Dokumen tersebut membahas tentang sikap dalam psikologi sosial. Ia menjelaskan pengertian sikap, komponen-komponen sikap, sumber-sumber pembentukan sikap, dan fungsi-fungsi sikap.
2. BAB I
PENDAHULUAN
Sikap mulai menjadi fokus pembahasan dalam ilmu sosial semenjak
awal abad 20. Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara
merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Selain itu, sikap atau attitude adalah
suatu konsep paling penting dalam psikologi sosial.Pembahasan yang
berkaitan dengan psikologi (sosial) hampir selalu menyertakan unsur sikap
baik sikap individu maupun sikap kelompok sebagai salah satu bagian
pembahasannya. Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian
sikap, prose terbentuknya sikap, maupun proses perubahannya.
Secara definitif sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan berfikir
yang disiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu obyek yang
diorganisasikan melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung
atau tidak langsung pada praktik / tindakan (Notoatmodjo, 2003).
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sikap
Sikap, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai kesiapan
untuk bertindak. Sedangkan menurut Oxford Advanced Learner Dictionary (dalam
Ramdhani,2008),
sikap
merupakan
cara
menempatkan
atau
membawa
diri,merasakan, jalan pikiran, dan perilaku.
G.W.Allport mengemukakan bahwa”sikap adalah keadaan mental dan saraf
dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik
atau terarah terhadap respons individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan
dengannya.
Krench dan Crutchfield, yang sangat mendukung perspektif kognitif,
mendefinisikan sikap sebagai “organisasiyang bersifat menetap dari proses
motivasional,emosional,perceptual, dan kognitif.”
Dalam sikap ini ada beberapa pengertian tentang sikap (attitude) dan perilaku
(behavior) menurut beberapa sumber diantaranya:Carl Jung seorang ahli yang
membahas tentang sikap. Ia mendefinisikan tentang sikap sebagai "kesiapan dari
psike untuk bertindak atau bereaksi dengan cara tertentu". Sikap sering muncul
dalam bentuk pasangan, satu disadari sedang yang lainnya tidak disadari.
Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi berdasarkan
pendapat-pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah
keadaan mental yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh
terhadap
respons
individu,organisasiyang
bersifat
menetap
dari
proses
motivasional,emosional,perceptual, dan kognitif.
Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya
positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.
Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak
sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu.
4. B. Ciri-ciri Sikap
Sikap mempunyai segi-segi perbedaan dengan pendorong-pendorong lain
yang ada dalam diri manusia. Oleh karena itu untuk membedakan sikap dengan
pendorong-pendorong yang lain, ada beberapa ciri atau sifat dari sikap tersebut.
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
1. Sikap itu tidak dibawa sejak lahir
Ini berarti bahwa manusia pada waktu dilahirkan belum membawa sikap-sikap
tertentu terhadap suatu objek.Karena sikap tidak dibawa sejak individu dilahirkan,
berarti bahwa sikap itu terbentuk dalam perkembngan individu bersangkutan.Oleh
karena sikap itu terbentuk atau dibentuk, maka sikap itu dapat dipelajari dan sikap
itu dapat berubah.Walaupun demikian sikap itu mempunyai kecenderungan stabil,
sekalipun sikap itu dapat mengalami perubahan.Sikap itu dibentuk ataupun dipelajari
dalam hubungan nya dengan objek-objek tertentu.Maka faktor pengalaman dalam
pembentukan sikap itu penting.
Sikap sebagai daya dorong berbeda dengan motif biologis yang juga sebagai daya
dorong individu, karena motif biologis ada sejak individu dilahirkan.
2. Sikap itu selalu berhubungan dengan objek sikap
Oleh karena itu sikap selalu tebentuk atau dipelajari dalam hubungan nya dengan
objek-objek tertentu, yaitu melalui proses persepsi terhadap objek tersebut.
Hubungan yang positif atau negatif antara individu dengan objek tertentu, akan
menimbulkan sikap tertentu pula dari individu terhadap objek tersebut.
