PP Saka Bahari
PP Saka Bahari
PP Saka Bahari
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Pertama : Mencabut Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor
183 Tahun 1979 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya
Pramuka Bahari.
Kedua : Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka Bahari
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Apabila ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan
diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 25 Februari 1991
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
Ketua,
LAMPIRAN KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 019 TAHUN 1991
PETUNJUK PENYELENGGARAAN SAKA BAHARI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
a. Suatu gejala yang perlu kita perhatikan, sejak beberapa dasa warsa yang lalu
tumbuh suatu perhatian yang sangat menyolok terhadap lingkungan laut.
Hal ini mengakibatkan suatu peningkatan yang pesat dalam riset oseanografi. Ini
menunjukkan suatu pertumbuhan kesadaran umum, bahwa dasar lautan merupakan
bagian besar terakhir yang masih harus diteliti oleh manusia.
Mungkin merupakan sumber daya terakhir dari mineral dan bahan-bahan mentah
baik hayati maupun nabati yang masih dapat digali umat manusia, setelah sumber-
sumber bahan kontinental tertentu habis terkuras dalam waktu yang tidak terlalu
lama lagi.
Hal yang perlu kita perhatikan pula, bahwa laut adalah salah satu bagian dari modal
dasar Pembangunan Nasional bangsa Indonesia, yaitu sebagai :
1) Sarana Perhubungan
2) Sumber daya hayati dan nabati (Perikanan Laut dan pertanian laut)
3) Sumber mineral dan bahan makanan
4) Sumber Energi
5) Tempat jalur kabel laut
6) Tempat pengembangan pesisir
7) Tempat/objek Pariwisata dan olah raga
8) Unsur Hankam
Hal tersebut di atas merupakan tantangan nyata bagi generasi muda kita dalam dasa
warsa mendatang.
Pramuka dapat membantu menanamkan motivasi yang kuat untuk melahirkan suatu
generasi muda yang dapat menghayati keadaan lautan di sekeliling Nusantara kita
demi hari esok bangsa Indonesia yang lebih cerah, sesuai dengan fungsinya sebagai
anggota dari organisasi pendidikan di lingkungan anak-anak dan pemuda dalam
masyarakat yang berkewajiban untuk membantu kader-kader pembangunan, kader
Pancasila, kader Pemimpin Bangsa yang ksatria dan berbudi luhur.
b. Sadar bahwa negara kita terdiri atas 17.508 buah pulau besar dan kecil yang 2/3
dari wilayahnya terdiri atas laut dan perairan pedalaman, maka Gerakan Pramuka
yang berwawasan Nusantara dalam tugasnya juga berkewajiban menanamkan dan
menumbuhkan rasa cinta dan sikap hidup yang berorientasi kebaharian.
c. Penumbuhan orientasi kebaharian ini secara umum perlu di bina sejak dari
Pramuka Siaga dan Pramuka Penggalang, dan khususnya bagi Pramuka Penegak
dan Pandega dipandang perlu diselenggarakan kegiatan yang nyata, menarik dan
produktif menguasai penguasaan dan pemanfaatan laut serta perairan pedalaman.
Dengan demikian diharapkan di kemudian hari dapat berusaha serta dapat
menciptakan kesempatan dan lapangan kerja sebagai jaminan bagi kesejahteraan
dan ketahanan nasional.
d. Dalam usaha meningkatkan program kegiatan yang berorientasi kebaharian ini,
khususnya bagi Pramuka Penegak dan Pandega yang tidak lepas dari Gudepnya
diberikan bimbingan dan pembinaan yang sesuai dengan minatnya untuk menjadi
anggota Satuan Karya Pramuka Bahari.
e. Satuan Karya Pramuka Bahari disingkat Saka Bahari adalah wadah bagi Pramuka
yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan nyata, produktif dan bermanfaat dalam
rangka menanamkan rasa cinta dan menumbuhkan sikap hidup yang berorientasi
kebaharian termasuk laut dan perairan pedalaman.
2. Maksud
Maksud diterbitkannya Petunjuk Penyelenggaraan ini adalah untuk memberi pedoman
kepada kwartir-kwartir dan Gugusdepan-gugusdepan dalam usahanya menumbuhkan
sikap hidup yang berorientasi kebaharian, dan khususnya untuk membentuk, membina
dan mengembangkan Saka Bahari.
