Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
SlideShare a Scribd company logo
By Aun Falestien Faletehan
IAIN Sunan Ampel Surabaya 2011
Etimologi Akhlak

   Al-Akhlaq, bentuk jamak dari al-khulq
 Kebiasaan, perangai, tabiat, budi pekerti, agama
Etimologi Akhlak


 Tidak ada kata Akhlaq dalam kitab suci al-Qur‟an
   “Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti (khuluq) yang agung”
     (QS, Al-Qalam: 4)



 Akhlak, dalam bentuk jamak, lebih menunjukkan pentingnya peran masyarakat
  (orang banyak) dalam menentukan mana yang baik dan mana yang buruk.
Kalau budaya memperbolehkan, lalu orang tua itu tidak keberatan dan menganggap biasa
perilaku dua sejoli di sampingnya, apakah mereka berdua bisa dikatakan tidak menyalahi
                                         etika?
Terminologi Akhlak


 “Sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang melahirkan tindakan-tindakan
  tertentu tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan “ (Al-Ghazali: Ihya‟
  „Ulumuddin)
 “Kehendak yang dibiasakan, bersifat spontanitas dan tanpa dipaksakan atau
  dibuat-buat”
Penyakit atau etika?
Ilmu yang mempelajari akhlak

                                  Ilmu Suluk
                           Tahdhib al-Akhlaq
                          Falsafah al-Akhlaq
                     Al-Hikmah al-‟Amaliyyah
                                Ilmu Akhlaq
                               Ilmu Tasawuf
                                       Etika
                          Character Building
                           Personality School
                                        Dsb.
Pendukung Ilmu Akhlak



 Ilmu Tasawuf
 Ilmu Psikologi
 Ilmu Pendidikan
 Ilmu Tauhid
 Filsafat
 dsb.
Objek Kajian Ilmu Akhlak

Jiwa Manusia yang terlihat dari perbuatannya
Dari mana akhlak muncul?

 Pembawaan sejak lahir (Aliran Jabariyah)
 Pendidikan dan Latihan (Mayoritas muslim)
   Manusia  dalam keadaan suci, fitrah, sewaktu lahir.
   Ketika lahir, manusia punya dua potensi untuk berperilaku buruk atau baik.
    “Dan Allah ilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan jalan ketaqwaan”
    (QS, Asy-Syams: 8)

   Kisah  Adam di Surga. Adam tidak akan melanggar perintah Allah kalau
     tidak digoda Iblis.
Pendidikan Akhlak

    “Allah telah mendidikku, dan Ia mendidikku dengan sebaik-baik pendidikan”
    (Rasulullah SAW)
 Salah satu perbedaan besar antara orang yang berpendidikan dengan yang
  tidak berpendidikan adalah akhlak
 Pendidikan Akhlak semenjak dini
Pengantar Etika Islam
 Al-Qur‟an   (Akhlak Nabi Muhammad adalah al-Quran)
                                    Teladan Nabi Muhammad SAW
 Perilaku umat lain yang dianggap lebih berakhlak (konteks modern)
Sasaran Akhlak (1)


1) Akhlak kepada Allah
  a) Menyucikan dan memuji-Nya (bertasbih)
  b) Bertawakkal
  c) Berbaik sangka
2) Akhlak kepada diri sendiri
   Menggunakan hati
   Menggunakan akal
   Mengelola nafsu
   Menjaga kesehatan jasmani rohani
   Manajemen waktu (istirahat dan kerja
    seimbang)
   Punya visi ke depan
   Dsb.
Sasaran Akhlak (3)


3) Akhlak kepada sesama manusia
   a) Kepada orang tua
     Menjaga keridhaan kedua orang tua
     Berbakti dan melayani
     Menjaga etiket pergaulan dengan kedua orang tua
  b) Kepada kerabat
     Hubungan silaturrahim dan berbuat baik, dsb.
  c) Kepada tetangga
     Tidak menyakiti, berbuat baik, dsb.
Sasaran Akhlak (4)


4) Akhlak kepada lingkungan
Konsep serupa (1)


