Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Berbicara Dialogis.

Descargar como pdf o txt
Descargar como pdf o txt
Está en la página 1de 5

PEMBAHASAN

A. Hakikat Berbicara Dialogis


Berbicara dialogis adalah aktivitas berbicara yang berlangsung dua arah, sehingga
terjadi dialog atau interaksi antara pembicara dengan pendengar. Hal terpenting dalam
berbicara dialogis antara lain kemampuan pembicara dalam menyampaikan gagasan/ide
atau informasi kepada pendengar, penguasaan materi di depan umum dengan tujuan
tertentu, contohnya diskusi panel, debat, wawancara, rapat, dan sebagainya. Tujuan
berbicaranya antara lain untuk memberikan informasi, memperoleh suatu kesepakatan,
dan bertukar pikiran dengan pendengar tentang suatu topik. Komunikasi dialogis adalah
komunikasi bersifat terbuka dan komunikatif (Sanusi, 2015). Terbuka berarti dalam proses
komunikasi seseorang nyaman dalam mengemukakan ide atau perasaan yang ada dalam
benaknya. Komunikatif berarti informasi yang disampaikan oleh seseorang mampu
dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Menurut Asmani (Widyan, 2014) bahwa
komunikasi yang bersifat dialogis adalah komunikasi yang terjalin dua arah atau tiga arah,
misalnya dalam proses pembelajaran peserta didik bertanya, guru menjawab, kemudian
peserta didik yang lainnya menanggapi pernyataan atau jawaban guru. Komunikasi
dialogis adalah komunikasi dua arah sehingga antar komunikator dan komunikan
melakukan saling bertukar informasi dan respon sehingga isi yang dibicarakan saling
dipahami (Rahmanendra, 2019). Rusmiati (2002) menekankan bahwa berbicara dialogis
melibatkan kemampuan untuk berinteraksi secara langsung dengan orang lain,
mempertimbangkan faktor-faktor linguistik seperti ketepatan penggunaan kalimat dan tata
bahasa, serta faktor non-linguistik seperti sikap, pandangan, dan gerak tubuh.