3. Tujuan
Tujuan diterbitkannya Petunjuk Penyelenggaraan Saka Bahari ini adalah untuk
memberikan arah, kemudahan, kelancaran mengembangkan Saka Bahari.
4. Dasar
a. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961 juncto Nomor 57
Tahun 1988 tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
b. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 103 Tahun 1989 tentang
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
c. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 103 Tahun 1989 tentang
Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya.
5. Pengertian
a. Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan Nasional di
dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta
gangguan baik yang datang dari luar maupun dalam, yang langsung atau tidak
langsung membahayakan integritas, identitas dan kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta perjuangan mengejar tujuan nasional.
b. Wawasan Nusantara dan Hukum Laut
1) Wawasan Nusantara adalah cara pandang Bangsa Indonesia terhadap rakyat,
bangsa dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat,
laut dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial,
Budaya dan Pertahanan Keamanan.
2) Hukum Laut Nasional dan Internasional
a) Pengumunan Pemerintah mengenai Wilayah Perairan Negara RI tanggal 15
Desember 1957.
- Bentuk geografi Indonesia sebagai satu negara kepulauan yang terdiri
dari beribu-ribu pulau mempunyai sifat dan corak tersendiri.
- Batas laut teritorial sejauh 12 mil dari garis yang menghubungkan titik-
titik ujung terluar pada pualu-pulau negara Indonesia (azas negara
kepulauan).
c. Peraturan Pemerintah pengganti UU No. 4 Tahun 1960
- Peraturan Perundang-undangan tentang Perairan Indonesia.
Mengesahkan secara hukum pengumuman Pemerintah RI tanggal 3
Desember 1957.
d. Undang-undang Nomor 17 tahun 1985 tentang Pengesahan Konvensi
Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Hukum Laut :
(1) Azas negara kepulauan yang diperjuangkan oleh bangsa
Indonesiaselama lebih kurang 25 tahun, telah diakui secara resmi oleh
masyarakat Internasional.
(2) Laut Teritorial dan Zone Tambahan
(a) Laut Teritorial
Sejauh 12 mil dari garis penghubung titik-titik luar kepulauan.
Kedaulatan penuh atas laut teritorial, ruang udara di atasnya, dasar
laut dan tanah di bawahnya serta kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya. Hak lalu lintas damai bagi kendaraan air. Tidak boleh
mengancam keselamatan negara. Tidak boleh melakukan survey,
penelitian, pencemaran dan lain-lain tanpa ijin yang berwenang.
(b) Zone Tambahan
Sejauh 12 mil dari batas luar garis laut teritorial.
Wewenang melaksanakan pengawasan dan penyelidikan seperlunya
(tertentu)
(3) Selat yang dipergunakan untuk Pelayaran Internasional
(4) Zone Ekonomi Ekslusif
(a) Sejauh maksimum 200 mil dari garis penghubung titik-titik luar
kepulauan.
(b) Hak berdaulat untuk tujuan eksplorasi, eksploitasi pengelolaan dan
konservasi sumber kekayaan alam (hayati dan non hayati)
(c) Menghormati kebebasan pelayaran.
(5) Landas Kontinen
(a) Jarak sampai 200 mil laut tepian kontingan tidak mencapai jarak 200
mil laut.
(b) Jarak sampai 350 mil laut jika dasar laut merupakan kelanjutan
alamiah.
(c) Jarak sampai 100 mil laut jika garis kedalaman (isobath) 2.500
meter.
c. Bahari
Kata bahari berarti laut, tetapi dalam kaitan kegiatan Saka Bahari, bahari berarti
pula segala kegiatan yang ada sangkut pautnya dengan sistem lingkungan hidup
(ekosistem) kelautan dan perairan.
d. Perairan Pedalaman Indonesia
Perairan Pedalaman Indonesia terdiri dari sungai, danau dan selat di antara pulau-
pulau yang merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari laut.
e. Saka Bahari
Adalah salah satu Satuan Karya Pramuka, tempat peningkatan dan pengembangan
kecakapan, ketrampilan pengalaman dan kepemimpinan para Pramuka Penggalang
yang beusia 14 tahun atau lebih, Pramuka Penegak dan Pandega dalam usahanya
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan nyata dan produktif di bidang kebaharian,
sesuai dengan aspirasi pemuda Indonesia dan kepentingan masyarakat, sejalan
dengan perkembangan teknologi kebaharian dewasa ini, dalam rangka memupuk
jiwa kebaharian untuk memberi bekal kehidupan dan penghidupan kepada mereka,
anggota Saka Bahari untuk ikut serta dalam pembangunan bangsa dan negara.
