Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Skip to main content

Amin Mudzakkir

STF Driyarkara, Philosophy, Graduate Student
Tulisan ini akan mendiskusikan tegangan antara globalisasi dan demokrasi dalam konteks dunia kontemporer. Secara normatif keduanya memang berseberangan. Sementara globalisasi berpijak pada aspirasi hak asasi manusia universal, demokrasi... more
Tulisan ini akan mendiskusikan tegangan antara globalisasi dan demokrasi dalam konteks dunia kontemporer. Secara normatif keduanya memang berseberangan. Sementara globalisasi berpijak pada aspirasi hak asasi manusia universal, demokrasi menyandarkan diri pada prinsip kedaulatan. Tegangan antara dua tarikan teoritis dan politis ini belakangan semakin mengemuka di tengah pergesaran fokus dari teori politik kontemporer dari apa yang disebut sebagai ‘politik redistribusi’ ke ‘politik rekognisi’. Untuk mengatasi tegangan ini, kalangan Teori Kritis yang diinspirasi terutama oleh pemikiran Jurgen Habermas mencoba menawarkan jalan keluar. Berpijak pada rekonstruksi pemikiran salah seorang eksponen Teori Kritis terkemuka, Seyla Benhabib, tulisan ini akan memaparkan bagaimana jalan keluar di antara tegangan globalisasi dan demokrasi itu dilakukan dengan mencoba melihat relevansinya dengan masalah-masalah kongkret, termasuk kasus-kasus yang terjadi di Indonesia.
Research Interests: