dipakai
untuk latian
tindakan jib
mendemonstr
a
21
Surabaya,
Penguji
aktek laboratorium keperawatan
roteinui glukosa pada urinsa
dilihat/tat ^%ang tidak dipanasi.
Jika terjadi kekeruhan, mungkin i
NIP.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMERIKSAAN FISIK GENETALIA PRIA
1. Tujuan
1. Untuk mengetahui tinjauan pemeriksaan fisik genetalia pria
2. Untuk mengetahui jenis pemeriksaan genetalia bagian luar dan dalam.
3. Untuk mengetahui alat dalam pemeriksaan fisik genetalia pria
4. Untuk mengetahui cara dan langkah dalam pemeriksaan fisik genetalia pria
5. Untuk mengetahui kemungkinan kelainan dalam pemeriksaan fisik genetalia
6. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan fisik genetalia
pria
2. Ruang Lingkup
Semua tindakan pelaksanaan pemeriksaan fisik genetalia pria sebelum mahasiswa
mendapatkan pengalaman nyata di lapangan, wajib mendemonstrasikan pelaksanaan
tindakan pemeriksaan fisik genetalia wanita pada boneka atau phantom ini sebagai sarana
praktek
3. Uraian Umum
3.1 Jenis tindakan pemeriksaan fisik genetalia wanita yang dipergunakan adalah phantom
yang biasa dipakai untuk latihan tindakan pemeriksaan laboratorium
3.2 Indikator keberhasilan tindakan apabila dilakukan sesuai prosedur
3.3 Tehnik pelaksanaan dengan tepat
3.4 Prosedur operasional tindakan
2. Petugas
Pembimbing / penguji praktek laboratorium keperawatan
3. Alat dan Bahan
1. Sarung tangan
2. Buku catatan
4. Intruksi Kerja
1) INSPEKSI
a. Pertama-tama inspeksi rambut pubis, perhatikan penyebaran dan pola pertumbuhan
rambut pubis. Catat bila rambut pubis tumbuh sedikit atau tidak sama sekali.
b. Inspeksi kulit, ukuran, dan adanya kelainan lain yang tampak pada penis.
c. Pada pria yang tidak dikhitan, pegang penis dan buka kulup penis, amati lubang
uretra dan kepala penis untuk mengetahui adanya ulkus, jaringan parut, benjolan,
peradangan, dan rabas ( bila pasien malu,penis dapat dibuka oleh pasien sendiri ).
Lubang uretra normalnya terletak di tengah kepala penis. Pada beberapa kelainan
lubang uretra ada yang terletak di bawah batang penis (hipospadia ) dan ada yang
terletak di atas batang penis ( epispadia )
d. Inspeksi skrotum dan perhatikan bila ada tanda kemerahan, bengkak, ulkus,
ekskoriasi (goresan), atau nodular. Angkat skrotum dan amati area di belakang
skrotum.
2) PALPASI
a. Lakukan palpasi penis untuk mengetahui adanya nyeri tekan, benjolan , dan
kemungkinan adanya cairan kental yang keluar.
b. Palpasi skrotum dan testis dengan menggunakan jempol dan tiga jari pertama.
Palpasi tiap testis dan perhatikan ukuran, konstitensi, bentuk, dan kelicinannya.
Testis normalnya teraba elastis,licin, tidak ada benjolan atau massa, dan berukuran
sekitar 2-4 cm.
c. Palpasi epidemis yang memanjang dari puncak testis ke belakang. Normalnya
epididimis teraba lunak.
d. Palpasi saluran sperma dengan jempol dan jari telunjuk. Saluran sperma biasanya
ditemukan pada puncak bagian lateral skrotum dan teraba lebih keras daripada
epidedimis.
5. Indikator
Pemeriksaan fisik genetalia pria dilakukan secara benar dan hasil pemeriksaan bisa dilihat
/ disimpulkan. Keterampilan dapat dilaksanakan secara sistematis tanpa bantuan dan
tepat.
6. Referensi
Alimul H. A. Aziz. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 1. Jakarta: Salemba Medika.
.2009. Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 2. Jakarta: Salemba Medika.
