Sistem pendukung-keputusan-untuk-penentuan-lokasi-tempat-pembuangan-akhir-tpa-sampah
•
1 like•1,540 views
Sistem ini membahas pengembangan sistem pendukung keputusan untuk menentukan lokasi tempat pembuangan akhir sampah dengan menggunakan metode AHP dan MAUT. Sistem ini diharapkan dapat membantu pengambilan keputusan dalam menentukan kelayakan suatu lokasi sebagai tempat pembuangan akhir.
1 of 6
Download to read offline
More Related Content
Sistem pendukung-keputusan-untuk-penentuan-lokasi-tempat-pembuangan-akhir-tpa-sampah
1. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Penentuan Lokasi
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah
Noorafni Farida
nidainhere@yahoo.co.id
Pembimbing I : Khusnul Novianingsih, M.Si.
Pembimbing II : Dian Dharmayanti, ST.
1
Abstrak
AHP (Analytical Process Hierarchy) dan MAUT (Multi-Attribute Utility Theory)
merupakan metode yang digunakan untuk suatu pengambilan pendukung keputusan agar dapat
dilakukan lebih cepat dan cermat dengan melalui perhitungan kriteria-kriteria yang ada.
Dalam Tugas Akhir ini, penulis akan membuat suatu aplikasi Sistem Pendukung Keputusan
(SPK) untuk menentukan suatu zona kelayakan lokasi tempat pembuangan akhir. Dengan adanya
aplikasi ini diharapkan dapat menjadi alat bantu untuk mendukun keputusan dalam penentuan
kelayakan suatu lokasi sebagai tempat pembuangan akhir sampah (limbah padat).
Kata kunci: SPK, AHP, MAUT
Abstract
AHP (Analytical Process Hierarchy) and MAUT (Multi-Attribute Utility Theory) are the
method that be used to make a decision. They are more faster and more carefully for calculate the
available criterias.
In this paper, we will make an application of a Decision Support System (DSS) to determine
a worthiness zone of final disposal location. By using this application, we hope to be a proponent
medium to support the decision for determining a location worthiness as final disposal location.
Keyword: DSS, AHP, MAUT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lingkungan kita yang kompleks di
masa kini menuntut suatu logika baru, suatu
cara baru untuk menanggulangi faktor yang
sangat banyak mempengaruhi pencapaian
tujuan dan konsistensi pertimbangan yang
biasa kita gunakan untuk menarik
kesimpulan yang valid. Kemampuan
mengambil keputusan yang cepat dan cermat
akan menjadi kunci keberhasilan dalam
persaingan global di waktu mendatang.
Memiliki banyak informasi saja tidak akan
cukup, bila tidak mampu meramunya
dengan cepat menjadi alternatif-alternatif
terbaik untuk pengambilan keputusan.
Perkembangan teknologi informasi telah
memungkinkan pengambilan keputusan
dapat dilakukan dengan lebih cepat dan
cermat. Hal tersebut dimungkinkan berkat
adanya perkembangan teknologi perangkat
keras, yang diiringi oleh perkembangan
perangkat lunak, serta kemampuan
menggabungkan beberapa teknik
pengambilan keputusan kedalamnya.
Penggabungan dari perangkat keras,
perangkat lunak, dan proses keputusan
tersebut menghasilkan Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) yang memungkinkan
pengguna untuk melakukan pengambilan
keputusan dengan lebih cepat dan cermat.
Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
sampah merupakan salah satu komponen
akhir dalam pengelolaan persampahan.
Keberadaan TPA saat ini seringkali menjadi
permasalahan baik ditinjau dari komponen
daya dukung lingkungan, sosial, budaya dan
ekonomi. Komponen-komponen tersebut
kerap kali menjadi hambatan dalam
pengadaan sarana TPA ini dan seringkali
menjadi suatu permasalahan yang besar
dalam suatu daerah terlebih pada daerah
perkotaan dimana lahan untuk TPA
dirasakan sudah tidak dialokasikan dalam
rencana tata ruangnya. Suatu wilayah yang
2. 2
direncanakan untuk menjadi lokasi TPA
mempunyai karakteristik-karakteristik
geografis tersendiri, dimana suatu lahan
memiliki akan kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Misalnya daerah tertentu
memiliki kondisi air tanah yang bagus
namun dekat dengan pemukiman penduduk
atau daerah lain memiliki kondisi air tanah
yang kurang bagus namun jauh dari
pemukiman penduduk. Terdapat banyak
informasi yang dibutuhkan untuk memilih
wilayah yang ideal untuk Lokasi Tempat
Pembuangan Akhir Sampah.