3. Sikap dapat tertuju pada satu objek saja, tetapi juga dapat tertuju pada
sekumpulan objek-objek
Bila seseorang mempunyai sikap yang negatif pada seseorang, orang tersebut akan
mempunyai kecendrungan untuk menunjukan sikap yang negatif pula kepada
kelompok dimana seseorang tersebut tergabung didalamnya. DIsini terlihat adanya
kecendrungan untuk menggeneralisasikan objek sikap.
4. Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar
Jika sesuatu sikap telah terbentuk dan merupakan nilai dalam kehidupan seseorang,
secara relative sikap itu akan lama bertahan pada diri orang yang bersangkutan.
Sikap tersebut akan sulit berubah dan walaupun dapat berubah akan memakan
waktu yang relative lama. Tetapi sebaliknya bila sikap itu belum begitu mendalam
ada dalam diri seseorang, maka sikap tersebut secara relative tidak bertahan lama
dan sikap tersebut akan mudah berubah.
5. 5. Sikap itu mengandung faktor perasaan dan motivasi
Sikap terhadap suatu objek tertentu akan selalu diikuti oleh perasaan tertentu yang
dapat bersifat positif (yang menyenangkan) tetapi juga dapat bersifat negatif (yang
tidak
menyenangkan)
terhadap
objek
tersebut.
Disamping
itu
sikap
juga
mengandung motivasi, ini berarti bahwa sikap itu mempunyai daya dorong bagi
individu untuk berperilaku tertentu terhadap objek yang dihadapinya.
Ciri-ciri diatas merupakan cirri-ciri sikap yang dapat digunakan untuk membedakan
sikap dengan pendorong-pendorong lain yang ada dalam diri manusia.
C. Definisi dan Konsep Tingkah Laku
Tingkah laku adalah sebuah tingkah laku yang seseorang itu lakukan dan
katakan. Menurut Skinner tingkah laku merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.teori Skinner disebutteori “S-O-R” (
Stimulus – Organisme – Respon). , perilakudibedakanmenjadidua :
1. Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk
terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini
masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap
yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat
diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh
orang lain.
Ciri-ciri tingkah laku:
1. Apa yang orang kata dan lakukan (Actions)
2. Mempunyai satu atau lebih dimensi (Dimensios) yang boleh diukur
(Kekerapan, tempoh masa, intensiti, latensi)
3. Boleh diperhati atau di amati, diuraikan dan direkam (Observable and
Measurable)
6. 4. Mempunyai dampak kepada persekitaran- Menurut hukum (lawful) –
(hubungan antara tingkah laku dengan peristiwa dipersekitaran)- dalam
bentuk overt or covert.
D. Komponen Sikap
Terdapat tiga komponen sikap.Tiga komponen sikap itu adalah komponen
respons evaluative kognitif, komponen respons evaluative afektif dan komponen
respons evaluatif perilaku.Ketiga komponen itu secara bersama merupakan penentu
bagi jumlah keseluruhan sikap seseorang.
1. Komponen respon evaluatif kognitif
adalah gambaran tentang cara seseorang dalam mempersepsi objek,
peristiwa, atau situasi sebagai sasaran sikap. Komponen ini adalah pikiran,
keyakinan, atau ide seseorang tentang suatu objek.Dalam bentuk yang paling
sederhana, komponen kognitif adalah kategori-kategori yang digunakan
dalam berpikir. Misalnya kategori sepeda motor wanita atau sepeda motor
pria atau kategori sepeda motor Honda dan Yamaha.
2. Komponen respons evaluative afektif dari sikap
adalah perasaan atau emosi yang dihubungkan dengan suatu objek
sikap.Perasaan atau emosi meliputi kecemasan, kasihan, benci, marah,
cemburu atau suka. Dinegara Amerika Serikat, kemungkinan berpindahnya
orang kulit hitam kedaerah perumahan orang kulit putih dapat menimbulkan
rasa cemas banyak warga kulit putih.
3. Komponen respons konatif atau evaluative perilakudari sikap
adalah tendensi untuk berperilaku pada cara-cara tertentu terhadap objek
sikap.Dalam hal ini, tekanan lebih pada tendensi untuk berperilaku dan bukan
pada perilaku secara terbuka. Misalnya, orang memiliki tendensi untuk
melakukan tindakan diskriminatif terhadap anggota dari kelompok etnis
tertentu, namun karena tindakan itu secara sosial dan legal dilarang, maka ia
tidak melakukannya.