Yuni Kusmiati. 2010. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Keperawatan.
Yogyakarta: Fitramaya .
Depkes RI.1994. Prosedur Perawatan Dasar. Jakarta.
PENILAIAN UJIAN PRAKTEK LABORATORIUM
Nama :
NIM :
Penguji :
Hari / Tanggal :
Keterampilan : Pemeriksaan Fisik Genetalia Pria
NO Kegiatan
Dilakukan
KetYa Tidak
1 0
I. ALAT DAN BAHAN
1. Sarung Tangan
2. Buku catatan
II. INTRUKSI KERJA
INSPEKSI
3. Inspeksi rambut pubis, perhatikan penyebaran dan
pola pertumbuhan rambut pubis. Catat bila rambut
pubis tumbuh sedikit atau tidak sama sekali.
4. Inspeksi kulit, ukuran, dan adanya kelainan lain yang
tampak pada penis.
5. Pada pria yang tidak dikhitan, pegang penis dan buka
kulup penis, amati lubang uretra dan kepala penis
untuk mengetahui adanya ulkus, jaringan parut,
benjolan, peradangan, dan rabas ( bila pasien
malu,penis dapat dibuka oleh pasien sendiri ). Lubang
uretra normalnya terletak di tengah kepala penis. Pada
beberapa kelainan lubang uretra ada yang terletak di
bawah batang penis (hipospadia ) dan ada yang
terletak di atas batang penis ( epispadia )
6. Inspeksi skrotum dan perhatikan bila ada tanda
kemerahan, bengkak, ulkus, ekskoriasi (goresan), atau
nodular. Angkat skrotum dan amati area di belakang
skrotum.
PALPASI
7. Lakukan palpasi penis untuk mengetahui adanya nyeri
tekan, benjolan , dan kemungkinan adanya cairan
kental yang keluar.
8. Palpasi skrotum dan testis dengan menggunakan
jempol dan tiga jari pertama. Palpasi tiap testis dan
perhatikan ukuran, konstitensi, bentuk, dan
kelicinannya. Testis normalnya teraba elastis,licin,
tidak ada benjolan atau massa, dan berukuran sekitar
2-4 cm
9. Palpasi epidemis yang memanjang dari puncak testis
ke belakang. Normalnya epididimis teraba lunak.
10. Palpasi saluran sperma dengan jempol dan jari
telunjuk. Saluran sperma biasanya ditemukan pada
puncak bagian lateral skrotum dan teraba lebih keras
daripada epidedimis.
JUMLAH
N Keterampilan =
N Responsi = ……….
N = (N Keterampilan x 60%) + (N Responsi x 40 %)=……….
X 100 =
………….
32
X 100 = ……………..
Jumlah ‘Ya’
CA
TERUSIN
YA BUAT
INSTRUKSI
KERJA
^_^ !!!
uksi urine.
ada h
phantom yang
biasa dipakai
untuk latian
tindakan jib
mendemonstr
a
10
Surabaya,
Penguji
NIP.

