dbo:abstract
|
- The slametan (or selametan, slamatan, and selamatan) is the communal feast from Java, symbolizing the social unity of those participating in it. Clifford Geertz considered it the core ritual in Javanese religion, in particular the abangan variant. The feast is common among the closely related Javanese, Sundanese and Madurese people. A slametan can be given to celebrate almost any occurrence, including birth, marriage, death, moving to a new house, and so forth. Depending on the intention, the mood and emphasis may vary somewhat, but the main structure is the same. Geertz categorizes them into four main types:
* Those relating to the crises of life: birth, circumcision, marriage, and death
* Those associated with events of the Islamic calendar
* The bersih désa ("cleaning of the village"), concerned with the social integration of the village
* Those held irregularly depending on unusual occurrences: departing for a long trip, moving residence, changing personal names, illness, sorcery, and so on The ceremony takes its name from the Javanese word slamet, from Arabic: salam, which refers to a peaceful state of equanimity, in which nothing will happen. This is what the host intends for both himself and his guests, by experiencing the egalitarian structure of the slametan and the petitions of supernatural protection from spirits. In Geertz's fieldwork in Mojokuto in the 1950s, he found that costs of slametans varied from 3 to 5,000 Indonesian rupiahs, depending on the type and the relative wealth of the host. (en)
- Selametan adalah sebuah tradisi ritual yang dilakukan oleh masyarakat Jawa. Selametan juga dilakukan oleh masyarakat Sunda dan Madura. Selametan adalah suatu bentuk acara syukuran dengan mengundang beberapa kerabat atau tetangga . Secara tradisional acara syukuran dimulai dengan doa bersama, dengan duduk bersila di atas tikar, melingkari nasi tumpeng dengan lauk pauk. Praktik upacara selametan sebagaimana yang diungkapkan oleh Hildred Geertz tersebut pada umumnya dianut oleh kaum Islam Abangan, sedangkan bagi kaum Islam Putihan (santri) praktik selametan tersebut tidak sepenuhnya dapat diterima, kecuali dengan membuang unsur-unsur syirik yang menyolok seperti sebutan dewa-dewa dan roh-roh. Karena itu bagi kaum santri, selamatan adalah upacara doa bersama dengan seorang pemimpin atau modin yang kemudian diteruskan dengan makan-makan bersama sekadarnya dengan tujuan untuk mendapatkan keselamatan dan perlindungan dari Allah Yang maha Kuasa. Slametan dilakukan untuk merayakan hampir semua kejadian, termasuk kelahiran, kematian,pernikahan, pindah rumah, dan sebagainya. Geertz mengkategorikan mereka ke dalam empat jenis utama:
* Yang berkaitan dengan kehidupan: kelahiran, khitanan, pernikahan, dan kematian
* Yang terkait dengan peristiwa perayaan Islam
* Bersih desa ("pembersihan desa"), berkaitan dengan integrasi sosial desa.
* Kejadian yang tidak biasa misalnya berangkat untuk perjalanan panjang, pindah rumah, mengubah nama, kesembuhan penyakit, kesembuhan akan pengaruh sihir, dan sebagainya. (in)
- De Slametan (ook wel selametan, slamatan, selamatan of kenduren) is een van de belangrijkste Javaanse kejawenrituelen. Hij bestaat uit een religieus feestmaal waarvoor alle mensen in de buurt worden uitgenodigd. Slamatan is een gemeenschappelijk ceremonieel rituele feestmaaltijd volgens Javaanse gewoonten/geloof. De mens is volgens de Javaan omringd door geesten, goden, verschijningen en bovennatuurlijke krachten (stille kracht), die hem, tenzij hij de juiste voorzorgen neemt (bijv. slamatan), ongeluk kunnen brengen.De genuttigde spijzen (makan-makan of bancaan) bij de slamatan zijn bedoeld als offergave aan die geesten. Een slamatan wordt in Nederland binnen de Indische gemeenschap bij diverse gelegenheden gebruikt en wordt gedeeld met vrienden en familie. Dat kan zijn als “zegening” als voor een nieuwe woning, een nieuwe baan, een verloving of huwelijk, een geboorte, maar ook bij het overlijden van een dierbare (om het heengaan van diegene ‘makkelijker’ te maken en te eren). (nl)
|
rdfs:comment
|
- Selametan adalah sebuah tradisi ritual yang dilakukan oleh masyarakat Jawa. Selametan juga dilakukan oleh masyarakat Sunda dan Madura. Selametan adalah suatu bentuk acara syukuran dengan mengundang beberapa kerabat atau tetangga . Secara tradisional acara syukuran dimulai dengan doa bersama, dengan duduk bersila di atas tikar, melingkari nasi tumpeng dengan lauk pauk. Slametan dilakukan untuk merayakan hampir semua kejadian, termasuk kelahiran, kematian,pernikahan, pindah rumah, dan sebagainya. Geertz mengkategorikan mereka ke dalam empat jenis utama: (in)
- The slametan (or selametan, slamatan, and selamatan) is the communal feast from Java, symbolizing the social unity of those participating in it. Clifford Geertz considered it the core ritual in Javanese religion, in particular the abangan variant. The feast is common among the closely related Javanese, Sundanese and Madurese people. In Geertz's fieldwork in Mojokuto in the 1950s, he found that costs of slametans varied from 3 to 5,000 Indonesian rupiahs, depending on the type and the relative wealth of the host. (en)
- De Slametan (ook wel selametan, slamatan, selamatan of kenduren) is een van de belangrijkste Javaanse kejawenrituelen. Hij bestaat uit een religieus feestmaal waarvoor alle mensen in de buurt worden uitgenodigd. Een slamatan wordt in Nederland binnen de Indische gemeenschap bij diverse gelegenheden gebruikt en wordt gedeeld met vrienden en familie. Dat kan zijn als “zegening” als voor een nieuwe woning, een nieuwe baan, een verloving of huwelijk, een geboorte, maar ook bij het overlijden van een dierbare (om het heengaan van diegene ‘makkelijker’ te maken en te eren). (nl)
|