7. E. Sumber-sumber Sikap
Pembentukan sikap bukanlah sesuatu yang diwarisi secara genetik, tetapi
merupakan sesuatu yang dibentuk dari sejak kelahiran seseorang di dunia ini yang
berhadapan dengan berbagai pengalaman.Terdapat beberapa faktor penting yang
mempengaruhi pembentukan sesuatu sikap. Antaranya lain :
1. Faktor Sosialisasi
Sosialisasi ialah satu proses pembelajaran sosial yang bertujuan untuk memberikan
pengetahuan dan pengalaman hidup bagi seseorang individu. Yang paling
berpengaruh dalam pembentukan sikap seseorang individu ialah keluarga, sekolah,
teman sebaya, rekan kerja dan lain-lain. Contohnya, kita memperhatikan cara
keluarga dan teman-teman bersikap dan secara tidak langsung kita mencoba
membentuk sikap dan tingkah laku sendiri agar sejajar dengan sikap mereka. Ada
juga beberapa dari mereka yang meniru sikap individu yang popular dan yang
mereka kagumi atau mereka hormati.
2. Faktor Pengalaman Hidup
Pengalaman
hidup
memainkan
peranan
penting
dalam
membentuk
dan
mempengaruhi sikap individu. Hal ini dikeranakan segala pengalaman yang telah
dilalui tersebut akan tersimpan di dalam memori atau ingatan mereka dan akan
dimunculkan pada saat-saat tertentu. Pengalaman hidup ini biasanya berbeda
antara satu individu dengan individu yang lain. Kadang-kadang melalui pengalaman
ini juga akan menyebabkan seseorang mempunyai keyakinan lebih terhadap
sesuatu perkara. Contohnya, jika seseorang itu merasa lebih banyak pengalaman
manis atau gembira belajar secara bersama-sama, maka kemungkinan besar dia
akan bersikap skeptikal terhadap sistem bekerja yang dapat dilakukan secara
bersama-sama (group) apabila saat ia bekerja nanti.
3. Hasil Pengamatan yang Berpanjangan
Terdapat kajian-kajian yang menunjukkan bahwa penelitian dapat mengubah asumsi
kita terhadap suatu masalah. Contohnya, setiap hari selama sejam anda diharuskan
duduk di dalam sebuah ruangan yang penuh dengan lukisan abstrak. Apakah anda
akan
menyukai
lukisan-lukisan
tersebut
dikemudian
menunjukkan bahwa hanya dengan pengamatan
hari?
Kajian
tersebut
yang berpanjangan atau
berulangkali terhadap sesuatu masalah baru sudah mencukupi untuk menjadikan
masalah tersebut lebih disukai.
8. Sumber-sumber yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap hampir sama
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembentukan diri seseorang seperti
yang telah dinyatakan sebelumnya. Hal ini karena terdapat kaitan dan hubungan
antara diri dan sikap dalam pembentukan tingkah laku seseorang.
F. Fungsi Sikap
D.katz menjelaskan empat fungsi sikap.Empat fungsi sikap itu adalah fungsi
penyesuaian diri, fungsi pertahanan diri, fungsi ekspresi nilai, dan fungsi
pengetahuan.
1. Fungsi penyesuaian diri
berarti bahwa orang cenderung mengembangkan sikap yang akan membantu untuk
mencapai tujuannya secara maksimal. Sebagai contoh, seseorang cenderung
menyukai partai politik yang mampu memenuhi dan mewakilli aspirasi-aspirasinya.
Dinergara Inggris dan Australia, seorang pengasngguran akan cenderung memilih
partai buruh yang kemungkinan besar dapat membuka lapangan pekerjaan baru
atau memberikan tunjangan pengangguran lebih besar.
2. Fungsi pertahanan diri
mengacu pada pengertian bahwa sikap dapat melindungi seseorang dari keharusan
untuk mengakui kenyataan tentang dirinya.Sebagai contoh fungsi ini adalah perilaku
proyeksi. Proyeksi adalah atribusi cirri-ciri yang tidak diakui oleh diri seseorang
dalam dirinya kepada orang lain. Melalui proyeksi ia seakan akan tidak memiliki ciriciri itu. Seorang anak yang memiliki kecenderungan agresif akan menuduh anak lain
(proyeksi) yang sedang berkelahi sebagai anak yang kasar.