Pemanfaatan Sistem Pendukung
Keputusan dapat digunakan untuk
membantu manusia mengambil keputusan
dengan cepat, tepat dan konsisten. Sistem
Pendukung Keputusan sangat tepat jika
diterapkan pada permasalahan yang cukup
kompleks. Permasalahan yang cukup
kompleks misalnya, permasalahan dalam
menentukan lokasi tempat pembuangan
akhir sampah. Untuk mendukung hal
tersebut diatas, maka dalam Tugas Akhir ini
akan dikembangkan suatu Sistem
Pendukung Keputusan Untuk Penentuan
Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Sampah.
1.2. Identifikasi Masalah
Menentukan Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) Sampah adalah sesuatu hal
yang melibatkan berbagai macam komponen
kriteria Tata Cara pemilihan lokasi Tempat
Pembuangan Akhir Sampah yang kompleks.
Berdasarkan uraian singkat pada latar
belakang penelitian, maka yang menjadi
permasalahan adalah bagaimana cara
membuat suatu Sistem Pendukung
Keputusan untuk menentukan zona
kelayakan suatu lokasi untuk dijadikan TPA.
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penyusunan Tugas Akhir
ini adalah untuk membuat suatu Sistem
Pendukung Keputusan berdasarkan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan dengan
menggunakan Metode AHP (Analytical
Hierarcy Process) dan MAUT (Multi-
Atribute Utility Theory).
Sedangkan tujuan penyusunan Tugas
Akhir ini adalah sebagai alat bantu untuk
mendukung keputusan dalam penentuan
suatu lokasi sebagai Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) sampah.
1.4. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis
membatasi masalah sebagai berikut :
1. Kriteria-kriteria untuk penentuan lokasi
Tempat Pembuangan Akhir sampah
didapat dari Direktorat Geologi dan
Tata lingkungan yang diambil
berdasarkan Standarisasi Nasional
Indonesia SK. SNI 03-3241-1994 yang
dikeluarkan oleh Departeman Pekerjaan
Umum.
2. Sumber data berasal dari Direktorat
Geologi dan Tata Lingkungan
3. Kriteria yang digunakan adalah kriteria
komponen alami berdasarkan parameter
geologi.
4. Hasil keputusan berupa suatu zona
kelayakan lokasi.
5. Batasan wilayah yang akan diuji dalam
penelitian ini adalah terbatas dalam
kawasan Kabupaten Bogor.
6. Metode Sistem Pendukung Keputusan
yang digunakan adalah Metode AHP
(Analytical Hierarcy Process) dan
MAUT (Multi-Atribute Utility Theory).
1.5. Metode Penelitian
Untuk mengidentifikasikan
permasalahan pada sistem yang berjalan,
penulis menggunakan teknik pengumpulan
data sebagai berikut:
1. Wawancara
Dimana penulis memperoleh data dan
informasi dengan cara tanya jawab
dengan pihak yang bersangkutan dan
mempunyai hubungan dengan masalah
yang diteliti.
2. Studi Literatur
Suatu teknik pengumpulan data dengan
mempelajari buku-buku yang
berhubungan dengan permasalahan
yang diambil.
Dalam penelitian tugas akhir ini,
metode pengembangan perangkat lunak
yang dilakukan menggunakan metode
Waterfall yang terdiri dari :
1. Analysis
Menentukan kebutuhan yang
difokuskan pada perangkat lunak,
pemahaman tentang domain informasi,
fungsi, kelakuan, performansi, interaksi
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
pemakai.
3. 3
2. Design
Merupakan proses multitahap yang
difokuskan pada atribut-atribut program
yaitu struktur data, arsitektur perangkat
lunak, representasi antar muka,
prosedural algoritma detail, proses
perancangan menterjemahkan
kebutuhan-kebutuhan hasil analisis ke
dalam representasi perangkat lunak
sebelum pembuatan kode program.