More Related Content

Pemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan Pria

  • 1. MODUL PEMERIKSAAN FISIK GENETALIA (PRIA DAN WANITA) PRODI D-III KEPERAWATAN KAMPUS SIDOARJO POLTEKKES KEMENKES SURABAYA 2015/2016
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga Modul Pemeriksaan Fisik Genetalia (Pria dan Wanita) untuk mahasiswa Program Studi Keperawatan Kampus Sidoarjo Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Surabaya ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Modul praktikum ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan Laboratorium Pemeriksaan Fisik yang merupakan kegiatan penunjang mata kuliah Pengkajian Fisik pada Program Studi Keperawatan Kampus Sidoarjo Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Surabaya. Modul praktikum ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mempersiapkan dan melaksanakan praktikum dengan lebih baik, terarah, dan terencana. Pada setiap topik telah ditetapkan tujuan pelaksanaan praktikum dan semua kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa. Penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan Modul Pemeriksaan Fisik Laboratorium Pengkajian Fisik ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan modul praktikum ini dimasa yang akan datang. Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Surabaya Penyusun
  • 3. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMERIKSAAN FISIK GENETALIA WANITA 1. Tujuan 1. Untuk mengetahui tinjauan pemeriksaan fisik genetalia wanita 2. Untuk mengetahui jenis pemeriksaan genetalia bagian luar dan dalam. 3. Untuk mengetahui alat dalam pemeriksaan fisik genetalia wanita 4. Untuk mengetahui cara dan langkah dalam pemeriksaan fisik genetalia wanita 5. Untuk mengetahui kemungkinan kelainan dalam pemeriksaan fisik genetalia 6. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan fisik genetalia wanita. 2. Ruang Lingkup Semua tindakan pelaksanaan pemeriksaan fisik genetalia wanita sebelum mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata di lapangan, wajib mendemonstrasikan pelaksanaan tindakan pemeriksaan fisik genetalia wanita pada boneka atau phantom ini sebagai sarana praktek 3. Uraian Umum 3.1 Jenis tindakan pemeriksaan fisik genetalia wanita yang dipergunakan adalah phantom yang biasa dipakai untuk latihan tindakan pemeriksaan laboratorium 3.2 Indikator keberhasilan tindakan apabila dilakukan sesuai prosedur 3.3 Tehnik pelaksanaan dengan tepat 3.4 Prosedur operasional tindakan 4. Petugas Pembimbing/penguji praktek laboratorium keperawatan 5. Alat dan Bahan 1. Lampu yang dapat diatur pencahayaanya
  • 4. 2. Handscone atau sarung tangan 3. Meja pemeriksaan dengan sanggurdi 4. Spekulum vagina 5. Baskom berisi air hangat untuk merendam spekulum 6. Kapas dan antiseptic (iodine) 7. Vaselin / gel 8. Bengkok 9. Spatula plastic: seperti cotton bud, bentk tulang, dan sikat (brush) 6. Intruksi Kerja Bagian Luar 1. Persiapan pasien 2. Anjurkan pasien membuka celana. 3. Meminta klien untuk menaruh kedua tumit pada dudukan. Jika Tidak ada dudukan, membantu klien menaruh kedua kakinya di tepi luar ujung meja. Tutupi bagian klien yang tidak diamati dengan selimut atau kain. 4. Mencuci Tangan dengan air sabun sampai bersih dan dikeringkan dengan kain bersih dan kering, atau dianginkan. 5. Memakai Sepasang sarung tangan periksa yang baru atau telah di-DTT. 6. Menyentuh Paha sebelah dalam sebelum menyentuh daerah genital klien. 7. Ambil kapas, basahi dengan larutan antiseptik kemudian usapkan pada daerah vulva dan perineum. 8. Mulai Amati kulit dan area pubis, perhatikan adanya lesi, eritema, fisura, leukoplakia, dan ekskorasi. Kemudian amati rambut pubis, perhatikan distribusi dan jumlahnya, dan bandingkan sesuai usia perkembangan pasien.
  • 5. 9. Dengan Memisahkan labia mayora dengan dua jari, amati bagian dalam labia mayora, labia minora, klitoris, dan meatus uretra. Perhatikan setiap ada pembengkakan, ulkus, rabas atau nodular. 10. Meminta klien untuk mengejan ketika menahan labia dalam posisi terbuka. Periksa Apakah terdapat benjolan pada dinding anterior atau posterior vagina. 11. Memeriksa Kelenjar Skene Untuk melihat adanya keputihan dan nyeri. Dengan Telapak tangan menghadap ke atas, masukkan jari telunjuk ke dalam vagina lalu dengan lembut mendorong ke atas mengenai uretra dan menekan kelenjar pada kedua sisi kemudian langsung ke uretra. 12. Memeriksa Kelenjar Bartholin Untuk melihat apakah ada cairan dan nyeri. Masukkan Jari telunjuk ke dalam vagina di sisi bawah mulut vagina dan meraba dasar masing-masing labia majora. Dengan menggunakan jari dan ibu jari, mempalpasi setiap sisi untuk mencari apakah ada benjolan atau nyeri. Bagian Dalam 1. Atur posisi pasien secara tepat dan pakai sarung tangan steril. 2. Lumasi jari telunjuk dengan air steril, masukkan ke dalam vagina, dan identifikasi kelunakan serta permukaan serviks. Tindakan ini bermanfaat untuk mempergunakan dan memilih speculum yang tepat. Keluarkan jari bila sudah selesai. 3. Siapkan speculum dengan ukuran dan bentuk yang sesuai dan lumasi dengan air hangat terutama bila akan mengambil specimen. 4. Letakkan dua jari pada pintu vagina dan tekankan ke bawah kearah perianal. 5. Yakinkan bahwa tidak ada rambut pubis pada pintu vagina dan masukkan speculum dengan sudut 45° dan hati-hati dengan menggunakan tangan yang satunya sehingga tidak menjepit rambut pubis atau labia.