3. Fungsi ekspresi nilai
berarti bahwa sikap membantu ekspresi positif nilai-nilai dasar seseorang,
memamerkan citra dirinya dan aktualisasi diri.Si Fithra mungkin memiliki citra diri
sebagaai orang “konservatif” yang hal itu mempengaruhi sikapnya tentang
demokrasi atau sikapnya tentang perubahan sosial.
4. Fungsi pengetahuan
berarti bahwa sikap membantu seseorang menetapkan standar evaluasi terhadap
sesuatu hal. Standar itu menggambarkan keteraturan , kejelasan, dan stabilitas
9. kerangka acu pribadi seseorang dalam menghadapi objek atau peristiwa
disekelilingnya. Contoh fungsi pengetahuan sikap misalnya adalah pemilik sepeda
motor seiring dengan peningkatan status sosialnya. Ia sekarang mungkin
memutuskan untuk membeli mobil karena ia yakin bahwa mobil lebih sesuai dengan
status sosialnya yang baru, yaitu sebagai manajer tingkat menengah sebuah
perusahaan level menengah.
G. Terbentuknya Sikap
Sikap
tidak
dibawa
sejak
dilahirkan
,
tetapi
dibentuk
sepanjang
perkembangan individu yang bersangkutan. Untuk dapat menjelaskan bagaimana
terbentuknya sikap akan dapat dijelaskan pada bagan sikap berikut ini:
Faktor Internal:
-Fisiologis
-Psikologis
Sikap
Objek Sikap
Faktor Eksternal
-Pengalaman
-Situasi
-Norma norma
-Hambatan
-Pendorong
Dari bagan tersebut dapat dikemukakan bahwa sikap yang ada pada diri
seseorang akan dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor fisiologis dan psikologi,
serta faktor eksternal. Faktor eksternal dapat berwujud situasi yang dihadapi oleh
individu, norma-norma yang ada dalam masyarakat, hambatan-hambatan atau
pendorong-pendorong
yang
ada
dalam
masyarakat.
Semuanya
ini
akan
berpengaruh pada sikap yang ada pada diri seseorang.
Reaksi yang dapat diberikan individu terhadap objek sikap dapat bersifat
positif, tetapi juga dapat bersifat negatif. Objek sikap akan dipersepsi oleh individu,
dan hasil persepsi akan dicerminkan dalam sikap yang diambil oleh individu yang
bersangkutan. Dalam mempersepsi objek sikap individu akan dipengaruhi oleh
pengetahuan, pengalaman, cakrawala, keyakinan, proses belajar, dan hasil proses
persepsi ini merupakan pendapat atau keyakinan individu mengenai objek sikap dan
10. ini berkaitan dengan segi kognisi. Afeksi akan berkaitan dengan konasi yaitu
merupakan kesiapan untuk memberikan respon terhadap objek sikap, kesiapan
untuk bertindak, kesiapan untuk berperilaku. Keadaan lingkungan akan memberikan
pengaruh terhadap objek sikap maupun pada individu yang bersangkutan.
Perubahan Sikap Spontan
Memikirkan objek sikap secara mendalam cenderung akan membuat sikap
menjadi lebih ekstrim. Menurut Tesser, me-review dan mengkaji keyakinan kita, dan
tekanan konsistensi menyebabkan keyakinan kita cenderung menjadi konsisten.
Misalkan, jika kita meluangkan waktu lebih lama untuk memikirkan sahabat
baik kita. Kita akan lebi menyukainyanya. Kita mungkin mengingat sifat-sifat lain
atau pengalaman bersama yang pernah kita lakukan bersamanya. Dan mungkin
menginterpretasikan ulang beberapa memory yang kurang menyenangkan dengan
memaafkannya. Akan tetapi jika kita lebih sering memikirkan musuh kita, maka
perasaan kita akan lebih jengkel kepada musuh kita. Kita akan mengingat lebih
banyak hal tidak menyenagkan dan mnecurigai motif dibalik tindakannya yang
kelihatan baik.