B. Jenis-Jenis Berbicara Dialogis


Berbicara dialogis mencakup berbagai jenis komunikasi yang memiliki karakteristik
dan konteks yang berbeda. Berikut adalah jenis-jenis berbicara dialogis:
1. Dialog Formal
Dialog yang terjadi dalam konteks resmi atau profesional, biasanya dengan aturan
dan struktur yang jelas, menggunakan bahasa formal, mengikuti agenda atau struktur
yang ditetapkan, serta fokus pada tujuan tertentu, seperti pengambilan keputusan atau
penyelesaian masalah. Contohnya seperti rapat kerja, konferensi, diskusi panel, atau
pertemuan bisnis.
2. Dialog Informal
Dialog yang terjadi dalam konteks tidak resmi atau santai, sehingga
menggunakan bahasa yang lebih santai dan kasual, topik pembicaraan bisa sangat
beragam, sering kali tanpa agenda atau struktur yang kaku. Contohnya seperti
percakapan sehari-hari dengan teman, keluarga, atau kolega di luar konteks formal.
3. Debat
Dialog yang melibatkan pertukaran argumen antara dua pihak atau lebih dengan
tujuan untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Hal ini berfokus pada
argumen dan kontra-argumen, menggunakan logika dan bukti untuk mendukung
pendapat, sering kali ada moderator yang mengatur jalannya debat. Contohnya seperti
debat politik, debat akademis, debat dalam kelas.
4. Wawancara
Dialog antara pewawancara dan narasumber dengan tujuan untuk menggali
informasi atau pandangan tertentu. Pewawancara mengajukan pertanyaan yang telah
disiapkan atau spontan, narasumber memberikan jawaban berdasarkan pengetahuan
atau pengalaman mereka, sering kali dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
informasi mendalam. Contohnya seperti wawancara kerja, wawancara jurnalistik,
wawancara penelitian.
5. Diskusi Kelompok
Dialog yang melibatkan beberapa orang yang berbicara secara bergiliran tentang
topik tertentu. Interaksinya lebih dinamis dan kolaboratif, Dimana setiap anggota
kelompok memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapat, tujuan utamanya
adalah untuk berbagi ide dan mencapai pemahaman bersama.
6. Percakapan Telepon atau Video
Dialog yang dilakukan melalui media komunikasi jarak jauh seperti telepon atau
video call. Hal ini bisa bersifat formal atau informal tergantung konteks, serta
memungkinkan interaksi antar pihak yang berada di lokasi berbeda. Contohnya seperti
panggilan kerja, konsultasi telemedis, pertemuan keluarga melalui video call.
7. Negosiasi
Dialog yang dilakukan dengan tujuan mencapai kesepakatan atau kompromi
antara dua pihak atau lebih yang memiliki kepentingan berbeda. Hal ini melibatkan
proses tawar-menawar, setiap pihak menyampaikan keinginan dan batasan mereka
dengan tujuan akhir adalah mencapai solusi yang saling menguntungkan. Contohnya
seperti negosiasi bisnis, perundingan damai, tawar-menawar harga.
C. Struktur dan Pola Komunikasi Berbicara Dialogis
1. Strutur berbicara dialogis
a. Pembukaan: Bagian awal dari dialog yang berfungsi untuk memulai percakapan,
seperti sapaan atau perkenalan.
b. Isi atau Pokok Pembicaraan: Bagian utama dari dialog di mana ide atau informasi
dipertukarkan. Ini bisa berupa tanya jawab, pemberian informasi, atau diskusi topik
tertentu.
c. Penutupan: Bagian akhir dari dialog yang berfungsi untuk menutup percakapan,
seperti kesimpulan atau ucapan terima kasih.
2. Pola komunikasi berbicara dialogis
Pola komunikasi dalam berbicara dialogis dapat dijelaskan melalui beberapa
tahap yang terjadi selama interaksi berlangsung. Pola ini menggambarkan bagaimana
pesan disampaikan, diterima, dan direspons oleh pihak-pihak yang terlibat. Berikut
adalah pola komunikasi dalam berbicara dialogis:
a. Pembukaan (Opening):
- Salam dan Sapaan: Percakapan biasanya dimulai dengan salam atau sapaan untuk
membuka komunikasi.
- Perkenalan atau Pengantar: Jika peserta dialog belum saling mengenal, mereka
mungkin akan memperkenalkan diri atau memberikan pengantar tentang topik yang
akan dibicarakan.
b. Inisiasi (Initiation)
- Mengajukan Pertanyaan atau Pernyataan Pembuka: Salah satu pihak akan memulai
dengan mengajukan pertanyaan atau memberikan pernyataan untuk memulai topik
diskusi.
- Menentukan Tujuan: Pada tahap ini, tujuan dari percakapan sering kali
diungkapkan, misalnya untuk mencari solusi, berbagi informasi, atau mendiskusikan
pendapat.
c. Pertukaran Informasi (Exchange of Information):
- Pesan: Pihak yang berbicara akan menyampaikan pesan mereka, baik dalam bentuk
informasi, pendapat, atau argumen.
- Tanggapan: Pihak yang mendengar akan memberikan tanggapan. Tanggapan ini
bisa berupa jawaban, pertanyaan lanjutan, persetujuan, atau ketidaksetujuan.
d. Feedback (Umpan Balik):
Umpan balik dapat berupa respons verbal seperti "ya", "saya mengerti", atau non-
verbal seperti anggukan kepala, ekspresi wajah, atau gerakan tangan yang
menunjukkan pemahaman atau ketidaksetujuan.
e. Negosiasi Makna (Negotiation of Meaning):
- Diskusi dan Argumentasi: Proses ini melibatkan diskusi lebih dalam dan
argumentasi di mana setiap pihak menyampaikan alasan atau bukti yang mendukung
pandangan mereka.
- Kompromi atau Penyelesaian: Jika ada perbedaan pendapat, pihak-pihak yang
terlibat mungkin perlu bernegosiasi untuk mencapai kompromi atau penyelesaian.
f. Penutupan (Closing):
- Kesimpulan atau Ringkasan: Bagian akhir percakapan biasanya mencakup
kesimpulan atau ringkasan dari apa yang telah dibicarakan.
- Ucapan Terima Kasih dan Salam Penutup: Dialog ditutup dengan ucapan terima
kasih dan salam penutup, yang menandakan bahwa percakapan telah selesai.

D. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Berbicara Dialogis


1. Mendengarkan dengan aktif: Penting untuk mendengarkan lawan bicara dengan baik
untuk memahami apa yang mereka katakan sebelum merespons.
2. Kontak Mata dan Bahasa Tubuh: Kontak mata membantu membangun hubungan
dengan pendengar dan menunjukkan bahwa pembicara percaya diri serta terlibat dalam
percakapan. Bahasa tubuh yang positif dan sesuai juga memperkuat pesan yang
disampaikan.
3. Menghargai pendapat lawan bicara: Menghargai setiap pendapat yang disampaikan
meskipun berbeda dengan pandangan sendiri.
4. Penggunaan bahasa yang jelas dan sopan: Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
dan menjaga kesopanan dalam berbicara.
5. Mengelola emosi: Tetap tenang dan tidak emosional, terutama dalam dialog yang
mungkin memicu perdebatan. Jika dialog mulai memanas, ambil jeda sejenak untuk
meredakan ketegangan.
6. Konsistensi dan kesederhanaan Pesan: Sampaikan pesan dengan cara yang konsisten
dan sederhana. Hindari penyampaian yang berbelit-belit yang bisa membingungkan.
7. Feedback dan Respons: Mendengarkan dan merespons umpan balik dari audiens secara
tepat adalah kunci dalam berbicara dialogis. Hal ini menunjukkan bahwa pembicara
memperhatikan dan menghargai pendengar.
DAFTAR PUSTAKA
Sanusi, D. (2015). Pelaksanaan Komunikasi Dialogis dalam Meningkatkan Efektifitas Kerja
Pegawai di Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu.
Widyan, M. (2014). Kompetensi Sosial Guru Mata Pelajaran Sosiologi dalam Bersikap
Inklusif di Kelas XI IPS 1 Madrasah Aliyah Negeri 2 Pontianak.
Rahmanendra, D., & Budiningsih, E. (2019). Komunikasi dialogis.

También podría gustarte