  • 6. 6. Bila spekulum sudah berada di vagina, keluarkan dua jari, dan putar speculum kearah posisi horizontal dan pertahankan penekanan pada sisi bawah / posterior. 7. Buka bilah speculum, letakkan pada serviks dan kunci bilah sehingga tetap membuka. 8. Bila serviks sudah terlihat, atur lampu untuk memperjelas penglihatan dan amati ukuran, laserisasi, erosi, nodular, massa, rabas, dan warna serviks. Normalnya bentuk serviks melingkar atau oval pada nulipara, sedangkan pada para membentuk celah. 9. Bila diperlukan specimen sitologi, ambil dengan cara usapan menggunakan aplikator dari kapas. 10. Bila sudah selesai, kendurkan sekrup speculum, tutup speculum, dan tarik keluar secara perlahan-lahan. 11. Lakukan palpasi secara bimanual bila diperlukan dengan cara memakai sarung tangan steril, melumasi jari telunjuk dan jari tengah, kemudian memasukkan jari tersebut ke lubang vagina dengan penekanan ke arah posterior, dan meraba dinding vagina untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan nodular. 12. Palpasi serviks dengan dua jari anda dan perhatikan posisi, ukuran, konsistensi, regularitas, mobilitas, dan nyeri tekan. Normalnya serviks dapat digerakkan tanpa terasa nyeri. 13. Palpasi uterus dengan cara jari-jari tangan yang ada dalam vagina menghadap ke atas. Tangan yang ada diluar letakkan di abdomen dan tekankan ke bawah. Palpasi uterus untuk mengetahui ukuran, bentuk, konsistensi, dan mobilitasnya. 14. Palpasi ovarium dengan cara menggeser dua jari yang ada dalam vagina ke formiks lateral kanan. Tangan yang ada di abdomen tekankan ke bawah ke arah kuadran kanan bawah. Palpasi ovarium kanan untuk mengetahui ukuran, mobilitas, bentuk, konsistensi, dan nyeri tekan ( normalnya tidak teraba) ulangi untuk ovarium sebelahnya. 7. Indikator
  • 7. Pemeriksaan Fisik Genetalia Wanita dilakukan secara benar dan hasil pemeriksaan bisa dilihat / disimpulkan. Keterampilan dapat dilaksanakan secara sistematis tanpa bantuan dan tepat. 8. Referensi Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas, Jakarta, Departemen Kesehatan RI, 1991
  • 8. PENILAIAN UJIAN PRAKTEK LABORATORIUM Nama : NIM : Penguji : Hari/Tanggal : Keterampilan : Pemeriksaan Fisik Genetalia Wanita NO Kegiatan Dilakukan KetYa Tidak 1 0 I. ALAT DAN BAHAN 1. Lampu yang dapat diatur pencahayaanya 2. Spekulum vagina 3. Handscone atau sarung tangan 4. Spatula plastic: seperti cotton bud, bentk tulang, dan sikat (brush) 5. Vaselin / gel 6. Baskom berisi air hangat untuk merendam spekulum 7. Kapas dan antiseptic (iodine) 8. Bengkok 9. Meja pemeriksaan dengan sanggurdi II. INSTRUKSI KERJA Bagian Luar 6. Persiapan pasien 7. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan pada pasien 8. Anjurkan pasien membuka celana.