 Etika, ethos (Bahasa Yunani), ethice   (Latin), ethics (Inggris); watak, susila
    Nilai mengenai baik dan buruk yang dianut masyarakat
    Nilai : Asas/prinsip yang digunakan untuk mengukur sesuatu
    Berbasis pertimbangan akal dan logika manusia
    Lebih bersifat horizontal dan humanis karena produk manusia
    Ilmu filsafat moral; Disiplin ilmu/sains khusus yang membicarakan tentang apakah
     yang baik dan apakah yang buruk, apakah yang benar dan apakah yang salah
    Untuk keberlangsungan tatanan sosial dan bersifat lokalistik atau temporal (ex. ada
     istilah kode etik)
    Lebih spesifik; Etiket makan, etiket pergaulan, dsb.
Konsep serupa (1)
Konsep serupa (2)


 Moral, mores (Bahasa Latin); adat kebiasaan, susila
    Batasan aktivitas manusia dengan adanya nilai baik dan buruk serta sesuai dengan
     kebiasaan masyarakat yang berlaku
    Lebih pada aspek penilaian atas tindakan manusia (ex. Orang itu tidak bermoral)
    Berbasis pada kultur
    Berkaitan dengan hati nurani; sehingga bebas menaati atau sebaliknya.
    Kewajiban / pertanggungjawaban seseorang sebagai individu dan anggota masyarakat
Pengantar Etika Islam
Antara Akhlaq, Etika dan Moral


 Akhlak lebih berbasis atas barometer ajaran agama Islam dan berada pada level
  spontanitas.
 Etika bersifat konsep, namun ketika diterapkan dan menjadi lokalitas, ia berubah
  menjadi etiket (etika praksis); yang dikenal dengan nama adab, tata krama, atau
  tata susila. Etika berbasis pada rasio manusia.
 Moral berbasis pada norma-norma masyarakat.
Antara Akhlaq dan Etika Sekuler


 Ilmu Akhlak adalah Ilmu etika Islam yang membedakannya dengan etika sekular
  / ilmu etika yang dikembangkan oleh sarjana Barat.
 Etika Sekuler; apa yang menjadi ukuran nilai baik dan buruk adalah apa yang
  difikir dan dirasa oleh manusia. Ia merujuk kepada rasionalism (nilai yang terbit
  dari pemikiran manusia) yang merupakan warisan ahli falsafah Greek Protagoras
Pengantar Etika Islam
Pengantar Etika Islam
Etiket (??) belajar di kelas
Etiket (??) belajar di kelas
Pengantar Etika Islam
Pengantar Etika Islam
Pengantar Etika Islam
Pengantar Etika Islam
Baginya tidak etis, bagi mereka sudah etis


 Mencium tangan orang tua
 Memanggil langsung nama orang tua, tanpa embel-embel 'pak atau bu„
 Menyentuh kepala orang lain
 Membantah pendapat orang tua
 Makan dan minum sambil berjalan
 Mengucapkan salam
 Memakai kaos dan sandal jepit di acara semi formal
 Dsb.
Yang Manakah kamu?
Baik dan Buruk

 Perspektif Hedonisme; baik adalah perbuatan yang mendatangkan
    kesenangan.
   Perspektif Intuitionisme; baik buruk berdasarkan hati nurani atau suara hati.
   Perspektif Naturalisme; sesuatu yang alamiah itu baik.
   Perspektif Vitalisme; baik itu adalah sesuatu yang bisa ‘menghidupkan’ alam
    semesta ini; kekuasaan dan kekuatan manusia.
   Perspektif Idealisme; baik itu berdasarkan ide khayalan setiap manusia.
   Perspektif Marxisme; segala sesuatu boleh dilakukan asal tujuan tercapai.
   Perspektif Sosialisme; baik buruk berdasarkan atas adat istiadat.
   Perspektif Utilitarianisme; baik adalah yang berguna bagi orang lain.
   Perspektif Religiusisme (Teologi); baik buruk berdasarkan kehendak Tuhan.
   Dsb.
Mana frase untuk Akhlak?


       Harus                 Semestinya
     Sebaiknya                  Wajar
       Jangan                    Patut
        Wajib                  Idealnya
       Pantas                 Fardlu ‘Ain
     Logikanya               Boleh, tapi ...
        Layak               Coba dulu saja
   Takut ketahuan        Nggak enak sama dia
Nanti dimarahi ustadz      Hukumnya dosa
    Seyogyanya                  Mubah
    Ini pilihan kok               dsb
Bagaimana Jika ?