3. Coding/Implementation
Tahapan penterjemahan hasil
perancangan (detail) kedalam program-program
yang menggunakan bahasa
pemrograman yang sesuai.
4. Testing
Program yang telah dibuat harus diuji.
Proses pengujian difokuskan pada
kebenaran logika internal perangkat
lunak dan fungsional sistem serta
interaksi antara sistem dan pemakai.
5. Maintenance
Sistem yang telah diuji kemudian
diserahkan ke pemakai untuk di-install
dan dioperasikan sesuai kebutuhannya.
Tahapan perawatan dibutuhkan dalam
masa itu dengan dilakukan pengecekan
kesalahan operasionalnya atau
pengubahan yang diinginkan pemakai.
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini
disusun untuk memberikan gambaran umum
tentang penelitian tugas akhir yang
dijalankan. Dalam penyusunan tugas akhir
ini digunakan sistematika pembahasan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi penjelasan tentang latar
belakang permasalahan, identifikasi
masalah, menentukan maksud dan tujuan
penulisan, batasan masalah, metode
penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Membahas berbagai konsep dasar dan
teori-teori yang berkaitan dengan Sistem
Pendukung Keputusan (Decision Support
System) dan hal-hal yang berguna dalam
proses penelitian.
BAB III ANALISIS DAN
PERANCANGAN SISTEM
Membahas tentang analisis sistem
pendukung keputusan suatu lokasi sebagai
Tempat Pembuangan Akhir sampah,
perancangan global, perancangan rinci,
perancangan struktur menu dan merancang
dialog input output.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN
PENGUJIAN
Menguraikan tentang cara-cara
pengoperasian dari sistem yang dibuat ini,
serta pemakaian program yang dibuat
sehingga pengguna mendapatkan informasi
yang jelas.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Memberikan kesimpulan tentang
masalah yang diangkat dan cara
menganalisis serta cara penyelasaiannya,
dan mengajukan beberapa saran yang
berkaitan dengan sistem yang dikembangkan
dan bermanfaat bagi perbaikan sistem
dimasa mendatang.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Sistem Informasi
Sistem Informasi dapat didefinisikan
sebagai suatu sistem di dalam suatu
organisasi yang merupakan kombinasi dari
orang-orang, fasilitas, teknologi, media,
prosedur-prosedur dan pengendalian yang
ditujukan untuk mendapatkan jalur
komunikasi penting, memproses tipe
transaksi rutin tertentu, memberi sinyal
kepada menajemen dan yang lainnya
terhadap kejadian-kejadian internal dan
eksternal yang penting dan menyediakan
suatu dasar informasi untuk pengambilan
keputusan yang cerdik.
2.2. Sistem Pendukung Keputusan
2.2.1. Pengertian SPK
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) /
Decision Support System (DSS) pertama kali
diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh
Michael S. Scott Morton, yaitu suatu sistem
yang berbasis/berbantuan komputer yang
ditujukan untuk membantu pengambil
keputusan dalam memanfaatkan data dan
model tertentu untuk memecahkan berbagai
persoalan yang tidak terstuktur.
2.2.2. Keuntungan dan keterbatasan
SPK
Sistem Pendukung keputusan dapat
memberikan berbagai manfaat atau
keuntungan bagi pemakainya, antara lain:
4. 4
1. Sistem Pendukung Keputusan
memperluas kemampuan pengambil
keputusan dalam memproses
data/informasi bagi pemakainya.
2. Sistem Pendukung Keputusan
membantu pengambil keputusan dalam
hal penghematan waktu yang
dibutuhkan untuk memecahkan masalah
terutama berbagai masalah yang sangat
kompleks dan tidak terstruktur.
3. Sistem Pendukung Keputusan dapat
menghasilkan solusi dengan lebih cepat
serta hasilnya dapat diandalkan.
4. Walaupun suatu Sistem Pendukung
Keputusan, mungkin saja tidak mampu
memecahkan masalah yang dihadapi
oleh pengambil keputusan, namun ia
dapat menjadi stimulan bagi pengambil
keputusan dalam memahami
persoalannya. Karena sistem pendukung
keputusan mampu menyajikan berbagai
alternatif.
5. Sistem Pendukung Keputusan dapat
menyediakan bukti tambahan untuk
memberikan pembenaran sehingga
dapat memperkuat posisi pengambil
keputusan.