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN SAKA BAHARI
7. Tujuan
Saka Bahari bertujuan membina dan mengembangkan anggota Gerakan Pramuka agar :
a. Memiliki tambahan pengetahuan, pengalaman, ketrampilan dan kecakapan di
bidang kebaharian, yang dapat menjurus kepada kariernya di masa mendatang.
b. Memiliki rasa dalam cinta kepada laut dan perairan dalam berikut berisi isinya pada
khususnya dan rasa cinta kepada tanah air Indonesia pada umumnya.
c. Memiliki sikap dan cara berpikir yang lebih matang dalam menghadapi segala
tantangan hidup, terutama menyangkut kebaharian.
d. Mampu menyelenggarakan proyek-proyek di bidang kebaharian secara positif
berdaya guna dan tepat guna, sesuai dengan minat dan bakatnya serta bermanfaat
bagi masyarakat sekitarnya.
8. Sasaran
Sasaran pembentukan Saka Bahari adalah agar selama dan setelah mengalami dan
mendapatkan pendidikan Saka Bahari anggota Saka Bahari:
a. Mampu dan dapat memanfaatkan segala pengetahuan, pengalaman dan
kecakapannya untuk ikut berperan serta secara aktif dalam Pembangunan Nasional,
khhususnya di bidang kebaharian.
b. Merasa ikut bertanggungjawab terhadap kelestarian lingkungan hidup yang
menyangkut kebaharian.
BAB III
ORGANISASI DAN TATA KERJA SAKA BAHARI
9. Organisasi
a. Saka Bahari dibentuk di tiap ranting / cabang atas kehendak dan kegemaran yang
sama dari anggota Gerakam Pramuka yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
setempat.
b. Saka Bahari dibentuk oleh dan berada dibawah wewenang, pengendalian dan
pembinaan Kwartir Ranting.
Apabila Kwartir Ranting belum mampu membentuk saka Bahari, maka
pembentukan Saka Bahari dapat dilaksanakan oleh Kwartir Cabang.
c. Saka Bahari beranggotakan sedikitnya 10 orang dan sebanyak-banyaknya 40 orang
terdiri atas 4 krida, yaitu :
- Krida Sumber Daya Bahari
- Krida Jasa Bahari
- Krida Wisata bahari
- Krida Reksa Bahari
Dalam satu Saka Bahari dapat dibentuk beberapa krida yang sama.
d. Tiap-tiap krida beranggotakan 5 sampai 10 orang, dipimpin oleh pemimpin Krida
yang dipilih oleh dan dari anggota kridanya.
e. Apabila dalam satu Krida Bahari terdapat dua atau lebih krida yang sama, dapat
menggunakan nama yang sama dengan dikenakan penambahan nomor dibelakang
nama krida.
Misalnya : Krida Jasa Bahari 1
Krida Jasa Bahari 2
Dan seterusnya.
f. Anggota Saka Bahari Putra dan Saka Bahari Putri dihimpun secara tersendiri. Saka
Bahari Putra dibina oleh Pamong dibantu oleh Instruktur Saka Bahari dan atau
Instruktur Muda Saka Bahari.
g. Dalam menggelola dan menggerakan saka Bahari, maka disusun Dewan Saka
Bahari yang teerdiri dari :
Ketua
Sekretaris
Bendhahara
Dan beberapa anggota yang dipilih dari dan oleh anggota Saka Bahari.
h. Saka Bahari diberi nama sesuai dengan nama pahlawan yang ada kaitannya dengan
kebaharian, misalnya : Yos Sudarso, Hang Tuah, dan lain-lain.
i. Masa Bakti Dewan Saka Bahari adalah 2 tahun dan dapat dipih kembali.
j. Struktur Organisasi Saka Bahari seperti tercantum dalam lampiran.
