Remaja muslim di Indonesia menghadapi berbagai problematika seperti narkoba, seks bebas, dan tawuran. Faktor penyebabnya antara lain krisis identitas, lingkungan, dan kurangnya pengawasan orang tua. Solusinya meliputi pendidikan agama sejak dini, kasih sayang orang tua, dan memilih teman sebaya yang baik.
5. ABDUL MUCHITH M.A
DASANA INDAH BLOK TE 1/17 RT 09 RW 22
BOJONG NANGKA KELAPA DUA TANGERANG
BANTEN
08151624339 /087880953432/PIN 2a1a8612
abdul_muchith@yahoo.com
ISTRI : MASTUROH S, Pd
ANAK : FARHAN/ FATUR/FATHONI
SI UNIVERSITAS SATYAGAMA
S2 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
DOSEN UNIVERSITAS SATYAGAMA JAKARTA
WAKASEK KURIKULUM SD SUNAN BONANG
WAKASEK HUMAS SMA SUNAN BONANG
WAKASEK MTS AVICENNA TANGERANG
PEMBINA 20 MAJLIS TAKLIM IBU-IBU
KETUA ULAMA UMARO BONANG TANGERANG
PENDAKWAH / SIMATUPANG
7. Remaja muslim di Indonesia pada era
global ini, sangat memprihatinkan
perkembangannya. Seorang ilmuwan
pernah mengatakan bentuk kebudayaan
suatu bangsa dapat ditentukan oleh
budaya yang dianut remajanya,
pertimbangannya mereka pasti yang
akan melanjutkan tongkat etafet
kepemimpinan Negara tercinta ini.
9. Dapat kita lihat berbagai problematika
remaja yang ada di sekitar kita, Mulai dari
siswa SD yang menenggak miras sampai
yang hobi free seks, ternyata sebagian
besar dari mereka adalah remaja Islam.
Mereka juga sekolah, dan mereka
mendapatkan pendidikan agama Islam dari
sekolahnya.
10. Adapun bentuk-bentuk dari problematika remaja adalah :
a. Kebut-kebutan dijalanan yang mengganggu keamanan lalu
lintas dan membahayakan jiwa serta orang lain.
b. Membolos sekolah lalu bergelandangan sepanjang jalan dan
kadang-kadang pergi ke pasar untuk bermain game.
c. Memakai dan menggunakan bahan narkotika bahkan hal
yang mereka anggap ringan yakni minuman keras.
d. Perjudian dan bentuk-bentuk permainan lain dengan
taruhan, seperti permainan domino, remi dan lain-lain.
e. Perkelahian antar geng, antar kelompok, antar sekolah,
sehingga harus melibatkan pihak yang berwajib.
f. Pergaulannya yang relatif bebas dengan kawan mainnya
yang berlainan jenis.
11. Menurut penuturan dari ustad Iskandar al-
Warisi, pada dasarnya ada dua hambatan bagi
remaja muslim yang dapat melepaskan
keimanan yaitu :
1.Bersumber dari keremajaan dirinya
2.Bersumber dari sosial budaya dan sosial
ekonomi
12. Yangbersumberdarikeremajaandirinya
meliputi:
1. Kuatnya seksualitas
Kadang dorongan seks meningkat pada saat-saat
tertentu seperti saat melihat video klip artis luar negeri
yang penyanyinya hampir telanjang dengan nyanyian
yang agak mendesah. Atau saat “berdiskusi” dengan
teman tentang reproduksi manusia. Kuatnya seksualitas
remaja muslim, tidak jarang menjadi penghambat besar
bagi remaja muslim dalam meniti karirnya. Kalau kita
tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat
menstabilkan seksualitas seperti dzikir dan puasa, bias-
bisa kita terbawa arus aktivitas yang dapat memenuhi
penyaluran seksualitas padahal kita belum menikah
(Seks Before Married).
13. 2. Kuatnya semangat
Hal yang kedua ini yaitu semangat dalam
satu sisi bisa positif tapi di sisi lain bisa juga jadi
bencana buat kita. Dengan modal semangat 45
dan gara-gara terlalu emosional, kita kadang
melakukan tindakan semau gue alias anarkis
untuk mempertahankan pendapat kita baik
dalam organisasi atau pergaulan remaja. Untuk
mengatasi problem ini, kita harus bisa berfikir
objektif dalam memandang dan memecahkan
suatu permasalahan.