Hipotesis Tesser menyatakan bahwa
memikirkan
sesuatu isu
akan
melahirkan sikap yang lebih terpolarisasi karena pemikiran akan menyebabkan
seseorang menghasilkan lebih banyak sikap yang konsisten. Semua aktivitas
kognitif ini mengharuskan individu memiliki struktur, atau skema, tentang seseorang
atau isu. Tanpa ada pemahaman skematik atas suatu isu, sulit bagi seseorang untuk
menghasilkan keyakinan baru atau untuk mengetahui cara menginterpretasikan
ulang keyakinan lama.
Implikasinya adalah bahwa pemikiran akan mempolarisasikan sikap hanya
ketika orang memiliki skema tetntang suatu isu. Untuk menguji implikasi ini, chaiken
dan Yates pada tahun 1985 meneliti dua kelompok orang: sebagian sudah punya
struktur pengetahuan yang konsisten tentang suatu isu (hukuman mati)dan sebagian
tidak punya. Setiap orang menulis esai tentang isu ini atau tentang isu lain yang tak
relevan (sensor). Hanya partisipan dengan tingkat konsistensi tinggi yang menulis
esai tentang hukuman mati yang mengembangkan sikap lebih ekstrim terhadap isu
itu. Tidak ada polarisasi signifikan yang terjadi dalam kondisi lain. Untuk
mempolarisasikan sikap, maka pemikiran seseorang harus relevan dengan isu,
11. orang harus punya cukup sumber daya kognitif, dan harus tidak ada isu alternatif
yang bersaing menarik perhatiannya.
Persistensi Perubahan Sikap
Secara umum, memori detail argumen akan pudar dengan cepat dan
kemudian pudar secara lambat. Akan tetapi, persistensi perubahan sikap tidak selalu
bergantung pada retensi detail argument. Kejadian lain yang terjadi setelah
kominikasi juga berpengaruh segnifikan.
Salah satu faktor yang penting membantu persistensi adalah apakan
penerima komunikasi itu kemudian ingat pada petunjuk-petunjuk yang penting.
Sleeper Effect adalah perubahan sikap yang tetundan yang tidak segera kelihatan
setelah menerima komunikasi.Sleeper effect berlaku pula pada niat untuk
membujuk. Ingitan akan kembali bahwa ketika seseorang diberi peringatan lebih dini
tentang niat orang lain untuk membujuk, perubahan sikap akan berkurang. Akan
tetapi, seiring dengan berjalannya waktu adalah mudah untuk melupakan bahwa
orang itu berniat untuk membujuk, yang menyebabkan perubahan sikap dari waktu
kewaktu semakin meningkat.
Ketika Sikap Gagal Diubah Resistensi Terhadap Persuasi
Melihat begitu banyak persuasi yang kita hadapi setiap harinya, kita dapat menarik
kesimpulan, kita sangat menolak pesan-pesan persuasi tersebut. Jika kita tidak
menolah resisten maka sikap kita akan terus menurus berubah karena dipengaruhi
oleh pesan persuasi yang kita terima setiap saat. Ada beberapa faktor yang
semuanya menguatkan kemampuan kita untuk menolak bahkan terhadap usaha
persuasi yang sangat lihai yaitu :
-
Reaktansi: Melindungi Kebebasan Pribadi Kita
Reaktansi (reactance) adalah sebuah reaksi negative terhadap usaha orang lain
untuk mengrang kebebasan kita dengan membuat kita melakukan apa yang mereka
inginkan. Sebagai contoh, Jika kita pernah mengalami suatu peristiwa dimana
seseorang memberikan tekanan kepada kita agar kita dapat mengubah sikap kita.
Saat seseorang melakukan hal tersebut, kita mungkin akan merasa terganggu dan
tidak senang. Hasil akhirnya: kita tidak hanya menolak, tetapi kita juga mundur dan
menghasilkan pandangan yang berlawanan dengan pandangan yang di tawarkan
oleh seseorang yang melakukan persuasi kepada kita. Dalam sebuah penelitian
12. mengindikasikan bahwa dalam situasi tersebut, kita sering kali mengubah sikap kita
kearah yang berlawanan dengan apa yang dipaksa kepada kita, sebuah efek yang
dikenal dengan perubahan sikap negative.