  • 9. 9. Meminta klien untuk menaruh kedua tumit pada dudukan. Jika Tidak ada dudukan, membantu klien menaruh kedua kakinya di tepi luar ujung meja. Tutupi bagian klien yang tidak diamati dengan selimut atau kain. 10. Mencuci Tangan dengan air sabun sampai bersih dan dikeringkan dengan kain bersih dan kering, atau dianginkan. 11. Memakai Sepasang sarung tangan periksa yang baru atau telah di-DTT. 12. Menyentuh Paha sebelah dalam sebelum menyentuh daerah genital klien. 13. Ambil kapas, basahi dengan larutan antiseptik kemudian usapkan pada daerah vulva dan perineum. 14. Mulai Amati kulit dan area pubis, perhatikan adanya lesi, eritema, fisura, leukoplakia, dan ekskorasi. Kemudian amati rambut pubis, perhatikan distribusi dan jumlahnya, dan bandingkan sesuai usia perkembangan pasien. 15. Dengan Memisahkan labia mayora dengan dua jari, amati bagian dalam labia mayora, labia minora, klitoris, dan meatus uretra. Perhatikan setiap ada pembengkakan, ulkus, rabas atau nodular. 16. Meminta klien untuk mengejan ketika menahan labia dalam posisi terbuka. Periksa Apakah terdapat benjolan pada dinding anterior atau posterior vagina. 17. Memeriksa Kelenjar Skene Untuk melihat adanya keputihan dan nyeri. Dengan Telapak tangan menghadap ke atas, masukkan jari telunjuk ke dalam vagina lalu dengan lembut mendorong ke atas mengenai uretra dan menekan kelenjar pada kedua sisi kemudian langsung ke uretra. 18. Memeriksa Kelenjar Bartholin Untuk melihat apakah ada cairan dan nyeri. Masukkan Jari telunjuk ke dalam vagina di sisi bawah mulut
  • 10. vagina dan meraba dasar masing-masing labia majora. Dengan menggunakan jari dan ibu jari, mempalpasi setiap sisi untuk mencari apakah ada benjolan atau nyeri. Bagian Dalam 19. Atur posisi pasien secara tepat dan pakai sarung tangan steril. 20. Lumasi jari telunjuk dengan air steril, masukkan ke dalam vagina, dan identifikasi kelunakan serta permukaan serviks. Tindakan ini bermanfaat untuk mempergunakan dan memilih speculum yang tepat. Keluarkan jari bila sudah selesai. 21. Siapkan speculum dengan ukuran dan bentuk yang sesuai dan lumasi dengan air hangat terutama bila akan mengambil specimen. 22. Letakkan dua jari pada pintu vagina dan tekankan ke bawah kearah perianal. 23. Yakinkan bahwa tidak ada rambut pubis pada pintu vagina dan masukkan speculum dengan sudut 45° dan hati-hati dengan menggunakan tangan yang satunya sehingga tidak menjepit rambut pubis atau labia. 24. Bila spekulum sudah berada di vagina, keluarkan dua jari, dan putar speculum kearah posisi horizontal dan pertahankan penekanan pada sisi bawah / posterior. 25 Buka bilah speculum, letakkan pada serviks dan kunci bilah sehingga tetap membuka. 26. Bila serviks sudah terlihat, atur lampu untuk memperjelas penglihatan dan amati ukuran, laserisasi, erosi, nodular, massa, rabas, dan warna serviks. Normalnya bentuk serviks melingkar atau oval pada nulipara, sedangkan pada para
  • 11. membentuk celah. 27. Bila diperlukan specimen sitologi, ambil dengan cara usapan menggunakan aplikator dari kapas. 28. Bila sudah selesai, kendurkan sekrup speculum, tutup speculum, dan tarik keluar secara perlahan- lahan. 29. Lakukan palpasi secara bimanual bila diperlukan dengan cara memakai sarung tangan steril, melumasi jari telunjuk dan jari tengah, kemudian memasukkan jari tersebut ke lubang vagina dengan penekanan ke arah posterior, dan meraba dinding vagina untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan nodular. 30. Palpasi serviks dengan dua jari anda dan perhatikan posisi, ukuran, konsistensi, regularitas, mobilitas, dan nyeri tekan. Normalnya serviks dapat digerakkan tanpa terasa nyeri. 31. Palpasi uterus dengan cara jari-jari tangan yang ada dalam vagina menghadap ke atas. Tangan yang ada diluar letakkan di abdomen dan tekankan ke bawah. Palpasi uterus untuk mengetahui ukuran, bentuk, konsistensi, dan mobilitasnya. 32. Palpasi ovarium dengan cara menggeser dua jari yang ada dalam vagina ke formiks lateral kanan. Tangan yang ada di abdomen tekankan ke bawah ke arah kuadran kanan bawah. Palpasi ovarium kanan untuk mengetahui ukuran, mobilitas, bentuk, konsistensi, dan nyeri tekan ( normalnya tidak teraba) ulangi untuk ovarium sebelahnya. 33. Merapikan pasien 34. Membereskan alat 35. Mencuci tangan