14. 3. Kuatnya rasa ingin tahu
Kekuatan rasa ingin tahu, dalam kondisi
tertentu dapat menimbulkan kemudhorotan
apabila objek yang ingin diketahuinya itu
bersifat negatif. Karena rasa ingin tahunya yang
besar tidak sedikit remaja yang mencoba-coba
ganja atau sembunyi-sembunyi menonton film
“blue”. Awalnya sih cuma ingin tahu, tapi
kemudian mereka menikmati dan membiasakan
kebiasaan barunya itu. Akibat selanjutnya dapat
melemahkan semangat keimanan dan
melumpuhkan perjuangannya sebagai remaja
muslim.
15. 4. Kurangnya pengalaman dan ilmu pengetahuan
Demikian juga kurangnya pengalaman dan
pengetahuan remaja. Remaja yang masih dalam
tahap belajar sering memaksakan membuat
penilaian dan pemecahan masalah tanpa
didasari pengetahuan yang cukup. Dapat
ditebak hasilnya, bukannya kebenaran yang
mereka dapatkan akan tetapi malah sebaliknya,
suatu kesalahan dapat mereka benarkan dan
suatu kebenaran malah mereka salahkan.
16. 5. Masih dalam tahap pencarian jati diri
Remaja yang masih belum mengenal dirinya
atau masih dalam proses pencarian jati diri,
kadang-kadang mudah terombang-ambing
dalam suatu keadaan. Mereka mudah terbawa
oleh lingkungan dan mudah terprofokasi. Kalau
lingkungannya baik sih ga masalah, tapi
bagaimana jadinya kalau dia terbawa oleh
lingkungan yang kurang mendidik? Disini perlu
peran serta orang tua untuk selalu memberi
pengarahan dengan cara-cara yang friendly dan
tidak terkesan menggurui.
17. Yang bersumber dari sosial
budaya dan sosial ekonomi
Kondisi sosial budaya dan ekonomi Indonesia sekarang
ini telah menggeser nilai-nilai budaya yang bernafaskan agama
dan menggantinya dengan kebudayaan yang berpijak pada materi
dan kebebasan yang kurang bertanggung jawab. Kebebasan
moral, seni, olah raga, music dan berpakian akan berpacu dan
mewarnai kehidupan sekarang ini. Dari aspek psikologi, remaja
akan mudah terpikat dengan budaya seperti ini. Apabila mereka
tenggelam dengan arus budaya tersebut, akan mudah mereka
meninggalkan kewajiban-kewajiban yang diperintahkan Allah.
Idealism agama bukanlah sesuatu yang menarik lagi bagi remaja.
Sangat sulit mengharapkan mereka akan berjuang untuk Islam,
mereka hanya menjalankan kehidupan agama pada sisi ritualnya
saja. Sedangkan kesadarn sosial politik, perhatian terhadap
lingkungan diganti dengan egoisme dan individualisme.
18. Solusi problematika remaja
Untuk menghadapi hambatan tersebut kita
sebagai remaja muslim perlu memiliki kepekaan,
kejelian, dan kemauan keras untuk menentangnya.
Allah SWT telah memberikan kita pemecahan
melalui firmannya pada surat Ali Imran ayat 196-197
yang berbunyi sebagai berikut :
“janganlah kamu sekali-kali terpedaya oleh
kebebasan orang-orang kafir yang bergerak di
dalam negeri. Itu hanya kesenangan sementara
kemudian tempat tinggal mereka ialah jahannam
dan jahannam itu adalah tempat yang seburuk-
buruknya”.
19. Pemecahan tersebut menurut ustad iskandar
al Warisi ada tiga prinsip yang harus
diperhatikan :
1.Tidak terpedaya oleh kebebasan kafir
2.Kesenangan yang terdapat dalam kebebasan
tersebut merupakan kesenangan sementara,
setelah itu mereka akan merasakan siksa
3.Melakukan takwa meskipun berat pada awalnya
tapi pada akhirnya akan memperoleh
kenikmatan surga.
21. PENJELASAN UMUM
Setiap orangtua tentu mempunyai keinginan yang
sama terhadap anak-anaknya, yaitu supaya
berhasil dalam sekolahnya dan dikemudian hari
mendapatkan pekerjaan yang memadai. Tidak
hanya itu, tetapi juga mempunyai tingkat
penghidupan yang melebihi orangtuanya. Baik
dalam hal martabat maupun juga status sosial
ekonominya.