-
Peringatan: Pengatahuan Awal akan Intense Persuasi
Pemahaman dini bahwa individu akan menjadi targetsuatu usah persuasi.
Peringatan seringkali meningkatkan pemehaman terhadap persuasi yang terjadi.
Contohnya sering kita mendengar pidato yang disampaikan oleh calon legislatif yang
memiliki motov yang tersembunyi, ia menginginkan suara kita. Adanya peruses
kognitif yang berperan dalam persuasi yang pertama peringatan memberikan kita
kesempatan untuk menciptakan sanggahan yang dapat mengurangi kekuatan
pesan. Selain itu peringata juga memberikan waktu untuk mengingat fakta-fakta
yang relevan yang informasinya terbukti berguna agar dapat menolak sebuah
pesan.Peringatan tanpak berguna jika terkait dengan sikap yang kita nilai penting,
dan lebih kecil kemungkinan untuk sikap yang kita anggap kurang penting dari
peringatan.
-
Penghindaran Selektif
Kecerendukan untuk mengalihkan perhatian dari informasi yang menantang sikap
yang sudah ada.Usaha menghindari tersebut meningkatkan resistansi terhadap
persuasi. Seperti kegiatan menonton tv. Orang yang menonton tv tidak hanya duduk
diam di depan tv, tetapi mereka mengganti saluran tv, mereka mengecilkan volume
saatiklan atau mengalihkan perhatin ketika dihadapkan dengan informasi yang
berbeda dari yang kita ininkan. Kecenderungan untuk mengabaikan atau
menghindari informasi yang berbeda dengan sikap kita, dan aktif mencari informasi
yang konsisten dengan sikap kita, menjukan dua sisi yang oleh psikologi sosial
dikenal sebagai selective exposure. Selektif tersebut membuat kita memfokuskan
perhatian kita, membantu memastikan bahwa sikap kita relative tetap sama untuk
jangka waktu yang panjang.
13. -
Pertahanan Aktif terhadap Sikap Kita yang Sudah Ada
Mengabaikan atau menyaring informasi yang tidak sesuai denagn pandangan kita
saat ini adalah salah satu cara untuk menolak persuasi. Tetapi bukti yang ada
menunjukan bahwa selain sikap pasif, kita juga menggunakan strategi yang lebih
aktif untuk mempertahan sikap yang kita miliki: yaitu melawan atau menyanggahnya.
Dengan cara aktif ini, pandanga yang berbeda lebih ternanam dalam ingtatan tetapi
dampak lebihnya lebih kecil pada sikap kita.
Dalam sebuah penelitian, siswa yang sebelumnya telah diidentifikasi sebagai
bendukung (pro-choice) atau menolak (pro-life) aborsi, dihadapkan pada pesan
persuasi yang disampaikan oleh kominikator wanita.Pesan ini berisi hal-hal yang
konsisten maupun yang berbeda pandangan maupun sikap mereka.Setelah
mendengar pesan tersebut, partisipan melaporkan sikap mereka terhadap aborsi,
yaitu seberapa yakin mereka terhadap pandangannya (mengukur aspek kekuatan
sikap) dan semua argumen dalam pesan yang dapat mereka ingat (mengukur aspek
ingtan).Sebagai tambahan mereka, mereka menulis pikiran-pikiran yang mereka
miliki.Selama mendengarkan pesan untuk memberikan informasi sejauh mana
mereka menyanggar pesan yang berbeda dengan pandangan mereka.
Hasil penelitian menunjukan, seperti yang telah diduga sebelumnya, bahwa
pesan yang diisi berbeda (counterattitudinal) maupun pesan yang sejalan dengan
sikap
mereka
(proattitudinal)
diingat
dengan
sama
baiknya.
Namun
partisipanmelporkan bahwa mereka berfikir lebih sistematis tentang pesan
counterattitudinal dan melaporkan bahwa mereka mengeluarkan lebih banyak
pikiran yang berlawanan dengan pesan tersebut.
-
Bias Asimilasi dan Polarisasi Sikap
Bias Asimilasi (biased asimilasi) adalah kecenderungan untuk mengefaluasi
informasi yang berbeda denganpandangan yang kita miliki sebagai informasi yang
tidak meyakinkan atau tidak dipercaya daripada informasi yang mendukung
pandangan
kita.