  • 12. 36. Mendokumentasikan JUMLAH N Keterampilan = N Responsi = ………. N = (N Keterampilan x 60%) + (N Responsi x 40 %)=………. X 100 = …………. 32 X 100 = ……………..Jumlah ‘Ya’ CA TERUSIN YA BUAT INSTRUKSI KERJA ^_^ !!! uksi urine. ada h phantom yang biasa dipakai untuk latian tindakan jib mendemonstr a 21 Surabaya, Penguji aktek laboratorium keperawatan roteinui glukosa pada urinsa dilihat/tat ^%ang tidak dipanasi. Jika terjadi kekeruhan, mungkin i NIP.
  • 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMERIKSAAN FISIK GENETALIA PRIA 1. Tujuan 1. Untuk mengetahui tinjauan pemeriksaan fisik genetalia pria 2. Untuk mengetahui jenis pemeriksaan genetalia bagian luar dan dalam. 3. Untuk mengetahui alat dalam pemeriksaan fisik genetalia pria 4. Untuk mengetahui cara dan langkah dalam pemeriksaan fisik genetalia pria 5. Untuk mengetahui kemungkinan kelainan dalam pemeriksaan fisik genetalia 6. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan fisik genetalia pria 2. Ruang Lingkup Semua tindakan pelaksanaan pemeriksaan fisik genetalia pria sebelum mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata di lapangan, wajib mendemonstrasikan pelaksanaan tindakan pemeriksaan fisik genetalia wanita pada boneka atau phantom ini sebagai sarana praktek 3. Uraian Umum 3.1 Jenis tindakan pemeriksaan fisik genetalia wanita yang dipergunakan adalah phantom yang biasa dipakai untuk latihan tindakan pemeriksaan laboratorium 3.2 Indikator keberhasilan tindakan apabila dilakukan sesuai prosedur 3.3 Tehnik pelaksanaan dengan tepat 3.4 Prosedur operasional tindakan 2. Petugas Pembimbing / penguji praktek laboratorium keperawatan 3. Alat dan Bahan 1. Sarung tangan
  • 14. 2. Buku catatan 4. Intruksi Kerja 1) INSPEKSI a. Pertama-tama inspeksi rambut pubis, perhatikan penyebaran dan pola pertumbuhan rambut pubis. Catat bila rambut pubis tumbuh sedikit atau tidak sama sekali. b. Inspeksi kulit, ukuran, dan adanya kelainan lain yang tampak pada penis. c. Pada pria yang tidak dikhitan, pegang penis dan buka kulup penis, amati lubang uretra dan kepala penis untuk mengetahui adanya ulkus, jaringan parut, benjolan, peradangan, dan rabas ( bila pasien malu,penis dapat dibuka oleh pasien sendiri ). Lubang uretra normalnya terletak di tengah kepala penis. Pada beberapa kelainan lubang uretra ada yang terletak di bawah batang penis (hipospadia ) dan ada yang terletak di atas batang penis ( epispadia ) d. Inspeksi skrotum dan perhatikan bila ada tanda kemerahan, bengkak, ulkus, ekskoriasi (goresan), atau nodular. Angkat skrotum dan amati area di belakang skrotum. 2) PALPASI a. Lakukan palpasi penis untuk mengetahui adanya nyeri tekan, benjolan , dan kemungkinan adanya cairan kental yang keluar. b. Palpasi skrotum dan testis dengan menggunakan jempol dan tiga jari pertama. Palpasi tiap testis dan perhatikan ukuran, konstitensi, bentuk, dan kelicinannya. Testis normalnya teraba elastis,licin, tidak ada benjolan atau massa, dan berukuran sekitar 2-4 cm. c. Palpasi epidemis yang memanjang dari puncak testis ke belakang. Normalnya epididimis teraba lunak. d. Palpasi saluran sperma dengan jempol dan jari telunjuk. Saluran sperma biasanya ditemukan pada puncak bagian lateral skrotum dan teraba lebih keras daripada epidedimis. 5. Indikator Pemeriksaan fisik genetalia pria dilakukan secara benar dan hasil pemeriksaan bisa dilihat / disimpulkan. Keterampilan dapat dilaksanakan secara sistematis tanpa bantuan dan tepat.