22. • Namun harapan itu tentulah tidak mudah
terlaksana mengingat banyak faktor yang
mempengaruhi perjalanan pendidikannya.
Perubahan yang menyimpang dari harapan
dapat mudah terjadi karena adanya beberapa
factor yang saling mempengaruhi perjalanan
hidupnya.
• Tidak sedikit orang tua yang galau karena
ketika menginjak dewasa ternyata putra-
putrinya terkena pengaruh yang disebut
Kenakalan Remaja.
23. • Yang dimaksud Remaja adalah mereka yang berusia
13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah
melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum
cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada
pada masa transisi.
25. MACAM-MACAM
KENAKALAN REMAJA
Minum minuman keras
Tawuran antar pelajar
Pengabaian nasehat orangtua
Pengabaian tata tertib sekolah
Seks bebas
Prilaku yang tidak simpati
Dan lain-lain penyimpangan
26. PENYEBAB KENAKALAN REMAJA
Perilaku 'nakal' remaja bisa
disebabkan oleh faktor dari
remaja itu sendiri (internal)
maupun faktor dari luar
(eksternal).
27. A. FAKTOR INTERNAL
1. Krisis identitas
Akibat perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja
memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi pada remaja.
• Integrasi pertama adalah terbentuknya perasaan akan konsistensi
dalam kehidupannya sehari hari.
• Integrasi kedua yaitu tercapainya identitas peran remaja dalam
lingkungannya. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal
mencapai masa integrasi kedua.
28. 2. Kontrol diri yang lemah,
Tidak bisa mempelajari dan
membedakan tingkah laku mana
yang patut dilakukan dan tidak
patut dilakukan akan menyeret Remaja
pada perilaku 'nakal'.
29. B. FAKTOR EKSTERNAL
1. Keluarga
Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota
keluarga atau perselisihan antara anggota keluarga bisa
memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di
keluarga seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan
pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak,
bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2. Teman sebaya yang kurang baik
3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
30. Begitupun bagi mereka yang
telah mengetahui perbedaan
tingkah laku tersebut, namun
tidak bisa mengembangkan
kontrol diri untuk bertingkah
laku sesuai dengan
pengetahuannya.
31. MENGATASI
KENAKALAN REMAJA
3. Kemauan orangtua untuk
membenahi kondisi
keluarga sehingga tercipta
keluarga yang harmonis,
komunikatif, dan nyaman
bagi remaja.
4. Remaja pandai memilih
teman dan lingkungan yang
baik serta orangtua yang
harmonis dapat memberi
arahan dengan siapa dan di
komunitas mana remaja
harus bergaul
5. Remaja membentuk
ketahanan diri agar tidak
mudah terpengaruh jika
ternyata teman sebaya atau
komunitas yang ada tidak
sesuai dengan harapan.
1. Kegagalan mencapai identitas
peran dan lemahnya kontrol diri
bisa dicegah atau diatasi dengan
prinsip keteladanan. Remaja
harus bisa mendapatkan
sebanyak mungkin figur orang-
orang dewasa yang telah
melampaui masa remajanya
dengan baik juga mereka yang
berhasil memperbaiki diri setelah
sebelumnya gagal pada tahap ini.
2. Adanya motivasi dari keluarga,
guru dan teman sebaya. (bisa
dalam bentuk organisasi OSIS,
Remaja Masjid, Karang
Taruna)
MENGHINDARI ZINA DAN PERGAULAN BEBAS
32. Dan beberapa tips untuk mengatasi dan mencegah kenakalan
remaja, yaitu:
- Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini,
seperti pendidikan ibadah, pembinaan akhlak dan rutinitas ibadah.
- Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal
apapun.
- Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang.
Contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja
yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita
dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua
perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus
ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati
batas tersebut. Namun dalam masalah ibadah, tentu saja perlu
ada pemaksaan.
-
33. • - Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya,
yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua
darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul
dengan teman main yang sangat tidak sebaya
dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda,
maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin
seharusnya belum perlu dia jalani.
• - Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media
komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone,
jejaring sosial dll.
• - Anda sebagai orang tua harus menjadi
tempat curhat yang nyaman untuk anak anda,
sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia
sedang menghadapi masalah.