 Kamu diberi cek senilai 1 milyar rupiah oleh seseorang yang tidak kamu
  kenal. Apa yang akan kamu lakukan dengan uang itu?

More Related Content

Pengantar Etika Islam

  • 1. By Aun Falestien Faletehan IAIN Sunan Ampel Surabaya 2011
  • 2. Etimologi Akhlak  Al-Akhlaq, bentuk jamak dari al-khulq  Kebiasaan, perangai, tabiat, budi pekerti, agama
  • 3. Etimologi Akhlak  Tidak ada kata Akhlaq dalam kitab suci al-Qur‟an  “Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti (khuluq) yang agung” (QS, Al-Qalam: 4)  Akhlak, dalam bentuk jamak, lebih menunjukkan pentingnya peran masyarakat (orang banyak) dalam menentukan mana yang baik dan mana yang buruk.
  • 4. Kalau budaya memperbolehkan, lalu orang tua itu tidak keberatan dan menganggap biasa perilaku dua sejoli di sampingnya, apakah mereka berdua bisa dikatakan tidak menyalahi etika?
  • 5. Terminologi Akhlak  “Sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang melahirkan tindakan-tindakan tertentu tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan “ (Al-Ghazali: Ihya‟ „Ulumuddin)  “Kehendak yang dibiasakan, bersifat spontanitas dan tanpa dipaksakan atau dibuat-buat”
  • 7. Ilmu yang mempelajari akhlak  Ilmu Suluk  Tahdhib al-Akhlaq  Falsafah al-Akhlaq  Al-Hikmah al-‟Amaliyyah  Ilmu Akhlaq  Ilmu Tasawuf  Etika  Character Building  Personality School  Dsb.
  • 8. Pendukung Ilmu Akhlak  Ilmu Tasawuf  Ilmu Psikologi  Ilmu Pendidikan  Ilmu Tauhid  Filsafat  dsb.
  • 9. Objek Kajian Ilmu Akhlak Jiwa Manusia yang terlihat dari perbuatannya
  • 10. Dari mana akhlak muncul?  Pembawaan sejak lahir (Aliran Jabariyah)  Pendidikan dan Latihan (Mayoritas muslim)  Manusia dalam keadaan suci, fitrah, sewaktu lahir.  Ketika lahir, manusia punya dua potensi untuk berperilaku buruk atau baik. “Dan Allah ilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan jalan ketaqwaan” (QS, Asy-Syams: 8)  Kisah Adam di Surga. Adam tidak akan melanggar perintah Allah kalau tidak digoda Iblis.
  • 11. Pendidikan Akhlak  “Allah telah mendidikku, dan Ia mendidikku dengan sebaik-baik pendidikan” (Rasulullah SAW)  Salah satu perbedaan besar antara orang yang berpendidikan dengan yang tidak berpendidikan adalah akhlak  Pendidikan Akhlak semenjak dini
  • 13.  Al-Qur‟an (Akhlak Nabi Muhammad adalah al-Quran)  Teladan Nabi Muhammad SAW  Perilaku umat lain yang dianggap lebih berakhlak (konteks modern)
  • 14. Sasaran Akhlak (1) 1) Akhlak kepada Allah a) Menyucikan dan memuji-Nya (bertasbih) b) Bertawakkal c) Berbaik sangka
  • 15. 2) Akhlak kepada diri sendiri  Menggunakan hati  Menggunakan akal  Mengelola nafsu  Menjaga kesehatan jasmani rohani  Manajemen waktu (istirahat dan kerja seimbang)  Punya visi ke depan  Dsb.
  • 16. Sasaran Akhlak (3) 3) Akhlak kepada sesama manusia a) Kepada orang tua  Menjaga keridhaan kedua orang tua  Berbakti dan melayani  Menjaga etiket pergaulan dengan kedua orang tua b) Kepada kerabat  Hubungan silaturrahim dan berbuat baik, dsb. c) Kepada tetangga  Tidak menyakiti, berbuat baik, dsb.
  • 17. Sasaran Akhlak (4) 4) Akhlak kepada lingkungan