  • 15. 6. Referensi Alimul H. A. Aziz. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 1. Jakarta: Salemba Medika. .2009. Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 2. Jakarta: Salemba Medika. Yuni Kusmiati. 2010. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Keperawatan. Yogyakarta: Fitramaya . Depkes RI.1994. Prosedur Perawatan Dasar. Jakarta. PENILAIAN UJIAN PRAKTEK LABORATORIUM Nama : NIM : Penguji : Hari / Tanggal : Keterampilan : Pemeriksaan Fisik Genetalia Pria NO Kegiatan Dilakukan KetYa Tidak 1 0 I. ALAT DAN BAHAN 1. Sarung Tangan 2. Buku catatan II. INTRUKSI KERJA INSPEKSI 3. Inspeksi rambut pubis, perhatikan penyebaran dan pola pertumbuhan rambut pubis. Catat bila rambut pubis tumbuh sedikit atau tidak sama sekali. 4. Inspeksi kulit, ukuran, dan adanya kelainan lain yang tampak pada penis. 5. Pada pria yang tidak dikhitan, pegang penis dan buka kulup penis, amati lubang uretra dan kepala penis untuk mengetahui adanya ulkus, jaringan parut,
  • 16. benjolan, peradangan, dan rabas ( bila pasien malu,penis dapat dibuka oleh pasien sendiri ). Lubang uretra normalnya terletak di tengah kepala penis. Pada beberapa kelainan lubang uretra ada yang terletak di bawah batang penis (hipospadia ) dan ada yang terletak di atas batang penis ( epispadia ) 6. Inspeksi skrotum dan perhatikan bila ada tanda kemerahan, bengkak, ulkus, ekskoriasi (goresan), atau nodular. Angkat skrotum dan amati area di belakang skrotum. PALPASI 7. Lakukan palpasi penis untuk mengetahui adanya nyeri tekan, benjolan , dan kemungkinan adanya cairan kental yang keluar. 8. Palpasi skrotum dan testis dengan menggunakan jempol dan tiga jari pertama. Palpasi tiap testis dan perhatikan ukuran, konstitensi, bentuk, dan kelicinannya. Testis normalnya teraba elastis,licin, tidak ada benjolan atau massa, dan berukuran sekitar 2-4 cm 9. Palpasi epidemis yang memanjang dari puncak testis ke belakang. Normalnya epididimis teraba lunak. 10. Palpasi saluran sperma dengan jempol dan jari telunjuk. Saluran sperma biasanya ditemukan pada puncak bagian lateral skrotum dan teraba lebih keras daripada epidedimis. JUMLAH N Keterampilan = N Responsi = ………. N = (N Keterampilan x 60%) + (N Responsi x 40 %)=………. X 100 = …………. 32 X 100 = …………….. Jumlah ‘Ya’ CA TERUSIN YA BUAT INSTRUKSI KERJA ^_^ !!! uksi urine. ada h phantom yang biasa dipakai untuk latian tindakan jib mendemonstr a 10