Polarisasi
Sikap
(attitude
polarization)
adalah
sebuah
kecenderungan untuk mengefaluasi berbagai bukti atu informasi dengan cara
memperkuat pandangan awal kita dan membuat pandangan tersebut menjadi lebih
ekstrim. Dari hasil kedua pengartian dia atas, sikap kita tampaknya benar benar
tidak dapat diubah oleh usah apapun, dan cenderung menetap, bahkan kita ketika
kita dihadapkan informasi baru yang sangat kuat menentang mereka
14. H. HUBUNGAN ANTARA SIKAP, MINAT DAN PERILAKU MANUSIA
Sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan yang teliti
dan beralasan dan berdampak sebagai berikut:
1) Perilaku tidak hanya ditentukan oleh sikap umum tapi oleh sikap yang spesifik
terhadap sesuatu.
2) Perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh sikap tetapi juga oleh norma-norma
subjektif yaitu keyakinan kita mengenai apa yang kita perbuat sesuai dengan aturan
yang berlaku dimasyarakat.
3) Sikap terhadap suatu perilaku bersama norma-norma subjektif membentuk suatu
intensi atau niat untuk berperilaku tertentu.
Sikap yang spesifik dapat mempengaruhi perilaku adalah sikap sosial yang
dilakukan dengan cara berulang-ulang pada kegiatan yang sama disebut kebiasaan,
motif merupakan dorongan, keinginan dan hasrat yang berasal dari dalam diri, nilainilai merupakan norma-norma subjektif sedangkan kekuatan pendorong dan
kekuatan penahan adalah berupa nasihat atau penyuluhan dan informasi
I. Pengukuran Sikap
Di dalam ilmu sosial mengukur sikap dari manusia bukanlah hal yang mudah.Hal
tersebut dikarenakan objek yang dipelajari tidak nampak.Oleh karena itu banyak
faktor yang menyebabkan variasi hasil pengukuran dalam ilmu sosial. Terdapat
beberapa cara atau metode agar dapat mengukur sikap yang berada didalam diri
individu yaitu :
1.
Pengukuran sikap secara tidak langsung
Pengukuran dapat menggunakan alat-alat tes, baik yang proyektif maupun
non proyektif.Misal dengan tes Rorschahch, TAT, dan dengan melalui analisis yang
cukup rumit, peneliti dapat mengetahui bagaimana sikap seseorang terhadap
keadaan sekitarnya.Tes psikologi ini kemudian dikembangkan menjadi skala sikap.
Dan skala sikap ini diharapkan mendapat jawaban atas pertanyaan dengan berbagai
cara oleh responden terhadap suatu objek psikologi. Biasanya tes ini berupa
beberapa item yang disusun secara sistematis, selektif, dan dengan kriteria tertentu.
15. 2.
Pengukuran sikap secara langsung
Yaitu pengukuran secara langsung dimana individu dengan secara langsung
diminta pendapatnya tentang suatu hal yang dihadapkan kepada dirinya.Biasanya
masalah yang dihadapi pada teknik pengukuran ini adalah apakah individu
menjawab pertanyaan dengan jujur. Karna pada teknik ini berdasarkan pada
kesadaran individu akan sikap serta kesipannya untuk dikomunikasikan atau dites
secara lisan. Pada teknik ini individu akan menyadari jika dirinya akan dites
sehingga akan mempengaruhi jawaban atas pengukuran tersebut.
3.
Skala THURSTONE
Skala ini disusun dengan memilih butir yang berbentuk skala interval, setiap
butir memiliki kunci skor dan jika diurut, kunci skor menghasilkan nilai yang berjarak
sama. Teknik ini disusun oleh Thrustone didasarkan pada asumsi-asumsi yaitu
ukuran sikap seseorang itu dapat digambarkan dengan interval skala sama.
Perbedaan yang sama pada suatu skala mencerminkan perbedaan yang sama pula
dalam sikapnya. Dalam skala Thrustone, digunakan pernyataan-pernyataan yang
disusun sedemikian rupa hingga merupakan rentangan dari yang favorable sampai
yang paling unfavorable.Pernyataan-pernyataan itu, disampaikan kepada subjek
dalam suatu formulir (form).Kemudian dari nilai yang diperoleh menunjukan sikap
seseorang terhadap masalah yang dihadapi.Semakin tinggi nilai maka sikap orang
tersebut semakin positif pada masalah yang diajukan dan sebaliknya.