BAB IV
KEANGGOTAAN
12. Anggota
a. Anggota Saka Bahari, adalah Pramuka Penegak Bantara, Penegak Laksana dan
Pramuka Pandega dari gugus depan yang mempunyai minat dan bakat di bidang
kebaharian.
b. Pramuka Penggalang, Calon Penegak dan Calon Pandega dapat mengajukan diri
sebagai anggota Saka Bahari dengan seijin Pembina Gugus depannya, dan
diisyaratkan agar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah menjadi anggota Saka
Bahari diusahakan telah dilantik Pramuka Penggalang Terap, Penegak Bantara atau
Pandega di Gugus depannya.
c. Pemuda yang berusia antara 14 sampai 25 tahun, dapat menjadi anggota Saka
Bahari dengan ketentuan bahwa yang bersangkutan dalam waktu 6 (enam) bulan
setelah menjadi anggota Saka Bahari wajib menjadi anggota suatu Gugus depan
Gerakan Pramuka dan selanjutnya berusaha menempuh
Syarat Kecakapan Umum dan dilantik sesuai dengan golongan keanggotaannya.
13. Peminat
a. Peminat adalah Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega yang bukan
anggota Saka Bahari, akan tetapi berminat untuk memiliki TKK Saka Bahari
b. Peminat wajib memenuhi Syarat-syarat Kecakapan Khusus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN
BAB VI
PELANTIKAN DAN PENGUKUHAN
22. Pelantikan
a. Peserta didik dilantik sebagai anggota Saka Bahari oleh Pamong Saka Bahari.
b. Dewan Saka Bahari di lantik oleh Pamong Saka Bahari yang bersangkutan.
c. Pamong Saka Bahari dan Instruktur Saka Bahari di lantik oleh Ketua Kwartir
Ranting.
d. Pimpinan Saka Bahari tingkat ranting dilantik oleh Ketua Kwartir Ranting.
e. Pimpinan Saka Bahari tingkat cabang dilantik oleh Ketua Kwartir Cabang.
f. Pimpinan Saka Bahari tingkat daerah dilantik oleh Ketua Kwartir Daerah.
g. Pimpinan Saka Bahari tingkat nasional dilantik oleh Ketua Kwartir Nasional.
23. Pengukuhan
a. Berdirinya Saka Bahari dikukuhkan dengan Keputusan Kwartir Ranting yang
dibaca pada upacara pelantikan Pimpinan Saka Bahari Tingkat Ranting.
b. Sahnya Pimpinan Satuan Karya Tingkat Ranting, Cabang, Daerah dan Nasional
dikukuhkan dengan Keputusan Kwartir yang bersangkutan.
BAB VII
MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA
24. Musyawarah
a. Musyawarah
1) Musyawarah Saka Bahari merupakan suatu forum atau tempat pertemuan para
anggota Saka Bahari, guna membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan
Saka Bahari.
2) Musyawarah Saka Bahari dihadiri oleh :
a) Dewan Saka Bahari
b) Pemimpin Krida dan Wakil Pemimpin Krida
c) Anggota Saka Bahari
d) Pamong Saka Bahari
e) Instruktur Saka Bahari
f) Pimpinan Saka Bahari Tingkat Ranting/Cabang.
3) Hasil musyawarah Saka Bahari akan dijadikan bahan rujukan bagi Pimpinan
Saka Bahari dan kwartir dalam merencanakan penyelenggaraan kegiatan Saka
Bahari.
b. Peserta Musyawarah Saka Bahari
1) Dewan Saka
2) Pemimpin Krida dan Wakil Pemimpin Krida
3) Anggota Saka Bahari
c. Penasihat Musyawarah Saka Bahari
1) Pimpinan Saka Bahari
2) Pamong Saka Bahari
3) Instruktur Saka Bahari
d. Acara Musyawarah :
1) Laporan pertanggungjawaban hari yang pelaksanaan tugas Dewan Saka Bahari
yang lama.
2) Laporan pertanggungjawaban keuangan.
3) Usulan Rencana Kerja masa baaakti berikutnya.
4) Pemilihan Dewan Saka Bahari.
e. Pimpinan Musyawarah
Musyawarah Saka Bahari dipimpin oleh Ketua Dewan Saka Bahari atau anggota
Dewan Saka yang telah mendapat mandat dari Ketua Dewan Saka Bahari.
f. Waktu musyawarah
Musyawarah Saka Bahari dilaksanakan 1 (satu) bulan sebelum berakhirnya masa
bakti Dewan Saka.