Disamping berbagai keuntungan dan
manfaat seperti dikemukakan diatas, SPK
juga memiliki beberapa keterbatasan
diantaranya adalah:
1. Ada beberapa kemampuan manajemen
dan bakat manusia yang tidak dapat
dimodelkan, sehingga model yang ada
dalam sistem tidak semuanya
mencerminkan prsoalan sebenarnya.
2. Kemampuan suatu SPK terbatas pada
pembendaharaan pengetahuan yang
dimilikinya (pengetahuan dasar serta
model dasar).
3. Proses-proses yang dapat dilakukan
oleh SPK biasanya tergantung juga pada
kemampuan perangkat lunak yang
digunakannya.
4. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi
seperti yang dimiliki oleh manusia.
Karena walau bagaimana pun
canggihnya suatu SPK, dia hanyalah
suatu perangkat keras, perangkat lunak
dan sistem operasi yang tidak
dilengkapi dengan kemampuan berpikir.
2.2.3. Komponen-komponen SPK
Sistem Pendukung Keputusan terdiri
atas tiga komponen utama atau subsistem
yaitu:
1. Subsistem data (database)
2. Subsistem model (model base)
3. Subsistem dialog (user system interface)
2.3. Basis Data
Basis data dapat diartikan sebagai
kumpulan data tentang suatu benda ataupun
kejadian yang berhubungan satu sama lain.
Basis data harus dapat digunakan secara
bersama-sama (shared), baik secara sistem
ataupun oleh pemakai. Basis data adalah
kumpulan data yang saling berhubungan
satu sama lain yang tersimpan dalam
perangkat keras (hardware) komputer dan
menggunakan perangkat lunak (software)
untuk memanipulasinya.
2.3.1. Sistem pengelola basis data
(Database management system)
Sistem Manajemen Basis Data
merupakan sistem yang dipergunakan untuk
mengintegrasikan beberapa data file ke
dalam suatu basis data.
2.3.2. Normalisasi
Perancangan basis data diperlukan,
agar kita bisa memiliki basis data yang
efisien dalam penggunaan ruang
penyimpanan, cepat dalam pengaksesan dan
mudah dalam pemanipulasian (tambah,
ubah, hapus) data. Dalam merancang basis
data, kita dapat melakukannya dengan :
1. Menerapkan normalisasi terhadap
strukutur tabel yang telah diketahui,
atau dengan
2. Langsung membuat model Entity-
Relationship.
2.4. Pemodelan Analisis
Pada tingkat teknik, rekayasa
perangkat lunak dimulai dengan serangkaian
tugas pemodelan yang membawanya kepada
suatu spesifikasi lengkap dari persyaratan
representasi dan representasi desain yang
komprehensif bagi perangkat lunak yang
akan dibangun.
2.4.1. Pemodelan data
Pemodelan data menjawab serangkaian
pertanyaan spesifik yang relevan dengan
berbagai aplikasi pemrosesan data. Pada
5. 5
konteks analisa terstruktur, ERD (Entity-
Relationship Diagram) menetapkan semua
data yang dimasukkan, disimpan,
ditransformasi, dan di produksi pada satu
aplikasi.
2.4.2. Pemodelan fungsional
Pada saat informasi mengalir melalui
perangkat lunak, dia dimodifikasi oleh suatu
deretan transformasi. Perancangan dari
model sistem dapat berupa Diagram Konteks
dan Data Flow Diagram (DFD).
1. Contex Diagram
2. Data Flow Diagram
2.5. Model Sistem Pendukung
Keputusan
Model Sisitem Pendukung Keputusan
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari dua model yaitu Model Analytical
Hierrchy Prosess (AHP) dan Multi-Atribute
Utility Theory (MAUT).
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN
SISTEM
3.1. Analisis Sistem
Analisis sistem merupakan kebutuhan
yang difokuskan pada pemahaman tentang
informasi, fungsi, dan performansi
perangkat lunak.