  • 18. Konsep serupa (1)  Etika, ethos (Bahasa Yunani), ethice (Latin), ethics (Inggris); watak, susila  Nilai mengenai baik dan buruk yang dianut masyarakat  Nilai : Asas/prinsip yang digunakan untuk mengukur sesuatu  Berbasis pertimbangan akal dan logika manusia  Lebih bersifat horizontal dan humanis karena produk manusia  Ilmu filsafat moral; Disiplin ilmu/sains khusus yang membicarakan tentang apakah yang baik dan apakah yang buruk, apakah yang benar dan apakah yang salah  Untuk keberlangsungan tatanan sosial dan bersifat lokalistik atau temporal (ex. ada istilah kode etik)  Lebih spesifik; Etiket makan, etiket pergaulan, dsb.
  • 20. Konsep serupa (2)  Moral, mores (Bahasa Latin); adat kebiasaan, susila  Batasan aktivitas manusia dengan adanya nilai baik dan buruk serta sesuai dengan kebiasaan masyarakat yang berlaku  Lebih pada aspek penilaian atas tindakan manusia (ex. Orang itu tidak bermoral)  Berbasis pada kultur  Berkaitan dengan hati nurani; sehingga bebas menaati atau sebaliknya.  Kewajiban / pertanggungjawaban seseorang sebagai individu dan anggota masyarakat
  • 22. Antara Akhlaq, Etika dan Moral  Akhlak lebih berbasis atas barometer ajaran agama Islam dan berada pada level spontanitas.  Etika bersifat konsep, namun ketika diterapkan dan menjadi lokalitas, ia berubah menjadi etiket (etika praksis); yang dikenal dengan nama adab, tata krama, atau tata susila. Etika berbasis pada rasio manusia.  Moral berbasis pada norma-norma masyarakat.
  • 23. Antara Akhlaq dan Etika Sekuler  Ilmu Akhlak adalah Ilmu etika Islam yang membedakannya dengan etika sekular / ilmu etika yang dikembangkan oleh sarjana Barat.  Etika Sekuler; apa yang menjadi ukuran nilai baik dan buruk adalah apa yang difikir dan dirasa oleh manusia. Ia merujuk kepada rasionalism (nilai yang terbit dari pemikiran manusia) yang merupakan warisan ahli falsafah Greek Protagoras
  • 32. Baginya tidak etis, bagi mereka sudah etis  Mencium tangan orang tua  Memanggil langsung nama orang tua, tanpa embel-embel 'pak atau bu„  Menyentuh kepala orang lain  Membantah pendapat orang tua  Makan dan minum sambil berjalan  Mengucapkan salam  Memakai kaos dan sandal jepit di acara semi formal  Dsb.
  • 34. Baik dan Buruk  Perspektif Hedonisme; baik adalah perbuatan yang mendatangkan kesenangan.  Perspektif Intuitionisme; baik buruk berdasarkan hati nurani atau suara hati.  Perspektif Naturalisme; sesuatu yang alamiah itu baik.  Perspektif Vitalisme; baik itu adalah sesuatu yang bisa ‘menghidupkan’ alam semesta ini; kekuasaan dan kekuatan manusia.  Perspektif Idealisme; baik itu berdasarkan ide khayalan setiap manusia.  Perspektif Marxisme; segala sesuatu boleh dilakukan asal tujuan tercapai.  Perspektif Sosialisme; baik buruk berdasarkan atas adat istiadat.  Perspektif Utilitarianisme; baik adalah yang berguna bagi orang lain.  Perspektif Religiusisme (Teologi); baik buruk berdasarkan kehendak Tuhan.  Dsb.
  • 35. Mana frase untuk Akhlak? Harus Semestinya Sebaiknya Wajar Jangan Patut Wajib Idealnya Pantas Fardlu ‘Ain Logikanya Boleh, tapi ... Layak Coba dulu saja Takut ketahuan Nggak enak sama dia Nanti dimarahi ustadz Hukumnya dosa Seyogyanya Mubah Ini pilihan kok dsb
  • 36. Bagaimana Jika ?  Kamu diberi cek senilai 1 milyar rupiah oleh seseorang yang tidak kamu kenal. Apa yang akan kamu lakukan dengan uang itu?