BAB VIII
KEGIATAN DAN SARANA
Kegiatan Saka Bahari adalah kegiatan dalam rangka mengembangkan bakat dan
minat para anggotanya di bidang kebaharian secara lebih intensif dan terarah, yang
meliputi pokok-pokok kegiatan untuk :
a. Menciptakan Pramuka yang sehat mental dan fisik
b. Mennumbuhkan penghayatan dan kesadaran lingkungan .
c. Merangsang naluri ilmiah / teknologi di bidang kebaharian
d. Menumbuhkan minat dan motivasi untuk menjadi manusia yang produktif, dan
berjiwa wiraswasta dalam kegiatan yang berorientasi kebaharian
30. Sarana
a. Kegiatan Saka Bahari sebanyak mungkin dilaksanakan dalam bentuk praktek
dengan menyajikan kegiatan nyata.
Hal tersebut berarti, bahwa untuk kegiatan Saka Bahari mutlak diperlukan sarana
kegiatan yang berupa :
1. Alat/peralatan
2. Pelengkapan
3. Fasilitas, seperti : kolam renang, tempat berlatih, dan lain sebagainya
4. Sanggar bakti Saka Bahari
b. Pada dasarnya Saka Bahari harus memanfaatkan sarana kegiatan seperti tersebut
pada Pt. 30 a, yang ada di wilayahnya.
c. Sanggar Bakti Saka Bahari
Sanggar Bakti Saka bahari merupakan pangkalan dan tempat para anggota Saka
Bahari dalam membuat perencanaan (planning), Pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating), pengendalian (cotrolling), dan penilaian (evaluasi)
kegiatan Saka Bahari yang juga dapat berfungsi sebagai :
1) Tempat mengadakan latihan dan belajar
2) Tempat musyawarah
3) Tempat untuk bekerja dan beribadat
4) Pangkalan untuk menyebarkan bakti
Pengelolaan Sanggar Saka Bahari dilakukan oleh suatu Tim pengurus yang dipilih
diantara anggota Saka Bahari dengan Pamong Saka sebagai konsultan.
31. Pembiayaan
a. Dana yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan Saka Bahari
diperoleh dari :
1) Iuran para anggota Saka Bahari, yang besarnya ditetapkan dalam musyawarah
Saka Bahari.
2) Hasil usaha dari para pemimpin Saka Bahari
3) Bantuan dari masyarakat yang tidak mengikat
4) Lain-lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka serta aturan perundang-undangan yang
berlaku.
b. Laporan Pertanggungjawaban atas Penggunaan Dana.
1) Dilaksanakan selambat-lambatnya sebulan setelah proyek kegiatan selesai
2) Disampaikaan kepada :
a) Kwartir yang bersangkutan
b) Pimpinan Saka Bahari setempat
c) Musyawarah anggota
d) Dewan Saka Bahari
e) Para penyumbang
BAB IX
DEWAN KEHORMATAN SAKA BAHARI
33. Bentuk
Dewan Kehormatan Saka Bahari berbentuk forum yang bersifat temporer (semacam
Panitia Ad-Hock)
BAB X
LAMBANG SAKA BAHARI
34. Sesuai dengan Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor : Tahun …
….., tentang Lambang/tanda pengenal Saka Bahari.
BAB XI
ADMINISTRASI SAKA BAHARI
35. Administrasi
a. Pelaksanaan administrasi Saka Bahari terpedoman kepada Petunjuk
Penyelenggaraan administrasi umum Gerakan Pramuka
b. Dalam hal prosedur surat-menyurat, Pimpinan Saka Bahari dapat menggunakan
Tanda Pengenal Saka Bahari berupa Stempel Saka Bahari.
BAB XII
PENUTUP
36. a. Apabila dalam Petunjuk Penyelenggaraan Saka Bahari ini masih terdapat
kekurangan, kekeliruan atau kesalahan akan disertakan penambahan dan
pembetulan.
b Hal-hal yang belum diatur dalam Petunjuk Penyelenggaraan Saka Bahari ini, akan
diatur lebih lanjut oleh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
c. Petunjuk Penyelenggaraan Saka Bahari ini dapat dijabarkan lebih lanjut dalam
petunjuk-petunjuk pelaksanaan dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan dan petunjuk-
petunjuk teknis oleh kwartir.
Jakarta, 25 Februari 1991