dbo:abstract
|
- The Kish civilization or Kish tradition was a concept created by Ignace Gelb and discarded by more recent scholarship, which Gelb placed in what he called the early East Semitic era in Mesopotamia and the Levant, starting in the early 4th millennium BC. He attributed to it the sites of Ebla and Mari in the Levant, Nagar in the north, and the proto-Akkadian sites of Abu Salabikh and Kish in central Mesopotamia, which constituted the Uri region as it was known to the Sumerians.The East Semitic population migrated from what is now the Levant and spread into Mesopotamia, and the new population could have contributed to the collapse of the Uruk period c. 3100 BC. This early East Semitic culture was characterized by linguistic, literary and orthographic similarities extending from Ebla in the west to Abu Salabikh in the East. The personal names from the Sumerian city of Kish showed an East Semitic nature and revealed that the city population had a strong Semitic component from the dawn of recorded history,and since Gelb considered Kish to be the center of this civilization, hence the naming. The similarities included the using of a writing system that contained non-Sumerian logograms, the use of the same system in naming the months of the year, dating by regnal years and a similar measuring system among many other similarities. However Gelb didn't assume the existence of a single authority ruling those lands as each city had its own monarchical system, in addition to some linguistic differences, for while the languages of Mari and Ebla were closely related, Kish represented an independent East Semitic linguistic entity that spoke a dialect (Kishite), different from both pre-Sargonic Akkadian and the Ebla-Mari language. The Kish civilisation was considered to end with the rise of the Akkadian empire in the 24th century BC. (en)
- Peradaban Kiš atau kebudayaan Kiš adalah peradaban yang menuturkan bahasa Semit Timur Kuno di Mesopotamia dan Syam pada awal milenium ke-4 SM. Penamaan peradaban ini dipopulerkan oleh . Peradaban ini hingga mencakup situs arkeologi Ebla dan Mari di utara, Syam serta dan Kiš (Akkadia purba) di Mesopotamia tengah yang membentuk wilayah Uri seperti yang dikenal oleh bangsa Populasi Semit Timur bermigrasi dari tempat yang sekarang menjadi Syam dan menyebar ke Mesopotamia, dan populasi baru dapat berkontribusi pada runtuhnya Periode Uruk pada kira-kira 3100 SM. Budaya Semit Timur awal ini dicirikan oleh kesamaan bahasa, sastra, dan ortografi yang membentang dari Ebla di barat hingga Abu Salabikh di Timur. Nama-nama pribadi dari kota Sumeria Kiš menunjukkan sifat bahasa Semit Timur dan mengungkapkan bahwa penduduk kota memiliki komponen Semit yang kuat dari awal sejarah yang tercatat. Gelb menganggap Kiš sebagai pusat peradaban ini. Kesamaan tersebut termasuk penggunaan sistem penulisan yang berisi logogram non-Sumeria, penggunaan sistem yang sama dalam penamaan bulan dalam setahun, penanggalan oleh tahun pemerintahan dan sistem pengukuran serupa di antara banyak kesamaan lainnya. Namun Gelb tidak menganggap adanya pemerintahan tunggal yang memerintah wilayah tersebut karena setiap kota memiliki sistem pemerintahannya sendiri yang berdaulat, selain beberapa perbedaan linguistik antara bahasa Mari dan Ebla walaupun mirip. Kiš merupakan bahasa Semit Timur yang independen, berbeda dari bahasa Akkadia pra-Sargon dan bahasa Ebla-Mari. Peradaban Kiš dianggap berakhir dengan munculnya Kekaisaran Akkadia pada abad ke-24 SM. (in)
|
dbo:thumbnail
| |
dbo:wikiPageID
| |
dbo:wikiPageLength
|
- 5524 (xsd:nonNegativeInteger)
|
dbo:wikiPageRevisionID
| |
dbo:wikiPageWikiLink
| |
dbp:wikiPageUsesTemplate
| |
dcterms:subject
| |
gold:hypernym
| |
rdf:type
| |
rdfs:comment
|
- The Kish civilization or Kish tradition was a concept created by Ignace Gelb and discarded by more recent scholarship, which Gelb placed in what he called the early East Semitic era in Mesopotamia and the Levant, starting in the early 4th millennium BC. He attributed to it the sites of Ebla and Mari in the Levant, Nagar in the north, and the proto-Akkadian sites of Abu Salabikh and Kish in central Mesopotamia, which constituted the Uri region as it was known to the Sumerians.The East Semitic population migrated from what is now the Levant and spread into Mesopotamia, and the new population could have contributed to the collapse of the Uruk period c. 3100 BC. This early East Semitic culture was characterized by linguistic, literary and orthographic similarities extending from Ebla in the we (en)
- Peradaban Kiš atau kebudayaan Kiš adalah peradaban yang menuturkan bahasa Semit Timur Kuno di Mesopotamia dan Syam pada awal milenium ke-4 SM. Penamaan peradaban ini dipopulerkan oleh . Peradaban ini hingga mencakup situs arkeologi Ebla dan Mari di utara, Syam serta dan Kiš (Akkadia purba) di Mesopotamia tengah yang membentuk wilayah Uri seperti yang dikenal oleh bangsa Populasi Semit Timur bermigrasi dari tempat yang sekarang menjadi Syam dan menyebar ke Mesopotamia, dan populasi baru dapat berkontribusi pada runtuhnya Periode Uruk pada kira-kira 3100 SM. Budaya Semit Timur awal ini dicirikan oleh kesamaan bahasa, sastra, dan ortografi yang membentang dari Ebla di barat hingga Abu Salabikh di Timur. Nama-nama pribadi dari kota Sumeria Kiš menunjukkan sifat bahasa Semit Timur dan mengung (in)
|
rdfs:label
|
- Kish civilization (en)
- Peradaban Kiš (in)
|
owl:sameAs
| |
prov:wasDerivedFrom
| |
foaf:depiction
| |
foaf:isPrimaryTopicOf
| |
is dbo:wikiPageDisambiguates
of | |
is dbo:wikiPageRedirects
of | |
is dbo:wikiPageWikiLink
of | |
is dbp:cultures
of | |
is foaf:primaryTopic
of | |