Contoh angket dengan menggunakan skala Thurstone
Petunjuk : Pilihlah 5(lima) buah pernyataan yang paling sesuai dengan sikap anda
terhadap pelajaran matematika, dengan cara membubuhkan tanda cek (v) di depan
nomor pernyataan di dalam tanda kurung.
(
) 1. Saya senang belajar matematika
(
) 2. Matematika adalah segalanya buat saya
(
) 3. Jika ada pelajaran kosong, saya lebih suka belajar matematika
(
) 4. Belajar matematika menumbuhkan sikap kritis dan kreatif
16. (
) 5. Saya merasa pasrah terhadap ketidak-berhasilan saya dalam matematika
(
) 6. Penguasaan matematika akan sangat membantu dalam mempelajari
bidang studi lain
(
) 7. Saya selalu ingin meningkatkan pengetahuan & kemampuan saya
dalam matematika
(
) 8. Pelajaran matematika sangat menjemukan
(
) 9. Saya merasa terasing jika ada teman membicarakan matematika
4.
Skala LIKERT
Skala ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, serta persepsi
seseorang tentang suatu fenomena sosial.Skala likert merupakan skala psikometrik
yang biasanya digunakan dalam bentuk kuesioner dan merupakan skala yang paling
banyak digunakan dalam riset atau survei.Jawaban setiap item yang menggunakan
Skala Likert mempunyai variasi dari sangat positif sampai sangat negatif.Skala Likert
biasanya untuk mengukur kesetujuan dan ketidaksetujuan seseorang terhadap
sesuatu objek.Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden
menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih
salah satu dari pilihan yang tersedia.
Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti:
A. PERTANYAAN POSITIF (+)
Skor 1. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)
Skor 2. Tidak (setuju/baik/) atau kurang
Skor 3. Netral / Cukup
Skor 4. (Setuju/Baik/suka)
Skor 5. Sangat (setuju/Baik/Suka)
A. PERTANYAAN NEGATIF (-)
17. Skor 1. Sangat (setuju/Baik/Suka)
Skor 2. (Setuju/Baik/suka)
Skor 3. Netral / Cukup
Skor 4. Tidak (setuju/baik/) atau kurang
Skor 5. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)
5.
Skala GUTTMAN
Skala pengukuran dengan ini, jawaban yang diberikan responden bersifat tegas,
yaitu ya atau tidak, benar atau salah, pernah.Penelitian menggunakan skala
Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu
permasalahan
yang
di
tanyakan.Skala
Guttman
lebih
mudah
digunakan
dibandingkan dengan skala Likert dan skala Thrustone.
Contoh :
Apakah anda setuju dengan program beasiswa yang akan diselenggarakan oleh
kampus?
a. Setuju
b. tidak setuju
18. DAFTAR PUSTAKA
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01057-PS%20Bab2001.pdf
Azwar, Saifuddin. 2009. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Prof. Dr. Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) edisi revisi. C.V
Andi Offset, Yogyakarta.
Dr. Hanurawan, Fattah.2010. Psikologi Sosial Suatu Pengantar.PT Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Sears. David O, Peplau.Anne.Letitia, Taylor. Shelley E.2009.Psikologi Sosial Edisi
Kedua Belas. Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Suharyat Yayat,Nov 2010,“HUBUNGAN ANTARA SIKAP, MINAT DAN PERILAKU
MANUSIA”,ejournal-unisma.Vol 2, No 1,http://www.ejournalunisma.net/ojs/index.php/region/article/view/489 , 15 Desember 2013.
Syariah,2008,”PENGARUH SIKAP DAN DEMOGRAFI KE ATAS PRODUKTIVITI
KERJA PENSYARAH MUSLIM: KAJIAN DI UNIVERSITI MALAYA”,ejournalunisma.Vol16,Bil.2(2008)3213,http://ejournal.um.edu.my/filebank/published_article/2
590/932.pdf, 15 Desember 2013.