3.1.1. Analisis masalah
Proses pemilihan lokasi tempat
pembuangan akhir hendaknya melalui suatu
tahapan penyaringan. Dalam setiap tahap,
lokasi-lokasi yang dipertimbangkan akan
dipilih dan disaring. Pada setiap tingkat,
beberapa lokasi dinyatakan gugur. Hal ini
akan tergantung pada kriteria yang
digunakan di tingkat tersebut. Kriteria yang
digunakan tambah ke bawah dari saringan
ini akan lebih spesifik dan rinci, sehingga
lokasi yang tersisa menjadi lebih sedikit lagi.
Pemilihan tiap tingkat ini penting artinya,
karena akan menghemat biaya dibandingkan
bila setiap calon lokasi langsung diuji
dengan semua parameter penguji.
3.1.1.1. Sistem usulan
Dengan mempertimbangkan
kemungkinan diperolehnya suatu keputusan
yang lebih baik dan dengan sistem yang
telah terkomputerisasi maka dibuatlah suatu
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang
menangani masalah tersebut. Pada SPK ini
akan dipakai kriteria yang didapatkan dari
Direktorat Geologi dan Tata Lingkungan
yang berdasarkan pada Standarisasi
Nasional Indonesia SK. SNI 03-3241-1994
yang dikeluarkan oleh Departemen
Pekerjaan Umum.
Adapun kriteria-kriteria yang
digunakan dalam parameter geologi yaitu:
a. Litologi (jenis bebatuan dasar)
b. Muka air tanah
c. Kemiringan lereng
d. Curah hujan
e. Potensi gerakan tanah
3.2. Perancangan Sistem
Perancangan Sistem Pendukung
Keputusan Untuk Pentuan Lokasi Tempat
Pembuangn Akhir (TPA) Sampah ini
bertujuan untuk menerapkan solusi
pemecahan masalah yang telah diajukan
pada analisis sistem.
BAB IV
IMPLEMENTASI
4.1. Implementasi
Sistem pendukung keputusan dalam
penelitian Tugas Akhir ini
diimplementasikan untuk
mengkonfirmasikan modul program
perancangan pada para pelaku sistem
sehingga user dapat memberi masukan
kepada pengembang sistem.
4.2. Pengujian
Pengujian dilakukan untuk menguji
apakah Sistem Pendukung Keputusan yang
dibuat sesuai dengan tujuan yang diharapkan
melalui pengujian sistem dan pengujian
user.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dalam penelitian ini berdasarkan
analisis dan pengujian yang telah dilakukan
maka dapat diambil beberapa kesimpulan
antara lain:
6. 6
1. Sistem Pendukung Keputusan yang
telah dibuat berdasarkan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan dengan
menggunakan metode AHP dan MAUT
dapat tercapai.
2. Aplikasi yang telah dibuat dapat
berhasil sebagai alat bantu untuk
mendukung keputusan dalam penentuan
kelayakan suatu lokasi sebagai tempat
pembuangan akhir sampah.
5.2. Saran
Aplikasi dan sistem yang dibuat dapat
dikembangkan lagi dengan menggunakan
parameter-parameter lainnya untuk
penentuan sebagai lokasi tempat
pembuangan akhir sampah.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Daihani, Dadan Umar.,
Komputerisasi Pengambilan
Keputusan, PT Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2001.
[2] Dermawan, Rizky., Model Kuantitatif
Pengambilan Keputusan &
Perencanaan Strategis, Alfabeta,
Bandung, 2005.
[3] Fathansyah, Basis Data,
INFORMATIKA, Bandung, 1999.
[4] Hartono, Jogiyanto., Pengenalan
Komputer, ANDI, Yogyakarta, 1995.
[5] H.M., Jogiyanto, Analisis dan Desain
Sistem Informasi : Pendekatan
Terstruktur Teori dan Praktek
Aplikasi Bisnis, Andi Offset,
Yogyakarta, 1996.
[6] Martina, Inge, Pemrograman Visual
Borland Delphi 7, Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2004.
[7] Pressman Roger S., Rekayasa
Perangkat Lunak, ANDI Yogyakarta,
2002.
[8] Saaty, L.Thomas., Pengambilan
Keputusan Bagi Para Pemimpin, PT.
Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta,
1993.
[9] Suryadi, Kadarsah dan M. Ali
Ramdhani., Sistem Pendukung
Keputusan, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2002.
[10]
http://www2.dfki.de:8080/mautmac
hine/html/ABISfinal.pdf., Kamis 11
Mei 2006, 18.30 WIB.